pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

download pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

of 31

Transcript of pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    1/31

    PRATIKUM TRAUMA

    “TERAPI BERMAIN PADA ANAK”

    OLEH

    KELOMPOK 2:

    QORI HUSNUL MULQIAH 1311311002

    SORAYA DWI AMANDA 1311311018

    FARADINA HANIARAHMAH 1311311010

    RAHMI KUMALA 1311311034

    HAYATI UMAR 1311311026

    ASTRI WULANDARI SITUMORAN 1311311044

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    UNI!ERSITAS ANDALAS

    2016

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    2/31

    K"#$%& B%'()*#

    1+ D%,*#*$* B%'()*#

    Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar 

     berbagai hal. Bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh

    kembang anak untuk menjadi manusia seutuhnya. Bermain bagi anak adalah salah

    satu hak anak yang paling hakiki. Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa

    mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan social (Prasetyono, 200!.

    Masa anak"anak sangat identik dengan masa bermain, karena

     perkembangan anak mulai diasah sesuai kebutuhannya disaat tumbuh kembang.

    Bermain merupakan suatu akti#itas dimana anak"anak dapat melakukan atau

    mempraktikan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi

    kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku de$asa (%&i&, 200'!.

    %kti#itas bermain yang dilakukan anak"anak merupakan cerminan

    kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial. Bermain juga merupakan

    media yang baik untuk belajar, karena dengan bermain anak"anak akan berkata"

    kata (berkomunikasi!, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan

    apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal $aktu, jarak, sertasuara (ong,

    2000!.

    Bagi anak"anak, bermain adalah )pekerjaan* mereka. Bermain membantu

    anak memahami ketegangan dan tekanan, mengembangkan kapasitas mereka, dan

    menguatkan pertahanan mereka, sehingga bermain tidak dapat dipisahkan dari

    kehidupan anak baik sehat maupun sakit (Potter + Perry,200'!.

    Bermain membantu anak menguasai kecemasan dan konflik sehingga

    ketegangan mengendur dan anak tersebut dapat menghadapi masalah kehidupan.Permainan memungkinkan anak menyalurkan kelebihan energi fisik dan

    melepaskan emosi yang tertahan, yang meningkatkan kemampuan si anak untuk 

    menghadapi masalah (antrock, 200!

    Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bah$a dunia anak adalah

    dunia bermain dan bermain adalah hak anak yang paling hakiki. Melalui kegiatan

     bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi dan

    sosial.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    3/31

    Perkembangan secara fisik dapat dilihat saat bermain, perkembangan

    intelektual bisa dilihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan

    lingkungan, perkembangan emosi dapat dilihat ketika anak merasa senang, tidak 

    senang, marah, menang dan kalah dan perkembangan sosial bisa dilihat dari

    hubungannya dengan teman sebayanya, menolong dan memperhatikan

    kepentingan orang lain.

    2+ F-#.$* B%'()*#

    -ungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorik"

    motorik, membantu perkembangan kognitifintelektual, perkembangan sosial,

     perkembangan kreati#itas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral,

    dan bermain sebagai terapi (oetjiningsih, /'!.

    )+ P%'/%()#.)# S%#$"'*/M""'*/ 

    Pada saat melakukan permainan, akti#itas sensorikmotorik merupakan

    komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk 

     perkembangan fungsi otot, sehingga kemampuan penginderaan anak mulai

    meningkat dengan adanya stimulasi"stimulasi yang diterima anak seperti1

    stimulasi #isual (penglihatan!, stimulasi audio (pendengaran!, stimulasi taktil

    (sentuhan! dan stimulasi kinetik.

    + P%'/%()#.)# I#%%/-) K".#**,5

    Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap

    segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, terutama mengenal $arna, bentuk,

    ukuran, tekstur dan membedakan objek. aat bermai, anak akan mencoba

    melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami objek permainan

    seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dengan kenyataan

    dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan, sehingga fungsi

     bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kongnitif 

    selanjutnya.

