Presentasi Kasus Obgyn

35
Saddam Husien Saputra G1A009070

Transcript of Presentasi Kasus Obgyn

Page 1: Presentasi Kasus Obgyn

Saddam Husien SaputraG1A009070

Page 2: Presentasi Kasus Obgyn

Identitas Pasien Nama pasien : Ny. Sudarti Nama Suami : Tn. Siam Umur : 20th Pekerjaan : Iburumahtangga Agama : Islam Alamat : Pandaran, Sumbang

Page 3: Presentasi Kasus Obgyn

Keluhan utama : Pertama kali datang ke IGD dalam

kondisi tidak sadar, sebelumnya ada riwayat kejang 3 kali

Keluhan tambahan: pandangan kabur, tensi naik sejak

umur kandungan 31 minggu Riwayat Penyakit Sekarang :

lemes, lidah sakit, batuk

Page 4: Presentasi Kasus Obgyn

Riwayat Haid (Menstruasi) HPHT : 01 – 04 – 2012 Haid pertama umur : 14 tahun Siklus : 1 bulan Lamanya : 3-4 hari Dismenorea : - Taksiranpersalinan : 02 – 12 – 2012Riwayat Perkawinan Menikah : 1 kali Lama : 1 th Jumlah anak : 0

Page 5: Presentasi Kasus Obgyn

Riwayat Obstetrik : G1P2A0 Riwayat KB : Belum pernah Riwayat ANC : tidak teratur Riwayat Penyakit Keluarga disangkal

Page 6: Presentasi Kasus Obgyn

Status Generalis KesadaranUmum : Compos MentisVital sign TD : 120 / 100 mmHg Nadi : 80 x/ menit RR : 16 x/ menit Suhu : 35,5oC

Page 7: Presentasi Kasus Obgyn

Kepala Mata : CA (-/-), SI (-/-) Telinga/ Hidung : discharge (-) Mulut/ gigi : sianosis (-)Leher Trachea : deviasi (-) Tyroid : pembesaran (-)Dada Paru : SN vesikuler (-/-), Rh (-/-), Wh (-/-) Jantung : S1 > S2 reguler, m (-), g (-) Dinding dada : simetris, tidak ada jejas,

pergerakan simetrisPunggung : Tidak ada kelainan.

Page 8: Presentasi Kasus Obgyn

Status Obstetri Pemeriksaan perut: TFU : Pertengahan antara umbilikus

dengan simphisis

Page 9: Presentasi Kasus Obgyn

P2 A0 20 tahun post partus dengan tindakan bayi I vacum ekstraksi II. Ekstraksi kaki atas indikasi peringan kala II riwayat eklampsia.

Page 10: Presentasi Kasus Obgyn

1. Mengatasi kejang : Bebaskan jalan pernapasan, menghindarkan tergigitnya lidah, dan menjaga agar penderita tidak mengalami trauma Baringkan pasien pada sisi kiri (posisi tredelenburg) untuk mengurangi risiko aspirasi.

2. Infus D5% / RL3. MgSO4 40 % 10cc, 4. Rawat ICU5. Bila kejang terlalu sering berikan valium 5

ampul per drip dalam 500cc D5% dengan tetesan menetap 20-30 tetes per menit.

6. Setelah keadaan stabil rencana terminasi kehamilan. Menggunakan vacum ekstraksi.

Page 11: Presentasi Kasus Obgyn

Dubia et bonam

Page 12: Presentasi Kasus Obgyn

Gemelli

Definisi Kehamilan kembar adalah suatu

kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kembar dizigotik memiliki dua amnion (diamniotik) dan dua plasenta (dikorionik).

Page 13: Presentasi Kasus Obgyn

Bangsa, hereditas, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de. Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.

Page 14: Presentasi Kasus Obgyn

Anamnesis Perut lebih buncit dari semestinya

sesuai dengan umur tua kehamilan Gerakan janin lebih banyak dirasakan

ibu hamil Uterus terasa lebih cepat membesar Pernah hamil kembar atau ada

riwayat keturunan kembar

Page 15: Presentasi Kasus Obgyn

Inspeksi dan palpasi Uterus lebih besar (>4cm) dibandingkan

usia kehamilannya; Gerakan janin terasa lebih sering Berat badan ibu bertambah secara

signifikan, namun bukan disebabkan oleh edema atau obesitas;

Polihidramnion; Ballotement lebih dari satu fetus; Banyak bagian kecil yang teraba; Uterus terdiri dari tiga bagian besar

janin.

