Presentasi Malaria

69
DEPKES RI 2012 Roy AHL, S.Ked. 030.10.241 TUTORIAL ILMU PENYAKIT DALAM Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia 20

description

nice

Transcript of Presentasi Malaria

Page 1: Presentasi Malaria

DEPKES RI 2012

Roy AHL, S.Ked.030.10.241

TUTORIAL ILMU PENYAKIT DALAM

Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia 2012

Page 2: Presentasi Malaria
Page 3: Presentasi Malaria

LATAR BELAKANG• Malaria merupakan salah satu kesehatan masyarakat di Indonesia• Morbiditas dan mortalitas malaria menunjukkan tren menurun, akan

tetapi tetap bisa menjadi wabah kalau tidak ditangani dengan baik• Masuk dalam Perpres no 7; 2005, intinya malaria merupakan salah

satu penyakit prioritas yang perlu ditanggulangi• Menurunnya efikasi terhadapa obat anti malaria di Indonesia dan

berkembangnya resistensi terhadap golongan klorokuin• Dibutuhkan pedoman yang tepat terhadap penanganan malaria di

Indonesia berdasarkan hal di atas

Page 4: Presentasi Malaria

SEJARAH....• 2700 SM: Nei Ching (Chinese Canon of Medicine) membahas

gejala malaria dan hubungan antara demam dan pembesaran limpa • 1550 SM: Ebers Papyrus menyebutkan demam, menggigil,

splenomegali, dan minyak dari pohon Balantine sebagai pengusir nyamuk• 750SM: Dokter asal India, Susrata menulis hubungan antara

nyamuk dengan demam tinggi• Abad ke6: tablet Cuneiform menyebutkan serangan

mematikan demam seperti malaria di Mesopotamia• Hippocrates membuat hubungan antara kedekatan dari

genangan air pada penduduk dan kejadian demam pada populasi lokal berdasarkan studinya di Mesir

Page 5: Presentasi Malaria

• Bahasa Italia: “aria cattiva” atau “mal aria” = Udara yang buruk.

• Bahasa Perancis: “paludisme” = berasal dari rawa• Tahun 1600: malaria sudah sampai ke Inggris• Tahun 1630: misionaris asal spanyol menemukan kina, hasil

ekstrak dari kulit kayu pohon kina (cinchona) di Peru. Kina adl obat malaria satu-satunya sampai abad 20

• 1880: dokter militer Prancis, Charles Louis Alphonse Laveran menemukan parasit saat memeriksa darah pasien malaria

• 1887: dokter Inggris, Ronald Ross menemukan nyamuk Anopheles sbg vektor malaria. Ross menerima hadiah nobel karena penemuannya ini (1902).

Page 6: Presentasi Malaria

EPIDEMIOLOGI • Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat 65% kabupaten

endemis • Hanya sekitar 45% penduduk di kabupaten tersebut berisiko

tertular malaria. • Prevalensi malaria di Indonesia menurun dari 1,39 %

(Riskesdas 2007) menjadi 0,6% (Riskesdas 2010). • Angka kesakitan malaria cenderung menurun yaitu sebesar

3,62 per 1.000 penduduk (2000) menjadi 1,85 per 1.000 penduduk (2009) dan 1,96 (2010)

• Tingkat kematian akibat malaria mencapai 1,3%. Pada tahun 2011 jumlah kematian malaria adalah 388 kasus

Page 7: Presentasi Malaria

PREVALENSI• Prevalensi nasional malaria berdasarkan hasil Riskesdas tahun

2010 adalah 0,6% • Provinsi dengan API di atas angka rata-rata nasional adalah

Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Aceh.

• Tingkat prevalensi tertinggi ditemukan di wilayah timur Indonesia, yaitu di Papua Barat (10,6%), Papua (10,1%) dan Nusa Tenggara Timur (4,4%).

