Presus Ikk Ayu
-
Upload
ayu-lidya-rahmah -
Category
Documents
-
view
74 -
download
5
Transcript of Presus Ikk Ayu
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
BAB INama : Ny. SD Ruang : K.I.A
Umur : 38 tahun PUSKESMAS :NGAMPILAN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. SD
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Ngadiwinatan 66/13
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan terakhir : D3
Tgl kunjungan ke Puskesmas : 29 Januari 2013
Tgl hpme visit I : 31 Januari 2013
Tgl home visit II : 1 Febuari 2013
II. ANAMNESIS
Tanggal : 29 Januari 2013
KELUHAN UTAMA : lemas, pusing berputar
KELUHAN TAMBAHAN : -
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Ngampilan bermaksud untuk kontrol rutin kehamilan, 4
hari sebelumnnya pasien sempat pingsan dirumahnya karena merasa sangat lemah, pasien
merasa kelelahan setelah membuat kue kering, sejak 1 bulan terakhir ini pasien sering merasa
pusing-pusing dan sedikit mual muntah (-) nyeri kepala (-) demam (-)
2. Riwayat Kehamilan ini
Kontrol pertama (K1) pasien tanggal 31 september 2012, terdapat keluahan mual (+) muntah
(+) saat itu umur kehamilan 5 minggu dengan kadar HB 12,09 gr/dl pasien mendapatkan tablet besi,
vitamin B6 dan B12. Kemudian pasien kontrol lagi untuk (K2) pada tanggal 27 desember 2012 tidak
terdapat keluhan, dengan angka HB 11,4 gr/dl DJJ : 150x/menit. Kemudian pada tanggal 29 januari
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
2013 pasien kontrol untuk (K3) pasien mengeluh sejak kontrol terakhir sering merasa pusing dan 4 hari
sebelumnya pasien sempat pingsan dan terjatuh HB saat kontrol 10,4 gr/dl kemudian dilakukan tes urin
didapatkan hasil albumin (-) reduksi (-) dengan Ph : 7.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit Jantung disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi (+) ayah kandung
Riwayat Penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
5. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien belum pernah berobat rutin selain kontrol kehamilannya
6. Riwayat obstetri dan KB
Pasien G5P3A1 anak 1 pasien lahir spontan perempuan di bidan dengan BBL 2700 gr saat ini
berusia 12 tahun, anak 2 pasien lahir spontan laki-laki di bidan dengan BBL 2600 gr saat ini berusia 8
tahun, anak ke 3 pasien lahir spontan perempuan di bidan dengan BBL 2850 gr saat ini berusia 6 tahun.
Sebelum hamil sekarang pasien sempat mengalami keguguran 1 x dan sempat dilakukan kuretase.
Pasien haid teratur setiap bulan, pasien pernah mencoba semua jenis alat kontrasepsi, namun hanya
merasa cocok dengan IUD. Sebelum hamil anak yang terakhir pasien menggunakan KB IUD. 4 tahun
yang lalu pasien sudah tidak memakai IUD lagi dan pasrah saja jika memiliki anak lagi.
RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
7. Riwayat Pribadi
Pasien merupakan seorang ibu dengan tiga orang anak. Pasien adalah seorang ibu rumah
tangga sebelum hamil anak ke empat ini dia bekerja di apotek sebagai bagian administrasi,
suaminya bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan 1,500,000 rupiah tiap bulannya.
Aktivitas sehari-hari pasien dirumah hanya mengurusi anak-anak dan mengerjakan pekerjaan
sambilan yaitu bisnis membayar listrik melalui online payment, setiap bulannya dia
mendapatkan 200,000 rupiah. Pasien tinggal dirumah bersama suami dan ketiga orang anaknya,
pasien sering merasa jenuh karena aktivitas sehari-hari hanya dirumah saja. Pasien sering
bertengkar dengan suami masalah ekonomi, namun tidak pernah bertengkar hebat.
