Preskes'Mata'Kun

23
STATUS PASIEN I. IDENTITAS Nama : Tn. S Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Alamat : Karanganyar Tanggal Pemeriksaan :10 April 2012 No. RM : 01122197 II. ANAMNESIS A. KELUHAN UTAMA Pandangan mata kiri kabur & terlihat baying-bayang B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang dengan keluhan pandangan mata kiri kabur seperti melihat bayangan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Jika mata bergerak bayangan ikut bergerak, kabur dirasakan perlahan- lahan dan semakin bertambah parah saat ini. Saat ini pasien tidak ada masalah dalam daya lihat warnannya. Pasien tidak mengalami benturan pada mata maupun terkena zat kimia. Mual-muntah (-), mata nrocos (+) jika terkena sinar. Mata merah 1

Transcript of Preskes'Mata'Kun

Page 1: Preskes'Mata'Kun

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. S

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Karanganyar

Tanggal Pemeriksaan :10 April 2012

No. RM : 01122197

II. ANAMNESIS

A. KELUHAN UTAMA

Pandangan mata kiri kabur & terlihat baying-bayang

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan pandangan mata kiri kabur seperti

melihat bayangan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Jika mata bergerak

bayangan ikut bergerak, kabur dirasakan perlahan-lahan dan semakin

bertambah parah saat ini. Saat ini pasien tidak ada masalah dalam daya lihat

warnannya. Pasien tidak mengalami benturan pada mata maupun terkena

zat kimia. Mual-muntah (-), mata nrocos (+) jika terkena sinar. Mata merah

(-), nyeri mata (-), nyeri tekan (-), mata mengganjal (-), demam (-), pasien

pertama kali berobat ke puskesmas kemudian dirujuk ke RSUD

Karanganyar. Di RSUD Karanganyar tidak mendapat terapi dan didiagnosa

sebagai katarak, karena keterbatasan sarana maka dirujuk ke RSUD Dr.

Moewardi.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat Hipertensi : disangkal