Page 8: Presentasi Malaria
Page 9: Presentasi Malaria
Page 10: Presentasi Malaria

MALARIA• Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium,

ditandai dengan demam, hepatosplenomegali dan anemia. • Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel darah

merah manusia.• Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk

Anopheles betina. • Spesies Plasmodium pada manusia adalah:• 1) Plasmodium falciparum • 2) Plasmodium vivax • 3) Plasmodium ovale (Nusa Tenggara Timur dan Papua)• 4) Plasmodium malariae (Lampung, NTT, dan Papua)• 5) Plasmodium knowlesi (ditemukan di pulau Kalimantan 2010)

Terbanyak di Indonesia

Page 11: Presentasi Malaria

SIKLUS HIDUP PLASMODIUM

Page 12: Presentasi Malaria

MASA INKUBASI DAN PROSES SKIZOGINI

Spesies Plasmodium Masa inkubasi (hari) Proses skizogini (jam)

P. falciparumP. vivax P. ovale P. malariae P. knowlesi

9 – 14 hari (12)12 – 17 hari (15)16 – 18 hari (17)18 – 40 hari (28)10 – 12 hari (11)

36-48 jam48 jam48 jam72 jam24 jam

Page 13: Presentasi Malaria

PATOGENESIS1. Demam• Disebabkan pecahnya skizon darah yang berisi bermacam-macam

Ag, merangsang sel-sel makrofag, monosit atau limfosit mengeluarkan TNF dan IL-6, merangsang hipotalamus sehingga terjadi demam

• 2. Anemia• Terjadi karena pecahnya SDM yang terinfeksi. Plasmodium vivax dan

P. ovale hanya menginfeksi SDM muda, P. Malariae menginfeksi SDM tua (ke3nya anemia kronis), sedangkan P. Falciparum menginfeksi semua SDM (anemia akut dan kronis)

• 3. Splenomegali• Organ RES, tempat penghancuran eritrosit yg terinfeksi

Page 14: Presentasi Malaria

• 4. Malaria berat• Terjadi pada infeksi P. falciparum. Eritrosit yang terinfeksi P.

falciparum akan mengalami proses sekuestrasi dan mengalami proses sitoadheren dengan endotel kapiler.

Page 15: Presentasi Malaria

DIAGNOSIS MALARIA

A. Anamnesis• Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil,

berkeringat dan • dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot

atau pegal-pegal. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan:• 1. riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria;• 2. riwayat tinggal di daerah endemik malaria;• 3. riwayat sakit malaria/riwayat demam;• 4. riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir;• 5. riwayat mendapat transfusi darah

Page 16: Presentasi Malaria

• B. Pemeriksaan Fisik• 1. Demam (>37,5 ºC aksila)• 2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat• 3. Pembesaran limpa (splenomegali)• 4. Pembesaran hati (hepatomegali)• 5. Manifestasi malaria berat dapat berupa penurunan

kesadaran, demam tinggi, konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, dan ikterik, oliguria, urin berwarna coklat kehitaman (Black Water Fever ), kejang dan sangat lemah (prostration).

Page 17: Presentasi Malaria

• C. Pemeriksaan Laboratorium• Untuk mendapatkan kepastian diagnosis malaria harus

dilakukan pemeriksaan sediaan darah. • 1. Pemeriksaan dengan mikroskop• Pemeriksaan dengan mikroskop merupakan gold standard

untuk diagnosis pasti malaria. Pemeriksaan mikroskop dilakukan dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis untuk menentukan:

• a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif);• b) Spesies dan stadium Plasmodium;• c) Kepadatan parasit:

Page 18: Presentasi Malaria

• 1) Semi Kuantitatif• (-) = negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)• (+) = positif 1 (ditemukan 1 –10 parasit dalam 100 LPB)• (++) = positif 2 (ditemukan 11 –100 parasit dalam 100 LPB)• (+++) = positif 3 (ditemukan 1 –10 parasit dalam 1 LPB)• (++++) = positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB)• 2) Kuantitatif• Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan

darah tebal (leukosit) atau sediaan darah tipis (eritrosit).

