PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Perubahan Suhu Benda melalui simulasi...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Perubahan Suhu Benda melalui simulasi...
PENGARUH SIMULASI KOMPUTER TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN
KALOR KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh :
Lorentina Elsi (121424059)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH SIMULASI KOMPUTER TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN
KALOR KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh :
Lorentina Elsi (121424059)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Everything will be okay in the end.
If it’s not okay, It’s not the end.
(unknown)
Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun setiap langkahku
Bapak dan Mama tercinta
Kak Vika, Vian, dan penyemangatku Engel
Terimakasih atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Lorentina Elsi. 2016. Pengaruh Simulasi Komputer Terhadap Keterampilan
Proses Sains dan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Kalor Kelas VII
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing:
Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan keterampilan
proses sains siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada topik Kalor
dan Perubahan Suhu Benda melalui simulasi komputer, (2) Peningkatan hasil
belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada topik Kalor dan
Perubahan Suhu Benda melalui simulasi komputer. Data dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan
uji-T.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan 8
Maret 2016 dengan mengambil sampel 30 siswa kelas treatmen dan 12 siswa
kelas kontrol. instrument yang digunakan yaitu pretest dan posttest sebagai tes
tertulis untuk melihat hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa serta
laporan kerja siswa menggunakan simulasi komputer dan lembar observasi untuk
melihat keterampilan proses sains.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada topik Kalor dan
Perubahan Suhu Benda menggunakan simulasi komputer di SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta: (1) tidak meningkatkan keterampilan proses sains siswa, (2) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa namun peningkatannya tidak berbeda dengan
pembelajaran fisika dengan menggunakan metode ceramah.
Kata Kunci : Keterampilan Proses Sains, Hasil Belajar, Simulasi Komputer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Lorentina Elsi. 2016. The Influence Of Computer Simulations Toward
Science Process Skills And Learning Outcomes On The Topic About
Heat In Class Vii Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School.
Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics
and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta. Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J.,
M.S.T.
This study aims to determine: (1) The improvement of science process
skills of students in class VII Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School on
the topic about Heat and Change Temperature through computer simulation, (2)
The improvement of student learning outcomes in class VII Pangudi Luhur 1
Yogyakarta Junior High School on topic about Heat and temperature changes
through computer simulation. Data were analyzed quantitatively and
qualitatively. The quantitative data were analyzed using t-test.
This research was held on March 1, 2016 until March 8, 2016 by taking a
sample of 30 students for treatments class and 12 students for control class.
Instrument used is pretest and posttest as a written test to see the learning
outcomes and science process skills of students as well as students work report
using computer simulations and observation sheet to see science process skills.
The results of this research indicate that physics study on topic about Heat
and Changes in temperature objects using computer simulations in SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta: (1) does not increase the science process skills of students,
and (2) can improve student learning outcomes, but the increase is not different
from the learning physics using the lecture method.
Keywords: Science Process Skills, Learning Outcomes, Computer Simulation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Simulasi Komputer Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Hasil
Belajar Pada Pokok Bahasan Kalor Kelas VII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta”. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini ada
begitu banyak pihak yang telah berkonstribusi besar dalam proses pengerjaan
skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing
skripsi yang dengan sabar membimbing, memberi arahan dan
sumbangan pemikiran kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelasaikan skripsi ini.
2. Br. Yosep Anton Utmiyadi FIC, S.S., selaku kepala sekolah dan ibu
C. Peni Suryaningtyas, S.Pd., selaku wakil kepala sekolah bagian
kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 yogyakarta yang telah memberikan
izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
3. Ibu Th. Andriyani, S.Si., selaku guru IPA SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada
penulis untuk meneliti di kelas yang beliau ampu.
4. Pak A. Dwi Mawardi, S.Kom., selaku guru komputer dan pengelola
laboratorium komputer yang telah membantu dan mengizinkan
peneliti untuk menggunakan laboratorium komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Teman-teman kelas VII F dan VII G SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
6. Bapak Usianto dan mama Vinsensia, kakakku Ludovika dan adikku
Silvester Novian yang selalu setia mendoakan dan memberikan
semangat dan dukungan sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
7. Engelbertus Vione yang selalu menyemangatiku dan mengingatkanku
sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
8. Ita Susanti dan Bernadetta Savitri Sutasoma selaku sahabat, partner
skripsi yang senantiasa mengingatkan, menyemangati, dan membantu
penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
9. Elisabeth Wora dan Tri Wahyu Ningsi Pasinggi yang telah membantu
penulis mengobservasi siswa saat pengambilan data.
10. Segenap dosen program studi pendidikan Fisika yang telah
membimbing, mendidik, membagikan ilmu, dan pengalaman kepada
penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah mendoakan dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya dan dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih baik.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
ABSTRACT ..............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 5
A. Simulasi Komputer .......................................................................................... 5
B. Belajar .............................................................................................................. 7
1. Pengertian Belajar ...................................................................................... 7
2. Hasil Belajar ............................................................................................... 9
C. Keterampilan Proses Sains ............................................................................. 13
1. Keterampilan Proses Tingkat Dasar ......................................................... 15
2. Keterampilan Proses Terpadu .................................................................. 18
D. Materi ............................................................................................................ 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 25
A. Design Penelitian ........................................................................................... 25
B. Subyek Penelitian ........................................................................................... 27
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 27
D. Treatmen ........................................................................................................ 27
1. Kelas Simulasi Komputer (Kelas Treatmen) ........................................... 27
2. Kelas Kontrol .......................................................................................... 28
E. Instrumen ....................................................................................................... 29
1. Tes Tertulis............................................................................................... 29
2. Lembar Observasi .................................................................................... 33
3. Laporan Kerja Siswa ................................................................................ 33
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................................... 33
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. 33
F. Analisa Data ................................................................................................... 34
1. Penskoran Pretest dan Posttest ................................................................ 34
2. Penskoran untuk Laporan Kerja Siswa .................................................... 38
3. Pengujian .................................................................................................. 40
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ................................................................ 45
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 45
1. Persiapan Penelitian ................................................................................. 46
2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 47
B. Hasil dan Analisa Data ................................................................................... 52
1. Keterampilan Proses Sains ....................................................................... 52
2. Hasil Belajar Siswa .................................................................................. 59
C. Pembahasan .................................................................................................... 66
1. Peningkatan Keterampilan Proses Sains .................................................. 66
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ............................................................. 69
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 75
A. Kesimpulan .................................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 77
LAMPIRAN ............................................................................................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kalor Jenis Beberapa Bahan ............................................................................. 24
Tabel 3.1. Pre-test dan post-test control group design ........................................... 26
Tabel 3.2. Kisi-kisi tes pengetahuan tentang kalor dan perubahan suhu benda ...... 30
Tabel 3.3. Kisi-kisi tes keterampilan proses sains ................................................... 30
Tabel 3.4. Klasifikasi tingkat penguasaan hasil belajar dan keterampilan proses
sains ........................................................................................................ 41
Tabel 4.1. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas treatmen ................................... 47
Tabel 4.2. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol ..................................... 50
Tabel 4.3. Nilai pretest dan posttest keterampilan proses sains kelas
treatmen ................................................................................................. 52
Tabel 4.4. Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Proses
Sains Siswa ............................................................................................. 53
Tabel 4.5. Tabel klasifikasi keterampilan proses sains awal dan akhir
pembelajaran kelas treatmen .................................................................. 54
Tabel 4.6. Klasifikasi keterampilan proses sains siswa secara umum dari hasil
pretest dan posttest untuk setiap aspek ................................................... 55
Tabel 4.7. Nilai laporan kerja siswa kelas treatmen ................................................ 55
Tabel 4.8. Klasifikasi keterampilan proses sains dari hasil laporan kerja siswa
kelas treatmen ......................................................................................... 56
Tabel 4.9. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek membuat
rumusan masalah .................................................................................... 57
Tabel 4.10. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek menyusun
hipotesa ................................................................................................... 57
Tabel 4.11. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek menentukan
variabel ................................................................................................... 57
Tabel 4.12. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek membuat
rancangan percobaan sederhana ............................................................. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.13. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek menganalisis
penyelidikan............................................................................................ 58
Tabel 4.14. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek memberi
hubungan variabel ................................................................................... 59
Tabel 4.15. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains secara umum dari laporan
kerja siswa untuk setiap aspek ................................................................ 59
Tabel 4.16. Nilai pretest dan posttest hasil belajar siswa kelas treatmen dan
kelas kontrol ........................................................................................... 60
Tabel 4.17. Uji T-Independen Nilai Pretest Siswa Kelas Treatmen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 61
Tabel 4.18. Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Treatmen ........ 62
Tabel 4.19. Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol ........... 63
Tabel 4.20. Klasifikasi hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran kelas
treatmen dan kelas kontrol ...................................................................... 64
Tabel 4.21. Uji T-Independen Nilai Pretest Siswa Kelas Treatmen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............................. 80
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 81
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 82
Lampiran 4. Soal Pretest dan Posttest ..................................................................... 85
Lampiran 5. Lembar Observasi ................................................................................ 88
Lampiran 6. RPP Kelas Kontrol............................................................................... 90
Lampiran 7. RPP Kelas Treatmen ............................................................................ 95
Lampiran 8. Kunci Jawaban Test Tertulis ............................................................. 102
Lampiran 9. Kunci Jawaban Laporan Kerja Siswa ................................................ 106
Lampiran 10. Sampel Instrument Pretest................................................................. 109
Lampiran 11. Sampel Instrument Posttest ............................................................... 114
Lampiran 12. Sampel Lembar Observasi ................................................................. 117
Lampiran 13. Sampel Laporan Kerja Siswa ............................................................ 120
Lampiran 14. Daftar Nilai Kelas Treatmen (VII F) ................................................. 123
Lampiran 15. Daftar Nilai Kelas Kontrol (VII G) ................................................... 124
Lampiran 16. Daftar Nilai Laporan Kerja Siswa ..................................................... 125
Lampiran 17. Hasil observasi ................................................................................... 127
Lampiran 18. Foto-Foto Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains tak terlepas dari kehidupan manusia. Peristiwa sehari-hari yang kita
alami hampir semuanya berkaitan dengan sains. Sains berupaya untuk
meningkatkan minat manusia terhadap alam beserta isinya (Samatowa, 2010: 1).
Hakikat pembelajaran sains yang dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang alam
yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam
sebagai produk, proses dan sikap. Sikap yang dimaksud dalam pembelajaran IPA
adalah sikap ilmiah, yaitu: sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, teliti dan objektif
terhadap fakta. Proses dalam memahami IPA adalah keterampilan proses sains,
yaitu keterampilan yang dilakukan oleh ilmuwan, seperti mengamati, mengukur,
mengklasifikasikan, dan menyimpulkan. Ilmu pengetahuan sebagai produk, yaitu
kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk
konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis (Susanto,
2013).
Produk dari sains dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari salah
satunya adalah bidang teknologi. Tingkat sains dan teknologi yang dicapai oleh
suatu bangsa dapat dijadikan tolok ukur suatu bangsa sebagai kemajuan bangsa
(Samatowa, 2010: 2). Dari sini dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa
dapat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki suatu
bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut UNESCO, salah satu keterampilan yang dituntut pada abad 21 adalah
penguasaan informasi (Sani, 2014: 8). Pembelajaran juga harus menguasai
informasi, media, dan teknologi, yakni melek informasi, melek media, dan melek
TIK (Partnership for 21st century, 2008 dalam Sani, 2014: 8 ). Pada masa
mendatang, kita akan menghadapi beberapa tantangan yang menuntut perubahan
paradigma pendidikan tradisional yang selama ini masih diterapkan di Indonesia.
Oleh karena itu, siswa harus dibekali ilmu, keterampilan dan pengetahuan yang
dapat membantu menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Untuk itu,
pembelajaran saat ini penting untuk melatih menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah,
pembelajaran fisika di sekolah lebih cenderung ditekankan pada teori tanpa
praktik. Fasilitas proyektor dan viewer dimanfaatkan guru hanya sebatas alat
bantu penyampaian materi di depan kelas. Guru lebih senang berceramah di depan
kelas dengan dibantu tampilan slide powerpoint, kemudian siswa mendengar
sambil mencatat. Guru tidak menggunakan metode praktikum dalam
pembelajarannya karena alat-alat laboratorium kurang lengkap ataupun alat-
alatnya tidak bisa digunakan dikarenakan rusak. Dalam pembelajarannya sains di
sekolah, guru lebih memfokuskan hasil akhir dibandingkan dengan proses
pembelajarannya akibatnya keterampilan proses sains siswa rendah.
Meskipun demikian, guru harusnya bisa mengganti dengan menggunakan
media pembelajaran lainnya, misalnya penggunaan komputer dan viewer.
Keterbatasan dalam peralatan laboratorium bisa saja disiasati dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memaksimalkan penggunaan media pembelajaran komputer. Untuk membantu
mempermudah proses belajar mengajar di sekolah dengan segala keterbatasan
laboratorium yang ada, peneliti tertarik menggunakan simulasi komputer sebagai
alternatif lain yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Keterbatasan alat-
alat laboratorium dapat menghambat kegiatan belajar mengajar khususnya saat
akan digunakan untuk praktikum. Misalnya saja, saat melaksanakan praktikum
dengan alat-alat yang terbatas, satu kelompok beranggotakan banyak,
kemungkinan tidak semua anggota mendapatkan kesempatan yang sama untuk
menggunakan alat praktium. Hal ini dapat membuat siswa kurang terlibat dalam
praktikum. Selain terkendala alat-alat praktikum yang terbatas, biasanya peralatan
laboratorium di sekolah banyak yang rusak, dikarenakan kurang terawat ataupun
akibat jarang digunakan. Apabila tetap digunakan, dapat menyebabkan hasil yang
tidak akurat jika praktikum berkaitan dengan pembuktian teori atau suatu konsep.
Hal ini dapat menimbulkan miskonsepsi.
Berdasarkan situasi ini, peneliti ingin menggunakan simulasi komputer untuk
mengamati keterampilan proses sains yang dimiliki siswa serta hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah simulasi komputer mempengaruhi keterampilan proses sains siswa
kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada topik kalor dan Perubahan
Suhu Benda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Apakah simulasi komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada topik Kalor dan Perubahan Suhu
Benda?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta pada topik Kalor dan Perubahan Suhu Benda melalui simulasi
komputer.
2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
pada topik Kalor dan Perubahan Suhu Benda melalui simulasi komputer.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi dosen, guru dan calon guru
Manfaat penelitian bagi dosen, guru dan calon guru adalah sebagai alternatif
lain yang dapat digunakan apabila tidak memungkinkan untuk melaksanakan
eksperimen.
2. Bagi siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah :
a. Melatih dan menumbuhkan keterampilan proses sains siswa dalam
pembelajaran fisika.
b. Siswa memperoleh pengalaman belajar IPA dengan menggunakan
simulasi komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Simulasi Komputer
Simulasi komputer (Suparno, 2013) adalah model pembelajaran menggunakan
program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan fisika, tidak
melalui percobaan fisika di laboratorium, tetapi melalui monitor komputer dan
siswa dapat mempelajarinya dari simulasi itu.
Adapun beberapa keuntungan dari simulasi komputer (Suparno, 2013: 119)
adalah:
1. Dapat dilakukan siswa kapanpun termasuk di rumah sehingga mereka
dapat belajar lebih lama dan mengulang bahan lebih lama tanpa terikat
guru, jam, atau waktu.
2. Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya mahal.
3. Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam model
sehingga siswa semakin jelas menangkap konsepnya. Misalnya: model
gerak atom.
