Ppt Pneumonia
description
Transcript of Ppt Pneumonia
DEWI SASMITA KUMALA SARIHARIANA ETRIYA
RISAUTI PRABANDARI
PEMBIMBING :dr. RUDI PRADANA, Sp. Rad
KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN ILMU RADIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD DUMAI2015
GAMBARAN RADIOLOGI PNEUMONIA
Pneumonia peradangan dari parenkim paru, dengan karakteristik terdapatnya konsolidasi dari bagian yang terkena dan alveolar yang terisi oleh eksudat, sel radang, dan fibrin
Merupakan salah satu permasalahan utama dalam bidang kesehatan respirasi
Data dari World Health Organization (2008) infeksi saluran pernafasan bawah sebagai penyebab utama kematian di negara miskin dan berkembangRiset Kesehatan Dasar (2007) urutan pertama dari sepuluh penyakit infeksi terbanyak pada pasien rawat jalan dan urutan keempat dari sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap
PENDAHULUAN
ANATOMI PARU
Pneumonia Pneumonia adalah suatu peradangan pada
paru-paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh noninfeksi
Etiologi
Faktor risiko
Usia
Pasien dengan penyakit kronik
Perokok, asma, alkoholik
Dirawat di RS
Patogenesis
Klasifikasi Berdasarkan klinis dan epidemiologi1. Comunity Aquired Pneumonia (CAP)2. Hospital Aquired Pneumonia (HAP)3. Pneumonia aspirasi4. Pneumonia pada gangguan imun
Berdasarkan letak anatomis :1. Lobaris 2. Lobularis /
bronchopneumonia3. Interstitial (focal diffuse)
Berdasarkan infeksi :1. Sterptococcus pneumonia2. Staphylococus aureus
pneumonia3. Klebsiella pneumonia4. Micoptasma pneumonia5. Viral pneumonia6. Influenza pneumonia7. Herpes varicella zooster
pneumonia
Diagnosis
• 1. Batuk • 2. Sputum produktif • 3. Demam (suhu >40 0c) Mayor
• 1. Sesak napas • 2. Nyeri dada • 3. Konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik • 4. Jumlah leukosit >12.000/L Minor
AnamnesisManifestasi klinis
Fase prodromal
Tanda infeksi akut
batuk• Cenderung
semakin memberat• Dahak sedikit atau
sulit dikeluarkan
Demam tinggi, letargi, nyeri otot, hilang nafsu makan dan sebagainya
• Nyeri dada disisi yg sakit
• Batuk yg semakin parah disertai dahak
• Hemoptisis• dehidrasi
Demam tinggi, menggigil, sesak nafas , pernapasan cuping hidung
Manifestasi klinis
Fase hepatisasi
Manifestasi klinis
Fase penyembuhan
Demam mulai turun
Batuk semakin berkurang dan dahak lebih mudah dikeluarkan
Sesak nafas mulai menghilang
Nyeri dada berangsur mereda
Inspeksi : Dada yang sakit akan terlihat tertinggal pada saat bernapas
Palpasi : Sisi yang sakit menunjukkan vokal fremitus yang meningkat
Perkusi : Redup di daerah paru yang terkena
Auskultasi : Suara napas bronkial tanpa disertai ronki di tempat yang sama
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratoriumPeningkatan jumlah leukosit, biasanya >10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED
2. Pemeriksaan sputum3. Kultur darah4. AGDA
1. Rontgen Thoraks
Paru yang memberi gambaran lusen, akan tampak lebih opak karena adanya proses peradangan yang menggantikan udara. Gambaran opak yang diberikan pun berbeda-beda, tergantung bentuk infeksi dan distribusinya
Gambaran Radiologi Pneumonia
1. Pneumonia lobaris / Air space pneumonia
Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3 yaitu :
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen/lobus atau bercak yang mengikut sertakan alveoli yang tersebar.
