PRAKTIKUM FISIOLOGI SISTEM INDERA

19
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER DAN SATWA AKUATIK II NAMA : WADI OPSIMA NIM : O111 13 310 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

description

PRAKTIKUM FISIOLOGI SISTEM INDERA

Transcript of PRAKTIKUM FISIOLOGI SISTEM INDERA

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI VETERINER DAN SATWA AKUATIK II

NAMA : WADI OPSIMANIM: O111 13 310

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINTAHUN 2015LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa: WADI OPSIMANIM: O111 13 310Nama Asisten : SITI ARYANI S.Waktu AsistensiNo.Jadwal AsistensiSaran PerbaikanParaf Asisten

Makassar, 6 April 2015AsistenPraktikan

SITI ARYANI S. WADI OPSIMA

SISTEM ENDOKRIM DAN RESPIRASIJUDUL PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :Menguji pengaruh hormon HCG terhadap produksi spermatozoa.Menghitung frekuensi pernapasan dan denyut nadi.TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun ruang lingkup dalam pratikum ini adalah : Pengaruh hormon HCG terhadap produksi spermatozoa pada katak jantan.Frekuensi pernapasan.RUANG LINGKUP PRAKTIKUM

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem EndokrinSistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai pembawa pesan dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tindakan (Soewolo, 2000).Sistem endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh (Supripto, 1998)Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah dan bukan ke dalam saluran yang menuju ke luar tubuh atau ke dalam salah satu organ internal seperti kelenjar eksokrin. Sebagai contoh kelenjar paratiroid, tiroid, pituitari, dan adrenal yang hanya berfungsi dalam sekresi hormon. Oleh karena itu, kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu (Sonjaya, 2012).Hormon merupakan messenger (pembawa pesan) kimiawi khusus yang dihasilkan oleh suatu bagian terbatas dari suatu organisme tempat zat dalam konsentrasi sangat rendah efektif dalam mengatur, dan mengkoordinasikan aktifitas selnya. Kriteria tersebut untuk menjamin dalam membedakan hormon dan enzim atau hasil-hasil metabolisme (Sonjaya, 2012).Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas (Wulangi, 1994).Hormon dari kelenjar endokrin memiliki organ sasaran yang memiliki reseptor khusus utnuk hormon yang sesuai dan merupakan tempat yang tepat bagi suatu hormon untuk memperlihatkan efek hayatinya. Sifat hormon tersebut dapat ditemukan pada hampir semua hormon, salah satunya adalah hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) yang diproduksi sewaktu usia kehamilan dini setelah konsepsi (pada manusia

manusia) dan disekresikan oleh selaput plasenta. Selain itu, hormon PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotrophin) pada kuda betina (setelah kopulasi). Hormon-hormon tersebut hanya ditemukan pada wanita atau induk betina pada hewan pada saat kehamilan usia dini (Supripto,1998). Biokimia hormon terdiri dari dua kelas utama yaitu derivat asam amino, seperti protein, polipeptida, peptida, amina atau kompleks protein konjugasi seperti glikoprotein adalah hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis, hipotalamus, medula adrenal, pineal, tiroid, sel-sel pulau pankreas dan sel-sel dalam saluaran pencernaan. Zat ini umumnya dapat larut dalam air dan ditranspor dalam bentuk yang tidak berikatan dalam darah. Steroid adalah senyawa lipid larut lemak yang disintesis dari kolesterol. Zat ini diproduksi oleh ovarium, testis, plasenta dan bagian luar kelenjar adrenal serta testosteron, esterogen, progesteron, aldosteron dan kortisol. Zat ini bersirkulasi dalam plasma yang mentranspor protein (Sloane, 2003).Ovarium di samping penghasil telur, juga merupakan organ endokrin. Ovarium menghasilkan hormon steroid estradiol dan progesteron. Pada manusia sumber utama dari hormon kehamilan wanita adalah sel-sel yang melapisi folikel ovarium dan korpus luteum yang terbentuk setelah terjadi ovulasi. Sel-sel folikel terutama mensekresi estradiol, dan sel-sel luteum terutama mensekresi progesteron. Pada wanita ada 3 macam hormon gonadotropin yang berperan yaitu (Wheeler, 2000) :FSH (Folikel Stimulating Hormon) berfungsi merangsang perkembangan ovarium dan mengurangi sekresi estrogen.LH (Luteinzing Hormon) berfungsi bersama-sama dengan estrogen menstimulasi ovulasi dan pembentukan progesteron.LTH (Luteotropic Hormon) berfungsi untuk menstimulasi sekresi air susu oleh kelenjar susu. Jika sel telur telah dibuahi dan tertanam dalam endometrium, sel-sel trofoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin korion. Aktivitas lutein dan luteotrofiknya yang kuat mempertahankan korpus luteum dan merangsang sekresi progesteron selanjutnya. Salah satu gejala pertama kehamilan adalah adanya gonadotropin korion dalam darah dan urin. Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kehamilan kedua. Setelah itu kadarnya dalam darah dan urin menurun (Supripto,1998).Dalam beberapa hari setelah penanaman blastosis, sel-sel yang akan berkembang manjadi plasenta mulai menyekresikan Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Aksi hormon ini sama dengan aksi FSH dan LH, tetapi berlawanan dengan hormon-hormon ini, sekresi HCG tidak dihambat oleh tingginya