Page 19: Presentasi Malaria

2. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT)• Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan

menggunakan metoda imunokromatografi. digunakan pada UGD, pada saat terjadi KLB, dan di daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas laboratorium mikroskopis.

3. Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Sequensing DNA• Pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara re-infeksi dan rekrudensi

pada P. falcifarum. Selain itu dapat digunakan untuk identifikasi spesies Plasmodium yang jumlah parasitnya di bawah batas ambang mikroskopis.

4. Pada malaria berat pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah:a. pengukuran hemoglobin dan hematokrit;b. penghitungan jumlah leukosit dan trombosit;c. kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT dan SGPT, alkali fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, analisis gas darah); dand. urinalisis

Page 20: Presentasi Malaria
Page 21: Presentasi Malaria
Page 22: Presentasi Malaria
Page 23: Presentasi Malaria
Page 24: Presentasi Malaria
Page 25: Presentasi Malaria
Page 26: Presentasi Malaria

Perbandingan Plasmodium

Page 27: Presentasi Malaria

DIAGNOSIS BANDING1. Malaria tanpa komplikasi:• Typhoid fever• Demam dengue• Leptospirosis• 2. Malaria berat dibedakan dengan penyakit lain sebagai berikut:• Infeksi otak• Stroke • Tyfoid ensefalopati• Hepatitis A• Leptospirosis berat• GNA• Sepsis• DHF atau DSS

Page 28: Presentasi Malaria
Page 29: Presentasi Malaria
Page 30: Presentasi Malaria

PENGOBATAN MALARIA

Page 31: Presentasi Malaria

ACT (Artemisin Combination Therapy)

• Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu:

1. Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC) yang terdiri atas Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP).• 1 tablet FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320

mg piperakuin. Obat ini diberikan per – oral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian

2. Artesunat – Amodiakuin• Kemasan artesunat – amodiakuin yang ada pada program

pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunat 50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.

Page 32: Presentasi Malaria

PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI• 1. Pengobatan Malaria falciparum dan Malaria vivax• Pengobatan malaria falciparum dan vivax saat ini menggunakan ACT

ditambah primakuin.• Lini pertama :

• atau• atau

• Dosis harian Dihydroartemisinin: 2-4 mg/kgBB; Piperakuin: 16-32mg/kgBB, diberikan selama 3 hari

• Dosis harian Amodiakuin basa = 10mg/kgBB , Artesunat = 4mg/kgBB, diberikan selama 3 hari

• Primakuin = 0,75mg/kgBB (P. falciparum untuk hari I) atau 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari)

Dihidroartemisin-Piperaquin + Primakuin

Amodiakuin + Artesunat + Primakuin

Page 33: Presentasi Malaria

• Lini kedua malaria falciparum:

• Pengobatan lini kedua Malaria falciparum diberikan jika pengobatan lini pertama tidak efektif, dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).

• Dosis Kina diberikan sesuai BB (3x10mg/kgBB/hari) selama 7 hari

• Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (> 15 tahun) selama 7 hari

• Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (8-14 tahun) selama 7 hari

Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Page 34: Presentasi Malaria

• Lini kedua malaria vivax :

• Pengobatan malaria vivax yang relaps• Dugaan Relaps pada malaria vivax adalah apabila pemberian

primakuin dosis 0,25 mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah pengobatan.

Kina + primakuin

Pengobatan kasus malaria vivax relaps (kambuh) diberikan lagi regimen ACT yang sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari

Page 35: Presentasi Malaria

• 2. Pengobatan malaria ovale• Sama dengan malaria vivax• 3. Pengobatan malaria malariae• Cukup diberikan ACT 1 kali per hari selama 3 hari, dengan dosis

sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin

• 4. Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivaks/P. ovale• Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3

hari serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari

• 5. Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. malariae• Infeksi campur antara P. falcifarum dengan P. malariae diberikan

regimen ACT selama 3 hari dan Primakuin pada hari I.

