Pratikum Fenomena Dasar

93
Bab 1 PENDAHULA 1.1. Latar Belakang Jika dilihat dari berbagai jenis kendaraan bermotor dan mesin pada umumnya,berbagai bantalan mampunyai bantalan sebagai penumpu pada sebuah putaran poros (as),sehingga kalau poros berputar maka putaran tersebut akan lancar tetap pada sumbunya.Jenis bantalan yang digunakan tergantung dari situasi pada putaran poros tinggi dan beban yang ditarima besar maka dipilih jenis bantalannya adalah bantalan luncur. Mengingat pentingnya fungsi bantalan, pada praktikum fenomena dasar mesin, salah satu pengujian dilakukan pada bantalan jenis luncur.Pada pratikumnya ini akan diketahui apa-apa saja yang akan diperoleh / hal-hal yang dapat mempengaruhi sebuah bantalan terutama bantalan luncur. Bantalan lucur menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.Bantalan ini mempuyai konstruksi yang sedrhana dan dapat dibuat serta dapat dipasang dengan mudah.Karena adanya gesekan yang besar pada waktu

description

oke

Transcript of Pratikum Fenomena Dasar

Page 1: Pratikum Fenomena Dasar

Bab 1PENDAHULA

1.1. Latar Belakang

Jika dilihat dari berbagai jenis kendaraan bermotor dan mesin pada

umumnya,berbagai bantalan mampunyai bantalan sebagai penumpu pada sebuah

putaran poros (as),sehingga kalau poros berputar maka putaran tersebut akan

lancar tetap pada sumbunya.Jenis bantalan yang digunakan tergantung dari situasi

pada putaran poros tinggi dan beban yang ditarima besar maka dipilih jenis

bantalannya adalah bantalan luncur.

Mengingat pentingnya fungsi bantalan, pada praktikum fenomena

dasar mesin, salah satu pengujian dilakukan pada bantalan jenis luncur.Pada

pratikumnya ini akan diketahui apa-apa saja yang akan diperoleh / hal-hal yang

dapat mempengaruhi sebuah bantalan terutama bantalan luncur.

Bantalan lucur menumpu poros berputaran tinggi dengan beban

besar.Bantalan ini mempuyai konstruksi yang sedrhana dan dapat dibuat serta

dapat dipasang dengan mudah.Karena adanya gesekan yang besar pada waktu

mulai berjalan bantalan luncur memerlukan momen yang besar serta pelumasan

pada bantalan ini tidak begitu sederhana.

1.2. Tujuan Percobaan

a) Untuk melihat fenomena hidrodinamik yang terjadi

dibandingkan dengan teoritis.

b) Untuk menentukan distribusi tekanan pelumas pada bantalan

luncur.

c) Untuk menentukan fenomena hidrodinamik yang

Page 2: Pratikum Fenomena Dasar

menimbulkan gaya akibat hidrodinamis.

d) Untuk menentukan layak atu tidaknya bantalan pada suatu

konstruksi mesin.

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar

Bantalan luncur adalah mesin yang mempunyai / menahan poros

berbeban dengan perantaraan minyak pelumas, agar dapat berlangsung secara

baik. Bantalan ini mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.

Dengan konstruksi yang sederhana dan bantalan ini dapat dibuat dengan mudah.

Ketika tidak beroperasi bantalan dan poros bersentuhan, hal tersebut akan

menyebabkan gesekan yang besar pada poros saat mulai beroperasi maka system

memerlukan momen yang besar.

Panas yang timbul dalam bantalan ini akibat gesekan antara molekul

minyak pelumas dan sangat kecilnya ruang antara bantalan dengan poros terutama

pada beban yang besar, oleh karena itu bantalan untuk bantalan yang

menamggung beban besar diperlukan system-sistem pendinginan khusus.

Dengan adanya lapisan pelumas,bantalan luncur dapat merasakan

tumbukan dan gesekan sehingga waktu beroperasi hamper tidak menghasilkan

Page 3: Pratikum Fenomena Dasar

suara.

