Praktikum Fisiologi

13
HASIL PRAKTIKUM KELELAHAN OTOT-SARAF PADA MANUSIA Kelompok B4 Ketua Kelompok: Yufian Naufal 102013063 ………………… Nama NIM Tanda Tangan Flapiana Simenceriau 102013466 Stella Nadia Sura 102013347 Marta Simanjuntak 102013266 Valentine Febry Yohana 102013359 David john 102013153 Maria Agustina Dee 102013075 Muhammad Al-Amin 102013537 Antonius RM Carlos Ora Adja 102013401 Ratih Ratna Sari Putri 102012037 Dika Ingriyana 102012377

description

faal

Transcript of Praktikum Fisiologi

Page 1: Praktikum Fisiologi

HASIL PRAKTIKUM

KELELAHAN OTOT-SARAF PADA MANUSIA

Kelompok B4

Ketua Kelompok: Yufian Naufal 102013063 …………………

Nama NIM Tanda Tangan

Flapiana Simenceriau102013466

Stella Nadia Sura102013347

Marta Simanjuntak102013266

Valentine Febry Yohana102013359

David john102013153

Maria Agustina Dee 102013075

Muhammad Al-Amin102013537

Antonius RM Carlos Ora Adja102013401

Ratih Ratna Sari Putri102012037

Dika Ingriyana102012377

Page 2: Praktikum Fisiologi

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.

Jakarta

Telephone: (021) 5694-2061; Fax: (021) 563-1731

Tujuan

1. Membedakan kerja egogram jari yang pada kerja ready state dan kerja kelelahan otot.

2. Untuk mendemonstrasikan pengaruh faktor gangguan peredaran darah, istirahat, pijitan.

3. Mengetahui perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia.

Alat-alat

1. Kimograf

2. Kertas

3. Perekat

4. Manset sfigmomanometer

5. Ergograf

6. Metronome (frekuensi 1 detik)

A. Kerja Steady – State

Cara Kerja:

1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar

2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan

di ruang praktikum sampai ½ putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan,

lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke tempat semula.

B. Pengaruh Gangguan Peredaran Darah

Cara Kerja:

1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang sama

2. Sebagai latihan lakukan beberapa oklusi pembuluh darah lengan atas dengan jalan

memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi.

3. Dengan manset tetap terpasang tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan

frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.

4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan cepat

sampai denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan orang percobaan

tetap melakukan latihan.

Page 3: Praktikum Fisiologi

5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi.

6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran

darah pulih kembali.

7. Dengan frekuensi yang sama, teruskan tarikan dan pencatatan sehingga faktor oklusi tidak

terlihat lagi.

C. Pengaruh Istirahat dan Massage

Cara Kerja

1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.

2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal.

3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap detik sampai terjadi kelelahan total, keudian

hentikan tromol.

4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di atas meja.

5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2cm, jalankan kimograf dan lakukan

kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi kelelahan total,

kemudian hentikan tromol.

6. Berilah istirahat selama 2menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah massage

dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke arah perifer, kemudian dengan tekanan

ringan ke arah jantung. Massage dilakukan dari fossa cubiti hingga ujung jari.

7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2cm, jalankan kimograf dan lakukan

kembali tarikan seperti ad. 5

8. Bandingkan ke 3 ergogram yang saudara peroleh dan berusahalah menganalisisnya.

D. Rasa Nyeri, Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia

Cara Kerja:

1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.

2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berian pembebanan yang cukup berat

sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat yang kecil

saja.

3. Perhatikan suhi dan warna kulit lengan bawah kanan OP.

4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan

otot total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan.

5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali. Perhatikan

suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.

Page 4: Praktikum Fisiologi

Hasil Percobaan 1

o Kerja otot pada percobaan pertama masih konstan atau tetap dengan frekuensi tinggi

dan rendah tidak jauh berbeda.

Hasil Percobaan 2

o 12 tarikan pertama frekuensi masih normal. Tarikan ke 13 dan selanjutnya selama 72

detik frekuensi masih tetap sama, setelah detik ke 76 dan selanjutnya mengalami

penurunan yang agak signifikan sehingga terjadi kelelahan otot. Setelah terjadi

kelelahan otot, tekanan diturunkan sehingga kembali seperti semula dan frekuensi

tarikan mengalami peningkatan hampir seperti tarikan yang sebelum dipompa

mansetnya.

Hasil Percobaan 3

o Istirahat yang dilakukan ketika otot mengalami kelelahan meningkatkan kembali

kinerja otot. Pada istirahat ke dua sambil dilakukan pemijatan terhadap otot yang telah

bekerja, ternyata bisa meningkatkan kembali kinerja otot walaupun frekuensinya

menurun sedikit dari istirahat pertama.

