makalah pestisida

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pencemaran terjadi dimana- mana dengan laju yang begitu cepat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak Perang Dunia II kecenderungan pencemaran mengarah kepada dua hal yaitu pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat terutama akibat kegiatan industry dan transportasi. Penyebab lainnya yaitu penggunaan berbagai produk biosida dan bahan- bahan berbahaya aktivitas manusia. Berdasarkan pengertianya pencemaran merupakan masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menmjadi kurang atau tidak dabat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Peristiwa pencemaran baru dapat dikatakan sebagai pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah lingkungan hidup manusia (Achmad, Rukaesih. 1999). Dengan meningkatnya kegiatan industri dan transportasi tentu saja meningkat pula pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran terhadap sumber air minum telah sering menyebabkan penyakit- penyakit dengan perantara air (waterbone desease) yang telah membinasakan penduduk di sejumlah kota. Sekarang ini beban pencemaran terhadap air sudah semakin berat dengan masuknya

Transcript of makalah pestisida

Page 1: makalah pestisida

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini pencemaran terjadi dimana- mana dengan laju yang begitu cepat yang

belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak Perang Dunia II kecenderungan pencemaran

mengarah kepada dua hal yaitu pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat

terutama akibat kegiatan industry dan transportasi. Penyebab lainnya yaitu penggunaan

berbagai produk biosida dan bahan- bahan berbahaya aktivitas manusia.

Berdasarkan pengertianya pencemaran merupakan masuknya atau dimasukkannya

mahluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau

merubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas

lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menmjadi kurang

atau tidak dabat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Peristiwa pencemaran baru

dapat dikatakan sebagai pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah

lingkungan hidup manusia (Achmad, Rukaesih. 1999).

Dengan meningkatnya kegiatan industri dan transportasi tentu saja meningkat pula

pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran terhadap sumber air minum telah sering

menyebabkan penyakit- penyakit dengan perantara air (waterbone desease) yang telah

membinasakan penduduk di sejumlah kota. Sekarang ini beban pencemaran terhadap air

sudah semakin berat dengan masuknya bahan- bahan industri yang mengandung senyawa-

senyawa kimia berbahaya (Anonimous, Agen Orange,1983).

Pencemaran lingkungan terjadi pula di udara dan tanah dengan segala dampak yang

ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain oleh kegiatan manusia juga dapat

disebabkan oleh kegiatan alami seperti kebakaran hutan karena kemarau panjang, letusan

gunung berapi dan sebagainya (Anonimous, Agen Orange,1983).

Bahan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari- hari dan juga merupakan

salah satu bahan yang menyebabkan pencemaran adalah pestisida. Pestisida merupakan

penyebab pencemaran lingkungan yang utama baik itu untuk pencemaran udara, tanah dan

Page 2: makalah pestisida

air. Banyak pestisida yang sangat beracun seperti DDT dan menjadi lebih tinggi

konsentrasinya di dalam rantai makanan (Kusno S , 1992).

Mahkluk hidup terutama manusia banyak menarik keuntungan dengan adanya

pestsida. Suatu kenyataan tanpa pestisida bidang pertanian tidak akan mengahasilkan

produk yang sesuai dengan yang diperkirakan. Dari pengalaman masalah masa lalu,

keracuanan tanaman pertanian oleh hama dan penyakit telah menyebabkan kelaparan

penduduk dunia dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu pestisida akan terus

digunakan, yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini adalah mencari pestisida yang

lebih aman dan lebih mudah terurai dalam lingkungan setelah digunakan.

B. Perumusan Masalah

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa pestisida merupakn penyebab utama

pencemaran baik itu udara, tanah, maupun air yang dapat membahayakan lingkungan serta

makhluk hidup disekitarnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemakaian pestisida

dilakukan terus-menerus oleh masyarat tanpa melihat dampak penggunaan pestisida itu

sendiri. Adapun masalah yang kami angkat adalah Bagaimana upaya pencegahan

pencemaran yang diakibatkan pestisida?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Tujuan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dampak pencemaran yang di akibatkan oleh pestisida.

