Abda edisi 2

20
1 Edisi II, Januari 2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Ed Ed Ed d Ed Ed Ed Ed Ed Ed Ed Ed Ed d Ed Ed Ed Ed Ed Ed Ed Ed d d Ed Ed d d d Ed Ed d Ed Ed E Ed Ed d E Ed Ed d d d is is is is is is is s s is is is is is s is is is is is is i i is is s s is is is is s is s s s is is is s is i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i II I II I II II I II I I I I I I II II I II II I II I II I II I II I I II I II I II I I , , , , , , , , , , , J Ja Ja a Ja Ja a Ja a Ja a a Ja Ja Ja Ja a J Ja a Ja Ja Ja a Ja Ja Ja a J Ja Ja a a Ja a Ja a Ja Ja a Ja Ja Ja Ja a Ja Ja J Ja Ja Ja a J Ja Ja a Ja a Ja a a Ja Ja Ja Ja a J J a nu nu nu n nu n nu n n nu nu nu nu nu nu n nu nu u nu nu u n n nu n u nu u nu nu nu u u u u u nu u u u u n nu n n nu nu n nu nu n nu u nu n nu u u u ar ar ar ar ar ar ar ar r ar ar ar ar a ar a a ar ar ar ar ar a a a ar a ar a a ar a ar ar ar r a ar a ar a ar ar ar a a ar ar a a ar ar i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i 20 0 0 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2 20 20 0 20 20 0 20 0 20 20 0 20 20 0 20 20 20 0 0 2 0 20 20 20 2 2 2 20 2 20 2 0 20 2 2 2 2 2 20 0 2 2 0 2 2 20 13 13 13 13 13 13 1 13 1 1 1 1 1 1 13 3 13 13 13 13 1 13 13 3 13 1 13 1

description

 

Transcript of Abda edisi 2

Page 1: Abda edisi 2

1Edisi II, Januari 2013 111111111111111111EdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEdEEdEdEdisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisisi i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , JaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJanununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununununuararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararararari i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i 2020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202020202013131313131313131313131313131313131313131313131313131313131313131313131313

Page 2: Abda edisi 2

2 Edisi II, Januari 2013

Page 3: Abda edisi 2

3Edisi II, Januari 2013

Assalamu’ailaikum Wr.Wb

Salam sejahtera kami haturkan kepada para pembaca. Meskipun

dengan berbagai keterbatasan dan problematika kehidupan yang terus ada,

namun selama nafas ini masih tersisa dan semangat perubahan masih mem-

bara, untaian salam ini tak henti-hentinya kami haturkan untuk segenap so-

bat-sobat AbdA. Semoga angin segar kedamaian dan kesejukan akan mem-

berikan inspirasi baru bagi kita semua. Amiiin

Alkhamdulillah, sudah seyogyanya kami ucapkan untuk menggam-

barkan betapa besar karunia Alloh SWT yang diberikan kepada kami sehing-

ga kami bisa menerbitkan bulletin AbdA edisi II di awal tahun 2013. Shola-

wat dan salam senantiasa kami curahkan kepada junjungan kami nabi agung

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya, semoga

kita bisa menjadi umatnya yang tetap teguh mengikuti ajaran-ajarannya. Un-

gkapan terimakasih tak lupa kami ucapkan kepada segenap sobat AbdA yang

telah berkenan hati merelakan tenaga dan fi kirannya demi terbitnya bulletin

ini.

Di edisi kedua ini kami hadir ke tengah-tengah sobat-sobat AbdA

dengan mengangkat tema “cita-cita ”, cita-cita tak hanya sekedar angan-an-

gan atau sekedar mimpi, namun lebih merupakan sebuah target yang kehadi-

rannya musti dicapai dengan segenap perjuangan dan usaha. Tak jarang cita-

cita mampu memotivasi seseorang untuk bergerak atau berbuat lebih dari

yang sekedar diupayakan sekarang.

