Prenatal

7
1. Prenatal/ antenatal Menurut Pedoman Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Gineakologi RSK St. Vincentius A Paulo Surabaya, 2010): a. Waspada letak sungsang dimulai sejak kehamilan 24 minggu. b. Usia kehamilan 28 – 30 minggu yang masih didapatkan letak sungsang maka dilakukan USG untuk mencari kemungkinan adanya kelainan letak placenta (placenta previa), cacat bawaan atau bentuk rahim. c. Apabila dalam pemeriksaan USG tidak ditemukan kelainan maka dicoba dilakukan versi luar ke letak kepala (tanpa paksaan). d. Pasien diminta kontrol 1 minggu kemudian,bila versi luar gagal maka kontrol 1 minggu lagi dicoba versi luar sekali lagi, bila gagal versi luar tidak dilakukan. e. Untuk kasus-kasus seperti primitua, kehamilan resiko tinggi maka harus dilakukan pertimbangan khusus. f. Koreksi dengan cara Knee Chest Position diharapkan janin akan kembali ke presesntasi kepala (YBP- SP,2006:199). 2. Pada waktu persalinan (YBP-SP,2006:197). a. Sebelum in partu: 1. Tentukan apakah persalinan dapat pervagiman. Setiap persalinan sungsang sebaiknya dotolong pada fasilitas kesehatan yang dapat dilakukan operasi.

description

hjbkjk

Transcript of Prenatal

Page 1: Prenatal

1. Prenatal/ antenatal

Menurut Pedoman Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Gineakologi RSK St.

Vincentius A Paulo Surabaya, 2010):

a. Waspada letak sungsang dimulai sejak kehamilan 24 minggu.

b. Usia kehamilan 28 – 30 minggu yang masih didapatkan letak sungsang maka

dilakukan USG untuk mencari kemungkinan adanya kelainan letak placenta

(placenta previa), cacat bawaan atau bentuk rahim.

c. Apabila dalam pemeriksaan USG tidak ditemukan kelainan maka dicoba

dilakukan versi luar ke letak kepala (tanpa paksaan).

d. Pasien diminta kontrol 1 minggu kemudian,bila versi luar gagal maka kontrol 1

minggu lagi dicoba versi luar sekali lagi, bila gagal versi luar tidak dilakukan.

e. Untuk kasus-kasus seperti primitua, kehamilan resiko tinggi maka harus

dilakukan pertimbangan khusus.

f. Koreksi dengan cara Knee Chest Position diharapkan janin akan kembali ke

presesntasi kepala (YBP-SP,2006:199).

2. Pada waktu persalinan (YBP-SP,2006:197).

a. Sebelum in partu:

1. Tentukan apakah persalinan dapat pervagiman. Setiap persalinan sungsang

sebaiknya dotolong pada fasilitas kesehatan yang dapat dilakukan operasi.

2. Bila kehamilan berumur 37 minggu atau lebih dan kemungkinan kecil lahir

pervaginam, lakukan versi luar. (bila dilakukan versi pada umur kehamilan

kurang dari 37 minggu sering terjadi kembali pada presentasi semula).

3. Versi luar bisa dilakukan pada:

Ketuban intak,

Air ketuban cukup,

Tidak ada komplikasi atau kontraindikasi (IUGR, perdarahan, bekas

seksio, kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi)

b. Saat in partu

1. Persalinan pervagiman oleh tenaga penolong yang terlaih akan aman bila:

Pelvis adekuat

Complete breech/ frank breech

Page 2: Prenatal

Kepala fleksi

2. Ikuti kemajuan persalinan dengan seksama dengan partograf

3. Jangan pecahkan ketuban. Bila ketuban pecah periksa apakah ada prolaps tali

pusat dan apabila prolaps tali pusat dan kelahiran pervaginam tidak mungkin

maka lakukan seksio sesarea.

4. Indikasi persalinan dilakukan secara sectio caesaria pada letak sungsang

adalah sesabagai berikut:

a. Persalinan pervaginam sukar, berbahaya (CPD/ skor Zatuchi Andros < 3).

b. Tali pusat menumbung pada primigravida, multigravida (kala I).

c. Kemacetan persalinan:

Fase laten > 14 jam

Secondary arrest of dillatation

Prolong second stage

d. Kehamilan premature EFW 2000 gram/ lebih.

Skor Ztuchi Andros (ZA score)

0 1 2

Paritas Primi multi

Pernah sungsang Tidak 1x >2

EFW>3600 gram

3629 – 3176

gram< 3176 gram

Umur kehamilan >36 minggu 38 minggu <37 minggu

Station < -3 -2 -1

Dilatasi 2 3 4

Syarat:

ZA skor hanya berlaku untuk kehamilan aterm / EFW > 2000 gram.

