Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

101

Click here to load reader

description

 

Transcript of Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Page 1: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

MATERI PEMBAHASAN LAPORAN FAKTA ANALISAPENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG

DAN ZONING REGULATION KAWASAN

CV. TRI MATRA DISAINKONSULTAN PERENCANA DAN PENGAWAS

Page 2: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

A. PENDAHULUANLatar Belakang – Maksud, Tujuan,

Sasaran –– Lingkup Materi – Lokasi Kegiatan - Keluaran

B. TINJAUAN KEBIJAKANKebijakan-kebijakan yang terkait dengan pekerjaan Penyusunan RDTR dan Zoning Regulation WBD

Jatiuwih

C. RONA KAWASAN PERENCANAAND. ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

E. TUJUAN, KEBIJAKAN & STRATEGI PENATAAN KAWASANRumusan awal tujuan, kebijakan dan strategi penataan Kawasan Jatiluwih

Page 3: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

A.1. Latar Belakang

UU No. 26

Tahun 2007

Perda Prov. Bali No. 16 Tahun 2009

(RTRWP)

Kawasan WBD Jatiluwih

PERMASALAHAN

Turunnya produksi beras di Kabupaten Tabanan

Turunnya kepemilikan lahan pertanian

Adanya alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi fasilitas pariwisata

POTENSI

Keberadaan kawasan WBD Jatiluwih sebagai lumbung padi Kabupaten Tabanan

Memegang peranan penting dalam penegmbangan wilayah

Sebagian besar sawah merupakan sawah abadi

Kawasan Strategis dari sudut sosial

budaya

UU No. 11 Tahun

2010

RTRW KAB. TABANAN

Page 4: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

A.2. Maksud-Tujuan-Sasaran

Maksud

• Menyusun peraturan zonasi sebagai instrument pengendalian pemanfatan ruang di Kawasan WBD Jatiluwih, Kecamatan Penebel

Tujuan• Memberikan bantuan teknis dalam pengaturan

zonasi di Kawasan WBD Jatiluwih, Kecamatan Penebel sehingga pengembangan kawasan tersebut dapat lebih tertib dan terkendali

Page 5: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Sasaran

• Tersusunnya Raperda beserta materi Peraturan Zonasi Kawasan WBD Jatiluwih, Kecamatan Penebel dengan kedalaman peta sekurangnya 1 : 5.000 yang dapat memenuhi kebutuhan pembangunan.

• Tersusunnya mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang yang menyangkut aspek kelembagaan, perizinan, insentif dan disinsentif, pengenaan sanksi hukum, dan hal-hal yang menyangkut tertib tata ruang lainnya

A.2. Maksud-Tujuan-Sasaran

Page 6: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

A.3. Ruang Lingkup Materi

Kompilasi Data (Rona Kawasan)

Analisis Data

Persiapan

Pengumpulan Data dan Observasi

Tinjauan Kebijakan

Perumusan Konsepsi Kawasan

Strategis

Perumusan Detail Rencana Tata

Ruang Kawasan Strategis

Muatan Materi Tujuan Penataan BWPRencana Pola RuangRencana Jaringan PrasaranaPenetapan Sub BWP prioritasKetentuan Pemanfaatan Ruang

Perumusan Zoning Regulation

Kawasan Strategis

Substansi ZoningArahan Penentuan KawasanKetentuan Penggunaan Peraturan PembangunanPengendalian Pemanfaatan

Page 7: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

A.3. Lokasi Kegiatan

Provinsi Bali

Kabupaten Tabanan

Kawasan Jatiluwih

Page 8: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Kawasan WBD JatiluwihTerdiri dari 9 desa

Luas Wilayah: 8.478 Ha

Luas Subak: 2.472 Ha

A.4. Deliniasi Kawasan Warisan Budaya Dunia Jatiluwih

No. Subak Catur Angga Desa Adat Desa Dinas Luas Desa

(Ha)

1. Subak Bedugul Wangaya Gede

Wongaya Gede 3.023

2. Subak Jatiluwih Jatiluwih Jatiluwih 2.233

3. Subak Kedampal Mengesta Mengesta 751

4. Subak Klocing Kloncing Penatahan 359

5. Subak Penatahan Penatahan Pesagi 541

6. Subak Pesagi Pesagi Tengkudak 506

7. Subak Piak Puakan Rejasa 244

8. Subak Piling Rejasa Sangketan 450

9. Subak Puakan Sangketan Tegallinggah 371

10. Subak Rejasa Tegallinggah

11. Subak Sangketan Tengkudak

12. Subak Tegallinggah

13. Subak Tengkudak

14. Subak Wangaya Betan

Total 8.478

Berdasarkan Peraturan Bupati Tabanan No. 34 Tahun 2011tentang Penetapan Kawasan dan Pelestarian Warisan Budaya Kabupaten Tabanan

Page 9: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih
Page 10: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

B. Tinjauan Kebijakan

UU No.11 Tahun 2010 tentang Kawasan Cagar Budaya

Kawasan Jatiluwih merupakan kawasan cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan.

Perda No. 16 Tahun 2009 tentang RTRW Provinsi Bali

Kawasan WBD Jatiluwih merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya.

Pengembangan & peningkatan fungsi kawasan dalam Pelestarian dan peningkatan nilai sosial budaya daerah Bali.RTRW Kab. Tabanan Tahun 2011 – 2030 Kawasan WBD Jatiluwih termasuk kedalam kawasan PPK Penebel yang berpusat pada Desa Penatahan dan Desa Tegallinggah.UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Hutan yang ditetapkan sebagai fungsi lindung dan konservasi, keberadaan luas dan fungsinya tetap dipertahankan

Page 11: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

PPK Penebel

B.1. RTRWP Bali / Perda No.16/2009 (1)RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BALI

Sub

Menu

Page 12: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

B.1. RTRWP Bali / Perda No.16/2009 (2)

RENCANA POLA RUANG PROVINSI BALI

Sub

Menu

Page 13: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih

B.1. RTRWP Bali / Perda No.16/2009 (3)KAWASAN STRATEGIS PROVINSI BALI

Sub

Menu

Page 14: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

RENCANA STRUKTUR RUANGKABUPATEN TABANAN

Sub

Menu

B.2. RTRWK TABANAN 2011-2031 (1)

Page 15: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Sub

Menu

RENCANA POLA RUANGKABUPATEN TABANAN

B.2. RTRWK TABANAN 2011-2031 (2)

Page 16: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Kawasan Jatiluwih

KAWASAN STRATEGISKABUPATEN TABANAN

NO

NAMA KAWASAN STRATEGIS DESA KECAMATAN

2 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Dan Budaya

 Kawasan radius kesucian Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan terdiri atas:

   

  1.       kawasan Pura Tanah Lot Desa Beraban Kediri  2.       kawasan Pura Pekendungan Desa Beraban Kediri  3.       kawasan Pura Resi Desa Nyambu Kediri

  4.       kawasan Pura Luhur Serijong Desa Antap Selemadeg

  5.       kawasan Pura Gadingwani Desa LalanglinggahSelemadeg Barat

  Kawasan Desa Wisata, terdiri atas      1.       Kawasan Desa Wisata Pinge Desa Penge Marga

  2.       Kawasan Desa Wisata Jatiluwih Desa Jatiluwih Penebel

B.2. RTRWK TABANAN 2011-2031 (3)

Page 17: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

RONA KAWASAN PERENCANAAN

Page 18: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C. RONA KAWASAN PERENCANAAN

Rona Fisik Dasar

Pemanfaatan Ruang

Rona Kependudukan

Prasarana & Utilitas Umum

Rona Perekonomian

Tata Bangunan & Lingkungan

Daerah Rawan Bencana

Page 19: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

• Areal Perkebunan

• Perumahan Penduduk

• hamparan Gunung Batukaru

Utara

• Tukad Yeh Ho

Selatan

• Hutan Lindung Batukaru

Barat

• Desa Senganan

Timur

C.1.1 Kawasan WBD Jatiluwih

Batas Administrasi

Page 20: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.1. Fisik Dasar

C.1.1. Topografi

1

3

4

5

2

Ketingian >1000 meter DPL

Ketingian 750-1000 meter DPL

Ketingian 500-750 meter DPL

Ketingian 25-500 meter DPL

Ketingian 0-250 meter DPL

Page 21: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Ketingian >1000 meter DPL

Ketingian 750-1000 meter DPL

Ketingian 500-750 meter DPL

Ketingian 25-500 meter DPL

C.1.1. Topografi

Page 22: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Fisik Dasar

2-5 % (Agak Landai)

• Berada di sebelah selatan wilayah perencanaan yang jauh dari kawasan hutan Batukaru

• Wilayah yang termasuk kemiringan lereng ini terletak di desa Pesagi dan Rejasa

5-15 % (Landai)

• Berada di sebelah tengah wilayah perencanaan• Wilayah yang termasuk kemiringan lereng ini terletak di desa Penatahan,

Tegallinggah dan sebagian wilayah Desa Tengkudak di sebelah selatan

>40 % (Curam)

• Tersebar di wilayah yang berbatasan langsung dengan Hutan Batukaru• Desa-Desa yang termasuk ke dalam kelerengan ini adalah sebagian besar

Desa Mangesta, Desa Wongaya Gede dan Desa Jatiluwih

1

2

31

2

3

C.1.2. Kemiringan Lahan

Page 23: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.2.1 Penggunaan Lahan

