PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2016. 6. 15. · Konsep Fisika Terhadap Kemampuan...

151
PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIS DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGERJAKAN SOAL FISIKA PADA BAHASAN KINEMATIKA DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: Anastasia Larasati Esti Utami (081424011) PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2016. 6. 15. · Konsep Fisika Terhadap Kemampuan...

  • PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA, KEMAMPUAN

    MATEMATIS DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

    TERHADAP KEMAMPUAN MENGERJAKAN SOAL FISIKA

    PADA BAHASAN KINEMATIKA

    DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN

    KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Oleh:

    Anastasia Larasati Esti Utami (081424011)

    PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2013

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA, KEMAMPUAN

    MATEMATIS DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

    TERHADAP KEMAMPUAN MENGERJAKAN SOAL FISIKA

    PADA BAHASAN KINEMATIKA

    DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN

    KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Oleh:

    Anastasia Larasati Esti Utami (081424011)

    PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2013

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    “Berbuatlah untuk hari ini sebagaimana tidak cukup waktumu untuk esok”

    Kupersembahkan karya ini untuk

    Bapak, Ibu, Mbak,

    sahabat,

    juga anak Indonesia

    yang menyemangati dengan luar biasa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    ABSTRAK

    Larasati Esti Utami, Anastasia: “Pengaruh Kemampuan Berbahasa,

    Kemampuan Matematis dan Penguasaan Konsep Fisika Terhadap

    Kemampuan Mengerjakan Soal Fisika Pada Bahasan Kinematika di Kelas

    XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu dan Kelas XI IPA 2 SMA Pangudi

    Luhur Yogyakarta”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta, 2013.

    Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan berbahasa,

    kemampuan matematis, dan penguasaan konsep fisika, dalam kemampuan

    mengerjakan soal fisika. Serta untuk mengetahui efektifitas metode House Model

    dalam mengungkapkan kesulitan siswa terkait dengan kemampuan berbahasa,

    kemampuan matematis, dan penguasaan konsep.

    Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu

    dan Kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 89 siswa.

    Data diperoleh melalui tes kemampuan bahasa Indonesia, tes matematika

    kemampuan dan tes kemampuan fisika menggunakan metode CRI (Certainty of

    Response Index) dan House Model (HM). Untuk mengetahui pengaruh

    kemampuan berbahasa, kemampuan matematis terhadap kemampuan

    mengerjakan soal fisika, digunakan teknik analisa regresi linear berganda. Untuk

    mengetahui pengaruh penguasaan konsep terhadap kemampuan mengerjakan soal,

    digunakan metode CRI. Untuk mengetahui efektifitas metode HM, digunakan

    ANOVA dengan tes Tukey perbandingan post Hoc.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila dilihat secara terpisah,

    kemampuan berbahasa dan kemampuan matematis tidak mempengaruhi secara

    signifikan terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika. Penguasaan konsep

    berpengaruh terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika. Meskipun

    kemampuan berbahasa dan matematis tidak berpengaruh secara signifikan, namun

    tidak dapat diabaikan karena selain harus menguasai konsep, di dalam setiap tahap

    pengerjaan dibutuhkan keterampilan berbahasa atau matematis.

    Metode House Model efektif untuk mengungkap kesulitan siswa. Namun,

    HM belum dapat memberikan jawaban yang akurat untuk mengidentifikasi

    apakah kesulitan tersebut disebabkan oleh lemahnya penguasaan konsep,

    lemahnya kemampuan bahasa atau lemahnya kemampuan matematis.

    Kata kunci: kemampuan berbahasa, kemampuan matematis, penguasaan konsep,

    kemampuan mengerjakan soal fisika, metode House Model

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRACT

    Larasati Esti Utami, Anastasia: The Influence of Language Abilities,

    Mathematical Abilities and Mastery of Physical Concept against the Ability

    of Doing Physics Exercises on the Subject of Kinematics in science class XI of

    Pangudi Luhur Sedayu SHS and science class XI 2 of Pangudi Luhur

    Yogyakarta SHS. Physics Education Study Program, Department of

    Mathematics and Natural Science Education, Faculty of Teacher Training

    and Education, Sanata Dharma University, 2013.

    The purpose of this research is to reveal the influence of language abilities,

    mathematical abilities and mastery of concept against the ability of doing physics

    exercises, and to find out the effectiveness of House Model methods in revealing

    students’ difficulties related to language abilities, mathematical abilities and

    mastery of physical concept.

    The subjects of the research were 89 students of science class XI of Pangudi

    Luhur Sedayu SHS and science class XI 2 of Pangudi Luhur Yogyakarta SHS.

    The data was obtained through Indonesian ability test, mathematical ability test

    and physical ability test using CRI (Certainty of Response Index) method and

    House Model (HM). The influence of language abilities and mathematical abilities

    against the ability of doing physics exercise, was analysed by using multiple

    linear regression analysis was applied. The influence of mastery of concept

    against the ability of doing physics was analysed by using CRI. The effectiveness

    of House Model methods was analysed by using ANOVA with a Tukey’s test for

    post hoc comparison.

    The research result showed that if it was seen separately, language abilities

    and mathematical abilities did not significantly affect on the ability of doing

    physics exercises. Mastering physics concept affected students’ abilities of doing

    physics exercises. Although language abilities and mathematical abilities did not

    influence significantly, it can not be ignored as in addition, mastering concept, in

    every stage of the work it requires language abilities and mathematical abilities.

    House Model methods are effective to reveal students’ difficulties. However,

    HM has not been able to provide an accurate answer to indentify whether or not

    the difficulties are caused by weak mastery of concept, weak language abilities, or

    weak mathematical abilities.

    Key words: language abilities, mathematical abilities, mastery of physical

    concept, difficulties of doing physics exercises, House Model method

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang dipuji dalam segala

    nama, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

    “Pengaruh Kemampuan Berbahasa, Kemampuan Matematis dan Penguasaan

    Konsep Fisika Terhadap Kemampuan Mengerjakan Soal Fisika Pada Bahasan

    Kinematika di Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu dan Kelas XI IPA 2

    SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”, sebagai syarat untuk menyelesaikan

    pendidikan strata satu.

    Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Jurusan Pendidikan Matematika

    dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian

    ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran dan gagasan-gagasan

    dalam berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati

    mengucapkan terima kasih pada:

    1. Drs. T. Sarkim M.Ed, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktu, membimbing, memberikan saran serta menjadi

    teman diskusi yang menyenangkan dalam penyelesaian skripsi ini.

    2. Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Fisika.

    3. Dr. Paulus Suparno, M.S.T., SJ., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    4. Ir.Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., yang telah meluangkan waktu untuk

    mengajarkan analisa statistik serta memberikan saran yang luar biasa

    kepada penulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    5. Segenap Dosen dan Karyawan USD yang telah membantu.

    6. Br. Agustinus Mujiya,S.Pd.,FIC, selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi

    Luhur Sedayu dan Drs. Br. Herman Yoseph,FIC, selaku Kepala Sekolah

    SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yang telah memberikan ijin sehingga

    penulis dapat melaksanakan penelitian.

    7. Fx. Purwonggo,S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Pangudi

    Luhur Sedayu dan Herman Yosef Unggul Prasetyo,S.Pd., selaku Guru

    Mata Pelajaran Fisika SMA Pagudi Luhur Yogyakarta, yang telah

    memberikan banyak saran dan memberikan kesempatan untuk

    melaksanakan penelitian.

    8. Bapak Andreas Paena, yang sangat membantu dalam pembuatan

    instrumen untuk mengukur kemampuan matematis.

    9. Bapak Agustinus Budi Susanto,S.Pd, yang sangat membantu dalam

    pembuatan instrumen untuk mengukur kemampuan berbahasa.

    10. Drs. Yohanes Yosef Purwoko Agus S., selaku Guru Mata Pelajaran

    Matematika SMA Pangudi Luhur Sedayu, Dra. Sri Purwaningsih, selaku

    Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Andreas Mujiyono,S.Pd, selaku

    Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, dan

    Th. Sasi Ambarwati,S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan

    untuk melaksanakan penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    11. Siswa-siswi kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu dan siswa-siswi

    kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, selaku partisipan yang

    mau bekerja sama dengan penulis selama penelitian berlangsung.

    12. Bapak, Ibu, dan Mbak Putri, yang telah memberikan banyak cinta.

    13. Astrid, Yeni, Siska, Berta dan Incez, yang memberi banyak masukan

    dan menjadi tempat berkeluh kesah dan penyemangat luar biasa.

    14. Mas Sri Pujangga, yang banyak memberi saran untuk menyiapkan

    banyak “peluru” dalam skripsi ini.

    15. Keluarga natas dan sahabat Code, yang memberikan pelajaran dan

    inspirasi luar biasa kepada penulis.

    16. Kak Dina, yang telah membantu penulis mengeja program SPSS, juga

    teman-teman kos Wulandari lainnya yang terus memberikan semangat.

    17. Deti yang sudah meluangkan waktu untuk membantu.

    18. Teman-teman seangkatan dari Pendidikan Fisika juga beragam prodi

    yang pernah berdinamika dengan penulis, dan orang-orang disetiap

    perjumpaan, atas pacuan semangat yang diberikan.

    19. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu

    per satu.

    Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi

    perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari skripsi ini

    jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun untuk

    penyempurnaan sangat diharapkan dan diterima penulis dengan senang hati.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... v

    ABSTRAK ............................................................................................................. vi

    ABSTRACT .......................................................................................................... vii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................................. viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Masalah Penelitian ................................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

    D. Hipotesis ................................................................................................... 3

    E. Batasan Masalah....................................................................................... 4

    F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6

    A. Kemampuan Mengerjakan Soal Fisika .................................................... 6

    B. Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Matematis dalam Proses

    Mengerjakan Soal..................................................................................... 8

    C. Pengaruh Penguasaan Konsep Fisika Terhadap Kemampuan

    Mengerjakan Soal Fisika ............................. ...........................................12

    D. Identifikasi Kesulitan Mengerjakan Soal Menggunakan House Model

    (HM) ....................................................................................................... 15

    E. Kinematika Dengan Analisis Vektor ..................................................... 18

    BAB III METODOLOGI ...................................................................................... 25

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25

    B. Desain Penelitian .................................................................................... 25

    C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 26

    D. Instrumen Penelitian............................................................................... 26

    E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................................... 28

    BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 34

    A. Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Matematis Terhadap Kemampuan

    Mengerjakan Soal Fisika ........................................................................ 34

    B. Pengaruh Penguasaan Konsep Fisika Terhadap Kemampuan

    Mengerjakan Soal Fisika ............................. ...........................................41

    1. Analisis pemahaman siswa tentang konsep analisis vektor pada

    gerak 1 dimensi melalui tes CRI ........ ...........................................43

    2. Analisis pemahaman siswa tentang konsep analisis vektor pada

    gerak 2 dimensi melalui tes CRI ........ ...........................................47

    C. Efektivitas Metode House Model dalam Mengungkap Kesulitan Siswa 51

    D. Keterkaitan Kemampuan Berbahasa, Kemampuan Matematis,

    Penguasaan Konsep, dan Metode House Model .................................... 61

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 63

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 63

    B. Saran ....................................................................................................... 65

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel III.1 Keyakinan jawaban siswa berdasarkan CRI ....................................... 27

    Tabel III.2 Krteria pengelompokan siswa berdasarkan CRI ................................. 27

    Tabel III.3 Nilai validitas instrumen tes fisika ...................................................... 30

    Tabel III.4 Nilai validitas instrumen tes bahasa Indonesia ................................... 30

    Tabel III.5 Nilai validitas instrumen tes matematika ............................................ 31

    Tabel III.6 Nilai reliabilitas ................................................................................... 33

    Tabel IV.1 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov test regresi ................................. 35

    Tabel IV.2 Correlations regresi ............................................................................. 36

    Tabel IV.3 Model summary regresi ...................................................................... 37

    Tabel IV.4 Anova regresi ...................................................................................... 38

    Tabel IV.5 Coefficienta regresi ............................................................................. 38

    Tabel IV.6 Interval skor pemahaman siswa .......................................................... 41

    Tabel IV.7 Presentase skor tertinggi, terendah dan rata-rata ................................ 41

    Tabel IV.8 Pemahaman siswa berdasarkan skala CRI .......................................... 49

    Tabel IV.9 Prosentase siswa yang memiliki pemahaman benar, kurang

    pemahaman, dan miskonsepsi ............................................................ 50

    Tabel IV.10.a Test of homogenity of variances House Model nomor 1 ............... 52

    Tabel IV.10.b Test of homogenity of variances House Model nomor 2 .............. 52

    Tabel IV.11.a Anova House Model nomor 1 ........................................................ 53

    Tabel IV.11.b Anova House Model nomor 2 ........................................................ 53

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Tabel IV.12.a Post hoc House Model nomor 1 ..................................................... 54

    Tabel IV.12.b Post hoc House Model nomor 2 ..................................................... 55

    Tabel IV.13.a Homogeneus subsets House Model nomor 1 ................................. 57

    Tabel IV.13.b Homogeneus subsets House Model nomor 2 ................................. 58

    Tabel IV.14 Rata-rata nilai House Model .......................................................... 58

    Tabel IV.15.a Hubungan rata-rata nilai dan kelompok kesulitan nomor 1 ........... 59

    Tabel IV.15.b Hubungan rata-rata nilai dan kelompok kesulitan nomor 2 ........... 59

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Tes Kemampuan Fisika dan CRI .................................................... 67

    Lampiran 2 Tes Kemampuan Bahasa Indonesia ................................................ 70

    Lampiran 3 Tes Kemampuan Matematika ......................................................... 80

    Lampiran 4 Contoh Perhitungan Validitas Per Butir Soal ................................. 86

    Lampiran 5 Contoh Perhitungan Reliabilitas ..................................................... 88

    Lampiran 6 Kunci Jawab Tes Kemampuan Fisika dan CRI .............................. 91

    Lampiran 7 Kunci Jawab Tes Kemampuan Bahasa Indonesia .......................... 99

    Lampiran 8 Kunci Jawab Tes Kemampuan Matematika ................................. 101

    Lampiran 9 Lembar Jawab Tes Kemampuan Fisika, Bahasa Indonesia dan

    Matematika .................................................................................. 103

    Lampiran 10 Contoh Jawaban Siswa ................................................................. 110

    Lampiran 11 Skor, Skala CRI, Penentuan Paham-Kurang Paham-Miskonsepsi 117

    Lampiran 12 Foto Penelitian .............................................................................. 129

    Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 131

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Keterampilan mengerjakan soal menjadi suatu hal yang mendasar

    ketika mempelajari fisika. Ada banyak faktor yang menjadikan siswa

    terampil mengerjakan soal, diantaranya penguasaan konsep, kemampuan

    matematis, kemampuan berbahasa, dan tingkat kognitif siswa.

    Apabila salah satu faktornya tidak terpenuhi atau kurang akan sangat

    berpengaruh terhadap kemampuan mengerjakan soal. Kemampuan

    mengerjakan soal yang rendah adalah suatu hal yang fatal bagi siswa

    fisika, karena akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

    Permasalahan ini berawal dari pengalaman lapangan yang dihadapi

    penulis ketika mengajar siswa-siswa SMA Taman Madya Yogyakarta.

    Penulis banyak menemukan siswa yang tidak mampu mengerjakan soal

    fisika (ketika itu penulis mengajarkan materi kinematika dengan analisa

    vektor). Banyak dijumpai siswa yang tidak mengerti apa yang diinginkan

    oleh soal. Mayoritas siswa tidak dapat menemukan data-data yang

    disajikan, dan permasalahan yang ditampilkan dalam soal cerita yang

    diberikan. Kesulitan mereka tidak berhenti hingga di sini. Siswa kemudian

    kesulitan untuk menentukan prinsip-prinsip fisika yang hendak digunakan

    dalam penyelesaian soal. Perhitungan matematis pun turut andil dalam

    kesalahan siswa menyelesaikan persoalan Fisika. Kenyataan yang serupa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    ternyata juga ditemukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMA

    Pangudi Luhur Yogyakarta, tempat peneliti melakukan penelitian ini.

    Melalui penelitiannya di tahun 2008, Taejin Byun dalam jurnalnya

    Identifying Student Difficulty In Problem Solving Process Via The Frame

    Work of the House Model (HM), menemukan suatu metode yang dapat

    menjembatani guru dan siswa untuk dapat mengetahui dan memecahkan

    kesulitan mengerjakan soal yang dihadapi oleh siswa. Metode yang

    diperkenalkannya adalah House Model. House Model membagi pengerjaan

    analisa siswa menjadi bagian-bagian tahapan dengan disertai tingkat

    kesulitan pengerjaan. Tahapan-tahapan ini selain membantu siswa dalam

    mengerjakan soal, juga mampu membantu guru dan siswa

    mengidentifikasi kesulitan yang ditemui ketika mengerjakan soal. Seperti

    yang telah disinggung sebelumnya, kesulitan mengerjakan soal fisika erat

    kaitannya dengan penguasaan konsep fisika, kemampuan matematis, dan

    kemampuan berbahasa.

    Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah kemampuan

    berbahasa, kemampuan matematis, dan penguasaan konsep fisika, sungguh

    mempengaruhi kemampuan mengerjakan soal? Peneliti juga ingin

    mengetahui apakah metode House Model cukup efektif mengungkapkan

    kesulitan siswa dalam mengerjakan soal terkait dengan kemampuan

    berbahasa, kemampuan matematika, dan penguasaan konsep fisika, tanpa

    disertai penelitian yang lebih kompleks?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    B. Masalah Penelitian

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

    1. Apakah kemampuan berbahasa, kemampuan matematis, dan

    penguasaan konsep fisika, sungguh mempengaruhi kemampuan

    mengerjakan soal fisika?

    2. Apakah metode House Model cukup efektif mengungkapkan kesulitan

    mengerjakan soal fisika?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk:

    1. Mengetahui pengaruh kemampuan berbahasa, kemampuan matematis,

    dan penguasaan konsep fisika, dalam kemampuan mengerjakan soal

    fisika.

    2. Mengetahui efektifitas metode House Model dalam mengungkapkan

    kesulitan siswa dalam mengerjakan soal fisika.

    D. Hipotesis

    Kemampuan berbahasa, kemampuan matematis dan penguasaan

    konsep fisika sungguh mempengaruhi kemampuan mengerjakan soal

    fisika. Kemampuan mengerjakan soal fisika mempengaruhi prestasi siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    E. Batasan Masalah

    1. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan untuk menangkap inti

    bacaan (kemampuan input) dan merumuskan kembali pengetahuan

    yang telah didapatkan (kemampuan output).

    2. Kemampuan matematis adalah kemampuan yang berkaitan dengan

    kecermatan dan kecepatan penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar, dan

    mencakup inti berpikir matematis, yakni logika, angka, simbol, dan

    bangun ruang.

    3. Penguasaan konsep fisika adalah penguasaan tafsiran konsep ilmu

    fisika.

    4. Kemampuan mengerjakan soal fisika adalah kemampuan menemukan

    jawaban dari persoalan fisika yang disajikan.

    5. Metode House Model adalah metode yang membantu siswa dalam

    mengerjakan soal fisika melalui tahapan-tahapan pengerjaan.

    F. Manfaat Penelitian

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, dan

    bagi pembaca.

    Bagi peneliti :

    Menambah wawasan tentang penyebab kesulitan siswa dalam

    mengerjakan soal Fisika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Bagi pembaca :

    1. Menjadi masukan agar juga memperhatikan kemampuan mengerjakan

    soal Fisika, sebagai dasar dalam belajar Fisika yang sangat

    berpengaruh terhadap prestasi siswa.

    2 Menambah referensi tentang penyebab kesulitan siswa dalam

    mengerjakan soal Fisika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kemampuan Mengerjakan Soal Fisika

    Prestasi siswa dalam fisika dapat diwakilkan melalui nilai yang diraih

    ketika mengerjakan soal fisika. Dalam mengerjakan soal fisika seorang

    siswa dituntut untuk dapat memahami masalah yang disajikan.