1

Page 2: Preskes'Mata'Kun

Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

Riwayat Alergi : disangkal

Riwayat Sakit Serupa : disangkal

Riwayat Pemakaian kacamata :disangkal

Riwayat Trauma :disangkal

Riwayat Operasi Mata : disangkal

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal

Riwayat Alergi : disangkal

E. KESIMPULAN ANAMNESIS

OS OD

Proses : - Gangguan Penglihatan

Lokalisasi : - Lensa

Sebab : - Degeneratif

Perjalanan : - Kronis

Komplikasi : - Belum ditemukan

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. KESAN UMUM

Keadaan umum baik, composmentis, gizi kesan cukup

B. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

OD OS

Visus sentralis jauh 6/6 6/30

Pinhole - visus tidak membaik

Koreksi emetrop non koreksi

Visus sentralis dekat

Koreki tidak dilakukan tidak dilakukan

2

Page 3: Preskes'Mata'Kun

Visus perifer

Konfrontasi test tidak dilakukan tidak dilakukan

Proyeksi sinar : normal normal

Persepsi warna : baik baik

C. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

OD OS

1. Sekitar Mata

Tanda Radang :tidak ada tidak ada

Luka :tidak ada tidak ada

Sikatrik :tidak ada tidak ada

Kelainan Warna :tidak ada tidak ada

Kelainan Bentuk :tidak ada tidak ada

2. Pasangan Bola Mata dalam Orbita

Heteroforia :tidak ada tidak ada

Strabismus :tidak ada tidak ada

Exoftalmus :tidak ada tidak ada

Enoftalmus :tidak ada tidak ada

3. Ukuran Bola Mata

Mikroftalmus :tidak ada tidak ada

Makroftalmus :tidak ada tidak ada

Ptosis Bulbi :tidak ada tidak ada

Atrofi Bulbi :tidak ada tidak ada

4. Gerakan Bola Mata

Temporal Superior :normal normal

Temporal Inferior :normal normal

Temporal :normal normal

Nasal :normal normal

Nasal Superior :normal normal

Nasal Inferior :normal normal

5. Kelopak Mata

3

Page 4: Preskes'Mata'Kun

Gerakan :dalam batas normal dalam batas normal

Oedem :tidak ada tidak ada

Hiperemis :tidak ada tidak ada

Lebar Rima :10 mm 10 mm

6. Tekanan Intra Oculer

Palpasi :TN TN

Tonometer Schiotz :tidak dilakukan tidak dilakukan

7. Konjungtiva Palpebra Superior

Oedem :tidak ada tidak ada

Hiperemis :tidak ada tidak ada

Sekret :tidak ada tidak ada

8. Konjungtiva Fornix

Oedem :tidak ada tidak ada

Hiperemis :tidak ada tidak ada

Sekret :tidak ada tidak ada

9. Konjungtiva Palpebra Inferior

Oedem :tidak ada tidak ada

Hiperemis :tidak ada tidak ada

Sekret :tidak ada tidak ada

10. Konjungtiva Bulbi

Oedem :tidak ada tidak ada

Hiperemis :tidak ada tidak ada

Sekret :tidak ada tidak ada

Injeksi Konjungtiva :tidak ada tidak ada

Injeksi Siliar :tidak ada tidak ada

11. Sklera

Warna :putih putih

Penonjolan :tidak ada tidak ada

12. Kornea

Ukuran :12 mm 12 mm

4

Page 5: Preskes'Mata'Kun

Limbus : jernih jernih

Permukaan :rata rata

Sensibilitas :normal normal

Keratoskop :tidak dilakukan tidak dilakukan

Flourescin Test :tidak dilakukan tidak dilakukan

Arcus Zenilis :ada ada

13. Camera Oculi Anterior

Isi :jernih jernih

Kedalaman :normal normal

14. Iris

Warna :coklat coklat

Sinekia Anterior :tidak ada tidak ada

Sinekia Posterior :tidak ada tidak ada

15. Pupil

Ukuran :3 mm 3 mm

Letak :sentral sentral

Bentuk :bulat bulat

Reflek Dierct : (+) (+)

Reflek Indirect : (+) (+)

16. Lensa

Ada/tidak :ada ada

Kejernihan :jernih keruh di bagian tengah,

warna putih, berupa

bercak-bercak

Letak :sentral sentral

Shadow test :(-) (+)

17. Corpus Vitreum

Kejernihan :tidak dilakukan tidak dilakukan

IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN

OD OS

5

Page 6: Preskes'Mata'Kun

Pupil bulat, sentral, 3mm bulat, sentral,3 mm

Lensa jernih keruh di bagian tengah,

warna putih, berupa

bercak-bercak

Corpus vitreum tidak dievaluasi tidak dievaluasi

V. DIAGNOSIS BANDING

OS Leukokoria

VI. DIAGNOSIS

OS Katarak senilis immatur

VII. TERAPI

OS Phacoemulsifikasi/ Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler (EKEK)dengan IOL

Lokal Anestesi

VIII.PLANNING

Slitlamp

USG

Pengukuran tekanan bola mata

Pemeriksaan jantung

Pemeriksaan darah lengkap

Biometri

IX. PROGNOSIS

OD OS

Ad vitam - Bonam

Ad sanam - Bonam

Ad fungsionam - Dubia

Ad cosmeticum - Bonam

6

Page 7: Preskes'Mata'Kun

X. GAMBAR

OD OS

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA MATA

Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat

tembus cahaya yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadi akomodasi.

Lensa berbentuk cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang.

Pada keadaan normal, cahaya atau gambar yang masuk akan diterima oleh lensa

mata, kemudian akan diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya atau

gambar tadi akan diubah menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak

melalui saraf penglihatan dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat

dipahami.

Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di

dalam kapsul lensa. Epitel lensa membentuk serat lensa secara terus-menerus

sehingga mengakibatkan memadatnya seat di bagian sentral sehingga

membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang

7

Page 8: Preskes'Mata'Kun

paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang paling tua. Di bagian luar nukleus

terdapat serat yang lebih muda disebut korteks lensa. Korteks yang terletak di

sebelah depan nukleus disebut korteks anterior, sedangkan yang di belakang

nukleus disebut korteks posterior. Nukleus memiliki konsistensi yang lebih keras

dibandingkan korteks. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat Zonula Zinn yang

menggantungkan lensa di seluruh equatornya pada badan siliar.

Secara fisiologik, lensa memiliki sifat tertentu:

1. Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting dalam akomodasi

untuk menjadi cembung

2. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan

3. Terletak di tempatnya

Keadaan patologik lensa dapat berupa:

1. Kekenyalan berkurang pada orang tua sehingga mengakibatkan presbiopi

2. Keruh atau disebut katarak

3. Tidak berada di tempatnya atau subluksasi atau luksasi

B. KATARAK

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi

akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa, atau kedua-duanya. Biasanya

kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak

mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama.

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, tapi dapat juga

akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.

Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti

glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan

dengan penyakit intraokular lainnya. Katarak juga dapat disebabkan oleh bahan

toksik ataupu obat-obatan seperti eserin (0.25-0.5%), kortikosteroid, ergot dan

antikolinesterase topikal. Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat

menimbulkan katarak, seperti : diabetes melitus, galaktosemia dan distrofi

miotonik.

8

Page 9: Preskes'Mata'Kun

Katarak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Fisik

2. Kimia

3. Penyakit predisposisi

4. Genetik dan gangguan perkembangan

5. Infeksi virus di masa pertumbuhan janin

6. Usia

Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam

penglihatan menurun secara progresif. Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa

tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu. Pada mata

akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat.

Kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lens seperti korteks

dan nukleus.

Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan slit

lamp, funduskopi pada kedua mata bila mungkin. Sebaiknya dilakukan

pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukan pembedahan untuk melihat

apakah kekeruhan sebanding dengan turunnya tajam penglihatan. Pada katarak

nuklear tipis dengan miopia tinggi akan terlihat tajam penglihatan yang tidak

sesuai, sehingga mungkin penglihatan yang turun akibat kelainan pada retina

dan bila dilakukan pembedahan akan memberikan hasil tajam penglihatan pasca

bedah yang tidak memuaskan. Sebaliknya pada katarak kortikal posterior yang

kecil, akan mengaibatkan penurunan tajam penglihatan yang sabgat berat pada

penerangan yang sedang ataupun keras akan tetapi bila pasien berada di tempat

gelap maka tajam penglihatan akan memperlihatkan banyak kemajuan.

Pengobatan katarak adalah tindakan pembedahan. Setelah pembedahan

lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa intraokular.

C. KATARAK SENILIS

9

Page 10: Preskes'Mata'Kun

Telah diketahui bahwa katarak senil ada hubungannya dengan

bertambahnya umur dan berkaitan dengan proses ketuaan yang terjadi di dalam

lensa. Perubahan yang tampak adalah bertambah tebalnya nukleus dengan

berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinik, proses ketuaan lensa sudah

tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan lensa akibat mulai terjadinya

sklerosis lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam bentuk keluhan presbiopi.

Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal dan kupuliform.

1. Katarak nuklear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama

kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuning-kuningan menjadi

coklat dan kemudian menjadi kehitam-hitaman. Keadaan ini disebut katarak

brunesen atau nigra.

2. Katarak kortikal

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung

dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa.

3. Katarak kupuliform

Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau

nuclear. Kekeruhan terletak di lapis korteks posterior dan dapat memberikan

gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat

bertambahnya katarak. Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak

komplikata.

Perbedaan stadium katarak senil

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong ke

depan

Normal Normal

10

Page 11: Preskes'Mata'Kun

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik

mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test (-) (+) (-) (-)

Penyulit Tidak ada Glaukoma

fakotopik /

fakomorfik

Tidak ada Glaukoma

fakolitik, uveitis

fakotoksik

Stadium katarak senil:

1. Katarak insipien

Pada stadium ini kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk gerigi

menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak

subkapsular posterior, dimana kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular

posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks jaringan berisi

jaringan degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipien. Kekeruhan ini

dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama

pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap dalam waktu

yang lama. Pemeriksaan shadow test negatif.