    + P%'/%()#.)# S"$*)

    Perkembangan sosial ditandai dengan anak mampu berinteraksi dengan

    lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    4/31

    menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak mengembangkan

    hubungan sosial, belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. ontoh

     pada anak"anak usia todler yang bermain dengan teman sebayanya dan bentuk 

     permainannya adalah bermain peran seperti menjadi guru, menjadi ayah atau ibu,

    menjadi anak dan lain"lain. 3ni merupakan tahap a$al bagi anak usia todler dan

     prasekolah untuk meluaskan akti#itas sosialnya diluar lingkungankeluarga.

    7+ P%'/%()#.)# K'%)**)$

    Bermain dapat meningkatkan kreati#itas yaitu anak mulai menciptakan

    sesuatu dan me$ujudkannya kedalam bentuk objek atau kegiatan yang

    dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk 

    merealisasikan ide"idenya, misalnya dengan membongkar dan memasang satu alat

     permainan akan merangsang kreati#itasnya untuk semakin berkembang.

    %+ P%'/%()#.)# K%$)7)')# D*'*

    %nak yang bermain akan Mengembangkan kemampuannya dalam

    mengatur tingkah laku. %nak juga akan belajar mengenali kemampuannya dan

    membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan

    mencoba peran"peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap

    orang lain.

    ,+ P%'/%()#.)# M"')

    %nak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari

    orang tua dan guru. %nak yang melakukan akti#itas bermain, akan mendapatkan

    kesempatan untuk menerapkan nilai"nilai tersebut sehingga dapat diterima dilingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan kelompok yang ada

    dalam lingkungannya.

    Bermain juga dapat membantu anak belajar mengenai nilai moral dan

    etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar 

     bertanggung ja$ab atas segala tindakan yang dilakukannya. Permainan adalah

    media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan

    memberikan nasihat. 4leh karena itu, penting bagi orang tua untuk menga$asi

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    5/31

    anak saat anak melakukan akti#itas bermain dengan mengajarkan nilai moral,

    seperti baik atau buruk, benar atau salah.

    .+ B%'()*# S%).)* T%')&*

    Bermain mempunyai nilai terapeutik, bermain dapat menjadikan diri anak 

    lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan ketegangan dapat

    dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.

    Pada saat dira$at di rumah sakit, anak akanmengalami perasaan yang sangat tidak 

    menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. %nak yang

    melakukan kegiatan bermain akan terlepas dari ketegangan dan stres yang

    dialaminya akibat dari efek dira$at di rumah sakit.

    Bermain dirumah sakit membuat normal sesuatu yang asing dan kadang

    kondisi lingkungan yang tidak ramah dan memberi jalan untuk menurunkan

    tekanan. Bermain membantu untuk memahami ketegangan dan tekanan,

    mengembangkan kapasitas mereka, danmenguatkan pertahanan mereka.

    3+ F)/"'F)/"' 9)#. M%(&%#.)'-* A/**)$ B%'()*#

    %da lima faktor yang mempengaruhi akti#itas bermain pada anak (upartini,

    2005!. -aktor"faktor tersebut adalah sebagai berikut1

    1+ T))& P%'/%()#.)# A#)/ 

    %kti#itas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu sesuai dengan tahapan

     pertumbuhan dan perkembangannya. 6entunya permainan anak usia bayi tidak 

    lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah, demikian

     juga sebaliknya, karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi

     pertumbuhan dan perkembangan anak.

    2+ S)-$ K%$%))# A#)/ 

    %kti#itas bermain memerlukan energi. 7amun bukan berarti anak tidak 

     perlu bermain pada saat sedang sakit. 8ebutuhan bermain pada anak sama halnya

    dengan kebutuhan bekerja pada orang de$asa, yang penting pada saat kondisi

    anak sedang menurun atau anak sedang terkena sakit, bahkan dira$at di rumah

    sakit, orang tua dan pera$at harus jeli memilihkan permainan yang dapat

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    6/31

    dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dira$at di

    rumah sakit.