8. Riwayat Sosial
Pasien termasuk orang yang pandai bergaul dengan tetangga di sekitar rumahnya
Pasien aktif ikut pengajian dan arisan di lingkungan tempat tinggal
9. Riwayat Ekonomi
Pasien merasa kondisi ekonominya kurang dan merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya.
Anamnesis Sistem
Neurologi : Pusing (+), kelumpuhan anggota gerak (-), kesadaran menurun (-),
lemas (+)
Respirasi : batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-)
Kardiovaskular : takikardi (-)
Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), BAB cair (-), perut kembung, nyeri perut (-),
nyeri ulu hati (-)
Muskuloskeletal : lemas (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-), leher tegang (-)
Urogenital : nyeri BAK (-), frekuensi BAK normal, anyang-anyangan (-)
Integumentum :gatal (-), bintik-bintik merah (-)
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
III.PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM
Tanda Utama
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital sign : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
Status Gizi : BB : 55 kg LILA : 28 cm
TB : 1,56 m
BMI : 22,4 kg/m2
Kenaikan BB : 6kg
Status Generalis
- Kulit : teraba hangat, tidak kering, turgor kulit kembali < 2 detik, petekie (-).
- Kelenjar limfe : pembesaran (-)
- Kepala : Simetris, mesochepal, distribusi rambut merata
- Muka : Simetris, tidak ada jejas
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikhterik (-/-), pupil isokor 3 mm, reflek
cahaya (+/+)
- Hidung : Deviasi sputum (-), discharge (-)
- Mulut/Gigi : Bibir kering (-), lidah tidak kotor, carries (-)
- Telinga : Simetris, serumen (-/-)
- Leher : pembesaran kelejar tiroid dan kelenjar limfe (-)
- Otot : tonus normal.
- Tulang : deformitas (-).
- Sendi : gerakan bebas, anggota gerak lemas (-), nyeri gerak (-).
RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
PEMERIKSAAN KHUSUS
Thoraks :
Inspeksi : Simetris, gerakan respirasi dalam batas normal, massa (-), retraksi suprasternal (-), retraksi
intercosta (-), hematom (-),deformitas (-).
Jantung :
Palpasi : iktus kordis tak kuat angkat
Perkusi
Batas-batas Jantung Batas kanan atas : SIC II, LPS dextra ;
Batas kiri atas : SIC II, LMC sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV, LPS dextra ;
Batas kiri bawah : SIC IV, LMC sinistra
Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising (-), gallop (-)
Paru-paru :
Depan : Kanan Kiri
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultas
i
Tampak simetris, retraksi suprasternal (-),
retraksi intercosta (-), tidak ada
ketinggalan gerak, hematom (-).
Vokal fremitus kanan sama dengan kiri,
ketinggalan gerak (-)
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-),
Tampak simetris, retraksi suprasternal (-),
retraksi intercosta (-), tidak ada
ketinggalan gerak, hematom (-).
Vokal fremitus kanan sama dengan kiri,
ketinggalan gerak (-)
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-),
Belakang Kanan Kiri
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultas
i
Simetris, Ketinggalan gerak (-),
vokal fremitus ka=ki.
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-).
Simetris, Ketinggalan gerak (-),
vokal fremitus ka=ki.
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-),
RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Abdomen
Inspeksi : TFU 24 cm
Auskultasi : DJJ 154x/menit
Palpasi : Presentasi kepala, punggung atas, kepala belum masuk panggul
Ektremitas
Akral hangat, perfusi jaringan baik, kapilari refil < 2 detik, deformitas (-).