2. Mengetahui solusi pencegahan pencemaran yang di akibatkan oleh pestisida.

Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui informasi mengenai dampak-dampak pencemaran yang di

akibatkan oleh penggunaan pestisida.

2. Dapat mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan.

3. Dapat mengetahi solusi dalam mengatasi pencemaran yang di sebabkan oleh

penggunaan pestisida.

Page 3: makalah pestisida

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pencemaran

Disadari atau tidak, sebenarnya masalah pencemaran lingkungan mau tidak mau

akan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

dalam hubungannya dengan alam. Manusia memang kurang daya penguasaannya,

artinya jika kemampuan manusia menguasai alam meningkat, maka akan lebih sedikit

masalah yang akan dihadapi. Peristiwa pencemaran baru dapat dikatakan sebagai

pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah lingkungan hidup

manusia, yang terkena dampak akibat negatif yang tidak diinginkan adalah manusianya

dan didalam lingkungan tersebut terdapat bahan-bahan berbahaya yang disebabkan oleh

peradaban manusia itu sendiri (Benn, F.R [ and ]C.A. Mac Auliffe, 1975).

Batasan pencemaran menurut UU No. 4 Tahun 1982, menjelaskan bahwa

“Pencemaran” adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan

atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh

kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai tingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan menmjadi kurang atau tidak dabat berfungsi

lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran suatu lingkungan bisanya melalui tahap-tahap yaitu:

1. Tingkatan Pertama

Bila zat pencemar tersebut baik jumlah dan waktu aktifnya tidak membawa

akibat yang merugikan manusia.

2. Tingkatan kedua

Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan pada alat- alat panca indera

dan alat perkembangbiakan secara vegetatif serta kerusakan lingkungan hidup

yang lebih luas.

3. Tingkatan ketiga

Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan fisiologis yang membawa

akibat kesakitan yang menahun.

4. Tingkatan keempat

Page 4: makalah pestisida

Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan-ganguan yang gawat seperti

kematian dan lain-lain.

Pencemaran dapat terjadi di lingkungan hidup manusia. Berdasarkan itu dikenal

pencemaran lingkungan berdasarkan objeknya, yaitu : pencemaran udara,pencemaran

tanah,pencemaran air dan pencemaran kebudayaan. Dalam makalah ini, pencemaran

lingkungan yang akan dibahas adalah tiga bagian yang pertama diatas yang diakibatkan

oleh Pestisida (Achmad, Rukaesih. 1999)

B. Jenis-Jenis pestisida

Menurut peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1973, yang dimaksud dengan Pestisida ialah

Semua zat kimia dan bahan-bahan lain serta zasad-zasad renik dan virus yang digunakan

untuk:

1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-

bagian tanaman atau hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tak diinginkan.

4. Mencegah hama-hama air.

5. Membrantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada

manusia.

Berdasarkan kegunaanya pestisida dapat dibagi atas :

1. INSEKTISIDA : Zat / Senyawa kimia yang digunakan untuk mematikan /

Memberantas serangga.

2. ASCARISIDA : Memberantas Tunggau

3. NEMATOSIDA : Memberantas cacing Nematoda.

4. FUNGISIDA : Memberantas Jamur / Cendawan.

5. HERBISIDA : Memberantas rumput / Gulma.

6. OVISIDA : Memberantas telur serangga.

7. LARVASIDA : Memberantas Larva

8. RODENTISIDA : Memberantas Hewan Pengerat.

9. ALGASIDA : Memberantas Alga.

10. MOLUSCISIDA : Memberantas Hewan Molluska.

Page 5: makalah pestisida

Dengan melihat bentuk fisiknya, pestisida digolongkan kedalam beberapa bentuk :

Tepung hembus, Tepung semprot ( Wetable Powder),Minyak Aerosol, Rook patroner

Dari segi struktur kimianya, pestisida dibagi atas :

1 . Orgahochlorine

Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan Chlorine.

Misal : DDT

2 . Orgahoposphate

Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H misal : tetra ethyl phyro posphate

(TEPP )

3. Carbonate

Pestisida yang mengandung gugus Carbonate. Misal : Baygon, Sevin dan Isolan.