Akhirnya melalui bulletin AbdA edisi kedua ini, kami mencoba

memberikan pengetahuan baru terkait cita-cita, dan pentingnya cita-cita

dalam sebuah kehidupan seseorang dan sebagai penyemangat dalam men-

jalani keseharian. Kami sadar berbagai rangkaian tulisan yang kami hadir-

kan ini tentu masih sangat banyak kekurangan disana-sini. Dengan semangat

“Budayakan Membaca” sebagai aktifi tas intelektual manusia, khususnya

umat islam dengan “iqra”nya. Meski demikian,kami tetap memohon saran

dan kritik para sobat-sobat AbdA. Dan tak lupa kami selalu berharap kehadi-

ran edisi ini tetap memberikan sesuatu yang bernilai positif bagi sobat-sobat

semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

AbdA Redaksi

Page 4: Abda edisi 2

4 Edisi II, Januari 2013

bdA merupakan sebuah komunitas yang berge-

lut dalam bidang sosial. AbdA didirikan pada

tanggal 18 Muharram 1434 H equivalen den-

gan 02 Desember 2012, dengan tujuan awal

mengembangkan potensi anggotanya di bidang de-

sain dan wirausaha selain itu dalam kegiatan sosial-

nya AbdA berkonsentrasi pada kegiatan Motivasi, Out

Bond dan Training (M.O.T) dengan mottonya “Ber-

juang, Berbagi dan Memberdayakan”. Sesuai dengan

mottonya AbdA bertujuan mengajak para sobat-sobat

AbdA untuk berjuang di jalan Allah SWT sesuai ke-

cakapan dan tuntutan perkembangan zaman, serta

berbagi baik materi, tenaga maupun fi kiran sesuai ke-

mampuan dan tingkat keilmuan masing-masing, tak

sampai disitu AbdA juga berusaha Memberdayakan

anggotanya baik dalam hal kecakapan Ilmu Pengeta-

huan maupun dalam berwirausaha.

AbdA diresmikan di Trenggalek pada tanggal 18 Mu-

harram 1434 H/02 Desember 2012

Diterbitkan oleh; AbdA.

Pelindung; Allah SWT,

Pimpinan Umum ; Abu Zaeni,

Pemimpin Redaksi: Riyadu

Sulaiman,

Sekretris I; Achmad Saifudien,

Sekretaris II; Bayu Dwi Saputra,

Bendahara; Muhammad Efendi.

Divisi-Divisi;

Divisi Motivasi; Alvin hidayatul-

loh (coordinator),

Divisi Outbond; Bayu (coordi-

nator)

Divisi Training; Mohammad

Efendi (coordinator)

Divisi kewirausahaan; Syaifud-

din (coordinator)

Divisi Media; Riyadu Sulaiman

>> Sobat AbdA >>

M. Ilham Mustofa, Nuning Eka,

Yuslisul, Vivit, Lutfi , Burhan,

Putri, Elok, Anis, Fifi n

Alamat Redaksi;

Desa Plosokandang, Kec. Ke-

dungwaru, Kab. Tulungagung.

no.telp/HP: 085 735 355 383,

Email: [email protected],

Grup FB: AbdA

.: EDITO RIAL :.

A

Page 5: Abda edisi 2

5Edisi II, Januari 2013

Siti (PSM kedungwaru)

Assalamualaikum…AbdA aku mau nitip uneg-uneg dounk…

untuk setiap kegiatannya tolong Lakukan sesuatu dengan rapi…

AbdA; wa’alaikum slm… trims atas uneg-unegnya,,ya semoga

kedepanya para crew AbdA memperhatikan pesanmu dalam tiap

agendanya.

Vivit (sobat AbdA asal kota Blitar)

hellow AbdA…. Kug lama, kapan terbitnya??? Untuk edisi selanjutnya, AbdA lebih

kreatif ja ge, terus tambah inovasi yang baru, dan isinya harus mendidik.