4. Di internet banyak sekali model percobaan dengan simulasi yang dapat
dijadikan tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya.
5. Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi komputer dapat
membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat
membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang
mereka lakukan dan lihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan simulasi komputer yang diambil
dari suatu situs di internet, yakni simulasi PhET.
Simulasi PhET
Physics Education Technology atau PhET merupakan sebuah aplikasi yang
berisi simulasi-simulasi untuk mengajar dan belajar fisika yang dikembangkan
oleh Universitas Colorado. Simulasi PheT menggunakan gambar bergerak
(animasi), bersifat interaktif dan dibuat layaknya permainan dimana siswa dapat
belajar dengan bereksplorasi. Simulasi ini menekankan pada hubungan antara
fenomena dalam kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya serta berusaha
untuk membuat model-model konseptual fisis yang mudah dimengerti oleh para
siswa (Perkins dkk, 2006: 18).
Seluruh pengaturan dalam simulasi ini sederhana dan mudah digunakan,
misalnya click dan drag, serta tombol-tombol pendukung lain yang juga dapat
digunakan.
Simulasi PhET dapat memberi gambaran atau menampilkan hal yang tidak
dapat dilihat, misalnya energi, atom, medan listrik dan electron. Pada simulasi ini
juga menyediakan berbagai alat ukur, seperti: penggaris, stopwatch, thermometer
dan lainnya (Perkins dkk, 2006: 19).
Simulasi PhET ini dibuat dalam Java dan Flash sehingga dapat dijalankan
langsung dari website PhET (http://phet.colorado.edu) menggunakan web
browser standar. Selain itu, PhET juga dapat diunduh secara gratis dan dipasang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pada komputer (perangkat lokal) sehingga dapat digunakan secara offline (Perkins
dkk, 2006: 19).
Berikut kelebihan dari penggunaan simulasi PhET dibandingkan dengan
menggunakan peralatan dalam demonstrasi (Wieman dkk. 2010: 226) :
1. Dapat digunakan dikelas ketika peralatan laboratorium tidak tersedia atau
sulit untuk dirangkai;
2. Dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang tidak mungkin untuk
dilakukan;
3. Mudah untuk mengubah variabel-variabelnya;
4. Dapat menampilkan hal-hal yang tidak dapat dilihat;
5. Siswa dapat menjalankan simulasi tersebut menggunakan komputernya
sendiri di rumah untuk mengulangi atau memperdalam pemahamannya
mengenai eksperimen di kelas.
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Gager Berlinger mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Menurut teori
konstruktivisme (Suparno, 2013: 19) belajar adalah proses yang aktif dimana
siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa berusaha mencari makna dari
apa yang telah mereka pelajari. Menurut Sudjana (dalam Jihad dan Haris, 2013: 2)
belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada
pada individu yang belajar. Menurut filsafat konstruktivisme (dalam Suparno,
2013: 14) pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri yang
menekuninya. Pengetahuan adalah akibat dari konstruksi kognitif melalui kegiatan
berpikir seseorang (Suparno: 2013).
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses aktif yang didalamnya seseorang mengalami perubahan-
perubahan dalam dirinya, baik sikap atau perilaku, dan juga pola pikir yang
dihasilkan dari pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
Menurut pandangan konstruktivisme tentang belajar (Samatowa, 2010: 54)
belajar dikatakan sebagai perubahan konsepsi. Belajar tergantung bukan hanya
pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka
lakukan, lihat, dan dengar (West & Pines, 1985, dalam Samatowa, 2010).
Adapun seseorang dikatakan telah belajar apabila sudah terdapat perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Ciri-ciri seseorang dikatakan telah belajar adalah :
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan;
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap;
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Hasil Belajar
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto,
2013:5). Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan (Hamalik, 2001: 31).
Menurut Benyamin S. Bloom terdapat tiga ranah (domain) dari hasil belajar,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dari ranah kognitif ini
merupakan hasil dari proses berfikir atau perilaku dari hasil kerja otak. Hasil
belajar untuk ranah afektif merupakan perilaku yang dimunculkan seseorang
sebagai pertanda untuk membuat pilihan atau keputusan akan sesuatu hal.
Sedangkan untuk hasil belajar pada ranah psikomotorik yaitu dimunculkan oleh
hasil kerja fungsi tubuh manusia. Selanjutnya Benyamin S. Bloom berpendapat
bahwa hasil belajar dapat dikelompokan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan
dan keterampilan (dalam Jihad dan Haris, 2013: 14).
a. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:
1) Pengetahuan tentang fakta
2) Pengetahuan tentang prosedural
3) Pengetahuan tentang konsep
4) Pengetahuan tentang prinsip.
b. Keterampilan juga terdiri dari empat prinsip, yaitu:
1) Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif
2) Keter ampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik
3) Keterampilan bereaksi atau bersikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4) Keterampilan berinteraksi.
Dari beberapa pengertian belajar, dapat dipahami makna hasil belajar yaitu
adanya perubahan-perubahan dalam diri individu yang bersangkutan. Perubahan-
perubahan itu dapat menyangkut aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek
afektif.
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan
proses (aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif) (Susanto, 2013).
Menurut teori Gestalt (Susanto, 2013: 12), belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik berasal dari siswa
sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.
Russefendi (Susanto, 2013: 14) mengidentifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam, yaitu:
a. Kecerdasan anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat dan
lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu
permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan
apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk
meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan
meskipun tak akan terlepas dari faktor lainnya.
b. Kesiapan atau kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau
organ-orgam sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Setiap upaya belajar akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu,
karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan
anak.
c. Bakat anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu, maka bakat akan
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.
d. Kemauan belajar
Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang tinggi
tentunya berpengaruh positf terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena
kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.
e. Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keingginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat
besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada
siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap
materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar yang lebih giat lagi,
dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
f. Model penyajian materi pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian
materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
manarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara
positif terhadap keberhasilan belajar.
g. Pribadi dan sikap guru
Kepribadian dan sikap siswa guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam
perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi
dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut,
penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat marah,
tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam
bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta
bekerja penuh dedikasi dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia
lakukan.
h. Suasana pengajaran
Suasana belajar yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan
guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya akan
memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.
i. Kompetensi guru
Guru yang professional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu.
Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa belajar. Guru
yang professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan
mengusai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode
belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan ini bisa berjalan dengan
semestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
j. Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan
berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam
dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun ikut mempengaruhi kepribadian
siswa. kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang oleh keluarga dan
sekolah.
C. Keterampilan Proses Sains
Usman dan Setiawati (Susanto, 2013: 9) mengungkapkan keterampilan proses
adalah keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental,
fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi
dalam diri siswa. Indrawati (dalam Susanto, 2013: 9) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah
(baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan
suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan suatu konsep yang
ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.
Menurut Samatowa (2010: 93) keterampilan proses sains merupakan keterampilan
intelektual yang dimiliki dan digunakan oleh para ilmuwan dalam meneliti
fenomena alam.
Dari beberapa definisi diatas, keterampilan proses dapat diartikan sebagai
keterampilan ilmiah yang dimiliki ilmuwan yang digunakan untuk menemukan
konsep, teori, atau prinsip dalam meneliti fenomena alam. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keterampilan proses ini penting dimiliki siswa untuk dapat melakukan
penyelidikan-penyelidikan seperti yang dilakukan ilmuwan dalam meneliti
fenomena alam.
Ada empat alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan
keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar (Semiawan, 1985: 14)
antara lain:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
siswa.
2. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh-contoh kongkret, contoh-contoh yang sesuai dengan situasi dan
kondisi yang hadapi. Perkembangan pikiran (kognitif) sesungguhnya
dilandasi oleh gerakan dan perbuatan. Anak harus bergerak dan berbuat
sesuatu terhadap onbyek yang nyata.
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak, penemuannya bersifat
relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapat
data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Semua
konsep yang ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka
untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki. Maka anak perlu dilatih
untuk selalu bertanya, berfikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-
kemungkinan jawaban terhadap satu masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik. Karena itu,
pengembangan keterampilan memproseskan perolehan akan berperan
sebagai wahana pengait antara pengembangan konsep dan pengembangan
sikap serta nilai.
Indrawati (Susanto, 2013: 10) membagi keterampilan proses menjadi dua
tingkat, yaitu keterampilan proses tingkat dasar dan keterampilan proses terpadu.
1. Keterampilan Proses Tingkat Dasar
Keterampilan proses tingkat dasar, meliputi :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang
mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat (Semiawan,
1985: 19). Dalam melakukan observasi, digunakan semua indera. Observasi atau
mengamati memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 142). Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi.
Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaanya selain
menggunakan panca indra, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan
informasi khusus.
Menurut Trianto (2012: 144) ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa
pada saat melakukan observasi atau pengamatan
1) Penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan;
2) Pengorganisasian objek-objek menurut suatu sifat tertentu;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3) Pengidentifikasian banyak sifat;
4) Melakukan pengamatan kuantitatif;
5) Melakukan pengamatan kuantitatif.
b. Klasifikasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 142) mengklasifikasi merupakan
keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-
sifat khususnya, sehingga didapat golongan atau kelompok sejenis dari objek yang
dimaksud. Trianto (2012: 145) menyatakan bahwa klasifikasi adalah
pengelompokkan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.
Menurut Trianto (2012: 145) ada dua perilaku siswa dalam melakukan
kegiatan klasifikasi, yakni:
1) Pengidentifikasian suatu sifat umum
2) Memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat atau lebih.
c. Komunikasi
Komunikasi atau pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang diketahui
dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik (Trianto, 2012:
145).
Menurut Trianto (2012: 146) ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa
pada saat melakukan komunikasi antara lain:
1) Pemaparan pengamatan dengan menggunakan kata yang sesuai
2) Pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatn dan
peragaan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3) Perancangan poster atau diagram untuk menyajikan data untuk
menyakinkan orang lain.
d. Pengukuran
Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu objek, objek tersebut
dibandingkan dengan suatu pengukuran (Trianto, 2012: 146). Proses pengukuran
ini digunakan untuk melakukan pengamatan kuantitatif.
e. Prediksi
Prediksi atau peramalan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan
dari suatu percobaan (Trianto, 2012: 145). Prediksi dapat diartikan juga sebagai
membuat ramalan tentang segalah hal yang terjadi pada waktu mendatang,
berdasarkan perkiraan pada pola, hubungan antar fakta, konsep, dan prinsip dalam
ilmu pengetahuan (Dimyati & Mudjiono, 2006: 144). Prediksi merupakan suatu
pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan
datang. Beberapa perilaku siswa antara lain:
1) Penggunaan data dan pengamatan yang sesuai;
2) Penafsiran generalisasi tentang pola-pola;
3) Pengujian kebenaran dari prediksi atau ramalan yang sesuai.
f. Inferensi
Inferensi atau kesimpulan sementara sering dilakukan oleh seorang ilmuwan
dalam proses penelitian. Kesimpulan tersebut bukan merupakan kesimpulan akhir,
hanya merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada saat ini
(Semiawan, 1985: 30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Keterampilan Proses Terpadu
Keterampilan proses terpadu, meliputi:
a. Menentukan variabel
Variabel digunakan untuk memilih faktor yang mempengaruhi suatu
penelitian (Semiawan, 1985: 28). Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuwan
sering mengendalikan variabel eksperimen atau penelitian (Semiawan,1985: 28).
Dalam suatu eksperimen, seluruh variabel harus dijaga tetap sama kecuali satu,
yaitu variabel manipulasi.
Dalam pengendalian variabel ada beberapa perilaku yang harus diperhatikan.
Menurut Trianto (2012: 147) beberpa perilaku tersebut antara lain:
1) Pengidentifikasian variabel yang mempengaruhi hasil.
2) Pengidentifikasian variabel yang diubah dalam percobaan.
3) Pengidentifikasian variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan
b. Meyusun tabel data
Keterampilan membuat tabel perlu diajarkan kepada siswa karena fungsinya
yang penting untuk menyajikan data yang diperlukan dalam penelitian (Dimyati &
Mudjiono, 2006: 146).
c. Meyusun grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk
disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel
termanipulasi pada sumbu datar dan variabel hasil pada sumbu vertikal (Dimyati
& Mudjiono, 2006: 147). Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
keterampilan membuat grafik diatarannya adalah membaca data dalam tabel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan membuat grafik bidang lain.
Keterampilan membuat grafik ini untuk memudahkan dan meningkatkan daya
tarik penyajian data.
d. Menginterprestasi data
Kemampuan menginterprestasi atau menafsirkan data adalah satu
keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan (Semiawan,
1985: 29). Penafsiran data adalah menjelaskan makna informasi yang telah
dikumpulkan (Trianto, 2012: 146). Data tersebut dapat dikumpulkan melalui
observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat
dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti table, grafik, histogram, atau
diagram.
e. Memberi hubungan variabel
Keterampilan mendeskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peneliti. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2006: 147) keterampilan ini dapat diartikan sebagai kemampuan
mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengan variabel hasil.
Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti penelitian
ilmiah Singarimbun (1986, dalam Dimyati & Mudjiono 2006: 144)
f. Memproses data
Menurut Surakhmad (1978, dalam Dimyati & Mudjiono, 2006:148)
keterampilan mengolah data diperlukan untuk pengukuran dan pengujian
hipotesis. Keterampilan memproses data adalah kemampuan memperoleh
informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
atau pengamatan dan mengkajinya secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar
pengujian hipotesis atau penyimpulan (Dimyati & Mudjiono, 2006:148).
g. Menganalisa penyelidikan/penelitian
Untuk menjadi seorang ilmuwan, keterampilan menganalisis penelitian sangat
diperlukan oleh setiap calon ilmuwan yakni siswa. Keterampilan menganalisis
penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian untuk
meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian (Dimyati & Mudjiono,
2006:148).
h. Menyusun / merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasaan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu (Semiawan, 1985: 24). Menyusun/merumuskan
hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang akan dapat diuji
tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi (Trianto, 2012: 147). Perumusan
hipotesa ini berdasarkan pengamatan dan inferensi. Dalam kerja ilmiah, seorang
ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen.
Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Dimyati & Mudjiono, 2006: 149).
Menurut Trianto (2012: 147) ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa
pada saat merumuskan hipotesis antara lain:
1) Perumusan hipotesis berdasarkan pengamatan dan inferensi
2) Merancang cara-cara untuk menguji hipotesis
3) Merevisi hipotesis apabila data tidak mendukung hipotesis tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
i. Menentukan variabel secara oprasional
Variabel secara oprasional adalah perumusan suatu definisi yang berdasarkan
pada apa yang anda lakukan atau apa yang anda amati. Suatu definisi oprasional
mengatakan bagaimana sesuatu tindakan atau kejadian berlangsung, bukan apakah
tindakan atau kejadian itu (Trianto, 2012: 147). Beberapa perilaku siswa adalah:
1) Memaparkan pengalaman-pengalaman dengan menggunakan objek-objek
konkret;
2) Mengatakan apa yang diperbuat objek-objek tersebut;
3) Memaparkan perubahan-perubahan atau pengukuran-pengukuran selama
suatu kejadian.
j. Merencanakan penyelidikan
Penyelidikan atau penelitian tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes
melalui penyelidikan praktis (Semiawan, 1985: 26). Perencanaan penyelidikan ini
diperlukan alam kegiatan ilmiah karena untuk melakukan suatu percobaan atau
penelitian dibutuhkan perencaan yang matang. Karena tanpa rencana bisa terjadi
pemborosan waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya mungkin tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
k. Melakukan eksperimen.
