Preskes Neuro Meningitis

31
PRESENTASI KASUS SEORANG LAKI-LAKI USIA 31 TAHUN DENGAN MENINGITIS Oleh:

Transcript of Preskes Neuro Meningitis

Page 1: Preskes Neuro Meningitis

PRESENTASI KASUS

SEORANG LAKI-LAKI USIA 31 TAHUN DENGAN

MENINGITIS

Oleh:

Page 2: Preskes Neuro Meningitis

Rusdi Dalius Boya /G0004191 Sukma Hapsari /G99121045

Candrika Izzatika P /G9911112033 M. Nurzakky /G99121029

Izzatul Muna /G9911112083 Tutut Desi F /G99121047

Kunti Nurul U /G99121024 Maria Leony R /G99121026

Bramadhya Fragil J /G99121009

Pembimbing:

dr. Subandi Sp.S, FINS

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT SYARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

2013

BAB I

STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. S

Umur : 31 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Sopir

Alamat : Sukoharjo, Jawa Tengah

No. RM : 01179248

B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama

Penurunan kesadaran

Page 3: Preskes Neuro Meningitis

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien merupakan rujukan dari RS PKU Muhammadiyah, Selogiri

dengan penurunan kesadaran dan demam. Pasien sulit untuk diajak

berkomunikasi, hanya berbaring dan jika diajak berkomunikasi hanya

dapat mengeluarkan suara/erangan tanpa arti.

3 hari sebelumnya pasien dibawa ke RS PKU Muhammadiyah,

Selogiri karena keluhan yang sama namun karena tidak ada perubahan,

pasien dirujuk ke RSDM.

6 hari sebelumnya, pasien mengeluhkan demam tinggi, sakit kepala,

dan tubuh lemas. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, batuk sejak 1

bulan yang lalu namun dahak tidak bisa keluar, dan sesak napas sehingga

dibawa ke Puskesmas Bulu, Sukoharjo. Disana pasien dirawat inap selama

3 hari, namun tidak ada perbaikan sehingga dirujuk ke RS PKU

Muhammadiyah, Sukoharjo.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat stroke/TIA : disangkal

Riwayat mondok : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit dengan keluhan serupa : disangkal

Riwayat sakit gula : (+) ibu pasien

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

Riwayat minum jamu-jamuan : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

3

Page 4: Preskes Neuro Meningitis

Riwayat minum obat bebas : disangkal

6. Riwayat Gizi

Sebelumnya pasien makan tiga kali dalam satu hari, porsi sedang dengan

nasi, lauk pauk tahu, tempe, telur, kadang-kadang ikan. Pasien jarang

makan buah dan minum susu.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai sopir truk. Pasien tinggal bersama ibu, kakak, dan

adiknya di rumah. Pasien belum menikah. Pasien membayar biaya

perawatan di RSDM dengan Jamkesmas.

ANAMNESIS SISTEM

Anamnesis sistem dilakukan tanggal 23 Februari 2013.

a. Sistem saraf pusat : nyeri kepala (+), kejang (-)

b. Sistem Indera

- Mata : berkunang- kunang (-), pandangan dobel (-),

penglihatan kabur (-), pandangan berputar (-)

- Hidung : mimisan (-), pilek (-)

- Telinga : pendengaran berkurang (-), tinitus (-), keluar

cairan (-), darah (-), nyeri (-)

c. Mulut : sariawan (-),gusi berdarah (-), mulut kering (-),

gigi tanggal (-), gigi goyang (-), bicara pelo (-)

d. Tenggorokan : sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-)

e. Sistem respirasi : sesak nafas (+), batuk (+), batuk darah (-),

mengi (-) tidur mendengkur (-)

f. Sistem kardiovaskuler : sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada (-),

berdebar-debar (-)

4

Page 5: Preskes Neuro Meningitis

g. Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), susah

berak (+), perut sebah (-), mbeseseg (-),

kembung (-), nafsu makan berkurang (+),

ampek (-), tinja lunak, warna kuning.