sekresi HCG tidak dihambat oleh tingginya kadar progesteron dan estrogen. Jadi HCG dalam air seni wanita hamil merupakan dasar bagi uji kehamilan yang paling sering digunakan (Wulangi, 1994).HCG merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urine. Hormon ini juga di hasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal darri jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau chorio carsinoma. Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya kadar HCG pada urin pada trimester I. HCG disekresikan 7 hari setelah ovulasi, pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatografi merupakan cara yang paling tepat untuk mendeteksi kehamilan dini, (Wheeler, 2000)Suatu uji radioimunosasi yang peka untuk hormone gonadotropinkorion dapat menentukan kehamilan hanya beberapa hari setelah tertanamnya embrio. Pada manusia kira-kira minggu ke-16 kehamilan, plasenta dengan sendirinya menghasilkan cukup progesterone sehingga korpus luteum tidak lagi diperlukan dan mengalami involusi. Plasenta juga menghasilkan estrogen. Plasenta manusia, dan mungkin plasenta mamalia lain, memproduksi hormone protein lain, yaitu laktogen plasenta dengan sifat yang agak mirip dengan hormone pertumbuhan pituitari dan prolaktin (Villee, 1988). B. SISTEM RESPIRASIRespirasi adalah proses umum dimana organisme mengambil energi bebas dalam lingkungannya dengan mengoksidasi substrat organik. Untuk mencapai hasil tersebut, organisme tingkat tinggi memakan berbagai bahan makanan dan mengubah menjadi molekul sederhana. Caranya melalui proses pencernaan molekul yang terbentuk dalam sel-sel yang mengalami oksidasi dengan bantuan sejumlah molekul oksigen yang berasal dari sistem pernapasan. Produk dari oksidasi (CO2 dan H2O) dikeluarkan oleh sel ke lingkungannya (Sonjaya, 2012).Sistem pernapasan adalah sistem yang kompleks yang berfungsi untuk menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama yang diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Tujuan dari proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi (Sonjaya, 2012).

Saluran pernapasan atau tractus respiratorius (respiratory tract) adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan tampat pertukaran gas yang diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran ini berpangkal pada hidung dan berakhir pada paru-paru (Waluyo, 2010).Organ-organ yang menyusun sistem pernapasan terdiri dari (Waluyo, 2010) :1. Hidung (Cavum Nasalis)Hidung berfungsi sebagai alat untuk menghirup udara, penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru, dan sebagai indera penciuman.2. Tekak (Faring)Faring merupakan persimpangan antara rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan). Pada bagian belakang faring terdapat laring. Laring disebut pula pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara dan epiglotis atau katup pangkal tenggorokan. Pada waktu menelan makanan epiglotis menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya pada waktu bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.3. Tenggorokan (Trakea)Tenggorokan berbentuk seperti pipa dengan panjang kurang lebih 10 cm. Di paru-paru trakea bercabang dua membentuk bronkus. Trakea tersusun atas 1620 cincin tulang rawan yang berbentuk huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak tersambung dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka. Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang menghasilkan banyak lendir. Lendir ini berfungsi menangkap debu dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara. Selanjutnya, debu dan mikroorganisme tersebut didorong oleh gerakan silia menuju bagian belakang mulut. Akhirnya, debu dan mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan cara batuk. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk bersama udara pernapasan.4. Cabang Tenggorokan (Bronkus)Bronkus memiliki umlah sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus.

5. BronkiolusBronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.6. AlveolusBronkiolus bermuara pada alveol yang memiliki struktur berbentuk bola-bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.7. Paru-paruParu-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura). Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter.Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 nl. Setelah melakukan inspirasi biasa, masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml. Setelah melakukan ekspirasi biasa, masih bisa menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.Walaupun telah mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata dalam paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara residu lebih kurang 1500 ml. Jumlah volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut kapasitas vital paru-paru.Fungsi utama sistem pernapasan adalah menggerakkan oksigen dari udara luar ke paru-paru dan menggerakkan karbondioksida pada arah yang berlawan. Respirasi melibatkan transpor oksigen dari paru-paru ke arah dan dari jaringan. Karbon dioksida bergerak dari arah yang berlawanan (Sonjaya, 2012).

Proses pernapasan pada dimulai dari hidung. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung. Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx), kemudian udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru. Udara yang diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen diambil oleh darah dan darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung dan seterusnya. Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui hidung kembali (Wheeler, 2000).Frekuensi atau cepat lambatnya pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, baik dari luar maupun dalam, yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas tubuh, suhu tubuh, dan posisi tubuh. Makin banyak organ tubuh yang bekerja dan makin berat kerja organ tersebut, makin tinggi kebutuhan energy yang diperlukan, sehingga laju metabolism dan irama pernapasan semakin cepat (Supripto,1998).

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum Fisiologi Sistem Endokrin dan Respirasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 April 2015 bertempat di Laboratorium Terpadu Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.Alat dan BahanSistem EndokrinAlat yang digunakan pada praktikum sistem endokrin adalah:MikroskopObjek glassCover glassPipetSpuit 3 cc.Bahan yang digunakan pada praktikum sistem endokrin adalah:Katak bufo (jantan dewasa)Urin wanita hamil (bawah 3 bulan)Sistem RespirasiAlat yang digunakan pada praktikum sistem respirasi adalah stopwatch.Bahan pada praktikum sistem respirasi adalah 3 orang mahasiswa.MetodeCara kerja pada pengamatan sistem endokrim dan respirasi : Sistem EndokrinSuntikkan urin wanita hamil SC pada katak.Tunggu 1-1,5 jam.Gunakan pipet untuk koleksi semen pada kloaka katak.Letakkan semen pada objek glass, tutup dengan cover dan amati di bawah mikroskop.Interpretasi: apabila urin yang digunakan adalah urin wanita hamin (bawah 3 bulan), maka semen katak akan teramati di bawah mikroskop.Sistem RespirasiFrekuensi PernapasanPersiapkan 3 orang/mahasiswaSetiap orang di istirahatkan selama 5 menit dan hitung frekuensi pernapasan dan denyut nadinyaKemudian ketiga orang tersebut melakukan aktivitas lari-lari kecil selama 5 menit dan dihitung frekuensi pernapasan dan denyut nadinyaSelanjutnya ketiga orang tersebut melakukan kegiatan berlari dan melompat /naik turun tangga selama 5 menit dan kemudian dihitung frekuensi pernapasan dan denyut nadi .bandingkan dan catat hasilnya

