Pestisida Antibiotik

download Pestisida Antibiotik

of 5

description

antibiotik

Transcript of Pestisida Antibiotik

NAMA : YOPA RIYANDA PUTERINIM: 10011181419018KELAS : III.1/ D

PESTISIDAGOLONGAN ANTIBIOTIK

1. Sifat dan Karakteristik AntibiotikAntimikroba adalah obat yang membunuh mikroorgamisme atau menekan pertumbuhan atau perkembangbiakannya, khususnya yang merugikan manusia. Antibiotik adalah substansi kimiawi antimikroba yang dihasilkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, terutama fungi yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain, dimana dalam hal ini mikroorganisme yang dimaksud adalah bakteri. Saat ini istilah antibiotik juga telah digunakan secara luas pada jenis-jenis antimikroba sintetik, yang tidak diturunkan dari produk mikroorganisme, seperti golongan sulfonamid dan kuinolon (Chambers, 2006).Dalam penggunaan pestisida untuk tanaman, antibiotik berguna sebagai fungisida atau bakterisida yang memiliki fungsi untuk membunuh jamur dan bakteri yang ada pada tanaman. Contoh antibiotik yang sering dijadikan pestisida adalah streptomisin, dan oksitetrasiklin.Sifat antibiotik dapat berbeda satu dengan lainnya. Misalnya, Penisilin G bersifat aktif terhadap bakteri Gram-Positif, sedangkan Gram-negatif pada umumnya resisten terhadap Penisilin G. Streptomisin memiliki sifat berbanding terbalik dengan Penisilin G, sedangkan tetrasiklin aktif terhadap berbagai bakteri Gram-positif dan Gram-negatif.Bacteriostatik (menghambat atau mengehentikan pertumbuhan) contoh : sa, tetraciklin, klorampenikol, eritromisin, novobiosin (konsentrasi rendah), pas, lonkomisin, klindamisin, nitrofurantion (lingkungan basa dan konsentrasi rendah)Bactrerisidal (membunuh bakteri), contoh : penisilin, sefalosporin, streptomisin, neomisisn, kanamisin, gentamisisn, kotrimoksazol, polikmisin, kolistin, erytromisin konsentrasi tinggi, novobiosin konsentrasi tinggi, isoniazid, vankomisin, basitrasin dan ntrofurantion lingkungan asam dan konsentrasi tinggi.Antibiotik mempunyai ciri- ciri : Menghambat atau membunuh pathogen tanpa merusak inang (host), bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik, tidak menyebabkan resistensi pada kuman pathogen, berspektrum luas, tidak bersifat alergenik, tetap aktif dalam plasma, cairan badan, atau eksudat, larut di dalam air serta stabil, tidak mengganggu keseimbangan flora normal dari inang sampai flora usus atau flora kulit. (Lud, W., 2005)Idealnya zat-zat antibiotik harus mempunyai sifat- sifat sebagai berikut : harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikrobia pathogen spesifik, tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk resisten parasit, tidak menimbulkan efek samping, seperti alergi, kerusakan syaraf, iritasi pada ginjal dan saluran gastrointestinalis, tidak melenyapkan flora normal pada hospesnya, harus dapat diberikan secara oral atau suntikan, mempunyai taraf kelarutan yang tinggi dalam zat alir tubuh, konsentrasi antibiotik di dalam jaringan atau darah harus dalam jumlah yang cukup tinggi. (PR Murray., 1995).

2. Sumber Sumber AntibiotikPada dasarnya antibiotik dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu antibiotik alamiah dan antibiotik sintetis. Antibiotik alamiah merupakan antibiotik yang telah tersedia secara alamiah yang merupakan hasil metabolisme sekunder dari mikroorganisme tertentu. Antibiotik alamiah terdiri dari : Penisilin (Penicillium nonatum), Sefalosporin (Chephalosporium acremonium), Streptomisin (Streptomyces grizeus), Tetrasiklin (Streptomyces sp), Erythromisin (Streptomyces erythreus), Klorampenikol (Streptomyces venezuelae), Polimiksin (Bacillus polymixa), Basitrasin (Bacillus subtilis). Sedangkan Antibiotik sintetis merupakan Antibiotik yang secara keseluruhan disintetis atau dibuat di laboratorium dan merupakan zat kimia yang berfungsi untuk membunuh mikrobia, yang termasuk dalam antibiotik ini adalah : Sulfanomide, Nitrofuran, Hidrazide asam isonicotinamide (INH/Isoniazid) dan Nalidiksat. (PR Murray., 1995). Pada penggunaan pestisida untuk tanaman, antibiotik yang biasa digunakan adalah streptomisin dan oksitetrasiklin.