    3+ ;%#*$ K%)(*# A#)/ 

    Dalam melakukan akti#itas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki"

    laki atau perempuan, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki"laki

    atau anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreati#itas,

    dan kemampuan sosial anak.

    %da pendapat lain yang menyakini bah$a permainan adalah salah satu alat

    untuk membantu anak mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan

    anak perempuan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh anak lakilaki. 9al ini

    dilatar belakangi oleh adanya alasan tuntutan perilaku yang berbeda antara laki"

    laki dan perempuan dan hal ini dipelajari melalui media permainan.

    4+ L*#./-#.)# 9)#. M%#7-/-#.

    -asilitas bermain lebih diutamakan yang dapat menstimulasi imajinasi dan

    kreati#itas anak. 8eyakinan keluarga tentang moral dan budaya juga

    mempengaruhi bagaimana anak dididik melalui permainan, sementara lingkungan

    fisik sekitar rumah lebih banyak mempengaruhi ruang gerak anak untuk 

    melakukan akti#itas fisik dan motorik.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    7/31

    anak memberikan respon secara pasif terhadap permainan dan orang atau

    lingkungan yang memberikan respon secara aktif. Melihat sifat tersebut, kita

    dapat mengenal macam"macamdari permainan.

    %da beberapa jenis permainan, ditinjau dari isi permainan dan karakter 

    sosialnya. Berdasarkan isi permainan ada  Social   affective play, sense pleasure

     play, skill play, games, unoccupied behavior dan dramatic play+ D**#>)- 7)'*

    /)')/%' &%'()*#)#? terdapat jenis social onlooker play, solitary play dan

     parallel play A@*@? 200

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    8/31

    memindahkan benda dari satu tempat ketempat lain, dan anak akan terampil naik 

    sepeda.

    8eterampilan tersebut diperoleh dari pengulangan kegiatan permainan

    yang dilakukan. emakin sering melakukan latihan, anak akan semakin terampil.

    ifat permainan ini adalah bersifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba

    kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti bermain dalam bongkar pasang

    gambar.

    45 Games ))- P%'()*#)#

    Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat

    tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini bisa dilakukan

    oleh anak sendiri atau dengan teman sebayanya. Banyak sekali jenis permainan ini

    mulai dari yang tradisional maupun yang modern misalnya ular tangga, congklak,

     puzzle dan lain"lain.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    9/31

    + B%'7)$)'/)# K)')/%' S"$*)

    Berdasarkan karakter sosialnya, ada lima jenis permainan, yaitu onlooker play,

     solitary play, parallel play, associative play dan cooperative play.

    15 "nlooker play B%'()*# O#""/%'5

    ;enis permainan ini adalah dengan melihat apa yang dilakukan oleh anak 

    lain yang sedang bermain tetapi tidak berusaha untuk bermain. %nak tersebut

     bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang sedang

    dilakukan temannya.

    25 Solitary Play B%'()*# S"*%'M)#7*'*5

    Solitary play merupakan jenis permainan yang dilakukan secara mandiri

    dan berpusat pada permainannya sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Pada

     permainan ini anak tampak berada dalam kelompok permainannya, tetapi anak 

     bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat permainan

    tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerja

    sama ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya.

    35 Parallel Play B%'()*# P)')'%5

    Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama,

    tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain

    sehingga tidak ada sosialisasi satu sama lain. ifat dari permainan ini adalah anak 

    aktif secara mandiri tetapi masih dalam satu kelompok.