h. Sistem muskuloskeletal : nyeri (-), nyeri sendi (-), kaku (-), kelemahan

anggota gerak (-)

i. Sistem genitourinaria : mengompol (-), sulit mengontrol kencing (-)

j. Ekstremitas atas : luka (-), tremor (-), ujung jari terasa dingin (-),

kesemutan (-/-), bengkak (-), kelemahan (-/-),

sakit sendi (-), panas (-) berkeringat (-)

k. Ekstremitas bawah : luka (-), tremor (-), ujung jari terasa dingin (-),

kesemutan (-/-), sakit sendi lutut kiri (-),

kelemahan (-/-)

l. Sistem neuropsikiatri : kejang (-), gelisah (+), mengigau (+), emosi

tidak stabil (-)

m.Sistem Integumentum : kulit sawo matang, pucat (+), kering (-), terasa

tebal (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : sakit sedang, GCS E4V3M6, gizi kesan kurang

Vital sign

TD :110/70 mmHg

Nadi : 104x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup

RR : 24x/ menit tipe thoracoabdominal

Suhu : 38,40C (per aksiler)

Status Neurologis

a. Kesadaran : GCS E4V3M6

b. Fungsi luhur : normal

c. Fungsi vegetatif : kateter urin, Nasogastric Tube, IV line

5

Page 6: Preskes Neuro Meningitis

d. Fungsi sensorik : normal

e. Fungsi motorik dan reflek :

Kekuatan Tonus R.fisiologis R.patologis5 5 N N +2 +2 - -

5 5 N N +2 +2 - -

f. Nervus Cranialis

1. N. I : s.d.e

2. N. II : dalam batas normal

3. N. III, IV, VI : RC (+/+), pupil isikor (3mm/3mm), gerakan bola

mata sulit dievaluasi

4. N. V : reflek kornea (+/+)

5. N.VII : dalam batas normal

6. N. VIII : dalam batas normal

7. N. IX : dalam batas normal

8. N. X : dalam batas normal

9. N.XI : dalam batas normal

10. N. XII : dalam batas normal

g. Reflek Batang Otak

- Pupil isokor (3mm/3mm)

- Reflek kornea (+/+)

- Doll’s eye (+/+ )

- Gag reflex (+)

i. Meningeal Sign

- Kaku kuduk : (+)

- Tanda Brudzinski I : (-)

- Tanda Brudzinski II : (+)

- Tanda Kernig : (+)

6

Page 7: Preskes Neuro Meningitis

j. Provokasi test

- Laseque : (-/-)

- Patrick : (-/-)

- Contra Patrick : (-/-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium Darah