Superior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
Superior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
Inferior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
Inferior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar Hemoglobin (Hb) : 10,2 gr/dl
Urine : reduksi (-) albumin (-) pH : 7
V. DIAGNOSIS
Anemia pada grande multigravida dengan permasalahan ekonomi dan fungsi keluarga yang
baik
VI. PENATALAKSANAAN
Short management Mid management Long management
Promotive Edukasi tentang penyakit,
faktor resiko dan
komplikasinya
RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Preventive Mengkonsumsi makanan
tinggi besi dan protein
Konsumsi vit c
Menghindari konsumsi
teh dan kopi saat minum
tablet besi
Evaluasi penerapan gaya
hidup sehat
Evaluasi penerapan gaya
hidup sehat
Curative Farmakoterapi
Hemafort 2x1
Non farmakoterapi
Edukasi
Diet
(merencanakan
asupan makan
sehri-hari)
Farmakoterapi
Hemafort 2x1
Non farmakoterapi
Edukasi
Diet
(merencanakan
asupan makan
sehri-hari)
Farmakoterapi
Hemafort 2x1
Non farmakoterapi
Edukasi
Diet (merencanakan
asupan makan
sehri-hari)
Rehabilitative Edukasi anemia ibu hamil
Konseling pemecahan
masalah kehidupan
keluarga
Kendalikan HB
Pengaturan pola makan
Kontrol dan minum obat
teratur
Edukasi anemia ibu hamil
Konseling pemecahan
masalah kehidupan
keluarga
Kendalikan HB
Pengaturan pola makan
Kontrol dan minum obat
teratur
Edukasi anemia ibu hamil
Konseling pemecahan
masalah kehidupan
keluarga Kendalikan HB
Pengaturan pola makan
Kontrol dan minum obat
teratur
RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Saran menu harian :
Sarapan :
1 piring nasi
2 potong tempe
1 potong tahu
1 mangkok tumis sayuran
Diantara sarapan dan makan siang :
1 gelas susu
Buah
Makan siang :
1 piring nasi
1 potong ikan
2 potong tempe
1 mangkok tumis sayur
Diantara makan siang dan makan malam :
5 potong biskuit
1 gelas teh/sirup
Makan malam :
1 piring nasi
1 potong ayam/ikan
1 potong tempe
1 mangkuk sayuran
RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
I. ANALISA HASIL KUNJUNGAN RUMAH
KEADAAN RUMAH
Lokasi : rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman yang padat, saling berimpit
dengan rumah tetangga
Kondisi Rumah : bangunan permanen, dinding tembok, atap dari genting, ada langit-
langit, kamar mandi dengan kondisi cukup bersih
Luas : luas rumah ± 70 m2, terdapat 5 orang di dalam rumah
Lantai rumah : lantai keramik dengan kondisi bersih
Pembagian ruangan : terdapat satu ruang tamu, tiga kamar tidur, satu dapur, dan satu kamar
mandi
Pencahayaan : cahaya yang masuk ke ruang depan atau ruang tamu cukup, jendela
dibuka, pasien tidak pernah menyalakan lampu pada siang hari
Kebersihan dan tata letak barang dalam ruangan : kebersihan dalam rumah baik, dan tata letak
barang dalam rumah cukup bersih dan rapi
Sanitasi dasar : persediaan air berasal dari PDAM, jamban terletak di dalam rumah
Halaman : tidak memiliki halaman rumah
Kesan kebersihan : cukup bersih
Kepemilikan barang : pasien memiliki meja dan kursi tamu, tempat tidur, lemari pakaian,
perlengkapan dapur, dan perlengkapan elektronik berupa 1 unit televisi 21 inchi
Tabel. Variabel dan Nilai Skor Variabel Rumah Sehat
No Variabel Skor
1 Lokasi a. Tidak rawan 3
b. Rawan banjir 1
2 Kepadatan Hunian a. Tidak padat (> 8 m2 / orang) 3
b. Padat (< 8 m2 / orang) 1
3 Lantai a. Semen, ubin, keramik, kayu 3
b. Tanah 1
4 Pencahayaan a. Cukup 3
b. Tidak cukup 1
5 Ventilasi a. Ada ventilasi 3
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
b. Tidak ada ventilasi 1
6 Air bersih a. Air dalam kemasan 3
b. Ledeng / PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindungi 2
f. Sumur tidak terlindung 1
g. Mata air tidak terlindung 1
h. Lain-lain 1
7 Pembuangan kotoran (kakus) a. Leher angsa 3
b. Plengsengan 2
c. Cemplung / cubluk 2
d. Kolam ikan/ sungai/ kebun 1
e. Tidak ada 1
8 Septi tank a. Dengan jarak >10 m ari sumber air
minum 3
b. Lainnya 1
9 Kepemilikan WC a. Sendiri 3
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
10 SPAL a. Saluran tertutup 3
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
11 Saluran got a. Mengalir lancar 3
b. Mengalir lambat 2
c. Tidak ada got 1
12 Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3
b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2
e. Dibuang ke sungai 1
f. Dibuang sembarangan 1
RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
g. Lainnya 1
13 Polusi udara a. Tidak ada gangguan polusi 3
b. Ada gangguan 1
14 Bahan bakar masak a. Listrik dan gas 3
b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1
d. Arang/ batu bakar 1
TOTAL 41
Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut :
Baik : skor 35-42 (>83 %)
Sedang : skor 29-34 (69-83 %)
Kurang : skor <29 (<69 %)
Pada pasien termasuk kedalam kategori rumah yang bai k.
