Lapsus Malaria
Click here to load reader
-
Upload
rexy-nunuhitu -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of Lapsus Malaria
BAB 1`
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global . Malaria
dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, balita
dan ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat
menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar
wilayah Indonesia.(1,2)
Kasus malaria di dunia berdasarkan World Malaria Report 2013sebanyak 207
juta kasus, dan diantaranya terdapat 627.000 kasus kematian. Data ini juga
menyebutkan pada tahun 2012, jumlah kasus malaria di Indonesia sebanyak 417.819
orang dari 3.534.331 kasus klinis malaria yang diperiksa sampel darahnya dengan
tingkat kejadian tahunan 1,69/1000 penduduk.(3)
Sejak tahun 2010 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan telah menggunakan indikator Annual Parasit
Incidence (API) di seluruh Provinsi di Indonesia. Pada tahun 2012 NTT merupakan
Provinsi tertinggi API yang ke 3 (setelah Provinsi Papua dan Papua Barat). (4)
Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, API per 1000 penduduk
mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2008 API Provinsi NTT sebesar
33 per 1000 penduduk, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 28 per 1000
penduduk. Pada tahun 2010 naik sedikit menjadi 30 per 1000 penduduk, pada tahun
2011 kembali menurun menjadi 25 per 1000 penduduk, dan pada tahun 2012
menurun lagi menjadi 23 per 1000. Insiden malaria pada penduduk Indonesia tahun
2013 adalah 1,9 persen menurun dibanding tahun 2007 (2,9%), tetapi di Papua Barat
mengalami peningkatan tajam jumlah penderita malaria (gambar 1). Prevalensi
malaria tahun 2013 adalah 6,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan prevalensi
tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%),
Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku
(3,8% dan 10,7%). Dari 33 provinsi di Indonesia, 15 provinsi mempunyai prevalensi
malaria di atas angka nasional, sebagian besar berada di Indonesia Timur. Provinsi di
Jawa-Bali merupakan daerah dengan prevalensi malaria lebih rendah dibanding
provinsi lain, tetapi sebagian kasus malaria di Jawa-Bali terdeteksi bukan berdasarkan
diagnosis oleh tenaga kesehatan.(2,5)
Tabel 1.1 Insiden dan prevalensi malaria menurut provinsi, Indonesia 2013Provinsi Insiden Malaria Prevalensi Malaria
D D/G D D/G Aceh 0,3 2,4 1,6 6,1 Sumatera Utara 0,3 1,4 1,2 5,2 Sumatera Barat 0,3 1,4 1,1 4,3 Riau 0,1 0,6 0,8 2,5 Jambi 0,5 1,3 1,9 4,7 Sumatera Selatan 0,2 1,0 1,3 4,0 Bengkulu 1,5 2,3 5,7 9,3 Lampung 0,2 0,7 1,3 3,4 Bangka Belitung 0,9 2,6 4,4 8,7 Kepulauan Riau 0,1 0,8 1,5 4,2 DKI Jakarta 0,0 2,0 0,3 5,8 Jawa Barat 0,1 1,6 0,5 4,7 Jawa Tengah 0,0 1,5 0,6 5,1 DI Yogyakarta 0,1 1,4 0,5 5,3 Jawa Timur 0,0 1,8 0,5 5,2 Banten 0,0 1,4 0,4 4,3 Bali 0,0 0,8 0,4 2,7