    Ada empat langkah untuk mengerjakan soal fisika yang ditawarkan

    oleh Larnkin (Taejin Byun, 2008:1). Mendeskripsikan masalah menjadi

    langkah awal yang harus dilalui siswa. Ketika masalah sudah

    teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yang harus dilalui adalah

    merencanakan penyelesaiannya. Pemilihan cara, rumusan, teori, dan

    hukum fisika yang akan digunakan terdapat pada langkah ini. Apabila

    siswa sudah mengerti apa yang harus ia lakukan, maka langkah

    selanjutnya adalah pengimplementasian rencana penyelesaian yang telah

    disusun. Langkah terakhir adalah melakukan pengecekan terhadap

    jawaban yang ditemukan.

    Heller dalam jurnal Taejin Byun, memetakan langkah mengerjakan

    soal menjadi lima. Sebelum mendeskripsikan masalah dalam bentuk fisika,

    Heller mengajak untuk fokus terhadap permasalahan yang disajikan.

    Berturut-turut langkah mengerjakan soal fisika yang ditawarkan Heller

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    adalah fokus terhadap masalah, mendeskripsikannya ke dalam bentuk

    fisika, merencanakan solusi untuk memecahkan masalah, melakukan

    tindakan atas rencana yang telah petakan, dan mengevaluasi jawaban yang

    telah diperoleh.

    Dapat menyelesaikan soal fisika artinya dapat menemukan jawaban

    dari persoalan yang disajikan. Agar dapat menemukan jawaban dengan

    tepat maka perlu memahami persoalan fisika yang disajikan,

    mengaplikasikan konsep dengan tepat, serta melakukan perhitungan

    dengan cermat. Langkah-langkah yang diajukan Taejin Byun di atas

    membantu siswa agar lebih mudah dalam proses mengerjakan soal fisika.

    Ketika mengerjakan setiap langkahnya tentu dibutuhkan keterampilan,

    baik terampil dalam memahami dan menginterpretasikan soal, terampil

    mengaplikasikan konsep, maupun terampil dalam berhitung. Apabila

    kurang terampil maka akan berpengaruh pada kemampuan mengerjakan

    soal. Seperti yang dikatakan Benson Soong dalam jurnal Student’s

    Difficulties When Solving Physics Problem: Results from an ICT-infussed

    Revision Intervention, bahwa kemampuan matematika yang lemah,

    kesalahan membaca dan/ atau kesalahan menginterpretasikan serta

    miskonsepsi menyumbang kesulitan siswa ketika mengerjakan soal fisika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    B. Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Matematis dalam Proses

    Mengerjakan Soal

    Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa dalam

    mengerjakan soal fisika, baik kognitif, psikologis, afektif, vitalitas fisik,

    maupun lingkungan sekitar. Namun, penelitian ini hanya akan membahas

    ranah kognitif siswa.

    Audrey B. Champagne dalam jurnal Factors Influencing the Learning

    of Classical Mechanics (1980:1), menyebutkan bahwa ada banyak sebab

    yang memberikan kontribusi terhadap kesuksesan siswa dalam fisika. Dan

    yang paling sering diselidiki keterlibatannya adalah kemampuan

    matematis, tingkat perkembangan kognitif, proses kognitif tertentu, dan

    persepsi.

    Dalam sub bab ini kita akan membahas mengenai pengaruh

    kemampuan berbahasa dan kemampuan matematis terhadap kemampuan

    mengerjakan soal fisika.

    1. Kemampuan Berbahasa

    Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyebutkan

    bahwa bahasa adalah sistem yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran

    dan perasaan. Berbahasa berarti memakai bahasa.

    Menurut Winkel (1986 : 89), kemampuan bahasa adalah kemampuan

    untuk menangkap inti suatu bacaan dan merumuskan pengetahuan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    pemahaman yang dimiliki itu dalam bahasa yang baik, sekurang-

    kurangnya bahasa tulis.

    Oleh Sternberg (2008), kemampuan berbahasa dibagi menjadi dua

    aspek fundamental yaitu pemahaman reseptif dan pendekodean input

    bahasa, dan yang kedua ialah pengodean ekspresif dan produksi output

    bahasa. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pendekodean mengacu kepada

    perolehan makna dari apa pun sistem acuan simbolis yang digunakan, atau

    dengan kata lain kemampuan untuk memahami input bahasa. Sedangkan

    pengodean melibatkan pentransformasian pikiran menjadi suatu bentuk

    yang bisa diekspresikan sebagai output linguistik.

    Maka, kemampuan berbahasa mutlak dikuasai siswa ketika

    menghadapi soal fisika. Tentu saja, karena soal fisika tidak hanya berisi

    angka dan simbol (coba kita bandingkan dengan soal matematika), tetapi

    juga menyampaikan suatu runtutan peristiwa. Oleh karena itu, siswa

    dituntut untuk dapat memahami kalimat dalam soal fisika (input)

    kemudian merubahnya ke dalam model kalimat fisika (output).

    2. Kemampuan Matematis

    St. Suwarsono dalam perkuliahannya (handout mata kuliah Sejarah

    Matematika 2011) memandang bahwa matematika memiliki tiga identitas,

    yaitu matematika sebagai kumpulan metode untuk memecahkan masalah,

    termasuk persoalan di berbagai bidang ilmu lain, misalnya fisika, kimia,

    ekonomi, dan lain-lain; matematika sebagai ilmu tentang bilangan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    bangun-bangun yang berlandaskan pada logika; dan matematika sebagai

    suatu bahasa yang dipandang sebagai suatu perangkat aturan dan lambang

    yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien.

    Beragam definisi kemampuan matematis yang diutarakan para ahli.

    Menurut Thorndike (dalam Krutetskii, 1976 : 21), kemampuan matematis

    berkaitan dengan kemampuan numerik yaitu kecermatan dan kecepatan

    dalam penggunaan fungsi – fungsi hitung dasar. A.M. Blackwell (dalam

    Krutetskii, 1976 : 21) menyatakan kemampuan matematis adalah

    kemampuan untuk menggunakan prinsip-prinsip umum pada kasus khusus

    di bidang angka-angka, simbol-simbol dan bentuk geometri. D.M Lee

    (dalam Krutetskii, 1976 : 22) menegaskan bahwa untuk berhasil dalam

    matematika maka harus memiliki kemampuan untuk memahami

    (menguasai) konsep-konsep dasar metematika dan dapat menggunakannya

    dengan tepat.

    V. Haecker dan T. Ziehen (dalam Krutetskii, 1976 :38) menyebutkan

    bahwa inti dari berpikir matematika adalah logika, angka, simbol, dan

    bangun ruang.

    1) Komponen logika

    Bentuk-bentuk dari konsep abstraksi.

    Memahami, mengingat, dan secara mandiri menemukan

    hubungan konsep umum.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Memahami, mengingat, dan secara mandiri membuat

    kesimpulan dan pembuktian berdasarkan aturan logika.

    2) Komponen angka

    Bentuk-bentuk dari konsep-konsep angka.

    Memory angka-angka, cara penyelesaian angka.

    3) Komponen simbol

    Memahami simbol-simbol.

    Mengingat simbol-simbol.

    Mengoperasikan menggunakan simbol-simbol.

    4) Komponen bangun dua dimensi

    Memahami ilmu hitung bangun dua dimensi, bentuk-bentuk

    bangun dua dimensi, dan persoalan-persoalannya.

    Memory bentuk-bentuk bangun dua dimensi (konsep-

    konsep bangun dua dimensi).

    Abstraksi bangun dua dimensi (kemampuan untuk mengerti

    ciri-ciri umum bangun ruang).

    Menggabungkan bangun dua dimensi (memahami dan

    secara mandiri menemukan hubungan dan relasi antara

    objek-objek bangun dua dimensi).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    C. Pengaruh Penguasaan Konsep Fisika Terhadap Kemampuan

    Mengerjakan Soal Fisika

    Penguasaan konsep juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam

    mengerjakan soal. Ketidak-tahuan konsep serta ketidak-tepatan konsep

    siswa berakibat buruk dalam proses mengerjakan soal. Hal ini

    memungkinkan siswa salah atau bahkan mengosongkan jawabannya

    karena tidak mengerti konsep fisika yang harus diterapkan dan bagaimana

    konsep itu diterapkan dalam persoalan yang sedang dihadapinya.

    Berg (1991:10) menyebutkan bahwa konsepsi merupakan tafsiran

    perorangan dari suatu konsep ilmu. Dengan demikian, sangat

    memungkinkan apabila tafsiran yang dihasilkan berbeda pada setiap orang.

    Masih menurut Berg (1991:9), seringkali siswa hanya menghafalkan

    definisi konsep tanpa mempelajari hubungan antar konsep. Hal ini yang

    membuat konsep baru tidak dapat masuk ke dalam jaringan konsep yang

    telah ada. Padahal, siswa telah mempelajari fisika sebelum berada di

    dalam kelas melalui kejadian alam yang dilihatnya. Konsepsi yang

    demikian disebut oleh Berg sebagai prakonsepsi (Berg, 1991:10).

    Prakonsepsi yang tidak benar yang terus dibawa ke dalam setiap persoalan

    fisika yang dihadapi akan menyebabkan miskonsepsi.

    Paul Suparno (2005:4) menyatakan bahwa miskonsepsi atau salah

    konsep menunjukkan pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan

    pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang

    itu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Ternyata, konsep yang dihasilkan siswa tidak secanggih atau

    sekompleks konsep dibangun oleh para ilmuwan. Apabila konsep siswa

    merupakan konsep sederhana milik ilmuwan, maka belum dapat dikatakan

    salah. Permasalahan kemudian timbul ketika konsep yang dibangun siswa

    bertentangan dengan pengertian yang diterima ilmuwan. Berg (1991:10)

    menyebutkan bahwa biasanya miskonsepsi menyangkut kesalahan siswa

    dalam pemahaman hubungan antar konsep.

    Banyak hal yang dapat menimbulkan miskonsepsi pada diri siswa.