- JENIS KELUARGA
Jenis keluarga pasien adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari suami dan istri dan
tiga orang anak
NILAI APGAR
APGAR keluarga merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur sehat/tidaknya
suatu keluarga yang dikembangkan oleh Rusen, Geyman dan Leyton, dengan menilai 5 fungsi
pokok keluarga /tingkat kesehatan keluarga.
KRITERIA PERTANYAAN HAMPIR
SELALU (2)
KADANG-
KADANG (1)
HAMPIR
TIDAK ADA (0)
ADAPTATION Apakah pasien
puas dengan
keluarga karena
masing-masing
anggota keluarga
telah
menjalankan
RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
kewajiban sesuai
dengan yang
seharusnya?
PARTNERSHIP Apakah pasien
puas dengan
keluarga karena
dapat membantu
memberikan
solusi terhadap
permasalahan
yang dihadapi?
GROWTH Apakah pasien
puas dengan
kebebasan yang
diberikan
keluarga untuk
mengembangkan
kemampuan
yang pasien
miliki?
AFFECTION Apakah pasien
puas dengan
kehangatan yang
diberikan oleh
keluarga?
RESOLVE Apakah pasien
puas dengan
waktu yang
disediakan
keluarga untuk
menjalin
RM.012.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
kebersamaan?
TOTAL 9
Skor klasifikasi APGAR :
8-10 Fungsi keluarga baik
4-7 Disfungsi keluarga sedang
0-3 Disfungsi keluarga berat
Berdasarkan hasil penilaian APGAR fungsi keluarga baik
RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
GENOGRAM KELUARGA Z.A
Dibuat tanggal 1 Febuari 2013
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
B : Breadwinner
C : Caregiver
A : ashtma bronchial
DM : diabetes mellitus type 2
HT : hipertensi
JT : penyakit jantung
----- : tinggal satu rumah
: Pasien
JT DM
B DM
HT
A C
RM.014.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
FAMILY MAP
Suami pasien anak ke 3
Anak ke 1 anak ke 2
Keterangan :
: hubungan baik
: hubungan kurang/tidak baik
FAMILY LIFE CYCLE
o Family with children in school
FAMILY SCREEM
ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI
SOCIAL Interaksi antar pasien dengan
keluarga dan masyarakat baik
CULTURAL Pasien dan keluarga hidup sesuai
budaya setempat
RELIGIOUS Keluarga pasien beragama muslim,
mengerjakan sholat 5 waktu
ECONOMY Penghasilan hanya dari suami pasien
sebesar 1,5 juta rupiah per bulan.
Dan uang sampingan dari pasien 200
ribu rupiah
EDUCATION Pendidikan terakhir pasien D3
MEDICAL Pasien dapat menjangkau Puskesmas
sebagai pusat pelayanan primer
Pasien grande multigravida dengan
anemia
FUNGSI KELUARGA
RM.015.
Rumah Pasien
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
1. Fungsi Biologis dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan merupakan ibu dari tiga orang anak
2. Fungsi Afektif
- Hubungan antara pasien dengan suami : baik
- Hubungan antara pasien dengan ketiga anaknya : baik
3. Fungsi Sosial dan budaya
Pasien bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik. Pasien tidak percaya terhadap
mitos-mitos yang ada di masyarakat.
4. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dalam keluarga ini baik, pasien lulusan D3 dan suami S1
5. Fungsi Ekonomi
Pasien adalah ibu rumah tangga penghasilan keluarga didapat hanya dari suami sebesar 1,5
juta rupiah dan tambahan dari sampingan pasien 200 ribu rupiah
6. Fungsi Religius
Fungsi religius penderita berjalan dengan baik. Pasien dan suami rajin sholat 5 waktu setiap
hari.
LOKASI RUMAH
Dibuat tanggal 1 febuari 2013
T
B
U S
RM.016.
Puskesmas Ngampilan
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Jln. K.H. Ahmad Dahlan
DENAH RUMAH
Denah rumah Ny. SD dibuat tanggal 01 febuari 2013
Dapur KM
RM.017.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Ruang keluarga KMR
Ruang Tamu KMR
KMR
Keterangan;
Pintu
Jendela
DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA :
a. Diagnosis :
Anemia pada Grande multigravida dengan permasalahan ekonomi dan fungsi keluarga yang
baik
b. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga inti (nuclear family) ayah ibu dan tiga orang anak
c. Fungsi keluarga yang terganggu :
Tidak ada gangguan fungsi keluarga yang terganggu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nama : Ny. SD Ruang : K.I.A
Umur : 38 tahun PUSKESMAS :NGAMPILAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
RM.018.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin
menjadi berkurang.
. Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehmailan
merupakan masalah nasional mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya sangat besar terhadap sumber daya manusia. Anemia hamil disebut “potensial
danger to mother and child’anemia (potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah
anemia memerlukan perhatian serius dan semua pihak yang terkaitdlam pelayanan kesehatan
pada masa yang akan datang.
Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua
Kriteria anemia menurut WHO adalah:
NO KELOMPOK KRITERIA ANEMIA
1. Laki-laki dewasa < 13 g/dl
2. Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl
3. Wanita hamil < 11 g/dl
B. Macam-macam anemia selama kehamilan
a. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan
kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran
darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi
pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada
kehamilan berikutnya.
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi . Pada gestasi
biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata
mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu
sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas
RM.019.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara
jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan
diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi
besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka
kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.
Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar,
kebutuhan akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut
dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh
berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat
tidak menderita anemia defisiensi besi ( Arisman, 2007 ).
b. Anemia akibat perdarahan akut
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi
sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan,
anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan
mola hidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan
mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti
umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum
apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang
tersisa seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang
hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan
perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam,
terapi besi selama setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan
transfusi darah ( Sarwono, 2005 ).
c. Anemia pada penyakit kronik
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu
dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan
neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan
eritrosit yan sedikit hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,
endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah
secara bermakna menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal
RM.020.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan
peradangan kronik merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia. Beberapa
diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus
(inflammatory bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa,
keganasan, dan arthritis remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan
meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan
pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat
meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi eritropoietin normal.
d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan
sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak
adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita
dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai
pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit
Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar
nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin. Wanita
yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12)
intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak
memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada
alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran
bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara
bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak
diobati).
e. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel
sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria
RM.021.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat
beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan
oleh infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun,
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang
berulang dapat membantu penderita ini.
f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik
Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit yang
parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai trombositopenia,
leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler. Pada sekitar sepertiga kasus,
anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim, leukemia, dan gangguan
imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel induk yang terikat di
sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses
imunologis. Pada penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum
tulang yang kurang dari 25 persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen
(Suhemi, 2007).
C. Fisiologi
a. Metabolisme Besi
Total besi dalam tubuh manusia dewasa sehat berkisar antara 2 gram (pada wanita) hingga 6
gram (pada pria) yang tersebar pada 3 kompartemen, yakni 1). Besi fungsional, seperti hemoglobin,
mioglobin, enzim sitokrom, dan katalase, merupakan 80 % dari total besi yang terkandung jaringan
tubuh. 2). Besi cadangan, merupakan 15-20% dari total besi dalam tubuh, seperti feritin dan
hemosiderin. 3). Besi transport, yakni besi yang berikatan pada transferin.