Sawah29%

Semak/Tegalan

6%Perkebunan42%

Pekarangan4%

Lainnya20%

45

7

3

6

Luas Wilayah: 8.478 Ha

Luas Subak: 2.472 Ha

C.2. Pemanfaatan Ruang

Page 24: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Pada kawasan ini, yang harus diperhatikan dalam

penggunaan lahan adalah subak, dimana sistem subak

ini berkaitan erat dengan jenis irigasinya

C.2.2 Pemanfaatan Ruang

Page 25: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

No. Desa Nama Aliran SungaiNama

sungai/Mata AirNama daerah

irigasisubak luas

1 Jatiluwih Yeh Ho Atas Yeh Ho/Mata Air Gunung Sari

D.I Gunung Sari

Subak Gunung Sari35

      Yeh Baat D.I Jatiluwih Subak Jatiluwih 390          Subak Umakayu            Subak Kesabahan            Subak Besikalung            Subak Kedamian            Subak Kesambi            Subak Soka 1792 Tengkudak Yeh Mawa Barat Yeh Mawa D.I Puakan Subak Puakan 34

    Yeh Mawa TimurYeh Ayung

D.I Tengkudak Subak Tengkudak160

          Subak Manis Bayu            Subak Uma Desa  

3Wongaya

GedeYeh Mawa Timur

Yeh AyungD.I Bedugul Subak Bedugul

121          Subak Piak 158          Subak Keloncing 101          Subak Bedugul 132

4 Mangesta Yeh Ho AtasYeh baat

D.I JatiluwihSubak Wangaya Betan 9

      Yeh Tampalan D.I Kedampal Subak Kedampal 75    YehMawa Timur Yeh Pusut D.I Peselatan Subak Peselatan 36        D.I Piling Subak Piling 48        D.I Asah Subak Asah 104        D.I Mengesta Subak Mengesta 10

5 Pesagi Pangkung Pangkung Tegalseka

D.I Pesagi Subak Pesagi158

      Pangkung Pesagi      6 Rejasa Yeh Ho Bawah Yeh Ho Bawah D.I Rajasa Subak Rajasa 265    Pangkung Kebon Pangkung          Pangkung Menjangan        7 Sangketan Pangkung Poh Pangkung Poh D.I Sangketan Subak Sangketan 209    Pundak Pundak      

8 Tegallinggah Yeh MawaYeh Mawa

D.I Tegallinggah

Subak Tegallinggah63

    Yeh Kekeran        9 Penatahan Yeh Sapuan Yeh Sapuan D.I Penatahan Subak Penatahan 185

   Yeh Pangkung Pulukpuluk Yeh Pangkung

    

   Yeh Pangkung Kilangkilung  

    

    Yeh Panyuan Yeh Panyuan          Yeh Pundak Yeh Pundak      

Total Luas Subak 2472

Organisasi Subak Basah di Kawasan Jatiluwih

Page 26: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Pola bermukim di kawasan perencanaan WBD Jatiluwih adalah pola pemukiman yang berkembang secara alami dan memiliki sebuah pola permukiman yang banyak ditemui di kawasan perbukitan atau dataran tinggi yaitu pola linear terpencar atau dispersed linear

Pola Permukiman di Desa Jatiluwih

Pola Permukiman di

Desa Rejasa

C.2.2 Pemanfaatan Ruang

Page 27: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Jenis Fasilitas

Pendidikan

Jumlah(Unit)

TK 13

SD 20

SMP 1

SMA 0

Jumlah 34

SD di Kawasan WBD Jatiluwih

SMP di Kawasan WBD Jatiluwih

Fasilitas Pendidikan

C.2.2 Pemanfaatan Ruang

Penyebaran Permukiman dan Fasilitas

Page 28: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Jenis Fasilitas Kesehatan

Jumlah(Unit)

Posyandu 57

Puskesmas 1

Puskesmas Pembantu 6

Dokter Praktek 1

Pos KB 9

Jumlah 74Praktek Dokter

Pos Kesehatan Desa

Fasilitas KesehatanC.2.2 Pemanfaatan RuangPenyebaran Permukiman

dan Fasilitas

Puskesmas

Page 29: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Jenis Fasilitas

Peribadatan

Jumlah(Unit)

Pura 197

Gereja Kristen 1

Gereja Katolik 2

Jumlah 200

Fasilitas PeribadatanC.2.2 Pemanfaatan RuangPenyebaran Permukiman

dan Fasilitas

Page 30: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Fasilitas Perniagaan

Jumlah (Unit)

Pasar Umum 1

Pertokoan 1

Restoran 7

Warung 349

Art Shop 5

Jumlah 363

Fasilitas Perekonomian

Jumlah (Unit)

Bank 2

Lembaga Perkreditan Desa

27

KUD 1

Fasilitas Ekonomi

Fasilitas Olahraga

Jumlah (Unit)

Sepak Bola 197

Bola Volley 1

Tenis Meja 2

Jumlah 200

Fasilitas Olahraga

C.2.2 Pemanfaatan Ruang

Page 31: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.3. Kependudukan & Sosial Budaya Jumlah Penduduk Kawasan WBD Jatiluwih (Tahun 2011)

adalah 21379 Jiwa

Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk

di Kecamatan PenebelPeriode Tahun 2003 – 2011

Jumlah KK di Kawasan WBD Jatiluwih

Desa2011

JumlahL P

Jatiluwih 1279 1401 2680Mengesta 1302 1360 2662Wongaya Gede 1778 1884 3662

Tengkudak 1313 1311 2624

Penatahan 1271 1361 2632Resaja 795 849 1644Pesagi 928 1004 1932

Tegallingah 723 779 1502

Sengketan 929 1112 2041

Jumlah 10318 11061 21379

C.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Page 32: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Kelompok umur 45 - 49 tahun menunjukkan angka yang paling

tinggi yaitu sebesar 1.699 jiwa atau 9,2%

Kelompok umur diatas 80 tahun menunjukkan angka yang paling

rendah yaitu sebesar 380 jiwa atau 2%

Berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin Tahun 2012 di Kawasan WBD Jatiluwih yang dikeluarkan oleh BPS, jumlah penduduk

perempuan (9.418 jiwa) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki

(9.053)

C.3.2 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur dan Jenis Kelamin

Page 33: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Jumlah Penduduk Menurut Agama

Jumlah (Jiwa)

Hindu 21.109

Islam 89

Kristen 70

Katolik 111

Jumlah 21.379

Hindu98.74%

Islam0.42%

Kristen0.33% Katolik

0.52%

HinduIslamKristenKatolik

Jumlah Penduduk menurut Agama

Prosentase Jumlah Penduduk menurut Agama

C.3.3 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur dan Jenis Kelamin

Page 34: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Sektor Primer = mata pencaharian di bidang pertanian dalam arti luas. Sektor Sekunder = mata pencaharian di bidang perdagangan dan

industri. Sektor Tersier = mata pencaharian di bidang antara lain perbankan,

listrik dan air, pengangkutan, dan pemerintahan/jasa-jasa.

Pertanian68.43%

Pe-ter-naka

n2.49%

Perkebuna

n9.93%

Perdagan-gan3.19%

In-dustri0.57%

Pen-gangkutan0.38%

Per-bankan

0.06%

Pe-mer-inta-han/Jasa

14.96%

Primer80.85%

Sekunder3.76

%

Ter-sier

15.39%

C.3.4 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian

Page 35: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.4. Perekonomian

Berkembangnya sektor perdagangan & jasa ditunjang : Pasar Umum, Rumah

Makan, Warung, Art Shop Bank, KUD dan LPD

C.4.1. Potensi Sektor Perdagangan dan Jasa

Page 36: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.4.2. Potensi Sektor Pertanian

Tanaman perkebunan yang diprioritaskan adalah kopi, panili, cengkeh, kelapa dan kakao

Peternakan yang berkembang merupakan peternakan rakyat dengan skala usaha relatif kecil

Ternak yang diusahakan tersebut dibedakan menjadi ternak besar, ternak kecil dan unggas

Terdapat sentra peternakan ayam yang dikembangkan dalam skala cukup besar

Penduduk mengandalkan lahan sawah yang memberikan kontribusi di bidang perekonomian dari penanaman padi

pertanian perkebunan

peternakan

Page 37: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.4.3. Potensi Pariwisata

Memiliki alam yangindah dengan bentang alam sawah yang luas yang dilalui oleh beberapa sungai dengan arus yang bagus

Terdapat banyak sumber-sumber mata air panas

Berupa sawah abadi yang berundak dengan sistem subak

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah sightseeing dan tracking

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: Tracking Cycling Lintas alam (ATV)

Daya Tarik Olahraga dan Petualangan

Daya Tarik Wisata Alam

Pura Luhur Batukaru Pura Luhur Petali Pura Luhur Gede Batu

Panes

Daya Tarik Wisata Religi

Page 38: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.5. Prasarana dan Utilitas Umum

C.5.1 Jaringan Jalan

Jalan Kolektor Primer 4 (K-4), merupakan jalan utama dan merupakan satu-satunya akses dari dan menuju Kabupaten Tabanan, yaitu ruas Jalan Penebel-Mengesta-Jatiluwih-Babahan

Jalan lokalJalan Kolektor

Page 39: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Nama DesaJumlah

RT

Sumber Air Minum

PDAM Pompa Air Sumur Mata Air

Jatiluwih 810 - - - 810

Mengesta 751 - - - 751

Wongaya Gede 846 - - 29 817

Tengkudak 608 - - - 608

Penatahan 499 317 - 64 118

Resaja 414 - - - 414

Pesagi 530 - - - 530

Tegallingah 502 - - - 502

Sangketan 571 - - - 571

Jumlah 5531 317 0 93 5121

Untuk pelayanan kota kecamatan di Kabupaten Tabanan sumber air baku yang digunakan dari sumber Mata Air Gembrong, Mata Air Gangsang dan Riang Gede

Sumber Penggunaan Air di Kawasan WBD

C.5.2 Sistem Penyediaan Air Minum

Page 40: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.5.3 Jaringan Listrik

Penyediaan energi listrik bagi masyarakat Kawasan WBD Jatiluwih diperoleh dari PLN dengan sumber pembangkit dan penyalur PLTD Pesanggaran, PLTGU Pemaron, PLTG Gilimanuk dan jaringan interkoneksitas Jawa-BaliPenyalurannya dilakukan melalui 3 buah gardu induk yaituo Gardu Induk Kapalo Gardu Induk Antosario Gardu Induk Baturitio Penyulang sebanyak 13 buah

dengan total 540 buah gardu

Page 41: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.5.4 Sanitasi dan Drainase

Pengelolaan air limbah rumah tangga di kawasan perencanaan yaitu :

Saluran terbuka bercampur dengan sistem drainase dan merupakan saluran pembuangan air limbah yang berasal dari rumah tangga (kamar mandi, cucian, dapur) serta air limbah non domestik (industri, bengkel, rumah sakit dan lain sebagainya).