Menurut Dimyati & Mudjiono (2006: 150) bereksperimen merupakan
keterampilan mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta,
konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang
menerima atau menolak ide-ide itu. Melalukan eksperimen adalah pengujian dari
hipotesisi atau prediksi (Trianto, 2012: 146).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Keterampilan-keterampilan itu pada dasarnya dimiliki oleh siswa meskipun
dalam wujud potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas,
kemampuan yang masih sederhana, kemampuan yang masih perlu dirangsang
agar mampu menampilkan diri (Semiawan, 1985: 18).
Dengan mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan, anak akan
mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan
demikian keterampilan proses menjadi sebuah roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan
nilai atau tindakan dalam proses belajar mengajar. Seperti ini akan menciptakan
kondisi cara belajar siswa aktif (Semiawan, 1985: 18).
Dari aspek-aspek keterampilan proses sains yang telah disebutkan diatas,
beberapa aspek keterampilan proses yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah
membuat rumusan masalah, menyusun hipotesa, menentukan variabel, membuat
rancangan percobaan sederhana, menganalisis penyelidikan, dan memberi
hubungan variabel.
D. Materi
Kalor
Suhu menyatakan tingkat panas suatu benda, benda memiliki tingkat panas
tertentu karena di dalam suatu benda terkandung energi panas. Segelas air dan
seember air yang bersuhu sama memiliki energi panas yang berbeda. Untuk
menaikkan suhu 200 g air, memerlukan energi panas yang lebih besar daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
100 g air. Pada suhu yang sama, zat yang massanya lebih besar mempunyai energi
panas yang lebih besar pula.
Energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah di sebut Kalor.
Satuan Kalor
Dalam SI, kalor memiliki satuan joule (J). Pada bidang gizi , satuan kalor
adalah kalori atau kilokalori (Kal tau kkal). Satu kalori adalah jumlah energi panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air hingga naik sebesar 10 C.
1 Kalori = 4,182 J = 4,2 J
Kalor dan Perubahan Suhu Benda
Secara umum, suhu benda akan naik jika benda mendapatkan kalor.
Sebaliknya, suhu benda akan turun apabila kalor dilepaskan dari benda itu. Air
panas jika dibiarkan lama-kelamaan akan menjadi dingin menuju suhu ruang. Ini
menunjukkan sebagian kalor dilepaskan benda itu ke lingkungan.
Telah diketahui pula, bahwa kenaikan suhu oleh kalor dipengaruhi massa
benda. Untuk menaikkan suhu yang sama, air bermassa 200 g memerlukan kalor
yang lebih besar daripada air bermassa 100 g. Kenaikan suhu benda oleh kalor
juga dipengaruhi massa benda. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda hingga suhu tertentu dipengaruhi juga oleh jenis benda. Besaran yang
digunakan untuk menunjukkan hal ini adalah kalor jenis.
Berikut adalah tabel kalor jenis beberapa bahan. Dapat diamati bahwa bahan
yang berbeda memiliki kalor jenis yang berbeda pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 2.1. Kalor jenis beberapa bahan
Dapat disimpulkan:
- Jumlah kalor untuk menaikkan suhu benda tergantung pada jenis benda itu.
- Makin besar kenaikan suhu benda, kalor yang diperlukan makin besar pula
- Makin besar massa benda, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
makin besar pula.
Dirumuskan : Q = m x c x ∆T
Dimana : Q = Kalor
m = Massa benda
c = Kalor jenis suatu benda
∆T = Perubahan suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Design Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-kualitatif. Penelitian kuantitatif
adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu
menggunakan analisis dengan statistik (Suparno, 2007: 135). selain itu juga
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif, yakni data
dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar keadaan, daripada bilangan
(Suparno, 2007: 154).
Pada penelitian ini, peneliti mengukur keterampilan proses sains dan hasil
belajar siswa. Pengukuran keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa
dibuat dalam bentuk skor kemudian dianalisa secara statistik sehingga penelitian
ini dapat dikatakan sebagai penelitian kuantitatif. Pada saat mengukuran
keterampilan proses sains selain menggunakan skor, peneliti juga memberikan
gambaran keterampilan proses sains secara deskriptif, sehingga penelitian ini juga
dapat dikatakan sebagai penelitian kualitatif.
Desain penelitian ini adalah pretest-posttest control group. Pretest-posttest
control group merupakan desain penelitian yang terdiri dari dua kelompok, yakni
kelompok treatmen dan kelompok kontrol. Kelompok treatmen adalah kelompok
yang diberi treatmen berupa pembelajaran dengan menggunakan simulasi
komputer, sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi
treatmen. Kelompok kontrol ini bertujuan sebagai pembanding, yaitu untuk
melihat apakah treatmen yang diberikan berhasil atau tidak. Kedua kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dalam penelitian ini nantinya akan diukur sebelum dan sesudah diberi
treatmen. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan pretest dan posttest.
Pretest diberikan kepada siswa sebelum siswa diberi treatmen. Tujuannya adalah
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diberikan.
Posttest diberikan kepada siswa setelah siswa menerima treatmen. Posstest yang
diberikan ini bertujuan untuk melihat hasil belajar mereka setelah mendapatkan
treatmen. Desain penelitian yang digunakan adalah seperti tabel berikut:
Tabel 3.1.Pre-test dan post-test control group design
Treatment Group O1 X1 O1’
Control Group O2 X2 O2’
Keterangan:
O1 = Pretest kelas treatmen
X1 = Pembelajaran dengan metode simulasi komputer (Kelas VIIF)
O1’ = Posttest kelas treatmen
O2 = Pretest kelas kontrol
X2 = Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah aktif (Kelas VIIG)
O2’ = Posttest kelas control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
kelas VII F dan VII G dengan rincian kelas VIIF sebanyak 43 siswa dan kelas VII
G sebanyak 28 siswa. Siswa kelas VII F digunakan sebagai grup yang diberi
treatmen dan kelas VII G digunakan sebagai grup kontrol.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Jl. Timoho 2 no.29 Yogyakarta.
Waktu Penelitian : 1 maret – 8 Maret 2016
D. Treatmen
Treatmen merupakan perlakuan peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar
nantinya mendapat data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51). Dalam penelitian
ini, peneliti memberikan treatmen berupa kegiatan pembelajaran menggunakan
simulasi komputer. Simulasi komputer yang digunakan adalah simulasi PhET
yang telah diinstall di komputer siswa.
1. Kelas Simulasi Komputer (Kelas Treatmen)
Kelas simulasi komputer ini, yaitu kelas VIIF diberikan pembelajaran dengan
menggunakan simulasi komputer. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di
laboratorium komputer.
Proses pembelajaran secara umum dalam kelas simulasi komputer ini adalah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a. Siswa membentuk kelompok yang terdiri 2 sampai 3 orang.
b. Siswa memilih komputer yang telah diinstall aplikasi simulasi PhET.
c. Guru membagikan LKS untuk setiap kelompok. LKS yang digunakan
siswa dapat dilihat pada lampiran 3.
d. Guru menjelaskan mengenai simulasi PhET tersebut.
e. Siswa dalam kelompoknya masing-masing dipersilahkan untuk
mengerjakan tugas seperti yang sudah disajikan dalam LKS yang telah
dibagikan.
f. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya yang telah dikerjakan dalam
kelompoknya masing-masing.
g. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran tersebut.
2. Kelas Kontrol
Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas VIIG. Pada kelas
kontrol ini, pembelajaran diberikan dengan metode ceramah aktif. Kelas kontrol
ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai pembanding sehingga dapat terlihat
perbedaan akibat metode simulasi komputer.
Secara umum, proses pembelajaran dalam kelas kontrol adalah sebagai
berikut:
a. Siswa diminta untuk mengamati gambar dua buah gelas beker yang diisi
dengan air sebanyak 50 ml dan 100 ml kemudian dipanaskan.
b. Siswa diberi pertanyaan “manakah yang akan mendidih terlebih dahulu,
wadah yang berisi air 50 ml atau 100 ml”.
c. Guru memberi penjelasan mengenai materi yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Siswa dipersilahkan untuk mencatat materi yang diberikan.
e. Diakhir pembelajaran guru bersama siswa membuat rangkuman hasil
pembelajaran.
E. Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis,
yaitu pretest-posttest, lembar observasi dan laporan kerja siswa.. Pengukuran hasil
belajar siswa menggunakan tes tertulis sedangkan pengukuran keterampilan
proses sains siswa menggunakan tes tertulis dan lembar observasi dan laporan
kerja siswa.
1. Tes Tertulis
Dalam penelitian ini, peneliti membagi tes tertulis menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Pretest
Pretest adalah suatu bentuk pertanyaan atau soal yang diberikan guru sebelum
memberikan materi suatu pelajaran kepada siswanya. Pretest yang diberikan ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pembelajaran yang
akan disampaikan.
b. Posttest
Posttest merupakan bentuk pertanyaan atau soal yang diberikan setelah
pelajaran/materi disampaikan. Posttest yang diberikan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah siswa sungguh memahami materi yang diajarkan dan
mengukur tingkat pengetahuan siswa mengenai materi yang telah disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dibawah ini disajikan tabel kisi-kisi pembuatan pretest dan posttest yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kisi-kisi tes pengetahuan tentang kalor dan perubahan suhu benda.
Materi pokok Inti materi Soal Skor Kalor dan perpindahan kalor
Kalor dan pengaruh kalor terhadap kenaikan suhu benda
1. Apa yang kamu ketahui tentang kalor ?
2. Apa yang dimaksud dengan kalor jenis ?
3. Besaran-besaran apa saja yang mempengaruhi jumlah kalor suatu benda ?
15 15 20
Tabel 3.3. Kisi-kisi tes keterampilan proses sains
Aspek keterampilan
proses yang dinilai
Soal No.
soal
skor
Membuat rumusan
masalah
Bagaimana rumusan masalah
untuk kasus berikut ini:
Dua buah benda yaitu besi dan
tembaga memiliki massa yang
sama dipanaskan dengan suhu
yang sama.
1 10
Menyusun hipotesa Saya memanaskan 2 buah batang
besi dengan suhu yang sama.
Batang besi yang pertama
memiliki panjang 5 cm dan batang
besi yang kedua memiliki panjang
10 cm. Berdasarkan percobaan
tersebut, hipotesis (dugaan
sementara) apa yang akan anda
buat ?
2 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Aspek keterampilan
proses yang dinilai
Soal No.
soal
skor
Menentukan variabel Saya ingin mengetahui apakah
massa benda mempengaruhi kalor
suatu benda.
a. Tentukan variabel bebas dan
variabel terikat dari pernyataan
tersebut !
4a 10
Membuat rancangan
percobaan sederhana
Saya ingin mengetahui apakah
massa benda mempengaruhi kalor
suatu benda.
b. Rancanglah sebuah percobaan
sederhana untuk melihat
hubungan antara massa dan
kalor !
4b 20
Menganalisis
penyelidikan
Saya memanaskan 2 benda yang
memiliki massa yang sama dengan
menggunakan bunsen. Dari
percobaan tersebut diperoleh :
Waktu
(s)
Suhu
Benda A
(0C)
Suhu
Benda B
(0C)
0 20 20
5 40 50
10 60 80
Dari tabel data tersebut, informasi
apa yang dapat anda ketahui
berkaitan dengan kalor yang
dimiliki benda ?
3 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Aspek keterampilan
proses yang dinilai
Soal No.
soal
skor
Memberi hubungan
variabel
Dari tabel tersebut, apa yang dapat
kamu simpulkan ?
Suhu
(0C)
Kalor (J)
20 40
40 80
60 120
5 10
Hasil posttest nantinya dibandingkan dengan hasil pretest siswa sehingga
dapat diketahui seberapa besar pengaruh dari pengajaran yang diberikan.
Soal pretest dan posttest dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk esai. Soal
pretest dan posttest siswa ini memiliki tingkat kesulitan yang sama. Adapun soal
pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 4. Soal pretest dan posttest ini
terbagi menjadi dua, yaitu soal pretest dan posttest untuk melihat hasil belajar
siswa dan soal pretest dan posttest untuk melihat keterampilan proses sains siswa.
Soal pretest dan posttest untuk menguji hasil belajar diberikan untuk kelas
treatmen dan kelas kontrol, sedangkan soal pretest dan posttest untuk menguji
keterampilan proses sains hanya diberikan untuk kelas yang diberikan treatmen
saja. Pembuatan soal pretest dan posttest didasarkan pada uji validasi isi yaitu
mengacu pada isi materi yang diajarkan. Tes tertulis ini divalidasi oleh guru mata
pelajaran IPA SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Pada saat soal pretest dan
posttest ini divalidasi, guru yang bersangkutan memeriksa garis besar soal yang
akan digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan keterampilan proses sains, tujuannya adalah untuk memperkuat
pengukuran keterampilan proses sains siswa.
Lembar observasi ini diisi oleh observer/pengamat yang mengamati siswa saat
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer.
Observer mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, mencatat
dan mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan siswa berdasarkan lembar
observasi tersebut. Secara lengkap lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 5.
3. Laporan kerja siswa
Laporan percobaan ini merupakan laporan yang dibuat siswa dalam kelas
simulasi. Laporan ini dibuat bersama dengan kelompoknya masing-masing setelah
berkegiatan menggunakan simulasi komputer. Laporan siswa ini akan digunakan
untuk melihat beberapa aspek keterampilan proses sains siswa.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) ini diberikan kepada siswa saat pembelajaran
menggunakan simulasi komputer. LKS ini digunakan untuk membantu siswa
dalam melakukan simulasi komputer dan tugas apa saja yang harus dikerjakan
oleh siswa dalam kelompoknya. Secara lengkap LKS siswa dapat dilihat pada
lampiran 3.
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana mengenai
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
RPP ini disusun dalam pembelajaran yang akan dilakukan selama pengambilan
data penelitian. RPP ini dibuat sesuai dengan kurikulum yang dijalankan di
sekolah tersebut, yaitu kurikulum 2013. RPP untuk kelas kontrol dapat dilihat
pada lampiran 6 , sedangkan RPP untuk kelas treatmen dapat dilihat pada
lampiran 7.
F. Analisis data
1. Penskoran Pretest dan Posttest
Soal pretest dan posttest terdiri dari 3 soal dengan tingkat kesulitan soal yang
sama. Soal-soal tersebut diberi skor maksimal yang berbeda sesuai dengan tingkat
kesulitan masing-masing soal. Soal pretest dan posttest ini terbagi menjadi dua,
yaitu soal pretest dan posttest untuk mengukur hasil belajar siswa kelas treatmen
maupun kelas kontrol dan soal pretest dan posttest untuk mengukur keterampilan
proses sains yang diberikan hanya kepada kelas yang diberi treatmen
pembelajaran dengan simuasi komputer. Berhasil atau tidaknya siswa dalam
belajar tergantung dari hasil pencapaian pretest dan posttesnya.
Penskoran terhadap hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal-soal pretest dan
posttest dilakukan dengan membuat skala skor, berikut adalah penentuan bobot
untuk masing-masing soal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
a. Penskoran untuk soal pretest dan posttest pengukuran hasil belajar
1) Soal no.1 bobot soal 15
Keterangan Skor
Siswa menjawab definisi kalor dengan tepat. 15
Siswa menjawab mengenai definisi kalor kurang
tepat.
10
Siswa menjawab mengenai definisi kalor namun
tidak tepat.