Pemeriksaan 18/2 19/2 20/2 23/2 Satuan Nilai normal

Hematologi Rutin

Hb 11.5 10.6 g/dl 12.0 – 15.6

Hct 35 36 33 – 45

AL 7.2 15.0 103/l 4.5 - 11.0

AT 432 519 103/l 150 - 450

AE 3.97 4.14 106/l 4.10 – 5.10

Gol. Darah AIndex Eritrosit

MCV 86.9 /um 80-96

MCH 25.6 Pg 28-33

MCHC 29.5 g/dl 33-36

RDW 17.3 % 11.6 – 14.6

HDW 2.9 g/dl 2.2 – 3.2

MPV 6.9 Fl 7.2 – 11.1

PDW 46 % 25 – 65Hitung Jenis-netrofil -limfosit-monosit-eosinofil-basofil

94.203.701.400.500.00

%%%%%

55.00-80.0022.00-44.000.00-7.000.00-4.000.00-2.00

Kimia Klinik

GDS 94 206 mg/dl 60-140

GDP mg/dl 70-110

G2PP mg/dl 80-140

HbA1c % 4.8 – 5.9

Gamma GT 84 mg/dl 60-140

7

Page 8: Preskes Neuro Meningitis

Alkali fosfatase

30 u/l <55

SGOT 197 19 u/l 0-35

SGPT 198 42 u/l 0-45

Bilirubin total 0.57 mg/dl 0.00-1.00

Bilirubin direct 0,33 mg/dl 0.00-0.30Bilirubin indirect

0.24 mg/dl 0.00-0.70

Prot. Total g/dl 3.2 – 4.6

Albumin 3,4 2.6 g/dl 3.2 – 4.6

Globulin g/dl -

Kreatinin 0,5 0.4 mg/dl 0.6 -1.1

Ureum 26 26 mg/dl < 50

Asam urat mg/dl 2.4 - 6.1

Kol. Total mg/dl 50 – 200

HDL Kol. mg/dl 31 – 75

LDL Kol. mg/dl 88 – 186

Trigliserida mg/dl <150

Besi (SI) ug/dl 27 – 138

TIBC ug/dl 228 – 428

Sat.transferin % 15 – 45

Feritin ng/ml 20.0 – 200.0Elektrolit

Natrium 123 118 116 mmol/L 136-145

Kalium 3,6 3.5 3.8 mmol/L 3.3-5.1

Klorida 91 88 mmol/L 98-106

Kalsium ion 1.10 mmol/L 1.17-1.29Serologi Hepatitis

Anti Hbc Negatif

HbeAg non reaktif

Anti HCVNon

reaktifnon reaktif

HbsAgNon

reaktifnon reaktif

Analisa Gas Darah

PH 7.452

BE 0.3

PCO 2 35.1

PO 2 81.8

8

Page 9: Preskes Neuro Meningitis

Hematokrit 30

HCO3 24.6

Total CO2 22.2

O2 Saturasi 96.0

2. Pemeriksaan Cairan Otak

Pemeriksaan 20/2 Satuan Nilai Normal

Warna Tidak berwarna

Kejernihan Keruh

Bekuan Tidak

ditemukan

Tes Pandy Positif Negatif

Tes Nonne Positif Negatif

Glukosa 70 mg/dL 32-82

Jumlah sel 3890 /uL <32

Hitung jenis sel

PMN

13 % -

Hitung jenis MN 81 % -

3. Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan 20/2 Satuan Nilai Normal

Warna Yellow

Kejernihan Clear

Berat jenis 1.010 1.015-1.025

PH 7.5 4.5-8.0

Leukosit Negatif /uL Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Protein Negatif mg/dL Negatif

Glukosa Normal mg/dL Normal

Keton Negatif mg/dL Negatif

9

Page 10: Preskes Neuro Meningitis

Urobilinogen Normal mg/dL Normal

Bilirubin Negatif mg/dL Negatif

Eritrosit Negatif /uL Negatif

4. Pemeriksaan Feses

Hasil : tinja lunak warna coklat, tidak ditemukan parasit maupun fungus

patogen.

E. RESUME

Pasien merupakan rujukan dari RS PKU Muhammadiyah, Selogiri

dengan penurunan kesadaran dan demam. Pasien sulit untuk diajak

berkomunikasi, hanya berbaring dan jika diajak berkomunikasi hanya

dapat mengeluarkan suara/erangan tanpa arti.

3 hari sebelumnya pasien dibawa ke RS PKU Muhammadiyah,

Selogiri karena keluhan yang sama namun karena tidak ada perubahan,

pasien dirujuk ke RSDM.

6 hari sebelumnya, pasien mengeluhkan demam tinggi, sakit kepala,

dan tubuh lemas. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, batuk sejak 1

bulan yang lalu namun dahak tidak bisa keluar, dan sesak napas sehingga

dibawa ke Puskesmas Bulu, Sukoharjo.. Disana pasien dirawat inap selama

3 hari, namun tidak ada perbaikan sehingga dirujuk ke RS PKU

Muhammadiyah, Sukoharjo.

Pada pameriksaan laboratorium darah tanggal didapatkan Hb 11,5

g/dl, AE 3,97 .106/l (18 Februari 2013); Hb 10,6 g/dl, AL 15.103/l, AT

10

Page 11: Preskes Neuro Meningitis

519 106/l, AE 4,14 106/l, Neutrofil 94,20 %, Limfosit 3,70 % (19

Februari 2013). Pemeriksaan cairan otak: keruh, tidak berwarna, tidah

ditemukan bekuan, tes pandy positif, tes nonne positif, glukosa 70mg/dL,

jumlah sel 3890 / uL, hitung jenis sel PMN 13 %, hitung jenis MN 81 %

(20 Februari 2013).