    Paul Suparno menyatakan siswa, guru atau pengajar, buku teks, konteks

    dan cara mengajar dapat mempengaruhi timbulnya miskonsepsi.

    Siswa dapat menimbulkan miskonsepsi atas dirinya sendiri. Menurut

    Paul Suparno hal ini muncul karena konsep awal siswa yang didapat

    sebelum siswa mengikuti pelajaran formal, asosiasi siswa terhadap istilah-

    istilah sehari-hari, cara berpikir siswa yang memandang benda-benda dan

    situasi secara manusiawi, penalaran mereka yang tidak lengkap atau salah

    karena informasi yang didapat tidak lengkap, intuisi atau perasaan siswa

    yang salah ketika mengungkapkan gagasan, tahap perkembangan kognitif

    siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang sedang digeluti, kemampuan

    atau bakat siswa dalam pelajaran fisika, serta minat siswa terhadap fisika.

    Miskonsepsi juga dapat terjadi karena kesalahan konsep yang

    diajarkan guru atau pengajar. Menurut Paul Suparno (2005:42), guru yang

    tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika secara tidak benar, akan

    menyebabkan mendapatkan miskonsepsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Miskonsepsi juga dapat datang dari buku teks. Beberapa buku fisika

    mempunyai kesalahan, misalnya dalam menganalisis gerak benda jatuh,

    pengarang menemukan salah interpretasi. Yaitu “benda itu mempunyai

    energy kinetik sebesar - ½ mv2 “. Mereka menjelaskan bahwa tanda

    negatif menunjukkan gerak benda ke arah bawah. (Iona dalam Paul

    Suparno, 2005:45). Selain buku fisika, buku fiksi sains juga

    mengesampingkan ketepatan konsep dengan membuat gagasan fisika

    secara sederhana dan bahkan agak ekstrem.

    Pengaruh selanjutnya, yang diungkapkan oleh Paul Suparno, adalah

    konteks. Di dalamnya mencakup pengalaman siswa dalam kehidupan

    sehari-hari, bahasa sehari-hari yang digunakan siswa yang sering rancu

    dengan bahasa fisika, teman lain yang lebih dominan dan memberikan

    miskonsepsi sehingga mempengaruhinya dalam membentuk konsep-

    konsep, serta ajaran agama yang dianut siswa yang sering membuat

    dinding batas perbedaan yang tinggi untuk menjelaskan permasalahan

    sains.

    Terakhir, yang dapat mempengaruhi timbulnya miskonsepsi adalah

    cara mengajar. Cara mengajar guru yang monoton, yang hanya berisi

    ceramah dan menulis, yang tidak memberikan ruang kepada siswa untuk

    bertanya tentang keberadaan konsep-konsep yang telah dibangunnya,

    berpeluang besar untuk menimbulkan miskonsepsi. Karena setiap anak

    mempunyai bermacam-macam kecerdasan, maka untuk merangsang siswa

    bersikap skeptis adalah menerapkan cara mengajar multiple intelligences.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    D. Identifikasi Kesulitan Mengerjakan Soal Menggunakan House Model

    (HM)

    Ketika siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan

    fisika, mereka membutuhkan bimbingan. Ketika berada di dalam ruang

    kelas atau ketika kegiatan belajar formal di sekolah sedang berlangsung,

    guru dapat memberikan bimbingan langsung. Lantas, bagaimana apabila

    siswa belajar secara mandiri? Diperlukan suatu metode sebagai jalan

    tengah yang dapat membantu siswa dalam memecahkan persoalan fisika.

    House Model merupakan metode terbaru yang ditawarkan untuk

    menyelesaikan permasalahan fisika. Menurut Taejin Byun (2008:2),

    metode HM (House Model) memiliki tujuan untuk membantu siswa

    menyelesaikan permasalahan-permasalahan, dan membantu guru dan

    siswa untuk mengidentifikasi langkah pemecahan masalah fisika yang

    menyulitkan siswa.

    Metode HM menawarkan untuk memecahkan permasalahan mulai

    dari :

    1. Visualizing

    Di dalam proses awal ini, siswa diminta untuk menggambarkan

    peristiwa fisika yang terjadi. Semakin tepat dan lengkap peristiwa

    yang digambarkannya maka akan semakin memudahkan dirinya untuk

    proses analisa selanjutnya.

    2. Knowing

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Selanjutnya, siswa diminta mendata peristiwa di dalam persoalan

    fisika secara lengkap. Agar mempermudah dalam proses analisa

    selanjutnya, data harus diterjemahkan ke dalam kalimat fisika.

    3. Finding

    Dalam proses ini siswa dituntut untuk mengerti apa yang dikehendaki

    oleh soal. Siswa menuliskan apa yang menjadi permasalahan atau apa

    yang harus dipecahkan.

    4. Planning

    Setelah proses membaca permasalahan telah dilalui, maka proses

    analisa selanjutnya adalah merencanakan cara penyelesaian

    permasalahan. Hendak menggunakan hukum, rumus, atau teori fisika

    apa permasalahan itu diselesaikan.

    5. Executing

    Proses selanjutnya adalah mengeksekusi rencana yang telah dibuat

    berdasarkan data-data dan gambaran peristiwa yang telah diperoleh.

    Proses ini membutuhkan kemampuan matematis.

    6. Checking

    Apabila kesemua proses sudah dilakukan, maka proses terakhir yang

    harus diselesaikan adalah meneliti kembali semua kegiatan analisa

    yang dilalui. Dalam proses ini siswa diminta untuk menuliskan

    jawaban permasalahan yang berhasil dipecahkannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Metode HM menyediakan tempat dalam setiap langkahnya untuk diisi

    dengan angka tingkat kesulitan pengerjaan. Siswa dapat menuliskannya

    dengan 0 hingga 3, sesuai dengan tingkat kesulitan yang ia rasakan.

    Berikut adalah contoh pengerjaan soal fisika menggunakan model

    analisa HM.

    Taejin Byun, penggagas HM, sendiri telah melakukan analisa

    mengenai tingkat kesulitan belajar siswa. Penelitian ia lakukan pada 24

    mahasiswa pendidikan fisika yang mempelajari mekanika di Seoul

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    National University pada Semester 1 tahun 2008. Kemudian Byun

    menganalisanya menggunakan ANOVA. Didapati bahwa tahap planning

    memiliki kesulitan yang lebih tinggi dari pada tiga tahap sebelumnya,

    yaitu visualizing, knowing, dan finding. Sedangkan tahap executing

    memiliki tingkat kesulitan yang tertinggi, lebih tinggi dari pada tahap

    planning.

    E. Kinematika Dengan Analisis Vektor

    1. Besaran-besaran fisis dalam gerak lurus

    Vektor posisi ⃗

    Vektor posisi r menunjuk dari titik asal ke posisi partikel.

    Untuk gerak pada bidang, vektor posisi dinyatakan sebagai

    ⃗ ⃗ ⃗ . Dalam selang waktu ∆t, vektor posisi berubah

    dengan ⃗ , yang disebut sebagai perpindahan.

    Vektor perpindahan ⃗ menunjuk dari posisi awal partikel

    ke posisi akhirnya.

    ⃗ ⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ ⃗

    Dalam bentuk komponen dapat ditulis

    ⃗ ⃗ ⃗ dengan dan

    Kecepatan rata-rata

    Kecepatan rata-rata adalah perubahan perpindahan dalam

    selang waktu tertentu. Karena itu kecepatan rata-rata searah dengan

    perpindahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    ̅

    Dalam bentuk komponen dapat ditulis :

    ̅ ̅̅ ̅ ⃗ ̅̅ ̅ ⃗ dengan ̅̅ ̅

    dan ̅̅ ̅

    Vektor kecepatan adalah kecepatan rata-rata untuk selang

    waktu ∆t mendekati nol. Besar kecepatan adalah kelajuan dan arah

    kecepatan adalah tangensial pada kurva yang dilalui partikel

    ̅

    ̅

    Dalam bentuk komponen dapat ditulis

    ⃗ ⃗ ⃗ dengan

    dan

    Jika komponen-komponen vektor kecepatan dan

    diberikan, maka vektor posisi partikel ⃗ dapat ditentukan dengan

    cara integrasi.

    ⃗ ⃗ ⃗ dimana ∫ dan ∫

    dan ⃗⃗⃗⃗ ⃗ ⃗ adalah vektor posisi awal partikel pada t = 0 .

    Percepatan rata-rata

    Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan

    kecepatan dalam tiap satuan waktu. Percepatan rata-rata searah

    dengan vektor perubahan kecepatan

    ̅

    Dalam bentuk komponen dapat ditulis

    ⃗ ̅̅ ̅ ⃗ ̅̅ ̅ ⃗ dengan ̅̅ ̅

    dan ̅̅ ̅

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Vektor percepatan adalah percepatan rata-rata untuk selang

    waktu ∆t mendekati nol.

    ̅

    ̅

    Dalam bentuk komponen dapat ditulis

    ⃗ ⃗ ⃗ dengan

    dan

    Sebuah partikel dipercepat jika vektor kecepatan berubah

    besar atau arahnya, atau berubah keduanya.

    Jika komponen-komponen vektor percepatan dan

    diberikan, maka vektor kecepatan v, dapat ditentukan dengan cara

    integrasi :

    ⃗ ⃗ ⃗

    dimana ∫ dan ∫

    dan ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗ ⃗ adalah vektor kecepatan awal partikel pada

    t = 0.

    2. Besaran-besaran fisis gerak melingkar

    Kecepatan sudut rata-rata

    Kecepatan sudut rata-rata ( ̅) adalah perpindahan sudut

    dalam selang waktu tertentu.

    ̅

    Kecepatan sudut sesaat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Kecepatan sudut sesaat (ω) adalah kecepatan sudut rata-rata

    untuk selang waktu mendekati nol.

    ̅

    Jika diberikan fungsi kecepatan sudut terhadap waktu

    [ ( )] maka posisi sudut dapat ditentukan dengan integrasi,

    yaitu

    ∫ dimana adalah posisi sudut pada t = 0.