    45 Associative Play B%'()*# A$"$*)*,5

     Associative play melibatkan interaksi sosial dengan sedikit atau tanpa

     pengaturan. 6ipe permainan ini adalah anak"anak kelihatan lebih tertarik pada satu

    sama lain dibanding pada permainan yang mereka mainkan. Bermain ini akan

    menumbuhkan kreati#itas anak karena stimulasi dari anak lain ada, akan tetapi

     belum dilatih dalam mengikuti paraturan dalam kelompok. ontohnya bermain

     boneka"bonekaan, hujan"hujanan, dan bermain masak"masakan.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    10/31

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    11/31

    -aktor lain yang mendorong penyusutan minat dengan barang mainan ini adalah

     bah$a permainan ini sifatnya menyendiri sedangkan mereka menginginkan

    teman. 6ahapan usia masuk sekolah, kebanyakan anakmenganggap bermain

     barang mainan sebagai )permainan bayi*.

    3+ T))& B%'()*#

    6ahapan usia masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam,

    semula mereka meneruskan bermain dengan barang mainan, terutama bila

    sendirian, selain itu mereka merasa tertarik dengan permainan, olah raga, hobi dan

     bentuk permainan matang lainnya.

    4+ T))& M%)(-#

    Mendekati masa puber, mereka mulai kehilangan minat dalam permainan

    yang sebelumnya disenangi dan banyak menghabiskan $aktunya dengan

    melamun. Melamun yang merupakan ciri khas anak remaja adalah saat berkorban,

    saat mereka menganggap dirinya tidak diperlukan dengan baik dan tidak 

    dimengerti oleh siapapun.

    6+ P%'()*#)# U#-/ A#)/ U$*) P')$%/")

    >sia anak prasekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap

    $aktunya diisi dengan kegiatan bermain. 8egiatan bermain yang dimaksud disini

    adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh

    kesenangan. 6erdapat beberapa macam permainan anak usia prasekolah menurut

    ?usuf (20021/2! yaitu sebagai berikut1

    a. Permainan fungsi (permainan gerak! seperti meloncatloncat, naik turun tangga, berlari"larian, bermain tali, dan bermain bola.

     b. Permainan fiksi, seperti menjadikan kursi seperti kuda, main sekolah"

    sekolahan, dagang"dagangan, perangperangan, dokter"dokteran, robot"robotan,

    tembaktembakan dan masak"masakan.

    c. Permainan reseptif atau apresiatif, seperti mendengarkan cerita atau dongeng,

    melihat gambar, membaca buku cerita, melihat orang melukis, menceritakan

    kisahnya.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    12/31

    d. Permainan membentuk (konstruksi!, seperti membuat kue dari tanah liat,

    membuat gunung pasir, membuat kapal"kapalan dari kertas, membuat gerobak 

    dari kulit jeruk, membentuk bangunan rumah"rumahan dari potongan kayu"kayu,

     puzzle.

    e. Permainan prestasi seperti sepak bola, bola #oli, tenis

    meja dan bola basket.

    + B%'()*# U#-/ A#)/ 9)#. D*')C) D* R-() S)/*

    6ujuan utama asuhan kepera$atan bagi anak yang dira$at di rumah sakit

    adalah meminimalkan munculnya masalah pada perkembangan anak. Pera$at

    yang member kesempatan pada anak untuk berpatisipasi dalam akti#itasakti#itas

    yang sesuai dengan tingkat perkembangan akan lebih menormalkan lingkungan

    anak. %nak"anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang

    mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stres akibat sakit dan dira$at

    di rumah sakit.

    )+ M)#,)) B%'()*# 7* R-() S)/*

    %dapun manfaat bermain di rumah sakit menurut ong (2001 @05! yaitu sebagai

     berikut1

    /. Memberikan pengalihan dan menyebabkan relaksasi

    2. Membantu anak merasa lebih aman di lingkungan yang asing

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    13/31

    + P'*#$*& &%'()*#)# &)7) )#)/ 7*'-() $)/*

    6erapi bermain yang dilaksanakan di rumah sakit tetap   harus memperhatikan

    kondisi kesehatan anak (upartini, 2005!. Beberapa prinsip permainan pada anak 

    dirumah sakit yaitu sebagai berikut1

    /. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang

    dijalankan pada anak.

    %pabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat

    dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh diajak bermain dengan

    kelompoknya di tempat bermain khusus yang ada di ruang ra$at.

