Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

11
No. ID dan Nama Peserta : / dr. Farah Ekawati Mulyadi No. ID dan Nama Wahana: / RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto Topik: Malaria Falciparum Tanggal (kasus) : 04 Agustus 2014 Nama Pasien : Tn. RAT (30 th) No. RM : 094161 Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Sri Mulya/ dr. Fitri Tempat presentasi: RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto Obyek presentasi : Dokter Internsip Jeneponto Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatu s Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Tujuan: menegakkan diagnosis malaria falciparum dan pengobatannya. Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos Data Pasien: Nama: Tn. RAT (30 th) No.Registrasi: 094161 Nama Perawatan RSUD Lanto 1

description

tugas dibawakan sebagai salah satu tugas iship

Transcript of Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

Page 1: Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Farah Ekawati Mulyadi

No. ID dan Nama Wahana: / RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto

Topik: Malaria Falciparum

Tanggal (kasus) : 04 Agustus 2014

Nama Pasien : Tn. RAT (30 th) No. RM : 094161

Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Sri Mulya/ dr. Fitri

Tempat presentasi: RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto

Obyek presentasi : Dokter Internsip Jeneponto

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi:

Tujuan: menegakkan diagnosis malaria falciparum dan pengobatannya.

Bahan

bahasan:

Tinjauan

pustaka

Riset Kasus Audit

Cara

membahas:

Diskusi Presentasi dan

diskusi

E-mail Pos

Data Pasien: Nama: Tn. RAT (30 th) No.Registrasi: 094161

Nama klinik Perawatan RSUD Lanto Dg.

Pasewang Jeneponto

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/gambaran klinis: Seorang laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan demam

menggigil sejak 2 hari yang lalu, demam dirasakan naik turun, mulai naik pada sore hari

demam disertai keluhan menggigil, setelah demam pasien merasa sangat berkeringat.

Nyeri di ulu hati dialami sejak 1 hari terakhir. Mual ada, muntah ada 1x tidak

menyemprot isi sisa makanan, darah tidak ada. BAK: kesan lancar, warna teh pekat, tidak

ada nyeri, tidak ada kencing berpasir, tidak keruh, dan tidak ada darah. BAB: konsistensi

biasa, warna kuning, tidak ada darah.

2. Pemeriksaan fisis: TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, P:20 x/mnt, S: 39.2 ºC.

3. Riwayat pengobatan: Pasien pernah berobat dengan obat anti demam dari apotik.

1

Page 2: Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

4. Riwayat kesehatan/penyakit: pasien pernah tinggal selama 2 bulan di daerah endemis

malaria (Ternate) dan kemudian pulang 1 minggu yang lalu.

5. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien

6. Riwayat pekerjaan: Pasien bekerja sebagai wiraswasta.

7. Lain-lain: -

Daftar Pustaka:

Harijanto PN., Malaria Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam, Edisi IV. Jilid 3. Jakarta:

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006 : 1732-44.

Zein U., Penanganan terkini malaria falciparum. Divisi penyakit tropik dan infeksi,

Bagian IPD FK USU. Medan. 2005: 1-14.

Hasil pembelajaran:

1. Kriteria Diagnosis Malaria Falciparum

2. Penanganan Malaria Falciparum

2

Page 3: Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:

Seorang laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan demam menggigil sejak 2 hari yang

lalu, demam dirasakan naik turun, mulai naik pada sore haridemam disertai keluhan

menggigil, setelah demam pasien merasa sangat berkeringat. Nyeri di ulu hati dialami

sejak 1 hari terakhir. Mual ada, muntah ada 1x tidak menyemprot isi sisa makanan, darah

tidak ada. BAK: kesan lancar, warna teh pekat, tidak ada nyeri, tidak ada kencing

berpasir, tidak keruh, dan tidak ada darah. BAB: konsistensi biasa, warna kuning, tidak

ada darah.

2. Obyektif:

Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh, Pemeriksaan fisis: TD: 120/80 mmHg, N: 88

x/mnt, P:20 x/mnt, S: 39.2 ºC.

Kepala :

Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterus (+), bibir tidak sianosis

Mulut :

Tidak ditemukan bercak – bercak putih pada rongga mulut

Leher :

Tidak didapatkan massa tumor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar

leher. DVS R-2 cmH2O.

Thoraks :

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, ikut gerak napas, bentuk normochest

Palpasi : Tidak ada massa tumor, tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus

simetris kiri dan kanan.

Perkusi : Sonor kedua lapangan paru, batas paru hepar sela iga VI anterior dextra.

Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan terletak pada

linea sternalis kanan, batas jantung kiri sesuai dengan ictus cordis terletak

3

Page 4: Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

pada sela iga V linea medioklavikularis kiri)

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, bunyi tambahan (-)

Abdomen :

Inspeksi : Datar, ikut gerak napas

Auskultasi : Peristaltik kesan normal

Palpasi : massa tumor (-), NT (-),hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Tympani

Ekstremitas : Edema (-)/(-)

Pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan:

Darah rutin:

WBC : 8.000/µL

RBC : 4.860.000/µL

Hb : 14,3 gr/dL

HCT : 39,0 %

PLT : 150.000/ml

LED : 20 mm/jam.

