PPK Ginjal Hipertensi Revisi
description
Transcript of PPK Ginjal Hipertensi Revisi
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PANDUAN PRAKTEK KLINIK PENYAKIT GINJAL KRONIK
KSM PENYAKIT DALAMNo.Dokumen No.Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal terbit/Revisi Ditetapkan Direktur Utama
dr. Irayanti,SpMNIP:196201231989012001
Pengertian Kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berupa kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)
Anamnesis lemas, mual, muntah, sesak napas. pucat, BAK berkurangPemeriksaan Fisik anemis, kulit kering, edema tungkai atau palpebra, tanda bendungan
paruPemeriksaan Penunjang
DPL, ureum, kreatinin, Tes Klirens Kreatinin (TKK), elektrolit (Na, K, Cl, Ca,P,Mg), profil lipid, asam urat serum, gula darah, AGD, SI, TIBC, feritin serum, hormone PTH. albumin, globulin, USG ginjal, pemeriksaan imunologi, hemostasis lengkap, foto polos abdomen, foto toraks, EKG, ekokardiografi, HBsAg, anti HCV, Anti HIV, CT urologi
Kriteria Diagnosis Kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berupa kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), berdasarkan:
kelainan patologik atau petanda kerusakan ginjal. termasuk kelainan pada komposisi
darah atau urin, atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan LFG <60 ml/menit/1,73m2 yang terjadi selama 3 bulan atau
lebih, dengan atau tanpa kerusakan ginjalDiagnosis Kerja Gagal Ginjal KronikDiagnosis BandingTerapi Nonfarmakologis
o Pengaturan asupan protein:o pasien non dialisis 0,6-0,8 gram/kgBB ideal/hari
sesuai dengan TKKdan toleransi pasieno pasien hemodialisis 1- 1,2 gram/kgBB/hario pasien peritoneal dialisis 1,3 gram/kgBB/hari
o Pengaturan asupan kalori : 35 Kal/kgBB ideal/hario Pengaturan asupan lemak : 30-40% dari kalori total dan
mengandung jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh
o Pengaturan asupan karbohidrat : 50-60% dari kalori totalo Garam (NaCl) : 2-3 gram/hario Kalium : 40-70 mEq/kgBB/hario Fosfor : 5-10 mg/kgBB/hari. Pasien HD: 17 mg/hario Kalsium : 1400-1600 mg/hario Besi : 10-18 mg/hari
o Magnesium : 200-300 mg/hario Asam folat pasien HD : 5 mgo Air : jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensibie water
loss).Pada CAPD air disesuaikan dengan jumlah dialisat yang keluar. Kenaikan berat badan di antara waktu HD <5% BB kering
Farmakologis:o O2 2-4lt/mnt, sesuai saturasi O2o Kontrol tekanan darah:
o Penghambat ACE atau Antagonis Reseptor Angiotensin II —> evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin >25% atau timbul hiperkalemi harus dihentikan
o Penghambat kalsiumo Diuretik
o Pada pasien DM, kontrol gula darah —> hindari pemakaian metformin dan obat-obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA I C untuk DM tipe 1 0,2 di atas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6 %
o Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 gr/dlo Kontrol hiperfosfatemi: kalsium karbonat atau kalsium asetato Kontrol osteodistrofi renal : Kalsitriolo Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO 3 20-22 mEq/lo Koreksi hiperkalemio Kontrol dislipidemia dengan target LDL<l00mg/dI,
dianjurkan golongan statino Terapi ginjal pengganti bila GFR<15ml/mnt
EdukasiLama PerawatanPrognosis Dubia ad malamTingkat EvidensTingkat RekomendasiPenelaah Kritis Dr.Syaiful Azmi,SpPD-KGHIndikator MedisKepustakaan
Dibuat Oleh Ditinjau/Disetujui Oleh Disahkan Oleh
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian/Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PANDUAN PRAKTEK KLINIKSINDROMA NEFROTIKKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen No.Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal terbit/Revisi Ditetapkan Direktur Utama
dr. Irayanti,SpMNIP:196201231989012001
Pengertian Sindrom nefrotik (SN) merupakan salah satu gambaran klinik penyakit glomerular, yang ditandai dengan proteinuria masif>3,5gram/24jam/1,73mdisertaihipoalbuminemia,edema anasarka, hiperlipidemia, lipiduria dan hiperkoagulabilitas.