    2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan

    sederhana.

    Pilih jenis permainan yang tidak melelahkan anak, menggunakan alat

     permainan yang ada pada anak atau yang tersedia di ruangan. alaupun

    akan membuat suatu alat permainan, pilih yang sederhana supaya tidak 

    melelahkan anak.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    14/31

    P"/"/  B))$)# 1 6erapi Bermain

    S- P"/"/ B))$)# 1Definisi,fungsi bermain,tujuan,manfaat dan pelaksanaan

    terapi bermain menggunakan kertas origami

    asaran 1 %nak usia pra sekolah

    6ujuan 1Mengoptimalkan tingkat perkembangan motorik anak

    9ari tanggal 1 Aabu, 2 %pril 20/=

    6empat 1 Auang ambir ( 8amar bermain ! A%B 9arapan 8ita

    Pukul 1 [email protected] 3B

    %. trategi Pelaksanaan

     7o 8egiatan aktu Media

    / P%'$*)&)#

    C Menyiapkan ruangan

    C Menyiapkan alat

    C Menyiapkan peserta

    ' menit Peralatan bermain

    2 O'*%#)$*

    "alam terapeutik 

    C Beri salam pembuka

    C Memperkenalkan diri

    C "#aluasi#alidasi

      Menanyakan perasaan klien saat

    ini

      "8ontrak 

    C Menjelaskan $aktudurasi, tempat,

    serta tujuan kegiatan

    ' menit

    < T))& K%'>)

    C %nak diminta mengambil kertas

    lipat

    C 8emudian bantu anak untuk 

    melipat bentuk yang mudah

    C Bantu anak untuk melubangi hasil

    /' menit Peralatan bermain

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    15/31

    lipatannya dengan jarum

    C Potong benang E/0 cm

    C antung hasil lipatan anak di

    tempat yang dapat dijangkau

    olehnya

    5 C T%'(*#)$*

      "#aluasi

    o 6erapis menanyakan perasaan

    klien setelah mengikuti Play

    therapy

      Memberi pujian atas keberhasilananak

    "6indak :anjut

      Menganjurkan klien untuk 

    membuat origami dengan bentuk 

    yang lain

      Memberi salam penutup

    ' menit

    B+  S')%.* K"(-#*/)$*

    1. Persiapan

    a. Membuat kontrak dengan klien yang ada

     b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

    . !rientasi

    a. alam terapeutik 

    )%ssalamuFalaikum, elamat pagi adik"adikG Perkenalkan.. kakak H kakak 

    ini adalah mahasis$i 8epera$atan >7%7D yang sedang praktek di

    ruangan ini. Perkenalkan nama kakak, kakak hayati , kakak faradina,

    kakak astri, kakak rahmi, kakak Iori .

     b. #aluasi#alidasi

    )Bagaimana kabarnya pagi iniJ*

    )Bagaimana tidurnya semalamJ nyenyak atau tidakJ*

    c. 8ontrak 

    )%dik"adik,sesuai janji kita kemaren bah$a hari ini kita akan membuat

    origami atau seni melipat kertas. etelah itu, nanti origaminya kita gantung

    di dekat tempat tidur adik"adik ya. 8ita akan melakukannya di ruangan ini

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    16/31

    selama E 50 menit. 6ujuan dari permainan ini adalah agar adik"adik bisa

    merasa senang dan cepat sembuh. %pakah adik"adik setujuJ*

    ". #ahap $er%a

    #erlampir

    &. #ahap #erminasi

    a. #aluasi

    )7ah.. sekarang, bagaimana perasaan kalian setelah membuat origami

    tadiJ*

    )%pakah semuanya senangJ*

    )Baiklah.. kalian semua sangat hebat karena bisa membuat origami yang

    cantik dan menggantungnya sehingga terlihat indah..*)6epuk tangan buat semuanyaK*

     b. 6indak lanjut

    )%dik"adik, setelah ini, adik"adik bisa membuat bentuk origami yang lain

    dan menggantungnya juga seperti yang kita lakukan tadi. dan kakak 

     berpesan bermain lah mainan yang dapat mengembangkan kreatifitas adik 

     H adik semua.*

    c. 8ontrak yang akan datang

    )Baiklah adik"adik sampai disini permainan kita kali ini. elanjutnya, kita

    akan melakukan hal yang tidak kalah menyenangkan juga, yaitu me$arnai.