5
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
2) Soal no.2 bobot soal 15
Keterangan Skor
Siswa menjelaskan definisi kalor jenis dengan tepat 15
Siswa menjelaskan definisi kalor jenis namun
kurang tepat
10
Siswa menjelaskan definisi kalor jenis namun tidak
tepat
5
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
3) Soal no.3 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa menyebutkan semua (3) besaran yang
mempengaruhi kalor dengan tepat
20
Siswa menyebutkan 2 besaran yang mempengaruhi
kalor dengan tepat
15
Siswa menyebutkan 1 besaran yang mempengaruhi
kalor dengan tepat
10
Siswa menyebutkan besaran-besaran yang
mempengaruhi kalor namun tidak tepat
5
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Penskoran untuk soal pretest dan posttest pengukuran keterampilan
proses sains
1) Soal no.1 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa membuat rumusan masalah yang logis yang
berhubungan dengan pernyataan yang diberikan
10
Siswa memberi rumusan masalah namun kurang
logis sesuai dengan pernyataan yang diberikan
5
Siswa memberi rumusan masalah namun tidak
tepat
3
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
2) Soal no.2 bobot soal 15
Keterangan Skor
Siswa membuat hipotesa yang logis dan tepat
sesuai dengan pernyataan kasus yang diberikan.
15
Siswa membuat hipotesa, namun kurang logis dan
kurang tepat.
10
Siswa membuat hipotesa, namun hipotesa tersebut
tidak sesuai dengan pernyataan/kasus yang
diberikan
5
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
3) Soal no.3 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat memberikan informasi dengan tepat
dari tabel yang disajikan dengan tepat.
10
Siswa memberikan informasi tabel yang disajikan
namun kurang tepat
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Keterangan Skor
Siswa memberikan informasi tabel yang disajikan
namun tidak tepat
3
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
4) Soal no.4a bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat menyebutkan variabel bebas dan
variabel terikat dengan tepat
10
Siswa hanya dapat menyebutkan salah satu
variabel dengan tepat
5
Siswa menyebutkan variabel bebas dan terikat
namun tidak tepat
3
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
5) Soal no.4b bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat menjelaskan variabel mana yang akan
diubah-ubah, variabel mana yang akan diamati,
alat yang akan digunakan, langkah-langkah yang
akan ditempuh secara lengkap
20
Siswa menyebutkan atau menggambar alat yang
akan digunakan, variabel apa yang akan diamati
dan variabel apa yang akan diubah-ubah namun
tidak lengkap
15
Siswa menggambar alat/bahan yang akan
digunakan, susunan alatnya, menyebutkan variabel
bebas dan variabel terikat namun kurang tepat
10
Siswa hanya menggambar alat/bahan yang
digunakan dengan tepat namun tidak dijelaskan
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Keterangan Skor
Siswa menggambar alat/bahan yang digunakan
namun tidak tepat
3
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
6) Soal no.5 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat memberi kesimpulan sesuai informasi
dari tabel yang diberikan dengan tepat
10
Siswa memberi kesimpulan namun kurang sesuai
dengan informasi dari tabel yang diberikan
5
Siswa memberi kesimpulan namun tidak sesuai
dengan informasi dari tabel yang diberikan
3
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
2. Penskoran untuk laporan kerja siswa
Berikut adalah penentuan bobot untuk masing-masing soal
1) Soal no.1 (menentukan alat dan bahan) bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa menyebutkan semua alat dan bahan yang
digunakan dalam simulasi dengan tepat
5
Siswa menyebutkan alat dan bahan yang
digunakan namun kurang tepat
3
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
2) Soal no.2 (menentukan hipotesis ) bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa menjawab kedua pertanyaan tersebut
dengan tepat dan logis
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keterangan Skor
Siswa menjawab kedua pertanyaan tersebut
namun kurang tepat dan logis
8
Siswa hanya menjawab salah satu pertanyaan
dengan tepat dan logis
5
Siswa menjawab pertanyaan namun tidak tepat
dan logis
2
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
3) Soal no 3 (hasil pengamatan siswa) bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa menjelaskan hasil pengamatannya dengan
tepat dan logis
10
Siswa menjelaskan hasil pengamatannya namun
kurang tepat
7
Siswa menjelaskan hasil pengamatannya namun
tidak tepat
2
Siswa tidak menjawab/mengerjakan 0
4) Pembahasan bobot soal 20
Dimana setiap satu soal yang harus dilengkapi siswa dengan tepat diberi skor
5.
Keterangan Skor
Siswa melengkapi jawaban pada kalimat
pertama dengan “kenaikan/perubahan suhu
pada “
5
Siswa melengkapi jawaban pada kalimat
kedua dengan “semakin banyak “
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Keterangan Skor
Siswa melengkapi jawaban pada kalimat
ketiga dengan “semakin banyak “
5
Siswa melengkapi jawaban pada kalimat
keempat dengan “jenisnya“
5
Setiap jawaban siswa yang tidak tepat 1
Siswa tidak menjawab 0
5) Membuat Kesimpulan dengan bobot skor 15
Keterangan Skor
Siswa dapat menyimpulkan apa saja yang
mempengaruhi kalor dan definisi kalor jenis
dengan tepat
15
Siswa dapat menyimpulkan apa saja yang
mempengaruhi kalor dan definisi kalor jenis
namun kurang tepat
10
Siswa hanya menyimpulkan mengenai definisi
kalor jenis atau apa saja yang mempengaruhi
kalor dengan tepat
5
Siswa membuat kesimpulan namun tidak tepat 3
Siswa tidak membuat kesimpulan 0
3. Pengujian
Data yang telah diperoleh melalui observasi dianalisis secara kualitatif
sedangkan data tes tertulis (pretest dan posttest) dan laporan kerja siswa dianalisis
secara kuantitatif. Jawaban-jawaban siswa diskor dan diklasifikasi.
Pengklasifikasiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.4. klasifikasi tingkat penguasaan hasil belajar dan keterampilan proses sains
Interval Klasifikasi
76 – 100 Sangat baik
51 – 75 Baik
26 – 50 Cukup
0 – 25 Kurang
Pretest dan posttest serta laporan kerja siswa diskor berdasarkan panduan
penskoran yang telah dibuat diatas. Kemudian dari jumlah skor yang diperoleh,
dapat diketahui nilai yang diperoleh siswa dengan menggunakan persamaan:
Nilai = ������ �� �� � ���������� ���� × 100
Data nilai yang diperoleh siswa dianalisa dengan bantuan SPSS untuk
meminimalisir kesalahan perhitungan. Dari data nilai yang diperoleh siswa
dianalisa melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
a. Membandingkan nilai pretest kelas treatmen dan kelas kontrol
menggunakan Uji T-Independen untuk melihat pengetahuan awal siswa
apakah sama atau berbeda. Apabila nilai pretest kedua kelompok tersebut
berbeda, maka dicari gain score (selisih nilai pretest dan posttest) untuk
setiap kelompok. Kemudian gain score dari kedua kelompok diuji
menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok independen.
b. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest kelas treatmen dan nilai
akhir pretest dan posttest kelas kontrol menggunakan statistik berupa uji-T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
untuk kelompok dependen untuk melihat apakah ada peningkatan hasil
belajar.
c. Membandingkan nilai posttest kelas treatmen dan kelas kontrol
menggunakan uji T-Independen untuk melihat apakah hasil belajar sama
atau berbeda.
2. Untuk melihat peningkatan keterampilan proses sains siswa
a. Membandingkan nilai pretest dan posttest kelas treatmen menggunakan
uji T-Dependen untuk melihat apakah ada peningkatan keterampilan
proses sains siswa.
b. Keterampilan Proses Sains juga dianalisa dari hasil laporan dan observasi.
Data observasi dianalisa secara deskripsi sebagai data untuk menjelaskan
keterampilan proses sains pada saat melakukan simulasi komputer.
Sedangkan untuk data dari laporan kerja siswa, setiap jawaban siswa diberi
skor dan dikualifikasikan berdasarkan aspek-aspek keterampilan proses
sains yang akan diamati.
3. Analisa Data Menggunakan SPSS
a. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest menggunakan statistik
berupa uji-T untuk kelompok dependen untuk melihat apakah ada
peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains. Persamaan umum
uji-T kelompok dependen adalah sebagai berikut:
|�����| = ����� . ������∑ !� − ∑ !�##$# − 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dimana : X1 = Nilai pretest
X2 = Nilai posttest
D = Perbedaan nilai (X1 - X2 )
N = Jumlah pasangan
Nilai signifikan yang digunakan adalah α = 0,05. Apabila diperoleh nilai p
< α maka signifikan, artinya terjadi peningkatan keterampilan proses sains
maupun hasil belajar.
b. Membandingkan nilai pretest kedua kelas (kelas treatmen dan kontrol)
untuk mengetahui pengetahuan awal dan nilai posttest kedua kelas
(treatmen dan kontrol) untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara
pembelajaran dengan simulasi komputer dan ceramah menggunakan
statistik berupa uji-T untuk kelompok independen. Persamaan umum uji-T
kelompok independen adalah sebagai berikut:
tobs = &'����( &)����
�*$+', ' % -').$+), ' %-))$+'.+),)% /0 '+'1 '+)2
keterangan :
n1 = Jumlah anggota kelompok 1
n2 = Jumlah anggota kelompok 2
3���� = Nilai rata-rata kelompok 1
3���� = Nilai rata-rata kelompok 2
41 = Standar deviasi kelompok 1
42 = Standar deviasi kelompok 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Nilai signifikan yang digunakan adalah α = 0,05. Apabila diperoleh
nilai p < α maka signifikan, artinya terdapat perbedaan antara
pembelajaran dengan simulasi komputer dan ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tanggal 1
Maret – 8 Maret tahun 2016. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII F
yang berjumlah 43 siswa dan kelas VIIG yang berjumlah 28 siswa dengan materi
kalor dan perubahan suhu benda. Karena selama penelitian terdapat siswa yang
tidak mengikuti keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
dan juga ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan keseluruhan instrumen
penelitian berupa soal-soal yang diberikan, maka sampel yang digunakan menjadi
30 siswa untuk kelas VIIF (kelas treatmen) dan 12 siswa untuk kelas VIIG (kelas
kontrol).
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ini memiliki tujuh kelas untuk kelas VII.
Namun karena beberapa kelas lainnya digunakan untuk penelitian juga, maka dari
pihak sekolah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di kelas VIIF dan VIIG.
Dalam penelitian ini, Kelas VIIF diberi treatmen model pembelajaran dengan
menggunakan simulasi komputer, sedangkan kelas VIIG adalah kelas kontrol
yang dalam pembelajarannya menggunakan metode ceramah aktif. Pembelajaran
IPA di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta berlangsung selama 5 jam dalam satu
minggu. Pembelajaran IPA di sekolah ini adalah pembelajaran IPA terpadu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dimana pembelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi tergabung menjadi satu.
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dalam proses pembelajaran.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini, yaitu melakukan
persiapan sebelum penelitian dan pelaksanaan penelitian.
1. Persiapan penelitian
Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang dipersiapkan oleh
peneliti, yaitu perizinan ke sekolah serta persiapan perangkat-perangkat yang akan
digunakan untuk pelaksanaan penelitian.
Untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di sekolah SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta, peneliti terlebih dahulu membuat surat perizinan ke sekolah.
Peneliti mengantar surat ini ke sekolah sekaligus bertemu dengan wakil kurikulum
untuk meminta izin penelitian di sekolah ini. Setelah mendapat izin, kemudian
peneliti dipertemukan dengan guru mata pelajaran IPA yang dapat peneliti
gunakan kelasnya dalam penelitian ini. Setelah berdiskusi mengenai waktu dan
materi pelajaran untuk penelitian, peneliti mempersiapkan perangkat-perangkat
penelitian lainnya.
Perangkat-perangkat penelitian yang dipersiapkan diantaranya adalah peneliti
mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.
Instrumen-instrumen penelitian, yaitu: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk metode simulasi komputer, lembar
observasi keterampilan proses sains, serta soal pretest dan posttest untuk melihat
keterampilan proses sains siswa dan hasil belajar siswa. Selain itu, peneliti juga
meminta izin kepada pengelola laboratorium komputer untuk dapat menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
laboratorium untuk kepentingan penelitian. Kemudian setelah mendapat izin,
peneliti menginstall simulasi PhET di komputer-komputer sekolah tersebut.
2. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilakukan pada setiap pembelajaran fisika berlangsung. Kegiatan
yang dilakukan yaitu perkenalan, pengantar pembelajaran, dan pengambilan data.
a. Kelas Treatmen (VIIF)
Berikut merupakan jadwal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian di
kelas treatmen:
Tabel 4.1. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas treatmen
No. Hari/tanggal Alokasi waktu Kegiatan 1 Selasa, 1 Maret
2016 2 JP - Perkenalan dengan siswa
- Memberikan pretest
2 Rabu, 2 Maret 2016
1 JP - Memberikan materi pengantar - Memperkenalkan beberapa
keterampilan proses sains yang akan diujikan
- Berlatih beberapa keterampilan proses sains.
3 Kamis, 3 Maret 2016
2 JP - Melaksanakan pembelajaran menggunakan simulasi komputer (pengambilan data)
- Siswa melakukan kegiatan berdasarkan lembar kerja siswa yang telah diberikan.
4 Selasa,8 Maret 2016
1 JP Memberikan posttest kepada siswa
Pertemuan pertama:
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 Maret 2016.
Pertemuan ini berlangsung selama 2 JP yakni sekitar 80 menit. Pada pertemuan
ini, peneliti pertama-tama memperkenalkan diri serta memberikan informasi
kepada siswa-siswi kelas VIIF mengenai penelitian yang akan dilaksanakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kelas tersebut. Setelah itu, peneliti memberikan pretest kepada siswa-siswi kelas
VIIF.
Pertemuan kedua:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2016, selama 1
JP. Pada pertemuan kedua ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah memberikan
pengantar mengenai materi kalor sebelum peneliti akhirnya melakukan
pengambilan data.
Pada kegiatan ini, peneliti mengingatkan kembali materi sebelumnya,
memberikan pengantar materi kalor, serta memperkenalkan beberapa
keterampilan proses sains kepada siswa, seperti: merumuskan masalah dan
membuat hipotesa serta berlatih membuat rumusan masalah dan membuat
hipotesa. Diakhir pembelajaran, siswa bersama guru membuat kesimpulan
mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.
Pertemuan ketiga:
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Maret 2016.
Pada pertemuan ketiga ini peneliti melakukan pengambilan data. Siswa diberi
pembelajaran menggunakan simulasi komputer. Pembelajaran dilakukan di
laboratorium komputer.
Dalam pembelajaran ini, siswa memilih kelompoknya masing-masing, dimana
satu kelompok terdiri dari dua sampai tiga orang siswa. Kemudian siswa memilih
komputer yang sudah diinstall dengan simulasi yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Peneliti kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada
setiap kelompok. Setelah itu peneliti menjelaskan cara menjalankan simulasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
fungsi dari setiap tools yang tersedia. Barulah kemudian siswa berkegiatan
menggunakan simulasi secara berkelompok dan melengkapi LKS tersebut.
Selama siswa berkegiatan menggunakan simulasi secara berkelompok, peneliti
dengan dibantu beberapa observer mengamati kegiatan yang dilakukan oleh
siswa-siswi selama pembelajaran menggunakan simulasi komputer. Peneliti dan
observer juga bertanya kepada siswa mengenai kegiatan yang dilakukannya dalam
kelompok.
Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai
pembelajaran yang telah berlangsung.
Pertemuan keempat:
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 Maret 2016
selama kurang lebih 40 menit. Pertemuan ini khusus untuk memberikan posttest
kepada siswa mengenai pembelajaran yang selama ini telah diberikan.