Hasil Percobaan 4

o Perbedaan suhu terjadi pada saat otot mulai bekerja sambil dilakukan pembebanan

yang cukup berat sehingga suhu meningkat dari sebelumnya dan warna kulit sedikit

berwarna merah akibat peredaran darah yang tersumbat dan terasa nyeri disekitar jari

yang bekerja.

Page 5: Praktikum Fisiologi

Pembahasan pada percobaan I

Kontraksi otot yang kuat dan lama menyebabkan keadaan yang diketahui dengan baik yaitu

kelemahan otot. Ini terutama disebabkan oleh ketidakmampuan proses kontraktil dan metabolik

untuk secara terus menerus memberikan hasil kerja yang sama. Saraf tetap bekerja dengan baik,

impuls saraf diteruskan seperti biasanya ke otot melalui tautan saraf-otot dan potensial aksi juga

menyebar ke serat-serat otot, tetapi kontraksi menjadi makin lemah, karena serat-serat itu sendiri

yang kekurangan ATP. Terhentinya aliran darah ke otot yang sedang mengerut menimbulkan

kelelahan yang hampir sempurna dalam waktu satu menit meskipun otot tidak terlalu aktif karena

kenyataannya kehilangan persediaan makanan.1

Waktu timbulnya kelelahan otot berbeda sesuai jenis serat otot. Aktivitas yang berintensitas tinggi lebih cepat menimbulkan kelelahan. Kelelahan otot membatasi kinerja otot.2

Faktor-faktor yang diduga berperan penting adalah:3

1. Meningkatnya ADP dan fosfat inorganik lokal dari penguraian ATP dapat secara langsung

mengganggu siklus jembatan silang dan/atau menghambat pelepasan dan penyerapan kembali

Ca2+ oleh retikulum sarkoplasma.

2. Akumulasi asam laktat dapat menghambat enzim-enzim kunci di jalur penghasil energi

dan/atau proses penggabungan eksitasi-kontraksi.

3. Akumulasi K+ ekstrasel yang terjadi di otot ketika pompa Na+ K+ tidak dapat memindahkan

secara aktif memindahkan ke dalam sel selama fase turun potensial aksi berulang.

4. Terkurasnya cadangan energi glikogen dapat menyebabkan kelelahan otot pada olahraga

yang berat.

Bell, Davidson dan Emslie Smith (1972) menduga bahwa penurunan daya kontraksi mungkin

disebabkan oleh kegagalan di sejumlah tempat masuk di sinapsis pusat, lempeng ujung motoris dan

proses kontraksi, tetapi penyebab kelelahan otot terletak dalam serabut otot ini sendiri. Horobin

(1968) mengatakan bahwa kelelahan tidak disebabkan oleh kegagalan pasokan darah untuk memasok

elemen metabolisme dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme

yang esensial atau membuang hasil metabolisme atau untuk melaksanakan kedua fungsi itu.

Kurangnya O2 dan akumulasi metabolit asam mungkin terlibat disini.

Ketidakpastian lain adalah timbulnya nyeri akibat kelelahan. Telah lama diketahui bahwa

metabolit dari fungsi otot berpotensi mengiritasi ujung saraf sensoris yang berada dalam otot.

Respons terhadap stimulan demikian itu dapat diinterpretasikan sebagai nyeri yang akan mereda

ketika ototnya menyembuh. Walaupun demikian, nyeri adalah suatu entitas yang terpisah dan tidak

Page 6: Praktikum Fisiologi

selalu akibat suatu stimulasi yang berlebih terhadap ujung saraf, sehingga sangat menyulitkan

penentuan diagnosisnya. Otot juga bisa mengadakan respons akibat spasme, atau jika upaya lebih

lanjut diperlukan oleh pusat-pusat yang lebih tinggi, akibat cedera serabut otot terkait.4

Pembahasan pada percobaan II

Pada saat percobaan II, sama halnya seperti percobaan I, menunjukkan adanya kelelahan otot.

Namun kelelahan otot terjadi pada saat manset dipasang dan dilakukan oklusi maka aliran darah

menjadi tertutup dan denyut nadi tidak teraba lagi sehingga O2 yang seharusnya dialirkan oleh

pembuluh darah juga terhambat. Sedangkan berdasarkan teori yang ada pada saat kontraksi otot

membutuhkan ATP, kontraksi otot itu terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf, yang bersifat elektrik,

dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot-saraf

(neuromuscular junction). Impuls saraf sampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung

gelembung-gelembung kecil asetilkolin. Asetikolin dilepas ke dalam ruang antara saraf dan otot

(celah sinaps) dan ketika asetilkolon menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya

depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot, sehingga timbul kontraksi.

Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energi yang didapat dari oksidasi

makanan, terutama karbohidrat di mana karbohidrat akan diubah menjadi gula sederhana, yaitu

glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen

dan disimpan di hati dan di otot. Selama oksidasi glikogen menjadi karbondioksida dan air, terbentuk

suatu senyawa yang kaya akan energi. Senyawa ini disebut adenosin trifosfat (ATP). Apabila otot

harus melakukan kontraksi, energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya menjai adenosin

difosfat (ADP).

Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk asam piruvat. Bila terdapat banyak O2, seperti yang

terjadi pada gerakan umum, asam piruvat dipecah menjadi karbodioksida dan air. Pada proses ini

juga dilepas energi yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila O2 tidak

mencukupi, asam piruvat diubah menjadi asam laktat yang menumpuk akan menyebabkan kelelahan

otot.5 Seperti pada percobaan yang kedua ini karena pembuluh darah yang membawa O2 terhambat

pada saat dilakukannya okulasi sehingga O2 tidak tercukupi maka terjadi proses glikolisis anaerob, di

mana produk akhirnya berupa asam piruvat tidak dapat diproses lebih lanjut oleh proses fosforilasi

oksidatif maka molekul ini diubah menjadi asam laktat yang jika tertimbun akan menyebabkan

kelelahan otot.

Page 7: Praktikum Fisiologi

Pembahasan pada percobaan III

Istirahat diperlukan untuk mengembalikan kondisi otot ke semula. Di mana istirahat yang

berarti merelaksasikan kondisi tubuh. Pada saat istirahat O2 yang masuk ke dalam tubuh diperlukan

dalam jumlah besar setelah melakukan aktifitas yang memerlukan energi yang tinggi untuk

membakar timbunan asam laktat yang ada. Selama proses perbaikan, ATP dibentuk dengan

fosforilasi oksidatif menggunakan O2 yang tersedia. Sebagian asam laktat kembali diubah menjadi

asam piruvat, sebagian digunakan untuk proses fosforilasi oksidatif untuk memproduksi ATP.4

Massage juga membantu mengurangi kelelahan otot sebab aliran darah yang tadinya

terhambat atau terhenti sementara (dengan penggunaan manset sfigmamometer) dan pasokan O2

berkurang menjadi kembali normal dengan lebih cepat.

Pembahasan pada percobaan IV

Iskemia adalah defisiensi darah dalam bagian tubuh akibat konstriksi atau obstruksi

pembuluh darah. Oklusi dilakukan sebagai simulasi dari apa yang dirasakan oleh penderita iskemia

ketika terjadi hal tersebut dalam tubuhnya. Percobaan dengan melakukan oklusi menyebabkan rasa

nyeri, perubahan warna menjadi pucat dan kebiruan, serta suhu tubuh menjadi lebih rendah dari

keadaan normal. Hal ini terjadi karena aliran darah dari jantung dihambat dan O2 tidak diterima oleh

jaringan otot yang ada, sebagaimana diketahui, O2 yang dialirkan ke dalam bagian tubuh selain

sebagai energi juga sebagai panas untuk mempertahankan kenormalan suhu tubuh dan membantu

proses glikolis aerob.6

Page 8: Praktikum Fisiologi

Kesimpulan

Kelelahan terjadi ketika otot mulai bekerja terus menerus tanpa adanya istirahat, sehingga terjadi

penumpukan asam laktat. Asam lakat adalah hasil sampingan peristiwa dari pemecahan laktasidogen

dapat menyebabkan pegal linu dalam otot, ataupun dapat menyebabkan kecapaian otot. Untuk

penguraian asam susu diperlukan oksigen yang sangat banyak. Keadaan ini menyebabkan pernafasan

menjadi terengah-engah.

Kontraksi otot terjadi ketika aktin melepaskan ion kalsium dan ion kalsium tersebut masuk ke dalam

otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi

filament penghubung. Aktin tertarik mendekati myosin menjadi aktomiosin. Ketika aktomiosin

terjadi benang memendek dan itulah yang disebut kontraksi otot. Kontraksi otot terjadi ketika otot

sedang bekerja. Jika ATP sudah habis, maka akan terjadi relaksasai. Relaksasi terjadi ketika aktin

dan myosin lepas yang disebabkan oleh ion kalsium masuk kembali ke plasma sel.

Page 9: Praktikum Fisiologi

Daftar pustaka

1. Guyton. Fisiologi tubuh manusia. Jakarta: Binarupa Aksara, 1998.

2. Jenis kelelahan otot [internet]. [Diakses 22 Mar 2013]

Diunduh dari: http://www.infofisioterapi.com/jenis-kelelahan-otot.html

3. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC, 2012.

4. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC, 2007.

5. Watson Roger. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed. 10. Jakarta: EGC, 2002.

6. Campbell, Neil A. Biology. Ed. 3. Jakarta: Erlangga, 2004.