Merupakan Pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen sehingga membentuk bercak konsolidasi dalam lobus. Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen
2. Pneumonia lobularis / Bronchopneumonia
Umumnya disebabkan oleh virus Infeksi oleh virus berawal dari permukaan dengan
terjadinya kerusakan silia sel goblet dan kelenjar mukus bronkioli sehingga dinding brokioli menjadi edematous, juga terjadi edema jaringan interstisial peribronkial, kadang alveolus terisi cairan
3. Pneumonia interstitialis / Bronkiolitis
1. Streptococcus pneumonia
Pneumonia berdasarkan infeksi terbagi menjadi 7 yaitu :
• Biasanya menyebabkan pola lobaris atau segmental • Sering pada basal paru
Disebabkan pemakaian narkoba, gambarannya : terdapat nodul bulat yang tersebar, terkadang kavitas dapat ditemukan, pada pemeriksaan keadaan lanjut pada pneumonia yang muncul adalah gambaran brokopneumonia dengan bercak-bercak konsolidasi banyak
2. Staphylococcus aureus pneumoniae
Biasanya pada laki – laki tua Gambaran : lobar pneumonia yang sering pada bagian
kanan dan bagian lobus atas paru.
3. Klebsiella pneumonia
Gambaran nodular dan reticular (seperti jala) yang diikuti dengan bayangan konsolidasi, dapat terjadi pada pembagian paru atau perlobus paru dan biasanya unilateral.
4. Micoptasma pneumonia
Dimulai dari distal bronkus dan bronkioulus sebagai proses penghancuran intertstitial.
Gambarannya sangat bervariasi: Bayangan pada peribronchial, bayangan retikulonodular, bercak-bercak konsolidasi atau kosolidasi luas.
5. Viral pneumonia
Gambaran radiologi : adanya bercak bercak konsolidasi.
6. Influenza virus
Pada fase akut didapatkan penyebaran bayangan nodular yang luas sampai berdiameter 1 cm, didukung dan ditemukan kemerahan pada kulit.
7. Herpes varicella zooster pneumonia
lndikasi Pemeriksaan:◦ Tumor, massa◦ Aneurisma◦ Abses◦ Lesi pada hilus atau mediastinal
2. CT - SCAN
Differential diagnosis
TB Paru
Efusi pleura Atelektasis
Skenario klinis Pedoman penatalaksanaanPasien rawat jalan Makrolida atau doksisiklin atau fluoroquinolon
antipneumokokus (FQ)CAP, bangsal perawatan (sefalosporin generasi 2/3 ± makrolida) atau
FQ spektrum luasCAP, bangsal perawatan, ICU (makrolida + sefalosporin generasi 3) atau FQ
spektrum luasHAP (penisilin antipseudomonas atau sefalosporin
generasi 3)+(aminoglikosida antipneumokokus (AG) atau FQ) +makrolid jika curiga Legionella + vankomisin jika curiga Methicilin resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Penatalaksanaan1. Antibiotik
Gangguan kekebalan Seperti di atas + trimetoprim-sulfametoksazol (TMP-SMX) ± steroid untuk melawan Pneumosistis Carinii Pneumonia (PCP)
Aspirasi, pasien rawat jalan Klindamisin atau (penisilin + metronidazol)Aspirasi, rawat inap Klindamisin + FQ
Rute terapi Pasien rawat inap sebaiknya diawali dengan antibiotik intravena.Penggantian rute pemberian obat dari intravena menjadi peroral dilakukan bila ada respon secara klinis dan pasien mampu menelan (biasanya dalam 3 hari)
2. Terapi suportifoksigen
Humidifikasi dengan nebulizer
fisioterapi
Pengaturan cairan
Kortikosteroid pd sepsis berat
inotropik
Ventilasi mekanis
Drainase empiema bila ada
Nutrisi cukup kalori
1. Efusi pleura dan empiema2. Komplikasi sistemik3. Hipoksemia akibat gangguan difusi. 4. Abses Paru terbentuk akibat eksudat di
alveolus paru sehingga terjadi infeksi oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative.
5. Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman anaerob S. aureus, dan kuman Gram (-) seperti Pseudomonas aeruginosa.
6. Bronkiektasis
Komplikasi
Prognosis pada orang tua dan anak kurang baik, karena itu perlu perawatan di RS kecuali bila penyakitnya ringan. Orang dewasa (<60 tahun) dapat berobat jalan kecuali:
1. Bila terdapat penyakit paru kronik 2. Pneumonia meliputi banyak lobus 3.Disertai gambaran klinis yang berkaitan dengan
mortalitas yang tinggi
Prognosis
TERIMAKASIH