Page 16: Presentasi Kasus Obgyn

Auskultasi Terdengarnya denyut jantung janin

yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan setidaknya 10 dpm;

Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan satu bayi.

Page 17: Presentasi Kasus Obgyn

Laboratorium

Nilai hematokrit dan hemoglobin serta jumlah seldarah merah menurun.

Pemeriksaan penunjang

USG

Page 18: Presentasi Kasus Obgyn

Tersedia tenaga professional yang senantiasa mendampingi proses persalinan dan memonitor keadaan janin.

Tersedia produk darah untuk transfusi. Terpasang akses intravena. Pemberian ampisilin 2 gram tiap 6 jam bila terdapat

persalinan prematur untuk mencegah infeksi neonatus. Tersedia obstetrisian yang mampu mengidentifikasi

bagian janin intrauterin dan melakukan manipulasi intrauterin.

Jika memungkinkan tersedia mesin ultrasonografi. Ada dokter anestesi yang dapat segera dipanggil jika

diperlukan. Ada tenaga terlatih untuk melakukan resusitasi

neonatus. Tempat persalinan cukup luas agar memungkinkan

anggota tim bekerja secara efektif.

Page 19: Presentasi Kasus Obgyn

Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan tunggal karena terjadi anemia, pre-eklampsia dan eklampsia, operasi obstetrik, dan perdarahan postpartum.

Page 20: Presentasi Kasus Obgyn

PrematuritasHyalin Membran Disease (HMD)Infeksi Streptococcus group βAsfiksia saat kelahiran atau depresi

napas perinatalKembar SiamIntra Uterine Growth Retardation

(IUGR)Kelainan kongenital

Page 21: Presentasi Kasus Obgyn

DefinisiEklampsia adalah kelainan akut pada

wanita hamil, bersalin atau nifas yang ditandai dengan preeklampsia dengan timbulny kejang atau koma yang bukan karena kelainan neurologi

Page 22: Presentasi Kasus Obgyn

Primigravida, primipaternitas. Hiperplasentosis, misalnya: mola

hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.

Umur yang ekstrim. Riwayat keluarga pernah

preeklampsia/eklampsia. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi

yang sudah ada sebelum hamil. Obesitas.

Page 23: Presentasi Kasus Obgyn

1. Inhibisi perkembangan vascular uterus (uterovascular)

2. Iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel.

3. Disfungsi sel endotel

Page 24: Presentasi Kasus Obgyn

AnamnesisKeadaan eklampsi diketahui melalui

gejala dan tanda kejang yang cukup khas, gejala tersebut dibagi menjadi 2 fase. Fase 1 atau kejang tonik .

Fase kedua atu fase kejang klonik Gejalanya adalah nyeri kepala pada

bagian dahi, gangguan visus, edema, gangguan gastrointestinal.

Page 25: Presentasi Kasus Obgyn

Pada tanda vital sering ditemukan hasil takikardia, takipneu, tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih 110 mmhg. Pada status obstetric ditemukan tinggi fundus uteri yang kecil pada usia kehamila yang sesuai. Pada status generalis ditemukan keadaan penurunan status mental, edema, oliguria, deficit neurologis

Page 26: Presentasi Kasus Obgyn

UrinalisisPemeriksaan urinalisis dilakukan untuk melihat

kadar protein urin dan kasr asam urat. Protein urin menjadi indicator yang penting , keadaan proteinuria apabila terdapat kadar protein >300 mg/24h atau > 1g/L.

Pemeriksaan darahKadar Hb, Ht, trombosit dan leukosit dapat

memberikan informasi mengenai keadaan terkini pasien dan tindakan apa yang perlu dilakukan.

Kimia darahKadar SGOT, SGPT bilirubin dapat mengalami

peningkatan.

Page 27: Presentasi Kasus Obgyn

Tujuan pertama pengobatan eklampsia ialah menghentikan kejang mengurangi vasospasmus, dan meningkatkan diuresis.

mempertahankan jalan pernapasan bebas (Bersihkan mulut yang mungkin berisi bahan-bahan hasil regurgitasi dari lambung, intubasi endotrakeal), menghindarkan tergigitnya lidah (tong spatel dililit dengan kain, penyumbat mulut, dompet), pemberian oksigen, dan menjaga agara penderita tidak mengalami trauma (Kepala pasien diganjal dengan sesuatu: handuk, sweater), Baringkan pasien pada sisi kiri (posisi tredelenburg) untuk mengurangi risiko aspirasi.