Rumpe Leede: Negatif

Widal:

O : 1/80

H : 1/80

AH : 1/80

BH : 1/80

Kimia darah:

SGOT :106 U/L

SGPT : 134 U/L

Bil. Total : 4,6 mg/dl

Bil. Direct : 1,91 mg/dl

DDR : (+) Plasmodium falciparum

4

Page 5: Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

3. Assesment:

Malaria Falciparum:

Malaria merupakan masalah kesehatan di banyak negara di seluruh dunia. Tiga

ratus juta penduduk diserang setiap tahunnya dan 2-4 juta meninggal dunia. Indonesia

merupakan daerah endemis malaria walaupun telah dilakukan program pelaksanaan dan

pemberantasan penyakit malaria sejak tahun 1959, namun hingga saat ini angka

morbiditas dan mortalitas masih cukup tinggi.

Malaria adalah suatu penyakit protozoa dari genus plasmodium yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Malaria dapat juga ditularkan secara langsung

melalui transfuse darah, jarum suntik serta dari ibu hamil kepada bayinya. Pada manusia

terdapat 4 spesies plasmodium yaitu falciparum, vivax, malaria, dan ovale.

Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam periodic, anemia,

trombositopenia, dan splenomegaly. Berat ringannya manisfestasi malaria tergantung

jenis plasmodium yang menyebabkan infeksi dan imunitas penderita.

Diagnostik malaria sebagaimana penyakit pada umumnya didasarkan pada gejala

klinis, penemuan fisik diagnostic, laboratorium darah, uji imunoserologis dan

ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam darah tepi penderita sebgau gold standard.

Komplikasi:

Malaria falciparum adalah jenis malaria yang seringkali menyebabkan komplikasi

yang seringkali disebut sebagai pernicious manifestations dapat terjadi antara lain:

Malaria serebral (koma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30

menit setelah kejang, derajat penurunan kesadaran harus dinilai dengan GCS.

Asidemia/asidosis

Anemia berat

Gagal ginjal akut

Edema paru non kardiogenik/ARDS

Hipoglikemia (GDS<40 mg/dl)

Gagal sirkulasi/syok

Perdarahan spontan

Kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam.

5

Page 6: Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

Hemoglobinuria

4. Plan:

Diagnosis :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium.

Dx: Malaria Falciparum

Penatalaksanaan

Saat ini obat anti malaria yang tersedia di Indonesia terdiri dari obat-obat lama seperti

klorokuin, pirimetamin-sulfadoksin, kina dan primakuin, juga sudah ada beberapa obat

baru yang penggunaannya masih terbatas di daerah tertentu dan belum direkomendasi

secara luas oleh Depkes. Contoh obat baru tersebut adalah kombinasi artesunat dengan

amodiakuin, kombinasi artesunat dengan meflokuin, kombinasi artemisin dengan

naftokuin, artemeter injeksi.

Antibiotika yang bersifat antimalaria seperti derivat tetrasiklin, doksisiklin,

klindamisin, eritromisin, kloramfenikol, eritromisin, sulfametoksazol-trimetoprim dan

kuinolon. Obat ini umumnya bersifat skizontosida darah untuk P.falciparum, kerjanya

sangat lambat dan kurang efektif. Oleh sebab itu, obat ini digunakan bersama obat

antimalaria lain yang kerjanya cepat dan menghaslikan efek potensial yaitu antara lain

dengan kina.

5. Implementation

Pengobatan:

1. Bed Rest

2. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

3. Inj. Ranitidine 1 amp/8j/iv

4. Inj. Metamizol 1 amp/8j/iv

5. DHP (Dihydroartemisin dan piperaquin) 0-0-3 selama 3 hari

6. Primakuin 0-0-2 selama 7 hari

6. Evaluation

Prognosis

6

Page 7: Porto Folio1_malaria Falcifarum (Kasus Medik)

Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila terjadi malaria berat. Pada malaria

berat, mortalitas tergantung pada kecepatan penderita tiba di RS, kecepatan diagnosa dan

penanganan yang tepat. Walaupun demikian mortalitas penderita malaria berat di dunia

masih cukup tinggi bervariasi 14-60% tergantung fasilitas pemberi pelayanan. Makin

banyak jumlah komplikasi akan diikuti dengan peningkatan mortalitas, misalnya

penderita dengan malaria cerebral dengan hipoglikemia, peningkatan kreatinin, dan

peningkatan bilirubin mortalitasnya lebih tinggi dari pada malaria cerebral saja.

Pendidikan:

Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.

o Konsultasi:

Dijelaskan adanya konsultasi dengan spesialis penyakit dalam dan disiplin ilmu

lain jika ada komplikasi untuk penanganan lebih lanjut.

o Rujukan:

Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit

dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Peserta, Pendamping,

dr. Farah Ekawati Mulyadi dr. Sri Mulya/ dr. Fitri

7