Saluran tertutup untuk pembuangan air kotor dari WC/KM yang dilengkapi dengan septic tank.

Saluran Drainase

• Saluran pembuangan utama yang memanfaatkan saluran sungai.

• Saluran di kawasan permukiman atau drainase kota.

Page 42: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.5.5 Jaringan Telekomunkasi

Jaringan telepon pada umumnya telah menyebar di kawasan perencanaan.

Pelayanan telepon kabel di kawasan perencanaan dilayani oleh Saluran Telepon Otomat (STO) Tabanan dan STO Baturiti.

Jaringan telepon teresterial non kabel yaitu pelayanan telepon mobile/seluler yang dilayani oleh beberapa perusahaan telekomunikasi.

Page 43: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.5.6 Pengelolaan Persampahan

Sistem pengelolaan sampah di wilayah perencanaan selain dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)

Sebagian besar juga dikelola secara individu oleh masyarakat dengan cara konvensial dibakar, membuat lobang/ditanam, ditimbun, dibuang ke tempat terbuka dan lain-lain

Sampah yang berasal dari rumah tangga, pertokoan, perkantoran dan lain-lain

Page 44: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

C.6. Tata Bangunan dan Lingkungan

Bangunan perumahan di wilayah perencanaan pada umumnya memiliki KDB yang berkisar antara 40 - 70% dengan ketingggian bangunan 1 lantai.

KDB Berkisar antara 40 - 60%, KLB 1 lantai

Permukiman di Desa Jatiluwih

KDB Berkisar antara 60 - 70%,KLB 1 lantai

Permukiman di Desa Wongaya Gede

C.6.1 Intensitas Bangunan

Bangunan Perumahan

Page 45: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Bangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 40 - 60% dengan ketingggian bangunan 1 lantai.

Bangunan Fasilitas Lingkungan

Fasilitas Sekolah Dasar di Desa Mangesta

Fasilitas Sekolah Dasar di Desa Penatahan

Fasilitas Kesehatan Puskesmas di Desa Penatahan

Fasilitas Kesehatan Pos Kesehatan Desa Jatiluwih

C.6.1 Intensitas Bangunan

Page 46: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Bangunan fasilitas peribadatan di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 30 - 60% dengan ketingggian bangunan 1 lantai.

Bangunan Fasilitas Lingkungan

Fasilitas Peribadatan Pura Luhur Muncaksari di Desa Sengketan

Fasilitas Peribadatan Pura Luhur Pucak Petali di Desa Jatiluwih

Fasilitas Peribadatan Gereja Katolik di Desa Tengkudak

Fasilitas Peribadatan Pura Batur Kaja di Desa Rejasa

C.6.1 Intensitas Bangunan

Page 47: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Bangunan fasilitas perniagaan di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 60 - 90% dengan ketingggian bangunan 1 - 2 lantai.

Bangunan Fasilitas Perniagaan

Fasilitas Perekonomian Restoran di Desa Jatiluwih

Fasilitas Perekonomian Warung di Desa Penatahan

Fasilitas Perekonomian Warung di Desa Pesagi

Fasilitas Perekonomian Pasar di Desa Penatahan

C.6.1 Intensitas Bangunan

Page 48: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Bangunan fasilitas perkantoran di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 40 - 60% dengan ketingggian bangunan 1 - 2 lantai.

Bangunan Fasilitas Perkantoran

C.6.1 Intensitas Bangunan

Page 49: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Bentuk dan arsitektur bangunan

merupakan campuran antara bentuk bangunan

modern serta bangunan dengan

bentuk dan tampilan arsitektur

tradisional Bali dengan penerapan

proporsi dan karakter yang

beragam.

C.6.2 Bentuk dan Arsitektur Bangunan

Page 50: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Pemanfaatan bangunan umumnya merupakan bangunan rumah, fasilitas lingkungan, dan fasilitas penunjang kegiatan pariwisata.

Bangunan perumahan tersebar di seluruh wilayah bangunan perumahan yang terletak di sepanjang jalan juga digunakan sebagai bangunan perdagangan maupun jasa

C.6.3 Pemanfaatan Bangunan

Pemanfaatan bangunan untuk perdagangan

Pemanfaatan bangunan untuk rumah

Pemanfaatan bangunan untuk kantor

Page 51: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Analisis Wilayah

Page 52: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Fungsi Tujuan Penataan Ruang

Dasar Tujuan Penataan Ruang

Rumusan Tujuan Penataan Ruang

• sebagai acuan penyusunan rencana pola ruang, rencana jaringan prasarana, penetapan bagian dari wilayah RTR yang diprioritaskan penanganannya, dan penyusunan peraturan zonasi

•menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan dengan RencanaTata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

• arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota

• isu strategis wilayah perencanaan, yang antara lain dapat berupa potensi, masalah, dan urgensi/keterdesakan penanganan

• karakteristik wilayah perencanaan

• keseimbangan dan keserasian antarbagian dari wilayah kabupaten/kota

• fungsi dan peran wilayah perencanaan

• potensi investasi

• kondisi sosial dan lingkungan wilayah perencanaan

• peran masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan

• sasaran-sasaran yang merupakan ukuran tercapainya tujuan tersebut

D.1. Analisis Tujuan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan

Fungsi dan Peran dari Kawasan WBD Jatiluwih sebagai Kawasan Strategis Provinsi Bali dari Aspek Kepentingan Sosial

Budaya

Page 53: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Wilayah perencanaan merupakan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

D.2. Analisis Kedudukan Wilayah Perencanaan

Page 54: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Secara geografis, Kawasan Jatilwih terletak di

Kabupaten Tabanan, Bagian Barat Daya Provinsi Bali, berbatasan langsung dengan hamparan Gunung Batukaru di bagian utara

dan Hutan Lindung Batukaru di bagian barat

Mempunyai fungsi sebagai titik penunjang aktivitas pertanian di Provinsi BaliBerperan secara tidak langsung dalam mempertahankan ruang

terbuka hijau, serta mengembangkan potensi pertanian

dan pariwisata

D.3. Analisis Fungsi Kawasan WBD Jatiluwih dalam Konstelasi Regional

RTRW Kabupaten Tabanan memiliki beberapa implikasi keruangan terhadap pola

pemanfaatan ruang di Kawasan WBD Jatiluwih

Peruntukan kawasan lindung, fungsi yang direncanakan untuk dimantapkan di Kawasan WBD Jatiluwih meliputi fungsi kawasan hutan lindung (Hutan Lindung Batukaru) dan fungsi kawasan perlindungan

setempatPola pemanfaatan ruang, Kawasan WBD Jatiluwih menjadi fungsi kawasan pertanian dimana kegiatan pertanian

dan pariwisata serta multiplier effect-nya menjadi titik tumpu

Kebijakan penataan ruang tidak boleh bertentangan dengan arahan peruntukan ruang pada tingkat kabupaten,

maka fungsi ruang yang ditetapkan RTRW Kabupaten tersebut harus diakomodasi dan menjadi salah satu

acuan bagi kebijakan penataan ruang Kawasan WBD Jatiluwih

Aspek Kebijakan Aspek Geografi

Page 55: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Jumlah penduduk di wilayah perencanaan berdasarkan data terakhir Tahun 2013 mencapai 21.831 jiwa dengan distribusi penyebaran penduduk hampir merata di setiap lingkungan

Perubahan penduduk di wilayah perencanaan mulai Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2013 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan kenaikan yaitu 38,35%

D.4. Analisis Kependudukan

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Perubahan

Tahun

2003

Tahun

2013

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Presenta

se (%)

19.616 21.831 2.215 11,29

Tahun 2003 Tahun 201318,500

19,000

19,500

20,000

20,500

21,000

21,500

22,000

Page 56: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

tingkat pertumbuhan penduduk di kawasan perencanaan adalah rata-rata sebesar 0,0108 atau 1,08%

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

Grafik Proyeksi PendudukTahun 2013-2033

Jumlah Penduduk Proyeksi (Jiwa)

Tahu

n

Jumlah

Pendudu

k

Proyeksi

(Jiwa)

Tahun

Jumlah

Penduduk

Proyeksi

(Jiwa)

2013 21.831

2014 22.066 2024 24.558

2015 22.304 2025 24.823

2016 22.544 2026 25.090

2017 22.786 2027 25.360

2018 23.031 2028 25.632

2019 23.279 2029 25.908

2020 23.529 2030 26.187

2021 23.783 2031 26.469

2022 24.038 2032 26.753

2023 24.297 2033 27.041

D.4. Analisis Kependudukan

Page 57: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

D.5. Analisis Tata Guna Lahan

dalam rentang waktu 10 tahun yaitu antara Tahun 2003 dan Tahun 2012, peruntukan lahan yang mengalami perubahan adalah lahan permukiman/pekarangan yang bertambah sebesar 26,8%, lahan untuk penggunaan perkebunan bertambah sebesar 19,75%, sedangkan lahan untuk penggunaan sawah juga bertambah sebesar 8,7%.

