PPT TR

33
TEKNOLOGI SEDIAAN NON- STERIL ZAT PENGIKAT DAN PENDISINTEGRASI TABLET

Transcript of PPT TR

Page 1: PPT TR

TEKNOLOGI SEDIAAN NON-STERIL

ZAT PENGIKAT DAN

PENDISINTEGRASI TABLET

Page 2: PPT TR

Anggota:

Page 3: PPT TR

ZAT PENGIKAT 

Fugsi zat pengikat

untuk membantu perekatan partikel dalam formulasi, sehingga tablet tidak pecah atau retak. Oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat.

Page 4: PPT TR

Bahan pengikat yang biasa digunakan antara lain: gula dan jenis pati, gelatin, turunan selulosa (juga selulosa kristalin mikro), gom arab (mucilago Gummi Arabici 10-20 %), dan tragakan.

Bahan-bahan pengikat dapat ditambahkan dengan dua cara, yaitu :

Page 5: PPT TR

Amilum atau pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu 15 – 20 % amilosa dan 80 – 85 % amilopektin, serta mengandung sejumlah kecil bahan putih telur.

Kandungan air dari pati yang tidak dikeringkan berkisar antara 10 – 20 %.

 PATI (AMILUM)

Page 6: PPT TR

Penambahan pati berfungsi sebagai bahan pengatur aliran serta sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur.

Umumnya digunakan pati kentang, pati gandum, dan pati jagung yang memiliki daya lekat yang memuaskan, sifat aliran yang sangat baik, dan daya menyerap air serta minyak yang baik.

Page 7: PPT TR

Serbuk amilum disuspensikan dalam air dingin dengan perbandingan 1:0,5, tambahkan 2-4 kali air mendidih dengan pengadukan konstan sampai amilum mengembang menjadi transparan yang dapat diencerkan.

Cara lain adalah dengan suspensi dalam air dan dipanaskan. Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh mucilago yang baik, tidak terhidrolisis dan tidak mengarang. Ketika kering zat pengikat kanji tidak larut dalam air.

Jika pemanasan tidak baik, maka dapat menyebabkan amilum terhidrolisis menjadi dekstrin dan glukosa.

 PATI (AMILUM)

Page 8: PPT TR

amilum yang tidak dipanaskan akan stabil jika dilindungi dari kelembaban yang tinggi.

Ketika digunakan sebagai diluent amilum dapat dianggap inert dalam kondisi penyimpanan yang biasa.

amilum yang telah dipanaskan dalam bentuk larutan atau pasta secara fisika tidak stabil dan mudah diserang oleh mikroorganisme.

Amilum harus disimpan pada ruang kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.

Page 9: PPT TR

molekul dengan rantai linier (berat molekul ± 50000 – 200000), dimana komposisi dasarnya satuan D-glukopinarosa, dengan ikatan α – 1,4 glukosidik.

Page 10: PPT TR

terbentuk dari ikatan α-1,4-glukosida dan membentuk cabang pada ikatan α-1,6-glukosida, yang memiliki berat molekul 100000 – 1000000

Page 11: PPT TR

adalah senyawa yang tidak larut dalam air dan dalam organismus, juga tidak rusak.

menyebabkan tablet tahan patah dan tahan kikisan. merupakan media makanan yang buruk untuk

mikroorganisme. SKM dapat digunakan pada tekanan pencetakan yang

rendah; untuk bahan cair, setengah padat, dan higroskopis, digunakan sebagai bahan pengisi.

daya bengkaknya yang tinggi menyebabkan waktu hancur tablet yang singkat.

Daya alirnya kurang baik akibat terbentuknya jembatan hydrogen, akan tetapi dapat diperbaiki dengan penambahan Aerosil 0.5–1 %.

Page 12: PPT TR

Gelatin suatu protein alam makromolekul amfoter (protein) yang dibangun dari berbagai asam amino.

Asam aminonya adalah glikokol, alanin, leusin, asam glutamat, arginin, lisin, prolin dan hidroksiprolin, yang terajut sejenis amida.

Gelatin mengembang dalam air dan larut pada pemanasan.

Kerugian gelatin antara lain, larutannya dalam konsentrasi rendah akan segera membeku pada suhu kamar. Oleh karena itu larutan infusi gelatin harus dicairkan melalui pemanasan

Page 13: PPT TR

Tergantung dari jenis pembuatannya, dapat dibedakan menjadi dua jenis :

Page 14: PPT TR

adalah suatu campuran kompleks dari sakarida dan glikoprotein.

Bahan ini lebih efektif bila ditambahkan dalam dalam bentuk larutan pada pembuatan granul daripada bentuk kering ke formula pencetakan langsung.

Kelemahan gum ini yaitu komposisinya dan penampilannya yang berbeda beda tergantung pada sumbernya, dan biasanya banyak terkontaminasi oleh bakteri.

Page 15: PPT TR

Pemerian : tidak berbau, hampir tidak berasa.