Page 36: Presentasi Malaria
Page 37: Presentasi Malaria

Pengobatan Malaria pada Ibu Hamil

1. Ibu hamil dengan malaria falciparum

2. Ibu hami dengan malaria vivax

Dosis Klindamisin 10mg/kgBB diberikan 2 x sehari

Page 38: Presentasi Malaria

PROFILAKSIS MALARIA• Digunakan untuk orang yang hendak bepergian ke daerah

endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama• Untuk prophylaksis gunakan Doxycyclin 1 kapsul/hari (100mg),

diminum 1-2 hari sebelum sampai dengan 4 minggu setelah keluar dari daerah endemis. Tidak boleh lebih dari 12 minggu.

Page 39: Presentasi Malaria

MALARIA BERAT

Page 40: Presentasi Malaria

Malaria berat adalah : ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan minimal satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil laboratorium (WHO, 2010) :1. Perubahan kesadaran2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)3. Tidak bisa makan dan minum4. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam5. Distres pernafasan6. Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik <70 mm Hg (pada anak: <50 mmHg)7. Ikterus disertai disfungsi organ vital8. Hemoglobinuria9. Perdarahan spontan abnormal10. Edema paru (radiologi)

Page 41: Presentasi Malaria

Gambaran laboratorium :1. Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).3. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%)4. Hiperparasitemia (parasit >2 % per 100.000/μL di daerah endemis rendah atau > 5% per 100.0000/μl di daerah endemis tinggi)5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)6. Hemoglobinuria7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)

Page 42: Presentasi Malaria

Manifestasi pada anaka. Koma (malaria serebral)b. Distres pernafasanc. Hipoglikemia (sebelum terapi kina)d. Anemia berate. Kejang umum yang berulangf. Asidosis metabolikg. Kolaps sirkulasi, syok hipovolemia, hipotensi (tek. Sistolik <50 mmHg)h. Gangguan kesadaran selain komai. Kelemahan yang sangat (severe prostration)j. Hiperparasitemiak. Ikterusl. Hiperpireksia (suhu >410C)m. Hemoglobinuria (blackwater fever)n. Perdarahan spontano. Gagal ginjal

Page 43: Presentasi Malaria

Manifestasi pada orang dewasaa. Koma (malaria serebral)b. Gagal ginjal akutc. Edem paru, termasuk ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)d. Hipoglikaemia umumnya sesudah terapi kina)e. Anemia berat ( < 5 gr%)f. Kejang umum yang berulangg. Asidosis metabolikh. Kolaps sirkulasi, syoki. Hipovolemia, hipotensi.j. Perdarahan spontank. Gangguan kesadaran selain komal. Hemoglobinuria (blackwater fever)m. Hiperparasitemia (>2 %)n. Ikterus (Bilirubin total >3 mg%)o. Hiperpireksia (Suhu >40 oC)

Page 44: Presentasi Malaria

TATA LAKSANA MALARIA BERATPenatalaksanaan kasus malaria berat pada prinsipnya meliputi :1. Tindakan umum 2. Pemberian obat anti malaria3. Penanganan komplikasi4. Pengobatan simptomatik

Page 45: Presentasi Malaria

Tindakan umum

1. Apabila pasien koma, lakukan prinsip ABC (A= Airway, B = Breathing, C = Circulation)a. Airway (jalan nafas)Jaga jalan nafas agar selalu bersih dan tanpa hambatan, dengan cara:• bersihkan jalan nafas dari saliva, muntahan, dan lain-lain;• tempat tidur datar tanpa bantal;• Pemasangan NGTb. Breathing (pernafasan)Apabila takipnoe atau pernafasan asidosis, berikan oksigen dan rujuk ke ICU.