AbdA; hay….. lama itu karena harus melalui proses sobt, okey trims atas saran-saranya,

semoga kedepannya AbdA kian disiplin dalam agenda penerbitannya dan kreatif serta inovatif

dalam content/isi buletinnya.

Putri (PSM kedungwaru)

Hay AbdA…trimakasih atas beberapa hal yang telah engkau ajarkan kepada kami,

kami tak kan melupakan semua itu ndan kami berusaha mengamalkannya… menurutku AbdA

it menyenangkan & progam-progamnya cukup menarik serta bermanfaat untuk meningkatkan

semangat belajar.

AbdA; hay juga….sama-sama kami juga berterimakasih kepada keluarga besar PSM yang

sudah memberikan kesempatan kami untuk berbagi dan trimaksih juga buat respon serta

antusiasnya yang tinggi disetiap kegiatan kami. Semoga kedepannya Alloh mempertemukan

kita disuasana dan kegiatan yang serupa. Amiiiin

Surat Sobat :.

Ria (sobat AbdA asal Trenggalek)

Salam AbdA…..AbdA kapan lagi ada

kegiatannya…kug lama gag keliatan, istirahat boleh-

boleh saja asal gag kelamaan coz kalo kelamaan ntar

bisa selamanya lhooo….

AbdA; salam juga…semoga kedamaian selalu

bersama qt,, AbdA sedang mempersiapkan agenda-

agenda barunya,,, kalo lama gag terlihat karena

beberapa anggota AbdA sedang dalam Ujian. selama

doa dan dukungan Sobat-sobat tak putus AbdA kan

selalu hadir ketengah-tengah sobat semua tentunya

dengan kegiatan-kegiatan inovatifnya.

Surat Sobat

Page 6: Abda edisi 2

6 Edisi II, Januari 2013

.: Apa Cita-CitaMu :.

Page 7: Abda edisi 2

7Edisi II, Januari 2013

obat, tahukah kalian bahwa kemun-

gkinan terbesar tercapainya sebuah

cita-cita dimulai dari mimpi? Lan-

tas, setelah mimpi itu kita angan

kan, apa yang harus kita lakukan??...simak

yang berikut ini!

1. Jadikanlah mimpi/tujuan itu sebagai

alat untuk memotivasi diri agar kita

tetap konsisten dan fokus untuk menge-

jar cita-cita.

2. Buatlah rencana atau misi

tentang bagaimana caranya untuk

mendapatkan semua itu!

3. Tentukan target!

Contohnya kita sebagai pelajar.

Bagaimana cara mendapatkan nilai

ulangan dengan nilai yang memuaskan

tanpa mencontek? Mungkin disitu kita

bisa menargetkan dalam sehari berapa

kali kita belajar? Karena untuk meng-

gapai cita-cita tidak bisa di dapatkan

dalam waktu singkat.

4. Buatlah komitmen pada diri sendiri.

Kita harus tetap optimis dan

katakan bahwa kita bisa!! Pertahankan

Tips :.

untuk menggapaiOleh : Risky Umi Nasihatus Sholihah,

S

Tipscita-cita

Page 8: Abda edisi 2

8 Edisi II, Januari 2013

dan yakin dengan komitmen yang kita

buat. Jangan berubah-ubah, sobat! Per-

caya diri. Itu haruuus!

5. Jadikanlah tokoh atau ilmuan sebagai

inspirasi untuk kita!

6. Manfaatkan bakat yang kita miliki.

Untuk sukses dalam menggapai

cita-cita, sekarang kita tinggal menco-

ba untuk terjun dalam memanfaatkan

bakat yang kita miliki agar bakat kita

dapat terasah dengan baik.

7. Berdo’a.

Setelah semua rencana dan usaha

sudah kita lakukan, jangan sampai lupa un-

tuk berdo’a. Karena hal yang paling menen-

tukan dan yang mengabulkan keinginan itu

adalah Tuhan yang Maha Kuasa.