Pada pertemuan ini, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kebetulan mengadakan
kegiatan ibadah dan pengakuan dosa bagi siswa dan semua warga sekolah dalam
rangka menyambut hari raya paskah sehingga kegiatan belajar mengajar diundur,
yaitu setelah ibadah dan pengakuan dosa. Oleh karena itu, jam pelajaran di
sekolah juga menjadi berkurang.
b. Kelas Kontrol (VIIG)
Berikut merupakan jadwal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian di
kelas kontrol:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.2. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol
No. Hari/tanggal Alokasi waktu Kegiatan
1 Selasa, 1 Maret
2016
1 JP - Perkenalan dengan siswa
- Memberikan pretest
2 Rabu, 2 Maret
2016
2 JP - Memberikan materi pengantar
- Memperkenalkan beberapa
keterampilan proses sains
3 Jum’at, 4 Maret
2016
2 JP - Melaksanakan pembelajaran
mengenai kalor dan perubahan
suhu benda dengan
menggunakan metode ceramah
aktif.
4 Selasa, 8 Maret
2016
1 JP Memberikan posttest
Pertemuan pertama:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 1 Maret 2016,
pertemuan ini berlangsung selama 1 JP. Pertemuan ini bertujuan untuk
memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan peneliti di kelas
tersebut. Kemudian peneliti meminta siswa-siswi kelas VIIG untuk mengerjakan
soal pretest.
Pertemuan kedua:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 2 Maret 2016, pertemuan
ini berlangsung selama 2 JP. Pada pertemuan kedua ini, peneliti menyampaikan
materi yang berkaitan dengan kalor dengan menggunakan ceramah aktif. Sebelum
pembelajaran, peneliti memeriksa kehadiran siswa. Kemudian peneliti terlebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dahulu mengingatkan kepada siswa mengenai materi sebelumnya. Setelah itu
peneliti memberikan materi mengenai kalor dan juga memperkenalkan kepada
siswa mengenai keterampilan proses sains. Pada akhir pembelajaran guru bersama
siswa membuat rangkuman mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.
Pertemuan ketiga:
Pertemuan ketiga ini berlangsung pada hari Jumat, tanggal 4 Maret 2016. Pada
pertemuan ketiga ini peserta didik diberikan materi lanjutan mengenai kalor dan
perubahan suhu benda dengan menggunakan metode ceramah aktif. Pada
pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Sebelum
pembelajaran, peneliti memeriksa kehadiran siswa. Kemudian peneliti terlebih
dahulu mengingatkan kepada siswa mengenai materi sebelumnya. Setelah itu
peneliti memberikan materi mengenai kalor dan perubahan suhu benda. Pada
akhir pembelajaran siswa bersama guru membuat rangkuman mengenai
pembelajaran yang telah berlangsung.
Pertemuan keempat:
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 Maret 2016
selama kurang lebih 20 menit. Pertemuan ini khusus untuk memberikan posttest
kepada siswa mengenai pembelajaran yang selama ini telah diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B. Hasil dan Analisa Data
1. Keterampilan Proses Sains
a. Pretest dan posttest
Berikut ini merupakan data hasil Keterampilan Proses Sains awal dan akhir
yang dimiliki siswa yang diberi treatmen pembelajaran dengan menggunakan
simulasi komputer, yaitu kelas VIIF.
Tabel 4.3. Nilai pretest dan posttest keterampilan proses sains kelas treatmen
No. Kode Siswa Pretest Posttest 1 A1 54,67 49,33
2 A2 73,33 61,33
3 A3 66,67 61,33
4 A4 64 61,33
5 A5 61,33 70,67
6 A6 44 50,67
7 A7 53,33 61,33
8 A8 70,67 52
9 A9 57,33 70,67
10 A10 64 54,67
11 A11 24 32
12 A12 32 41,33
13 A13 48 54,67
14 A14 60 57,33
15 A15 44 25,33
16 A16 61,33 61,33
17 A17 50,67 54,67
18 A18 53,33 61,33
19 A19 48 54,67
20 A20 64 70,67
21 A21 54,67 64
22 A22 68 57,33
23 A23 33,33 54,67
24 A24 70,67 54,67
25 A25 50,67 50,67
26 A26 61,33 64
27 A27 36 41,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No. Kode Siswa Pretest Posttest 28 A28 57,33 61,33
29 A29 70,67 48
30 A30 45,33 50,67
Rata-rata 54,75 55,11
b. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara
keterampilan proses sains sebelum dan setelah diberi treatmen berupa
pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer, maka diuji dengan uji-T
Dependen (Paired Samples T-Test). Berikut adalah hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS :
Tabel 4.4. Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Siswa
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
KPS pretest 54,75 30 12,56 2,29
posttest 55,11 30 10,37 1,89
Pada Paired Samples Statistics diketahui bahwa terdapat 30 siswa pada kelas
treatmen yang digunakan. Seluruh siswa tersebut memiliki nilai rata-rata pretest
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
KPS pretest - posttest -0,35 10,57 1,93 -0,184 29 0,855
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sebesar 54,75 dengan standar deviasi 12,56, sedangkan nilai rata-rata posttest
sebesar 55,11 dengan standar deviasi 10,37.
Berdasarkan hasil analisis statistik di atas juga diperoleh t = -0,184 dan p =
0,855. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari nilai p dan α, dapat dilihat bahwa
nilai p lebih besar dari nilai α, yaitu 0,855 > 0,05 maka hasilnya tidak signifikan.
Artinya tidak ada peningkatan keterampilan proses sains.
Keterampilan proses sains siswa dari hasil pretest dan posttest siswa secara
keseluruhan dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 4.5 dan klasifikasi secara
umum untuk setiap aspek dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.5. Klasifikasi keterampilan proses sains awal dan akhir pembelajaran kelas treatmen
Interval Klasifikasi Keterampilan proses sains awal
Keterampilan proses sains akhir
Jumlah siswa
Persentase (%)
Jumlah siswa
Persentase (%)
76 – 100 Sangat baik 0 0 0 0 51 – 75 Baik 19 63,33 21 70 26 – 50 Cukup 10 33,33 8 26,67 0 – 25 Kurang 1 3,33 1 3,33
Dari tabel diatas, terlihat bahwa hasil keterampilan proses sains sebelum dan
setelah diberi treatmen pembelajaran menggunakan simulasi komputer tidak
tampak kenaikan yang siginifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.6. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains siswa secara umum dari hasil pretest dan posttest untuk setiap aspek
c. Data Keterampilan Proses Sains dari laporan Kerja Siswa
Berikut merupakan skor laporan kerja siswa yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan simulasi komputer.
Tabel 4.7. Nilai laporan kerja siswa kelas treatmen
Kelompok Nilai 1 83,33
2 70
3 88,33
4 73,33
5 65
6 78,33
7 48,33
8 48,33
9 83,33
10 80
11 58,33
12 65
Aspek Pretest Posttest Nilai rerata kelas
Nilai maksimum tiap aspek
Persentase (%) Kualifikasi
Nilai rerata kelas
Nilai maksimum tiap aspek
Persentase (%) Kualifikasi
Membuat rumusan masalah 6,6 10 66 Baik 7,4 10 74 Baik
Menyusun hipotesa 13,5 15 90
Sangat Baik 13 15 86
Sangat Baik
Menentukan variabel 7,37 10 73,7 Baik 5,6 10 56 Baik
Membuat rancangan percobaan sederhana 2,73 20 13,7 kurang 3,6 20 18 Kurang
Menganalisis penyelidikan 6,47 10 64,7 baik 4,9 10 49 Cukup
Memberi hubungan variabel 5,5 10 55 baik 7 10 70 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kelompok Nilai 13 75
14 76,67
15 65
Nilai laporan kerja siswa kemudian diklasifikasikan seperti pada tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8. Klasifikasi keterampilan proses sains dari hasil laporan kerja siswa kelas treatmen
Interval Klasifikasi Jumlah siswa Persentase (%)
76 – 100 Sangat baik 10 33,33
51 – 75 Baik 16 53,33
26 – 50 Cukup 4 13,33
0 – 25 kurang 0 0
Dari tabel ini telihat bahwa terdapat 86,66 % siswa yang memiliki keterampilan
proses sains yang dikategorikan sangat baik dan baik.
d. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains dari Hasil Pretest dan Posttest
untuk Setiap Aspek
Agar lebih lengkap mengidentifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses
sains siswa dari hasil pretest dan posttest, maka dibuat klasifikasi untuk setiap
aspeknya. Berikut merupakan klasifikasi keterampilan proses sains untuk setiap
aspeknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.9. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek membuat rumusan masalah
Aspek Nilai Klasifikasi Pretest Posttest
Frekuensi Persentase
(%) Frekuensi
Persentase (%)
Membuat rumusan masalah
76 – 100 Sangat baik 14 46,67 19 63,33 51 – 75 Baik 0 0 0 0 26 – 50 Cukup 16 53,33 11 36,67 0 – 25 Kurang 0 0 0 0
Dari tabel ini terlihat bahwa hasil pretest menunjukan bahwa terdapat 46,67 %
siswa yang dapat dikategorikan sangat baik dalam membuat rumusan masalah dan
setelah diberi treatmen terdapat peningkatan menjadi 63,33 %.
Tabel 4.10. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek menyusun hipotesa
Aspek Nilai Klasifikasi
Pretest Posttest
Frekuensi Persentase
(%) Frekuensi Persentase
(%) Menyusun hipotesa
76 – 100 Sangat baik 22 73,33 21 70 51 – 75 Baik 7 23,33 5 16,67 26 – 50 Cukup 1 3,33 4 13,33 0 – 25 Kurang 0 0 0 0
Dari tabel ini terlihat bahwa hasil pretest menunjukan bahwa terdapat 96,66 %
siswa yang dapat dikategorikan sangat baik dan baik dalam menyusun hipotesa
dan setelah diberi treatmen terdapat penurunan menjadi 86,67 %.
Tabel 4.11. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek menentukan variabel
Aspek nilai klasifikasi
Pretest posttest
frekuensi Persentase
(%) frekuensi Persentase
(%) Menentukan
variabel 76 – 100 Sangat baik 20 66,67 11 36,67 51 – 75 Baik 0 0 0 0 26 – 50 Cukup 5 16,67 19 63,33 0 – 25 Kurang 5 16,67 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari tabel ini terlihat bahwa hasil pretest menunjukan bahwa terdapat 66,67 %
siswa yang dapat dikategorikan sangat baik dalam menentukan variabel dan
setelah diberi treatmen terdapat penurunan menjadi 36,67 %.
Tabel 4.12. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek membuat rancangan percobaan sederhana
Aspek nilai klasifikasi
Pretest posttest
frekuensi Persentase
(%) frekuensi Persentase
(%) Membuat rancangan percobaan sederhana
76 – 100 Sangat baik 0 0 0 0 51 – 75 Baik 0 0 0 0 26 – 50 Cukup 0 0 1 3,33 0 – 25 Kurang 30 100 29 96,67
Dari tabel ini terlihat bahwa hasil pretest menunjukan bahwa rata-rata siswa
berada dalam kategori kurang dalam membuat rancangan percobaan sederhana
yaitu pada pretest sebanyak 100 %, setelah diberi treatmen menjadi 96,67 %
dikategorikan kurang kurang dan 3,33% masuk dalam kategori cukup.
Tabel 4.13. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek menganalisis penyelidikan
Aspek nilai klasifikasi
Pretest posttest
frekuensi Persentase
(%) frekuensi Persentase
(%) Menganalisis penyelidikan
76 – 100 Sangat baik 10 33,33 5 16,67 51 – 75 Baik 0 0 0 0 26 – 50 Cukup 20 66,67 21 70 0 – 25 Kurang 0 0 4 1,33
Dari tabel ini terlihat bahwa hasil pretest menunjukan bahwa terdapat 33,33 %
siswa yang dapat dikategorikan sangat baik dalam menganalisis penyelidikan dan
setelah diberi treatmen terdapat penurunan menjadi 16,67 % siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.14. Klasifikasi keterampilan proses sains untuk aspek memberi hubungan variabel
Aspek Nilai Klasifikasi
Pretest Posttest
Frekuensi Persentase
(%) Frekuensi Persentase
(%) Memberi hubungan variabel
76 – 100 Sangat baik 7 23,33 12 40 51 – 75 Baik 0 0 0 0 26 – 50 Cukup 20 66,67 18 60 0 – 25 Kurang 3 10 0 0
Dari tabel ini terlihat bahwa hasil pretest menunjukan bahwa terdapat 23,33 %
siswa yang dapat dikategorikan sangat baik dalam memberi hubungan variabel
dan setelah diberi treatmen terdapat peningkatan menjadi 40 %.
e. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains dari Laporan Kerja Siswa untuk
Setiap Aspek
Tabel 4.15. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains secara umum dari laporan
kerja siswa untuk setiap aspek Aspek Laporan Kerja Siswa
Nilai Rerata Kelas
Nilai Maksimum Tiap Aspek
Persentase (%)
Klasifikasi
Menyusun hipotesa
8 10 80 Sangat baik
Menganalisis penyelidikan
8,15 10
81,5
Sangat baik
Memberi hubungan variabel
14,23 20 71,15 Baik
2. Hasil Belajar Siswa
a. Pretest dan Posttest
Berikut merupakan nilai pretest dan posttest hasil belajar siswa yang
diperoleh dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.16. Nilai pretest dan posttest hasil belajar siswa kelas treatmen dan kelas kontrol.
Hasil Belajar Siswa
Kelas treatmen Kelas kontrol
Kode
siswa pretest posttest
Kode
siswa pretest Posttest
A1 50 60 B1 50 70
A2 50 70 B2 70 90
A3 50 60 B3 50 70
A4 80 60 B4 60 80
A5 40 80 B5 40 30
A6 40 60 B6 60 80
A7 50 60 B7 60 80
A8 50 90 B8 40 70
A9 70 50 B9 50 50
A10 60 70 B10 40 60
A11 60 60 B11 40 70
A12 30 80 B12 50 50
A13 40 40
A14 40 40
A15 30 30
A16 40 60
A17 60 60
A18 90 80
A19 50 60
A20 40 70
A21 50 70
A23 40 50
A24 40 80
A25 60 50
A26 50 70
A27 40 70
A28 50 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kode
siswa pretest posttest
Kode
siswa pretest Posttest
A29 80 50
A30 50 60
Rata-rata 50,67 61,67 Rata-rata 50,83 66,67
b. Mengetahui Kemampuan Awal Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol
Data hasil belajar siswa sebelum pembelajaran (pretest) digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal kelas treatmen dan kelas kontrol. Adapun data hasil
belajar siswa sebelum pembelajaran (pretest) dapat dilihat pada tabel 4.16.
Untuk mengetahui apakah kemampuan awal kelas treatmen dan kelas kontrol
tidak berbeda secara signifikan, maka diuji dengan menggunakan uji-T kelompok
independen. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada
tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17. Uji T-Independen Nilai Pretest Siswa Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil belajar kontrol 12 50,83 9,96 2,87
treatmen 30 50,67 14,37 2,62
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference Std. Error Difference
Hasil belajar
Equal variances assumed
0,69 0,409 0,037 40 0,971 0,17 4,54
Equal variances not assumed
0,043 29,24 0,966 0,17 3,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pada group statistics diketahui bahwa pada kelas kontrol dengan jumlah 12
siswa yang digunakan, memiliki nilai rata-rata hasil belajar 50,83 dengan standar
deviasi 9,96. Pada kelas treatmen dengan jumlah 30 siswa yang digunakan,
memiliki nilai rata-rata hasil belajar 50,67 dengan standar deviasi 14,37.