Anamnesis bengkak seluruh tubuh, buang air kecil keruhPemeriksaan Fisik edema anasarka, asitesPemeriksaan Penunjang
Urinalisis, ureum, kreatinin, albumin, globulin, profil lipid. DPL. elektrolit, gula darah, hemostasis, pemeriksaan imunologi, biopsi ginjal, protein urin kuantitatif, ANA, Anti dsDNA, C3, C4
Kriteria Diagnosis proteinuria masif >3,5 gram/24 jam/1,73m', hiperlipidemia, hipoalbuminemia (<3,5 gram/dl), 1ipiduria, hiperkoagulabilitas. Diagnosis etiologi berdasarkan biopsi ginjal
Diagnosis Kerja Sindroma NefrotikDiagnosis Banding Edema dan asites akibat penyakit hati atau malnutrisi, diagnosis
etiologi SNTerapi Nonfarmakologis:
Istirahat, diet rendah garam. Restriksi protein dengan diet protein 0,8 gram/kgBB ideal/hari +
ekskresi protein dalam urin/24 jam. Bila fungsi ginjal sudah menurun, diet protein disesuaikan hingga 0,6 gram/kgBB ideak/hari + ekskresi protein dalam urin/24 jam
Diet rendah kolesterol <600 mg/hari Berhenti merokok Diet rendah garam, restriksi cairan pada edema
Farmakologis: Pengobatan edema: diuretik loop Pengobatan proteinuria dengan penghambat ACE dan/atau
antagonis reseptor Angiotensin II Pengobatan dislipidemia dengan golongan statin Pengobatan hipertensi dengan target tekanan darah <125/75
mmHg. Penghambat ACE dan antagonis reseptor Angiotensin 11 sebagai pilihan obat utama
Prednison atau metilprednisolon Imunosupresan(Micofenolat Mofetil), Siklofosfamid,
Azatrioprin pada pasien resisten steroid dan bila dibutuhkan pada kombinasi tahap inisial.
EdukasiLama PerawatanPrognosis dubiaTingkat EvidensTingkat RekomendasiPenelaah Kritis Dr.Syaiful Azmi,SpPD-KGHIndikator MedisKepustakaan
Dibuat Oleh Ditinjau/Disetujui Oleh Disahkan Oleh
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian/Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PANDUAN PRAKTEK KLINIKHIPERTENSI
KSM PENYAKIT DALAMNo.Dokumen No.Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal terbit/Revisi Ditetapkan Direktur Utama
dr. Irayanti,SpMNIP:196201231989012001
Pengertian Hipertensi adalah keadaaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi.
Anamnesis Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah,keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
Pemeriksaan Fisik Klasifikasi TD sistolik(mmHg)
TD diastolik(mmHg)
Normal <120 dan <80Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89Hipertensistage 1 140 – 159 atau 90-99Hipertensistage 2 ≥ 16 0 atau >100
Pemeriksaan Urinalisis, tes fungsi ginjal, gula darah. elektrolit, profit lipid,
Penunjang foto toraks, EKG. Sesuai penyakit penyerta: asam urat, aktivitas renin plasma, aldosteron, katekolamin urin, USG pembuluh darah besar, USG ginjal, ekokardiografi
Kriteria Diagnosis Klasifikasi berdasarkan hasil rata-rata pengukuran tekanan darah yang dilakukan minimal 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan atau lebih dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal 2/3 lengan alas pada pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5 menit.