Nusa Tenggara Barat 0,5 3,0 2,5 9,0 Nusa Tenggara Timur 2,6 6,8 10,3 23,3 Kalimantan Barat 0,4 1,4 1,6 4,6 Kalimantan Tengah 0,4 1,5 2,2 6,4 Kalimantan Selatan 0,1 2,8 1,1 7,3 Kalimantan Timur 0,2 0,9 1,4 4,3 Sulawesi Utara 0,7 2,7 3,7 10,0 Sulawesi Tengah 1,3 5,1 4,0 12,5 Sulawesi Selatan 0,2 3,1 1,0 8,1 Sulawesi Tenggara 0,2 1,9 1,2 5,6 Gorontalo 0,2 1,9 1,1 5,6 Sulawesi Barat 0,4 2,8 1,3 7,5 Maluku 1,2 3,8 3,9 10,7 Maluku Utara 1,1 3,2 4,7 11,3 Papua Barat 4,5 6,7 12,2 19,4 Papua 6,1 9,8 17,5 28,6 Indonesia 0,3 1,9 1,4 6,0
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. UK
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 24 tahun
4. TTL : 4 Juni 1991
5. Alamat : Oesapa RT/RW 40/13
6. Agama : Protestan
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Portir Bandara
9. Status Pernikahan : Belum Menikah
10. Ruangan : Kelimutu C1
11. No. MR : 418859
12. MRS : 2 Juli 2015
13. Dikasuskan : 10 Juli 2015
2.2 PERJALANAN PENYAKIT
Pasien datang ke IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes dari rujukan RS Kota
pada tanggal 2 Juli 2015 pukul 21.42 WITA. Masuk ruangan Kelimutu C1 pada
tanggal 3 Juli 2015 pukul 10.30 WITA.
2.3 ANAMNESIS
Pengkajian menyeluruh didapat melalui data sekunder.
a. Keluhan Utama: Demam sejak 6 hari yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Demam yang dialami sejak 6 hari yang lalu bersifat hilang timbul dan biasanya
muncul pada malam hari. Menggigil dan keringat malam juga dikeluhkan pasien
yang muncul bersamaan dengan demam. Selain itu pasien juga mengeluhkan
kepala sakit dan mual serta muntah yang muncul bersamaan dengan demam yang
dirasakan. Nyeri ulu hati juga dikeluhkan pasien sejak beberapa hari yang lalu.
Badan terasa lemas sejak 2 hari lalu. BAK pasien berwarna teh pekat. Tidak ada
faktor yang memperberat dan memperingan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
pasien dirujuk dari RS kota dengan Malaria Vivax + sepsis, HT (-), DM (-),
penyakit jantung (-)
d. Riwayat Kebiasaan:
Merokok (+), alkohol (+), kopi (+)
e. Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada yang mengalami gejala yang sama dengan pasien.
f. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien bekerja sebagai portir di Bandara. Biaya perawatan dengan JKN.
Kesan sosial ekonomi: kurang.
g. Riwayat Pengobatan Sebelumnya:
IVFD RL 30 tpm, Paracetamol 3x500 mg, Ranitidine 2x1 amp, Kina 3x600 mg,
doksisiklin 3x500 mg.
2.4 PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum :Tampak sakit berat
b. Kesadaran :CM (GCS 15 E4V5M6)
c. TTV :TD : 110/70 mmHg T : 37,7oC
Nadi :82x/m RR : 22x/m
d. Kulit : Jejas (-), turgor baik
e. Kepala : bentuk normal, rambut hitam, distribusi merata di
seluruh kepala
f. Mata : Konjungtiva :anemis (-/-)
Sklera : ikterik (+/+)
g. Telinga : Ottorhea (-/-)
h. Hidung : Deviasi septum (–)
i. Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-), mukosa pucat (–)
k. Leher : pembesaran KGB (-), struma (-), trakea letak tengah
l. Thoraks
Inspeksi : simetris statis dan dinamis, pelebaran sela iga (-)