Berdasarkan hasil analisis statistik tabel diatas juga, diperoleh t = 0,037 dan p
= 0,971. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari hasil p dan α, dapat dilihat
bahwa nilai p lebih besar dari nilai α, yaitu 0,971 > 0,05 maka tidak signifikan
secara statistik, artinya tidak ada perbedaan kemampuan awal.
c. Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siwa
Data hasil belajar siswa, baik pretest maupun posttest digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada kelas treatmen dan kelas kontrol.
1) Kelas treatmen
Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil
belajar sebelum dan setelah diberi treatmen berupa pembelajaran dengan
menggunakan simulasi komputer, maka diuji dengan uji-T Dependen (Paired
Samples T-Test). Berikut adalah hasil perhitungan dengan menggunakan program
SPSS :
Tabel 4.18. Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Treatmen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil belajar pretest 50,67 30 14,37 2,62
posttest 61, 67 30 13,41 2,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Hasil
belajar
pretest - posttest -11,00 18,82 3,43 -3,202 29 0,003
Pada Paired Samples Statistics diketahui bahwa terdapat 30 siswa pada kelas
treatmen yang digunakan. Seluruh siswa tersebut memiliki nilai rata-rata hasil
belajar sebelum diberi treatmen (pretest) sebesar 50,67 dengan standar deviasi
14,37 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar setelah diberi treatmen (posttest)
sebesar 61,67 dengan standar deviasi 13,41.
Berdasarkan hasil analisis statistik di atas juga diperoleh t = -3,202 dan
p = 0,003. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari nilai p dan α, dapat dilihat
bahwa nilai p lebih kecil dari nilai α, yaitu 0,003 < 0,05 maka hasilnya signifikan.
Artinya ada peningkatan hasil belajar siswa pada kelas treatmen.
2) Kelas kontrol
Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan
pada kelas kontrol, maka diuji dengan uji-T Dependen (Paired Samples T-Test).
Berikut adalah hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS :
Tabel 4.19. Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil belajar Pretest 50,83 12 9,96 2,87
posttest 66,67 12 16,69 4,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Hasil
belajar
Pretest - posttest -15,83 12,40 3,58 -4,423 11 0,001
Pada Paired Samples Statistics diketahui bahwa terdapat 12 siswa pada kelas
kontrol yang digunakan. Seluruh siswa tersebut memiliki nilai rata-rata pretest
sebesar 50,83 dengan standar deviasi 9,96 sedangkan nilai rata-rata posttest
sebesar 66,67 dengan standar deviasi 16,69.
Berdasarkan hasil analisis statistik di atas juga diperoleh t = -4,423 dan
p = 0,001. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari nilai p dan α, dapat dilihat
bahwa nilai p lebih kecil dari nilai α, yaitu 0,003 < 0,05 maka hasilnya signifikan.
Artinya ada peningkatan hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Adapun hasil belajar siswa dari nilai pretest dan posttest secara keseluruhan
dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 4.20 berikut ini.
Tabel 4.20. Klasifikasi hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran kelas treatmen dan kelas kontrol
Interval Klasifikasi
Treatmen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Jumlah Siswa
% Jumlah Siswa
% Jumlah Siswa
% Jumlah Siswa
%
76 – 100 Sangat Baik 3 10 5 16,67 0 0 4 33,33
51 – 75 Baik 5 16,67 17 56,67 4 33,33 5 41,67
26 – 50 Cukup 22 73,33 8 26,67 8 66,67 3 25
0 – 25 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
d. Membandingkan Nilai Hasil Belajar Akhir Siswa Antara Kelas Treatmen
dan Kelas Kontrol
Setelah mengetahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar antara kelas
treatmen dan kelas kontrol serta tidak ada perbedaan pengetahuan awal (pretest)
siswa antara kelas treatmen dan kelas kontrol maka nilai posttest hasil belajar
siswa antara kelas treatmen dan kelas kontrol dapat langsung dibandingkan
dengan menggunakan uji T-Independen. Proses penganalisaan yang dilakukan
ditampilkan pada tabel 4.21 seperti berikut ini :
Tabel 4.21. Uji T-Independen Nilai Pretest Siswa Kelas Treatmen dan Kelas
Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
hasil belajar kontrol 12 66, 67 16,69 4,82
treatmen 30 61, 67 13,41 2,45
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference Std. Error Difference
hasil
belajar
Equal variances
assumed
0,749 0,392 1,017 40 0,315 5,00 4,91
Equal variances
not assumed
0,925 16,982 0,368 5,00 5,41
Pada group statistics diketahui bahwa pada kelas kontrol dengan jumlah 12
siswa yang digunakan, memiliki nilai rata-rata hasil belajar akhir sebesar 66,67
dengan standar deviasi 16,69. Pada kelas treatmen dengan jumlah 30 siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
digunakan, memiliki nilai rata-rata hasil belajar akhir sebesar 61,67 dengan
standar deviasi 13,41.
Berdasarkan hasil analisis statistik tabel diatas juga, diperoleh t = 1,017 dan
p = 0,315. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari hasil nilai p dan α, dapat
dilihat bahwa nilai p lebih besar dari nilai α, yaitu 0,315 > 0,05 maka tidak
signifikan secara statistik, artinya tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas
treatmen dan kelas kontrol. Dengan kata lain model pembelajaran dengan
menggunakan simulasi komputer tidak lebih baik dari pada pembelajaran dengan
metode ceramah.
C. Pembahasan
1. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
Pada pembelajaran ini, peneliti memberikan treatmen berupa pembelajaran
menggunakan simulasi komputer untuk melihat keterampilan proses sains siswa.
Simulasi yang digunakan adalah simulasi PhET. Adapun aspek keterampilan
proses sains yang ingin dilihat, yaitu: membuat rumusan masalah, menyusun
hipotesa, menentukan variabel, membuat rancangan percobaan sederhana,
menganalisis penyelidikan, dan memberi hubungan variabel. Sebelum
pengambilan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan simulasi komputer
yang akan digunakan dan memperkenalkan beberapa aspek keterampilan proses.
Data yang dianalisa dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pemberian
pretest dan posttest sebelum dan setelah pembelajaran, laporan hasil kerja siswa,
dan lembar observasi. Dari nilai pretest tersebut diketahui bahwa terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sebanyak 63,33 % siswa yang memiliki keterampilan proses sains baik, 33,33%
siswa yang memiliki keterampilan proses sains cukup, 3,33 % siswa yang
memiliki keterampilan proses sains kurang. Dari nilai pretest dan posttest data
yang diperoleh, terlihat perbedaan antara nilai pretest dan posttest keterampilan
proses sains siswa. Nilai rata-rata pretest yang diperoleh siswa adalah 54,75
dengan standar deviasi 12,56, sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 55,11
dengan standar deviasi 10,37.
Dilihat secara statistik menggunakan uji T-Dependen diperoleh t = -0,184 dan
p = 0,855. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari nilai p dan α, dapat dilihat
bahwa nilai p lebih besar dari nilai α, yaitu 0,855 > 0,05 maka hasilnya tidak
signifikan. Artinya tidak ada peningkatan keterampilan proses sains secara
signifikan. Dari nilai posttest dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 70% siswa
yang memiliki keterampilan proses sains baik, 26,67% siswa yang memiliki
keterampilan proses sains cukup, dan 3,33% siswa yang memiliki keterampilan
proses sains kurang.
Dari laporan kerja siswa juga dapat dilihat bahwa terdapat 33,33 % siswa yang
memiliki keterampilan proses sains sangat baik, 53,33% siswa yang memiliki
keterampilan proses sains baik, dan 13,33% siswa yang memiliki keterampilan
proses sains cukup.
Berdasarkan klasifikasi untuk setiap aspek keterampilan proses sains dari hasil
pretest dan posttest dapat diketahui bahwa aspek membuat rumusan masalah dan
memberi hubungan variabel mengalami peningkatan yang cukup signifikan antara
pretest dan posttestnya yaitu 46,67 % siswa yang dapat dikategorikan sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dalam membuat rumusan masalah dan setelah diberi treatmen terdapat
peningkatan menjadi 63,33 %. Untuk aspek memberi hubungan variabel, hasil
pretest menunjukan bahwa terdapat 23,33 % siswa yang dapat dikategorikan
sangat baik dalam memberi hubungan variabel dan setelah diberi treatmen
terdapat peningkatan menjadi 40 %. Untuk aspek menyusun hipotesa, menentukan
variabel, dan menganalisis penyelidikan terdapat penurunan antara hasil pretest
dan posttest. Hasil pretest menunjukan bahwa terdapat 96,66 % siswa yang dapat
dikategorikan sangat baik dan baik dalam menyusun hipotesa dan setelah diberi
treatmen terdapat penurunan menjadi 86,67 %. Untuk aspek menentukan variabel
terdapat 66,67 % siswa yang dapat dikategorikan sangat baik dalam menentukan
variabel dan setelah diberi treatmen terdapat penurunan menjadi 36,67 % dan
untuk aspek menganalisis penyelidikan terdapat 33,33 % siswa yang dapat
dikategorikan sangat baik dalam menganalisis penyelidikan dan setelah diberi
treatmen terdapat penurunan menjadi 16,67 % siswa. Untuk aspek membuat
rancangan percobaan sederhana rata-rata siswa masih dikategorikan kurang.
Setelah diberi treatmen menjadi 96.67 % masuk dalam kategori kurang dan
3,33% masuk dalam kategori cukup.
Peningkatan keterampilan proses sains yang tidak signifikan ini bisa terjadi
dikarenakan siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran IPA dengan
pendekatan keterampilan proses sains. Sehingga siswa belum terampil dengan
pembelajaran IPA yang berbasis pendekatan keterampilan proses sains. Hal ini
tampak ketika siswa melakukan pembelajaran dengan simulasi komputer ada
beberapa siswa yang membuat hipotesa sambil melakukan simulasi. Padahal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
seharusnya hipotesa itu dibuat sebelum siswa melakukan simulasi. Banyak juga
siswa yang bingung melakukan kegiatan dengan menggunakan simulasi
komputer. Karena sebelumnya mereka belum pernah melakukan pembelajaran
IPA dengan menggunakan simulasi komputer. Dari sini nampaknya siswa perlu
dibiasakan untuk menggunakan simulasi komputer. Selain itu, waktu
pembelajaran yang sedikit hanya sekitar 80 menit (2 JP) saat pembelajaran
menggunakan simulasi komputer, mengakibatkan siswa belum sungguh-sungguh
mendalami materi pelajaran.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Penelitian yang telah dilakukan ini salah satunya bertujuan untuk melihat
apakah pembelajaran dengan simulasi komputer dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Data yang dianalisa dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pemberian
pretest sebelum diberikan pembelajaran dan posttest setelah diberikan
pembelajaran.
Dari data yang diperoleh tersebut, kemudian dilihat peningkatan hasil belajar
siswa. Untuk melihat apakah terdapat peningkatkan hasil belajar siswa, digunakan
perbandingan nilai pretest dan nilai posttest siswa.
Setelah dilakukan analisis dari hasil data yang diperoleh, terlihat perbedaan
nilai pretest dan posttest siswa baik kelas treatmen maupun kelas kontrol. Pada
kelas treatmen diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 50,67 dengan standar
deviasi 14,37 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar setelah diberi treatmen
(posttest) sebesar 61,67 dengan standar deviasi 13,41.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dengan menggunakan uji-T kelompok dependen diperoleh t = -3,202 dan
p = 0,003. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari nilai p dan α, dapat dilihat
bahwa nilai p lebih kecil dari nilai α, yaitu 0,003 < 0,05 maka hasilnya signifikan.
Artinya ada peningkatan hasil belajar siswa pada kelas treatmen. Pada kelas
kontrol Seluruh siswa tersebut memiliki nilai rata-rata pretest sebesar 50,83
dengan standar deviasi 9,96 sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 66,67
dengan standar deviasi 16,69.
Berdasarkan hasil analisis statistik di atas juga diperoleh t = -4,423 dan
p = 0,001. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari nilai p dan α, dapat dilihat
bahwa nilai p lebih kecil dari nilai α, yaitu 0,003 < 0,05 maka hasilnya signifikan.
Artinya ada peningkatan hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan nilai pretest dan posttest hasil belajar siswa, pada kelas treatmen
terdapat 26,67 % siswa dikategorikan memiliki hasil belajar baik dan sangat baik
sebelum diberi pembelajaran, setelah pembelajaran dengan diberi treatmen
meningkat menjadi 73,34 % siswa dikategorikan memiliki hasil belajar baik dan
sangat baik. Pada kelas kontrol saat sebelum diberi pembelajaran terdapat 33,33 %
siswa dikategorikan memiliki hasil belajar baik, setelah diberi pembelajaran
meningkat menjadi 75 % siswa dikategorikan memiliki hasil belajar baik dan
sangat baik.
Dari uji T-Dependen yang dilakukan terhadap kelas treatmen maupun kelas
kontrol diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kedua kelas
tersebut. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah pembelajaran pada kelas
treatmen lebih baik daripada kelas kontrol peneliti melakukan uji T-Independen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
hasil belajar siswa antara kelas treatmen dan kelas kontrol. Namun, sebelumnya
terlebih dahulu dilihat kemampuan awal siswa kedua kelompok tersebut. Setelah
mengetahui bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama maka
dilakukan uji T-Independen pada hasil belajar akhir kelas treatmen dan kelas
kontrol. Dari uji T-Independen diperoleh t = 1,017 dan p = 0,315. Nilai α yang
digunakan adalah 0,05. Dari hasil nilai p dan α, dapat dilihat bahwa nilai p lebih
besar dari nilai α, yaitu 0,315 > 0,05 maka tidak signifikan secara statistik, artinya
tidak ada perbedaan hasil belajar akhir antara kelas treatmen dan kelas kontrol.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA menggunakan
simulasi komputer tidak dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan.
Dengan kata lain model pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer
tidak lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode ceramah. Terdapat banyak
faktor yang dapat mempengaruhi hasil ini, yaitu (a) waktu pelaksanaan
pembelajaran dengan simulasi komputer hanya dalam satu pertemuan saja (2 JP)
sehingga para siswa belum memiliki pengalaman yang cukup dalam pelaksanaan
pembelajaran ini karena pembelajaran yang biasa diterapkan guru lebih bersifat
teacher centered. Seperti yang dikatakan oleh Berlinger (dalam Suparno, 2013 :
19) belajar sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat dari pengalaman. Jika siswa belum memiliki pengalaman yang cukup
dalam pelaksanaan pembelajaran berarti siswa dapat dikatakan belum sungguh-
sungguh belajar. (b) Pemahaman siswa mengenai simulasi komputer yang
digunakan yaitu simulasi PhET masih belum baik, meskipun telah diberikan
pengarahan sebelumnya. Terlihat bahwa masih banyak siswa yang bertanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mengenai penggunaan simulasi tersebut. (c) Russefendi (dalam Susanto, 2013:
14) mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah
satunya adalah model penyajian materi pelajaran. Model penyajian materi
pelajaran kemungkinan kurang sesuai untuk sebagian siswa. Akibatnya ada siswa
yang kurang berminat dalam pembelajaran, siswa yang tidak cocok dengan
metode tersebut merasa dapat belajar lebih baik dengan ceramah.