Tekanan sistolik = suara fase 1 dan tekanan diastolik = suara fase 5 Pengukuran pertama harus pada kedua sisi lengan untuk
menghindarkan kelainan pembuluh darah perifer Pengukuran tekanan darah pada waktu berdiri diindikasikan, pada
pasien dengan risiko hipotensi postural (lanjut usia, pasien DM, d1l)
Faktor risiko kardiovaskular:1. Hipertensi2. Merokok3. Obesitas (IMT>30)4. Inaktivitas fisik5. Dislipidemia6. Diabetes melitus7. Mikroalbuminuria atau LFG <60ml/menit8. Usia (laki-laki >55 tahun, perempuan >65 tahun)9. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular
dini (laki-laki <55 tahun atau perempuan <65 tahun) Kerusakan organ sasaran:
1. Jantung: hipertrofi ventrikel kiri, angina atau riwayat infark miokard, riwayat revaskularisasi koroner, gagaliantung
2. Otak: stroke atau transient ischemic attack (TIA)
3. Penyakit ginjal Icronik4. Penyakit arteri perifer5. Retinopati
Penyebab hipertensi yang telah diidentifikasi: sleep apnea, akibat obat atau berkaitan dengan obat, penyakit ginjal kronik, aldosteronisme primer, penyakit renovaskular, terapi steroid kronik dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasi aorta, penyakit tiroid atau paratiroid
Diagnosis Kerja HipertensiDiagnosis Banding Peningkatan tekanan darah akibat white coat hipertension, rasa
nyeri, peningkatan tekanan intraserebral, ensefalitis, akibat obat, d1lTerapi Modifikasi gaya hidup dengan target tekanan darah <140/90
mmHg atau <130/ 80 pada pasien DIM atau penyakit ginjal kronis. Bila target tidak tercapai maka diberikan obat inisial.
Obat inisial dipilih berdasarkan:1. Hipertensi tanpa compe1ling indication
a. Pada hipertensi stage I dapat diberikan diuretic.
Pertimbangan pemberian penghambat ACE, penyekat reseptor beta, penghambat kalsium, atau kombinasi
b. Pada hipertensi stage II dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan penghambat ACE atau antagonis reseptor All atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium
2. Hipertensi dengan compelling indication. Lihat table petunjuk pemilihan obat pada compelling indication. Obat antihipertensi lain dapat diberikan bila dibutuhkan misalnya diuretik, antagonis reseptor α, penghambat ACE, penyekat reseptor beta. atau penghambat kalsium.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai. Pertimbangkan untuk berkonsultasi pada spesialis hipertensi.
Pada penggunaan penghambat ACE atau antagonis reseptor All: evaluasi kreatinin dan kalium senim, bila terdapat peningkatan kreatinin >35% atau timbal hiperkalemi harus dihentikan
Kondisi khusus lain:a. Obesitas dan sindrom metabolik (terdapat 3 atau
lebih keadaan berikut: lingkar pinggang laki-laki >102 cm atau perempuan >89 cm, toleransi glukosa terganggu dengan gula darah puasa ? 110 mg/dl, tekanan darah minimal 130/ 85 mmHg, trigliserida tinggi > 150 mg/dl, kolesterol HDL rendah <40 mg/dl pada laki-laki atau <50 mg/dl pada perempuan) —> modifikasi gaya hidup yang intensifdengan pilihan terapi utama golongan penghambatACE. Pilihan lain adalah antagonis reseptorAll, penghambat kalsium, dan penghambat
b. Hipertrofi ventrikel kiri —> tatalaksana tekanan darah yang agresiftermasuk penuriman berat badan, restriksi asupan natrium, dan terapi dengan semua kelas antihipertensi kecuali vasodilator langsung, hidralazin dan minoksidil
c. Penvakit arteri perifer semua kelas anti hipertensi, tatalaksana faktor risiko lain, dan pemberian aspirin.