Palpasi : Vokal fremitus D=S, Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor (+)
Auskultasi : Vesikular (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
m. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan: linea parasternal dextra ICS 5
Batas jantung kiri : linea midklavikula sinistra ICS 4
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
n. Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, venektasi (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) (10 x/menit)
Palpasi : Nyeri tekan regio epigastrik (+), hepar teraba 2 jari
bawah arcus costa, lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
o. Ekstremitas : Edema : Superior (-/-), inferior (-/-)
Akral : Superior hangat (+/+), inferior hangat (+/+)
Sensorik: Superior (+/+), inferior (+/+)
p. BB : 65 kg
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM)
2.5.1 Pemeriksaan tanggal 2 Juli 2015
2.5.1.1 Darah Lengkap ( jam 22.32 WITA)
Hb : 9,9 L g/dL 13-18
Eritrosit : 3,67 L 10^6/uL 4,5-6,2
Hematokrit : 25,2 L % 40-54
MCV : 68,7 L fL 81-96
MCH : 26,7 L pg 27-36
MCHC : 38,9 H g/L 31-37
RDW-CV : 15,5 % 11-16
RDW-SD : 37,5 fL 37-54
Lekosit : 24,67 H 10^3/uL 4-10
Eosinofil : 0,4 % 0-4
Basofil : 0,8 % 0-1
Neutrofil : 69,1 % 50-70
Limfosit : 17 L % 20-40
Monosit : 12,7 H % 2-8
Jumlah Eosinofil : 0,09 10^3/uL 0-0,4
Jumlah Basofil : 0,19 H 10^3/uL 0-0,1
Jumlah Neutrofil : 17,06 H 10^3/uL 1,5-7
Jumlah Limfosit : 4,19 H 10^3/uL 1-3,7
Jumlah Monosit : 3,14 H 10^3/uL 0-0,7
Jumlah Trombosit: 17 L 10^3/uL 150-400
PDW : - fL 9-17
MPV : - fL 9-13
P-LCR : - % 13-43
PCT : - % 0,17-0,35
Malaria Mikroskopis : (+4) Plasmodium Falciparum
2.5.1.2 Kimia Darah
Urea : 200,1 H mg/dL 10-43
Kreatinin : 5,5 H mg/dL 0,7-1,3
SGOT : 138,5 H IU/L 0-37
SGPT : 107,7 H IU/L 0-42
2.5.2 Pemeriksaan tanggal 3 Juli 2015 (jam 8.43 WITA)
SGPT : 144 H U/L <41
SGOT : 178 H U/L <35
2.5.3 Pemeriksaan tanggal 4 Juli 2015 (jam 13.20)
Bilirubin Total :32,5 H mg/dL <1,3
Bilirubin Direk : 19,78 H mg/dL <0,2
Bilirubin Indirek : 12,72 H mg/dL 0-0,7
Glukosa Sewaktu : 28 L mg/dL 70-110
Ureum Darah : 332,4 H mg/dL 17-43
Kreatinin Darah : 9,06 H mg/dL 0,9-1,3
2.5.4 Pemeriksaan tanggal 5 Juli 2015 (jam 22.35 WITA)
Glukosa Sewaktu : 42 L mg/dL 70-110
2.5.5 Pemeriksaan tanggal 6 Juli 2015 (jam 1.43 WITA)
2.5.5.1 Kimia Darah
SGPT : 120 H U/L <41
SGOT : 135 H U/L <35
Glukosa Sewaktu : 46 L mg/dL 70-110
Ureum Darah : 316,6 H mg/dL 17-43
Kreatinin Darah : 11,39 H mg/dL 0,9-1,3
2.5.5.2 Serologi
HbsAg : Negatif Negatif
2.5.6 Pemeriksaan tanggal 6 Juli 2015 (jam 8.40 WITA)
2.5.6.1 Kimia Darah
Glukosa Sewaktu : 19 L mg/dL 70-110
2.5.6.2 Elektrolit
Natrium : 115 L mmol/L 136-145
Kalium : 5.5 H mmol/L 3,1-5,1
Klorida : 85 L mmol/L 98-106
2.6 DAFTAR MASALAH
Clue and cue:
Laki-laki,23 tahun
Demam 6 hari SMRS, muncul malam hari, berkeringat (+), menggigil (+)
Nyeri kepala (+)
Mual (+), muntah (+)
BAB lancar, BAK berwarna teh pekat
Pemeriksaan fisik: T: 37,7oC; sklera ikterik (+/+); abdomen : hepar teraba 2
jari bawah arcus costa.
Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap :Hb: 9,9 g/dL; Eritrosit:
3,67x10^6/uL; Hematokrit : 25,2; Lekosit :24,67x10^3/uL; Jumlah
Trombosit: 17 x10^3/uL; kimia darah: Urea : 200,1 mg/dL, Kreatinin: 5,5
mg/dL, pemeriksaaan DDR: Malaria Mikroskopis: (+4) Plasmodium
Falciparum.
2.7 DIAGNOSIS
Dari klinis dan pemeriksaan laboratorium yang didapatkan maka Tn. UK
didiagnosis malaria falciparum.
2.8 TATA LAKSANA
Rencana terapi
o IVFD RL 500 cc 30 tpm ganti D5% 20tpm
o Paracetamol 3x500 mg p.o
o Ranitidine 50 mg 2x1 amp i.v
o Kina 3x600 mg p.o
o Doksisiklin 2x100 mg p.o
Rencana monitoring
o Keluhan
o Tanda- tanda vital
o DL, ureum, kreatinin, SGPT, SGOT, bilirubin, GDS
2.9 FOLLOW UP
Tanggal 3 Juli 2015 Tanggal 4 Juli 2015S Demam (+), sakit kepala (+), nyeri
perut(+) seperti tertusuk yang menetap, mual (+), muntah (+), lemas (+), BAK kuning pekat
Demam (+), sakit kepala (+), nyeri perut(+) seperti tertusuk yang menetap, mual (+), muntah (+), lemas (+), BAK kurang pekat
O TD: 110/70 mmHg, N:82x/m, T:37,7^C, RR: 22x/mMata: anemis -/-, ikterik +/+Pulmo: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-Cor : s1s2 tunggal reguler, murmur -, gallop –Abomen: BU +, hepar teraba 2 jari bac, nyeri tekan +Ekstremitas: edema -/-
TD: 110/60 mmHg, N:104x/m, T:37,6^C, RR: 20x/mMata: anemis -/-, ikterik +/+Pulmo: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-Cor : s1s2 tunggal reguler, murmur -, gallop –Abomen: BU +, hepar teraba 2 jari bac, nyeri tekan +Ekstremitas: edema -/-
A Malaria Falciparum Malaria FalciparumP Rencana terapi
o IVFD RL 500 cc 30 tpm ganti D5% 20tpm
o Kina 3x600 mg p.oo Doksisiklin 2x100 mg
p.oo Paracetamol 3x500 mg
p.oo Ranitidine 50 mg 2x1
amp i.v Rencana monitoring
o Keluhano Tanda- tanda vital
Rencana terapio IVFD D5% : RL
20tpmo Inj ceftriaxone 1 g i.vo Kina 3x600 mg p.oo Doksisiklin 2x100 mg
p.oo Bolus artesunat 2,4
mg/kgBB diulang 12 jam kemudian ( tidak didapat)
o Paracetamol 3x500 mg p.o
o Ranitidine 50 mg 2x1 amp i.v
o Balance cairan Rencana monitoring
o Keluhano Tanda- tanda vitalo Bilirubin total, ureum,
kreatinin, GDS
Tanggal 5 Juli 2015 Tanggal 6 Juli 2015S Demam (+), sakit kepala ( ), nyeri
perut ( ), lemas (+), BAK merah dan sedikit ± 90 ml kemarin, nyeri kaki dan regio inguinal, mengigau.