Meskipun dari hasil pretest dan posttest yang dikerjakan oleh siswa
pembelajaran simulasi komputer tidak berbeda dengan pembelajaran
menggunakan metode ceramah, Berdasarkan hasil pengamatan selama siswa
melakukan pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer tampak siswa-
siswi lebih senang belajar. Siswa aktif bekerja, membuktikan, dan mencari tahu
menggunakan simulasi komputer. Ada juga siswa yang menjadi lebih kreatif
mencoba-coba simulasi tersebut. Meskipun ada beberapa pula siswa yang terlihat
masih bingung menggunakan simulasi komputer. Siswa terlihat antusias
melakukan simulasi mengikuti petunjuk LKS yang tersedia. Bagi kelompok siswa
yang bingung dengan penggunaan simulasi, para siswa tidak segan untuk
bertanya. Mereka berdiskusi melakukan simulasi tersebut.
Dengan pembelajaran menggunakan simulasi komputer ini dirasakan mampu
membuat siswa aktif, dan memungkinkan untuk lebih kreatif serta dapat melatih
kerja sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
D. Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian terdapat beberapa permasalahan yang
membatasi penelitian ini. Keterbatasan yang ditemui selama melakukan penelitian
ini antara lain adalah :
1. Keterbatasan waktu
Pada penelitian ini peneliti diberikan izin 1 minggu untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut. Waktu penelitian juga ditentukan dari pihak
sekolah. Karena selama seminggu tersebut terdapat ujian praktek IPA di
sekolah tersebut sehingga guru tidak dapat memberikan pembelajaran dikelas
VII, maka peneliti diberikan kesempatan melakukan penelitian dan
pengambilan data saat ujian praktek tersebut. Oleh karena itu, peneliti tidak
dapat melakukan observasi sebelum melakukan penelitian. Selain itu, waktu
pengambilan data yang hanya satu kali pertemuan ini juga dirasa masih kurang
cukup.
2. Keterbatasan observer
Pada waktu pengambilan data, peneliti dibantu 3 teman untuk melakukan
observasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya
menggunakan simulasi komputer. Karena jumlah siswanya terlalu banyak
yaitu 43 siswa, para observer masih merasa kesulitan untuk mengamati siswa.
3. Keterbatasan soal
Terdapat soal yang kurang dipahami siswa. Contohnya, terdapat soal yang
diujikan mengenai hubungan antara suhu dan kalor, seharusnya siswa
menjawab semakin meningkat suhu maka semakin banyak kalor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dibutuhkan. Namun rata-rata siswa menjawab yang tidak berkaitan dengan
konsep suhu dan kalor, yakni siswa menjawab kalor = 2 x suhu atau suhu =
kalor : 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa-siswi kelas VII F
dan VII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada mata pelajaran fisika tentang
kalor, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran Fisika pada materi bahasan Kalor dan Perubahan Suhu Benda
menggunakan simulasi komputer tidak meningkatkan keterampilan proses
sains siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
2. Pembelajaran Fisika pada materi bahasan Kalor dan Perubahan Suhu Benda
menggunakan simulasi komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta namun peningkatannya tidak berbeda
dengan ceramah. Meskipun demikian, simulasi komputer dapat membuat
siswa lebih senang, antusias dan aktif belajar.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Siswa perlu dilatih mengenai keterampilan proses sains agar pembelajaran
IPA sungguh-sungguh bermakna dan mendalam. Adapun keterampilan
proses sains yang perlu ditingkatkan adalah keterampilan proses sains
dalam aspek membuat rancangan percobaan sederhana dan menganalisis
penyelidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Simulasi komputer baik digunakan guru dalam pembelajaran fisika,
meskipun tidak meningkatkan hasil belajar secara signifikan, metode
simulasi komputer ini dapat membuat siswa lebih senang, antusias dan
aktif belajar.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
a. Saran bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa, guna
mendapatkan data yang lebih baik, peneliti tidak hanya melakukan
validasi isi melainkan juga melakukan uji coba soal.
b. Peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian serupa dapat pula
mengujikan keterampilan proses sains pada kelas kontrol guna melihat
apakah metode simulasi komputer lebih dapat meningkatkan keterampilan
proses sains dibandingkan dengan metode ceramah.
c. Guna tercapainya proses pembelajaran yang lebih baik selama penelitian,
peneliti sebaiknya melakukan observasi dan pendekatan terhadap siswa
sebelum melakukan penelitian. Hal ini bertujuan agar peneliti mengenal
karakter siswa-siswanya sehingga dapat membantu peneliti untuk
merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Perkins, Katherine dkk. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics. The Physics Teacher. Vol.44: 18-23.
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran Ipa di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Semiawan, Cony. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Meningkatkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
____________. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi (untuk mahasiswa). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
____________. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika konstruktivistik dan menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategis dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara.
University of Colorado. 2016. Bentuk dan perubahan Energi. Dalam https://phet.colorado.edu/in/simulation/legacy/energy-forms-and-changes. Di unduh pada 3 Februari 2016
Wieman, C.E dkk. 2010. Teaching physics using PhET simulations. The Physics Teacher. Vol.48: 225-227.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 1: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 3: Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa
Kalor
Kelompok : Hari/Tanggal :
Nama : waktu :
Kelas : VII
Konsep : Kalor
Tujuan : menyelidiki besaran-besaran yang mempengaruhi jumlah kalor
benda
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat/bahan apa saja yang terdapat dalam simulasi tersebut ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
HIPOTESIS
Sebelum mencoba simulasi, jawablah pertanyaan berikut ini :
1. Jika benda-benda tersebut dipanaskan, bagaimana pengaruhnya terhadap
suhu dan kalor?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
………………………………………………………………………………
………………………………………………
2. Apakah jenis benda mempengaruhi kenaikan suhu benda ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………
LANGKAH KERJA
Kegiatan 1
1. Pilihlah satu bahan yang akan dipanaskan
2. Panasi benda tersebut dengan memberikan jumlah panas yang berbeda-
beda
3. Amati perubahan suhu benda ketika dipanaskan
4. Amati jumlah kalor benda ketika dipanaskan
5. Apa hasil pengamatanmu ?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Kegiatan 2
1. Pilihlah beberapa benda yang akan dipanaskan !
2. Catatlah waktu yang diperlukan benda untuk mencapai suhu yang
sama !
3. Amati perubahan suhunya !
4. Catat hasil pengamatanmu dalam tabel yang kamu buat !
Tabel waktu yang ditempuh suatu benda untuk mencapai suhu 100 0C
Jenis benda t (s)
Benda 1……….................
Benda 2 …………………
Benda 3………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
5. Amati juga jumlah kalor yang digunakan untuk mencapai suhu
tersebut !
6. Benda manakah yang memiliki jumlah kalor yang lebih banyak ?
7. Benda manakah yang memiliki jumlah kalor yang lebih sedikit ?
PEMBAHASAN
Suatu benda apabila dipanaskan akan mengalami ……………
Semakin besar kenaikan suhu benda, maka jumlah kalor yang diperlukan untuk
mencapai suhu tersebut ………….
Semakin besar massa benda, maka jumlah kalor yang digunakan untuk menaikkan
suhu benda semakin….
Benda yang berbeda……………………..memerlukan jumlah kalor yang berbeda
untuk menaikkan suhu benda hingga suhu tertentu. Besaran yang digunakan untuk
menunjukkan hal ini adalah kalor jenis benda.
KESIMPULAN
Dari simulasi, dapat di simpulkan bahwa kalor atau energi panas suatu benda
dipengaruhi oleh ………………………………………………………….......
Kalor jenis benda adalah………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 4: Soal Pretest dan Posttest
Kalor
Nama/no.absen :
Kelas :
Waktu : 30 menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat !
1. Apa yang kamu ketahui tentang kalor ?
2. Apa yang dimaksud dengan kalor jenis ?
3. Besaran-besaran apa saja yang mempengaruhi jumlah kalor suatu benda ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kalor
Nama :
Kelas :
Waktu : 40 menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat !
1. Bagaimana rumusan masalah untuk kasus berikut ini:
Dua buah benda yaitu besi dan tembaga memiliki massa yang sama
dipanaskan hingga suhunya sama.
2. Saya memanaskan 2 buah batang besi hingga suhunya sama. Batang besi
yang pertama memiliki panjang 5 cm dan batang besi yang kedua memiliki
panjang 10 cm. Berdasarkan percobaan tersebut, hipotesis (dugaan
sementara) apa yang akan anda buat ?
3. Saya memanaskan 2 benda yang memiliki massa yang sama dengan
menggunakan bunsen. Dari percobaan tersebut diperoleh :
Waktu (s) Suhu Benda A (0C) Suhu Benda B (0C)
0 20 20
5 40 50
10 60 80
Dari tabel data tersebut, informasi apa yang dapat anda ketahui berkaitan
dengan kalor yang dimiliki benda ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4. Saya ingin mengetahui apakah massa benda mempengaruhi kalor suatu
benda.
a. Tentukan variabel bebas dan variabel terikat dari pernyataan tersebut !
b. Rancanglah sebuah percobaan sederhana untuk melihat hubungan
antara massa dan kalor !
5. Dari tabel tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan ?
6. Apa yang kamu ketahui tentang kalor ?
7. Apa yang dimaksud dengan kalor jenis ?
8. Besaran-besaran apa saja yang mempengaruhi jumlah kalor suatu benda ?
Suhu (0C) Kalor (J)
20 40
40 80
60 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 5: Lembar Observasi
Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
(Kelas Simulasi)
Rubrik penilaian keterampilan proses sains (KPS)
No. Aspek yang dinilai Indikator Skor 1 Menyusun hipotesa • Siswa dapat membuat
rumusan masalah atau membuat pertanyaan yang bertujuan untuk meminta penjelasan
• Siswa dapat membuat perkiraan atau jawaban sementara yang (beralasan) logis untuk menerangkan suatu kejadian
4. Siswa membuat hipotesa (dugaan sementara) sebelum melakukan simulasi dengan tepat dan logis 3. Siswa membuat hipotesa (dugaan sementara) namun kurang tepat/ logis sebelum melakukan simulasi komputer 2. Siswa membuat hipotesa yang tepat dan logis namun hipotesa dibuat setelah melakukan simulasi
1.Siswa membuat hipotesa (dugaan sementara) namun kurang tepat dan hipotesa dibuat setelah melakukan simulasi komputer
2 Memberi hubungan variabel
• Siswa dapat menentukan variabel bebas dan terikat
• Siswa dapat menjelaskan hubungan/keterkaitan variabel bebas dan terikat.
4. Siswa menentukan variabel bebas dan terikat serta dapat menjelaskan hubungan antar variabel tersebut dengan tepat 3. Siswa menentukan variabel bebas dan terikat dengan tepat namun kurang dapat menjelaskan hubungan antar variabel tersebut 2. Siswa menentukan salah satu variabel dengan tepat dan menjelaskan hubungan antar variabel tersebut dengan tidak tepat 1. Siswa menentukan variabel bebas dan terikat serta menjelaskan hubungan antar variabel tersebut dengan tidak tepat
3
Merencanakan penyelidikan sederhana
• Siswa dapat menentukan
alat dan bahan yang akan digunakan,
• Siswa dapat menentukan variabel yang harus diperhatikan,
• Siswa dapat menentukan langkah-langkah percobaan yang akan ditempuh.
4. Siswa memilih alat/bahan yang akan digunakan dengan lengkap dan tepat, menentukan variabel dengan tepat, dan dapat menentukan langkah percobaan dengan tepat. 3. Siswa tidak lengkap memilih alat dan bahan (hanya menyebut 5 alat/bahan dari 7 alat /bahan yang digunakan), menentukan variabel dengan tepat, dan langkah percobaan yang ditempuh tepat 2. Siswa lengkap memilih alat dan bahan, menentukan variabel kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tepat (menentukan salah satu variabel dengan tepat ) , dan langkah percobaan yang ditempuh kurang tepat 1. Siswa kurang tepat/tidak lengkap memilih alat dan bahan bahan (hanya menyebut 3 alat/bahan dari 7 alat /bahan yang digunakan), kurang tepat dalam menentukan variabel (menentukan salah satu variabel dengan tepat ), dan membuat langkah percobaan namun kurang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 6: RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Mata Pelajaran : IPA
TOPIK : Kalor dan Perpindahan Kalor
Kelas/Semester : VII G/2
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dalam lingkungan serta mewujudkan dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
1.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan,
percobaan, dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja insividu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan
penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.
C. INDIKATOR
1.1.1. Siswa berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu
1.1.2. Siswa mengucap syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
2.2.1. Siswa menunjukkan sikap toleransi saat melakukan pengamatan
dan diskusi
2.2.2. Siswa mengumpulkan setiap hasil kerjanya tepat waktu
2.2.3. Siswa bersikap aktif dalam menjalankan setiap tugas
2.2.4. Siswa dapat menjalankan setiap tugas dengan penuh tanggung
jawab
Kalor (Kalor dan perubahan suhu benda)
3.1.1. Peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor
3.1.2. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda
3.1.3. Peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor
2. Peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor jenis
3. Peserta didik dapat menjelaskan apa saja pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda
E. MATERI
Kalor dan Pengaruhnya terhadap suhu benda
F. PENDEKATAN/MODEL/METODE PEMBELAJARAN Pendekatan : scientific learning Model Pembelajaran : Cooperative learning Metode Pembelajaran : ceramah aktif, diskusi, Tanya jawab.
G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR 1. Media
Komputer, LCD
2. Sumber Belajar Buku IPA SMP Kelas VII Puskurbuk 2014
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Tahap Kegiatan Rincian Kegiatan Alokasi waktu
1 Kegiatan awal � Apersepsi
Mengingatkan kembali
mengenai materi sebelumnya
(kalor)
� Motivasi
Tujuan pembelajaran dan
contoh aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari
� Orientasi
- Guru menyebutkan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pokok-pokok materi yang
akan dibahas
- Guru menjelaskan
kegiatan yang akan
dilakukan selama
pertemuan
- Guru menjelaskan tujuan-
tujuan yang akan
diperoleh setelah
pertemuan ini dilakukan
- Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok
2 Kegiatan Inti � Mengamati
Siswa mengamati gambar
yang ditampilkan oleh guru
� Menanya
- Guru menanyakan dari
gambar (gambar 2 jenis
benda yang berbeda
dipanaskan) tersebut, kira-
kira kalor yang digunakan
untuk menaikkan suhu
benda itu tergantung dari
apa?
� Mengumpulkan
informasi/mencoba
- Siswa dalam kelompok
menentukan variabel
bebas dan terikat
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
- Siswa dalam kelompok
mendiskusikan
hipotesanya
- Siswa merencanakan
penyelidikan
� Menalar dan
mengkomunikasikan
- Siswa
mengkomunikasikan hasil
kerjanya dalam bentuk
lisan maupun tulisan
o Guru bersama siswa
mendiskusikan secara umum
mengenai kalor jenis
o Guru bersama siswa
mendiskusikan apa saja yang
mempengaruhi kalor suatu
benda.
o Guru bersama siswa membuat
perumusan kalor
3 Kegiatan
Penutup
o Guru bersama siswa mencoba
mengingatkan kembali materi
pokok yang sudah dipelajari
pada pertemuan tersebut
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 7: RPP Kelas Treatmen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Mata Pelajaran : IPA
TOPIK : Kalor dan Perpindahan Kalor
Subtopik : Kalor dan Perubahan Suhu Benda
Kelas/Semester : VII F/2
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
I. KOMPETENSI INTI
Kompetensi Inti 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
Kompetensi Inti 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Kompetensi Inti 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
Kompetensi Inti 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
J. KOMPETENSI DASAR
1.3 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkan dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan,
percobaan, dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja insividu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan
penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.