F. DIAGNOSIS

K: Riwayat penurunan kesadaran, meningeal sign (+)

T: Meningens

E: Meningitis

G. PENATALAKSANAAN

1. Infus Nacl 0.9% 20 tpm

2. Injeksi metronidazol 500 mg/8 jam

3. Injeksi gentamicin 80 mg/12 jam

4. Injeksi ranitidin 50 mg/12 jam

5. Injeksi dexamethason 5 mg/8 jam

6. Injeksi ketorolac 1 amp/12 jam

7. Paracetamol tab 4x500mg

8. Dulcolax tab 1x2tab

H. PLANNING

1. Konsul Interna

2. Konsul Paru

3. Konsul Psikiatri

4. Monitoring KUVS

I. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad malam

Ad sanam : dubia ad malam

11

Page 12: Preskes Neuro Meningitis

Ad fungsionam : dubia ad malam

12

Page 13: Preskes Neuro Meningitis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Lapisan Selaput Otak/Meninges

Otak dibungkus oleh selubung mesodermal, meninges. Lapisan luarnya

adalah pachymeninx atau durameter dan lapisan dalamnya, leptomeninx

dibagi menjadi arachnoidea dan piameter.

1. Duramater

Dura kranialis atau pachymeninx adalah suatu struktur fibrosa yang kuat

dengan suatulapisan dalam (meningeal) dan lapisan luar (periostal). Kedua

lapisan dural yangmelapisi otak umumnya bersatu, kecuali di tempat di

tempat dimana keduanya berpisah untuk menyediakan ruang bagi sinus

venosus (sebagian besar sinus venosusterletak di antara lapisan-lapisan

dural), dan di tempat dimana lapisan dalammembentuk sekat di antara

bagian-bagian otak.

Duramater lapisan luar melekat pada permukaan dalam cranium dan juga

membentuk periosteum, dan mengirimkan perluasan pembuluh dan fibrosa

kedalam tulang itu sendiri; lapisan dalam berlanjut menjadi dura

spinalis.Septa kuat yang berasal darinya membentang jauh ke dalam

cavum cranii. Di anatara keduahemispherium terdapat invaginasi yang

disebut falx cerebri. Ia melekat pada cristagalli dan meluas ke crista

frontalis ke belakang sampai ke protuberantia occipitalisinterna, tempat

dimana duramater bersatu dengan tentorium cerebelli yang meluas kedua

sisi. Falx cerebri membagi pars superior cavum cranii sedemikian rupa

sehinggamasing-masing hemispherium aman pada ruangnya sendiri.

Tentorium cerebelliterbentang seperti tenda yang menutupi cerebellum dan

letaknya di fossa craniii posterior. Tentorium melekat di sepanjang sulcus

transversus os occipitalis dan pinggir atas os petrosus dan processus

clinoideus. Di sebelah oral ia meninggalkanlobus besar yaitu incisura

tentorii, tempat lewatnya trunkus cerebri. Saluran-saluranvena besar, sinus

dura mater, terbenam dalam dua lamina dura.

13

Page 14: Preskes Neuro Meningitis

2. Arachnoidea

Membrana arachnoidea melekat erat pada permukaan dalam dura dan

hanya terpisahdengannya oleh suatu ruang potensial, yaitu spatium

subdural. Ia menutupi spatiumsubarachnoideum yang menjadi liquor

cerebrospinalis, cavum subarachnoidalis dandihubungkan ke piamater oleh

trabekulae dan septa-septa yang membentuk suatuanyaman padat yang

menjadi system rongga-rongga yang saling berhubungan.

Dari arachnoidea menonjol ke luar tonjolan-tonjolan mirip jamur kedalam

sinus-sinus venosus utama yaitu granulationes pacchioni

(granulationes/villiarachnoidea). Sebagian besar villi arachnoidea terdapat

di sekitar sinus sagitalissuperior dalam lacunae lateralis. Diduga bahwa

liquor cerebrospinali memasukicirculus venosus melalui villi. Pada orang

lanjut usia villi tersebut menyusup kedalam tulang (foveolae granulares)

dan berinvaginasi ke dalam vena diploe.

Cavum subaracnoidea adalah rongga di antara arachnoid dan piamater

yangsecara relative sempit dan terletak di atas permukaan hemisfer

cerebrum, namunrongga tersebut menjadi jauh bertambah lebar di daerah-

daerah pada dasar otak.Pelebaran rongga ini disebut cisterna arachnoidea,

seringkali diberi nama menurut struktur otak yang berdekatan. Cisterna ini

berhubungan secara bebas dengan cisternayang berbatasan dengan rongga

sub arachnoid umum.