Makroskopik : Bentuk pita atau keeping, memanjang tidak beraturan atau melengkung, tipis, putih, agak bening, patahan pendek, permukaan bertonjolan konsentrik, umumnya panjang lebih kurang 25 mm, lebar lebih kurang 12 mm; warna putih atau putih pucat kekuningan. Kelarutan dalam air agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang menjadi massa homogen, lengket dan seperti gelatin.

Page 16: PPT TR

Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau, higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95 % dan dalam kloroform, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata – rata, praktis tidak larut dalam eter.

Page 17: PPT TR

Pemeriannya, yaitu berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, 1 bagian air mendidih; sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter P.

Page 18: PPT TR

Pemeriannya berupa serbuk putih. Zat ini larut dalam air tapi tidak larut dalam pelarut organik.

Beberapa sifatnya mirip akasia tetapi tidak terlalu rentan dengan bakteri. Granul yang terbentuk akan lebih baik dari akasia, dan tidak mengeras pada penyimpanan. Tablet yang dihasilkan akan lebih cepat terdisintegrasi.

Page 19: PPT TR

Pemerian: cairan kental, jernih, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, bau khas lemah dan agak higroskopik.

Kelarutan: larut di dalam etanol (95%) P, dalam aseton P, dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon aromatik’ praktis tidak larut dalam eter P dan dalam hidrokarbon alifatik.

Page 20: PPT TR

Karena harganya yang relatif mal, zat ini jarang digunakan sebagai pengikat. Zat ii larut dalam air dan pelarut organik alcohol, propilen glikol, mutilen florida, dan kloroform. Jika digunakan sebagai pengikat dalam granulasi basah N-HPC dilarutkan dala air atau alkohol.

Page 21: PPT TR

Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang lebih kohesif dari mucilago amili.

Pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan pelindung ferrosulfat dari oksidasi. Garnul yang dihasilkan akan lebih keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sucrosa 20-85%. Senyawa lain yang pengikatnya berupa gula yaitu: aminofilin, asetopheretidin, asetaminofen, meprobamat dll.

Page 22: PPT TR

Disintegrator ialah suatu senyawa atau campuran senyawa, yang ditambahkan kedalam tablet untuk memudahkan proses penghancuran atau disintegrasinya setelah dilakukan pemberian obat.

Page 23: PPT TR

Bahan-bahan yang mempengaruhi hancurnya tablet Waktu hancur tablet yang rendah, dapat diuji sejak awal dengan cara membuat variasi reseptur tablet atau teknologinya untuk memperbaiki peningkatannya. Jika tidak berhasil barulah dicoba meracik bahan-bahan yang mempengaruhi hancurnya tablet, yakni:

Zat-zat yang meningkatkan kapilaritas, mengabsorbsi lembab dan membengkak.

Senyawa yang pada saat kontak dengan lembab mampu membentuk gelombang gas.

Zat-zat yang dapat meningkatkan daya pembasahan tablet (bahan penghidrofil).

Page 24: PPT TR

Kanji

Kanji USP dan jenis-jenis lainnya adalah jenis-jenis bahan penghancur yang paling umum dipakai.

Biasanya digunakan dengan konsentrasi 5 – 20% dari berat tablet.

Page 25: PPT TR

Amilum manihot kering

Amilum manihot/ pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Pohl atau beberapa spesies Manihot lainnya. Kelarutannya tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%).

Page 26: PPT TR

Derivat Amilum

Starch Rx 1500 yang merupakan derivat amilum adalah salah satu jenis tepung yang dapat mengalir bebas dan dapat dicetak langsung. Tepung ini dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat dan/atau zat penghancur.

Page 27: PPT TR

Gelatinum

Merupakan protein yang diperoleh dari bahan kolagen.

Tidak larut dalam etanol, kloroform, eter.

Page 28: PPT TR

Agar agar

Adalah zat koloid hidrofil kering, diperoleh dari penyarian Gelidium cartilagineum (L)Gailon, Gracilaria confervoides (L) Greville dan ganggang merah sejenis.

Page 29: PPT TR

Gom Arab

Pemerian: Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.

Kelarutan: Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol (95%) P.

Page 30: PPT TR

Asam Alginat

Pemerian: Serbuk berserat; putih hingga putih kekuningan; tidak berbau; tidak berasa.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut organik; larut dalam larutan alkali.

Page 31: PPT TR

Natrium lauril sulfat

Natrium lauril sulfat adalah campuran dari natrium alkil sulfat, sebagian besar mengandung natrium lauril sulfat.

Kelarutan: Mudah larut dalam air; membentuk larutan opalesen.

Page 32: PPT TR

MetilselulosaCrosspovidone/Polyplasdone

XL®/N-vinyl-2-pyrolidone homopolymer

Microcrystalline cellulose/Avicel PH/Pharmacel

Page 33: PPT TR