Presentasi tauhid abda

14
OLEH : ABDAU QUR’ANI HABIB (12490128) UPAYA MENGATASI PERTIKAIAN ANTAR ETNIS/RAS DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ILMU SOSIAL DAN ISLAM

description

 

Transcript of Presentasi tauhid abda

Page 1: Presentasi tauhid abda

OLEH : ABDAU QUR’ANI HABIB

(12490128)

UPAYA MENGATASI PERTIKAIAN ANTAR

ETNIS/RAS DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF

ILMU SOSIAL DAN ISLAM

Page 2: Presentasi tauhid abda

Pengertian Konflik

Menurut bahasa konflik berasal dari kata kerja bahasa Latin configere yang berarti saling memukul. Dari bahasa Latin diadopsi ke dalam bahasa Inggris, conflict yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, konflik.

Page 3: Presentasi tauhid abda

Sedangkan menurut istilah ada banyak definisi yang dikemukakan oleh berbagai ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :

Menurut Lewis A. Coser konflik adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status, kuasa dan sumber sumber kekayaan yang persediaannya terbatas.

Menurut Leopod Von Wiese konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi apa yang menjadi tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Menurut R.J. Rummel konflik adalah konfrontasi kekuasaan atau kekuatan sosial.

Menurut Duane Ruth-hefelbower konflik adalah kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil.

Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

Page 4: Presentasi tauhid abda

Dari beberapa definisi di atas dapat diartikan bahwa konflik merupakan proses pertentangan yang diekspresikan di antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran konflik

Page 5: Presentasi tauhid abda

Unsur-Unsur Konflik

Triggers (pencetus) Adalah peristiwa yang mencetuskan sebuah konflik

namun tidak diperlukan dan tidak cukup untuk menjelaskan konflik itu sendiri.

Pivotal factors or root causes (faktor inti atau penyebab dasar)

Adalah akar konflik yang perlu ditangani untuk mengatasi konflik.

Mobilizing factors (faktor yang memobilisasi) Adalah masalah-masalah yang memobilisasi kelompok

untuk melakukan tindakan kekerasan. Aggravating factors (faktor yang memperburuk)

Adalah faktor yang memberikan tambahan pada mobilizing factors dan pivotal factors namun tidak cukup untuk dapat menimbulkan konflik itu sendiri

Page 6: Presentasi tauhid abda

Pemenuhan kebutuhan manusia terhadap konflik Konflik seringkali memiliki konsekuensi negatif,

namun di sisi lain konflik juga memiliki fungsi positif seperti yang telah dikemukakan oleh Darwin, Freud, dan Mark :

Pertama, konflik adalah persemaian yang subur bagi terjadinya perubahan sosial.

Kedua, konflik tersebut memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas berbagai kepentingan.

Ketiga, atas dasar kedua fungsi pertama tadi, konflik dapat mempererat persatuan kelompok.

Page 7: Presentasi tauhid abda

Contoh studi kasusnya adalah tentang kasus konflik Ambon Maluku yang terjadi pada tahun 1999-2002 yang disertai dengan aksi kekerasan.

Konflik ini dipicu oleh konflik interpersonal meluas menjadi konflik etnis religius dan menghancurkan tatanan sosial, ekonomi, dan politik Ambon Maluku.

Page 8: Presentasi tauhid abda

Solusi Untuk Mengatasi Konflik Menurut Ilmu Sosial

a) Intervensi Pihak Ketiga (Third Party Intervention)

merupakan kontinum dari intervensi pihak ketiga yang keputusannya mengikat para pihak yang terlibat konflik ketika kedua belah pihak yang sedang berkonflik tidak mampu menyelesaikan konflik mereka.

Page 9: Presentasi tauhid abda

Solusi melalui intervensi pihak ketiga dibagi menjadi beberapa cara yaitu:

1) Melalui Proses PengadilanYaitu salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik

menyerahkan solusi konfliknya pada pengadilan di pengadilan negeri melalui gugatan penggugat kepada tergugat. Apabila perdamaian tidak tercapai, maka hakim akan memeriksa kasusnya dan mengambil keputusan.

2) Melalui Proses atau Pendekatan LegislasiYaitu penyelesaian konflik melalui perundang-undangan yang

dikeluarkan oleh lembaga legislatif. Konflik yang diselesaikan dengan cara ini adalah konflik yang besar dan meliputi populasi yang besar, tetapi mempunyai pengaruh terhadap individu anggota populasi misalnya, konflik mengenai batas daerah dan konflik pamekaran wilayah. Konflik-konflik ini diselesaikan melalui dikeluarkannya undang-undang dan/atau peraturan pemerintah.

3) Melalui Proses AdministrasiYaitu melalui pihak ketiga yang dilakukan oleh lembaga

negara-bukan lembaga yudikatif-yang menurut undang-undang atau peraturan pemerintah diberi hak untuk menyelesaikan perselisihan atau konflik dalam bidang tertentu. Solusi konflik model ini banyak digunakan dalam bidang bisnis, ketenagakerjaan, lingkungan, dan hak asasi manusia di Indonesia.