Skor < 3 : persalinan abdominal (SC)

Skor 4 : perlu evaluasi cermat

Skor > 5 : persalinan pervaginam

Page 3: Prenatal

3. Versi Luar

Merupakan suatu tindakan untuk mengubah letak janin dalam rahim yang dikerjakan

dari luar melalui dinding abdomen.

4. Persalinan pervaginam

Persalinan pervaginam spontan

Persalinan spontan pervaginam hanya dilakukan apabila taksiran berat badan anak

pada primipara kurang dari 3500 gr dan pada multipara kurang dari 4000 gram serta

tidak ada penyulit lain. Bila syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka langsung

dilakukan seksio sesaria. Persalinan pervaginam pada letak sungsang biasanya

ditolong secara Bracht dan pada primigravida selalu didahului dengan episiotomi.

5. Perasat Bracht

Bokong dan pangkal paha yang telah lahir di pegang dengan 2 tangan, kemudian

di hiperlordosis tubuh janin kearah perut ibu, sehingga lama kelamaan bagian janin

dapat dilahirkan. Penolong sama sekali tidak melakukan tarikan, hanya bantu proses

persalinan sesuai dengan letak sungsang. Tidak semua bagian berhasil dilahirkan.

Page 4: Prenatal

6. Perasat Klasik

Cara klasik terutama dilakukan bila lengan depan menjungkit ke atas / berada di

belakang leher janin. Karena memutar tubuh dapat membahayakan janin, maka bila

lengan depan letaknya normal, cara klasik dilakukan tanpa memutar tubuh janin,

sehingga lengan kedua tetep dilahirkan sebagai lengan depan. Kedua kaki dipengang

dengan tangan yang bertentangan dengan lengan depan untuk menarik tubuh janin ke

bawah sehingga punggung janin mengarah ke bokong.

7. Perasat Mueller

Dengan kedua tangan pada bokong dan pangkal paha, tubuh janin ditarik ke

bawah sampai bahu depan berada di bawah simfisis, kemudian lengan depan

dikeluarkan dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara yang telah diuraikan di

depan, sesudah itu baru lengan belakang di lahirkan.

8. Perasat Loevset

Dasarnya adalah bahu belakang janin selalu berada lebih rendah daripada bahu

depan karena lengkungan jalan lahir, sehingga bila bahu belakang di putar ke depan

dengan sendirinya akan lahir di bawah simfisis. Setelah sumbu bahu janin terletak

dalam ukuran muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong, tubuh janin ditarik

kebawah sampai ujung bawah scapula depan terlihat di bawah simfisis, kemudian

tubuh janin diputar dengan cara memegang dada dan punggung oleh kedua tangan

sampai bahu belakang terdapat di depan dan tampak di bawah simfisis, dengan

demikian lengan depan dapat dikeluarkan dengan mudah. Bahu yang lain yang

sekarang jadi bahu belakang, dilahirkan dengan memutar kembali tubuh janin kearah

berlawanan, sehingga bahu belakang jadi bahu depan dan lengan dapat dilahirkan

dengan mudah.

9. Perasat Mauriceau

Badan janin dengan perut kebawah diletakkan pada lengan kiri penolong. Jari

tengah dimasukkan ke dalam mulut janin sedangkan jari telunjuk dan jari manis pada

maxilla untuk mempertahankan kepala agar tetap flexi. Tangan kanan memegang

bahu janin dari belakang dengan jari telunjuk dan jari tengah berada di sebelah kiri

dan kanan leher. Janin ditarik ke bawah dengan tangan kanan sampai suboksiput /

Page 5: Prenatal

batas rambut dibawah simfisi. Tubuh janin digerakkan ke atas sedangkan tangan kiri

tetep mempertahankan fleksi kepala, sehingga muka lahir melewati perineum dan

disusul oleh bagian lain. Tangan kiri tidak boleh ikut menarik janin, karena dapat

menyebabkan perlukaan pada mulut dan muka janin.

10. Cunam Piper

Kedua kaki janin dipegan pleh seorang pembantu dan diangkat ke atas, kemudian

cunam dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap panggul. Cunam

ditarik curam kebawah sampai batas rambut dan suboksiput berada dibawah simfisis,

dengan suboksiput sebagai titik pemutaran , cunam berangsur diarahkan mendatar

dan keatas, sehingga muka janin dilahirkan melewati perineum, disusul oleh bagian

kepala yang lain.