Post Partum Infeksi
-
Upload
ratna-suciati -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Post Partum Infeksi
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
1/12
MAKALAH MATERNITAS
ASKEP POST PARTUM INFEKSI
OLEH :
DIANITA PRIBAWATI (11/2120101814)
DITA ANI FARIDA (12/2120101815)
EKO KURNIAWAN (13/2120101816)
ESTI ANDARINI (14/2120101817)
FEBRI KURNIA ARTHA (15/2120101818)
AKADEMI KEPERAWATAN
NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2012
1
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
2/12
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sebagian besar persalinan di Indonesia sampai saat ini tidak terjadi
di Rumah Sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian
terjadi post partum dengan infeksi. Hal tersebut juga disebabkan
kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan
antenatal, akibatnya mortalitas tinggi.
Angka kematian ibu di Indonesia merupakan paling tinggi di
ASEAN, mencapai 373 per 100 ribu kelahiran hidup, dari jumlah kematian
tersebut sebagian besar diakibatkan karena infeksi
Dilihat dari masalah yang timbul pada post partum dengan infeksi.
Dimana perawat berperan sebagai pelaksana perawatan dan pendidik,
memberikan askep dengan menerapkan proses keperawatan. Oleh karena
itu dipandang perlu untuk membuat makalah tentang post partum dengan
infeksi. Makalah ini berisi tentang definisi, etiologi, gambaran klinis, dan
askep post partum dengan infeksi
b. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
permasalahan yang timbul pada pasien post partum dengan infeksi sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.
BAB II
2
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
3/12
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Terdapat beberapa pengertian infeksi nifas (post partum infection) antara
alian :
a. Infeksi nifas (post partum infection) adalah keadaan yang mencakup
semua peradangan alat genital dalam masa nifas (Rustam Muchtar,
1998, hal : 431)
b. Infeksi nifas adalah infeksi klinis yang terjadi pada saluran kelamin
yang terjadi setelah 28 hari masa kehamilan atau aborsi (Irene M.
Bobak, 198 , hal : 603)
c. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui tractus genitalis setelah
melahirkan (Abdul Bari Saifudin, 2002, hal : 259)
B. Etiologi
Infeksi ini terjadi setelah masa persalinan yang disebabkan oleh
bacteri yang terdapat dalam dirinya sendiri, yang berasal dari luka atau
tempat melahirkan yang tidak bersih. Dan luka episiotomi merupakan
focus utama yang mengawali terjadinya parametritis, pelvicselulitis atau
tromboflebitis. Terdapat bayak jalan masuk kuman ke dalam alat
kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autugen (kuman
masuk dari tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir itu
sendiri).
1. Kuman-kuman yang menyebabkan infeksi pada alat kandungan
antara lain:
a. Streptococcus haemoliticus aerobik (masuk ke dalam alatkandungan secara eksogen menyebabkan infeksi berat yang
dapat ditularkan dari penderita lain)
b. Staphylococcus aureus (masuk ke dalam alat kandungan secara
eksogen, jenis infeksi sedang, banyak ditemukan sebagai
infeksi di rumah sakit)
3
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
4/12
c. Escherichia coli (berasal dari kandung kemih dan rectum,
menyebabkan infeksi terbatas)
d. Clostridium welchii (kuman ini merupakan kuman anaerobic
yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus
kriminalis dan persalinan yang ditolong oleh dukun di luar
rumah sakit)
e. Streptococcus anaerob (penyebab terbanyak >50%, sebenarnya
tidak patogen, sebagai flora normal jalan lahir)
2. Terdapat beberapa cara terjadinya infeksi antara lain:
a. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan
dalam (VT) yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang
sudah ada ke dalam rongga rahim
b. Alat-alat yang tidak disterilisasikan (tidak suci hama)
c. Infeksi droplet yatiu apabila sarung tangan dan alat-alat yang
digunakan telah terkontaminasi bakteri yang berasal dari
hidung, tenggorokan dari orang yang membantu proses
persalinan atau orang lain. Oleh karena itu penolong atau orang
lain yang berada di kamar bersalin dan kamar operasi
diwajibkan memakai masker.
d. Infeksi rumah sakit.
e. Koitus pada akhir kehamilan dimana ketuban sudah pecah
f. Infeksi intrapartum, yang sering dijumpai pada persalinan
lama, partus terlantar, ketuban pecah lama, sering dilakukan
pemeriksaan dalam.