Demam (+), sakit kepala ( ), nyeri lu hati (+), lemas (+), BAK merah dan masih sedikit, nyeri kaki dan regio inguinal, perdarahan gusi spontan
O TD: 100/50 mmHg, N:96x/m, TD: 120/70 mmHg, N:100x/m,
T:38^C, RR: 22x/mMata: anemis -/-, ikterik +/+Pulmo: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-Cor : s1s2 tunggal reguler, murmur -, gallop –Abomen: BU +, hepar teraba 2 jari bac, nyeri tekan +Ekstremitas: edema -/-
T:37,3^C, RR: 30x/mKesadaran: GCS E2V1M2Mata: anemis -/-, ikterik +/+Pulmo: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-Cor : s1s2 tunggal reguler, murmur -, gallop –Abomen: BU +, hepar teraba 2 jari bac, nyeri tekan +Ekstremitas: edema -/-
A Malaria Falciparum Malaria BeratP Rencana terapi
o IVFD D5% : RL 20tpm
o Inj cefotaxime 1 g i.vo Kina 3x600 mg p.oo Doksisiklin 2x100 mg
p.oo Bolus artesunat 2,4
mg/kgBB diulang 12 jam kemudian ( tidak didapat)
o Paracetamol 3x500 mg p.o
o Ranitidine 50 mg 2x1 amp i.v
o Balance cairan Rencana monitoring
o Keluhano Tanda- tanda vital
Rencana terapio IVFD D5% : RL 1:1
16tpmo Inj cefotaxime 2x1g i.vo Kina 3x600 mg p.oo Doksisiklin 2x100 mg
p.oo Artemeter 3,2
mg/kgBB IMo Paracetamol 3x500 mg
p.oo Omeprazole 2x1 i.vo Kalnex 3x500 mgo Balance cairan
Rencana monitoringo Keluhano Tanda- tanda vitalo DL
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 DEFINISI
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium.
Infeksi ini dibuktikan dengan ditemukan parasit ini di dalam darah atau jaringan
dengan pemeriksaan mikroskopis yang positif. Infeksi malaria dapat memberikan
gejala berupa periode dingin dimana pasien mulai menggigil diikuti periode panas,
kemudian diikuti periode berkeringat(6).
Ada lima jenis Plasmodium yang menginfeksi manusia. Plasmodium vivax,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale,dan Plasmodium
knowlesi merupakan jenis Plasmodium yang menginfeksi manusia. Plasmodium
falciparum yang memiliki masa inkubasi 9-14 hari ini paling sering menyebabkan
kematian..
Malaria falciparum merupakan bentuk yang paling berat. Malaria ini ditandai
dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia sering dijumpai dan
sering terjadi komplikasi.(6)
3.2 PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien
Tn. UK didiagnosa sebagai malaria falciparum. Anamnesis dilakukan untuk
menemukan gejala klinik malaria yang muncul pada pasien. Manifestasi demam
sering didiagnosis dengan infeksi seperti demam thypoid, demam dengue,
leptospirosis, chkungunya, dan infeksi saluran napas. Adanya trombositopenia sering
didiagnosis dengan demam dengue atau thypoid. Ikterik pada pasien malaria sering
diinterpretasikan dengan diagnosa hepatitis, serta penurunan kesdaran dengan demam
sering didiagnosa meningitis(6)
1. Tn UK merasa demam sejak 6 hari SMRS, muncul pada malam hari disertai
menggigil dan berkeringat.
Gejala klasik pada malaria yaitu terjadinya “trias malaria” secara berurutan:
periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil, penderita sering membungkus
diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering disertai seluruh
badan bergetar dan gigi saling terantuk, diikuti dengan peningkatan temperatur;
diikuti periode panas: penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap
tinggi beberapa jam diikuti berkeringat; kemudian periode berkeringat:
penderita berkeringat banyak dan temperatur tubuh turun, penderita merasa
sehat. Trias ini sering ada infeksi P. vivax, sedangkan infeksi P. falciparum
menggigil dapat berlangsung berat maupun tidak ada. Periode tidak panas
berlangsung 12 jam pada P. falciparum, 36 jam pada P. vivax dan P.ovale, 60
jam pada P. malariae.