Cisterna magna diakibatkan oleh pelebaran-pelebaran rongga di atas

subarachnoid diantara medulla oblongata dan hemisphere cerebellum;

cistena ini bersinambung dengan rongga subarachnoid spinalis. Cisterna

pontin yang terletak  pada aspek ventral dari pons mengandung arteri

basilaris dan beberapa vena. Di bawah cerebrum terdapat rongga yang

lebar di antara ke dua lobus temporalis. Rongga ini dibagi menjadi cisterna

chiasmaticus di ats chiasma opticum, cisternasupraselaris di atas diafragma

sellae, dan cisterna interpeduncularis di antara peduncle cerebrum. Rongga

diantara lobus frontalis, parietalis, dan temporalis dinamakancisterna

fissure lateralis (cisterna sylvii).

14

Page 15: Preskes Neuro Meningitis

3. Piamater

Piamater merupakan selaput jaringan penyambung yang tipis yang

menutupi permukaan otak dan membentang ke dalam sulcus, fissure dan

sekitar pembuluh darahdi seluruh otak. Piamater juga membentang ke

dalam fissure transversalis di bawah corpus callosum. Di tempat ini pia

membentuk tela choroidea dari ventrikel tertiusdan lateralis, dan

bergabung dengan ependim dan pembuluh-pembuluh darah choroideus

untuk membentuk pleksus choroideus dari ventrikel-ventrikel ini. Pia

danependim berjalan di atas atap dari ventrikel keempat dan membentuk

tela choroidea ditempat itu.

B. Liquor Cerebrospinalis (LCS)

1. Fungsi

LCS memberikan dukungan mekanik pada otak dan bekerja

seperti jaket pelindung dari air. Cairan ini mengontrol

eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa

keluar metabolit-metabolit (otak tidak mempunyai pumbuluh

limfe), dan memberikan beberapa perlindungan terhadap perubahan-

perubahan tekanan (volume venosus volume cairan cerebrospinal)

2. Komposisi dan Volume

Cairan cerebrospinalis jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Nilai

normal rata-ratanya lebih penting diperlihatkan pada tabel.

15

Page 16: Preskes Neuro Meningitis

LCS terdapat dalam suatu system yang terdiri dari spatium

liquor cerebrospinalis internum dan externum yang saling berhubungan.

Hubungan antarakeduanya melalui dua apertura lateral dari ventrikel

keempat (foramen Luscka) danapetura medial dari ventrikel keempat

(foramen Magendie). Pada orang dewasa,volume cairan cerebrospinal total

dalam seluruh rongga secara normal ± 150 ml; bagian internal (ventricular)

dari system menjadi kira-kira setengah jumlah ini. Antara400-500 ml cairan

cerebrospinal diproduksi dan direabsorpsi setiap hari.

3. Tekanan

Tekanan rata-rata cairan cerebrospinal yang normal adalah 70-180

mm air; perubahanyang berkala terjadi menyertai denyutan jantung dan

pernapasan. Takanan meningkat bila terdapat peningkatan pada volume

intracranial (misalnya, pada tumor), volumedarah (pada perdarahan), atau

volume cairan cerebrospinal (pada hydrocephalus)karena tengkorak dewasa

merupakan suatu kotak yang kaku dari tulang yang tidak dapat

menyesuaikan diri terhadap penambahan volume tanpa kenaikan tekanan.

4. Sirkulasi LCS

LCS dihasilkan oleh pleksus choroideus dan mengalir dari ventriculus

lateralis kedalam ventriculus tertius, dan dari sini melalui aquaductus sylvii

masuk ke ventriculusquartus. Di sana cairan ini memasuki spatium liquor

cerebrospinalis externum melaluiforamen lateralis dan medialis dari

16

Page 17: Preskes Neuro Meningitis

ventriculus quartus. Cairan meninggalkan systemventricular melalui

apertura garis tengah dan lateral dari ventrikel keempat danmemasuki

rongga subarachnoid. Dari sini cairan mungkin mengalir di ataskonveksitas

otak ke dalam rongga subarachnoid spinal. Sejumlah kecil

direabsorpsi(melalui difusi) ke dalam pembuluh-pembuluh kecil di piamater

atau dindingventricular, dan sisanya berjalan melalui jonjot arachnoid ke

dalam vena (dari sinusatau vena-vena) di berbagai daerah – kebanyakan di

atas konveksitas superior.Tekanan cairan cerebrospinal minimum harus ada

untuk mempertahankan reabsorpsi.Karena itu, terdapat suatu sirkulasi cairan

cerebrospinal yang terus menerus di dalamdan sekitar otak dengan produksi

dan reabsorpsi dalam keadaan yang seimbang.