C. Gejala Klinis
Gejala dari infeksi nifas mungkin ringan, seperti :
Suhu badan 38C atau lebih dalam dua hari setelah persalinan
Mailase total, anorexia, atau demam mungkin mulai lebih awal
pada hari kedua paska persalinan
4
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
5/12
Terjadi ketidaknyamanan pada daerah perineum atau terjadi
distress pada daerah perut bawah, mual dan muntah
Terjadi tachicardi, ileus, nyeri pada area pelvis
Terjadi tenderness sebagai tanda khas dari sepsis postpartum.
Pemeriksaan fisik menyeluruh digunakan untuk mengidentifikasi
adanya infeksi diluar infeksi nifas. Perlu hati-hati dalam pemeriksaan
perut itu dikarenakan akan menyebabkan nyeri pada daerah uterus.
D. Faktor Predisposisi
Terdapat beberapa factor presdiposisi terjadinya infeksi pasca persalinan
antara lain :
Partus lama, ketuban sudah pecah lama, dan partus terlantar
Sejumlah pemeriksaan vagina selama persalinan, terutama disertai
pecahnya ketuban
Teknik aseptic yang tidak dipatuhi
Tidak mencuci tangan dengan benar
Manipulasi intrauterus (misal : pemantauan janin internal,eksplorasi uterus, pengangkata plasenta secara manual)
Infeksi penyakit menular seksual yang tidak ditangani.
Tindakan obstetric operatif baik pervaginam maupun perabdominal
Tertinggalnya sisa-sisa ari, selaput ketuban dan bekuan darah
dalam rongga rahim
Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan, seperti :
perdarahan, kelelahan, malnutrisi, pre-eklamsi, eklamsi, dan
penyait ibu lainnya (penyakit jantung, tuberkolusis paru,
pneumonia, dan lain-lain)
E. Klasifikasi
Infeksi nifas dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Infeksi terbatas lokasinya pada jalan lahir.
5
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
6/12
Infkasi yang terbatas lokasinya antara lain yaitu :
Valvulitis yaitu infeksi pada luka bekas epsiotomi atau robekan
pada perineum
Vaginitis yaitu infeksi pada luka yang terjadi akibat proses
persalinan.
Servisitis yaitu infeksi pada servik agak dalam yang dapat
menjalar ke ligamen latum dan parametrium
Endometritis yaitu infeksi yang terjadi pada tepat insersi
plasenta dan dalam waktu singkat dapat mengenai seluruh
endometrium. Apabila tidak segera diobati dapat terjadi
penjalaran keseluruh tubuh (septicemia)
2. Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui : pembuluh darah
vena, pembuluh limfe dan endometrium.
Infeksi yang menybar antara lain :
Septikemia dan Piemia
Septicemia adalah keadaan dimana kuman-kuman dan atau
toksinnya langsung masuk ke dalam peredaran darah umumdan
menyebabkan infeksi umum.
Parametris
Parametris adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat
terjadi melalui beberapa jalan :
a. Dari sevisitis atau endometritis dan tersebar melalui
pebuluh limfe
b. Langsung meluas dari servitis ke dasar ligamentum
sampai ke parametrium
c. Atau dari sekunder ke tromboflebitis
Peritonitis
Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh
limfe, para metritis yang meluas ke peritoneum, salphingo-
6
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
7/12
ooforitis meluas ke peritoneum, atau langsungsewaktu tindakan
perabdominal.
Salfingitis (salfingo-oorforitis)
Salfingitis adalah peradangan dari adneksia. Terdiri atas
salfingitis akut dan kronik. Gejala klinis dan diagosis hamir
sama dengan parametris. Bila infeksi berlanjut dapat terjadi
piosalfing.
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama pada infeksi nifas ini cenderung sama dengan
keluhan pada penderita pada umumnya
2. Pasien diminta mendeskripsikan penyakit yang dideritanya
sekarang,gejala-gejala yang timbul, perawatan mandiri yang
dilakukan,
3. Riwayat hubungan seksual : sebelumnya apakah pernah
menderita penyakit menular seksual, apakah sering berganti-
ganti pasangan, tipe dan fekuensi hubungan seksual.
4. Gaya hidup : apakah pasien merupakan pengguna obat-obat
terlarang yang digunakan melalui IV, merokok, pemabuk,
malnutrisi atau wanita yang sering stress.
5. Kesehatan menyeluruh : hari terakhir haid terakhir, hari terahir
melakukan pemeriksaan papsmear, riwayat penggunaan alat
kontrasepsi.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik menyeluruh digunakan untuk
mengidentifikasi adanya infeksi diluar infeksi nifas. Dan yang
khusus digunakan untuk pemeriksaan pada daerah perut yang
dilakukan ada dua macam yaitu inspeksi dan palpasi. Perlu hati-
7
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
8/12
hati dalam pemeriksaan perut itu dikarenakan akan menyebabkan
nyeri pada daerah uterus.