2. Tn. UK mengeluhkan kepala sakit, rasa mual dan muntah yang dirasakan
bersamaan dengan demam.
Gejala awal dari malaria adalah gejala yang tidak spesifik seperti gejala pada
infeksi virus yaitu sakit kepala, lemah, lesu, rasa tidak nyaman di perut, nyeri
otot dan sendi, yang pada akhirnya diikuti demam, menggigil, berkeringat,
mual muntah dan malaise. Gejala prodormal ini sering terjadi pada P. Vivax dan
P. Ovale. Namun pada P.falciparum dan P. malariae, keluhan prodormal tidak
jelas bahkan gejalanya mendadak. (6)
3. Tn UK, hasil pemeriksaan darah rutin ditemukan anemia, leukositosis,
trombositopenia: apusan darah ditemukan Plasmodiun falciparum
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria
sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil
negatif tidak menyingkirkan diagnosa malaria, karena sebaiknya dilakukan
pemeriksaan tiga kali dan bila hasilnya negatif baru diagnosa malaria boleh
dikesampingkan.
4. Tn UK BAK berjumlah jumlah 90 ml sehari, berwarna teh pekat kemudian hari
berikutnya berwarna merah, serum ureum 200,1, kreatinin 5,5, serta BAK
merah
Penderita sudah mengalami komplikasi yaitu AKI (Acute Kidney Injury)
sebagai perubahan mendadak (48 jam) darifungsi ginjal yang memiliki
karakteristik:
o Meningkatnya serum kreatinin 0,3 mg/dl atau lebih dari hasil
sebelumnya
o Meningkatnya presentase serum kreatinin 50% atau lebih dari nilai
dasar
o Penurunan produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam selama >6 jam
Selain itu penderita sudah mengalami Blackwater fever yang merupakan
sindrom dengan gejala serangan akut, menggigil, demam, dan terdapat
hemaglobulinuria. Biasa pada infeksi P. falciparum.
5. Tn UK memiliki sklera yang ikterik, SGOT: 138,5 IU/L, SGPT: 107,7IU/L,
hepar teraba 2 jari bac
Ikterik sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum, selain itu sudah
terdapat peninggian SGOT dan SGPT serta terabanya hepar menandakan sudah
terjadinya kelainan hati akibat kmoplikasi malaria.
6. Tn. UK dengan kadar Glukosa Darah Sewaktu 42 mg/dL
Hipoglikemia dapat tanpa gejala pada penderita dengan keadaan umum yang
berat atau penurunan kesadaran. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari
parasit menghabiskan cadangan glikogen di dalam hati.
7. Tn. UK dengan perdarahan gusi spontan
Perdarahan ini terjadi sebagai akibat trombositopenia yang biasa terjadi pada
stadium akhir suatu infeksi P. falciparum.
8. Tn. UK dengan kadar Natrium 115 mmol/L
Kondisi hiponatremia sering dijumpai pada penderita malaria falciparum dan
biasanya bersamaan dengan penurunan osmolaritas. Terjadinya hiponatremia
disebabkan karena kehilangan cairan melalui muntah dan mencret.
3.3 PENATALAKSANAAN KASUS
3.3.1 Lini Pertama ACT + Primakuin
o Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP) dan Primakuin
o Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin
3.3.2 Lini Kedua Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
o Kina + Doksisiklin
o Kina + Tetrasiklin
DAFTAR PUSTAKA
1 Dirjen PP & PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data &
Informasi Direktorat PP Bersumber Binatang. 2011.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Daerah NTT tahun.
2013.
3. WHO. World Malaria Report. 2013.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Informasi Pengendalian Penyakit &
Penyehatan Lingkungan. 2013.
5. Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Profil Kesehatan NTT. 2012.
6. Harijanto, PN, Malaria. Dalam Sudoyo AW, dkk, Editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi VI. Jakarta: International Publishing, 2014:595-612.