Sumber besi dalam makanan terbagi ke dalam 2 bentuk:
1. Besi heme, terdapat dalam daging dan ikan. Tingkat absorpsinya tinggi (25% dari kandungan
besinya dapat diserap) karena tidak terpengaruh oleh faktor penghambat.
2. Besi non-heme, berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tingkat absorpsi rendah (hanya 1-2% dari
kandungan besinya yang dapat diserap). Mekanisme absorpsinya sangat rumit dan belum
RM.022.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
sepenuhnya dimengerti. Absorpsi sangat dipengaruhi oleh adanya faktor pemacu absorpsi (meat
factors, vitamin C) dan faktor penghambat (serat, phytat, tanat).
Proses absorpsi besi dibagi menjadi 3 fase:
o Fase Luminal: besi dalam makanan diolah oleh lambung (asam lambung menyebabkan heme
terlepas dari apoproteinnya) hingga siap untuk diserap.
o Fase Mukosal: proses penyerapan besi di mukosa usus. Bagian usus yang berperan penting pada
absorpsi besi ialah duodenum dan jejunum proksimal. Namun sebagian kecil juga terjadi di
gaster, ileum dan kolon. Penyerapan besi dilakukan oleh sel absorptive yang terdapat pada
puncak vili usus. Besi heme yang telah dicerna oleh asam lambung langsung diserap oleh sel
absorptive, sedangkan untuk besi nonheme mekanisme yang terjadi sangat kompleks.
Setidaknya terdapat 3 protein yang terlibat dalam transport besi non heme dari lumen usus ke
sitoplasma sel absorptif. Luminal mucin berperan untuk mengikat besi nonheme agar tetap larut
dan dapat diserap meskipun dalam suasana alkalis duodenum. Agar dapat memasuki sel, pada
brush border sel terjadi perubahan besi feri menjadi fero oleh enzim feri reduktase yang
diperantarai oleh protein duodenal cytochrome b-like (DCYTB). Transpor melalui membrane
difasilitasi oleh divalent metal transporter (DMT-1 atau Nramp-2). Sesampainya di sitoplasma
sel usus, protein sitosol (mobilferrin) menangkap besi feri. Sebagian besar besi akan disimpan
dalam bentuk feritin dalam mukosa sel usus, sebagian kecil diloloskan ke dalam kapiler usus
melalui basolateral transporter (ferroportin atau IREG 1). Besi yang diloloskan akan mengalami
reduksi dari molekul fero menjadi feri oleh enzim ferooksidase, kemudian berikatan dengan
apotransferin dalam kapiler usus.
RM.023.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Gambar 4: proses absorbsi besi
o Fase corporeal: meliputi proses transportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh sel yang
membutuhkan, dan penyimpanan besi di dalam tubuh.
Dalam sirkulasi, besi tidak pernah berada dalam bentuk logam bebas, melainkan berikatan
dengan suatu glikoprotein (β-globulin) pengikat besi yang diproduksi oleh hepar (transferin). Besi
bebas memiliki sifat seperti radikal bebas dan dapat merusak jaringan. Transferin berperan mengangkut
besi kepada sel yang membutuhkan terutama sel progenitor eritrosit (normoblas) pada sumsum tulang.
Permukaan normoblas memiliki reseptor transferin yang afinitasnya sangat tinggi terhadap besi pada
transferin. Kemudian besi akan masuk ke dalam sel melalui proses endositosis menuju mitokondria.
Disini besi digunakan sebagai bahan baku pembentukan hemoglobin.