Page 46: Presentasi Malaria

c. Circulation (sirkulasi darah)• Monitor nadi, tekanan darah, penilaian turgor kulit, pasang

Central Venous Pressure (CVP) jika memungkinkan.• Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit dengan melakukan

monitoring keseimbangan cairan• Pasang kateter urethra dengan drainage/bag tertutup untuk

mendeteksi terjadinya dehidrasi, perfusi jaringan dan fungsi ginjal dengan mengukur volume urin. Volume urin normal adalah 1 ml/kgBB/jam. Apabila volume urin <30 ml/jam, mungkin terjadi dehidrasi

Page 47: Presentasi Malaria

2. Perbaiki Kebutuhan CairanMonitor tanda-tanda vital, keadaan umum, kesadaran, dan perfusi jaringan.3. Penderita hipotensi ditidurkan dalam posisi Trendenlenburg.4. Lakukan pemeriksaan darah tebal ulang untuk monitoring parasitemia tiap 24 jam.

Page 48: Presentasi Malaria

Pemberian obat anti malaria

Pilihan pertama:

Artesunae injeksi 60 mg/ vial , Intravena (IV)/ Intramuscular(IM)• Hari Pertama : 2,4 mg/kg bb pada jam ke 0, 12 dan 24• Hari Berikutnya : 2,4mg/kgbb setiap hari sampai pasien sadar

atau

Artemeter injeksi 80 mg/ampul Intramuscular(IM)• Hari Pertama : 3,2 mg/kgBB pada hari I• Hari Berikutnya : 1,6mg/kgBB atau 1 ampul untuk orang

dewasa; intramuskular (IM) 1xsehari sampai pasien sadar

Artesunat injeksi

Artemeter injeksi

Page 49: Presentasi Malaria

• Setelah pasien sadar, dilanjutkan pemberian peroral lini pertama malarian falciparum (ACT+primakuin)

Page 50: Presentasi Malaria

Alternatif obat

Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina hidroklorida 25%. (500 mg/2 ml)Pada orang dewasa dan ibu hamil:• Pemberian I loading dose 20 mg/kgBB/4jam pertama drip dalam NaCl

0,9% atau D5%, pada 4 jam berikutnya hanya NaCl atau D5 saja, selanjutnya diberikan 10 mg/kgBB/4jam ketiga (dosis maintenance), lalu 4 jam berikutnya NaCl 0,9 atau D5 sampai pasien sadar, kemudian minum obat kina oral.

Pada anak:• Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgBB (jika umur <2 bulan : 6-8

mg/kgBB) diencerkan dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% sebanyak 5-10 cc/kgBB diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita sadar dan dapat minum obat.

Kina hidroklorida parenteral

Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari

Page 51: Presentasi Malaria

Tata laksana komplikasi

1. Malaria serebral• Malaria dengan penurunan kesadaran• Penatalaksanaan malaria serebral sama seperti pada malaria

berat umumnya. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah:

a. perawatan pasien dengan gangguan kesadaran;b. deteksi dini dan pengobatan komplikasi berat lainnya;c. waspadalah akan terjadinya infeksi bakteri, terutama pada pasien dengan pemasangan iv-line, intubasi endotrakeal atau kateter saluran kemih dan terhadap kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia.

Page 52: Presentasi Malaria

2. Anemia BeratAnemia berat pada malaria adalah suatu keadaan dimana kadar Hb <5 g/dL atau Ht <15 %. Anemia berat sering menyebabkan distress pernafasan yang dapat mengakibatkan kematian. Tindakan pada anak-anak:a. Rencanakan transfusi darah segera, lebih baik dengan PRC diberikan secara bertahap. b. Hitunglah jumlah kebutuhan PRC untuk menaikkan Hb:

Pada dewasa diberikan transfusi PRC 10-20ml/KgBB

Kebutuhan total = Δ Hb x BB x 4 (PRC) atau 6 (WB)