Page 28: Presentasi Kasus Obgyn

Sodium pentothal diberikan sebanyak 0,2 - 0,3 g dan disuntikkan perlahan-lahan.

Sulfas magnesicus diberikan ialah 8 g dalam larutan 40% secara intramuskulus

Lyric cocktail yang terdiri atas petidin 100 mg, kiorpromazin 100 mg, dan prometazin 50 mg dilarutkan dalam glukosa 5% 500 ml dan diberikan secara infus intravena.

Page 29: Presentasi Kasus Obgyn

Setelah kejang dapat diatasi dan keadaan umum penderita diperbaiki, maka direncanakan untuk mengakhiri kehamilan atau mempercepat persalinan dengan cara yang aman.

Page 30: Presentasi Kasus Obgyn

Eklampsia merupakan masalah yang serius, bahkan merupakan salah satu keadaan paling berbahaya dalam kehamilan.

Page 31: Presentasi Kasus Obgyn

Solusio plasenta Hipofibrinogenemia Hemolisis Perdarahan otak Kelainan mata Edema paru-paru Nekrosis hati Sindroma HELLP Kelainan ginjal Prematuritas, dismaturitas dan

kematian jani intra-uterin

Page 32: Presentasi Kasus Obgyn

Diagnosis kerja pada Ibu Sudarti adalah P2 A0 20 tahun post partus dengan tindakan bayi I vacum ekstraksi II. Ekstraksi kaki atas peringan kala II riwayat eklampsia.

Tatalaksana yang diberikan dengan memberikan mengatasi kejang, infus D5% /RL, MgSO4 40% 10 CC im dan rawat ICU. Terakhir tindakan obstetri dengan vacum.

Prognosis Dubia et Bonam.

Page 33: Presentasi Kasus Obgyn

Azalia, P., Jiska B., Rahajeng T. 2009. Pengelolaan Preeklampsia dan Eklampsia. Diakses pada http://dokterblog.wordpress.com/2009/05/17/pengelolaan-preeclampsia-dan-eclampsia/

Cuningham FG, Mac Donald PC, Gant NF, et al. 2007. Hypertensive Disorders in Pregnancy. In : William Obstetrics. 22th ed. Conecticut : Appleton and Lange, p. 443 – 452

Depkes. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Diakses pada http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:upaya-percepatan-penurunan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia&catid=35:berita&Itemid=73

Dera, A., Breborowicz, G. H., & Keith, L. 2007. Twin Pregnancy – Physiology, Complications and The Mode of Delivery. Perinatal Medicine 13 (3) , 7-16.

Fletcher GE. 2009. Multiple births. Diakses pada http://emedicine.medscape.com Granger JP, Alexander BT. 2003. Pathophysiology of Preeclampsia: Linking Placental

Ischemia/Hypoxia with Microvascular Dysfunction. Center for Excellence in Cardiovascular Renal Research. USA : pp. 21-9

Kaufmann, P., Black, S., & Huppertz, B. 2003. Endovascular Trophoblast Invasion: Implications for the Pathogenesis of Intrauterine Growth Retardation and Preeclampsia. Biology of Reproduction , 1-7.

Kliegman, R. M. 2000. Kehamilan multiple Dalam: Ilmu kesehatan anak. Volume 1 edisi 15. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC

Lubis, Muara P. 2011. Kehamilan Kembar (Gemelli). Diakses pada http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/29833

Pernoll, L. 1994. Multiple Pregnancy Current obstetric and gynecology diagnosis and treatment.Edisi 8.United State of America: Appletonand Lange

Page 34: Presentasi Kasus Obgyn

Prawirohardjo S. 2006. Kehamilan Kembar. Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan kedelapan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. p386-97

Rayeni, N. R., Handayani, S., & Bangun, K. 2012. The Results Of Two Conjoined Twin Separations From January To June 2010 : Case Series. Jurnal Plastik Rekonstruksi , 1-6.

Ross, G.M., 2012. Eklampsia. Diakses pada http://emedicine.medscape.com/article/253960-overview#aw2aab6c12

Umstad MP, Gronow MJ. 2003. Multiple pregnancy: a modern epidemic?. The Reproductive Years Vol 178, 613-616.

Taylor, M. J. 2006. The Management of Multiple Pregnancy. Early Human Development , 365-370.

Wiknjosastro. H. 2006. Ilmu Kebidanan. Ed.3, Cet. 8. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 281 – 300

Page 35: Presentasi Kasus Obgyn