No

.

Jenis

Penggunaa

n Lahan

Luas (Ha)Perubahan

Lahan

KeteranganTahun

2003

Tahun

2012

Luas

(Ha)

Prosenta

se (%)

1. Sawah 2257 2472 215 8,7 lahan

bertambah

2. Tegal/Semak - 475 475 100 lahan

bertambah

3. Perkebunan 2845 3545 700 19,75 lahan

bertambah

4. Pekarangan 232 317 85 26,81 lahan

bertambah

5. Lainnya 3144 1669 1475 88,38 lahan

berkurang

sawah tegalan perkebunan Pekarangan lainnya0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

2003 2012

Page 58: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

D.6. Analisis Kesesuaian Lahan

Berdasarkan Hasil analisisi, di kawasan WBD Jatiluwih pada lahan basah (sawah irigasi) dan tadah hujan sebaiknya dikembangkan komoditi pertanian (tanaman pangan seperti padi dan palawija); lahan-lahan kering (kebun dan ladang) dikembangkan tanaman buah-buahan dan gaharu, perkebunan dan tanaman pakan ternak. Sedangkan pada lahan-lahan kering yang miring topografinya sebaiknya dikembangkan tanaman kehutanan seperti albisia, jati belanda dan bambu.

Page 59: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Fisik potensial pengembangan•Kemiringan lereng 0 - 15% merupakan sub satuan dataran dengan daya dukung tanah cukup baik

•Lahan ini dapat digunakan untuk peruntukan permukiman, sub pusat lingkungan dan fasilitas kelengkapan serta sangat cocok untuk semua jenis kegiatan fisik.

•Tidak semua lahan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan terbangun karena adanya arahan fungsi ruang kawasan sebagai kawasan pertanian yang berupa sawah abadi

•Lahan fisik potensial untuk dikembangkan adalah lahan pekarangan seluas 317 Ha dan 475 Ha kawasan semak belukar, meliputi lahan-lahan di bagian selatan wilayah perencanaan

Kendala fisik pengembangan•Merupakan kawasan pengembangan terbatas dengan persyaratan tertentu untuk penggunaannya

•Kelerengan 15 – 40%, daya dukung tanah sedang dan daerah rawan bencana sedang•Dapat digunakan untuk kawasan pertanian, peternakan, permukiman, sub pusat lingkungan dan fasilitas penunjang permukiman lainnya dengan pematangan tanah untuk konstruksi tertentu, namun harus di luar kawasan lindung

•Lahan dengan kendala fisik pengembangan berada di bagian tengah wilayah perencanaan, didominasi oleh lahan pertanian pangan, perkebunan dan kawasan permukiman.

Limitasi fisik pengembangan•Kemiringan diatas 40%, kondisi perbukitan relief kasar•Lahan ini difungsikan untuk menjadi penyeimbang ekosistem lingkungan secara keseluruhan

•Lahan dengan limitasi fisik pengembangan merupakan lahan yang berupa cagar alam Hutan Batukaru

D.7. Analisis Daya Dukung Lahan

1

2

3

Page 60: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Hirarki jalan Fungsi bangunan KDB (%)

Kolektor (K4)

Perumahan 60-70Perdagangan/ jasa 70-80Perkantoran 60-70Fasum 60-70Fasos 60-70

Lokal

Perumahan 45-60Perdagangan/ jasa 60-70Perkantoran 60Fasum 60-70Fasos 45-60

Jenis Bangunan Ketentuan KDB

Perumahan 40-60%

Perdagangan/ jasa 60-80%

Perkantoran 60-70%

Fasos 50-70%Berdasarkan ketetapan KDB dalam RTRW Kab. Tabanan, dapat diketahui bahwa sebagian besar fungsi bangunan di Kawasan Jatiluwih masih berada dalam batasan atau sesuai dengan arahan ketentuan KDB yang telah ditetapkan.

Perhitungan KDB di Kawasan WBD Jatiluwih

D.7.1. Koefisien Dasar Bangunan

Page 61: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Hirarki jalan Fungsi bangunan KLB

Kolektor (K4)

Perumahan 1-2Perdagangan/ jasa 1-2Perkantoran 1Fasum 1Fasos 1

Lokal

Perumahan 1Perdagangan/ jasa 1Perkantoran 1Fasum 1-2Fasos 1-2

Perhitungan KLB di Kawasan WBD Jatiluwih

Fungsi bangunanKetentuan KLB

(x KDB)Perumahan 1-2Perdagangan/ jasa 3Perkantoran 2Pendidikan 2-4Kesehatan 2Prasarana Olahraga 4Bangunan budaya 4

Ketentuan KLB di Kawasan WBD Jatiluwih

Berdasarkan ketentuan KLB dalam RTRW kabupaten Tabanan, KLB ditetapkan berdasarkan fungsi wilayah. Oleh karena itu, ketentuan KLB Kawasan Gilimanuk termasuk ke dalam ketentuan kawasan perdesaan

KLB pada masing-masing bangunan masih berada di bawah KLB maksimum, sehingga untuk KLB di kawasan Jatiluwih masih dapat dikembangkan hingga batas maksimum KLB yang telah ditetapkan di dalam ketentuan RTRW Kabupaten Tabanan.

D.7.2. Koefisien Lantai Bangunan

Page 62: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

No. Jenis Penggunaan Lahan

Ketinggian Bangunan Maksimum

Kabupaten Tabanan (m)

1 Hotel dan Restaurant 15

2 Fasilitas Penunjang Pariwisata dan parkir 15

3 Mix Use 12

4 Perumahan (rumah sedang) 10

5 Perumahan (rumah kecil) 5

6 Bangunan Perdagangan 10

7 Bangunan Pendidikan 108 Bangunan Kesehatan 10

Sebagian besar ketinggian bangunan sudah sesuai dengan arahan dari kebijakan di Kabupaten Tabanan, hanya pada bangunan tinggal terdapat deviasi yaitu dimana berdasar arahan ketinggian maksimum untuk bangunan tinggal yaitu 10 m, sedangkan pada kondisi eksisting terdapat bangunan perdagangan dengan ketinggian bangunan mencapai 15 m (4 lantai)

Berdasarkan RTRW Kabupaten Tabanan batas ketinggian maksimum bangunan yang diperkenankan di Kabupaten Tabanan adalah 15 meter atau tidak melebihi ketinggian pohon kelapa kecuali bangunan berupa tempat ibadah ataupun tower/menara.

Hirarki Jalan

Damija (m) d (m) Ketinggian

Maksimum (m)Jumlah Lantai

MaksimumKolektor 5 3,5 5 2 -3Lokal 3 2,5 3.75 1 - 2

D.7.3. Ketinggian Bangunan

Page 63: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Jenis Kebutuhan StandarKebutuhan Air Bersih (l/detik)

RT 120 lt/orang/hari 37,56

Konsumsi Kran Umum 30 lt/orang/hari 9,39

Industri Kecil & RT 4% dari total kebutuhan RT 1,50

Niaga, Lembaga & Umum 20% dari total kebutuhan RT 7,51

Hidran Kebakaran 20% dari total kebutuhan RT 7,51

Kebocoran 15% dari total kebutuhan RT 5,63

D.8. Analisis Utilitas Umum

Jenis Kebutuhan StandarKebutuhan

Energi Listrik (KVA)

RT 90 VA 2433,69

Industri Kecil dan RT 4% dari total kebutuhan RT 97,35

Fasilitas Sosial dan Ekonomi 40% dari total kebutuhan RT 38,94

Penerangan Jalan 15% dari total kebutuhan RT 5,84

Listrik

Air Bersih

Page 64: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Analisis Utilitas Umum

Jenis Kebutuhan StandarKebutuhan Telepon

(SS)

RT 4 SS : 100 % penduduk 1082

Fasilitas Sosial dan Ekonomi 3% total kebutuhan RT 32,45

Telepon Umum 1 SS : 2500 penduduk 10,82

Telekomunikasi

Jenis Kebutuhan

StandarTimbulan Sampah

(m3/jiwa/hari)

Rumah Tangga (RT)

0,0025 m3/jiwa/hari 67,60

Kegiatan Sosial dan Umum

5% dari total kebutuhan RT 3,38

Kegiatan Perdagangan dan Jasa

10% dari total kebutuhan RT 6,76

Sampah Jalan Raya

2,5% dari total kebutuhan RT 1,69

SampahJenis Kebutuhan

Timbulan Air Limbah (l/detik)

RT 26,29Konsumsi Kran Umum 6,57

Industri Kecil dan RT 1,05

Niaga, Lembaga dan Umum

5,26

Hidran Kebakaran 5,26

Kebocoran 2,54

Limbah

Page 65: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

D.9. Analisis Fasilitas Umum

Penyediaan fasilitas lingkungan yang terdapat di Kawasan WBD Jatiluwih sebagian besar sudah dapat memenuhi

kebutuhan penduduknya sampai dengan akhir masa perencanaan

Sarana Jenis FasilitasJumlah Penduduk dan Kebutuhan Fasilitas (Unit)