Sistem RespirasiPersiapkan 3 orang/mahasiswaPelaku pertama diistirahatkan selama 5 menit dan dihitung respirasinya.Pelaku kedua melakukan aktivitas lari-lari kecil selama 5 menit dan dihitung lagi.Pelaku ketiga melakukan kegiatan berlari dan melompat kemudian dihitung.Bandingkan dan catat hasilnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilSistem Endokrin Dalam percobaan sistem endokrin tidak ditemukan spermatozoa di bawah mikroskop.Sistem RespirasiPercobaan I (pelaku diistrahatkan selama 5 menit )NamaUmurJenis KelaminFrekuensi PernapasnMukh. Yusuf20 tahunLaki-lakikali/menitPercobaan II (pelaku melakukan akvitas lari-lari kecil)NamaUmurJenis KelaminFrekuensi PernapasnJuliantihara20 tahunPerempuan40 kali/menitPercobaan II (pelaku melakukan akvitas lari-lari kecil)NamaUmurJenis KelaminFrekuensi PernapasnMuh. Reza22 tahunLaki-laki72 kali/menitB. Pembahasan Sistem EndokrimSaat dilakukan pengujian pengaruh hormon HCG terhadap produksi spermatozoa prosedur yang dilakukan yaitu katak jantan disuntikkan urin wanita hamil di bawah 3 bulan sebanyak 3 cc kemudian ditunggu selama 1-1,5 jam, kemudian dilakukan pengambilan urin. Kemudian sperma diletakkan diatas objek glass dan ditutup menggunakan cover glass. Namun, urin yang diambil tidak dapat diamati di bawah mikroskop. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu katak yang digunakan dalam praktikum adalah katak betina, konsentrasi spermatozoa pada katak jantan yang terlalu sedikit,urin yang digunakan adalah urin wanita hamil diatas 3, urin yang digunakan adalah urin yang diambil lebih dari 2 jam sehingga kadar HCGnya berkurang, serta katak yang digunakan masih terlalu muda atau belum mencapai kematangan seksualnya.A yang diambl beberapa faktor, yaitu: Kemungkinan besar katak yang digunakan dalam praktikum adalah katak betina, konsentrasi spermatozoa pada katak jantan yang terlalu sedikit, dan kesalahan dalam penyuntikan yang menyebabkan urin tidak masuk dalam kantong limfe katak. Hormon HCG memiliki fungsi seperti LH dan FSH. Pada hewan jantan dapat membantu proses spermatogenesis dan menghasilkan testoteron.

Sistem RespirasiDalam praktikum ini, praktikan melakukan percobaan mengenai sistem respirasi dilakukan tiga percobaan. Percobaan pertama dilakuka oleh Mukh. Yusuf yaitu perhitungan frekuensi napas setalah istrahat 5 menit. Hasil frekuensi napas yang didapatkan yaitu 22 kali/menit. Pada percobaan kedua yaitu aktivitas lari-lari kecil yang dilakukan oleh Juliantihara didapatkan hasil frekuensi napas 40 kali/menit. Sedangkan pada percobaan ketiga yanitu berlari dan melompat didapatkan frekuensi napas 72 kali/menit.Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan frekuensi yang berbeda dari berbagai aktivitas. Hal ini disebabkan karena semakin berat aktivitas seseorang maka frekuensi napasnya semakin cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Supripto,1998) bahwa frekuensi atau cepat lambatnya pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, baik dari luar maupun dalam, yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas tubuh, suhu tubuh, dan posisi tubuh. Makin banyak organ tubuh yang bekerja dan makin berat kerja organ tersebut, makin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan, sehingga laju metabolism dan irama pernapasan semakin cepat.

LAMPIRAN

Sistem EndokrinMengamati sperma dibawah mikroskop Menunggu 1-1,5 jamMenyuntikkan urin wanita hamil (dibawah 3 bulan)pada katak

Sistem Respirasi

Pelaku diistrahatkan selama 5 menit

Pelaku melakukan aktivitas lari-lari kecil

Pelaku melakukan kegiatan berlari dan melompat

RANGKUMAN

Adapun rangkuman dalam pratikum kali ini adalah :HCG mempunyai fungsi atau efek yang sama dengan LH yaitu yang mengatur produksi progesteron pada hewan betina dan testosteron pada hewan jantan dan proses spermatogenesis. Pada praktikum ini tidak ditemukanadanya sperma karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu katak yang digunakan dalam praktikum adalah katak betina, konsentrasi spermatozoa pada katak jantan yang terlalu sedikit,urin yang digunakan adalah urin wanita hamil diatas 3, urin yang digunakan adalah urin yang diambil lebih dari 2 jam sehingga kadar HCGnya berkurang, serta katak yang digunakan masih terlalu muda atau belum mencapai kematangan seksualnya.Frekuensi atau cepat lambatnya pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, baik dari luar maupun dalam, yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas tubuh, suhu tubuh, dan posisi tubuh. Makin banyak organ tubuh yang bekerja dan makin berat kerja organ tersebut, makin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan, sehingga laju metabolism dan irama pernapasan semakin cepat.

DAFTAR PUSTAKASonjaya, Herry. 2012. Dasar Fisiologi Ternak. IPB Pres: Bogor.Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi. EGC: Jakarta.Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979: Jakarta.Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB :Bandung.Waluyo, Joko.2010. Biologi Umum. Jember Universiy Press: Jember.Wheeler, L. 2000. Jendela IPTEK Tubuh Manusia. Balai Pustaka: Jakarta.Wulangi, K.S. 1994. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud: Jakarta.