3. Jalur PaparanPada pestisida antibiotika jalur paparan biasanya diawali dari oral, karena tanaman yang sudah mengandung pestisida diolah oleh manusia untuk dijadikan tanaman. Namun dapat juga melalui inhalasi atau saluran pernafasan dari petani petani yang menyiram tanamannya menggunakan pestisida dan menghirup cairan pestisida itu secara tidak sengaja. Lalu, dari oral dan inhalasi menuju ke saluran pencernaan, dimana makanan di cerna dan diserap oleh tubuh terutama pada usus dan hati.

4. ToksikokinetikAda empat proses yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi, distribusi, metabolisme (atau biotransformasi), dan ekskresi (atau eliminasi). Interaksi obat secara farmakokinetik yang terjadi pada suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan (tidak berlaku) untuk obat lainnya disebabkan karena adanya perbedaan sifat fisikokimia, yang menghasilkan sifat farmakokinetik yang berbeda.a. AbsorpsiAbsorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pinositosis. Kebanyakan obat oral diabsorpsi di usus halus melalui kerja permukaan vili mukosa yang luas. Seperti streptomisin akan melakukan proses absorpsi di Eritrosit dan Plasma setelah masuk ke tubuh. Lalu pada oksitetrasiklin akan masuk ke sirkulasi darah serta terikat pada reseptor di dalam jaringan dan akhirnya akan dieliminasi. Di dalam darah oksitetrasiklin akan terikat dengan protein plasma (ltrotein-bound drug) atau dalam dalam darah dicapai dalam dua jam setelah pemberian intramuskuler.

b. DistribusiDistribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, dan efek pengikatan dengan protein. Streptomisin di distribusi di seluruh cairan ekstrasel dan pada oksitetrasiklin distribusi dalam tubuh cukup cepat dan obat dapat mencapai hampir semua jaringan dan cairan tubuh.

c. MetabolismeHati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Tetapi, beberapa obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan peningkatan respons farmakologik. Penyakit-penyakit hati, seperti sirosis dan hepatitis, mempengaruhi metabolisme obat. Waktu paruh dari suatu obat adalah waktu yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi obat untuk dieliminasi. Metabolisme dan eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat, contohnya, pada kelainan fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih sedikit obat dimetabolisasi dan dieliminasi. Streptomisin di metabolisme 2 hingga 3 jam di hati sedangkan oksitetrasiklin 2 jam setelah pemberian intramuskuler. d. EkskresiRute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat dilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin. Ekskresi oksitetrasiklin melalui sistem urinaria dan empedu. Streptomisin di ekskresi di Filtrasi glomerulus.5. Efek Samping 1. Reaksi Alergi Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem imun tubuh hospes dan tidak bergantung pada besarnya dosis obat. Manifestasi gejala dan derajat beratnya alergi dapat bervariasi. Prognosis reaksi alergi sulit diramalkan walaupun terdapat riwayat reaksi alergi pasien. Seseorang yang memiliki riwayat alergi, misalnya alergi terhadap penisilin, tidak selalu mengalami reaksi alergi kembali ketika diberikan obat tersebut. Sebaliknya, seseorang tanpa riwayatalergi dapat mengalami reaksi alergi pada penggunaan kembali penisilin. Bentuk reaksi alergi pada penisilin paling sering yaitu reaksi urtikaria pada kulit atau maculopapular rash. Penisilin juga dapat menyebabkan reaksi syok anafilaktik.

2. Reaksi Toksik Antibiotik pada umumnya bersifat toksisitas selektif, tetapi sifat ini relatif. Penisilin merupakan golongan antibiotik yang mungkin dianggap paling tidak toksik sampai saat ini. Dalam menimbulkan efek toksik, masing-masing antibiotik dapat menyerang organ atau sistem tertentu pada tubuh hospes. Beberapa contoh reaksi toksik penggunaan antibiotik seperti pada golongan aminoglikosida pada umumnya bersifat toksik terutama terhadap Nervus Vestibulokoklear (N.VIII). Golongan tetrasiklin dapat menggangu pertumbuhan jaringan tulang dan gigi akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium-ortofosfat. Dalam dosis besar, obat ini bersifat hepatotoksik, terutama pada pasien pielonefritis dan pada wanita hamil.

3. Perubahan Biologik dan Metabolik Pada tubuh hospes, baik yang sehat maupun yang meradang, terdapat populasi mikroflora normal. Dengan keseimbangan ekologik, populasi mikroflora tersebut biasanya tidak menunjukkan sifat patogen. Penggunaan antibiotik, terutama spektrumluas, dapat mengganggu keseimbangan ekologik mikroflora sehingga jenis mikroba yang meningkat jumlah populasinya dapat menjadi patogen.9 Pada beberapa keadaan, perubahan ini dapat menimbulkan superinfeksi, yaitu suatu peradangan baru yang disebabkan oleh proliferasi mikroba berbeda dari penyebab peradangan primer yang terjadi akibat terapi peradangan primer dengan suatu antibiotik.Mikroba penyebab superinfeksi biasanya jenis mikroba yang menjadi dominan pertumbuhannya akibat penggunaan antibiotik terutama spektrum luas, misalnya penggunaan tetrasiklin dapat menyebabkan kandidiasis.Faktor yang mempermudah timbulnya superinfeksi di antaranya adanya faktor atau penyakit yang mengurangi daya tahan pasien, penggunaan antibiotik terlalu lama, dan luasnya spektrum aktivitas obat antibiotik. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi superinfeksi yaitu menghentikan terapi antibiotik yang sedang digunakan, melakukan biakan (kultur) mikroba penyebab superinfeksi, dan memberikan suatu antibiotik yang efektif terhadap mikroba tersebut.

Resistensi, ialah tidak terganggunya sel mikroba oleh antibiotik yang merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. Ini dapat terjadi apabila antibiotik diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu rendah atau masa terapi yang tidak tepat. Resistensi terhadap antibiotik bisa di dapat atau bawaan. Pada resistensi bawaan, gen yang mengkode mekanisme resistensi ditransfer dari satu organisme ke organisme lain (Anonim, 2008). Secara klinis resistensi yang di dapat, adalah dimana bakteri yang pernah sensitif terhadap suatu obat menjadi resisten.

4. Reaksi IdiosinkratikIdiosinkrasi adalah reaktivitas abnormal suatu bahan kimia yang khusus terjadi pada individu tertentu. Respon idiosinkrasi dapat berupa sensitivitas ekstrim terhadap suatu obat baik pada dosis rendah maupun tinggi. Reaksi ini dapat dihasilkan dari polimorfisme genetik yang menyebabkan perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik obat atau dari variabilitas ekspresi aktivitas enzim pada seseorang.Peningkatan insiden neuropati perifer terjadi pada pasien dengan defisiensi asetilasi isoniazid pada pengobatan tuberkulosis, perlambatan atau percepatan asetilator disebabkan oleh adanya polimorfisme N-asetil transferase. Banyak pria kulit hitam mengalami anemia hemolitik ketika mereka menerima primakuin untuk terapi malaria, individu tersebut mengalami kekurangan eritrosit dehidrogenase glukosa-6-fosfat. Resistensi genetik menyebabkan aksi koagulan warfarin dan menyebabkan perubahan pada vitamin K epoksida reduktase.

6. Penanganan keracunan Terhadap ToksikanReaksi alergi obat biasanya sembuh dengan sendirinya dan paling lama hanya berlangsung selama beberapa hari setelah obat dihentikan. Namun pada beberapa kasus, reaksi alergi yang berat bisa saja terjadi. Pada kasus yang cukup jarang, reaksi alergi obat dapat menyebabkan kulit mengelupas/melepuh, kondisi ini disebut dengan toxic epidermal necrolysis (TEN). Pasien yang mengalami reaksi alergi ini membutuhkan perawatan yang sama dengan pasienluka bakar, dan mungkin kulit akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sembuh sepenuhnya. Setelah gejala-gejala alergi obat muncul, pengobatannya akan berdasarkan tingkat keparahannya. Jika hanya terjadi ruam kulit, dan selebihnya kondisi anda sehat secara umum, mungkin hanya butuh menghentikan penggunaan obat tersebut. Namun jika yang muncul adalah bengkak di beberapa area kulit hingga terjadinya shock alifatik maka harus diadakan tindakan lebih lanjut.

7. Pengendaliana. Individu Harus lebih cermat lagi dalam memilih sayuran dan buah buahan yang akan dikonsumsi. Memilih bahan makanan dengan teliti. Alangkah baiknya kalau dapat mengkonsumsi sayur atau buah-buahan organic (bebas pestisida) meskipun harga yang ditawarkan cukup mahal. Lebih perhatian lagi terhadap setiap bahan makanan yang telah dibeli seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Hendaknya, dicuci dengan bersih.

b. Masyarakat Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai maslah bahayanya memakan tanaman yang menggunakan pestisida dan berikan tips serta cara dalam memilih sayur dan buah yang baik untuk di konsumsi. Masyarakat dapat memulai menanam tanaman organik dirumah sendiri seperti cabai dan rempah - rempah. Selain dapat menghindari konsumsi sayuran yang mengandung pestisida juga dapat menghemat biaya pengeluaran sehari hari.

c. Pemerintah Hendaknya pemerintah menetapkan kebijakan dalam batas penggunaan pestisida pada tanaman terutama yang berbahan kimia. Perlunya edukasi dan sosialisasi kepada para petani mengenai penggunaan pestisida yang aman, baik, dan tepat. Merangkul para pemuda untuk terus menciptakan inovasi inovasi baru agar dapat mendapatkan metode yang tepat dalam pemeliharaan tanaman tanpa menggunakan bahan bahan kimia dengan bahan bahan yang murah dan mudah didapat.5