2013 2018 2023 2028 2033Jiwa Unit Jiwa Unit Jiwa Unit Jiwa Unit Jiwa Unit

PeribadatanGereja

21.8313

23.0311

24.2971

25.6321

27.0411

Pura 197 1 1 1 1

PendidikanTK

21.83113

23.03118

24.29719

25.63221

27.04122

SD 20 14 15 16 17SMP 1 5 5 5 6

Kesehatan

Posyandu

21.831

17

23.031

18

24.297

19

25.632

21

27.041

22Puskesmas 17 0 0 0 0Puskesmas Pembantu

18 1 1 1 1

Praktek Dokter 19 0 0 0 0Pos KB 20 9 10 10 11

Perdagangan

Pasar

21.831

1

23.031

1

24.297

1

25.632

1

27.041

1Pertokokan 1 4 4 4 5Warung 225 92 97 103 108Pusat perbelanjaan dan niaga

12 0 0 0 0

Olahraga

Taman/ Tempat main (Kelompok Tetangga)

21.831

0

23.031

92

24.297

97

25.632

103

27.041

108

Taman/ Tempat main (Pusat Kegiatan Lingkungan)

0 9 10 10 11

Taman dan Lapanagan Olahraga

200 1 1 1 1

Page 66: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Permasalahan Kawasan

Banyaknya jaringan jalan yang rusak menyebabkan sulitnya aksesibilitas dari dan ke kawasan Jatiluwih

Adanya limitasi pengembangan wilayah perencanaan karena berada di wilayah dengan kelerengan > 40% dan rawan bencana longsor

Kurangnya pemasaran mengenai produk-produk pertanian lokal Kawasan Jatiluwih sehingga produk-produk pertanian khas Jayiluwih kurang dikenal

Kondisi-kondisi jalan di Kawasan Jatiluwih yang rusak menyebabkan susahnya pengangkutan dan penyaluran hasil-hasil produksi pertanian

Kurangnya fasilitas penunjang pariwisata yang berada di Kawasan Jatiluwih seperti tidak tersedianya pusat informasi pariwisata, tidak terdapat lahan parker, jalur tracking dan jalur cycling di kawasan Jatiluwih

Adanya transformasi pola permukiman di kawasan Jatiluwih dari bentuk tradisional menjadi modern.

Kurangnya pengelolaan sampah di kawasan Jatiluwih sehingga menyebabkan masih banyak sampah yang tidak terakomodir

Page 67: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Potensi KawasanPenetapan Jatiluwih sebagai kawasan warisan budaya dunia membuka potensi pariwisata dan budaya

Eksistensi lahan pertahian di kawasan Jatiluwih.

Keberadaan system subak sebagai system irigasi di Kawasan Jatiluwih sebagai wujud manifestasi terhadap Tri Hita Karana

Lahan pertanian di kawasan ini sudah menjadi bagian dari aktivitas budaya dan perekonomian masyarakat

Adanya potensi pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan di kawasan jatiluwih, seperti daya Tarik wisata alam sawah terasering, wisata religi dan budaya , juga wisata yang bersifat adventure

Budaya dan adat istiadat yang masih dipertahankan sehingga memberikan ciri khas kepada kawasan Jatiluwih. Potensi budaya berupa seni budaya, upacara ngaben dan prosesi bertani

Adanya desa tradisional di Br. Gunungsari yang masih melestarikan pola permukiman tradisional

Page 68: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Potensi Alam dan Daya Tarik Wisataa. Pura Luhur Petali

Pura Luhur Petali

Pura

Rambut

Sedana

Pura

Bulakan

Pura

Batu

Madeg

Pura

Manik

Galih

Pura

Taksu Agung

b. Sawah Berterasering

Areal persawahan di Desa Jatiluwih dengan tekstur tanah berasal dari pelapukan Gunung Batukaru yang sangat subur dan sangat sesuai untuk daerah pertanian dengan komoditas unggulanya yaitu beras merah.

Page 69: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

c. TrackingKeindahan alam, kesejukan, dan kealamian Jatiluwih menjadikan daerah ini sangat baik untuk kegiatan tracking. Jalur-jalur tracking yang ada di Desa Jatiluwih ada beberapa jalur, akan tetapi yang paling sering digunakan adalah dua jalur tracking, yaitu: Jatiluwih - Besikalung dan Umakayu (Gunung Sari)

d. CyclingDi samping tujuan berwisata, kegiatan cycling ini baik untuk terapi jantung dan paru-paru. Untuk di daerah Jatiluwih, jalur cycling yang biasa digunakan adalah mulai dari Bedugul kemudian menuju Besikalung dan akhirnya finish di Jatiluwih

Page 70: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Potensi BudayaUpacara yang terkait dengan aktivitas petani di sawah, yaitu :(1). Upacara Mapag Toya (2). Kempelan(3). Upacara Ngendag Tanah Carik(4). Upacara Ngurit(5). Upacara Ngerasakin(6). Upacara Pangawiwit (Nuwasen)(7). Upacara Ngekambuhin(8). Upacara Pamungkah(9). Upacara Penyepian(10). Pengerestitian Nyegara Gunung yang dilaksanakan di Pura

Luhur Petali dan Pura Luhur Pekendungan(11). Upacara Masaba(12). Ngadegang Batari Sri (Batara Nini)(13). Upacara Nganyarin(14). Manyi(15). Upacara Mantenin

Page 71: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Tari Baris Memedi (Sang Hyang Memedi)Tari ini merupakan tarian sakral yang dipentaskan khusus pada saat pelaksanaan Upacara Pitra Yadnya (ngaben) yang tingkatannya madya dan utama. Sebelum menarikan Tari Baris Memedi, ada beberapa kegiatan yang terlebih dahulu harus dilakukan, seperti: mengadakan ritual di kuburan setempat, yang tujuannya adalah memohon keselamatan dan kelancaran Upacara Pitra Yadnya yang akan dilaksanakan.Proses Pengolahan Sawah(1). Mencangkul di sawah; di mana kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di

sawah(2). Nampadin; alat yang digunakan adalah sejenis golok panjang

yang disebut "penampad" untuk membersihkan rumput-rumput pada bagian dinding petak sawah.

(3). Ngelampit (membajak sawah); kegiatan ini dilakukan menggunakan bajak (lampit) yang ditarik oleh dua ekor sapi atau ditarik oleh seekor kerbau.

(4). Melasah (meratakan tanah sawah);.(5). Nandur (menanam padi); kegiatan inti dari mengolah sawah

adalah menanam padi (nandur). Benih-benih padi (bulih) sudah disemai jauh sebelum kegiatan nandur ini + 4-5, minggu sebelumnya.

Page 72: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Aktivitas Pasca Panen(1). Membawa padi dari sawah ke rumah masing-masing untuk disimpan di lumbung. Cara untuk

membawanya adalah dengan cara dipikul (negen) dari sawah ke rumah masing-masing. Alat yang digunakan adalah sanan, di mana alat ini terbuat dari kayu kelapa (seseh) dan pada ujung-ujungnya dibuat lancip.

(2). Menumbuk padi (nebuk). Agar padi yang sudah dipanen menjadi beras, sebelumnya harus ditumbuk terlebih dahulu, sehingga menjadi beras. Proses tradisional yang digunakan menumbuk padi dengan menggunakan "lesung" sebagai dasar tumbukan dan "lu" sebagai penumbuknya yang terbuat dari kayu.

Seni Budaya MasyarakatMasyarakat Jatiluwih banyak sekali memiliki seni budaya yang dapat menjadi potensi budaya. Potensi seni budaya tersebut, yaitu: joged, gong wanita, arja, topeng, wayang, sekaa shanti, sekaa angklung, dan lain-lain. Pengelolaan yang baik dari potensi seni budaya yang dimiliki masyarakat Jatiluwih akan memberikan nilai tambah tersendiri yang langsung menyentuh masyarakat.

Page 73: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Potensi Budaya

Pemukiman MasyarakatPemukiman masyarakat agraris di Desa Jatiluwih adalah keberadaan lumbung di setiap rumah masyarakat. Hasil panen padi yang mereka peroleh disimpan di masing-masing lumbung yang dimiliki masyarakat Jatiluwih. Untuk menyimpan padi di lumbung tersebut, masyarakat akan melaksanakan upacara terlebih dahulu sebagai rasa syukur kehadapan Ida Batari Sri karena sudah diberikan sumber pangan yang baik, yaitu Upacara Mantenin. Lumbung yang terdapat di Desa Jatiluwih bentuknya hampir seragam untuk masing-masing yang dimiliki masyarakat. Konsep pemukiman masyarakat Jatiluwih menganut konsep Tri Angga yang terdiri dari 3 (tiga) tingkatan letak, yaitu: hulu, badan, dan kaki (teben). Dari sini, dapat dilihat bahwa implementasi dari Tri Hita Karana sudah mulai tampak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jatiluwih dari skup yang terkecil, yaitu keluarga.

Page 74: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Faktor internal

Faktor Eksternal

STRENGTH1.Kondisi topografi kawasan perencanaan yang

berupa daerah pertanian di daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang indah merupakan daya tarik utama kawasan perencanaan

2.Sebagian besar wilayah perencanaan berada di daerah yang memiliki kelerengan >40% sehingga menjadi daya tarik bagi kawasan.