Page 10: Presentasi tauhid abda

b) MediasiAdalah proses menyelesaikan suatu konflik

melalui bantuan mediator. Mediasi memerlukan beberapa proses

sebagai berikut:1) Mengidentifikasi kebutuhan intervensi2) Pemetaan konflik3) Menyusun desain intervensi4) Melakukan dengar pendapat5) Mengembangkan iklim konflik yang kondusif6) Transformasi elemen konflik7) Merumuskan alternatif keputusan bersama8) Memilih satu alternatif yang disepakati

bersama9) Melaksanakan kesepakatan

Page 11: Presentasi tauhid abda

Solusi mediasi ini sering digunakan untuk mengatasi konflik terutama konflik antarkelompok atau konflik antarindividu.

Contohnya proses mediasi dalam konflik politik dan sosial di Indonesia. Misalnya, mediasi dalam konflik sosial di Poso, konflik sosial di Maluku dan Maluku Utara, serta konflik antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Konflik Poso melibatkan Kelompok Masyarakat Kristen dan Kelompok Masysrakat Islam dengan mediator Pemerintah RI. Proses mediasi dalam konflik ini menghasilkan Perjanjian Malino I yang bisa menyelesaikan konflik tersebut secara formal. Mediasi konflik sosial di Maluku dan Maluku Utara menghasilkan Perjanjian Malino II. Di samping itu, mediasi konflik antara Pemerintah RI dan GAM menghasilkan Nota Kesepahaman antara Pemerintah RI dan GAM.

Page 12: Presentasi tauhid abda

c) RekonsiliasiAdalah proses mengatasi konflik yang

mentransformasi ke keadaan sebelum terjadinya konflik, yaitu keadaan kehidupan yang harmonis dan damai.

Proses rekonsiliasi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1) Pihak yang terlibat konflik-korban dan pelanggar memilih mediator yang dihormati kedua belah pihak.

2) Mediator bekerja untuk menciptakan situasi yang saling memaafkan dan menyelesaikan. Dalam proses ini, kehormatan dan martabat kedua belah pihak perlu dijunjung tinggi dan dipulihkan. Kedua belah pihak juga wajib menghormati masyarakat bahkan ketika terjadi kejahatan.

3) Ritual masyarakat dilakukan sehingga membawa masyarakat yang bersatu sebagai jaminan pemberian maaf.

Page 13: Presentasi tauhid abda

Penyelesaian Konflik Dalam Perspektif Islam Debat

Debat pada dasarnya adalah salah satu cara berkompetisi dengan pihak atau kelompok lain. Dalam Al-Qur’an, debat sering merujuk pada upaya kompetisi yang dilakukan kaum muslim dengan kaum non muslim. Debat sering digunakan oleh Nabi Allah untuk menanggapi segala tuduhan terhadap agama Islam sekaligus meyakinkan pihak lain tentang kebenaran agama Islam.

Di dalam Al-Qur’an juga di jelaskan bahwa berdebat harus dilakukan dengan adil dan fair yang tercantum pada surat An-Nahl ayat 125 sebagai berikut: 

ن� س� ح� س�� س ه ه� � س ه�ا ن�م ح ه� س�ا س� � ه� س� س� س� ح � ه� س� �ه �ح �س ح س�� ه� �س ح� ه� ح ه�ا س ب� س" ه# ه%ي س& ى' س ه(� ن* ح� ��+ ﴿ س� ه.ي س� ح� �ن ح ه�ا نم س/ �ح س�� �س ن س� � ه0 ه/ ه%ي س& ��س س�# س1 ��س ه� نم س/ �ح س�� �س ن س �� س س" س�2 النحل﴾ ١٢٥ه(�

Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. 

Page 14: Presentasi tauhid abda

MusyawarahSelain debat, resolusi konflik dalam Islam juga dilakukan dengan

musyawarah. Dalam Al-Qur’an musyawarah sering merujuk pada penyelesaian konflik dan hubungan sesama kaum muslim, berbeda dengan debat yang cenderung ditujukan untuk kaum non-muslim. Tujuan musyawarah ini adalah untuk menemukan jalan keluar dari perbedaan yang tidak menyangkut gejala “idiologis” dan dikhotomik sehingga memungkinkan terbentuknya kompromi dan negosiasi. Sedangkan perdebatan lebih menunjukkan sebagai upaya untuk meyakinkan fihak lain, dan tidak mungkin terjadi kompromi, dan yang mungkin hanya sebatas memahami saja, bukan untuk saling membenarkan satu sama lain. Perihal musyawarah ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 yang berbunyi sebagai berikut:

س�4 ه(ا س5 � ه6 ح7 س�8 ح9 � ه5 حم ن ح" ه� س:ا س� حم ن� س ح6 ه; ح> س� ح& س�� حم ن� ح� �س ن= �ح س5ا � س ه �ح س� ح� ه7 ��ن�< س; س89ن ه@ ح/ Aس ح � Bس ه/ي Cس ظ��ا س5 Eس �Fن �ح س س� � حم ن� س Eس � ه ه0 /� س � س� ب7 ة� �س ح� س" س�ا ه% س5

س�﴿ ه/ي Fب �س س� �ن ح � ن�@ ه� ني س0 /� س � س�2 ه(� �+ ه0 /� س � س/' �س ح# Fس� �س س� س5 Eس ح7 Hس �عمران ﴾ ١٥٩س آل  

Artinya:“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.