C. Pengertian Meningitis

Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak

dan spinal cord, yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal

(Lewis, 2005). Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter, arakhnoid dan

subararakhnoid infeksi biasanya menyebabkan meningitis   dan chemical

meningitis juga dapat menjadi meningitis bisa akut atau kronik yang

disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit. (Lemone. 2004).

Meningitis adalah inflamasi meningen yang juga dapat menyerang arakhonoid

dan subarakhonoid, infeksi menyebar sampai subarakhonoid melalui cairan

serebrospinal sekitar otak dan spinal cord (Joyce M black,2005). Berdasarkan

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu inflamasi

meningen yang juga dapat menyebar ke arakhonoid dan subarakhonoid pada

otak dan spinal cord, yang disebabkan oleh bakteri , virus jamur atau protozoa.

D. Etiologi Meningitis

Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme tetapi

kebanyakan klien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti

fraktur tulang tengkorak, infeksi sistemik, lainnya. Etiologi dapat

dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi :

17

Page 18: Preskes Neuro Meningitis

A.   Bakteri: haemophilus influenzae, neisseria meningitidis (meningococcal),

diplococus pneunomia (pneumoccal), streptococcus group A,

staphylococcus aureus, escherichia coli, klebsiella, proteus,

pseudomonas.

B.  Virus: abses otak , encephalitis , limfoma leukemia atau darah diruang

arakhnoid, cytomegalovirus , polyoma virus, herpes simplex dan herpes

zoster .

C.  Jamur: cryptococcus

E. Patofisiologi

Otak dilapisi oleh duramater, arakhonoid dan piamater. Cairan

Serebrospinal (CSF) diproduksi oleh fleksus koroid yang berada didasar

ventrikel lateral dan diatas ventrikel ke III dan IV. Setiap hari diproduksi 500-

800 ml CSF. Setelah CSF bersirkulasi di otak dan medulla spinalis, CSF akan

direabssorpsi melalui villi arakhonoid, dalam lapisan arakhonoid meninges.

Organisme (bakteri, virus , jamur dan protozoa) masuk  SSP melalui pembuluh

darah dan blood brain barrier, jalan masuk yang langsung terjadi sebagai akibat

dari trauma, prosedur pembedahan  atau abses cerebri /ruptur. Otorhea atau

rhinorrhea mungkin disebabkan karena fraktur basis tengkorak bisa mengarah

terjadinya meningitis organisme. Meningitis menyerang mekanisme pertahanan

tubuh spesifik dan non spesifik untuk masuk dan bereplikasi dalam CSF.

Pertahanan ini meliputi barrier kulit, barrier darah – otak, respon inflamasi

nonspesifik dan respon imun. Infeksi cairan serebrospinal dan meningeal

menyebabkan respon inflamasi pada piamater , arakhnoid dan CSF. Pembuluh

darah yg mengalami inflamasi di dalam area sekitar otak mengeluarkan cairan

sebagai respon permeabilitas sel. Cairan serebrospinal mengalami kekeruhan,

terbentuk eksudat. Eksudat yang purulen menginfiltrasi saraf  kranial dan

membloks fleksus koroid dan villi arakhnoid. Eksudat menyebabkan inflamasi

dan edema lebih lanjut sel meningeal. Pembesaran pembuluh darah, eksudat,

gangguan aliran CSF dan edema sel meningeal menyebabkan peningkatan TIK.

18

Page 19: Preskes Neuro Meningitis

Dengan peningkatan TIK, maka perfusi serebral menurun dan kehilangan

autoregulasi serebal (LeMone, 2004).