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

2.2. Persamaan-persamaan yang Digunakan

- Satuan Beban

W

P = Lr

..2 = 08,.03,0.2

.

gm

o

- Angka Karakteristik Bantalan

r2

S =

x

Page 4: Pratikum Fenomena Dasar

c

xN

P

- Sudut Acuan

l

Ø = tan-1 2

2

4

- Posisi sudut tekan maksimum

Ømax = cos-1

242ll

4

Page 5: Pratikum Fenomena Dasar

- distribusi tekanan

PP

)cos1).((01

K = )cos2(sin

P = Tinggi awal

P = Tinggi oli setelah terjadi peristiwa hidrodinamika

- . Tekanan rata-rata

K

)cos2(sin

P =

cos1

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

- Beban aksial

W = 0PP

Page 6: Pratikum Fenomena Dasar

x Aaksial x ρoli = Kg

- . beban radial

Wb = 0PP

x Aradial x ρoli

2.3 Bantalan ini dapat digolongkan sebagai berikut

2.3.1 Menurut gerakan bantalan terhadap poros

a). bantalan luncur

Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan dengan

perantara lapisan pelumas.

b) Bantalan Gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan antara dinding pada gelinding bagian yang

berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola ( peluru ) rol

atau rol jarum dan rol bulat.

2.3.2 Menurut arah beban terhadap poros

a). bantalan radial

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.

b). bantalan aksial

Bantala aksial yang arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

c). bantalan khusus

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

Page 7: Pratikum Fenomena Dasar

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak

lurus terhadap sumbu poros.

BANTALAN LUNCUR

Bantalan luncur dapat diklarifikasikan menurut beberapa cara :

a) Menurut bentuk dan letak

Bagian poros yang ditahan bantalan yaitu bagian yang disebut journal

dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu :

- Bantalan Radial

Yang dapat berbentuk selinder,berbahan selinder elips,dan lain

sebagainya.

- Bantalan aksial

Dapat berbentuk engsel,kerat,Michel dll.

- Bantalan khusus

Batalan yang berbentuk bola dan lainya.

Menurut pemakaianya,terdapat bantalan untuk pengecilan dan pengenceran

umum,bantalan poros umum ( engkol ),bantalan pada roda kereta api.

Dalam pemakaianya terdapat bantalan luncur depan berupa bantalan

logam sinter dan bantalan plasrik.

# Bahan Untuk Bantalan Luncur

Bahan Untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan atau

standart sbb :

1. Memiliki kekuatan yang cukup terhadap lenturan poros ( Tahan terhadap

beban dan kelelahan ).Agar tidak ada gangguan dalam penggunaanya.

Wahyu Afridinata

Page 8: Pratikum Fenomena Dasar

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

2. Dapat menyesuaikan diri dalam lenturan poros yang tidak terlalu besar

atau terhadap perubahan bentuk yang kecil.

3. Mempunyai sifat atau ciri anti las ( atau anti menempel terhadap poros

atau benda yang lainnya yang disebabkan karena terjadinya kontak.

4. Tahan karat,Fungsinya yaitu agar bantalan dapat berfungsi dalam

waktuyang lama dan juga agar dapat selalu bekerja dengan maksimal.

5. Cukup tahan us,agar selalu maksimal walaupu sering terjadi nya gesekan.

6. Dapat membenamkan kotorn dan debu kecil yang terkurung dalam

bantalan.

7. Murah harganya ( ekonomis ),tapi tidak mengeyampingkan persyaratan-

persyaratan yang di atas.

8. Tidak terpengaruh oleh temperature

Dalam prakteknya,bahan yang tertera diatas sangat sukar

mendapatkannya,namun sangatlah dianjurkan,kalo bias semuanya terpenuhi,agar

dapat bekerja denga maksimal.

*Cara pelumasan Bantalan Luncur

Dalam pemilihan cara pelumasan sangatlah perlu,terutama yaitu dari

kondisi kerja,letak bantalan,tempat pelumasan,serta juga lokasi dan alur

pelumasan.

Wahyu Afridinata

Page 9: Pratikum Fenomena Dasar

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

Sewaktu pelumasan,temperature selaput minyak yang diinginkan atau

diizinkan bervariasi,tergantung jenis atau macam-macam minyak yang

dipakai dengan batas maximal 80º.Temperatur kerja yang lebih dari 80º

dapat dianggap atau teralu panas.

Dalam pemilihan bahan pelumasan pada umumnya perlu diperhatikan

beberapa hal yaitu :

- Viskositas

- Sifat minyak

- Stabilitas minyak

- Dan juga Harganya.

Sebelum melakukan pelumasan hendaklh memperhtikan atu

memenuhi hal-hal atau ketentuan sebagai diatas,agar pelumasan

bantalan luncur dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang

maksimal juga berbagai cara yang digunakan dalam system pelumasan

pada bantalan luncur,yaitu :

1.Pelumasan Tangan

Siitim pelumasan ini hanya dipakai yaitu hanya pada sistim untuk

beban yang ringan saja,kecepatan yang rendah atau kerja yang tidak terus

menerus.Kekurangan pada system pelumasan tangan ini yaitu aliran pelumasanya

Page 10: Pratikum Fenomena Dasar

tidak selalu tetap / pelumasannya tidak teratur

2. pelumasan tetes

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

Pelumasan ini dilakukan dengan sistim meneteskan.cara kerjanya yaitu

pelumas dimasukan kedalam sebuah katub jarum,pelumasan ini difungsikan untuk

beban sedang atau ringan.

3. Pelumasan Sumbu

Sistim pelumasan ini dilakukan dengan metoda penyerapan,Cara

kerjanya yaitu dengan cara menggunakan sumbu yang dicelupkan kedalam

mangkok minyak.

4. Pelumasan Percik

Dari suatu bak penampung minyak dipercikan,cara ini digunakan

untuk melumasi terak selinder motor bakar torak berputaran tinggi.

5. Pelumasan cincin

Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros

sehingga mengangkat minyak dari bawah,digunakan untuk beban sedang.

6. Pelumasan pompa

Disini pompa digunakan untuk mengalirkan pelumasan dalam

bantalan.

Page 11: Pratikum Fenomena Dasar

Keterangan :

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

1. Motor. 7. Krat Bantalan.

2. Bantalan. 8. Slang Tekanan ( 16 buah ).

3. Poros. 9. Plate Slang.

4. Puly 10. Tombol Lampu.

5. Belt. 11. Tombol Motor.

6. Bantalan / oli. 12. Tekanan Untuk Slang.

3.2. Alat Ukur Untuk Pengujian

1. Tacho Meter, Untuk menentukan putaran

2. Beban, Untuk memberikan beban pada poros.

3.3. Prosedur pengujian

1. cek tekanan seluruh instalasi dan pastikan semuanya dapat beroperasi

berdasarkan data yang diambil.

2. Cetak tekanan atau ketinggian oil referensi ( data m poin ) dan tutup kran

oli.

3. Berikan pembebanan berdasarkan data yang ada.

4. Hidupkan motor penggerak dan tentukan putaran poros motor denga

menggunakan tacho meter.

Page 12: Pratikum Fenomena Dasar

5. Tunggu beberapa saat hingga tekanan dalam pipa stabil.

6. Catat ketinggian oli pada manometer yang tersedia.

7. Ulangi percobaan 3 sampai 6 berdasarkan data yang diambil sesuai yaitu

100 gr setiap percobaan.

3.4. Persamaan-Persamaan Pengujian

- Satuan Beban

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

W

..2

P = Ir

- Angka Karktaristik bantalan

S.

t

c

.2

N

P

- Sudut Acuan

Page 13: Pratikum Fenomena Dasar

tan

1

1.

.4

2

2

- Posisi sudut tekanan maksimum

24112

.4

Maks = cos

- Distribusi tekanan

0cos.101

PP

K

cos.2.sin

Page 14: Pratikum Fenomena Dasar

- Tekanan rata-rata

cos.2sin

KP

cos1

- Beban Aksial

W= P – p . Aaksial . P oli = ………( kg )

- Beban radial

Wb = P – Po . Aradial . Poli = .… .( kg )

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

BAB IV

DATA DAN ANALISA

Page 15: Pratikum Fenomena Dasar

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

4.1. Tabel Pengolahan Data

P

( cm )

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

Page 16: Pratikum Fenomena Dasar

P16

m1

715 g

125

143

151

154

150

149

127

108

79

75

84

94

106

115

129

128

m2

1375 g

130

150

158

161

Page 17: Pratikum Fenomena Dasar

156

170

144

105

64

69

87

99

110

118

130

134

1415 g

4.2. Pengolahan Data

`

= 0,0475 kg/m s

oli = 860 kg/ m3

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

Page 18: Pratikum Fenomena Dasar

1600

55,9

N =

rpm

= 167,5 rps

1. satuan beban ( p ) : 715 g

W

xrxl

P1 = 08,003,022

= 1461,28 kg

gm

xx

1

= 0048,0

x

81,9715,0

08,003,02

xx

W

P2 = 08,003,022

xrxl

gm

xx

Page 19: Pratikum Fenomena Dasar

2

=

81,9375,1

x

xx

08,003,02

W

P3= 08,003,022

xrxl

Dimana : r = jari-jari = 30 mm

gm

3

xx

08,003,02

=

81,9415,1

x

xx

L = Panjang bantalan

g = gravitasi = 9,81 2/sm

2.Angka karakteristik bantalan

=

c = 0,005 m

Page 20: Pratikum Fenomena Dasar

r

S1 =

c

03,0

005,0

2

xN

x

P

1

2

Page 21: Pratikum Fenomena Dasar

5,167./0475,0

x

,

rpssxmkg

/28,1461

mN

2

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

=

2

=

= 36 x 0,00544

=0,196

Page 22: Pratikum Fenomena Dasar

r

S2 =

c

03,0

005,0

= 36 x 0,0028

= 0,102

2

r

S3 =

Page 23: Pratikum Fenomena Dasar

c

03,0

005,0

= 36 x 0,00275

= 0,099

Dimana,

Maka,dari grafik perbandingan eksentris didapat

Harga

pada 1S= 0,13

Harga

pada 2S= 0,259

Harga

pada 3S

2

xN

Page 24: Pratikum Fenomena Dasar

x

P

2

2

5,167./0475,0

x

rpssxmkg

/156,2810

mN

xN

x

P

Page 25: Pratikum Fenomena Dasar

3

2

5,167./0475,0

x

,

rpssxmkg

/9,2891

mN

2

L

08,0

x

d

Page 26: Pratikum Fenomena Dasar

065,0

23,1

= 0,261

3. Sudut acuan

Ø1= tan-1

1

1

2

4

1

2

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

= tan-1

Page 27: Pratikum Fenomena Dasar

13,0114,3

x

13,04

113,3

0676,0

2

2

= tan-1

= tan-1 05,46

= o75,88

Ø2= tan-1

= tan-1

1

2

2

4

2

929,214,3x

Page 28: Pratikum Fenomena Dasar

0676,0

199,9

0676,0

2

= tan-1

= tan-1 079,136

= 89,57

2

Ø3= tan-1

1

3

2

4

3

Page 29: Pratikum Fenomena Dasar

031,3

272,0

= tan-1

= tan-1 143,11

= o

87,84

4. Posisi sudut tekan maksimum

Ømax1 = cos-1

242ll

4

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Page 30: Pratikum Fenomena Dasar

Universitas Bung Hatta – Padang

)13,0(2412l

= cos-1

185,1l

= cos-1

= cos-1 – 0,356

= 110,85 0

)13,0(4

52,0

Ømax2 = cos-1

609,2l

Page 31: Pratikum Fenomena Dasar

= cos-1

= cos-1 – 0,356

= 110,85 0

ll

x

261,04

634,2l

= cos-1

044,1

= cos-1 – 0,356

= 110,85 0

ll

Page 32: Pratikum Fenomena Dasar

x

259,04

036,1

259,0242

261,0242

Ømax3 = cos-1

5. Distribusi tekanan

- pada m1 = 715 g

Wahyu Afridinata

0710017211022

Page 33: Pratikum Fenomena Dasar

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

Dimana : Po = 106 cm = 1,06 m

xxPP

)cos1()(01

K1 = )cos2(sin

m

)75,88cos13,01.()06,125,1(

)75,88cos13,02(75,88sin

1905,0

0024,2

m095,0

)cos1()(01

K2 = )cos2(sin

m

)75,88cos13,01.()06,143,1(

)75,88cos13,02(75,88sin

Km2253,0

)75,88cos13,01.()06,151,1(

m

3

Page 34: Pratikum Fenomena Dasar

)75,88cos13,02(75,88sin

)75,88cos13,01.()06,154,1(

m

4

K

)75,88cos13,02(75,88sin

)75,88cos13,01.()06,151,1(

m

5

K

)75,88cos13,02(75,88sin

m

)75,88cos13,01.()06,149,1(

K

6

)75,88cos13,02(75,88sin

m

)75,88cos13,01.()06,127,1(

7

K

)75,88cos13,02(75,88sin

Page 35: Pratikum Fenomena Dasar

xxPP

m185,0

m2397,0

m2253,0

Page 36: Pratikum Fenomena Dasar

m214,0

m105,0

m

)75,88cos13,01.()06,108,1(

8

K

)75,88cos13,02(75,88sin

m

)75,88cos13,01.()06,179,0(

9

K

)75,88cos13,02(75,88sin

m0099,0

m134,0

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Page 37: Pratikum Fenomena Dasar

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

)75,88cos13,01.()06,175,0(

m

K

10

)75,88cos13,02(75,88sin

m

)75,88cos13,01.()06,184,0(

11

K

)75,88cos13,02(75,88sin

)75,88cos13,01.()06,194,0(

m

12

K

)75,88cos13,02(75,88sin

m

)75,88cos13,01.()06,106,1(

K

13

)75,88cos13,02(75,88sin

)75,88cos13,01.()06,151,1(

Page 38: Pratikum Fenomena Dasar

m

14

K

)75,88cos13,02(75,88sin

m

)75,88cos13,01.()06,129,1(

15

K

)75,88cos13,02(75,88sin

m

)75,88cos13,01.()06,151,1(

K

16

)75,88cos13,02(75,88sin

Page 39: Pratikum Fenomena Dasar

m155,0

m109,0

m059,0

m499,0

m0449,0

m1148,0

m1099,0

- pada m = 1375 g Dimana : Po = 106 cm = 1,06 m

m259,02

xxPP

)cos1()(01

Kn = )cos2(sin

1

Page 40: Pratikum Fenomena Dasar

K1201,0

)57,89cos259,01()06,150,1(

2

K2202,0

)57,89cos259,01()06,158,1(

3

K2902,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,161,1(

4

K2501,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,130,1(

xx

)57,89cos259,02(57,89sin

Page 41: Pratikum Fenomena Dasar

)57,89cos259,02(57,89sin

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

m

m

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

)57,89cos259,01()06,156,1(

Page 42: Pratikum Fenomena Dasar

5

K23107,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,170,1(

6

K3189,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,144,1(

7

K1901,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,105,1(

8

K0049,5

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,184,0(

9

K2102,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,169,1(

Page 43: Pratikum Fenomena Dasar

10

K1851,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,187,0(

11

K0095,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,199,0(

12

K0350,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,11,1(

13

K

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,130,1(

14

K06,0

)57,89cos259,02(57,89sin

Page 44: Pratikum Fenomena Dasar

)57,89cos259,01()06,130,1(

15

K1281,0

)57,89cos259,02(57,89sin

)57,89cos259,01()06,134,1(

16

K14,0

)57,89cos259,02(57,89sin

- pada m = 1375 g

xxPP

)cos1()(01

Kn = )cos2(sin

xx

xx

xx

xx

xx

Page 45: Pratikum Fenomena Dasar

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

Page 46: Pratikum Fenomena Dasar

xx

xx

xx

xx

xx

m

m

02,0

m

m

m

Wahyu Afridinata

0710017211022

Page 47: Pratikum Fenomena Dasar

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

)87,84cos261,01()06,130,1(

1

K1218,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,15,1(

2

K2234,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,158,1(

3

K264,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,16,1(

4

K3024,0

)8487cos261,02(8487,0sin

Page 48: Pratikum Fenomena Dasar

)87,84cos261,01()06,155,1(

5

K2744,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,174,1(

6

K3808,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,15,1(

7

K2464,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,11(

8

K0336,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,157,0(

9

K2744,0

Page 49: Pratikum Fenomena Dasar

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,17,0(

10

K2016,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,17,0(

11

K2016,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,189,0(

12

K0952,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,111,1(

13

K56,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,117,1(

14

Page 50: Pratikum Fenomena Dasar

K0616,0

)8487cos261,02(8487,0sin

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

Page 51: Pratikum Fenomena Dasar

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

xx

m

m

m

Page 52: Pratikum Fenomena Dasar

m

m

m

m

m

m

m

m

m

m

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Page 53: Pratikum Fenomena Dasar

Universitas Bung Hatta – Padang

)87,84cos261,01()06,128,1(

15

K1232,0

)8487cos261,02(8487,0sin

)87,84cos261,01()06,134,1(

16

K1568,0

)8487cos261,02(8487,0sin

xx

xx

xx

xx

m

m

6. Tekanan rata-rata

m1=715 g

Page 54: Pratikum Fenomena Dasar

)cos2(sin

x

KP

11

cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

095,0

75,88cos1

3636,0.095,0

m1862,0

)75,88cos13,02(75,88sin

x

KP

22

75,88cos1

Page 55: Pratikum Fenomena Dasar

3636,0.185,0

m3625,0

2253,03

P4415,0

2397,04

P4697,0

2197,05

P4305,0

214,06

P4194,0

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

Page 56: Pratikum Fenomena Dasar

mx

mx

mx

mx

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

105,07

P2057,0

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

Page 57: Pratikum Fenomena Dasar

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

)75,88cos13,02(75,88sin

75,88cos1

mx

0099,08

P0194,0

mx

Page 58: Pratikum Fenomena Dasar

mx

155,010

P3037,0

mx

109,011

P2136,0

859,012

P1156,0

499,013

P9778,0

0449,014

P0879,0

1148,015

P2249,0

mx

Page 59: Pratikum Fenomena Dasar

mx

mx

mx

mx

1099,016

P2154,0

M2=1375 g

x

)cos2(sin

KP

11

1351,0

Page 60: Pratikum Fenomena Dasar

2477,02

P5915,0

cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

mx

57,89cos1

57,89cos1

2604,0

mx

2927,03

P5815,0

Page 61: Pratikum Fenomena Dasar

)57,89cos259,02(57,89sin

mx

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

3096,04

P6151,0

2814,05

P55,0

3602,06

P7048,0

2139,07

P4185,0

6295,58

P016,11

)57,89cos259,02(57,89sin

Page 62: Pratikum Fenomena Dasar

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

mx

2364,09

P4626,0

)57,89cos259,02(57,89sin

mx

2082,010

P4074,0

0394,011

P0777,0

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

Page 63: Pratikum Fenomena Dasar

0394,012

P078,

mx

mx

mx

mx

mx

57,89cos1

57,89cos1

Page 64: Pratikum Fenomena Dasar

mx

57,89cos1

mx

mx

mx

mx

mx

0225,013

P044,0

0678,014

P1332,0

Page 65: Pratikum Fenomena Dasar

1351,015

P2666,0

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

)57,89cos259,02(57,89sin

57,89cos1

1576,016

P311,0

M3=1415 g

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

)cos2(sin

x

KP

Page 66: Pratikum Fenomena Dasar

11

1344,0

2464,02

P0452,0

cos1

)87,84cos261,02(87,84sin

87,84cos1

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

87,84cos1

87,84cos1

Page 67: Pratikum Fenomena Dasar

87,84cos1

87,84cos1

87,84cos1

87,84cos1

87,84cos1

87,84cos1

87,84cos1

87,84cos1

Page 68: Pratikum Fenomena Dasar

87,84cos1

mx

0246,0

mx

2912,03

P0534,0

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

3024,04

P0555,0

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

2744,05

P0503,0

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

Page 69: Pratikum Fenomena Dasar

3808,06

P0699,0

2464,07

P0452,0

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

0336,08

P1689,0

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

2744,09

P0503,0

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

2016,010

P37,0

)87,84cos261,02(87,84sin

Page 70: Pratikum Fenomena Dasar

mx

2016,011

P37,0,0

0952,012

P0174,0

)87,84cos261,02(87,84sin

mx

56,013

P1028,0

)87,84cos261,02(87,84sin

87,84cos1

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

0616,014

P0113,0

1232,015

Page 71: Pratikum Fenomena Dasar

P0226,0

1568,016

P0287,0

0

PP7151161

)87,84cos261,02(87,84sin

87,84cos1

)87,84cos261,02(87,84sin

87,84cos1

)87,84cos261,02(87,84sin

87,84cos1

PP

n

0399,00345,0

16

mx

mx

Page 72: Pratikum Fenomena Dasar

mx

gm

n

16

0

PP13752161

mm

00465,0

1

PP

n

311,00345,0

16

gm

Page 73: Pratikum Fenomena Dasar

16

n

0

PP14153161

mm

1

036,0

16

n

PP

n

311,00345,0

16

gm

mm

1

0033,0

Page 74: Pratikum Fenomena Dasar

7.Beban aksial (Wa)

olixAaksialxPPPW01

3/8600048,000465,0mkgxx

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

kg019,0

PxLAaksial

2006,0008,0mx

olixAaksialxPPPW02

3/8600048,0036,0mkgxx

kg1486,0

olixAaksialxPPPW03

3/8600048,00033,0mkgxx

kg136,0

8. Beban radial (Wb)

olibxAradialxPPPW0

Aradial

4mxxpxL

0048,014,3

00376,0

4

Page 75: Pratikum Fenomena Dasar

3

2

1/86000376,000465.0mkgxxWb

kg015,0

2/86000376,0036,0mkgxxWb

kg1164,0

3/86000376,00033,0mkgxxWb

kg0136,0

4.4. Analisa hasil pembahasan

3

3

Pada percobaan yang dilakukan terlihat bahwa distribusi tekanan yang

berbeda-beda pada setiap pipa pelumas. Semakin tinggi dan semakin besar beban

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

yang diberikan maka tekanan yang terlihat pada pipa oli mengalami kenaikan

yang cukup tinggi. Sedangkan semakin kurang atau semakin kecil beban yang

diberikan maka tekanan yang terjadi terlihat pada turunnya ketinggian pada pipa

oli pelumas.

BAB V

Page 76: Pratikum Fenomena Dasar

KESIMPULAN DAN SARAN

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

5.1. Kesimpulan

Pada percobaan yang telah dilakukan pada objek bantalan luncur maka

dapat diambil kesimpulan bahwa, dengan adanya minyak pelumas yang

digunakan sebagai perantara antara bantalan luncur dengan poros mesin maka

putaran poros dapat berlangsung dengan baik dan dapat mengurangi gesekan yang

diakibatkan oleh poros yang berbeban.

Dari pipa oli tekanan kita juga dapat mengetahui pada bagian mana

dari bantalan luncur poros mesin lebih tertumpu, yang apabila tertumpu maka

pipa oli tekanan akan memperlihatkan kenaikan. Pada percobaan juga terbukti

bahwa temperature sangat berhubungan dengan kekentalan (oli). Temperature

tinggi diakibatkan oleh gesekan bantalan dengan poros mesin dengan perantara

pelumas oli. Pada keadaan poros berpuatar sehingga temperature tinggi

mengakibatkan kekentalan berkuran sehingga juga dapat mengakibatkan kenaikan

ketinggian pada pipa oli tekanan.

5.2. Saran

Dalam melihat hasil ketinggian oli pelumas, harus lebih teliti, sehingga

hasilyang didapat lebih akurat. Dalam pengambilan data tekanan tunggu sampai

distribusi tekanan tetap dan merata.

Page 77: Pratikum Fenomena Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Afridinata

0710017211022

Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Universitas Bung Hatta – Padang

Sularso. “ Dasar-dasar Perencanaan dan pemilihan Elemen Mesin “, edisi ke

sempbilan. Pt Pradnya Paramita; Jakarta, 1997.

Stock & Kros. “Elemen Konstruksi bangunan Mesin”, edisi ke 21. penerbit

Erlangga. Jakarta, 1986.