Kelebihan besi di dalam darah disimpan dalam bentuk feritin (kompleks besi-apoferitin) dan
hemosiderin pada semua sel tubuh terutama hepar, lien, sumsum tulang, dan otot skelet. Pada hepar
feritin terutama berasal dari transferin dan tersimpan pada sel parenkimnya, sedangkan pada organ
yang lain, feritin terutama terdapat pada sel fagosit mononuklear (makrofag monosit) dan berasal dari
pembongkaran eritrosit. Bila jumlah total besi melebihi kemampuan apoferitin untuk menampungnya
maka besi disimpan dalam bentuk yang tidak larut (hemosiderin). Bila jumlah besi plasma sangat
rendah, besi sangat mudah dilepaskan dari feritin, tidak demikian pada hemosiderin. Feritin dalam
jumlah yang sangat kecil terdapat dalam plasma, bila kadar ini dapat terdeteksi menunjukkan cukupnya
cadangan besi dalam tubuh.
RM.024.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Gambar 5: distribusi besi dalam tubuh
b. Sintesis Hemoglobin
Sintesis hemoglobin dimulai sejak stadium pronormoblas, namun hanya sedikit sekali rantai
hemoglobin yang terbentuk. Begitu pula pada stadium normoblas basofil. Baru pada stadium
normoblas polikromatofil sitoplasma sel mulai dipenuhi dengan hemoglobin (± 34%). Sintesa ini terus
berlangsung hingga retikulosit dilepaskan ke peredaran darah.
Pada tahap pertama pembentukan hemoglobin, 2 suksinil Ko-A yang berasal dari siklus krebs
berikatan dengan 2 molekul glisin membentuk molekul pirol. Empat pirol bergabung membentuk
protoporfin IX, yang selanjutnya akan bergabung dengan besi membentuk senyawa heme. Akhirnya
setiap senyawa heme akan bergabung dengan rantai polipeptida panjang (globin) sehingga terbentuk
rantai hemoglobin. Rantai hemoglobin memiliki beberapa sub unit tergantung susunan asam amino
pada polipeptidanya. Bentuk hemoglobin yang paling banyak terdapat pada orang dewasa adalah
hemoglobin A (kombinasi 2 rantai α dan 2 rantai β). Tiap sub unit mempunyai molekul heme, oleh
karena itu dalam 1 rantai hemoglobin memerlukan 4 atom besi. Setiap atom besi akan berikatan dengan
1 molekul oksigen (2 atom O2).
RM.025.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Gambar 6: pembentukan hemoglobin
c. zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan Zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan
pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehillangan Zatbesi sebesar 30 sampai
40 mgr. Disamping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah :
a. Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe
b. Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe
c. Untuk darah janin 100 mgr Fe
Jumlah 900 mgr Fe
Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan mengurus persediaan Fe
tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
D. Etiologi
a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal dari sumber
hewani yang mudah diserap.
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat saat kehamilan
c. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah dan pertambahan darah tidak
sebanding dengan pertambahan plasma
d. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang berlebihan, sering
melahirkan dengan jarak yang dekat.
RM.026.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
e. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis)
E. Faktor resiko
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur seorang ibu
berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20
– 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada
kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum
matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait
dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa
diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap
kajadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin, 2004).
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan
kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus
memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung ( Wiknjosastro, 2005; Mochtar, 2004). Jarak
kelahiran mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia ( Amirrudin dan
Wahyuddin, 2004).
F. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi
yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan janin. Volume plasma meningkat
45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 rata-rata
peningkatan dari volume awal 4 liter menjadi 6 liter. Kmenurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Dengan terjadinya peningkatan volume ini akan
menyebabkan pengenceran darah sehingga hemoglobin dibutuhkan lebih banyak, ketika asupa
secera enteral tidak dapat menkompensasi terjadinya fisiologi kehamilan ini maka muncul lah
anemia defisiensi besi.