Page 53: Presentasi Malaria

3. HipoglikemiaHipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah sewaktu <40 mg%. Sering terjadi pada penderita malaria berat terutama anak usia <3 tahun, ibu hamil, dan penderita malaria berat lainnya dengan terapi kina.Tindakan:a. Berikan bolus glukosa 40% intra vena sebanyak 50-100 ml (anak-anak : 2-4 ml/kgBB dengan pengenceran 1:1 dengan akuadest, untuk neonatus maksimum konsentrasi glukosa 12,5%)b. Dilanjutkan infus glukosa 10% perlahan-lahan untuk mencegah hipoglikemia berulang.c. Pemantauan teratur kadar gula darah setiap 4-6 jam.

Page 54: Presentasi Malaria

4. SyokSyok adalah keadaan gangguan hemodinamik yang ditandai dengan:- Mean Arterial Pressure (MAP)< 65 mm Hg (pada dewasa)- TD sistolik <80mmHg. tekanan nadi (selisih sistolik dan diastolik) < 20 mm Hg (pada anak)- Nadi kecil dan cepat kecil dan cepat, kulit dingin.Tindakan: Resusitasi cairan Pada dewasa: RL atau NaCl 0,9% (20ml/KgBB) diberikan dalam ½-1 jam pertama bila nadi atau TD belum membaik berikan koloid, bila hipotensi menetap berikan vasopresorPada anak: RL atau NaCl 0,9% (10-20ml/KgBB) diberikan secepatnya. Bila nadi belum teraba, ulangi loading dose. Bila belum berhasil berikan loading dose plasma expander 20 ml/kgbb secepatnya. Bila syok belum teratasi, berikan dopamin 3 – 5 μg/kgbb/menit.

Page 55: Presentasi Malaria

5. Gagal Ginjal Akut• Gagal ginjal akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal dengan cepat dan

mendadak yang antara lain ditandai adanya peningkatan ureum dan kreatinin darah, dan gangguan produksi urin.

• Penyebab yang tersering adalah akibat dehidrasi (>50%), sedangkan renal akibat tubuler nekrosis akut terjadi pada 5-10% penderita.

Tindakan :a. Pada semua penderita malaria berat kadar ureum dan kreatinin diperiksa setiap hari.b. Monitoring balans cairan secara ketatc. Bila terjadi anuria dilakukan force diuresis (diuresis paksa) dengan furosemid 40 mg, kemudian 20 mg/jam selama 6 jam. Pada anak diberikan furosemid 1 mg/kgbb/kali. Bila tidak ada repons setelah 8 jam, pemberian dapat diulang dengan dosis 2 mg/kgbb sampai maksimum 2 kali.d. Monitor tanda-tanda overload cairan

Page 56: Presentasi Malaria

6. Perdarahan dan Gangguan Pembekuan Darah (koagulopati)Tindakan:a. Apabila protrombin time atau partial tromboplastin time memanjang, diberikan suntikan vitamin K dengan dosis 10 mg intravena.b. Apabila ditemukan tanda-tanda Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID), berikan fresh frozen plasma7. IkterusManifestasi ikterus (bilirubin darah >3 mg%) sering dijumpai pada dewasa, sedangkan jika ditemukan pada anak prognosisnya buruk. Tidak ada tindakan khusus untuk ikterus, tetapi fokus pada penanganan malaria. Apabila disertai hemolisis berat dan Hb sangat rendah maka diberikan transfusi .