*) Penyusun adalah Siswi SMP Islam Al

Badar,

.: TIPS

Page 9: Abda edisi 2

9Edisi II, Januari 2013

etiap hari Wanda selalu terlambat

datang ke sekolah. Ia selalu mendapat

hukuman karena keterlambatannya

itu. Pagi ini pun sama, jam sudah menunjuk-

kan pukul 06:30 tapi dia tak kunjung bangun

dari tidurnya. Beruntungnya ibu Wanda se-

tia, setiap hari membangunkan Wanda wa-

laupun terkadang ibu Wanda jengkel karena

ia susah dibangunkan.

“Wanda… bangun nak, sudah jam setengah

tujuh..?” Suara itu membangunkan Wanda

yang tengah asyik dengan tidurnya. Wanda

melirik jam dinding dengan mata yang ma-

sih mengantuk. Pukul 06:30. Segera saja ia

tersentak kaget.

“Ibu kenapa tidak membangunkan aku dari

tadi ?” Wanda menggerutu.

“Ibu sudah membangunkanmu sejak jam

lima tadi Wan, tapi kamunya nggak mau

bangun”

“Aku pasti terlambat lagi bu”. Dengan wa-

Kisah Wanda :

Oleh: Elok Viola Al-Insani*

S

Gantungkan Cita-Citamu

Setinggi Langit

CITA-CITA

jah yang masam Wanda bergegas mandi.

Mempersiapkan diri dengan secepat mung-

kin karena dikejar waktu. Tepat pukul 07:00

Wanda berangkat dengan tergesa-gesa.

Untuk yang kesekian kali Wanda

telambat lagi. Masing-masing kelas sudah

berdiri guru-guru yang siap memberikan ilmu

untuk murid-muridnya. Antara ragu dan ya-

kin Wanda mengetuk pintu kelasnya.

“Assalamua’alaikum”

“Wa’alaikumsalam”. Pak Parno menjawab

salam Wanda. Semua mata tertuju pada

Wanda.

“Maaf pak, saya terlambat lagi” .

“Kenapa kamu sering terlambat ?” Tanya

Pak Parno.

CERPEN :.

Page 10: Abda edisi 2

10 Edisi II, Januari 2013

“Saya bangun kesiangan pak” wajah

Wanda menjawab dengan tertunduk

malu.

“Jangan di ulangi ya Wanda, biasakan diri

untuk bangun pagi”

“Iya pak”

“Ya sudah, sekarang duduklah”

Pagi yang melelahkan bagi Wan-

da. Ia harus bersiap-siap dengan terge-

sa-gesa karena dikejar waktu, ditambah

lagi Pekerjaan Rumah(PR)nya tertinggal

dirumah. Hari-hari Wanda selalu demiki-

an. Walaupun sudah dinasehati ibunya,

tetap saja wanda tidak berubah.

Ternyata yang membuat Wanda

menjadi tidak disiplin adalah karena pen-

garuh teman bermainnya. Setelah pulang

sekolah ia bermain sampai sore dengan

teman-temannya.

Siang ini Galang mengajak Wan-

da untuk menonton pertunjukkan. “Wan-

da… nanti ada pertujukkan sirkus, aku

dan Rendy mau melihat pertunjukkan,

kamu mau ikut kan?”

“Benarkah..? Wah pasti seru, aku ikut

Lang.”

Mereka pun berangkat bersama-

sama tanpa pulang dahulu ke rumah.

Mereka berangkat dengan menggunakan

sepeda. Di tengah perjalanan wanda ber-

temu dengan ibunya yang kebetulan pu-

lang dari pasar.

“Lho… sedang apa kamu disini

nak?” Wanda merasa takut. Dia tak me-

nyangka akan bertemu ibunya disini.

“Maaf bu, tadi kami berencana melihat

pertunjukkan,”

“Seharusnya kamu pulang dulu Wan, jan-

gan langsung pergi bermain”

“Iya bu”

“Sekarang ayo pulang dulu sama ibu.

Rendy sama Galang nonotonnya berdua

saja ya, Wanda ibu ajak pulang dulu”

“Iya bu” serentak Rendy dan Galang

menjawab.

Sesampainya dirumah Wanda

dinasehati ibunya untuk tidak terlalu ban-

yak bermain.

“Jangan terlalu ban-

yak bermain nak, apa-

lagi tanpa pamit sama

orang tua. Oh ya, ada

lagi. kamu juga sering

terlambat ke seko-

lah karena bangun

kesiangan. Melihat

TV juga jangan sam-

pai larut malam. Aki-

batnya kamu susah

dibangunkan dan

PRmu ketinggalan.”

.: CERPEN

Page 11: Abda edisi 2

11Edisi II, Januari 2013

“Iya bu,, maaf”. Wanda merasa bersalah

kepada ibunya dan dirinya sendiri. Tidak

seharusnya dia bandel. Selama ini selalu

tidak disipilin mengerjakan sesuatu. Kini

ia berjanji untuk menjadi anak yang rajin

bagi ibu dan dirinya sendiri.

Pagi ini Wanda bangun jam lima

tepat. Ia sholat sub uh kemudian bersiap-

siap berangkat seko-

lah. Pukul seten-

gah tujuh ia sudah

berada dikelas.

Menunggu Pak

Parno masuk dan

menyampaikan ilmu-

nya.

Teeeet… teeeeet… teeeet…

Bel tanda pelajaran dimulai su-

dah berbunyi. Pak Parno masuk kelas

dengan sumringah. “anak-anak hari ini

kita belajar mengenai cita-cita. Kita ha-

rus punya cita-cita sebagai tujuan hidup

kita. Nah… diantara kalian pasti semua

punya cita-citakan ?, bapak pun memiliki

cita-cita. Seperti kata bapak soekarno,

“Gantungkan cita-citamu setinggi lan-

git”. Maksudnya adalah kita harus punya

harapan yang tinggi, dengan begitu aka

nada usaha dari kita untuk meraihnya.

Kedisiplinan dan ketekunan sangat dibu-

tuhkan untuk dapat meraih cita-cita kita”

Perkataan Pak Parno menumbuh-

kan motivasi pada siswanya. Mendengar

perkataan Pak Parno itu, Wanda merasa

ada semangat yang muncul dari dirinya.

Mulai sekarang Wanda berjanji akan

menjadi anak yang disiplin dan tekun un-

tuk bisa meraih cita-citanya.[al-insani]

*) Penulis adalah mahasiswi STAIN Tulun-

gagung Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI)

CERPEN :.

Beli oleh-oleh di kota paluMari duduk di dekat telagaRaihlah cita-citamuAgar kelak kau bahagia

Oleh: Putri**) pengarang adalah santri wati PSM

kedungwaru

Page 12: Abda edisi 2

12 Edisi II, Januari 2013

Hamparan tanah luas menghijau dalam

petakan sawah milik petani. Berbondong –

bondong mereka tembus sang mentari demi

bulir-bulir nasi yang berarti. Peluh menetes

dari setiap jiwa yang senantiasa mensucikan

diri ketika matahari naik sepenggalah. Mereka

adalah pahlawan pangan yang tak bergelar.

Cukup beralaskan bumi dan bertopi langit,

kenikmatan surgawi terasa di dunia ini.

Tumi, adalah anak dari sepasang

suami istri yang kedua-duanya adalah

petani. Setiap menjelang siang, diantarnya

serantang nasi beserta lauk pauk. Tumi

yang memasaknya sendiri. Padahal dia baru

berusia 13 tahun. Emaknya selalu dibuat

terkejut ketika merasakan masakan Tumi.

Tak pernah sekalipun Tumi belajar memasak

pada emaknya. Emaknya suka heran melihat

tingkah Tumi yang semakin suka memasak.

“Tumi, emak dan bapak ndak usah

dimasakin yang aneh-aneh. Cukup bawakan

air minum, nasi putih, dan garam saja. Uang

yang kamu punya disimpan saja. Untuk

Oleh : Yuslisul Pransiskasaribrani bermimpi ??

ANGAN .: CERPEN

DI AMBANG BATAS

“Jangan pernah berani bermimpi jika kau tidak yakin akan dapat

menggapai mimpimu. Yakinlah kau bisa melakukan hal terbaik sesuai mimpimu.

Cukup dengan tindakan, tekad dan niat. Karena kecerobohan manusia saat ini

adalah mereka berani bermimpi namun akhirnya hanya terbuai oleh mimpi dan

angan - angan. Karena urusan sebuah mimpi itu tercapai atau tidak, manusia

tidak bisa menentukan. Inilah konsep sederhana yang kumiliki. Berusahalah.

JANGAN CUMA BERMIMPI!”

- De Euz Pha*

Page 13: Abda edisi 2

13Edisi II, Januari 2013

keperluan sekolah nanti.”

Tumi hanya diam. Seolah-olah

membiarkan perkataan emaknya luntur

ditelan waktu. Bukan karena dia tidak mau

mendengarkan, tapi Tumi punya alasan

lain untuk hal ini. Tumi tak pernah merasa

direpotkan. Apalagi untuk orang tuanya,

Tumi tak pernah memperhitungkan sepeser

pun biaya untuk keperluan belanja. Sejak usia

enam tahun dia membantu bibinya memasak.

Bibinya pandai memasak dan sudah lama

memiliki usaha chatering. Tumi sering main

ke rumah bibinya untuk belajar memasak.

Teknik Tumi belajar terbilang unik. Tanpa dia

ikut campur tangan langsung, beberapa saat

setelah melihat bibinya memasak Tumi selalu

berhasil untuk mempraktekkan resep yang

sama. Tumi memang gadis yang luar biasa.

“Tumi, kamu nanti ikut bibi ya!

Bibi ada pesanan dengan menu baru.”

Tumi mengangguk. Dia bukan gadis

yang banyak bicara. Namun sebenarnya tutur

katanya lembut. Selain memasak Tumi juga

rajin mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

Meski dia terbilang masih seumuran anak-

anak yang haus akan permainan dan hidup

dalam dunia petualangan, namun tidak bagi

Tumi. Dalam kondisi keluarga yang kurang,

Tumi tak pantang menyerah. Dia tidak segera

putus asa. Keadaan itu menuntut Tumi untuk

bersikap lebih bijaksana. Bukan keinginan

emak dan bapaknya tapi keinginan itu lahir

dari dalam hati Tumi sendiri.

“Tumi, besok bawa lagi ya. Bawa

yang banyak. Nanti aku bantuin buat jual

ke guru-guru kita, atau dititipin di kantin

sekolah,”celetuk Ratna

bersemangat untuk membantu

Tumi menjual dagangannya.

“Sok baik banget kamu,

Rat. Padahal itu masakan bukan

buatan si Tumi. Pake di puji-

puji segala. Besar kepala tuh

ntar,”kata Winda ketus.

“Rugi kalau kamu

cuma muji masakan emaknya.

Emaknya aja enggak ada disini.

Lagian emaknya si Tumi kan

cuma Petani mana bisa dia

CERPEN :.

Page 14: Abda edisi 2

14 Edisi II, Januari 2013

masak kayak gini,”kata Desi menambahkan olokan yang semakin ketus.

Olokan semacam itu sudah biasa Tumi dengarkan. Tumi hanya menerima tanpa ada

aksi balas dendam. Sebagai anak yang dilahirkan dari garis keturunan petani, mimpi Tumi

untuk memiliki sebuah restoran akan dipandang berlebihan bagi banyak orang. Tapi Tumi selalu

yakin jika 10 tahun mendatang dia akan memiliki sebuah restoran kecil yang menampung resep

buatannya sendiri.

*) Nama pena dari Yuslisul Pransiskasari, nama ini digunakan hanya pada tulisan

tertentu.

MIMPI

14 Edisi II, Januari 2013

Menerima karya-karya berupa artikel, cerpen, cerber, puisi, dan lain-lain yang ber-

hubungan dengan pendidikan,

hasil karya bisa langsung dikirim ke:

-E_mail: [email protected]

-CP: Ryadu (081 554 353 203)

.: CERPEN

Page 15: Abda edisi 2

15Edisi II, Januari 2013

Page 16: Abda edisi 2

16 Edisi II, Januari 2013

JUDUL LAGU : LASKAR PELANGIDIPOPULERKAN : NIDJI

Mimpi adalah kunci Untuk kita menaklukkan duniaBerlarilah tanpa lelahSampai engkau meraihnya*courtesy of LirikLaguIndonesia.NetLaskar pelangi takkan terikat waktuBebaskan mimpimu di angkasaWarna bintang di jiwa

Re! :Menarilah dan terus tertawaWalau dunia tak seindah surgaBersyukurlah pada Yang KuasaCinta kita di dunia selamanya

Cinta kepada hidupMemberikan senyuman abadiWalau hidup kadang tak adilTapi cinta lengkapi kita

.: LIRIK

Laskar pelangi takkan terikat waktuJangan berhenti mewarnaiJutaan mimpi di bumi

Repeat re! [2x]Menarilah dan terus tertawaWalau dunia tak seindah surgaBersyukurlah pada Yang KuasaCinta kita di dunia selamanya

Cinta kepada hidupMemberikan senyuman abadiWalau hidup kadang tak adilTapi cinta lengkapi kita

Laskar pelangi takkan terikat waktuJangan berhenti mewarnaiJutaan mimpi di bumi

Laskar pelangi takkan terikat waktu

Page 17: Abda edisi 2

17Edisi II, Januari 2013

Hal terberat dalam hidup

Saat Tuhan memberikan ujian

Tuk menguji kesabaran

Dapatkah aku jalani semua ini?

Kadang tak yakin

Namun keadaan membuatku

Harus tetap berdiri tegap

Memandang ke depan

Menyambut masa depan

Tak hanya berangan-angan

Wujudkan mimpi dan harapan

Seuntai doa kan selalu terucap

Sebagai syarat akan sebuah keberha-silan

*) Pengarang adalah Mahasiswi STAIN Tulungagung Prodi PAI

Oleh: Cening*

Untukmu aku perjuangkan semua

dari yang terkecil sampai yang terbesar

Untuk meraihmu aku rela berkorban

Kuhabiskan tenaga dan sisa waktuku demi

mencapai impian

Tetes demi tetes keringat tak terasa keluar

dari tubuh ini

Saat malam menjelang

Ku hempaskan diri ini tuk menyiapkan

esok hari

Disaat masa depan datang

Aku siap menyambutnya dengan

segenggam impian cita untuk kesuksesan

Citaku

Kau membuatku sadar akan kerasnya

hidup ini

Aku berterima kasih atas jasamu kini

*) pengarang adalah santri PSM

kedungwaru

CITAKUOleh: Fifi n*

PUISI :.

TEGAR dalam UJIAN

Page 18: Abda edisi 2

18 Edisi II, Januari 201318 Edisi II Januari 2013

PROGRAM MOTIVASI

> Memberikan motivasi untuk pelajar dan umum.

> Memotivasi agar semangat belajar.

PROGRAM OUTBOND

Sarana hiburan untuk pelajar dan umum. <

Sebagai media belajar <

PROGRAM TRAINING

> Melatih soft skill bagi pelajar dan umum.

> Melatih kemandirian bagi pelajar dan umum.

PROGRAM BULETIN

Sebagai media belajar. <

Wadah dalam menyalurkan minat di dunia tulis. <

PROGRAM

Page 19: Abda edisi 2

19Edisi II, Januari 2013

Page 20: Abda edisi 2

20 Edisi II, Januari 2013