Gejala klinis
1. Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia
a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)
b. Nafsu makanan penurun atau anoreksia
c. Sakit kepala
RM.027.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
d. Konsentrasi menurun
e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk
f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia
a. Kulit pucat
b. Kuku-kuku jari pucat
c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)
Menurut Sarwono, (2005) Pengaruh Anemia terhadap kehamilan
a. Penyakit yang timbul akibat anemia anemia :
1) Abortus
2) Partus prematurus
3) Partus lama karena inerlia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri
5) Syok
6) Infeksi baik intra partum maupun post partum
7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat mneyebabkan
dekompensasi kordis.
b. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti :
1) Kematian mudigah
2) Kematian perinatal
3) Prematuritas
4) Dapat terjadi cacat bawan
5) Cadangan besi kurang
G. Penatalaksanaan
Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan
kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan
asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia.
a. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati, dan telur
adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi,
RM.028.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/beras yang masih ada
kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati
dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk
dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan
tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.
b. Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya
mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat besi dalam
tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian.
c. Hindari teh dan kopi
Menghindari konsumsi teh dan kopi saat mengkonsumsi tablet besi dan kurangi
konsumsinya selama kehamilan karena akan mengganggu penyerapan zat besi di saluran
penernaan.
Medikamentosa
Terapi oral merupakan pilihan pertama karena efektif, murah, dan aman, terutama sulfas ferosus.
Penanganan anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi yang diminum (oral) atau dapat secara
suntikan (parenteral). Terapi oral adalah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero gluconat,
atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per
bulan. Sedangkan pemberian preparat parenteral adalah dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20
ml) intravena atau 2×10 ml secara intramuskulus, dapat meningkatkan hemoglobin relatif cepat yaitu
2gr%. Pemberian secara parenteral ini hanya berdasarkan indikasi, di mana terdapat intoleransi besi
pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan pasien yang buruk. Untuk
meningkatkan penyerapan dapat diberikan bersama vitamin C 3x100 mg/hari.
H. Pencegahan
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna
hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi
pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
RM.029.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada
trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia
defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang
disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis
pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari .
Mengatur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana (KB)
RM.030.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
BAB III
PEMBAHASAN
Nama : Ny. SD Ruang : K.I.A
Umur : 38 tahun PUSKESMAS :NGAMPILAN
ANALISA KASUS
Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 31 januari 2013 pukul 12.30 s/d 13.30 dan
tanggal 01 febuari 2013 pukul 11.00-12.00. Saat kunjungan dilakukan pasien sedang duduk-
duduk diteras. Pasien mengeluhkan masih sedikit pusing.
Dari anamnesis yang dilakukan ternyata yang diduga mempengaruhi terjadinya anemia
pada penderita ini selain karena dia berada pada trimester ketiga dimana kebutuhan besi dari
bayi meningkat juga didapatkan kurangnya asupan makanan, pasien sering merasa tidak nafsu
makan, sehingga dalam sehari pasien bisa hanya makan 2 kali saja dengan porsi yang kecil.
Selain karena tidak nafsu makan himpitan ekonomi yang dialaminya juga membuat pasien
memilih untuk memberikan makanannya untuk anak-anaknya yang masih dalam masa
pertumbuhan. Pasien juga termasuk malas dalam mengkonsumsi tablet besi yang dia dapatkan
setelah kontrol pasien juga sering lupa untuk meminum tablet tersebut. Pasien hanya
mengkonsumsi beberapa tablet saja kemudian tidak minum lagi.
Pendekatan yang dilakukan adalah penatalaksaan dengan merencanakan asupan
makanan sehari-harinya, menyarankan untuk rutin meminum tablet besi yang didapatkanya
dari puskesmas. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat
mengancam ibu dan bayi.
RM.031.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
Andonotopo W, Arifin MT. 2005. Kurang Gizi pada Ibu Hamil: Ancaman pada janin.
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Arisman . 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
Depkes RI, 2000. Gerakan Partipasif Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui dan Bayi. Jakarta :
Depkes RI
Manuaba, I.B.G, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta
Manuaba, I. B. G. 2001. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta.
EGC
Niver, G. 2002. Anemia Ibu Hamil. Jakarta : Djambatan
World Health Organization. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005. World Health
Organization global database on anaemia. Atlanta, 2006.h. 1-39
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-391-62850896-tesis.pdf
RM.032.