Page 57: Presentasi Malaria

8. Asidosis metabolikAsidosis pada penderita malaria berat disebabkan berbagai faktor, antara lain:• obstruksi mikrosirkulasi;• disfungsi renal;• peningkatan glikolisis;• anemia;• hipoksia.Tindakan:a. Berikan oksigen bila sesak nafas.b. Periksa analisa gas darah dan koreksi dengan pemberian larutan natrium bikarbonat. Natrium Bikarbonat diberikan sebanyak 0,3xBBxBE (base excess) meq. Apabila tidak ada analisa gas darah dapat diberikan dengan dosis 1 – 2 meq/kgBB/kali.c. Segera di rujuk ke apabila fasilitas tak memadai

Page 58: Presentasi Malaria

9. Blackwater fever (malarial haemoglobinuria)Hemoglobinuria disebabkan hemolisis masif intravaskuler pada infeksi berat, keadaan ini tidak berhubungan dengan disfungsi renal. Blackwater fever dapat juga terjadi pada penderita defisiensi G6PD yang diberikan primakuin atau obat oksidan lainnya.Tindakan:1) Berikan cairan rehidrasi2) Monitor CVP3) Apabila Hb <5 g% atau Ht <15 %, berikan transfusi darah4) Periksa kadar G6PD, bila defisiensi, hentikan pemberian primakuin, kina, SP. Dianjurkan pemberian anti malaria golongan artemisinin.6) Apabila berkembang menjadi GGA, rujuk ke RS dengan fasilitas HD

Page 59: Presentasi Malaria

10. Hiperparasitemia.• Umumnya ditemukan pada penderita non imun dengan

densitas parasit >5% dan adanya skizon• Kondisi hiperparasitemia meningkatkan terjadinya risiko

multiple organ failureTindakan:a. Berikan anti malaria parenteral.b. Evaluasi respon pengobatan dengan memeriksa ulang sediaan darah.c. Bila tidak tersedia fasilitas yang memadai sebaiknya penderita segera di rujuk.

Page 60: Presentasi Malaria

11. Edema Paru• Edema paru pada malaria berat sering timbul dibandingkan dengan

komplikasi lainnya.1) Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)• Tanda-tanda ARDS:- timbul akut;- ada gambaran bercak putih pada foto toraks di kedua paru;- rasio PaO2 : FiO2 <200; dan- tidak dijumpai tanda gagal jantung kiri.• Manifestasi klinis ARDS:- takipnoe (nafas cepat) pada fase awal;- pernafasan dalam;- sputum ada darah dan berbusa;- pada foto thoraks ada bayangan pada kedua sisi paru;- hipoksemia.

Page 61: Presentasi Malaria

2) Over hidrasi (fluid overload) akibat pemberian cairan• Dijumpai tanda gagal jantung kiri, biasanya akibat adanya gagal ginjal akut

yang disertai pemberian cairan yang berlebihan.Tindakan:a. ARDS- Pemberian oksigen- PEEP (positive end-respiratory pressure) jika tersediab. Over hidrasi- Pembatasan pemberian cairan- Pemberian furosemid 40 mg i.v, jika perlu diulang 1 jam kemudian atau dosis ditingkatkan sampai 200 mg (maksimum). Dosis anak adalah furosemid 1 mg/kgBB/kali, diulang 1 jam kemudian jika belum perbaikan.- Untuk kondisi mendesak atau pasien dalam keadaan kritis dimana pernafasan sangat sesak, dan tidak mungkin dirujuk tindakan yang dapat dilakukan adalah:o Atur posisi pasien ½ duduko Lakukan plebotomi

Page 62: Presentasi Malaria

12. Distress Pernafasan• Komplikasi ini sering terjadi pada anak-anak. Penyebab

terbanyak adalah asidosis metabolik. Asidosis biasa berhubungan dengan malaria serebral.

Tindakan : Penatalaksanaan distres pernafasan sebaiknya bertujuan mengoreksi penyebabnya.

Page 63: Presentasi Malaria

Tata laksana simptomatik- Dewasa :• Antipiretik pada penderita demam: Parasetamol 15 mg/kgbb/kali.

Pemberian dapat diulang setiap 4 jam selain itu penderita dapat dikompres dengan air hangat.