    Percepatan sudut

    Percepatan sudut (α) adalah turunan pertama dari fungsi

    kecepatan sudut terhadap waktu atau turunan kedua dari fungsi

    posisi sudut terhadap waktu.

    Jika diberikan fungsi percepatan sudut terhadap waktu

    maka kecepatan sudut dapat dihitung dengan integrasi :

    ∫ dengan adalah ω pada t = 0

    3. Gerak parabola

    ⃗⃗ ⃗⃗⃗

    R

    H V0

    V0y

    V0x 0 x

    x

    y

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Pada arah horizontal (x), posisi benda adalah :

    Maka kecepatan pada arah x :

    Pada arah vertikal (y), posisi benda adalah :

    Maka kecepatan pada arah y :

    Jika dilempar dengan kecepatan awal V0 dan sudut elevasi α0 terhadap

    arah horizontal, maka berlaku :

    dan

    Dengan demikian dapat dirumuskan persamaan parabola-nya :

    Kecepatan sesaat parabola pada saat t ditentukan sebagai berikut :

    Besar :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Arah :

    Syarat titik tetinggi yang dapat dicapai dalam gerak parabola adalah

    Vy = 0. Oleh karena itu kecepatan V = Vx = V0x

    adalah waktu untuk mencapai tinggi maksimum.

    Tinggi maksimum yang dapat dicapai adalah :

    Titik terjauh yang dapat dicapai dalam gerak parabola disebut titik

    terjauh B. Syarat untuk mencapai titik terjauh adalah YH = 0.

    Untuk mencapai titik terjauh, dibutuhkan waktu terbang, yakni waktu

    yang digunakan sejak obyek ditemakkan hingga jatuh ke tanah.

    Karena parabola bersifat simetrik, maka waktu terbang yang

    dibutuhkan adalah 2 × waktu yang digunakan untuk mencapai tinggi

    maksimum.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    BAB III

    METODOLOGI

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 SMA

    Pangudi Luhur Sedayu, serta kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur

    Yogyakarta.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga Oktober 2012.

    B. Desain Penelitian

    Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan

    matematis penelitian menggunakan riset kuantitatif. Data yang diperoleh

    kemudian diolah dengan metode statistik regresi linear berganda.

    Kemampuan berbahasa dan kemampuan matematis sebagai variabel bebas

    yang mempengaruhi kemampuan mengerjakan soal fisika. Nilai-nilai variabel

    bebas didapatkan dari tes yang berkaitan dengan hal tersebut, begitu juga

    untuk mengetahui kemampuan mengerjakan soal fisika.

    Sedangkan untuk mengetahui pengaruh penguasaan konsep fisika

    terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika digunakan metode CRI

    (Certainty of Response Index) yang dianalisis secara kualitatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Untuk mengetahui seberapa efektif Metode House Model (HM) dalam

    mengurai kesulitan siswa ketika mengerjakan soal, terkait dengan

    kemampuan bahasa dan matematis, maka digunakan analisis statistik

    ANOVA dengan tes Tukey perbandingan post Hoc.

    C. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 dan kelas

    XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan kelas XI IPA 2 SMA Pangudi

    Luhur Yogyakarta. Untuk mengantisipasi sampel eror, maka sampel adalah

    populasi itu sendiri.

    D. Instrumen Penelitian

    Ada 3 instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tes

    Kemampuan Fisika dan CRI (Certainty of Response Index) untuk menguji

    kemampuan mengerjakan soal fisika dan untuk mengetahui penguasaan

    konsep fisika siswa, Tes Kemampuan Berbahasa untuk menguji kemampuan

    bahasa siswa, serta Tes Kemampuan Matematika untuk menguji kemampuan

    matematis siswa.

    1. Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Fisika dan CRI

    Terdapat dua tujuan dalam satu instrumen penelitian. Tes

    kemampuan fisika untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa

    dalam mengerjakan soal fisika. Tes CRI digunakan untuk mengetahui

    apakah siswa mengalami kesalahan konsep atau tidak. Untuk mengetahui

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    siswa dalam menjawab soal menggunakan konsep/ pengetahuan atau

    hanya menerka saja, maka untuk setiap item soal siswa diminta untuk

    mengisi skala CRI dengan ketentuan sebagai berikut :

    Tabel III.1. Keyakinan jawaban siswa berdasarkan CRI

    Skala Keyakinan siswa

    0 Jawaban sepenuhnya menerka

    Kekurangan

    pengetahuan

    1 Jawaban menerka dengan menimbang

    pengetahuan yang dimiliki

    2

    Jawaban dengan menggunakan pengetahuan

    dan pikiran tetapi tidak yakin akan

    kebenaran jawaban

    3

    Jawaban dengan menggunakan pengetahuan

    dan pikiran dan yakin akan kebenaran

    jawaban

    Memiliki

    pengetahuan 4

    Jawaban dengan menggunakan pengetahuan

    dan pikiran dan sangat yakin akan

    kebenaran jawaban

    5

    Jawaban dengan menggunakan pengetahuan

    dan pikiran dan sangat yakin sekali akan

    kebenaran jawaban

    (Asih, 2008:27)

    Untuk mengetahui siswa yang memiliki pemahaman benar, siswa

    yang mengalami kurang pemahaman, dan siswa yang mengalami

    miskonsepsi digunakan ketentuan sebagai berikut:

    Tabel III.2. Kriteria pengelompokan siswa berdasarkan CRI

    Jawaban siswa Skala CRI rendah (2,5)

    Benar Kurang pemahaman Pemahaman benar

    Salah Kurang pemahaman Miskonsepsi

    (Asih, 2008:27)

    Instrumen penelitian tes kemampuan fisika dan CRI dapat dilihat

    pada Lampiran 1. Soal nomor 1.I a – 1.I.e, 1.II.a – 1.IIf dan soal nomor

    2.a – 2.g digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep fisika melalui

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    tes CRI sedangkan soal nomor 1.II.g dan 2.h digunakan untuk mengetahui

    kemampuan mengerjakan soal fisika dengan bantuan metode House

    Model.

    2. Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Berbahasa

    Tes kemampuan berbahasa digunakan untuk menguji kemampuan

    berbahasa siswa. Terkait dengan penelitian, maka setiap soalnya

    digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam memahami input

    bahasa serta mengekspresikan output bahasa. Terdapat 20 soal pemahaman

    teks bahasa Indonesia (Lampiran 2).

    3. Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Matematika

    Tes kemampuan matematika digunakan untuk mengetahui

    kemampuan matematika siswa. Berkaitan dengan penelitian, maka

    terdapat 22 soal matematika yang diujikan mencakup kemampuan

    matematis yang harus dikuasai ketika siswa mengerjakan soal fisika

    kinematika dengan analisis vektor; serta yang mencakup kerangka berpikir

    matematika, yakni logika, angka, simbol, dan bangun (lampiran 3).

    E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    1. Validitas Instrumen

    Validitas menunjuk pada kesesuaian tujuan penelitian dengan suatu

    tes yang digunakan untuk mengukur. Untuk menjamin instrumen

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    penelitian valid, maka dilakukan validasi. Validasi seluruh instrumen

    dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu konsultasi dengan

    dosen dan guru mata pelajaran terkait, serta uji coba instrumen.

    Instrumen diuji pada siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu

    dan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, dengan jumlah sampel pada uji

    coba tes kemampuan fisika sebanyak 23 orang, jumlah sampel uji coba

    tes kemampuan berbahasa sebanyak 32 orang dan jumlah sampel

    ujicoba tes kemampuan matematika sebanyak 35.

    Dalam penelitian ini digunakan validitas per butir soal atau

    validitas item. Melalui validitas per butir soal dapat diketahui butir-

    butir soal manakah yang baik atau butir-butir soal manakah yang jelek.

    Pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item

    dikatan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor

    total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau

    rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan disini bahwa sebuah item

    memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai

    kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan

    korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus

    korelasi product moment sebagai berikut:

    ∑ (∑ )(∑ )

    √{ ∑ (∑ ) }{ ∑

    (∑ ) }

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    keterangan:

    = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

    yang dikorelasikan.

    (Arikunto, 2002)

    Melalui perhitungan tersebut maka didapatkan nilai validitas untuk

    masing-masing instrumen. Contoh perhitungan validitas per butir soal

    dapat dilihat pada Lampiran 4. Berikut adalah nilai validitas per butir

    soal beserta interpretasinya untuk masing-masing instrumen:

    a. Instrumen test kemampuan fisika

    Nomor Soal Nilai Validitas Interpretasi

    1 0,89 Tinggi

    2 0,45 Cukup

    Tabel III.3. Nilai validitas instrumen tes fisika

    b. Instrumen test kemampuan berbahasa

    Nomor Soal Nilai Validitas Interpretasi

    1 -0,25 Sangat rendah

    2 0,27 Rendah

    3 -0,07 Sangat rendah

    4 0,13 Sangat rendah

    5 0 Sangat rendah

    6 0,41 Cukup

    7 0,35 Cukup

    8 0,04 Sangat rendah

    9 0,49 Cukup

    10 0,30 Rendah

    11 0,45 Cukup

    12 0,37 Cukup

    13 0,01 Sangat rendah

    14 0,39 Cukup

    15 0,58 Cukup

    16 0,38 Cukup

    17 -0,25 Sangat rendah

    18 0,41 Cukup

    19 -0,13 Sangat rendah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    20 0,06 Sangat rendah

    21 -0,14 Sangat rendah

    22 0,12 Sangat rendah

    23 0,34 Rendah

    24 -0,02 Sangat rendah

    25 0,39 Cukup

    26 -0,02 Sangat rendah

    27 0,45 Cukup

    28 0,45 Cukup

    29 0,03 Sangat rendah

    30 -0,13 Sangat rendah

    Tabel III.4. Nilai validitas instrumen tes bahasa Indonesia

    c. Instrumen test kemampuan matematika

    Nomor Soal Nilai Validitas Interpretasi

    1 ------- ---------------

    2 0,12 Sangat rendah

    3 0,64 Tinggi

    4 0,49 Cukup

    5 0,57 Cukup

    6 0,32 Rendah

    7 0,61 Tinggi

    8 0,03 Sangat rendah

    9 0,36 Rendah

    10 -0,05 Sangat rendah

    11 0,39 Cukup

    12 ------- ------------------

    13 ------- ------------------

    14 0,48 Cukup

    15 0,18 Sangat rendah

    16 0,32 Rendah

    17 0,33 Rendah

    18 0,36 Cukup

    19 0,34 Rendah

    20 0,11 Sangat rendah

    21 0,41 Cukup

    22 0,24 Rendah

    23 0,45 Cukup

    24 0,49 Cukup

    25 0,16 Sangat rendah

    26 -0,04 Sangat rendah

    27 ------- ------------------

    28 -0,16 Sangat rendah

    29 0,17 Sangat rendah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    30 0,24 Rendah

    Tabel III.5. Nilai validitas instrumen tes matematika

    2. Reliabilitas Instrumen

    Reliabilitas menunjuk pada level konsistensi internal dari alat ukur

    sepanjang waktu (Suparno, 2010:69). Instrumen dapat dikatakan

    reliabel bila mampu menunjukkan hasil yang diinginkan oleh peneliti.