2. Katarak imatur

Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Volume lensa

bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang

degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan

hambatan pupil sehingga terjadi glaukoma sekunder. Pemeriksaan shadow

test positif.

3. Katarak matur

Pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa.

Kekeruhan ini terjadi akibat deposit ion Ca yang menyeluruh. Cairan lensa

akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi

11

Page 12: Preskes'Mata'Kun

kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi

lensa. Bilik mata depan akan berukuran normal kembali.

Pemeriksaan shadow test negatif.

4. Katarak hipermatur

Stadium ini telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi

keras atau lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari

kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering.

Pada pemeriksaan dengan slit lamp terlihat bilik mata dalam dan adanya

lipatan kapsul lensa. Bila proses katarak progresif disertai dengan kapsul

lensa yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat

keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk seperti kantong susu

disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih

berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak morgagni.

Manifestasi Klinis

Gejala katarak senilis biasanya berupa keluhan penurunan tajam

penglihatansecara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif).

Penglihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan pupil mata tampak berwarna

keputihan. Apabila katarak telah mencapai stadium matur lensa akan keruh

secara menyeluruh sehingga pupilakan benar-benar tampak putih. Gejala umum

gangguan katarak) meliputi :

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

2. Peka terhadap sinar atau cahaya.

3. Dapat terjadi penglihatan ganda pada satu mata.

4. Memerlukan pencahayaan yang baik untuk dapat membaca.

5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Diagnosis

Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaanfisik. Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk

mendeteksi adanyapenyakit-penyakit yang menyertai (contoh: diabetes melitus,

hipertensi,cardiacanomalies). Penyakit seperti diabetes militus dapat

12

Page 13: Preskes'Mata'Kun

menyebabkan perdarahanperioperatif sehingga perlu dideteksi secara dini

sehingga bisa dikontrol sebelumoperasi.

Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk

mengetahuikemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak

subkapsuler posterior dapatmembaik dengan dilatasi pupil. Pada pemeriksaan

slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra, konjungtiva,dan kornea dalam

keadaan normal. Iris, pupil, dan COA terlihat normal. Pada lensapasien katarak,

didapatkan lensa keruh. Lalu, dilakukan pemeriksaan shadow test untuk

menentukan stadium pada penyakit katarak senilis. Ada juga pemeriksaan-

pemeriksaan lainnya seperti biomikroskopi, stereoscopic fundus

examination,pemeriksaan lapang pandang dan pengukuran TIO.

Penatalaksanaan

Terapi definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Beberapa

tahun terakhir bermacam-macam teknik operasi telah dikembangkan dari tulisan

teknik kuno sampai teknik terbaru fakoemulsi. Berdasarkan integritas dari

capsula posterior lensa, 2 tipe utama bedah lensa adalah intracapsular catarak

extraction (ICCE) dan extracapsular cataract extraction ( ECCE).

1. Ekstraksi katarak intrakapsular

Sebelum adanya instrumen bedah mikro yang lebih modern dan IOL

yang baik, ICCE merupakan metode yang lebih disukai untuk pengangkatan

katarak. Teknik ini melibatkan mengangkat seluruh lensa termasuk kapsula

posterior. Dalam melakukan teknik ini tidak perlu khawatir terhadap

perkembangan selanjutnya dan penanganan dari opasitas kapsul. Teknik ini

dapat dilakukan dengan alat – alat yang sedikit canggih dan di daerah dimana

tidak terdapat mikroskop operasi dan sistem irigasi.