3.Jenis tanah di kawasan perencanaan berupa endapan dari serentetan gunung api sehingga cocok untuk kesuburan pertanian

4.Kawasan Jatiluwih memiliki sumber mata air dengan jumlah yang banyak

5.Kawasan ini memiliki nilai konservasi sumber daya alam hayati serta ekosistem yang penting dan prioritas di Provinsi Bali

6.Kelengakapan pelayanan prasarana wilayah perencanaan baik listrik, telepon dan air bersih

7.Berkembangnya pariwisata berbasis pertanian sebagai potensi kegiatan ekonomi lokal

WEAKNESS1.Kawasan perencanaan termasuk dalam

kawasan rawan bencana longsor2.Adanya kerawanan terhadap gelombang

pasang serta kawasan rawan pantai abrasi3.Pada beberapa ruas jalan lokal dan lingkungan

di kawsan perencanan masih dalam kondisi buruk

4.Persebaran fasilitas pelayanan umum dan sosial belum merata

5.Minimnya penyediaan sarana dan prasarana wisata di kawasan perencanaan

6.Aksesibilitas yang terbatas untuk menuju wilayah perencanaa dari jalan nasional yang menyebabkan kurangnya perhatian untuk menuju kawasan pariwisata

7.Belum dikelolanya SDA pariwisata pertanian secara optimal sehingga belum mampu memberikan nilai tambah pada kawasan perencanaan

8.Atraksi wisata yang menjadi daya tarik wisata kurang menarik perhatian

OPORTUNITY1.Adanya penetapan dari UNESCO bahwa kawasan

perencanaan ditetapkan sebagai kawasan Warisan Budaya Dunia

2.Kawasan perencanaan merupakan kawasan strategis provinsi dari kepentingan pertanian (lumbung beras)

3.Peluang masuknya investasi dari luar membuka kesempatan bagi penerapan dan pemanfaatan teknologi tepat guna yang dapat bermanfaat bagi peningkatan SDM lokal

4.Rencana peningkatan jalan akan semakin memperlancar pergerakan terutama pergerakan eksternal-internal kawasan perencanaan

5.Ditetapkannya Jatiluwih sebagai kawasan Warisan Budaya Dunia dapat membuka peluang perluasan wilayah pemasaran potensi sektor perdagangan-jasa dan pariwisata

6.Peluang masuknya investor-investor untuk menanamkan modalnya di kawasan perencanaan akan dapat menjadi pemacu meningkatnya tingkat perekonomian di kawasan perencanaan

7.Masuknya investor berpeluang memunculkan sektor-sektor perekonomian baru yang dapat menciptakan variasi kegiatan ekonomi di kawasan perencanaan

S-O Pengelolaan kawasan-kawasan strategis

pertumbuhan dan pengendalian pemanfaatan ruang

Penyebaran pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan prasarana wilayah perencanaan

Penyebaran kegiatan wilayah perencanaan dan pemerataan distribusi penduduk

Mendukung pengembangan jalan untuk mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas wilayah perencanaan

W-O Pengembangan fisik kawasan wilayah

perencanaan ke arah kawasan yang potensial untuk dikembangkan

Penambahan fasilitas pelayanan untuk mendukung pelayanan umum dan sosial masyarakat

Pengelolalaan kawasan pertumbuhan pariwisata untuk mengembangkan pusat pertumbuhan baru

Pengelolaan kawasan pariwisata dengan memperhatikan konservasi lingkungan

Optimalisasi kegiatan peningkatan citra pariwisata kawasan dengan meningkatkan kegiatan promosi terhadap potensi-potensi wisata yang terdapat di Kawasan Jatiluwih

D.13. Analisis SWOT

Page 75: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Faktor internal

Faktor Eksternal

STRENGTH1.Kondisi topografi kawasan perencanaan yang

berupa daerah pertanian di daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang indah merupakan daya tarik utama kawasan perencanaan

2.Sebagian besar wilayah perencanaan berada di daerah yang memiliki kelerengan >40% sehingga menjadi daya tarik bagi kawasan.

3.Jenis tanah di kawasan perencanaan berupa endapan dari serentetan gunung api sehingga cocok untuk kesuburan pertanian

4.Kawasan Jatiluwih memiliki sumber mata air dengan jumlah yang banyak

5.Kawasan ini memiliki nilai konservasi sumber daya alam hayati serta ekosistem yang penting dan prioritas di Provinsi Bali

6.Kelengakapan pelayanan prasarana wilayah perencanaan baik listrik, telepon dan air bersih

7.Berkembangnya pariwisata berbasis pertanian sebagai potensi kegiatan ekonomi lokal

WEAKNESS1.Kawasan perencanaan termasuk dalam

kawasan rawan bencana longsor2.Adanya kerawanan terhadap gelombang

pasang serta kawasan rawan pantai abrasi3.Pada beberapa ruas jalan lokal dan lingkungan

di kawsan perencanan masih dalam kondisi buruk

4.Persebaran fasilitas pelayanan umum dan sosial belum merata

5.Minimnya penyediaan sarana dan prasarana wisata di kawasan perencanaan

6.Aksesibilitas yang terbatas untuk menuju wilayah perencanaa dari jalan nasional yang menyebabkan kurangnya perhatian untuk menuju kawasan pariwisata

7.Belum dikelolanya SDA pariwisata pertanian secara optimal sehingga belum mampu memberikan nilai tambah pada kawasan perencanaan

8.Atraksi wisata yang menjadi daya tarik wisata kurang menarik perhatian

THREAT1.Ancaman terjadinya alih fungsi lahan akibat

perkembangan kawasan perencanaan yang terjadi akibat adanya efek pengembangan kawasan wisata

2.Investor luar yang masuk ke kawasan perencanaan yang akan berinvestasi disektor pariwisata pegunungan/perbukitan dapat mengancam keberadaan ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan perencanaan

3.Meningkatnya investasi dari luar dapat mengancam pertumbuhan ekonomi lokal

4.Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap upaya peningkatan kegiatan ekonomi lokal kegiatan pariwisata di wilayah perencanaan

5.Kurangnya lembaga pariwisata di wilayah perencanaan yang dapat mengakomodir kegiatan wisata

S-T Penyebaran kegiatan wilayah perencanaan

dan pemerataan distribusi penduduk Penambahan fasilitas pelayanan untuk

mendukung pelayanan umum dan sosial kepada masyarakat

Peningkatan wilayah pelayanan prasarana wilayah perencanaan dan konerja pelayanan

Stimulasi pusat-pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan pariwisata

Pengawasan terhadap peetumbuhan penduduk di pusat wilayah perencanaan

Penyebaran pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

W-T Pengembangan fisik kawasan wilayah

perencanaan ke arah kawasan yang potensial untuk dikembangkan

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan prasarana wilayah perencanaan

Mengembangkan segala poteni pariwisata dengan memperbanyak promosi

C.10. Analisis SWOT

Page 76: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Konsep Tujuan Pengembangan Kawasan

Page 77: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

1. Mengembangkan perencanaan tata ruang, pemanfaatan rencana tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang berkoordinasi antar sektor, antar pemerintah daerah, swasta dan masyarakat yang salah satu perwujudannya melalui Rencana Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih.

2. Meningkatkan keterkaitan fungsi dan orientasi antar kawasan maupun intra kawasan melalui strategi pengembangan tata ruang kawasan yang di dukung sistem sarana dan prasarana yang terintegrasi dan saling mendukung.

3. Mengarahkan kebijaksanaan pembangunan dan pengembangan tata ruang kawasan sesuai daya dukung lingkungan kawasan.

4. Menata distribusi kegiatan sehingga Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih dapat menjadi kawasan heritage Bali yang berwawasan lingkungan, tetap nyaman dalam mengakomodasi berbagai kegiatan dan mampu mempertahankan kebudayaan.

5. Mengembangkan partisipasi antara pemerintah pusat, propinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha dalam proses penataan ruang

Misi

E.1. Visi dan Misi Pengembangan

Mewujudkan penataan ruang di Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih untuk mendukung fungsi kawasan sebagai kawasan pertanian, permukiman tradisional dan pariwisata yang berbasis kerakyatan dan budaya setempat serta mampu mengakomodasi potensi pengembangan kawasan dengan tetap berpegang pada kelestarian lingkungan dan budaya berdasarkan Tri Hita Karana Menuju Desa Wisata Agro”

Visi

Page 78: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

E.2. Konsepsi Pengembangan KawasanKonsepsi Struktur Tata Ruang Makro

PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) : 1. PPL Rejasa melayani Desa Rejasa,

Pesagi, dan Tegallinggah;2. PPL Sangketan melayani Desa

Sangkaten; 3. PPL Jegu melayani Desa Jegu, Buruan,

dan Pitra;4. PPL Rianggede melayani Desa

Rianggede; 5. PPL Penatahan melayani Desa

Penatahan, Tengkudak, dan Wongaya Gede;

6. PPL Biaung melayani Desa Biaung dan Tajen;

7. PPL Senganan melayani Desa Senganan dan Babahan; dan

8. PPL Jatiluwih melayani Desa Jatiluwih dan Mengesta.

Page 79: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

1. Mempertahankan luas lahan sawah berkelanjutan sebagai ketahanan jati diri budaya agraris kawasan WBD Jatiluwih sekurang-kurangnya 90% (sembilan puluh persen) dari luas lahan yang ada

2. Upaya mempertahankan luas lahan sawah berkelanjutan didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana minimum yang dibutuhkan, mencakup : tersedia jaringan irigasi dan jalan subak; tersedia aksesibilitas (jaringan jalan produksi dan moda angkutan) yang memadai ke kantong-kantong produksi; dan tersedia sarana dan prasarana penunjang agribisnis dan agroindustri pertanian tanaman pangan.

3. Tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi lahan sawah yang telah ditetapkan sebagai lahan berkelanjutan.4. Pengembangan regulasi, sistem pembiayaan, insentif, disinsentif, dan pembebasan pajak (zero tax) untuk

perlindungan lahan sawah berkelanjutan sesuai peraturan perundangan;5. Pelestarian dan pemberdayaan subak sebagai warisan budaya dunia.6. Pengembangan pertanian organik untuk menghasilkan beras organik. Pengembangan padi organik tersebut

dikombinasikan dengan penggunaan varietas unggul padi lokal yang memang sudah biasa dibudidayakan dilokasi setempat.

7. Memberdayakan dan menguatkan kelembagaan subak dalam pengelolaan kegiatan on-farm (di lapangan), off-farm (pasca panen dan pengolahan hasil) dan pemasaran untuk meningkatkan nilai tambah sehingga tetap memelihara keajegan subak dan sistem sawahnya.

8. Menjaga ketersediaan air irigasi secara konsisten, baik dari segi jumlah, mutu dan kantinyuitas ketersediaanya.9. Membudidayakan/mengusahakan tanaman palawija atau tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi

Mempertahankan kawasan budidaya pertanian lahan sawah sebagai kawasan hijau (landscape) dan kawasan penyangga (buffer).

10. Mewujudkan integrasi pertanian lahan sawah dengan pariwisata berbasis kerakyatan agar terjadi sinergis-komplementaris antara pertanian dan pariwisata.

E.3. Strategi Pengembangan Kawasan (1)Strategi Pengembangan Pertanian dan Irigasi

Page 80: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Strategi Pengembangan Kependudukan

Strategi Pengembangan Peternakan

Strategi pengembangan peternakan didasarkan atas potensi wilayah diarahkan pada :1. Ternak yang dipelihara dapat dipasarkan dengan cepat.2. Akses pasar dari ternak jelas.3. Peningkatan mutu dari ternak melalui sistem pemeliharaan yang baik dan benar.4. Peningkatan pengelolaan limbah ternak agar tidak mencemari lingkungan baik tanah, air maupun udara/ bau.

1. Pengembangan jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk yang proporsional dengan daya dukung dan jenis kegiatan pada tiap zona yang telah ditetapkan.

2. Mempertahankan tingkat kepadatan penduduk eksisting yaitu pada tingkat kepadatan rendah terutama pada zona-zona konservasi dan kepadatan sedang pada zona lainnya. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan lahan untuk kegiatan permukiman yang melebihi daya tampung kawasan.

3. Pengembangan kerjasama yang sinergis antara desa adat dengan desa dinas dalam pengelolaan administrasi kependudukan serta pengaturan yang proporsional bagi krama tamu pada kawasan desa adat yang bersangkutan.

E.3. Strategi Pengembangan Kawasan (2)

Strategi Pengembangan Perkebunan

Strategi pengembangan sektor perkebunan di Kawasan Jatiluwih diarahkan pada pemilihan jenis tanaman perkebunan yang cocok dengan kondisi lahan dan ketinggian tempat. Pemilihan jenis tanaman yang ditanam mempertimbangkan nilai ekonomi produk dengan pasar yang jelas sehingga tanaman perkebunan yang ditanam memberikan keuntungan bagi petani yang membudidayakannya.

Page 81: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

E.3. Strategi Pengembangan Kawasan (3)

Strategi Pelestarian Budaya

1. Perlu pembuatan purana-purana desa pakraman.2. Melakukan pelestarian dan konservasi terhadap hasil-hasil budaya.3. Melakukan pengamanan terhadap karang kekeran dan peruntukkannya hanya sebagai

pendukung kegiatan keagamaan dan adat bagi kemudahan Umat Hindu melakukan kegiatan keagamaan.

4. Melakukan perbaikan dan memberikan ruang terbuka di sekitar tempat suci dan kawasan-kawasan suci, seperti : Pura Segara, Taman-Taman Beji yang berdekatan dengan permukiman penduduk, Pempatan Agung, Setra, campuhan (pertemuan sungai), telajakan, karang bengang (perbatasan antara desa yang satu dengan yang lainnya).

5. Penetapan radius kesucian pura berdasarkan Bhisama PHDI No. 11/Kep/I/PHDI/1994. 6. Perlindungan terhadap tempat-tempat suci baik yang bersifat Sad Kahyangan, Dang Kahyangan,

Kahyangan tiga maupun Swagina dari desakan fasilitas pariwisata.7. Perlu pengamanan dan pelestarian kesucian sungai dari kegiatan pembuangan sampah.8. Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya ruang publik dan ruang religius

bagi keharmonisan hidup.9. Penggunaan ruang tetap berdasarkan nilai-nilai budaya Bali, yang dijiwai oleh agama Hindu

Page 82: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Strategi Pariwisata

1. Pengembangan pariwisata tidak mengganggu Warisan Budaya Jatiluwih terutama lahan pertanian terasering beserta sistem subaknya.

2. Pemanfaatan potensi alam dan budaya Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih untuk kegiatan pariwisata sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan.

3. Diversifikasi jenis usaha, produk, dan obyek wisata sesuai dengan perkembangan pariwisata dunia, yaitu pariwisata alternatif yang berwawasan lingkungan.

4. Mewujudkan intergrasi pertanian dengan pariwisata melalui pendekatan sinergis-komplementaris sehingga terbangun hubungan produsen-konsumen serta supply-demand, terjadi simbisosis mutualistik dan multiflier effect (pertumbuhan sektor pariwisata akan menarik sektor pertanian karena keterkaitan “supply-demand”).

5. Merangkul partisipasi petani dalam kegiatan kepariwisataan melalui program pengembangan desa wisata dan agrowisata.

6. Penerapan ciri khas arsitektur Bali pada setiap bangunan akomodasi dan fasilitas penunjang pariwisata.7. Penyediaan fasilitas parkir yang cukup bagi setiap bangunan akomodasi dan fasilitas penunjang pariwisata. 8. Mengembangkan komoditi tanaman unggulan lokal untuk memasok kepentingan dunia pariwisata.9. Mengembangkan foreward contract farming antara petani atau lembaga subak/kelompok tani sebagai produsen

dengan pasar pariwisata sebagai konsumen agar ada jaminan kepastian pasar bagi petani. Dalam foreward contract farming, konsumen (pasar pariwisata) memesan produk hasil pertanian yang diinginkan beberapa bulan sebelum digunakan dengan surat perjanjian kontrak, lalu petani atau kelompok tani memperoduksinya untuk dapat menghasilkan produk tersebut sesuai dengan jadwal hari yang dipesan dan spesifikasi yang sudah disetujui.

10. Meningkatkan pelayanan fasilitas wisata yang sudah ada disertai dengan pengembangan fasilitas wisata baru sesuai rencana tata ruang dengan tetap mempertimbangkan kelestarian Sistem Subak Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih

E.3. Strategi Pengembangan Kawasan (4)

Page 83: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya Permukiman

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kawasan Jatiluwih menyebabkan kebutuhan akan perumahan juga meningkat. Strategi pengembangan perumahan di Kawasan Jatiluwih sebagai berikut :1. Pengembangan permukiman yang berawal dari lingkungan tradisional (desa adat), pengembangan

permukiman diarahkan untuk menunjang penegasan kembali pola-pola lingkungan tradisional melalui arahan terhadap renovasi bangunan yang telah ada ataupun penambahan bangunan dalam suatu perkarangan.

2. Penataan kembali lingkungan perumahan yang sudah ada terutama yang berada di jalur utama desa (pusat pengembangan kegiatan). Penataan dilakukan tanpa meninggalkan ciri khas desa dan adat istiadat yang ada di Kawasan Jatiluwih guna melestarikan budaya dan meningkatkan wisata budaya. Penataan lingkungan perumahan tersebut seperti pembuatan angkul-angkul, menyediakan telajakan dan penataan sempadan bangunan.

3. Pengembangan permukiman diarahkan dengan jalan mengefektifkan lahan-lahan non produktif yang nilai ekonomisnya rendah.

4. Pengembangan perumahan baru juga harus mencerminkan budaya/falsafah setempat dan melestarikan pola permukiman tradisional serta peninggalan budaya yang ada.

5. Khusus bagi pengembangan homestay dimana sangat erat kaitannya dengan pariwisata yang berbasis kerakyatan akan lebih memberikan kontribusi positif bagi masyarakat yang berusaha untuk meningkatkan kemampuan tentang pengelolaan obyek wisata, melatih diri bekerjasama sehingga kawasan yang dipakai sebagai obyek. Pemeliharaannya atas kesadaran yang berawal dari masyarakat desa sendiri

E.3. Strategi Pengembangan Kawasan (5)

Page 84: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Strategi Pengembangan Perdagangan

1. Meningkatkan pertumbuhan komoditas yang diperdagangkan baik kuantitas maupun kualitas.2. Memperluas potensi komoditas yang dapat diperdagangkan melalui identifikasi keunggulan produk wilayah.3. Meningkatkan peran golongan ekonomi lemah.4. Mengembangkan dan memperluas industri rumah tangga dan produk industri kecil yang menunjang

pariwisata.5. Memperluas dan memelihara infrastruktur ke sentra industri dan pasar.6. Menjamin pemasaran produk industri rumah tangga.7. Mendorong terciptnya peningkatan dan pengembangan kualitas produk.8. Pengembangan koperasi untuk menjamin terciptanya iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya koperasi.