    Sebelum digunakan untuk mencari data penelitian, instrumen akan

    diujikan pada suatu kelas terlebih dahulu. Instrumen yang tidak

    reliabel tidak akan valid.

    Reliabilitas instrumen kemudian dicari menggunakan rumus yang

    dikemukan Kuder dan Richardson, yakni K-R 20 sebagai berikut:

    (

    )( ∑

    )

    keterangan:

    = reliabilitas tes secara keseluruhan

    p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

    q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

    Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

    n = banyaknya item

    S = standar deviasi dari tes

    (Arikunto, 2002)

    Melalui perhitungan tersebut maka didapatkan nilai reliabilitas

    untuk masing-masing instrumen. Contoh perhitungan reliabilitas dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    dilihat pada Lampiran 5. Berikut adalah nilai reliabilitas beserta

    interpretasinya untuk masing-masing instrumen:

    Tabel III.6. Nilai reliabilitas

    No. Jenis Instrumen Nilai Reliabilitas Interpretasi

    1 Test kemampuan fisika 0,46 Cukup

    2 Test kemampuan

    berbahasa

    0,25 Rendah

    3 Test kemampuan

    matematika

    0,59 Cukup

    Dari hasil validitas dan reliabilitas yang didapatkan, maka

    diperlukan beberapa perbaikan dan penghilangan dibeberapa bagian

    soal. Soal yang dilakukan perubahan maupun perbaikan adalah yang

    memiliki angka validitas dibawah 0,35. Validasi instrumen tes yang

    kedua kemudian dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan

    dosen pembimbing dan guru bidang studi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Matematis Terhadap Kemampuan

    Mengerjakan Soal Fisika

    Dalam penelitian yang melibatkan 89 siswa dari tiga kelas pada tingkat yang

    sama, yakni kelas XI IPA, hanya 84 data yang digunakan untuk menganalisis

    pengaruh kemampuan berbahasa dan matematis terhadap kemampuan

    mengerjakan soal fisika. Hal ini dikarenakan beberapa siswa tidak mengikuti

    secara lengkap tes kemampuan bahasa Indonesia, tes kemampuan matematika,

    serta tes kemampuan fisika.

    Setelah diperoleh nilai bahasa Indonesia, nilai matematika, dan nilai fisika,

    data kemudian diolah menggunakan metode analisis statistik regresi linear

    berganda, dengan H0 dan Ha sebagai berikut:

    H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai bahasa Indonesia

    dan nilai matematika terhadap nilai fisika

    Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai bahasa Indonesia dan

    nilai matematika terhadap nilai fisika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Untuk mengetahui apakah data regresi linear berganda merupakan data yang

    baik, maka perlu dilakukan uji normalitas, uji heterokudatisitas, uji autokorelasi,

    dan uji multikalinearitas.

    Data regresi yang baik, merupakan data terdistribusi secara normal. Untuk

    mengetahuinya, maka dilakukan uji normalitas dengan hasil sebagai berikut:

    Tabel IV.1 One-sampel Kolmogorov-Smirnov test regresi

    Unstandardized Residual

    N 84

    Normal Parametersa Mean .0000000

    Std. Deviation 10.45292042

    Most Extreme Differences Absolute .134

    Positive .134

    Negative -.071

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.227

    Asymp. Sig. (2-tailed) .099

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan tabel IV.1 didapatkan hasil uji normalitas yang baik karena

    signifikansi sebesar 0,099 > 0,05. Dengan demikian data terdistribusi secara

    normal dan merupakan data yang baik.

    Data yang baik adalah yang tidak memiliki heterokudatisitas. Hasil uji

    heterokudatisitas dapat dilihat pada tabel Correlation regresi berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Tabel IV.2 Correlations regresi

    Correlations

    abs nilai_matematika nilai_bahasa

    Spearman's rho

    abs Correlation Coefficient 1.000 .192 .094

    Sig. (2-tailed) . .080 .396

    N 84 84 84

    nilai_matematika

    Correlation Coefficient .192 1.000 .287**

    Sig. (2-tailed) .080 . .008

    N 84 84 84

    nilai_bahasa Correlation Coefficient .094 .287** 1.000

    Sig. (2-tailed) .396 .008 .

    N 84 84 84

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

    Uji heterokudatisitas pada tabel IV.2 didapatkan hasil yang baik pula, karena

    signifikansi absolut pada nilai matematika sebesar 0,080 > 0,05 dan signifikansi

    absolut pada nilai bahasa sebesar 0,396 > 0,05. Dengan demikian tidak terdapat

    heterokudatisitas pada data.

    Uji yang selanjutnya dilakukan adalah autokorelasi. Data yang baik adalah

    data yang tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi yang diperoleh dapat

    dilihat pada tabel berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Tabel IV.3 Model summary regresi

    Model Summaryb

    Model

    1

    R .143a

    R Square .021

    Adjusted R Square -.004

    Std. Error of the Estimate 10.58118

    Change Statistics R Square Change .021

    F Change .851

    df1 2

    df2 81

    Sig. F Change .431

    Durbin-Watson 1.654

    a. Predictors: (Constant), nilai_matematika, nilai_bahasa

    b. Dependent Variable: nilai_fisika

    Dari tabel IV.3 dapat diketahui nilai untuk Durbin Watson adalah 1,654.

    Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi, karena 1,654

    berada pada rentang -2 ≤ n ≤ 2.

    Berdasarkan tabel IV.3 pula dapat diketahui bahwa koefisien determinasi

    sebesar 0,021. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kontribusi kedua variabel,

    yakni nilai bahasa dan nilai matematika terhadap nilai fisika sangat kecil, yakni

    hanya sebesar 2.1 %.

    Setelah ditemukan pengaruh nilai bahasa dan nilai matematika terhadap

    nilai fisika sangat kecil, kemudian akan diuji bagaimana signifikansi nilai bahasa

    dan nilai matematika terhadap nilai fisika. Melalui tabel anova regresi akan

    diketahui signifikansi nilai bahasa dan nilai matematika terhadap nilai fisika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Tabel IV.4 Anova regresi ANOVA

    b

    Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

    1 Regression 190.486 2 95.243 .851 .431a

    Residual 9068.874 81 111.961

    Total 9259.360 83

    a. Predictors: (Constant), nilai_matematika, nilai_bahasa

    b. Dependent Variable: nilai_fisika

    Dari tabel IV.4 diperoleh nilai F = 0,851 dengan nilai signifikansi sebesar

    0,431 > 0,05. Dengan demikian H0 diterima, tidak terdapat pengaruh yang

    signifikan antara nilai bahasa Indonesia dan nilai matematika terhadap nilai

    fisika.

    Untuk memenuhi syarat agar data merupakan data yang baik maka dilakukan

    uji multikalinearitas yang ditampilkan dalam tabel coefficientsa regresi. Melalui

    tabel coefficientsa regresi pula akan dilihat apakah nilai bahasa Indonesia

    memiliki pengaruh terhadap nilai fisika, dan apakah nilai matematika memiliki

    pengaruh terhadap nilai fisika.

    Tabel IV.5 Coefficienta regresi

    Coefficients

    a

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficients

    t Sig.

    Collinearity Statistics

    B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) 11.693 7.333 1.595 .115

    nilai_bahasa .114 .093 .139 1.226 .224 .938 1.066

    nilai_matematika .012 .092 .014 .127 .899 .938 1.066

    a. Dependent Variable: nilai_fisika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Berdasarkan nilai Collinearity Statistics yang ditampilkan tabel IV.5

    menunjukkan bahwa nilai VIF dan TOLERANCE adalah disekitar angka 1,

    sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi merupakan persamaan

    regresi yang baik.

    Berdasarkan nilai Unstandardized Coefficients B yang terdapat pada tabel

    IV.5, didapatkan:

    Nilai konstanta sebesar 11,693 menyatakan bahwa jika tidak ada kedua

    variabel bebas, maka nilai fisika sebesar 11,693.

    Nilai koefisien sebesar 0,114 menunjukkan bahwa penambahan nilai bahasa

    sebesar 1 akan meningkatkan nilai fisika sebesar 0,114.

    Nilai koefisien sebesar 0,012 menunjukkan bahwa penambahan nilai

    matematika sebesar 1 akan meningkatkan nilai fisika sebesar 0,012.

    Pada tabel IV.5 nilai uji t menunjukkan tingkat signifikansi konstanta dan

    variabel independen.

    Signifikansi variabel konstanta sebesar 0,115 > 0,05, ini menunjukkan

    bahwa konstanta tidak mempengaruhi secara signifikan dalam regresi ganda.

    Signifikansi variabel nilai bahasa sebesar 0,224 > 0,05, ini menunjukkan

    bahwa nilai bahasa tidak mempengaruhi secara signifikan dalam regresi

    ganda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Signifikansi variabel nilai matematika sebesar 0,899 > 0,05, ini

    menunjukkan bahwa nilai matematika tidak mempengaruhi secara signifikan

    dalam regresi ganda.