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan leboratorium yang dilaksanakan antara lain :
1. Preparat saline basah untuk memeriksa adanya tricomonas
2. Preparat basah potasium peroxide digunakan untuk memeriksa
adanya jamur candidia dan adanya gardnerela.
3. Urinalisis
4. Kultur gonorrhoe
5. Kultur cerviks
6. Kultur herpes servik
7. Pemeriksaan darah lengkap,
8. Pemerilsaan virus herpes simplek tipe 1 dan 2
9. Westrern blood untuk pemeriksaan virus HIV
10. Chlamidia yaitu tes kultur atau tes untuk mendeteksi antigen
2. Diagnosa
a. Gangguan Rasa nyaman nyeri berhubungan dengan effek dari
infeksi
- DO : pasienmengatakan nyeri yang sangt pada daerah
sekitar perut
- DS : Wajah paisen nmpak menahan sakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
nyeriberkurang atau hilang, dengan kriteria hasil
pasien tidakmengeluh nyeri, ekspresi wajah tenang,skala nyeri dalambatas normal (2-3).
Intervensi keperawatan :
1. Berikan individu kesempatan untuk beristirahat.
2. Ajarkan tindakan non infasif, seperti relaksasi.
3. Kaji skala nyeri.
4. Ajarkan metode distraksi selama muncul nyeri akut.
8
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
9/12
5. Beri posisi yang nyaman pada pasien.
6. Kolaborasi pemberian analgetik.
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses terjadinya
infeksi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien
dapat mengungkapkan pemahaman tentang
perawatan diri post partum.
Intervensi keperawatan
1. diskusikan dengan pasien tentang proses terjadinya infeki
dan proses penyembuhan
2. diskusikan dengan pasien kapan melakukan kembali
aktivitas
3. identivikasi keterbatasan individu
4. Kolaborasi pemberian antibiotic
c. Cemas berhubungan dengan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas
pasien berkurang atau hilang
Dengan KH : pasien tidak lagi gelisah
Intervensi keperawatan
1. Yakinkan informasi pasien tentang penyakit yang diderita,
proses penyembuhan dan terapi yang akan diterima
2. kondisikan lingkungan (keluarga) memperhatiakan,
keterbukaan, dan penerimaan.3. dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk
mengekapresikan kecemasannya
4. kaji tersedianya dorongan untuk pasien
9
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
10/12
d. Perubahan proses eliminasi : urinari berhubungan dengan
edema dan nyeri pada daerah abdomen
- DO : Pasien mengatakan takut untuk berkemih
karena nyeri
Tujuan : paeien dapat mengiosongkan kandung kemih secara
teratur
Intervensi keperawatan
1. monitor pola berkemih psien dan monitor keluaran urine
2. Palpasi kandung kemih , selidiki keluhan tidak nyaman,
penuh, ketidak mampuan berkemih
3. Berkan perawatan kebersihan perinel dan kateter (bila ada)
4. kaji karakteristik urine
5. Kolaborasi pemasangan keteter
6. Kolaborasi pemberian dekompresi kandung kemih secara
perlahan
3. Evaluasi
Evaluasi hasil proses keparawatan yang dilakukan harus
berkelanjutan untk mnegetahui apakah tindakan keperawatn yang
dilakukan efektif atau tidak. Evalussi berpusat pada pasien apakah
sudah sesuai dengan tingkatan rencana keperawatan.
10
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
11/12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat
genital dalam masa nifas. Yang sering ditandai dengan demam
selayaknya infeksi biasa, gejala yang timbul ringan bahkan sering tidak
dianggap bermasalah.
Kebanyakan infeksi berasal dari kontaminsai bekteri yang berasal dari
penderita sendiri dan dari transmisi penolong ke pasien. Penyebab dari
infeksi ini kebanyakan dari bakteri jenis coccus
B. Saran
Dalam menolong persalinan diharapkan pasien dan penolong bersih
dari infeksi dalam bentuk apapun dan alat yang digunakan haruslah
steril untuk mengurangi kontaminasi terhadap klien.
11
-
7/28/2019 Post Partum Infeksi
12/12
DAFTAR PUSTAKA
Irene M, Bobak. (1987). Maternity Nursing. New York : The
CV. Mosby Company
Jensen, Bobak. (1985). Maternity and Gynecologic Care. New
York : The CV. Mosby Company
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Saifuddin, Barri, Abdul dkk. (2002). Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoVarney, Helen. (2001).
Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, Hanifa, Prof. dr. (1992). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
12