d. Lanjut usia, termasuk- penderita hipertensi sistolik terisolasi diuretik, (tiazid) sebagai line pertama. dimulai dengan dosis rendah 12,5 mg/hr Penggunaan obat antihipertensi lain dengan mempertimbangkan penyakit penyerta
e. Kehamilan pilihan terapi adalah golongan Metildopa, penyekat reseptor β, anta-onis kalsium, dan vasodilator. Penghambat ACE dan All tidak boleh digunakan selama kehamilan
Edukasi
Lama PerawatanPrognosisTingkat EvidensTingkat RekomendasiPenelaah Kritis Dr.Syaiful Azmi,SpPD-KGHIndikator MedisKepustakaan
Dibuat Oleh Ditinjau/Disetujui Oleh Disahkan Oleh
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian/Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PANDUAN PRAKTEK KLINIKHEMATURI
KSM PENYAKIT DALAMNo.Dokumen No.Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal terbit/Revisi Ditetapkan Direktur Utama
dr. Irayanti,SpMNIP:196201231989012001
Pengertian HEMATURI adalah ditemukan eritrosit dalam urin melebihi jumlah normal. Normal 0-1/LPB.Ada 2 macam hematuria, yaitu hematuria makroskopis dan hematuri makroskopis.Hematuri makroskopis dapat terjadi bila sedikitnya 1cc darah per liter urin sedangkan hematuria mikroskopis sering kita temukan pada pemeriksaan urnalisis pd pasien dengan berbagai keluhan atau pada saat pemeriksaan kesehatan
Anamnesis Warna BAK ( kemerahan atau tidak), BAK tidak lancar,Riwayat nyeri kencing, riwayat nyeri pinggang menjalar ke paha, riwayat makan makanan tertentu (buah bits) ,minum obat-obatan, Riwayat batu, riwayat piuria/riwayat disuria ( menandakan keganansan/ISK), riwayat infeksi saluran nafas (IgA nefropati), riwayat keluarga ( nefritis herediter),
Pemeriksaan Fisik Nyeri pinggangPemeriksaan Penunjang
Urinalisis, tes fungsi ginjal,elektrolit, ,BNO. Sesuai penyakit penyerta: USG ginjal.sitologi urin, sistoskopi, CT Scan atau MRI
Kriteria Diagnosis Ditemukan eritrosit >2/LPB, eritrosit dismorfik, akantosit, silinder eritrosit, proteinuria terutama bila dipstick >+2
Diagnosis Kerja Hematuria gromeruler
Diagnosis Banding Hematuri non gromeruler (keganasan, ISK bawah, batu, BPH)Terapi Sesuai dengan penyakit dasarEdukasiLama PerawatanPrognosisTingkat EvidensTingkat RekomendasiPenelaah Kritis Dr.Syaiful Azmi,SpPD-KGHIndikator MedisKepustakaan K / DOQI clinical practice guidelines for chronic kidney disease,
evaluation, classification and stratifification . Part 5. Evaluation of laboratory measurement for clinical assaesment of kidney disease, 2002.Lestariningsih. Hematuria: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Editor: Sudoyo EA, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata, Setiati S. Interna publishing: 2010 ;952-956.
Dibuat Oleh Ditinjau/Disetujui Oleh Disahkan Oleh
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian/Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PANDUAN PRAKTEK KLINIKGAGAL GINJAL AKUT
KSM PENYAKIT DALAMNo.Dokumen No.Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal terbit/Revisi Ditetapkan Direktur Utama
dr. Irayanti,SpMNIP:196201231989012001
Pengertian Sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) yang menyebabkan retensi sisa sisa metabolisme nitrogen (urea-kreatinin) dan non nitrogen, dengan atau tanpa disertai oligoria
Anamnesis lemas, mual, muntah, sesak nafas, BAK berkurangPemeriksaan Fisik kulit keringPemeriksaan Penunjang
DPL, ureum, kreatinin, tes klirens kreatinin (TKK), elektrolit (Na, K, Cl, Ca,P,Mg), asam urat serum, AGD, USG ginjal, pemeriksaan imunologi, hemostasis lengkap.