    Melalui analisa statistik, didapatkan bahwa nilai bahasa dan nilai matematika

    tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai fisika. Hal berarti bahwa

    jika seorang mendapatkan nilai bahasa dan matematika yang baik, pada pelajaran

    fisika ia belum tentu mendapatkan nilai yang baik pula. Seperti yang dikatakan

    oleh Hudson and McIntire di dalam jurnal Champagne, bahwa kemampuan

    matematis hanya satu dari banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan fisika,

    dengan demikian tingginya nilai matematika bukan jaminan seseorang juga

    sukses dalam fisika. (Champagne, 1980:1)

    Hal ini juga mengindikasikan bahwa ada hal lain yang mempengaruhi

    kebisaan siswa dalam mengerjakan soal fisika. Seperti yang diungkapkan Winkel

    (1983:43), bahwa ada banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

    diantaranya taraf inteligensi, kemampuan belajar, cara belajar, motivasi belajar,

    sikap, perasaan, minat, kondisi psikis, kondisi akibat keadaan sosiokultural dan

    kondisi fisik siswa, yang dipengaruhi oleh pihak siswa. Sedangkan pengaruh dari

    luar pihak siswa adalah kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, teacher

    effectiveness, fasilitas belajar, pengelompokan siswa, sistem sosial, status sosial

    siswa, interaksi guru dan siswa, keadaan politik-ekonomis, keadaan waktu dan

    tempat, serta keadaan musim-iklim.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    B. Pengaruh Penguasaan Konsep Fisika Terhadap Kemampuan Mengerjakan

    Soal Fisika

    Miskonsepsi siswa pada suatu persoalan fisika dapat dideteksi menggunakan

    metode CRI. Dari 88 sampel yang mengikuti tes CRI, dapat diketahui

    pemahaman yang dimiliki siswa melalui tabel berikut.

    Tabel IV.6 Interval skor pemahaman siswa

    Interval skor

    (%)

    Kualifikasi Pemahaman

    Siswa

    Jumlah

    Siswa

    Prosentase

    87 – 100 Sangat Baik 3 3,41

    71 – 86 Baik 6 6,82

    56 – 70 Cukup 15 17,05

    31 – 55 Kurang 46 52,27

    ≤ 30 Sangat Kurang 18 20,45

    Prosentase skor dapat dicari menggunakan rumus berikut :

    ( )

    Pada data yang didapat juga diperoleh nilai prosentase skor rata-rata, nilai

    prosentase skor tertinggi serta yang terendah yang diperoleh siswa, seperti pada

    tabel berikut:

    Tabel IV.7 Presentase skor tertinggi, terendah, dan rata-rata

    Presentase Skor Data

    Tertinggi 96,55

    Terendah 13,79

    Rata-rata 45,61

    Melalui tabel IV.6 dapat kita ketahui bahwa terdapat 3 siswa yang

    kualifikasi pemahamannya sangat baik, 6 siswa yang kualifikasi pemahamannya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    baik dan 15 siswa yang kualifikasi pemahamannya cukup. Sedangkan siswa

    dengan kualifikasi pemahaman kurang dan sangat kurang masih menempati porsi

    yang tinggi, yakni sebanyak 64 orang dari 88 siswa, atau 72,73 %.

    Banyaknya siswa yang kualifikasi pemahamannya kurang dan sangat kurang

    ini sesuai dengan data yang terdapat pada tabel IV.7. Pada tabel disebutkan

    bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 45,61. Angka ini menunjukkan

    bahwa rata-rata siswa berada pada pemahaman yang kurang.

    Untuk dapat mengetahui pada persoalan mana saja yang terdapat kekurang-

    pahaman konsep, paham konsep, bahkan terjadi miskonsepsi maka kita akan

    meninjau persoalan atau poin-poin soal satu persatu.

    1. Analisis pemahaman siswa tentang konsep analisis vektor pada gerak 1

    dimensi melalui tes CRI

    Pada soal nomor 1.I.a siswa diminta untuk dapat menggambarkan vektor

    kecepatan pada benda A. Sebagian besar siswa menjawabnya dengan benar,

    yakni vektor kecepatan menuju arah kanan. Sebanyak 96,59 % siswa yang dapat

    menjawabnya dengan benar. Namun cukup banyak juga siswa yang memberi

    skala CRI rendah, yakni sebanyak 59,09 % yang memberikan skala CRI ≤ 2. Hal

    ini menunjukkan walaupun banyak siswa yang menjawabnya dengan benar,

    namun cukup banyak pula yang tidak yakin bahwa jawabannya benar, yang

    mengindikaskan bahwa cukup banyak yang mengalami kurang pemahaman.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Soal nomor 1.I.b meminta siswa untuk dapat menggambarkan vektor

    kecepatan pada benda B. Sebanyak 95,45 % siswa menjawabnya dengan benar,

    yakni menggambarkan vektor ke arah kiri. Namun, seperti pada soal nomor 1.I.a

    cukup banyak juga siswa yang memberi skala CRI rendah. Sebanyak 59,09 %

    siswa yang memberikan skala CRI ≤ 2. Ini mengindikasikan bahwa sebanyak

    59,09 % siswa tersebut kurang paham mengenai persoalan ini.

    Pada nomor soal 1.I.c siswa diminta untuk dapat menyatakan kecepatan

    benda A. Dalam situasi tersebut, besar kecepatan benda A sama dengan besar

    kelajuannya, yaitu 5 m/s dengan arah gerak ke kanan. Sebanyak 70,45 % yang

    dapat menjawabnya dengan benar. Sebanyak 44,32 % siswa yang memberikan

    skala CRI ≤ 2, sehingga mengindikasikan mereka pada kurang pemahaman

    konsep, dan ada 1 siswa yang mengalami miskonsepsi.

    Nomor soal 1.I.d meminta siswa untuk dapat menyatakan kecepatan benda

    B. Besar kecepatan benda B sama dengan kelajuannya, yaitu 5 m/s dengan arah

    gerak ke kiri. Atau biasa dituliskan dengan – 5 m/s. Pada soal ini sebanyak 92,04

    % siswa menjawabnya dengan salah, dan hanya 7 orang atau 7,95 % saja yang

    menjawabnya dengan benar. Sebanyak 67,04 % berada pada area kurang

    pemahaman konsep, karena memberikan skala CRI ≤ 2. Sedangkan 29,54 %

    siswa mengalami miskonsepsi.

    Pada soal 1.I.e siswa diminta untuk dapat menentukan waktu kedua benda

    ketika bertabrakan. Hanya 35,23 % siswa yang dapat menjawabnya dengan benar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    sempurna. Sisanya, sebanyak 39,77 % mengalami kesalahan hitung, 2,27 %

    siswa hanya menyatakan posisi bertabrakan saja dan tidak mencari waktu

    bertabrakan, sedang 22,73 % mengalami kesalahan dalam penggunaan rumus

    fisika. Dengan melihat skala CRI yang diisi oleh siswa, maka sebanyak 23,86 %

    siswa yang paham benar, 72,73 % yang kurang paham, dan 3,41% yang

    mengalami miskonsepsi.

    Seperti pada soal nomor 1.I.a, soal nomor 1.II.a. juga meminta siswa untuk

    dapat menggambarkan vektor kecepatan pada benda A. Sebanyak 76,14 % siswa

    dapat menjawabnya dengan benar, yakni menggambarnya dengan anak panah

    menuju ke arah kanan secara horizontal, 3,41 % memberikan nilai vektor yang

    keliru, sedangkan sebanyak 20,45 % menjawabnya dengan salah. Berdasarkan

    skala CRI yang diberikan siswa, sebanyak 30,68 % yang paham pada konsep ini

    dan 69,32 % yang kurang paham.

    Pada soal nomor 1.II.b siswa juga diminta untuk menggambarkan vektor

    kecepatan benda B. pada bagian ini sebanyak 70,45 % siswa yang dapat

    menjawabnya dengan benar, yakni menggambarnya dengan anak panah menuju

    kea rah kiri secara horizontal, 3,41 % memberikan nilai vektor yang keliru,

    sedangkan 26,14 % yang menjawabnya salah. Jika kita lihat skala CRI yang

    diberikan siswa, maka terdapat 28,41 % yang paham benar, 68,18 % yang kurang

    paham, sedangkan 3,41 % yang mengalami miskonsepsi.

    Soal nomor 1.II.c meminta siswa untuk dapat menentukan kecepatan benda

    A dari persamaan posisinya. Sebanyak 81,82 % siswa berhasil menjawabnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    dengan benar, sedangkan 18,18 % siswa yang menjawab salah. Meski yang

    menjawab dengan benar cukup banyak, namun cukup banyak pula yang kurang

    paham, yaitu 75 % siswa. Sedangkan yang paham benar hanya 25 %.

    Pada soal nomor 1.II.d siswa diminta untuk dapat menentukan kecepatan

    benda B dari persamaan posisinya. Hanya 8,82 % siswa berhasil menjawabnya

    dengan benar, sedangkan 93,18 % siswa yang menjawab salah. Kebanyakan

    siswa keliru dalam penentuan arah kecepatan. Karena itu hanya ada 2 siswa atau

    2,27 % yang paham benar. Sedangkan sebanyak 73,86 % siswa kurang paham,

    dan 23,86 % siswa yang mengalami miskonsepsi.

    Soal nomor 1.II.e meminta siswa untuk menentukan percepatan benda A dan

    benda B. Hanya 2 orang siswa saja yang dapat menjawabnya dengan tepat.

    Sebanyak 57,95 % siswa hanya dapat menentukan dengan benar percepatan

    benda A. Sebanyak 12,5 % siswa hanya dapat menyatakan bahwa kedua benda

    mengalami percepatan, namun tidak dapat menentukan berapa nilai percepatan

    yang dialami benda A dan benda B. Sedangkan, sebanyak 27,27 % siswa

    menjawabnya dengan salah. Apabila kita melihat skala CRI yang diberikan

    siswa, maka tidak ada satu siswa pun yang paham benar. Sebanyak 96,59 %

    kurang paham, dan 3,41 % mengalami miskonsepsi.