Strategi Pengembangan Industri

Strategi pengembangan sektor industri diarahkan pada jenis-jenis industri kecil dan rumah tangga yang mempunyai kontribusi di sektor ekonomi masyarakat dimana memiliki ciri khusus, berasal dari pengembangan potensi wilayah yang mempunyai kaitan dengan sektor pertanian, wisata, perkebunan, peternakan dan lainnya yang kesemuanya mempunyai prinsip pada keseimbangan lingkungan

E.3. Strategi Pengembangan Kawasan (6)

Page 85: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Strategi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Umum dan Sosial

1. Penetapan alokasi fasilitas umum dan sosial dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi bagi penduduk sebagai pengguna fasilitas.

2. Penyediaan fasilitas umum dan sosial disesuaikan dengan jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk yang ada.

3. Pembangunan fasilitas umum dan sosial agar memiliki karakteristik bangunan yang menyatu dengan alam dan budaya di Kawasan Jatiluwih dengan menampilkan ciri bentuk dan gaya bangunan desa setempat

Strategi Pengembangan Transportasi

Sistem transportasi yang baik sangat menentukan dalam pengembangan suatu daerah/ wilayah. Strategi pengembangan transportasi di Kawasan Jatiluwih adalah sebagai berikut :1. Peningkatan aksesibilitas Kawasan Jatiluwih dengan peningkatan kualitas geometric dan kualitas

permukaan jalan.2. Membangkitkan pelayanan angkutan umum.

E.3. Strategi Pengembangan Kawasan (7)

Page 86: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Air Bersih1. Penyediaan air bersih diarahkan dengan mengadakan system perpipaan terutama pada kawasan

perumahan yang berada di tepi jalan utama dan daerah wisata serta kawasan pura.2. Pengadaan pelayanan kran umum bagi penduduk yang belum terlayani sambungan rumah tangga

dan di tempat-tempat umum

Strategi Pengembangan Utilitas

E.2. Strategi Pengembangan Kawasan (8)

Persampahan1. Pengelolaan persampahan diarahkan pada pengelolaan setempat, dilakukan oleh penduduk sendiri.2. Pengelolaan sampah sebaiknya dilakukan di halaman belakang rumah atau masih dalam lingkungan

rumah penduduk masing-masing.3. Pengelolaan sampah dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan/ kelestarian lingkungan.

Drainase1. Meningkatkan sistem pelayanan drainase terutama pada kawasan perumahan di tepi jalan utama, di

pusat-pusat fasilitas pelayanan umum dan pada daerah rawan longsor/ banjir.2. Memanfaatkan sungai/ pangkung sebagai tempat pembuangan air hujan.

Air Limbah1. Meningkatkan sistem pengelolaan limbah setempat.

Telekomunikasi1. Peningkatan dan perluasan pelayanan telekomunikasi baik secara internal maupun eksternal desa.

Page 87: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Konsep Pengembangan

Page 88: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

E.4. Konsep Pembagian Sub BWP

Pembagian BWP dalam bentuk atau ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia dan alam, yang dituangkan

dalam Sub BWP (SBWP) peruntukan lahan sehingga mudah dalam alokasi investasi,

pengendalian & pengawasan.

Page 89: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

1

23

45

6

8

7

9

10

SBWP 1 berada di sebagian wilayah Desa Jatiluwih dan sebagian Desa Wongaya Gede. SBWP 1 memiliki luas sebesar 2980,3 Ha

SBWP 2 berada di Desa jatiluwih bagian selatan yang mencangkup Br. Jatiluwih Kawan, Br. Kesambahan Kaja, Br Kesambahan Kelod dan Br. Kesambi. Luas SBWP 2 seluas 286,3 Ha

SBWP 3 berada di Desa Jatiluwih bagian tenggara yang mencangkup Br. Jatiluwih Kangin, Br. Gunungsari desa dan Br. Gunungsariumakayu. Luas sebesar 265,2 Ha.

SBWP 4 berada di Desa Wongaya Gede sebelah tenggara yang mencangkup Br. Wongaya Kangin, Br. Wongaya Kaja, Br. Wongaya Bendul dan Br. Wongaya Kelod. Luas wilayah 228,4 Ha

SBWP 5 berada di Desa Wongaya Gede sebelah selatan yang mencangkup Br. Wongaya Kangin, Br. Keloncing. Br. Bengkel. Br. Batukambing, Br. Amplas dan Br. Sandan. Luas sebesar 440,9 Ha

1

2

3

4

5

Page 90: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 7 berada di desa Tengkudak yang mencangkup seluruh wilayah Desa Tengkudak seluas 490.2 Ha

SBWP 8 berada di desa Mengesta yang mencangkup seluruh wilayah Desa Mengesta seluas 940.1 Ha

SBWP 9 berada di Desa Penatahan yang mencangkup seluruh wilayah Desa Penatahan seluas 685.3 Ha

SBWP 10 berada di Desa Tegallinggah, Rejasa dan Pesagi yang mencangkup seluruh wilayah desa desa tersebut seluas 1207.3 Ha

SBWP 6 berada di Desa Sangketan yang mencangkup seluruh wilayah di Desa Sangketan. Luas wilayah sebesar 914

1

23

45

6

8

7

9

10

7

8

9

10

6

Page 91: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 1 berada pada sebagian wilayah Desa Jatiluwih dan sebagian Desa Wongaya Gede. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 1 berupa fungsi lindung yang terdiri dari kawasan cagar alam Hutan Batukaru, areal hutan rakyat dan perkebunan/holtikultura. Selain itu, prioritas pengembangan penunjang kegiatan keagamaan di Pura Batukaru

SBWP 1

Page 92: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Rencana pengembangan difokuskan pada peningkatan fungsi fasilitas permukiman dan pariwisata seperti pembangunan parkir dan stop over

Arahan pengembangan kepada pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk mempertahankan eksisitensi subak

Pelestarian Desa Tradisional di Br. Gunungsari

SBWP 2 berada di Desa Jatiluwih bagian tenggara yang mencangkup Br. Jatiluwih Kangin, Br. Gunungsari desa dan Br. Gunungsariumakayu. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 3 berupa fungsi pertanian lahan basah, kawasan permukiman

Page 93: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 3 berada di Desa jatiluwih bagian selatan yang mencangkup Br. Jatiluwih Kawan, Br. Kesambahan Kaja, Br Kesambahan Kelod dan Br. Kesambi. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 3 berupa fungsi pertanian lahan basah, kawasan permukiman dan perkebunan

Rencana peningkatan fungsi jaringan jalan yang merupakan pintu masuk desa Jatiluwih

Rencana pengembangan difokuskan pada peningkatan fungsi fasilitas permukiman dan pariwisata

Arahan pengembangan kepada pertanian berkelanjutan

Page 94: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Rencana pengembangan difokuskan pada peningkatan fungsi fasilitas permukiman

Arahan pengembangan kepada pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk mempertahankan eksisitensi subak

SBWP 4 berada di Desa Wongaya Gede sebelah tenggara yang mencangkup Br. Wongaya Kangin, Br. Wongaya Kaja, Br. Wongaya Bendul dan Br. Wongaya Kelod. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 4 berupa fungsi pertanian lahan basah, perkebunan dan kawasan permukiman

Page 95: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

Rencana pengembangan difokuskan pada peningkatan fungsi fasilitas permukiman

Arahan pengembangan kepada pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk mempertahankan eksisitensi subak

SBWP 5 berada di Desa Wongaya Gede sebelah selatan yang mencangkup Br. Wongaya Kangin, Br. Keloncing. Br. Bengkel. Br. Batukambing, Br. Amplas dan Br. Sandan. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 5 berupa fungsi pertanian lahan basah, perkebunan dan kawasan permukiman

Page 96: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 6 berada di Desa Sangketan yang mencangkup seluruh wilayah di Desa Sangketan. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 6 berupa fungsi pertanian lahan basah, perkebunan, kawasan permukiman dan kawasan lindung berupa radius kesucian pura Tamba Waras

Page 97: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 7 berada di Desa Tengkudak yang mencangkup seluruh wilayah di Desa Tengkudak. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 7 berupa fungsi pertanian lahan basah, perkebunan, kawasan permukiman

Page 98: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 8 berada di Desa Mangesta yang mencangkup seluruh wilayah di Desa Mangesta. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 8 berupa fungsi pertanian lahan basah, perkebunan, kawasan permukiman.

Adanya pengembangan jalur trakking dan cycling di SBWP 8. selain itu, pengembangan kegiatan yang adventure seperti ATV

Prioritas pengembangan difokuskan Pura Batu Panes. Di sekitar pura ini ditemukan banyak sumber mata air panas

Page 99: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 9 berada di Desa Penatahan yang mencangkup seluruh wilayah di Desa Penatahan. Analisis peruntukan lahan pada SBWP 9 berupa fungsi pertanian lahan basah, perkebunan, kawasan permukiman. Pada wilayah SBWP 9 akan diarahkan sebagai pusat pusat pelayanan wilayah, walaupun pengembangan wilayah bersifat terbatas.

Page 100: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

SBWP 10 berada di Desa Tegallinggah, Pesagi dan Rejasa yang mencangkup seluruh wilayah di 3 desa tersebut. Penggabungan 3 Desa menjadi satu SBWP didasarkan pada analisis fungsi Analisis peruntukan lahan pada SBWP 10 berupa fungsi pertanian lahan basah, perkebunan, kawasan permukiman.

Page 101: Presentation laporan antara RDTR kawasan jatiluwih

MATUR SUKSMA