4. Lain-Lain

Diluar ketiga jenis diatas, pestisida ini mengandung senyawa organik,

serychin, senyawa sulphur organik dan dinytrophenol (Achmad, Rukaesih. 1999).

C. Pestisida Dan Revolusi Hijau

Alam dengan segala isinya di terima sebagaimana adanya. Dan manusia

menyesuaikan pola hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh lingkungan alam. Karena

perubahan lingkungan alam berada di luar kendali tangan manusia, maka manusia

memasrahkan diri kepada lingkungan. Ini melahirkan kebiasaan tradisi dan hukum-hukum

yang tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup masyarakat (Ekha Isuasta,

1988).

Tetapi satu faktor dalam kehidupan masyarakat mengalami perubahan otonom,

yaitu pertambahan jumlah manusia. Naluri mempertahankan diri manusia mendorong

hasrat berkembangbiak dan melangsungkan dehidupan. Ini dimungkinkan oleh akal dan

kemampuan berpikir manusia, yang melahirkan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu

manusia selalu menuntut kepada alam agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.

Kebutuhan primer manusia adalah makan. Dan untuk meningkatkan hasil-hasil bumi

Page 6: makalah pestisida

mereka mempunyai ambisi besar untuk meningkatkan produksi pangan. Banyak hal yang

dilakukan manusia seperti program irigasi, pemupukan intensif yang kadang berlebihan

hingga merusak struktur tanah. Dan yang paling mengerikan adalah berputarnya lingkaran

setan pestisida yang tak pernah putus ditengah jalan, justru semakin membabibuta.

Untuk mendukung keberhasilan produksi pangan ini, penelitian dan teknologi

semakin berkembang. Termasuk si lampu aladin, pestisida. Dunia pertanian seakan

terbangun dari tidurnya, terbangun untuk tragedi dari revolusi, bukan revolusi fisik, bukan

industry, tetapi revolusi hijau.Revolusii Hijau yang mencantumkan pemakaian pestisida

sebagai senjata utama yang menyakitkan lingkungan dan manusia sendiri (Achmad,

Rukaesih. 1999)

Page 7: makalah pestisida

BAB III

PEMBAHASAN

Melihat perkembangan pestisida yang semakin meningkat, baik dari segi kualitas

maupun segi kuantitas, dapat dilihat dari dua tabel beriku

TahunProduksi

(Ton/KL)

%

Perubahan

1978/1979

1979/1980

1980/1981

1981/1982

1982/1983

9.128

20.812

25.671

33.576

47.369

-

128

23,3

30,8

26,2

Tabel 3.1 Peningkatan Produksi Pestisida Dalam Negeri

Dapat kita lihat juga impor Pestisida pada table dibawah ini:

Tahun Insek

tisida

Fung

isida

Herb

isida

Total

1978

Ton

U$

3.131

55.66

0

631

2.169

510

1.279

4.272

59.10

8

1979

Ton

U$

1.920

5.286

708

1.935

761

2.943

3.389

10.06

4

1980

Ton

4.560

15.96

3

958

3.142

2.421

1.366

6.139

21.79

9

Page 8: makalah pestisida

U$

1981

Ton

U$

116

723

700

2.900

421

1.366

1.327

4.989

1982

Ton

U$

3

39

995

5.107

445

1.245

1.443

6.369

Tabel 3.2 Impor Pestisida

Hal ini memang mengembirakan bagi dunia pertanian, menyenangkan bagi

produsen pestisida tetapi di lain pihak muncul masalah- masalah serius. Pemakaian

pestisida yang berdendang membabi buta pada episode berikutnya, menjadi suatu hal yang

mengkhawatirkan. Pestisida memang bagaikan lampu aladin. Pestisida ibarat dewa

penolong tetapi di sisi lain, tanah dan semua perairan yang menjadi ikat pinggangnya

menjerit kesakitan, terlebih karena pestisida produksi mutakhir. Buah simalakama

ditawarkan kepada kita, pestisida membantu sekaligus mematikan.