Kriteria Diagnosis Penurunan fungsi ginjal menddak dalam 48 jam diikuti kegagalan ginjal dalam eksresi sisa metabolisme nitrogen dengan atau tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Memenuhi kriteria kenaikan kreatinin ≥0,3mg/dl atau peningkatan kreatinin >1,5x, penurunan LFG, penurunan produksi urin <0,5cc/jam lebih dari 6 jam
Diagnosis Kerja Gagal Ginjal AkutDiagnosis Banding Acute on CKDTerapi o Sesuai etiologi
o Rehidrasi cairano Pengaturan asupan protein:
o pasien non dialisis 0,6-0,75 gram/kgBB ideal/hari sesuai dengan CCT dan toleransi pasien
o pasien hemodialisis 1- 1,2 gram/kgBB/hario pasien peritoneal dialisis 1,3 gram/kgBB/hari
o Pengaturan asupan kalori : 35 Kal/kgBB ideal/hario Pengaturan asupan karbohidrat : 50-60% dari kalori totalo Mengatasi sindrom uremia ( bikarbonat)o Hemodialisis atau peritoneal dialisis
EdukasiLama PerawatanPrognosisTingkat Evidens
Tingkat RekomendasiPenelaah Kritis Dr.Syaiful Azmi,SpPD-KGHIndikator MedisKepustakaan
Dibuat Oleh Ditinjau/Disetujui Oleh Disahkan Oleh
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian/Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PANDUAN PRAKTEK KLINIKGLOMERULONEFRITISKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen No.Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal terbit/Revisi Ditetapkan Direktur Utama
dr. Irayanti,SpMNIP:196201231989012001
Pengertian Merupakan suatu inflamasi pada gromerulus oleh prosesAnamnesis Lemah letih lesu, cepalgia, anemis, sembab muka dan kaki, ada
riwayat infeksi traktus respiratorius bagian atas,BAK berdarah. BAK berkurang
Pemeriksaan Fisik anemis, kulit kering, edema tungkai atau palpebra, tanda bendungan paru
Pemeriksaan Penunjang
DPL, ureum, kreatinin, urinalisa, albumin, globulin, USG ginjal, hemostasis lengkap, foto polos abdomen, renogram, foto toraks, EKG, ekokardiografi, biopsi ginjal.
Kriteria Diagnosis Oliguria Hematuri Proteinuri Silinder eritrosit, eritrosit dismorfik Gangguan fungsi ginjal ringan sampai sedang/berat Hipertensi Anemia
Diagnosis Kerja Glomerulonefritis Diagnosis Banding IgA nefropati, idiopatik hematuria, azotemiaTerapi o Diet RG./PR II
o Pengendalian tekanan daraho Antibiotik untuk infeksi (ampisilin, eritromisin, sefalosporin)o Diuretiko Dialisis
EdukasiLama PerawatanPrognosisTingkat EvidensTingkat RekomendasiPenelaah Kritis Dr.Syaiful Azmi,SpPD-KGHIndikator MedisKepustakaan
Dibuat Oleh Ditinjau/Disetujui Oleh Disahkan Oleh
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian/Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PANDUAN PRAKTEK KLINIKBATU SALURAN KEMIHKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen No.Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal terbit/Revisi Ditetapkan Direktur Utama
dr. Irayanti,SpMNIP:196201231989012001
Pengertian Batu di traktus urinarius mencakup ginjal, ureter, vesika urinaria Anamnesis Nyeri/kolik ginjal dan saluran kemih, pinggang pegal, gejala infeksi
saluran kemih, hematuria, riwayat keluargaPemeriksaan Fisik Nyeri ketok sudut kostovertebra, nyeri tekan perut bagian bawah,
terdapat tanda balotemenPemeriksaan Penunjang
DPL,urinalisis, kultur urin dan resistensi kuman, ureum, kreatinin, tes klirens kreatinin (TKK), elektrolit (Na, K, Cl, Ca,P,Mg), urin 24 jam ( Ca, oksalat, asam urat, sitrat),asam urat serum, hormon paratiroid, foto BNO-IVP, USG ginjal,pielografi antegrad/retrograd, renogram, analisis batu, CT urologi
Kriteria Diagnosis Ditemukan gejala nyeri obstruksi disertai ditemukan gambaran batu pada foto BNO, fillinf defecet pada IVP, atau gambaran batu di ginjal, atau kandung kemih serta hidronefrose pada USG
Diagnosis Kerja Tergantung lokasi batu: batu ginjal, batu ureter, batu vesika urinariaDiagnosis Banding NefrokalsinosisTerapi o Non farmakologis
o Batu kalsium: kurangi asupan garam dan protein hewanio Batu urat: diet rendah asam urat
o Minum banyak (2,5liter) bila fungsi ginjal masih baiko Farmakologiso Antispasmodik bila ada koliko Antimikroba bila ada infeksio Batu kalsium:kalium sitrato Batu urat : alopurinol
EdukasiLama PerawatanPrognosisTingkat EvidensTingkat RekomendasiPenelaah Kritis Dr.Syaiful Azmi,SpPD-KGHIndikator MedisKepustakaan
Dibuat Oleh Ditinjau/Disetujui Oleh Disahkan Oleh
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian/Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal