pr ujian
-
Upload
lutfi-malefo -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of pr ujian
1. Apa saja gejala klinis untuk sistem vertebrobasiler?
Jawab :
Pasien dengan trombosis arteri basilaris biasanya memiliki gejala peringatan,
seperti sebanyak 50% dari pasien mengalami serangan transient ischemic selama
beberapa hari untuk minggu sebelum oklusi tersebut. Sebaliknya, peristiwa emboli,
tanpa prodrome atau peringatan, dengan presentasi akut dan dramatis. Gejala
peringatan yang berhubungan dengan stroke vertebrobasilar termasuk :
a. Vertigo
b. Mual dan muntah
c. Sakit kepala
d. Kelainan pada tingkat kesadaran
e. kelemahan saraf kranial (misalnya, dysarthria, disfagia, disfonia, kelemahan otot
wajah dan lidah)
f. kehilangan sensoris (di wajah dan kulit kepala)
g. Ataksia
h. kelemahan kontralateral (misalnya, hemiparesis, quadriparesis)
i. Incontinence
j. Cacat Visual-field : hemianopsia ( temporal; nasal ; bitemporalis ; binasal ), homonymous
hemianopsia., homonymous quadrantanopsia, total blindness dsb
2. Tujuan pemeriksaan darah rutin (Hemoglobin, Trombosit, Eritrosit,
Hematokrit) pada pasien stroke?
Jawab :
Tujuannya adalah untuk menyingkirkan kelainan darah yang dapat menyebabkan
stroke atau yang dapat timbul akibat stroke.
a. Hemoglobin dan eritrosit
Mekanisme rendahnya kadar hemoglobin berhubungan dengan infark pada
otak belum diketahui. Namun, satu penjelasan yang mungkin adalah melalui
pengaruhnya terhadap pasokan energi.
Hemoglobin membawa 98% dari oksigen total darah, namun dalam satu
standar deviasi dari kisaran normal yang tingkat dapat bervariasi sebanyak 20%.
Jika kekurangan 20% oksigen yang terjadi dalam konteks, mekanisme
autoregulatory biasanya mengkompensasi dengan menambah aliran darah otak
Namun, dalam konteks iskemia, kompensasi autoregulatory secara signifikan
TUGAS UJIAN STASE NEUROLOGI RSUD BANJAR Page
terganggu pada otak iskemik, dengan keterbatasan kemampuan otak untuk
meningkatkan ekstraksi oksigen yang tersedia Meningkatkan Infark Otak
Anemia mungkin terjadi akibat adanya perdarahan gastrointestinal, dimana
dapat meningkatkan resiko trombolisis, antikoagulasi, dan kejadian terapi
antiplatelet. Anemia dapat juga berhubungan dengan keganasan, dimana dapat
menghasilkan hiperkoagulasi, atau menghasilkan gejala neurologis sebagai hasil
metastasis. .Inflamasi dan kelainan kolagen pembuluh darah, dimana
menyebabkan anemia, juga sebagai penyebab jarang dari stroke iskemik.
Polisitemia( penyakit kekentalan darah) ditandai dengan jumlah eritrosit
atau sel darah merah yang lebih tinggi dari angka normalnya. Kelebihan
eritrosit ini dilihat dari kadar hemoglobin (Hb) yang normalnya berkisar antara
11-12 g/dL untuk wanita atau 12-16 g/dL untuk pria. Meningkatnya kekentalan
darah akibat kelebihan Hb dan eritrosit dibarengi dengan peningkatan risiko
penggumpalan darah. Akibatnya, penderita darah kental lebih rentan mengalami
serangan jantung, stroke dan risiko fatal lainnya yang berhubungan dengan
penyumbatan pembuluh darah.
b. Trombosit
- Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respons
hemostasis normal terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit, dapat terjadi
kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit
berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat
penting untuk fungsinya.
- Platelet kurang dari 100.000/mm3 merupakan kontraindikasi pengobatan
stroke dengan intravenous recombinant tissue plasminogen activator (IV rt-
PA).
