Pertanyaan Ke 4 Farmako

2
4.Sebutkan kegunaan diuretic golongan thiazide dan potassium-sparing! A. Thiazide Termasuk kelompok obat ini adalah hidroklorotiazid (HCT), klorotiazid, bendroflumetiazid, klotalidone, metolazone dan indapamide. Thiazide disekresi oleh tubulus proksimal namun baru bekerja di tubulus kontortus distal. Ia bekerja dengan menghambat simporter Na dan Cl dari lumen ke tubular. Pada keadaan normal, simporter ini berfungsi membawa Na dan Cl dari lumen ke sel epitel tubulus. Akibatnya, ekskresi Na dan Cl akan meningkat (tentunya disertai dengan ekskresi air juga). Beberapa juga memiliki efek inhibitor karbonik anhidrase yang lemah. Selain meningkatkan ekskresi Na dan Cl, thiazide juga meningkatkan ekskresi kalium. Ia juga menghambat sekresi asam urat sehingga dapat menyebabkan hiperurisemia dan gout. Melalui mekanisme yang belum diketahui, obat ini juga dapat mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Karena ekskresi kalsium kurang, maka kalsium akan meningkat kadarnya di darah sehingga obat ini mampu menghambat progresifitas osteoporosis. Ekskresi magnesium pun dibuat meningkat olehnya. Efek samping yang mungkin timbul adalah hipokalemia, menyebabkan peningkatan resiko toksisitas digitalis (obat anti aritmia) hiponatremia dan hipomagnesemia (kekurangan magnesium) hiperurisemia hiperglikemia dan hiperkolesterolemia, sehingga tidak dianjurkan untuk penderita DM dan dislipidemia hiperkalsemia (jangka panjang). disfungsi seksual Tiazide berinteraksi dengan digitalis dan menyebabkan resiko aritmia menjadi meningkat. Obat ini juga mengurangi efikasi antikoagulan, anti diabetik dan dan urikosurik. NSAID juga berinteraksi dengan obat ini. Thiazide diindikasikan pada hipertensi, gagal jantung ringan hingga sedang, edema, diabetes insipidus nefrogenik (nefrogenik artinya ADH nya normal, namun reseptor ginjal gagal merespon ADH), mencegah kehilangan kalsium pada penderita osteoporosis dan nefrolitiasis kalsium. B. Diuretik hemat kalium (Potassium sparing diuretik) Termasuk dalam kelompok obat ini adalah (1) Inhibitor kanal Na (amiloride dan triamteren) serta (2) Antagonis aldosteron (spironolactone, eplerenone). Pada mekanisme inhibitor kanal Na, obat ini dapat menghambat reabsorpsi Na sekaligus mengurangi sekresi K. Pada mekanisme antagonisme aldosteron, obat diuretik hemat

description

praktikum

Transcript of Pertanyaan Ke 4 Farmako

Page 1: Pertanyaan Ke 4 Farmako

4.Sebutkan kegunaan diuretic golongan thiazide dan potassium-sparing!

A. Thiazide

Termasuk kelompok obat ini adalah hidroklorotiazid (HCT), klorotiazid, bendroflumetiazid, klotalidone, metolazone

dan indapamide. Thiazide disekresi oleh tubulus proksimal namun baru bekerja di tubulus kontortus distal. Ia bekerja

dengan menghambat simporter Na dan Cl dari lumen ke tubular. Pada keadaan normal, simporter ini berfungsi

membawa Na dan Cl dari lumen ke sel epitel tubulus. Akibatnya, ekskresi Na dan Cl akan meningkat (tentunya

disertai dengan ekskresi air juga). Beberapa juga memiliki efek inhibitor karbonik anhidrase yang lemah.

Selain meningkatkan ekskresi Na dan Cl, thiazide juga meningkatkan ekskresi kalium. Ia juga menghambat sekresi

asam urat sehingga dapat menyebabkan hiperurisemia dan gout. Melalui mekanisme yang belum diketahui, obat ini

juga dapat mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Karena ekskresi kalsium kurang, maka kalsium akan meningkat

kadarnya di darah sehingga obat ini mampu menghambat progresifitas osteoporosis. Ekskresi magnesium pun dibuat

meningkat olehnya.

Efek samping yang mungkin timbul adalah

hipokalemia, menyebabkan peningkatan resiko toksisitas digitalis (obat anti aritmia)

hiponatremia dan hipomagnesemia (kekurangan magnesium)

hiperurisemia

hiperglikemia dan hiperkolesterolemia, sehingga tidak dianjurkan untuk penderita DM dan dislipidemia

hiperkalsemia (jangka panjang). 

disfungsi seksual

Tiazide berinteraksi dengan digitalis dan menyebabkan resiko aritmia menjadi meningkat. Obat ini juga mengurangi

efikasi antikoagulan, anti diabetik dan dan urikosurik. NSAID juga berinteraksi dengan obat ini.

Thiazide diindikasikan pada hipertensi, gagal jantung ringan hingga sedang, edema, diabetes insipidus nefrogenik

(nefrogenik artinya ADH nya normal, namun reseptor ginjal gagal merespon ADH), mencegah kehilangan kalsium

pada penderita osteoporosis dan nefrolitiasis kalsium.

B. Diuretik hemat kalium (Potassium sparing diuretik)

Termasuk dalam kelompok obat ini adalah (1) Inhibitor kanal Na (amiloride dan triamteren) serta (2) Antagonis

aldosteron (spironolactone, eplerenone).

Pada mekanisme inhibitor kanal Na, obat ini dapat menghambat reabsorpsi Na sekaligus mengurangi sekresi K.

Pada mekanisme antagonisme aldosteron, obat diuretik hemat kalium (DHK) mem-blok reseptor aldosteron sehingga

mengurangi reabsorpsi Na dan K pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes. Dengan demikian, ekskresi K juga

berkurang.

Karena efeknya yang relatif lemah, DHK biasanya dikombinasikan dengan diuretik lain. Selain itu, dengan

dikombinasikan bersama obat lain resiko hipokalemia dapat dihindari. Penggunaan jangka panjang DHK ternyata

memberikan efek kardioprotektif dengan mencegah hipertrofi dan fibrosis miokard.

Efek samping obat ini termasuk hiperkalemia, efek anti androgenik, dan anemi megaloblastik (jenis obat triamteren)

karena obat ini adalah antagonis folat (kalau di buku farmakologi dan terapi disebutkan bahwa obat ini menghambat

Page 2: Pertanyaan Ke 4 Farmako

kerja enzim dihidrofolat reduktase). Folate sebagaimana yang kita tahu berfungsi dalam pematangan inti sel darah

merah.

DHK diindikasikan pada pasien hipertensi, namun biasanya pemakaiannya dikombinasikan dengan antihipertensi lain

untuk memperkuat efek dan mencegah hipokalemia. Hati-hati pemberian triamteren pada kondisi hiperkalemia atau

kondisi yang rentan untuk terjadinya hiperkalemia (seperti gagal ginjal atau sedang dalam pengobatan dengan ACE

inhibitor, ARB, NSAID dan suplemen kalium. ACE inhibitor dan ARB akan menurunkan sekresi aldosteron sehingga

bahaya hiperkalemia semakin besar).

Daftar Pustaka

Farmakologi UI