PMS (Premenstrual Syndrome)

5
PMS (Premenstrual Syndrome) 1. Pengertian PMS merupakan suatu kondisi yang dialami wanita yakni munculnya beberapa gejala fisik, emosi dan perubahan perilaku yang terjadi sebelum menstruasi, mengganggu aktivitas harian, dan gejala akan berangsur-angsur menghilang saat onset menstruasi (Elvira, 2010; Dickerson et al, 2003). 2. Etiologi Penyebab PMS berhubungan dengan beberapa faktor yakni: a. Faktor hormonal Ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron dimana estrogen sangat berlebih & hingga melampaui batas normal sedangkan progesteron kadarnya menurun. b. Faktor kimiawi Kadar serotonin berubah-ubah selama siklus menstruasi, yang mana aktivitas serotonin sendiri berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, kelelahan, agresif, dan lain sebagainya. Kadar serotonin yang rendah ditemukan pada wanita dengan PMS. c. Faktor genetik Insiden PMS 2x lebih tinggi pada kelahiran kembar satu telur (monozigotik) dibandingkan kelahiran kembar dua telur (dizigotik).

description

Tentang PMS penyebab gejala dan faktor resiko.

Transcript of PMS (Premenstrual Syndrome)

Page 1: PMS (Premenstrual Syndrome)

PMS (Premenstrual Syndrome)

1. Pengertian

PMS merupakan suatu kondisi yang dialami wanita yakni munculnya

beberapa gejala fisik, emosi dan perubahan perilaku yang terjadi sebelum

menstruasi, mengganggu aktivitas harian, dan gejala akan berangsur-angsur

menghilang saat onset menstruasi (Elvira, 2010; Dickerson et al, 2003).

2. Etiologi

Penyebab PMS berhubungan dengan beberapa faktor yakni:

a. Faktor hormonal

Ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron dimana

estrogen sangat berlebih & hingga melampaui batas normal sedangkan

progesteron kadarnya menurun.

b. Faktor kimiawi

Kadar serotonin berubah-ubah selama siklus menstruasi, yang mana

aktivitas serotonin sendiri berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan,

kelelahan, agresif, dan lain sebagainya. Kadar serotonin yang rendah

ditemukan pada wanita dengan PMS.

c. Faktor genetik

Insiden PMS 2x lebih tinggi pada kelahiran kembar satu telur

(monozigotik) dibandingkan kelahiran kembar dua telur (dizigotik).

d. Faktor psikologis

Stres sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian PMS. Gejala-gejala

PMS akan makin nyata dialami oleh wanita yang terus menerus

mengalami tekanan psikologis.

e. Faktor gaya hidup

Rendahnya asupan vitamin dan mineral tertentu (vitamin B6, kalsium, &

magnesium) dapat menurunkan kadarnya di dalam tubuh. Hal ini akan

memperberat gejala PMS (Saryono, 2009; Scholten, 2008) .

3. Patofisiologi

Penyebab gejala yang komplek saat PMS tidak ketahui secara pasti, namun

konsensus yang baru menyebutkan bahwa fungsi fisiologis ovarium sebagai

pemicu munculnya gejala PMS. Riset lebih lanjut menunjukkan bahwa

Page 2: PMS (Premenstrual Syndrome)

serotonin (5 hidroksi triptamin ) berhubungan dengan patogenesis PMS.

Aktivitas serotonin berhubungan dengan gejala kecemasan, depresi, kelelahan,

pola makan, impulsif, agresif, dan lain-lain. Kadar dan aktivitas serotonin

yang rendah ditemukan pada wanita dengan PMS. Aktivitas serotonin pun

dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Stres diketahui juga

sebagai pengacau pola ovulasi. Kacaunya pola ovulasi berakibat pada ovulasi

yang kurang sempurna. Ovulasi yang kurang sempurna akan menurunkan

kadar serotonin diotak (Saryono, 2009).

4. Gejala PMS

Gejala PMS terhitung sangat banyak hingga 200 gejala, namun ada 3 gejala

yang paling mudah dikenali yakni mudah tersinggung/ sensitif (irritable),

ketegangan, dan perasaan tidak nyaman/ tidak bahagia.

Gejala PMS meliputi gejala fisik , emosi dan perilaku diantaranya :

Gejala fisik :

a. Nyeri / bengkak pada payudara.

b. Perut membengkak / menggembung serta mengalami diare atau

konstipasi.

c. Nyeri kepala , migren.

d. Kaki dan tangan membengkak.

e. Nyeri dan kaku pada otot dan persendian.

f. Mual , muntah.

Gejala emosi dan perilaku :

a. Depresi.

b. Kecemasan.

c. Insomnia, hipersomnia.

d. Berkurangnya minat terhadap aktivitas.

e. Sulit berkonsentrasi.

f. Kelelahan.

g. Murung, menurunnya mood.

h. Lekas marah , sensitif (irritable) (O’Brien et al, 2007; Pinkerton, 2010;

Johnson, 2004).

Tidak semua tanda & gejala diatas selalu muncul, namun wanita dikategorikan

mengalami PMS jika didapatkan satu gejala emosi dan satu gejala fisik yang

Page 3: PMS (Premenstrual Syndrome)

dialami saat pramenstruasi (10-14 hari menjelang menstruasi) setidaknya tiga

siklus berturut-turut, berdampak negatif terhadap aktivitas harian, dan gejala

menghilang setelah menstruasi berakhir. Namun kerap kali yang disebut

sebagai gejala PMS adalah munculnya gejala emosional. (Elvira,2010)

5. Faktor resiko PMS

Wanita yang beresiko tinggi terkena PMS antara lain :

a. Riwayat keluarga.

b. Wanita yang pernah melahirkan.

c. Status perkawinan.

d. Usia.

e. Stres.

f. Diet.

g. Gaya hidup.

h. Kegiatan fisik (Saryono, 2009).

Daftar Pustaka

Dickerson L.M., Mazyck P.J., Hunter M.H. 2003. Premenstrual Syndrome.

http://www.aafp.org/afp/2003/0415/p1743.html. (27 April 2011).

Elvira S. D. 2010. Sindrom Pra-Menstruasi Normalkah?. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI, pp: 5-12.

Johnson S. 2004. Premenstrual Syndrome (Premenstrual Tension).

http://www.health.am/gyneco/more/premenstrual-syndroma-premenstrual-tension.

( 27 April 2011).

O’Brien PM S., Rapkin J.A., Schmidt P.J. 2007. The Premenstrual Syndromes

: PMS and PMDD. United Kingdom: Informa Healthcare, p:33.

Pinkerton J.V. 2010. Premenstrual Syndrome (PMS).

http://www.merckmanuals.com/professional/sec18/ch244/ch244g.html. (27 April

2011).

Saryono, Waluyo S. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika, pp: 17-25.

Scholten A. 2009. Risk Factor for Premenstrual Syndrome (PMS).

http://www.vnacarenewengland.org/body.cfm?id=103&chunkiid=20024. (27 April

2011).