- Trombositemia meningkatkan kemungkinan terjadinya agregasi dan
terbentuknya thrombus
- Iskemia jaringan otak biasanya disebabkan oklusi mendadak pada arteri di
daerah otak (biasanya arteri vertebrobasilar) bila ada ruptur plaque yang
kemudian akan mengaktivasi sistem pembekuan
c. Hematokrit
TUGAS UJIAN STASE NEUROLOGI RSUD BANJAR Page
Hiperviskositas adalah berbagai keadaan dimana terjadi peningkatan viskositas
darah ditandai dengan peningkatan hematokrit (Ht) atau peningkatan kadar
komponen plasma yang bersirkulasi. Konsekuensi mayor hiperviskositas adalah
thrombosis dengan manifestasi gangguan cerebrovascular, infark miokard maupun
kejadian trombotik lainnya.
3. Apa Definisi Hiperglikemia reaktif?
Jawab :
a. Hiperglikemi reaktif adalah gangguan regulasi gula darah yang dapat terjadisebagai reaksi non
spesifik terhadap terjadinya stress kerusakan jaringan, sehinggaterjadi peningkatan glukosa darah
daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140
– 160 mg /100 ml darah
b. hyperglikemia reaktif ini diartikan sebagai peningkatan kadar glukosa darah puasa lebih dari 110
mg/dl, reaksi ini adalah fenomena yang tidak berdiri sendiri dan merupakan salah satu aspek
perubahan biokimiawi multiple yang berhubungan dengan stroke akut
c. Hiperglikemi reaktif biasanya terjadi pada hari pertama, menunjukkan kadar tertinggi pada hari
kedua, dan terjadi penurunan kadar glukosa darah yang terjadi mulai hari ketiga. Pada hari
keempat dan kelima kadar glukosa darah menjadi stabil kembali, hal ini memperkuat pendapat
bahwa kadar hiperglikemia reaktif yang terjadi bersifat sementara
4. Pemeriksaan Apa saja yang digunakan untuk membedakan pasien
hiperglikemia reaktif dengan pasien yang memang mempunyai riwayat Diabetes
mellitus?
Jawab :
Pemeriksaan hemoglobin A1c merupakan pemeriksaan tunggal yang sangat akurat
untuk menilai status glikemik jangka panjang dan berguna pada semua tipe
penyandang DM. Pemeriksaan ini bermanfaat bagi pasien yang membutuhkan kendali
glikemik.( Soewondo P, 2004)
interpretasi HbA1c(%) :
baik : 2.5 – 6.0
sedang : 6.1 – 8.0
buruk : > 8.0
TUGAS UJIAN STASE NEUROLOGI RSUD BANJAR Page
5. Sebutkan cairan infus yang digunakan pada stroke infark? (sebutkan isi
assering)!
Jawab :
- The American Heart Association sudah menganjurkan normal saline 50 ml/jam
selama jam-jam pertama dari stroke iskemik akut
- Rehidrasi dengan dekstrosa 5% atau larutan hipotonik selama jam-jam pertama
tidak dibenarkan karena air mudah masuk ke dalam sel otak, sehingga
memperburuk edema otak.
- Pemberian nutrisi: cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500 – 2000 mililiter dan
elektrolit dengan komposisi sesuai kebutuhan pasien. Hindari yang mengandung
glukosa murni atau isotonik salin
o Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan
Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl
0,9%).
o Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%,
produk darah (darah), dan albumin.
o Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume
cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang
singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera.
Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
- Komposisi Assering : Setiap liter asering mengandung:
TUGAS UJIAN STASE NEUROLOGI RSUD BANJAR Page
o Na 130 mEq
o K 4 mEq
o Cl 109 mEq
o Ca 3 mEq
o Asetat (garam) 28 mEq
6. Kenapa posisi kepala pasien harus 30⁰?
Jawab :
a. Tindakan elevasi kepala . Meminimalkan gravitasi
b. Mencegah aspirasi dan meningkatkan aliran balik vena
c. Menurunkan ICP (Intra Cranial Pressure) dan meningkatkan CPP (Cerebral
Perfusion Pressure) dan menurunkan MABP
d. Meminimalkan edem otak, menurunkan tonus otot trunkal
e. Memudahkan proses menelan, memudahkan stimulasi sensori dan sosial
TUGAS UJIAN STASE NEUROLOGI RSUD BANJAR Page