    ;adi, saat kita bertemu nanti kakak ingin lihat hasil origami adik"adik yang

    lainnya ya.

    )Baiklah adik"adik, sekarang kakak disini mau keruangan pera$at dulu

    ya..selamat beristirahat semuanya..besok kita ketemu lagi..*

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    17/31

    TAHAP KER;A

    :angkah H langkah 4rigami

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    18/31

    /. iapkan sebuah kertas origami lalu, lipat secara diagonal

    2. Maka akan terlihat seperti segitiga. :alu kamu harus melipat segitiga tadi,

    menjadi segitiga lagi dalam ukuran lebih kecil.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    19/31

    5. :angkah selanjutnya kamu harus buka ujung segitiga sehingga

    terbentuklah garis kuning berada di sebelah kanan.

    '. elanjutnya kamu tekan ujung segitiga tadi hingga kertas tampak seperti

    gambar di atas

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    20/31

    =. elanjutnya kamu harus melipat bagian yang terbuka ba$ahnya lalu

    dilipat pada bagian kiri dan kanannya, lihat gambar di atas

    . :angkah selanjutnya kamu harus melipat sisi kiri dan kanannya hingga

    menjadi seperti gambar di atas

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    21/31

    @. etelah sisi kiri dan kanannya di lipat kepalanya juga harus dilipat seperti

    gambar di atas.

    . etelah semua sisinya di lipat, sehingga tampak kertas seperti gambar di

    atas.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    22/31

    /0. :angkah berikutnya kamu haru membuka bagian yang terbuka lalu pada

    sisi kanan nya kamu harus memasukkan ujung sisi bagian kanan ke dalam,

     begitu pula bagian kirinya.

    //. etelah kamu lipat kedalam maka akan terlihat seperti gambar di atas.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    23/31

    /2. :alu kamu harus membuat lipat kecil lagi pada bagian sisi kiri dan

    kanannya.

    /

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    24/31

    /5. Bukalah salah satu bagiannya lalu tarik ke luar hingga tampak seperti

    gambar di atas.

    /'. 6arik ke atas untuk bagian runcingnnya bagian depan dan belakangnya,

    untuk membuat kepala dan ekornya.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    25/31

    /=. etelah ini kamu harus menarik bagian ujung depan untuk membuat

    kepalanya dan bagian belakang untuk bagian ekornya, untuk bagian kepala

    kamu harus melekukkannya kedepan.

    /. 6ada, origami burung bangaunya sudah jadi.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    26/31

    MATERI PEMBAHASAN DALAM SAP

    %. Definisi

    Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk

    memperoleh kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,

    intelektual, emosional, dan sosial.

    B. -ungsi bermain bagi anak 1

    /. Perkembangan sensori motorik,

    2. Perkembangan intelektual kognitif,

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    27/31

    . 6ujuan bermain 1

    /. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,

    2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi,

    sia anak 1 Prasekolah (

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    28/31

    2. Bermain origami akan meningkatkan keterampilan motorik halus anak,

    menekan kertas dengan ujung"ujung jari adalah latihan efektif untuk 

    melatih motorik halus anak.

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    29/31

    6ujuan khusus pada permainan ini 1

    /. Meningkatkan hubungan pera$at H klien,2. Meningkatkan kreati#itas pada anak,

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    30/31

    D%-6%A P>6%8%

    Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2005. Konseling dan Terapi dengan Anak

    dan Orang Tua. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia

    repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20921/4/Chapter%20II.pdf di akses 26april 2016 20;06 wib

  • 8/17/2019 pratikum-trauma-terapi-bermain.docx

    31/31