Bagaimanapun sejumlah kerugian dan komplikasi post operasi, insisi

limbus yang lebar sering 160o-180o dikaitkan dengan beberapa faktor risiko

yang mengikutinya seperti penyembuhan yang terlambat, keterlambatan

perbaikan visus, timbulnya astigmatismat, inkarserasi iris, luka operasi yang

13

Page 14: Preskes'Mata'Kun

bocor, inkarserasi vitreus. Edem kornea merupakan suatu keadaan yang

umum terjadi saat operasi dan komplikasi post operasi. Meskipun banyak

komplikasi post operasi, namun ICCE masih dapat digunakan pada kasus-

kasus dimana zonular rusak berat, sehingga dapat dilakukan pengangkatan

lensa dengan sukses.

ICCE merupakan kontraindikasi absolut pada anak-anak dan dewasa

muda dengan katarak dan kasus-kasus dengan trauma ruptur kapsular.

Kontraindikasi relatif adalah miopia tinggi, sindrom marfan, katarak

morgagni, dan adanya vitreus di bilik mata depan.

2. Ekstraksi katarak ekstrakapsular

Berbeda dengan ICCE, ECCE melibatkan pengangkatan nukleus lensa

dengan membuka kapsula anterior dan meninggalkan kapsula posterior.

ECCE mempunyai sejumlah keuntungan dibandingkan ICCE, yang

berhubungan dengan intaknya kapsula posterior, yaitu :

a. Insisi yang kecil pada ECCE dan sedikit trauma dari endotel kornea

b. Komplikasi cepat dan lambat dari vitreus sampai kornea, iris dapat

diminimalisasi atau dieliminasi

c. Tempat anatomi yang baik terhadap IOL bila kapsula posterior masih intak

d. Sebaliknya, kapsula yang intak menyebabkan masuknya bakteri dan

mikroorganisme lain ke dalam kamera okuli anterior selama proses

pembedahan, yang bisa mencapai rongga vitreus posterior dan dapat

menyebabkan endoptalmitis

Komplikasi

Berikut ini adalah komplikasi besar intraoperatif yang ditemukan selama

operasi katarak, yaitu :

1. Kamera okuli anterior dangkal atau datar

2. Ruptur kapsul

3. Edem kornea

14

Page 15: Preskes'Mata'Kun

4. Perdarahan atau efusi suprakoroid

5. Perdarahan koroid yang ekspulsif

6. Tertahannya material lensa

7. Gangguan vitreous dan inkarserasi ke dalam luka

8. Iridodialisis

Berikut ini merupakan komplikasi besar post operatif yang ditemukan segera

selama operasi katarak, yang sering terlihat dalam beberapa hari atau minggu

setelah operasi, yaitu :

1. Kamera okuli anterior datar atau dangkal karena luka robek

2. Terlepasnya koroid

3. Hambatan pupil

4. Hambatan korpus siliar

5. Perdarahan suprakoroid

6. Edem stroma dan epitel

7. Hipotoni

8. Sindrom Brown-Mc. Lean (edem kornea perifer dengan kornea sentral jernih

sangat sering terlihat mengikuti ICCE)

9. Perlekatan vitreokornea dan edem kornea yang persisten

10. Perdarahan koroid yang lambat

11. Hifema

12. Tekanan intraokuler yang meningkat (sering karena tertahannya

viskoelastis)

13. Edem makular kistoid

14. Terlepasnya retina

15. Endoptalmitis akut

16. Sindrom uveitis-glaukoma-hifema (UGH)

Berikut ini adalah komplikasi besar post operatif yang lambat, terlihat dalam

beberapa minggu atau bulan setelah operasi katarak :

1. Jahitan yang menginduksi astigmatismus

2. Desentrasi dan dislokasi IOL

15

Page 16: Preskes'Mata'Kun

3. Edem kornea dan keratopati bullous pseudopakia

4. Uveitis kronis

5. Endoptalmitis kronis

6. Kesalahan penggunaan kekuatan IOL

Prognosis

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang

tepatsehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan

pembedahan padasaat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya

baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Ilyas, S., Mailangkay, HHB., Taim, H., Saman, R., Simarwata, M., Widodo, PS.

(eds). 2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa

Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto.

Razi. 2011. Katarak Senilis. http://razimaulana.wordpress.com/2011/03/24/katarak-

senilis/

16