Pestisida menjadi suatu tragedi kehidupan, nyata sudah di dalam sejarah kehidupan

manusia. Jaminan untuk itu sudah digaransikan, air, tanah, udara bahkan nyawa manusia

sendiri si penghasil teknologi pestisida. Satu persatu segi bahaya pestisida telah menjamah

kehidupan manusia. Bahaya pencemaran lingkungan hidup, baik yang bersifat sosial dan

alamiah yang mengakibatkan terganggunya ekosistem kehidupan.

1. Pencemaran Air pada Pestisida

Air merupakan sumber kehidupan umat manusia. Kini tidak hanya air sungai yang

masuk ke laut, air laut pun sudah biasa merembes ke wilayah darat dan air minum menjadi

asin. Sementara di sini lain air menjadi pahit karena pencemaran sungai-sungai yang

melewati perkotaan dan residu pestisida yang tercecer dari penyemprotan di sawah-sawah.

Residu masuk air sungai, mengalir ke parit-parit sawah, masuk ke saluran tersier ke saluran

sekunder dan terbuang ke sungai kita. Sungai mengalir masuk kota, menuju ke hilir dan

Page 9: makalah pestisida

sebagian rakyat menggunakan air di hilir untuk mandi, cuci dan kakus. Pencemaran

bertambah runyam, karena pestisida, sampah rumah tangga dan produk alami. Pestisida

dapat mencemari air yang sangat berbahaya bagi kehidupan. karena pestisida mengandung

bahan-bahan kimia yang sangat bebahaya seperti senyawa Dinitro dan Thiosianat.

2. Pencemaran Tanah pada Pestisida

Pestisida banyak digunakan oleh petani untuk lahan pertanian seperti pembasmi

hama serta untuk membasmi rumpu-rumput liar. Namun disisi lain penggunaan pestisida

secara berlebihan akan berdampak buruk bagi ekosistem tanah seperti matinya organisme

dalam tanah (cacing,dll), sehingga tanah menjadi tandus dan kering.

3. Pencemaran Udara pada Pestisida

Penyemprotan pestisida dengan menggunakan helikopter telah menggeser

pemakaian tenaga manusia yang dirasakan telah mengalami kekerdilan. Dengan

helikopter, dalam waktu sekejap berpuluh-puluh hektar ladang bahan pangan telah

tersemprot sekaligus. Tapi daerah-daerah yang bukan sasaran maupun hewan-hewan dan

serangga bukan sasaran target pembunuhan ikut menikmati hujan pestisida dari cucuran

helikopter.

Suatu bukti bahwa hewan bukan sasaran mendapat getahnya adalah kasus di

sebelah timur Illionis, Amerika Serikat. Di sini pada tahun 1954 telah dilakukan

penyemprotan suatu senyawa organochlorim dengan maksud menghentikan Japanese beetle

(kumbang Jepang). Tapi ternyata banyak spesies burung musnah di daerah penyemprotan.

Nasib yang sama dialami pula oleh kucing, tupai, insecta predator, dll.

Pencemaran udara pestisida ini tidak hanya menyerang lingkungan manusia sendiri

saja, tetapi akhirnya jatuh ke pelukan manusia sendiri. Banyak tragedi-tragedi kehidupan

yang terjadi, dan yang paling naas, tragedi ini terjadi karena penyelewengan manusia

sendiri atas pestisida ini

Penyelewengan pestisida ini diarahkan pada pembasmian si pembuat dan si

pemakai utama, yaitu manusia. Pestisida digunakan untuk membunuh manusia. Kejadian

ini dipelopori oleh kekejaman Hitler di zaman Perang Dunia II, DDT dipakai sebagai bahan

percobaan dalam ladang-ladang kamp konsentrasi Hitler.

Page 10: makalah pestisida

4. Upaya pencegahan Pencemaran pestisida

Harus diakui walaupun pestisida sangat berbahaya, peningkatan produksi pertanian

dapat tercapai justru dengan bantuan pestisida. Pencemaran yang disebabkan oleh pestisida

bukan hal sepele.

Tetapi kalau cara pemakaian pestisida dilakukan dengan sangat hati-hati,

kemungkinan besar pencemaran dapat dihindari atau setidaknya mengurangi bahayanya

pembatasan pemakaian pestisida ini sudah dimulai dengan gebrakan PAN (Pesticides

Action Network) yang beranggotakan 50 negara, termasuk Indonesia.

Di sini ada tujuh jenis pestisida yang dilarang di antara 12 jenis yang dimasukkan

dalam The Dirty Dozen seperti Heptachlor. Di Indonesia, hal ini didukung oleh ikut

sertanya BATAN dalam meneliti residu-residu produk pertanian dan mengeluarkan batas

ambang yang aman bagi pemakaian pestisida.

Juga turut peran serta pemerintah yaitu peraturan tentang ANDAL yang mulai

berlaku dari segi pengamanan baik bagi keselamatan manusia maupun lingkungan.

Tindakan pemerintah dengan peraturan ANDAL adalah tepat sebagai tindakan pencegahan

dan usaha menanggulangi kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup manusia

Indonesia.

Bagaimanapun juga pestisida adalah racun. Sebenarnya kalau ada kerugian yang

ditimbulkan oleh pestisida, maka yang paling menderita adalah manusia. Manusia harus

bertanggung jawab terhadap kerusakan yang timbul, karena semua kegiatan pencegahan

hama adalah hasil karya manusia dan di tujukan untuk pemenuhan kebutuhannya. Manusia

adalah pelaku utama pemberantasan hama. Karena itu selain perlindungan terhadap tanah,

air, dan hewan lainnya dari bahaya pestisida, perlindungan pertama justru harus diberikan

terhadap manusia.

Cara yang paling baik untuk mencegah pencemaran pestisida adalah dengan tidak

menggunakan pestisida sebagai pemberantas hama. Mengingat akibat sampingan yang

terlalu berat atau bahkan menyebabkan rusaknya lingkungan dan merosotnya hasil panen,

penggunaan pestisida mulai dikurangi. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencegah atau

mengurangi serangga hama antara lain:

a. pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,

Page 11: makalah pestisida

b. memilih varietas yang tahan lama,

c. memanfaatkan musuh-musuh alami serangga,

d. penggunaan hormon serangga,

e. pemanfaatan daya tarik seks pada serangga

f. sterilisasi

Cara-cara tersebut di atas memang tidak memiliki efek yang cepat dan merata

dibahding pestisida. Karenanya bila dibutuhkan pemberantasan hama yang sifatnya segera,

penggunaan pestisida memang merupakan pilihan yang paling baik dan tepat.Jika memang

pestisidalah yakan digunakan, maka adalah suatu langkah yang paling bijaksana untuk

melakukan suatu tindakan pencegahan terhadap pencemaran atau keracunan yang mungkin

timbul.

Pada pencemaran lingkungan oleh pestisida, beberapa tindakan pencegahan yang

perlu dilakukan antara lain:

1. ketahuilah atau pahamilah dengan yakin tentang kegunaan dari suatu jenis pestisida.

Jangan sampai terjadi salah berantas.Misalnya herbisida jangan digunakan untuk

membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan

tanah atau tanaman telah terlanjur tercemar.

2. ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau

petugas penyuluh,

3. jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida, Tanyakan pada penyuluh apakah

sudah saatnya digunakan pestisida, karena belum tentu suatu jenis hama harus diberantas

dengan pestisida.

4. Jangan telat memberantas hama. Jika penyuluh sudah menganjurkan untuk

menggunakan pestisida, cepatlah dilakukan. Dengan semakin meluasnya hama akan

membutuhkan penggunaan pestisida dalam jumlah besar, ini berarti hanya akan

memperbesar peluang terjadinya pencemaran,

5. jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida biasanya hanya digunakan untuk

suatu jenis hama tertentu, terkadang usia tanaman yang berbeda menghendaki jenis

pestisida yang berbeda pula,

6. pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan sampai tercecer di sekitar

tanaman,

Page 12: makalah pestisida

7. jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan terlebih dahulu, gunakan tempat

yang khusus untuk itu. Pada waktu mengaduk, larutan jangan sampai tercecer ke tempat

lain. perhatikan dengan tepat jumlah larutan yang dibuat agar tidak terdapat sisa setelah

pemakaian. Sudah disebutkan bahwa selain tindakan pencegahan terhadap pencemaran

lingkungan oleh pestisida, juga diperlukan tindakan-tindakan pengamanan terhadap

pestisida. Tujuannya adalah agar manusia terbebas dari keracunan. Beberapa tindakan

yang perlu diambil untuk mencegah keracunan oleh pestisida, yaitu:

a. Penyimpanan racun-racun hama:

1. Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda, sebaiknya

tertutup dan dalam lemari tersendiri yang terkunci.

2. Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan dekat

makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya paling berbahaya. Tanda-tanda

harus jelas biar untuk mereka yang buta huruf sekalipun tabu.

3. Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus dibakar, agar

racun-racun sisa musnah sama sekali.

4. Penyimpanan-penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau minuman seperti

di hotel-hotel, sangat besar bahayanya.

b. Pemakaian alat-alat pelindung

1. Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama melakukan

pencampuran kering bahan-bahan.

2. Pakailah pakaian pelindung, kaca mata dan sarung tangan terbuat dari neopren,

jika kerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut dengan minyak atau

pelarut-pelarut organis.Pakaian pelindung harus dibuka dan kulit dicuci sempurna

sebelum makan.

3. Pakailah pelindung pernafasan, kaca mata, baju pelindung, dan sarung tangan

selama menyiapkan dan enggunakan semprotan, kabut atau aerasol, jika kulit atau

paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut. Alat-alat pelindung harus

terbuat dari karet atau bahan tahan minyak.

4. Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa bahan,

sehingga terhirup atau mengenai kulit dari tenaga kerja yang bersangkutan.

Page 13: makalah pestisida

5. Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup dengan

memakai penguap termisi jauhkan alat tersebut dari rumah penduduk dan tempat

pengolahan bahan makanan.

6. Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan

bersentuhan dengannya pestisida, manusia dihadapkan pada suatu dilema.

Pemasangan Label dan Tanda Pada Bahan Berbahaya

Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan yang esensial.  Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula para konsumen dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.

Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.  Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya adalah sebagai berikut

Page 14: makalah pestisida

Gambar 2.14 Tanda bahaya dari bahan kimia

Keterangan :

E     =  Dapat Meledak                              T   =  Beracun

F+   =  Sangat Mudah Terbakar                 C   =  Korosif

F     =  Mudah Terbakar                            Xi   =  Iritasi

O    =  Pengoksidasi                                 Xn  =  Berbahaya Jika Tertelan

T+  =  Sangat Beracun                              N  =  Berbahaya Untuk Lingkungan

CARA PENGGUNAAN PESTISIDA

Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam

menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena

penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara,

kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel

pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke

atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel

pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan

pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan

dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak

lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping

berakibat mempercepat timbulnya resistensi.

1.Dosis pestisida

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan

hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau

lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau

Page 15: makalah pestisida

diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu.

Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan

luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label

pestisida.

2.Konsentrasi pestisida

Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida

* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah

dicampur dengan air.

* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.

* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam

suatu larutan jadi.

3. Alat semprot

Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high

volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume)

biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume)

biasanya kurang dari 5 liter.

3. Menggunakan pestisida

Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:

* Pestisida digunakan apabila diperlukan

*Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida

*Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalamlabel

* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang

yang tidak baik kesehatannya

* Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka

* Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun,

kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan

* Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh

sambil makan dan minum.

* Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium

* Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka.

Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus.

* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau

Page 16: makalah pestisida

kurang

* Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan

* Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin

kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin. Bila tidak enak badan

berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya

* Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh

orang lain untuk tempat makanan maupun minuman.

* Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida

* Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-

pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.

BAB IV

PEMBAHASAN KHUSUS

Page 17: makalah pestisida

Permasalah

Salah satu jenis pestisida adalah pembasmi nyamuk. Banyak merek pembasmi nyamuk di

Indonesia yang di bilang aman dan ampuh. Tetapi, apakah kita semua yakin bahwa

pembasmi nyamuk itu benar-benar aman?

Pembahasan

Di Indonesia ada beberapa jenis merek pembasmi nyamuk, diantaranya yaitu baygon, hit,

vape, raid dan mortein, autan, soffell, dan lain-lain.

Baygon adalah merek pestisida produksi S. C. Johnson & Son. Kegunaannya adalah

sebagai pembasmi dan pengendali hama rumah tangga, seperti nyamuk,kecoa, lipan, dan

semut. Merek ini sangat populer di Indonesia sehingga sudah menjadi nama generik bagi

produk sejenis. Baygon pertama kali di produksi oleh perusahaan bayer, sebuah perusahaan

kimia asal Jerman pada tahun 1975.

Prinsip dasar yang harus di pahami oleh semua orang ketika menggunakan obat

nyamuk adalah bahwa zat yang di pakai itu racun, dan tidak ada racun yang benar-benar

aman.

Baygon mengandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur

adalah senyawa karbamat (senyawa antaranya, MIC, pernah menewaskan ribuan orang dan

menyebabkan kerus akan syaraf ratusan ribu orang lainnya dalam kasus Bhopal di India)

yang telah dilarang penggunaannya di luar negri karena diduga kuat sebagai zat

karsinogenik sedangkan transfluthrin relatif aman hingga saat ini.

HIT yang promosinya sebagai obat nyamuk ampuh dan murah memang benar

bahkan sedikit lebih ampuh dari Baygon tapi sangat berbahaya karena bukan hanya

menggunakan Propoxur tapi juga DDVP atau dichlorvos, zat turunan chlorine yang sejak

puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia, murah tapi berbahaya.

Sedangkan obat nyamuk lain seperti Baygon tutup hijau , Vape, Raid dan Mortein

memang non propoxur dan non DDVP tapi keampuhannya sangat diragukan, mereka hanya

efektif melawan nyamuk Aedes tapi berantakan saat melawan nyamuk Culex sp (ini

Page 18: makalah pestisida

nyamuk malam yang sering gangguin kita). Obat nyamuk bakar jelas menghasilkan asap

dan racun, begitupun juga dengan jenis elektrik tetap menghasilkan racun. Penggunanaan

obat nyamuk dengan cara dibakar atau dengan listrik harus dalam ruangan dengan sirkulasi

udara yang baik, tidak boleh dalam ruangan tertutup karena racun dan asap yang dihasilkan

akan mengurangi proporsi kandungan oksigen dalam ruangan. Penolak nyamuk seperti

Autan, Sari Puspa/Soffell,atau Lavender Ketiganya mengandung racun bernama

Diethyltoluamide atau DEET . DEET ini sangat korosif, Autan tidak dapat disimpan dalam

wadah plastik PVC atau besi karena dalam hitungan minggu akan mengikis lapisannya.

Bayangkan bila itu kena kulit kita ? Jadi sekali lagi telah terjadi pembohongan publik lewat

iklan anti nyamuk yang lembut bagi kulit, mana mungkin zat yang jelas-jelas merus ak

kulit dapat merawat kulit, bahkan setelah ditambahi embel-embel menggunkan Aloe Vera

atau zat pelembab lain tetap saja berbahaya, jangan guna kan pada kulit yang sensitif atau

anak di bawah usia 2 tahun.

Obat nyamuk hanya digunakan bila gangguan memang sudah tak terkendali atau

melebihi batas toleransi, dan gunakan dengan cara yang aman, dan jangan pernah berfikir

racun itu aman. Beberapa memang ampuh, tetapi tidak benar-benar aman. Pilih lah yang

memiliki efek racunnya yang paling kecil jika hanya sekedar untuk mengendalikan bukan

berarti membasmi, seperti contoh baygon tutup hijau.

BAB V

Page 19: makalah pestisida

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pestisida merupakan produk sebuah revolusi yang tidak hanya menarik tetapi juga

mengerikan. Berhadapan dengan pestisida dipakai, lingkungan alam tercemar. Apabila

tidak dipakai hama dan penyakit menjadi momok bagi manusia. Inilah yang disebut

tragedi. Dan manusia yang berhadapan dengan tragedi bisa mengambil sikap dan langkah

yang pasti sesuai dengan tuntutan situasi.

Apabila pestisida dipakai dalam batas-batas kewajaran sesuai dengan petunjuk

penggunaan kiranya merupakan tindakan yang bisa memperkecil lingkup risiko yang

harus ditanggung manusia dan alam.Pemakaian pestisida secara membabi buta bisa

mengundang bencana.

Oleh karena itu masalah pestisida menuntut perhatian semua pihak, tidak hanya

para pejabat, tidak hanya si pemakai jasa. Kita semua memikul tanggung jawab bersama

atas lingkungan hidup kita sendiri. Pestisida bukan hanya menjadi tanggung jawab pabrik

penghasil, dan tanggung jawab pemerintah yang memberi izin produksi, tapi menjadi

tanggung jawab semua pihak, semua bangsa dan semua negara.

Jikalau di suatu negara suatu jenis pestisida sudah diteliti, dinyatakan berbahaya,

dan dilarang untuk dipergunakan, semestinya semua negara di dunia juga harus mengerti

akan hal itu dan ikut melaksanakannya.Bersikap mendua dalam mengambil langkah

kiranya kurang membantu.Pemakaian pestisida dilarang tetapi tetap diproduksi dan

bahkan diekspor ke negara tetangga.

Setiap usaha pemberantasan harus melibatkan semua pihak dan bersifat

menyeluruh, kalau diharapkan berhasil. Mudah-mudahan di masa mendatang kasus-kasus

akibat pemakaian atau produksi pestisida mulai mengecil atau bahkan hilang sama sekali.

Meskipun sulit, kita semua berjuang agar risiko bagi lingkungan itu makin diperkecil.

B. Saran

Semoga kemajuan bidang IPTEK dapat menjawab segala dinamika tantangan

mengenai pemecahan masalah" PESTISIDA DAN PENCEMARANNYA " secara

Page 20: makalah pestisida

bijaksana, demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan mahluk hidup terutama

manusianya.

Oleh karena itu kita Mahasiswa sebagai " Creative Generation" harus terbebani

tanggungjawab untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah tersebut diatas.

Semoga harapan tidak tinggal harapan, tetapi sungguh menjadi kenyataan, sikap dan

perbuatan manusialah, yang akhirnya paling menentukan bagi nasib dirinya dan

lingkungan hidupnya.

PERTANYAAN

1. Jelaskan mengapa pestisida memiliki senyawa yang stabil ?

2. Bagaimana cara kita membedakan buah atau sayuran yang terdapat pestisida, dan

bagaimana cara mengkonsumsinya?

3. Salah satu syarat dari pestisida adalah bahwa tidak boleh melukai atau salah sasaran yang

terkena hewan bertulang belakang. Apa maksud dari pernyataan ini?

PENYELESAIAN

1. Karena pada pestisida memiliki komposisi yang sudah diatur tiap bahan yang digunakan

sehingga ikatannya tidak mudah untuk di uraikan.

2. Untuk saat sekarang, susah untuk membedakan yang terkena pestisida atau tidak, karena

yang menggunakan pestisida juga terlihat akan tetapi jika terlalu sering kita konsumsi

dapat membahayakan kesehatan. Cara mengkonsumsinya yaitu sayur atau buah yang kita

beli sebaiknya di bersihkan dahulu, pada waktu di masak pestisida itu akan menyatu

dengan air sayur, dengan demikian jika kita sudah mengetahuinya sebaiknya air itu jangan

kita konsumsi.

3. Syarat yang terdapat pada pestisida itu tidak mutlak, karena hanya dikhususkan untuk

tikus, dan diusahakan juga tempat penempatannya yang tidak terjangkau dari hewan lain,

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: makalah pestisida

Achmad, Rukaesih. 1999. Kimia Lingkungan.Bandung: ANDI.

Anonimous, Agen Orange,1983. Diduga penyebab kelahiran bayi cacat di Vietnam, 1983,

Kompas 25 Maret 1983, Jakarta.

Benn, F.R [ and ]C.A. Mac Auliffe, 1975. Chemistry and pollution. New York : The Mac

Millan Press.

Ekha Isuasta, 1988.Dilema pestisida . Yogyakarta : Kanisius.

Kusno S , 1992. Pencegahan pencemaran pupuk dan pestida. Jakarta : Penerbit Swadaya.