K. INDIKATOR
1.1.3. Siswa berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu
1.1.4. Siswa mengucap syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
2.2.1. Siswa menunjukkan sikap toleransi saat melakukan pengamatan
dan diskusi
2.2.2. Siswa mengumpulkan setiap hasil kerjanya tepat waktu
2.2.3. Siswa bersikap aktif dalam menjalankan setiap tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2.2.4. Siswa dapat menjalankan setiap tugas dengan penuh tanggung
jawab
3.1.4. Peserta didik dapat menentukan variabel dari simulasi yang
ditampilkan
3.1.5. Peserta didik dapat memberikan hubungan variabel
3.1.6. Peserta didik dapat menyusun hipotesa dari simulasi yang
ditampilkan
3.1.7. Peserta didik dapat merancang eksperimen sederhana yang
sesuai
3.1.8. Peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor
3.1.9. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda
3.1.10. Peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor jenis
4.1.2. Peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil kerjanya secara
tertulis pada lembar kerja yang diberikan
L. TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Melalui simulasi, peserta didik dapat menyusun hipotesa
5. Melalui simulasi, peserta didik dapat menentukan variabel dari
simulasi yang ditampilkan
6. Melalui simulasi, peserta didik dapat memberikan hubungan variabel
7. Melalui simulasi, peserta didik dapat menganalisis penyelidikan
8. Peserta didik dapat membuat rancangan eksperimen sederhana yang
sesuai
9. Peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor
10. Melalui simulasi, peserta didik dapat menjelaskan definisi kalor jenis
11. Peserta didik dapat menjelaskan apa saja pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda
12. Peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil kerjanya secara tertulis
pada lembar kerja yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
M. MATERI
Kalor dan Perubahan Suhu Benda
N. Media/Alat/Bahan Dan Sumber Belajar
1. Media: Komputer, LCD, simulasi PhET
2. Alat: Stopwatch
3. Sumber Belajar: LKS, Buku IPA SMP Kelas VII Puskurbuk 2014, Simulasi PhET
O. Pendekatan, Model, Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific learning Model Pembelajaran : Cooperative learning Metode Pembelajaran : Simulasi, diskusi, ceramah.
P. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Tahap Kegiatan Rincian Kegiatan Alokasi waktu
1 Kegiatan awal � Apersepsi
Mengingatkan kembali
mengenai materi sebelumnya
(kalor)
� Motivasi
Tujuan pembelajaran dan
contoh aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari
� Orientasi
- Guru menyebutkan
pokok-pokok materi yang
akan dibahas
- Guru menjelaskan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kegiatan yang akan
dilakukan selama
pertemuan
- Guru menjelaskan tujuan-
tujuan yang akan
diperoleh setelah
pertemuan ini dilakukan
- Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok
2 Kegiatan Inti � Menanya
- Guru menanyakan dari
simulasi tersebut, kira-
kira kalor yang digunakan
untuk menaikkan suhu
benda itu tergantung dari
apa?
- Guru memberikan
pertanyaan mengenai
simulasi dalam LKS yang
diberikan
- Guru menanyakan, jika
akan membuat
eksperimen sederhana
seperti simulasi tersebut
kira-kira bagaimana
rancangan percobaan
tersebut ?
- Guru menanyakan apa itu
kalor jenis ?
� Mengumpulkan
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
informasi/mencoba
Dengan menggunakan
simulasi:
- Siswa dalam kelompok
mendiskusikan
hipotesanya
- Siswa dalam kelompok
menentukan variabel
bebas dan terikat
- Siswa dalam kelompok
menganalisis penyelidikan
- Siswa dalam kelompok
membuat kesimpulan
� Menalar dan
mengkomunikasikan
- Siswa dapat
mengkomunikasikan hasil
kerjanya dalam bentuk
tulisan dalam lembar
jawaban yang diberikan
o Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya
3 Kegiatan
Penutup
o Guru bersama siswa
merangkum mengenai konsep
kalor yang telah diperoleh
dari simulasi tersebut
o Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
o Guru mengucapkan salam
penutup diakhir pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 8: Kunci Jawaban Tes Tertulis
KUNCI JAWABAN
Kalor dan Perubahan Suhu Benda
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat !
1. Bagaimana rumusan masalah untuk kasus berikut ini:
Dua buah benda yaitu besi dan tembaga memiliki massa yang sama
dipanaskan dengan suhu yang sama.
Jawab :
- Benda manakah yang terlebih dahulu mencapai suhu 100 0C besi atau
tembaga ?
- Benda manakah yang memerlukan kalor lebih banyak untuk
menaikkan suhunya sampai 100 0C ?
2. Saya memanaskan 2 buah batang besi dengan suhu yang sama. Batang
besi yang pertama memiliki panjang 5 cm dan batang besi yang kedua
memiliki panjang 10 cm. Berdasarkan percobaan tersebut, hipotesis
(dugaan sementara) apa yang akan anda buat ?
- Batang besi yang memiliki panjang 10 cm memerlukan kalor yang
lebih banyak agar suhunya bertambah sampai 100 0C dibandingkan
dengan besi yang panjangnya 5 cm.
3. Saya memanaskan 2 benda yang memiliki massa yang sama dengan
menggunakan bunsen. Dari percobaan tersebut diperoleh :
Waktu (s) Suhu Benda A (0C) Suhu Benda B (0C)
0 20 20
5 40 50
10 60 80
Dari tabel data tersebut, informasi apa yang dapat anda ketahui berkaitan
dengan kalor yang dimiliki benda ?
- Kenaikan suhu benda B lebih besar dari kenaikan suhu benda A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
- Benda A memiliki kalor jenis yang lebih besar daripada benda B
- Benda A memerlukan kalor yang lebih banyak untuk menaikan
suhunya dibandingkan benda B
4. Saya ingin mengetahui apakah massa benda mempengaruhi kalor suatu
benda.
a. Tentukan variabel bebas dan variabel terikat dari pernyataan tersebut !
Variabel bebas = massa benda
Variabel terikat = kalor
b. Rancanglah sebuah percobaan sederhana untuk melihat hubungan
antara massa dan kalor !
Jawab :
Alat dan bahan :
o Bunsen (pemanas)
o Tripot
o Gelas beker
o Timbangan/neraca
o Air
o Thermometer
o Stopwatch
Langkah kerja:
1) Menyusun alat seperti pada gambar berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
50 ml 100 ml
2) Memanaskan air tesebut dengan massa/volume air yang
berbeda-beda misalnya 50 ml dan 100 ml selama waktu
tertentu.
3) Menghitung waktu memanaskankan air tersebut dengan
menggunakan stopwatch
4) Mengukur kenaikan suhu air tersebut dengan menggunakan
thermometer setiap rentang waktu tertentu, misalnya setiap 5
menit.
5) Mencatat setiap kenaikan suhu air yang volumenya berbeda-
beda tersebut setiap rentang waktu tertentu.
5. Dari tabel tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan ?
Jawab:
Semakin besar kenaikan suhu maka kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu tersebut semakin besar/banyak
6. Apa yang kamu ketahui tentang kalor ?
Jawab :
Suhu (0C) Kalor (J)
20 40
40 80
60 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah.
7. Apa yang dimaksud dengan kalor jenis ?
Kalor jenis adalah Besaran yang menyatakan jumlah kalor yang
dibutuhkan/dilepaskan oleh 1gram zat agar suhunya berubah 1 K atau 1 0C.
8. Besaran-besaran apa saja yang mempengaruhi jumlah kalor suatu benda ?
- Massa benda
- Kalor jenis benda
- Suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 9: Kunci Jawaban Laporan Kerja Siswa
Kunci Jawaban
Laporan Kerja Siswa
Konsep : Kalor
Tujuan : menyelidiki besaran-besaran yang mempengaruhi jumlah kalor
benda
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat/bahan apa saja yang terdapat dalam simulasi tersebut ?
Jawab :
1. Tripot (tungku pemanas)
2. Thermometer
3. Pemanas
4. Bata
5. Besi
6. Air
7. Gelas beker
8. Stopwatch
HIPOTESIS
Sebelum mencoba simulasi, jawablah pertanyaan berikut ini :
3. Jika benda-benda tersebut dipanaskan, bagaimana pengaruhnya terhadap
suhu dan kalor?
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Apabila benda-benda tersebut dipanaskan, suhu benda tersebut akan
meningkat. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tersebut
juga semakin banyak.
4. Apakah jenis benda mempengaruhi kenaikan suhu benda ? Jelaskan !
Jawab :
Ya. Jenis benda mempengaruhi kenaikan suhu benda. Untuk benda yang
berbeda jenis dengan massa yang sama, apabila dipanaskan kenaikan suhu
benda tersebut akan berbeda-beda karena dipengaruhi kalor jenis benda.
LANGKAH KERJA
Kegiatan 1
6. Pilihlah satu bahan yang akan dipanaskan
7. Panasi benda tersebut dengan memberikan jumlah panas yang berbeda-
beda
8. Amati perubahan suhu benda ketika dipanaskan
9. Amati jumlah kalor benda ketika dipanaskan
10. Apa hasil pengamatanmu ?
Jawab :
Apabila benda tersebut dipanaskan, maka suhu benda tersebut
meningkat. Kalor yang diterima benda juga semakin banyak.
Kegiatan 2
8. Pilihlah beberapa benda yang akan dipanaskan !
9. Catatlah waktu yang diperlukan benda untuk mencapai suhu yang
sama !
10. Amati perubahan suhunya !
11. Catat hasil pengamatanmu dalam tabel yang kamu buat !
Tabel waktu yang ditempuh suatu benda untuk mencapai suhu 100 0C
Jenis benda t (s)
Benda 1 Batu Bata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Benda 2 Besi
Benda 3 Air
12. Amati juga jumlah kalor yang digunakan untuk mencapai suhu
tersebut !
13. Benda manakah yang memiliki jumlah kalor yang lebih banyak ?
14. Benda manakah yang memiliki jumlah kalor yang lebih sedikit ?
PEMBAHASAN
Suatu benda apabila dipanaskan akan mengalami kenaikan suhu.
Semakin besar kenaikan suhu benda, maka jumlah kalor yang diperlukan untuk
mencapai suhu tersebut semakin banyak
Semakin besar massa benda, maka jumlah kalor yang digunakan untuk menaikkan
suhu benda semakin semakin banyak
Benda yang berbeda jenisnya memerlukan jumlah kalor yang berbeda untuk
menaikkan suhu benda hingga suhu tertentu. Besaran yang digunakan untuk
menunjukkan hal ini adalah kalor jenis benda.
KESIMPULAN
Dari simulasi, dapat di simpulkan bahwa kalor atau energi panas suatu benda
dipengaruhi oleh suhu benda, massa benda, dan kalor jenis benda.
Kalor jenis benda adalah besaran yang digunakan untuk menunjukkan
banyakknya kalor yang diperlukan suatu benda untuk mengubah suhunya 1 0C
atau 1 K.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 10: Sampel Instrument Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 11: Sampel Instrument Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 12: Sampel Lembar Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 13. Sampel Laporan Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 14. Daftar Nilai Kelas Treatmen (VII F)
Daftar Nilai Kelas Treatmen (VIIF)
kode
siswa
KPS Hasil Belajar
pretest posttest pretest posttest
A1 54.67 49.33 50 60
A2 73.33 61.33 50 70
A3 66.67 61.33 50 60
A4 64 61.33 80 60
A5 61.33 70.67 40 80
A6 44 50.67 40 60
A7 53.33 61.33 50 60
A8 70.67 52 50 90
A9 57.33 70.67 70 50
A10 64 54.67 60 70
A11 24 32 60 60
A12 32 41.33 30 80
A13 48 54.67 40 40
A14 60 57.33 40 40
A15 44 25.33 30 30
A16 61.33 61.33 40 60
A17 50.67 54.67 60 60
A18 53.33 61.33 90 80
A19 48 54.67 50 60
A20 64 70.67 40 70
A21 54.67 64 50 70
A22 68 57.33 40 50
A23 33.33 54.67 40 50
A24 70.67 54.67 40 80
A25 50.67 50.67 60 50
A26 61.33 64 50 70
A27 36 41.33 40 70
A28 57.33 61.33 50 60
A29 70.67 48 80 50
A30 45.33 50.67 50 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 15: Daftar Nilai Kelas Kontrol (VII G)
Daftar Nilai Kelas Kontrol (Kelas VIIG)
Hasil Belajar
kode siswa pretest posttest
B1 50 70
B2 70 90
B3 50 70
B4 60 80
B5 40 30
B6 60 80
B7 60 80
B8 40 70
B9 50 50
B10 40 60
B11 40 70
B12 50 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 16: Daftar Nilai Laporan Kerja Siswa
Kelompok Skor Nilai Akhir
1 50 83.33
2 42 70
3 53 88.33
4 44 73.33
5 39 65
6 47 78.33
7 29 48.33
8 29 48.33
9 50 83.33
10 48 80
11 35 58.33
12 39 65
13 45 75
14 46 76. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
15 39 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 17: Hasil observasi
Hasil observasi
Kelompok Nama anggota Aspek Keterampilan Proses Sains yang dinilai Ket. Menyusun
hipotesa Memberi hubungan variabel
Merencanakan penyelidikan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
Christabel Jeva Putra Wijaya
√ √ √
Wiliam Nathanael Wibowo
√ √ √
Yohanes Zent Novenzo Wijaya
√ √ √
2
Claudius Genesius
Hartoko Putra Herbrata
√ √ √
Ravli Ganis Setia Adi
√ √ √
Josemaria Dhirendra Arya
Dhaneswara
√ √ √
3
Adrian Cetra Handita
√ √ √
Benidictus Nosa Anggita
Krisnawan
√ √ √
Fransiskus Asisi Anggito
Enggarjati
√ √ √
4
Vincentio Megalo Devara
√ √ √
Krisostomos Alfiano
Ciasmilda
√ √ √
Rafael Abimanyu Dewantara
√ √ √
5
Bonaventura Reynard Maharsi
√ √ √
Dominico Savio Ivan Yoga
Saputra
√ √ √
Fizas Yardena Widharmo
√ √ √
6 Andrea Putri √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Jasmine Amadea
Phritadevi √ √ √
7
Angela Merici Adelia Dinanti
√ √ √
Angela Nareswari
Cintya Goraya
√ √ √
Katharina Siena Anggun Sukma
√ √ √
8
Maria Elisabeth Lebrine
Luntungan
√ √ √
Allesandra Irene Putri
√ √ √
Dominika Dwiyanti Zena
Da Costa
√ √ √
9
Alberta Elya Sekar Anjarini
Putri
√ √ √
Gracia Dinda Kirana Larekani
√ √ √
Joseph Bagja Djaja Endra
√ √ √
10
Abisatya Yogatama
√ √ √
Angellino Nova Saputra
√ √ √
Huajiang Adiputra Purnomo
√ √ √
11 Audira Putri √ √ √ Ursula Rakel
Utari √ √ √
12
Pradnya Dyatmika Laksmi
√ √ √
Chiaramanda Azra Pavita
√ √ √
Gisela Elly Kusumasari
√ √ √
13
Christabel Amanda
√ √
Maria Immaculata
Paramaddhika Hutaminingsih
Rumuntun
√ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Yohana Diva Natasha
√ √
14
Alicia Artanti Nathania
√ √ √
Catharina Siena Pannanindriya
√ √ √
Eugenia Rajane Tetabuhan
√ √ √
15
Amadia Sekar Hairani
√ √ √
Fransisca Ricky Aprilia
Suryantika Rahayu
√ √ √
Peregrita Phalida
Setyaningrum
√ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 18: Foto-Foto Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas treatmen
Pengambilan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Kelas Kontrol
Selama pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI