Tauhid Dalam Islam
description
Transcript of Tauhid Dalam Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tauhid adalah kewajiban yang pertama kali dalam Islam, dan semua ibadah
tidak diterima dan tidak sah kecuali dilandasi dengannya. Oleh karena itu, dari
Mu’az bin Jabal Rasulullah SAW bersabda: “Maka hendaklah pertama kali yang
kamu serukan kepada mereka adalah, agar mereka mentauhidkan Allah. Apabila
mereka telah mengetahui hal itu maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka shalat 5 kali sehari semalam, dan apabila mereka
telah shalat maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat
harta mereka, yang diambil dari orang kaya di antara mereka dan diberikan
kepada orang miskin di antara mereka dan hati-hatilah dengan kemuliaan harta
manusia.” (HR. Bukhari).
Tauhid bersal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan yang artinya
“esa/tunggal”. Ini merujuk pada sifat Allah yang tunggal, karena inti utama dari
ajaran ini adalah mengesakan Allah, makanya orang sering menyebut disiplin
ajaran ini dengan ilmu tauhid.
Bagi semua Rasul, yang pertama Allah wahyukan kepada mereka adalah “Laa
ilaaha illallaah” mengajak manusia untuk hanya menyakini Allah SWT sebagai
Ilah (sesembahan) yang sebenarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Tauhid sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan.
2. Jaminan Allah Bagi Orang Yang Bertauhid.
3. Keutamaan Tauhid
4. Manfaat Tauhid
5. Pengaruh Tauhid Dalam Kehidupan.
6. Keutamaan Bagi Yang Bertauhid
7. Urgensi Tauhid
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tauhid sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan.
Tauhid adalah sesuatu yang sudah akrab di telinga kita. Namun tidak ada
salahnya kita mengingat beberapa keutamaannya. Karena dengan begitu bisa
menambah keyakinan atau meluruskan tujuan sepak terjang kita yang selama ini
yang mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan berujung pada
kehancuran dunia dan akhirat. Tauhid merupakan landasan dari seluruh aspek
kehidupan manusia secara pribadi, dalam keluarga, masyarakat dan berbangsa,
baik dari masalah kegiatan ekonomi, budaya, sosial politik dan lainnya tidak
terlepas dari semangat tauhid.
Memang tujuan diciptakannya makhluk adalah untuk bertauhid. Allah
berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56). Makna menyembah-Ku dalam
ayat ini adalah mentauhidkan Allah. Seluruh rasul itu semua dalam menyerukan
dakwah dan agama yang satu yaitu beribadah kepada Allah saja yang tidak boleh
ada satupun sekutu bagi-Nya. Beribadah kepada Allah dan mengingkari thoghut
itulah hakekat makna tauhid.
Tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir. Rasul memerintahkan para
utusan dakwahnya agar menyampaikan tauhid terlebih dulu sebelum yang lainnya.
Nabi SAW bersabda kepada Mu’adz bin Jabal ra. “Jadikanlah perkara yang
pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim). Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan
terakhirnya Laa ilaaha illAllah niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud,
Ahmad dan Hakim)
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan
Allah mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki.” (An
Nisaa': 116).
2
Sehingga syirik menjadi larangan yang terbesar. Sebagaimana syirik adalah
larangan terbesar maka lawannya yaitu tauhid menjadi kewajiban yang terbesar
pula. Allah menyebutkan kewajiban ini sebelum kewajiban lainnya yang harus
ditunaikan oleh hamba. Allah berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah pada kedua orang
tua.” (An Nisaa': 36)
Kewajiban ini lebih wajib daripada semua kewajiban, bahkan lebih wajib
daripada berbakti kepada orang tua. Sehingga seandainya orang tua memaksa
anaknya untuk berbuat syirik maka tidak boleh ditaati. Allah berfirman, “Dan jika
keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. (Luqman: 15)
Hati yang saliim adalah hati yang bertauhid. Rasulullah SAW bersabda,
“Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah
seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Allah berfirman, “Hari dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi, kecuali
orang yang menghadap Allah dengan hati yang saliim (selamat).” (Asy Syu’araa':
88-89). Imam Ibnu Katsir, yaitu hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan. Maka
orang yang ingin hatinya bening hendaklah ia memahami tauhid dengan benar.
Rasulullah SAW bersabda, “Hak Allah yang harus ditunaikan hamba yaitu
mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun” (HR. Bukhari dan Muslim). Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-
Nya artinya mentauhidkan Allah dalam beribadah. Tidak boleh menyekutukan
Allah dengan sesuatu apapun dalam beribadah, sehingga wajib membersihkan diri
dari syirik dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari syirik maka
belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada Allah saja.
Ibadah adalah hak Allah semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah
kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin
menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah
semestinya menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.
3
B. Jaminan Allah Bagi Orang Yang Bertauhid.
Tauhid adalah sebab kemenangan di dunia dan di akhirat. Para sahabat dari
kalangan Muhajirin dan Anshar adalah bukti sejarah. Keteguhan para sahabat
dalam mewujudkan tauhid sebagai ruh kehidupan mereka adalah contoh sebuah
generasi yang telah mendapatkan jaminan surga dari Allah Swt serta telah meraih
kemenangan dalam berbagai medan pertempuran, sehingga banyak negeri takluk
dan ingin hidup di bawah naungan Islam. Inilah generasi teladan yang dianugerahi
kemenangan oleh Allah di dunia dan di akhirat.
Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang terdahulu (masuk Islam) dari
kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah telah ridha kepada mereka dan mereka pun telah ridha kepada Allah.
Allah telah menyiapkan bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan
yang besar.” (At Taubah: 100)
Sesungguhnya tidak diragukan lagi bagi orang yang memahami al-Qur'an dan
sunnah rasul-Nya bahwa puncak teratas dan tujuan tertinggi yang wajib
diwujudkan oleh seluruh kaum muslimin pada dirinya dan masyarakat luas adalah
peribadatan yang ditujukan hanya kepada Allah semata (tauhid).
Hal ini karena tauhid merupakan sesuatu yang paling penting dari segala yang
penting dan merupakan penentu keselamatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat
kelak dengan balasan kenikmatan surge jannatun naim. Tidaklah Allah mengutus
para rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya, dan menciptakan jin dan manusia
melainkan karena tauhid.
Amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan berkesudahan sia-sia, tidak
dibalas oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda, bahkan dijadikan-Nya
sebagai debu yang berterbangan, hilang bertaburan tanpa ada hasilnya.
4
C. Keutamaan Tauhid
Tauhid memiliki kedudukan dan keutamaan yang sangat agung didalam
Islam, karena ia merupakan inti dari ajaran Islam. Diantara keutamaan tauhid
adalah:
1. Tauhid adalah hikmah diciptakanya jin dan manusia.
2. Tauhid adalah sebab diutusnya para rasul Allah dan inti serta landasan
dakwah.
3. Tauhid adalah sebab diturunkanya kitab-kitab Allah.
4. Tauhid merupakan syarat diterimanya amal seseorang.
5. Tauhid merupakan jalan untuk mendapatkan syafa'at Rasulullah.
6. Tauhid merupakan jalan keselamatan dari neraka.
7. Tauhid adalah sebab diampuninya dosa.
8. Tauhid merupakan hak Allah yang menjadi kewajiban para hamba-Nya.
D. Manfaat Tauhid
Apabila tauhid yang murni itu terwujudkan di dalam hidup seseorang, baik
secara pribadi maupun jama'ah, niscaya akan menghasilkan buah yang amat
manis. Diantara buah yang dapat dipetik adalah:
1. Membebaskan manusia dari penghambaan serta tunduk kepada selain Allah,
baik benda-benda atau makhluk lainya.
Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk
menciptakan, bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka tidak
dapat memberi manfaat atau menolak bahaya terhadap diri mereka sendiri.
Mereka tidak mampu mematikan, menghidupkan, atau membangkitkan.
Tauhid membebaskan manusia dari setiap penghambaan kecuali kepada
Tuhan yang menciptakan manusia. Tauhid membebaskan pikiran dari
berbagai khurafat dan angan-angan yg keliru, serta membebaskan hati dari
tunduk, menyerah, dan menghinakan diri kepada selain Allah.
2. Membentuk kepribadian yg kokoh.
5
Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yg kokoh. Ia
menjadikan hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa.
Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai tuhan kecuali hanya kepada Allah.
Kepada-Nya ia menghadap, baik dalam kesendirian atau ditengah keramaian
orang. Ia berdoa kepada-Nya dalam keadaan sempit ataupun lapang.
