PP No 19 Thn 2005 Dan Pengertian SKL

download PP No 19 Thn 2005 Dan Pengertian SKL

of 3

description

SKL

Transcript of PP No 19 Thn 2005 Dan Pengertian SKL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 19 TAHUN 2005TENTANGSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB IILINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUANPasal 2

(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:a. standar isi;b. standar proses;c. standar kompetensi lulusan;d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;e. standar sarana dan prasarana;f. standar pengelolaan;g. standar pembiayaan;danh. standar penilaian pendidikan.(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pasal 3Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Pasal 4Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

BAB VSTANDAR KOMPETENSI LULUSANPasal 25

(1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.(2) Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.(3) Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan.(4) Kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pasal 26(1) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.(2) Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.(3) Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.(4) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Pasal 27(1) Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.(2) Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi.

PENGERTIAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pengertian di atas mengandung makna, dilihat dari dimensi mutu lulusan, tiap satuan pendidikan hendaknya menetapkan kriteria kemampuan yang menjadi targetnya. Setiap kriteria mutu ditetapkan dalam tiap indikator dengan ketentuan minimal memenuhi standar.Standar kompetensi lulusan selanjutnya dijabarkan ke dalam kompetensi inti. Dalam kurikulum 2013 terdapat empat kompetensi inti yang perlu sekolah perhatikan. Kompetensi inti pertama tentang nilai-nilai keagamaan, kompetensi inti kedua tentang nilai sosial, kompetensi inti ketiga tentang pengetahuan, dan kompetensi inti keempat tentang keterampilan.Kompetensi pertama dan kedua bukan materi yang perlu diajarkan secara verbal. Bukan yang perlu guru terangkan dalam kelas, namun perlu ditanamkan melalui pembiasaan atau keteladanan sehingga kompetensi ini tercermin dalam prilaku sehari-hari dalam kehidupan siswa. Oleh karena peran kepala sekolah dalam mengembangkan kondisi sekolah yang kondusif sehingga menjadi lingkungan balajar yang baik sangat diperlukan. Namun demikian, sekali pun tidak diajarkan, nilai-nilai religius dan sosial secara verbal dalam pelaksanaan pembelajaran di luar agama, namun semua guru wajib menilai perkembangannya sebagai buah dari pelaksanaan pendidikan yang dilakukannya.Untuk memudahkan guru dalam menjabarkan setiap kompetensi inti ke dalam prilaku siswa yang terukur, maka kurikulum telah menyediakan Kompetensi Dasar sebagai dasar untuk mengembangkan indikator hasil belajar. Kompetensi dasar memudahkanguru dalam mengelompokan prilaku yang diharapknnya.Contoh pada sekolah dasar hendaknya menetapkan SKL pada dimensi sikap yaitu Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.Apabila SKL sikap dikembangkan dalam pendidikan agama Islam, maka sekolah akan menentukan indikator keimanan; siswa mempercayai adanya Allah sehingga hanya kepadanya ia menyembah dan memohon pertolongan, menjadikan Al-quran sebagai pedoman, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian harta yang dimilikinya.Dalam kurikulum terurai kompetensi dasar, untuk SD sebagai berikut: Terbiasa berwudhu sebelum shalat Menunaikan shalat sebagai wujud dari pemahaman rukun Islam Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah makan Meyakini adanya Allah SWT Yang Maha Mencipta segala yang ada di alam.Untuk mengukur perkembangan sikap siswa tentu memerlukan sejumlah kriteria yang sesuai dengan perkembangan hidup siswa, misalnya,1. Berdoa meminta pertolongan kepada Allah dengan khusyu (Menerima Allah sebagai Zat maha penolong)2. Bersyukur kepada Allah setiap kali dapat menyelesikan pekerjaan (Menghargai)3. Berterima kasih atas nikmat dari Allah memiliki fisik yang sehat sehingga selalu membaca basmallah sebelum memulai kegiatan (Menjalankan)4. Belajar bersungguh-sunguh sebagai tanda syukur memiliki pikiran yang cemerlang (Menghayati)5. Membaca al-quran sebagai dasar untuk menggunakan Al-quran sebagai petunjuk (Mengamalkan)6. Mendirikan sholat bersama-sama dengan teman-temannya (Mengamalkan)7. Memberikan sebagian rizki yang diberikan Allah kepada teman-temannya (Mengamalkan)Aktivitas yang siswa lakukan minimal meliputi lima M, yaitu; Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan. Kelima aktivitas tersebut dalam pelaksanaannya tidak selalu harus berurutan, namun minimal pada lima aktivitas belajar itulah guru melakukan penilaian.Contoh menentukan kriteria dapat sekolah sepakati bersama dengan guru-guru. Cakupannya meliputi aktivitas siswa dalam belajar dan sikap yang ditunjukkan sebagai hasil belajar. Dari contoh itu pula sebenarnya yang sekolah perlukan adalah sejumlah kriteri pada dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat diukur yang terlihat pada perkembangan prilaku sehari-hari di sekolah atau dalam kelas sebagaimana yang sekolah harapkan.Prilaku yang sekolah harapkan dapat berupa sikap berketuhanan, sikap sosial, kesalehan sosial, sikap berbangsa, bahkan hingga sikap dalam pergaulan antarbangsa. Demikian pula kriteria dapat dikembangkan dalam berbagai indikator keterampilan maupun pengetahuan.Semua kriteria yang sekolah tetapkan pada dasarnya diperoleh dari analisis konteks. Sekolah memilih kriteria yang paling penting yang siswa perlukan untuk meraih kehidupan yang baik sesuai dengan jamannya. Di sini peran sekolah dalam memilih akan sangat menentukan penampilan lulusannya. Semakin sesuai kriteria yang sekolah tetapkan dengan kebutuhan siswa, akan semakin tinggi apresiasi masyarakat terhadap sekolah.Penyikapan sekolah terhadap KI pertama yaitu Menerima dan menjalankan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya. akan sekolah jabarkan dalam sejumlah kritreria yang menurut sekolah penting. Selanjutnya sekolah akan mengembangkan aktivitas belajar dan hasil belajar sesuai kriteria. Tiap sekolah akan mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kapabelitas masing-masing. Tiap sekolah tidak akan sama. Di sini lah letak pembeda antar sekolah dalam menyikapi SKL, KI, dan KD dengan cara yang paling arif dan bijaksana. Yang akan dijadikan sebagai poros utama seluruh gerak pembaharuan dalam mewujudkan keunggulan mutu sekolahnya.