- Anak:a. Parasetamol 10 mg/kgbb/kali, diberikan setiap 4 - 6 jam, dan lakukan kompres hangat.b. Bila terjadi hipertermia (suhu rektal > 40o C) beri parasetamol dosis inisial : 20 mg/Kgbb, diikuti 15 mg/kgbb setiap 4-6 jam sampai panas turun <40o C.• Antikonvulsan pada penderita dengan kejang.Diazepam 5-10 mg IV (secara perlahan jangan lebih dari 5 mg /menit), bila masih kejang pemberian diazepam diulang setiap 15 menit, pemberian maksimum 100 mg / 24 jam. Sebagai alternatif dapat dipakai phenobarbital 100 mg im/kali diberikan 2 x sehari.

Page 64: Presentasi Malaria

Evaluasi pengobatan

1. RAWAT JALANPemantauan dilakukan pada : hari ke-2, hari ke-3, hari ke-7, hari ke- 14 dan hari ke-28 setelah pemberian obat hari pertama, dengan memonitor gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik. Apabila terjadi perburukan gejala klinis sewaktu-waktu segera kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan.2. RAWAT INAPEvaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan memonitor gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik. Evaluasi dilakukan sampai bebas demam dan tidak ditemukan parasit aseksual dalam darah selama 3 hari berturut-turut. Setelah pasien dipulangkan harus kontrol pada hari ke-14 dan ke-28 sejak hari pertama mendapatkan obat anti malaria

Page 65: Presentasi Malaria

Kriteria Keberhasilan Pengobatan

1. Sembuh• Penderita dikatakan sembuh bila : gejala klinis (demam) hilang dan• parasit aseksual tidak ditemukan pada hari ke-4 pengobatan sampai• dengan hari ke-282. Gagal pengobatan dini/Early treatment failurea. Menjadi malaria berat pada hari ke-1 sampai hari ke-3 dengan parasitemiab. Hitung parasit pada hari ke-2 > hari ke-0c. Hitung parasit pada hari ke-3 > 25% hari ke-0d. Ditemukan parasit aseksual dalam hari ke-3 disertai demam3. Gagal Pengobatan kasep/Late treatment failurea. Gagal Kasep Pengobatan Klinis dan Parasitologis(1) Menjadi malaria berat pada hari ke-4 sampai ke-28 dan parasitemia (2) Ditemukan kembali parasit aseksual antara hari ke-4 sampaihari ke-28 disertai demamb. Gagal kasep Parasitologis: Ditemukan kembali parasit aseksual dalam hari ke-7, 14, 21 dan 28 tanpa demam

Page 66: Presentasi Malaria

Rekurensi

Rekurensi : ditemukan kembali parasit aseksual dalam darah setelah pengobatan selesai. Rekurensi dapat disebabkan oleh :1) Relaps : rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari pengobatan. Parasit tersebut berasal dari hipnozoit P. vivax atau P. ovale.2) Rekrudesensi : rekurens dari parasit aseksual selama 28 hari pemantauan pengobatan. Parasit tersebut berasal dari parasit sebelumnya (aseksual lama)3) Reinfeksi : rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari pemantauan pengobatan pasien dinyatakan sembuh. Parasit tersebut berasal dari infeksi baru (sporozoit)

Page 67: Presentasi Malaria

Tindak Lanjut Kegagalan Pengobatan• Apabila dijumpai gejala klinis memburuk dan disertai parasit

aseksual positif maka pasien segera di rujuk.• Apabila dijumpai gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit

aseksual tidak berkurang dibandingkan pemeriksaan pertama atau parasit menghilang, kemudian timbul kembali selama periode follow up maka diberi pengobatan lini kedua.

• Kedua keadaan ini harus dilaporkan melalui sistem surveilans malaria

Page 68: Presentasi Malaria

Obat malaria di Indonesia

1. Amodiakuin2. Artesunat3. Primakuin4. Kina5. Artemeter6. Dihidroartemisin (DHA)7. Piperakuin8. Artemether + Lumefantrin9. Tetrasiklin10. Doksisiklin11. Klindamisin

Page 69: Presentasi Malaria