    Pada soal nomor 1.II.f siswa diminta untuk dapat menjelaskan besar dan

    gaya yang dialami oleh kedua benda ketika bergerak. Sebanyak 31,81 % yang

    dapat menjawabnya dengan tepat, yakni kedua benda memiliki besar gaya yang

    sama dengan arah gaya yang berlawanan. Sebanyak 26,13 % yang hanya dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    menjelaskan bahwa kedua benda memiliki besar gaya yang sama, dan mengalami

    kesalahan pada penentuan arah gaya. Sebanyak 17,04 % hanya dapat menyatakan

    bahwa kedua benda mengalami gaya, tanpa dapat menjelaskan tentang besar dan

    arah gaya yang dialami kedua benda. Apabila kita lihat skala CRI yang diisi oleh

    siswa, maka hanya ada 5 siswa atau 5,68 % saja yang paham benar mengenai

    konsep ini. Sisanya, sebanyak 94,32 % mengalami kurang pemahaman konsep.

    2. Analisis pemahaman siswa tentang konsep analisis vektor pada gerak 2

    dimensi melalui tes CRI

    Pada soal nomor 2.a siswa diminta untuk menjelaskan apakah kecepatan

    bola dalam arah horizontal bernilai tetap. Sebanyak 39,77 % menjawabnya

    dengan tepat. Sebanyak 6,82 % yang sepakat bahwa kecepatan bola dalam arah

    horizontal bernilai tetap namun memberikan alasan yang salah. Sedangkan

    sebanyak 52,27 % yang menjawabnya salah. Apabila kita melihat skala CRI yang

    diisi oleh siswa ternyata hanaya 15,91 % yang paham benar. Sedangkan

    sebanyak 75 % yang kurang paham, dan 9,09 % yang mengalami miskonsepsi.

    Soal nomor 2.b meminta siswa untuk menjelaskan apakah kecepatan bola

    dalam arah vertikal bernilai tetap. Sebanyak 45,45 % siswa dapat menjawab

    dengan tepat. 32,95 % menyatakan bahwa kecepatan bola dalam arah vertikal

    tidak bernilai tetap, namun tidak dapat menjelaskan alasannya. Sedangkan 21,59

    % menjawab dengan salah. Ternyata, apabila dilihat dari skala CRI yang diisikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    siswa, sebanyak 73,86 % mengalami kurang pemahaman konsep dan 4,55% yang

    mengalami miskonsepsi. Sedangkan yang paham benar hanya 21,59 %.

    Pada soal nomor 2.c siswa diminta untuk menjelaskan apakah laju bola

    dalam arah vertikal bernilai tetap. Sebanyak 25 % dapat menjawab dengan tepat,

    14,77 % hanya dapat memberikan pernyataan bahwa laju dalam arah vertikal

    tidak bernilai tetap, namun memberikan alasan yang salah, sedangkan 60,23 %

    menjawab dengan salah. Apabila kita tilik pada skala CRI yang diberikan siswa,

    ternyata sebanyak 79,55 % siswa kurang paham dengan konsep tersebut dan

    10,23 % mengalami miskonsepsi. Sedangkan yang paham benar hanya 10,23 %.

    Pada soal nomor 2.d siswa diminta untuk menjelaskan apakah laju bola

    dalam arah horizontal bernilai tetap. Hanya sedikit siswa yang dapat

    menjawabnya dengan tepat, yakni sebanyak 12,5 % saja. Sedangkan yang

    memberikan pernyataan benar namun dengan alasan yang salah sebanyak 23,86

    % dan 63,64 % yang menjawab salah. Jika kita melihat skala CRI yang diberikan

    oleh siswa, ternyata sebanyak 85,23 % siswa yang mengalami kurang

    pemahaman konsep dan 6,82 % mengalami miskonsepsi. Sedangkan yang paham

    benar hanya 7,95 % saja.

    Soal nomor 2.e meminta siswa untuk menggambarkan vektor kecepatan

    yang dialami bola pada saat 1) tepat ketika ditendang, 2) berada di titik tertinggi,

    dan 3) tepat ketika mencapai tanah. Dari ketiganya, prosentase siswa benar

    terbanyak adalah ketika menggambarkan vektor kecepatan yang dialami bola

    pada saat tepat ketika ditendang. Pada soal no 2.e.1 tersebut sebanyak 39,77 %

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    siswa menjawab benar, sedangkan 60,23 % menjawab salah. Ternyata, apabila

    dilihat dari skala CRI yang diberikan siswa hanya 13,63 % saja yang paham

    benar, sedangkan 68,18 % kurang paham dan 18,18 % mengalami miskonsepsi.

    Kemudian, ketika diminta untuk menggambarkan vektor kecepatan bola

    pada saat berada di titik tertinggi, hanya sebagian kecil saja siswa yang benar.

    Hanya 19,32 % siswa yang menjawab benar, sisanya sebesar 79,54 % menjawab

    salah. Jika dilihat dari skala CRI yang diberikan siswa, ternyata banyak siswa

    yang kurang paham, yakni sebanyak 68,18 %, 20,45 % mengalami miskonsepsi,

    sedangkan yang paham benar hanya sebesar 11,36 % saja.

    Apabila saat menggambarkan vektor kecepatan bola tepat ketika bola

    ditendang sebanyak 39,77 % menjawab benar, dan saat menggambarkan vektor

    kecepatan bola ketika berada di titik tertinggi hanya 19,32 % yang dapat

    menjawab dengan benar, maka pada soal nomor 2.e.3 yakni ketika siswa diminta

    untuk menggambarkan vektor kecepatan bola pada saat tepat mencapai tanah

    hanya 25 % siswa yang menjawab benar. Sebagian besar siswa, yakni sebanyak

    75 % menjawab salah. Ternyata apabila kita perhatikan skala CRI yang diisi oleh

    siswa, hanya 11,36 % siswa yang paham benar. Sebagian besar siswa, yakni

    sebanyak 69,32 % kurang paham, sedangkan 19,32 % mengalami miskonsepsi.

    Pada soal nomor 2.f siswa diminta untuk menjelaskan apakah kecepatan

    ketika bola berada disisi puncak sama dengan nol. Sebanyak 32,95 % dapat

    menjelaskan dengan tepat. 37,5 % hanya dapat menyatakan bahwa kecepatan

    bola dipuncak sama dengan nol, tanpa dapat memberikan penjelasan yang benar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Sedangkan 28,41 % menjawabnya salah. Skala CRI menyebutkan bahwa hanya

    sebanyak 13,63 % siswa yang paham benar, sedangkan sebagian besar, yakni

    sebanyak 81,82 % kurang paham dan sebanyak 4,55 % mengalami miskonsepsi.

    Soal nomor 2.g meminta siswa untuk dapat menjelaskan apakah kecepatan

    yang dialami bola ketika berada di puncak sama dengan nol. Hanya sedikit siswa

    yang dapat menjelaskannya dengan benar, yaitu sebanyak 9,09 % saja. Sedikit

    pula siswa yang dapat memberikan pernyataan bahwa benda percepatan ketika

    bola berada di puncak tidak sama dengan nol, walaupun dengan alasan yang

    salah, yaitu 14,77 %. Sebagian besar siswa, yakni sebanyak 76,14 %

    menjawabnya dengan salah. Ternyata pada skala CRI yang diisi oleh siswa, kita

    hanya menjumpai 4,55 % siswa yang paham benar. Sebagian besar kurang

    paham dengan konsep tersebut, yaitu sebanyak 85,23 %. Sedangkan yang

    mengalami miskonsepsi sebanyak 10,23 %.

    Tabel IV.8 Pemahaman siswa berdasarkan skala CRI

    No.Soal

    Jumlah siswa

    Pemahaman

    Benar

    Kurang

    Pemahaman Miskonsepsi

    1.I.a 36 52 0

    1.I.b 36 52 0

    1.I.c 28 39 1

    1.I.d 3 59 26

    1.I.e 21 64 3

    1.II.a 27 61 0

    1.II.b 25 60 3

    1.II.c 22 66 0

    1.II.d 2 65 21

    1.II.e 0 85 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    1.II.f 5 83 0

    2.a 14 66 8

    2.b 19 65 4

    2.c 9 70 9

    2.d 7 75 6

    2.e.1 12 60 16

    2.e.2 10 60 18

    2.e.3 10 61 17

    2.f 12 72 4

    2.g 4 75 9

    Berdasarkan tabel IV.6 dapat kita lihat bahwa siswa dengan kualifikasi

    pemahaman kurang dan sangat kurang masih menempati porsi yang tinggi, yakni

    sebanyak 64 orang dari 88 siswa, atau 72,73 %. Dari tabel IV.7 dapat dilihat

    bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 45,61 yang menunjukkan

    bahwa rata-rata siswa berada pada pemahaman yang kurang. Hal tersebut

    konsisten dengan skala CRI yang disajikan pada tabel IV.8 yang menunjukkan

    bahwa sebagian besar siswa mengalami kurang pemahaman pada semua konsep.

    Sedangkan yang mengalami pemahaman benar dan miskonsepsi jauh lebih

    sedikit dibandingkan dengan siswa yang mengalami kurang pemahaman.

    Prosentase siswa yang memiliki pemahaman benar, kurang pemahaman dan

    miskonsepsi disajikan pada tabel berikut ini.

    Tabel IV.9 Prosentase siswa yang memiliki pemahaman benar, kurang

    pemahaman dan miskonsepsi

    No.Soal

    Prosentase Jumlah siswa (%)

    Pemahaman

    Benar

    Kurang

    Pemahaman Miskonsepsi

    1.I.a 40,91 59,09 0

    1.I.b 40,91 59,09 0

    1.I.c 31,82 44,32 1,14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    1.I.d 3,41 67,05 29,55

    1.I.e 23,86 72,73 3,41

    1.II.a 30,68 69,32 0

    1.II.b 28,41 68,18 3,41

    1.II.c 25 75 0

    1.II.d 2,27 73,86 23,86

    1.II.e 0 96,59 3,41

    1.II.f 5,68 94,32 0

    2.a 15,91 75 9,09

    2.b 21,