3. Tauhid sumber keamanan manusia.
Sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan
ketenangan. Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup
rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa, dan keluarga. Ketakutan
terhadap jin, manusia, kematian, dan lainya menjadi sirna. Seorang mu'min
yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu, yaitu Allah. Karena itu ia
merasa aman ketika manusia ketakutan serta merasa tenang ketika mereka
kalut. Hal ini diisyaratkan oleh al-Qur'an dalam firman-Nya:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kedzaliman (syirik) mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(Qs. al-An'am: 82)
4. Tauhid sumber kekuatan jiwa.
Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya
penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakkal kepada-Nya, ridha atas
qadar (ketentuan)-Nya, sabar atas musibah-Nya, serta sama sekali tidak
mengharap sesuatu pun kepada makhluk. Ia hanya mengharap dan meminta
kepada-Nya. Jiwanya kokoh seperti gunung. Bila datang musibah ia segera
mengharap kepada Allah agar dibebaskan darinya. Ia tidak minta kepada
orang-orang mati. Syi'ar dan semboyanya adalah sabda Rasulullah Saw:
"Bila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan bila kamu memohon
pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. Tirmidzi:)
E. Pengaruh Tauhid Dalam Kehidupan.
Sesungguhnya Allah menciptakan segenap alam agar mereka beribadah
kepadaNya, mengutus para rasul untuk menyeru semua manusia agar
6
mentauhidkanNya, al Qur’anul Karim dibanyak surat menekankan tentang arti
pentingnya tauhid menjelaskan bahaya syirik atas pribadi dan masyarakat, al
Qur’an dan as Sunnah menerangkan kepada kita pengaruh yang baik sekali atas
tauhid tersebut, dimana tauhid itu jika diamalkan oleh seseorang baik pribadi
maupun masyarakat didalam kehidupan serta diwujudkan secara hakiki (murni),
niscaya akan menghasilkan buah yang sangat manis diantaranya adalah:
“Membentuk kepribadian yang kokoh, ia membuat hidup dan pengalaman seorang
ahli tauhid begitu istimewa, tujuan hidupnya jelas, tidak beribadah kecuali hanya
satu Allah yang Maha Esa saja. Kepada-Nya ia menghadap, baik dalam
kesendirian atau ditengah keramaian orang, ia berdo’a dalam keadaan sempit
maupun lapang”.
Berbeda dengan seorang musrik yang hatinya terbagi untuk Ilah selain Allah
dan yang banyak suatu saat ia menghadap kepada orang hidup, pada saat lain ia
menghadap kepada orang yang mati. Artinya terkadang ia meminta kepada yang
hidup sebagai perantara (wasilah) antara ia dengan Allah untuk menyampaikan
hajat hajat mereka, seperti tuan guru, kyai, jin, setan dan lain sebagainya. Adapun
pada yang mati, seperti berziarah kekuburan para wali yang dikeramatkan, sunan
sunan, tempat tempat keramat, dan sejenisnya. Ini adalah ciri hati orang yang
sudah terpecah pecah akibat kesyirikan demikian pula orang-orang yang
aqidahnya tidak lurus, tauhidnya tersesat lagi tidak tepat kepada Allah SWT.
Kehidupannya bahkan demikian dan disangsikan, dari sinilah perkataan Nabi
Yusuf as kepada orang yang didalam penjara tersebut, dimana Allah telah
mengabadikan di dalam al Qur’an, dengan firmanNya:”Hai kedua penghuni
penjara, manakah yang lebih baik Ilah-ilah yang bermacam-macam itu ataukah
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa ?” (Yusuf : 39). Firman Allah SWT,
“Mereka telah menjadikan orang orang alim mereka dan rahib rahib mereka
sebagai ilah selain Allah, dan (juga mereka meng ilahkan) al Masih putera
Maryam, padahal mereka hanya disuruh beribadah hanya kepada Allah saja, tidak
ada Ilah yang berhak untuk diibadahi selain Dia, Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan. (at-Taubah: 31).
7
Sedangkan orang mukmin dia hanya beribadah kepada Allah saja, ia
mengetahui apa yang diridhoi oleh Allah dan yang dimurka -Nya, sehingga ia
hanya akan melakukan apa yang membuatNya ridha dan hatinya tentram.
Sementara orang-orang musrikin (orang-orang musrik) meng`ibadahi ilah ilah
yang sangat banyak, `ibadah mereka ditujukan kadang kadang kepada jin, setan,
kuburan kuburan para wali atau orang shaleh, kyai, dukun dukun dan lain
sebagainya. Demikianlah tujuan mereka dalam ber`ibadah, maka akibat dari yang
demikian tauhid mereka tidak benar. Terkadang ma`bud selain Allah tersebut
menginginkannya kekanan, sedangkan lainnya kekiri, seseorang itu akan menjadi
terombang ambing diantara peribadatan selain Allah itu, dia tidak memiliki
prinsip dan ketetapan sedikitpun. Dan keadaan ini sesuai dengan apa yang
digambarkan oleh Allah didalam surat Taha ayat: 124-126. Allah Swt berfirman:
“Dan barang siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya
baginya kehidupan yang sangat sempit, dan Kami akan membangkitkannya pada
hari kiamat nanti dalam keadaan buta.” Berkata dia: “Ya Rabku, kenapa Engkau
menghimpunkan saya dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya di dunia adalah
seorang yang melihat?” Allah berkata: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat
ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu juga pada hari ini kamu
dilupakan.” Surat Thaha : 124-126.
Maka dari itu, sebahagian besar kaum muslimin yang tidak memiliki prinsip
dan ketetapan tauhid mereka berbondong-bondong berziarah kekuburan kuburan
para wali yang dikeramatkan, meminta (berdo`a) kepada mereka supaya hajat
mereka dikabulkan oleh Allah Swt. Mereka menjadikan para wali tersebut sebagai
wasilah (perantara) antara mereka dengan Allah Swt. Ini merupakan salah satu
bentuk kesyirikan yang telah dilakukan oleh kafir Quraisy dahulu. Misalnya
kuburan di Hadhramaut (Yaman) yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat,
pada umumnya banyak kalangan menduga itu adalah kuburan Nabi Hud, akan
tetapi sanadnya zhulumat (penuh dengan kegelapan), ribuan orang berangkat
kesana untuk mengambil berkah, menyampaikan hajat-hajat mereka kepadanya,
ini adalah kesyirikan yang sangat besar! Pelakunya akan kekal di neraka kalau dia
tidak sempat bertaubat sebelum meninggal.
8
Tauhid sumber keamanan manusia, sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya
dengan keamanan dan ketenangan, tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah Swt
saja, semua rasa takut yang diarahkan kepada selain Allah dikategorikan
kesyirikan, kecuali takut fitrah (tabiat/instink)nya manusia, seperti takut kepada
api, tenggelam, gelap, binatang buas, akan tetapi kalau takut tabiat/instink itu
membawa kepada meninggalkan wajib (perintahNya) serta terjerumus kepada
yang haram maka hukumnya juga haram.
Tauhid menutup rapat celah celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan
keluarga, sehingga seorang yang bertauhid tadi jalurnya lurus, tidak ada rasa
takut, sebab keta`atan tidak bisa mengurangi reziki seseorang. Keta`atan itu tidak
menahan reziki atau mengurangi reziki seseorang, jadi belajar ilmu al Quran dan
as Sunnah, dakwah kepada jalan Allah, tidak akan menyebabkan berkurang
rezikinya, bahkan Allah SWT, akan menundukkan hati orang lain untuk
membantu kehidupannya begitu janji Allah dan RasulNya kepada umat, yang
mempelajari Kalamullah, al Qur’an dan as Sunnah.
Allah akan menjamin bagi siapapun yang membaca al Qur’an dan
mengamalkannya, dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat.”
Firman Allah QS Taha:123. “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu,
lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya dia tidak akan sesat dan
tidak akan celaka.”.
Dan ini semakna dengan apa yang telah disebutkan dalam satu hadist dari
jalan `Utsman bin Affan :
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
“Berkata Rasulullahi Saw: “Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari al
Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Allah Swt akan menundukkan hati orang lain untuk membantu kehidupannya
guna mencukupi hajatnya.” Akan tetapi jika bukan Ahlut Tauhid kehidupannya
9
dipenuhi dengan rasa takut, gelisah, oleh karena itu Ahlut Tauhid terbentengi
dirinya dari rasa takut kepada jin, manusia, kematian dan selainnya dari rasa takut
yang tertanam didalam peribadinya dan jiwa manusia tersebut, sesseorang
mukmin yang meng Esakan Allah hanya takut kepada Nya saja karena ahlut
Tauhid ia merasa aman, tentram dan tidak ada rasa gelisah.
Telah dijelaskan oleh Allah dalam al Qur’an: “Orang-orang beriman itu tidak
mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik) mereka itulah
orang orang yang mendapat petunjuk.” Al-Ana’am : 82
Keamanan ini terpancar dari jiwa raganya, bukan karena sebab penjaga
penjaga keamanan polisi atau pihak keamanan lain, dan keamanan dimaksud
keamanan dunia, adapun keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi
mereka rasakan. Yang demikian itu mereka peroleh, sebab mereka mengEsakan
Allah Swt, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah`Swt, dan tidak
mencampurkan adukkan tauhid dan `ibadah mereka dengan kesyirikan, karena
mereka tahu syirik adalah kezhaliman yang besar.
Tauhid sumber kekuatan jiwa, karena tauhid memberikan kekuatan jiwa
kepada pemiliknya, sebab jiwanya penuh harap kepada Allah saja, percaya dan
tawakal kepada Nya, ridho atas (ketentuan) Nya, sabar atas musibahnya serta
sama sekali tidak mengarap sesuatu kepada makhluk, ia hanya menghadap dan
meminta kepadaNya, jiwanya kokoh seperti gunung, bila datang musibah ia
segera mengharap kepada Allah Swt. agar dibebaskan darinya, dia tidak meminta
kepada orang orang mati. syiar dan semboyan adalah sabda Rasulullah bersabda:
“Apabila kamu meminta mintalah kepada Allah, dan apabila kamu minta tolong
minta tolonglah kepadaNya.” HR. Tirmizi. Dan firman Allah Swt :
“Jika Allah menimpakan satu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Al An’am : 17.
Tauhid dasar persaudaraan dan persamaan, ahlut Tauhid tidak dibolehkan
menjadikan ilaah ilaah (ma`buud) selain Allah diantara sesama mereka, sifat
Ilaahiyah (peng`ubudiahan) hanya milik Allah Swt satu satunya dan semua
10
manusia diwajibkan ber`ibadah kepada Nya saja. Segenap manusia adalah hamba
Allah, dan yang paling mulia diantara mereka adalah Nabi kita Muhammad Saw.
F. Keutamaan Bagi Yang Bertauhid
Allah berfirman; “Orang-orang beriman itu tidak mencampur adukan iman
mereka dengan kezhaliman (Syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka mereka itu yang mendapat petunjuk”)) (An-Ana’am : 82).
Makna ayat: ahlut Tauhid mendapatkan keamanan dari segala rasa takut,
`azab dari Allah, serta kebinasaan. Petunjuk kepada jalan yang lurus, maka
apabila orang orang beriman itu tidak mencampur adukan iman mereka dengan
kezholiman (kesyirikan) secara mutlak, tidak dan tidak pula dengan kemaksiatan,
maka mereka memperoleh keamanan dan hidayah yang sempurna dari Allah Swt,
dan jika mereka tidak mencampurkan keimanan mereka dengan kesyirikan,
namun mereka masih melakukan kemaksiatan, maka mereka tidak memperoleh
keamanan dan hidayah yang sempurna.
Dipahami dari ayat ini; bahwa mereka yang tidak mentauhidkan
(mengikhlashkan per`ibadatan) kepada Allah Swt, tidak akan pernah sama sekali
mendapatkan keamanan dan hidayah, bahkan kesesatan serta kebinasaan yang
mereka peroleh.
“Al Ilah” artinya adalah Dzat yang di`ibadahi dan dijadikan tumpuan hati
untuk mendapat manfaat dan menolak bahaya.
G. Urgensi Tauhid
Tidak diragukan lagi bahwasanya tauhid merupakan hal yang sangat penting
bagi manusia. Bahkan tauhid adalah penentu selamat dan tidaknya seorang
manusia dari api neraka. Maka dari itu, setiap orang yang menginginkan dirinya
selamat dari api neraka ia harus mengaplikasikan tauhid di dalam kehidupannya
sehari-hari.
11
Karena pentingnya masalah tauhid, maka para ulama pun telah mejelaskan
kepada kita tentang urgensi atau pentingnya tauhid di dalam kehidupan kita. Di
antara urgensi tauhid adalah:
1. Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia
Allah Swt
ليعبدون إال� واإلنس الجن� خلقت وما“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepadaKu.” (QS. adz-Dzariyat: 56)
Maksud dari ayat ini adalah: “Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan
manusia kecuali agar mereka mentauhidkanKu”.