F. Tanda dan Gejala

Demam, sakit kepala hebat, neusea, muntah dan nuchal rigidity (kaku

kuduk) adalah tanda-tanda utama pada meningitis. Tanda kernig positif,

brudzinsky positif, photophobia, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda

peningkatan TIK mungkin juga dapat timbul (Lewis,2005). Klien dengan

meningitis bakteri biasanya mengalami demam, menggigil, nyeri kepala, nyeri

punggung dan abdomen, mual dan muntah. Iritasi meningel menyebabkan

nuchal rigidity /kaki duduk (LeMone ,2004).

G. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada meningitis adalah  peningkat TIK 

yang menyebabkan penurunan kesadaran . Komplikasi lain pada meningitis

yaitu disfungsi neurology,disfungsi saraf kranial (N.C III,IV VII atau VIII ),

hemiparesis , dysphasia dan hemiparesia. Mungkin juga dapat terjadi syok,

gangguan koagulasi, komplikasi septic (bacterial endokarditis) dan demam

yang terus – menerus. Hidrosefalus dapat terjadi jika eksudat menyebabkan

adhesi yang dapat mencegah aliran CSF normal dari ventrikel. DIC (Dimensi

Intravascular Coagulation) adalah komplikasi yang serius pada meningitis yang

dapat menyebabkan kematian (Lewis, 2005).

H. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan daiagnostik yang paling utama untuk mendiagnosa

meningitis yaitu analisa CSF tetapi lumbal pungsi tidak dilakukan bila ada

peningkatan TIK, karena bisa menyebabkan herniasi jaringan otak di medula

dan cardiopulmonary arrest. Pada meningitis bakteri tekanan meningkat, cairan

keruh atau berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa

menurun, kultur positif beberapa jenis bakteri. Sedangkan pada meningitis

virus tekanan bervariasi, CSF biasanya jernih, sel darah putih meningkat,

19

Page 20: Preskes Neuro Meningitis

glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus

biasanya hanya dengan prosedur  khusus. CIE (Counter Immono

Electrophoresis) bisa dilakukan untuk  mengidentifikasi kemungkinan sumber

infeksi karena bakteri kultur darah dan urin, tenggorok dan hidung. Glukosa

serum meningkat, LDH serum meningkat (pada meningitis bakteri), sel darah

putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutropil (infeksi bakteri),

elektrolit darah abnormal, LED meningkat. CT Scan/MRI dapat membantu

melokalisasi lesi, melihat ukuran atau letak ventrikel, hematoma daerah

serebral, hemoragik atau tumor. EEG mungkin terlihat gelombang lambat

secara vokal atau umum (encephalitis) atau voltasenya meningkat (abses).

Rontgen dada, kepala dan sinus mungkin ada indikasi infeksi atau sumber

infeksi intrakranial.

I. Penatalaksanaan

Keefektifan pengobatan tergantung pada pemberian dini antibiotik yang

mampu menembus barier blood – brain ke dalam lapisan subarakhnoid.

Antibiotik penicillin (ampisillin, piperasillin) atau salah satu chepalosporin

(ceftriaxone sodium, cefotaxim sodium) dapat digunakan.  Vacomyan

hydrocloride tunggal atau kombinasi dengan rifampisin juga dapat digunakan

jika bakteri telah teridentifikasi. Antibiotik dosis tinggi diberikan secara

intravena.

Dexametason dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada meningitis

akut dan meningitis pneumococcus. Dexametasone dapat diberikan bersamaan

dengan antibiotik untuk mensupresi inflamasi dan mengefektifkan pengobatan

pada orang dewasa serta tidak meningkatkan resiko perdarahan

gastrointestinal. Dehidrasi dan syok dapat diatasi dengan penambahan volume

cairan. Seizure yang terjadi pada tahap awal penyakit dapat dikontrol dengan

phenitoin/dilantin (Lewis, 2005).  

20

Page 21: Preskes Neuro Meningitis

DAFTAR PUSTAKA

Anderson P. Syilvia. (1994). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta: EGC

Le Mone, P and Burke, K.M. (2005). Medical Surgical Nursing, Critical Thinking

In Clien Care. New Jersey: Prentice Hall Upper Sadle River.

Lewis, S.W. at. Al. (2005). Medical Surgical Nursing, Assesment and

Management of Clinical Problems. St. Louis : CV. Mosby.

Luckman, Joan, MA, RN (1997). Saunders Manual of nursing Care. Philadelphia :

W.B. Saunders Company.

21