Sedangkan mentauhidkan Allah berarti mengesakanNya dengan apa-apa yang
menjadi kekhususan bagiNya baik itu dalam masalah rububiyyah, uluhiyyah dan
atau mulkiyah serta asma wa sifat Allah.
2. Tauhid merupakan inti dakwah para rasul
Allah Swt berfirman:
الط�اغوت واجتنبوا الله اعبدوا أن سوال ر� أم�ة كل في بعثنا ولقد“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut””. (QS. an-Nahl :
36)
Di dalam ayat tersebut Allah Swt. mengabarkan kepada kita bahwa hujjahNya
telah ditegakan kepada setiap umat manusia, baik itu umat terdahulu maupun
umat di zaman sekarang. Yaitu bahwasanya telah diutus kepada setiap mereka
seorang rasul. Dan mereka (para rasul) seluruhnya menyeru umatnya kepada satu
hal yaitu: (seruan untuk) beribadah hanya kepada Allah saja tanpa
menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.
Di dalam ayat yang lain, Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:
فاعبدون أنا إال� إله ال �ه أن إليه نوحي إال� سول ر� من قبلك من أرسلنا وما“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Aku, maka sembahlah Aku”.” (QS. al-Anbiyaa [21]: 25)
12
3. Tauhid merupakan hal yang pertama diperintahkan oleh Allah kepada
hambaNya sebelum kewajiaban yang lainnya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إحسانا وبالوالدين �اه إي � إال تعبدوا � أال ك رب وقضى“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya.” (QS. al-Isra: 23)
Dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan kita untuk bertauhid terlebih
dahulu yaitu dengan berfirman: “Jangan menyembah selain Dia”. Baru setelah itu
Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua kita.
Ketika Rasulullah Saw mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal ke negri Yaman,
beliau berwasiat:
إال� إله ال أن شهادة إليه تدعوهم ما أو�ل فليكن الكتاب، أهل من قوما تأتي �ك إن( ) : الله يوحدوا أن إلى رواية وفي الله،
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahli kitab,
maka hendaknya hal yang pertama kali engkau dakwahkan kepada mereka adalah
syahadat “laa ilaha illallah”. Dan diriwayat lain disebutkan: “Agar mereka
mentauhidkan Allah”. (HR. Bukhari Muslim).
4. Tauhid adalah hak Allah atas hambaNya
Rasulullah SAW pernah bertanya kepada sahabat Mu’adz bin Jabal: ”Apakah
hak Allah atas hambaNya?”, beliau menjawab: “Allah dan rasulNya lebih
mengetahuinya”. Kemudian Rasulullah sAW bersabda:
شيئا به يشركوا وال يعبدوه أن العباد على الله حق�“Hak Allah atas hambanya adalah agar mereka beribadah kepadaNya dan
agar mereka tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
5. Tauhid merupakan tugas seorang muslim sepanjang hidupnya
Tauhid merupakan tugas dan kewajiban seorang muslim selama hidupnya.
Seorang muslim memulai hidupnya dengan tauhid, dan mengakhirinya dengan
tauhid pula. Dan tugasnya di dunia ini adalah menegakan tauhid dan senantiasa
mengajak manusia kepada tauhid. Karena tauhidlah yang bisa menyatukan orang-
13
orang yang beriman, dan menghimpun mereka semua di atas kalimat tauhid “laa
ilaha illallah”.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedudukan tauhid dalam Islam sangat penting sekali dibandingkan dengan
amal-amal yang lainnya. Tujuan kita diciptakan oleh Allah SWT dan hidup di
dunia ini adalah dalam rangka mengabdi kepada Allah bukan mengabdi kepada
selain Allah. Kita sebagai hambaNya, tentu abdi bagi Allah dan hanya
menghambakan diri dan mengabdikan diri kepada Allah SWT. Adapun bumi dan
isinya beserta semua pernak-perniknya Allah ciptakan diperuntukkan bagi
kehidupan kita. Allah berfirman: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh lapis langit dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.
Al-Baqarah: 29).
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.umpalangkaraya.ac.id/web/semua-download.html, 27 Maret 2016.
http://ilmuagama.net/pengertian-tauhid/, 27 Maret 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid, 27 Maret 2016.
https://muslimah.or.id/7017-pembagian-tauhid-dalam-al-quran.html, 27 Maret
2016.
http://ilmuagama.net/pengertian-tauhid/, 27 Maret 2016.
16