Persyaratan ISO 17025
-
Upload
ayu-nurul-a -
Category
Documents
-
view
252 -
download
4
Transcript of Persyaratan ISO 17025
Laporan Responsi Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Maret 2014Manajemen Laboratorium Pj Dosen : Dwi Yuni Hastati, DEA
: Ir. Boggy Purboyo
PERSYARATAN ISO/IEC 17025
Kelompok 8/ BP1
Ayu Melinda J3E112045
Dessy Pratiwi J3E112038
Nurul Agustianingsih J3E112104
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang
digunakan untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan
kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut,
laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah.
Istilah laboratorium akhir-akhir ini menjadi sangat luas, namun sebelum kita
ikut menterjemahkan secara kebablasan maka kita lihat definisi menurut Procter,
1981. Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja
dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau
benda. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide 2 1986, laboratorium adalah
instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara
Pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau
lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme,
fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Dari difinisi tersebut maka dalam diskusi ini akan kita fokuskan pada
laboratorium menurut definisi-definisi resmi tersebut diatas.
Dengan identitas yang seperti tersebut diatas tidaklah heran maka
masyarakat di luar laboratorium benar-benar menganggap bahwa laboratorium
adalah suatu tempat bak pengadilan untuk dapat membuktikan apakah sesuatu
benar atau tidak, atau menghasilkan data yang pasti benar untuk mengambil
keputusan dan seolah tidak dapat diajukan banding lagi. Keadaan ini membawa
dampak yang positif maupun negatif. Positif, karena keadaan ini membuat
laboratorium dapat bekerja dengan tenang dan penuh dedikasi dengan
kepercayaan masyarakat yang tinggi. Negatif, bila keadaan ini membawa dampak
laboratorium tidak pernah mendapat keluahan, kritikan dan saran sehingga banyak
laboratorium yang tidak dapat menjaga kinerjanya tetap baik. Bahkan beberapa
laboratorium atau personil laboratorium menjadi apa yang disebut
Pseudoakademik (Ir. Surono, MPhil)
1.2 Tujuan
Mempelajari persyaratan ISO/IEC 17025 agar laboratorium memiliki mutu
yang diakui dan laboratorium dapat memiliki akreditas.
BAB IIISI
2.1 Persyaratan Manajemen ISO 17025:2008
2.1.1 Organisasi
Penerapan ISO/IEC 17025, seringkali persyaratan legalitas hukum
laboratorium diinterpretasikan sebagai sebuah surat keputusan (SK) pendirian
laboratorium yang seakan-akan memosisikan sebuah laboratorium sebagai sebuah
entitas yang independen di dalam organisasi yang membentuknya. Hal ini
dianggap sebagai sebuah praktek umum untuk memenuhi persyaratan (4.1.1) dari
ISO/IEC 17025 menyatakan bahwa laboratorium atau organisasi dimana
laboratorium menjadi bagiannya harus merupakan sebuah entitas yang dapat
dipegang tanggung-jawabnya secara legal. Tanggung jawab legal yang dimaksud
dalam persyaratan di atas tentunya harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait dengan keabsahan sebuah organisasi yang
ditetapkan oleh pemerintah di sebuah negara. Persyaratan di atas bukanlah
perintah untuk membentuk organisasi laboratorium tetapi untuk mengevaluasi
apakah laboratorium atau organisasi induknya telah memenuhi persyaratan-
persyaratan hukum tentang pembentukan sebuah badan hukum atau badan usaha.
Persyaratan tersebut tidak mengharuskan laboratorium merupakan badan hukum
atau badan usaha yang berdiri sendiri, tetapi ISO/IEC 17025 dapat diterapkan oleh
sebuah laboratorium yang merupakan bagian dari badan hukum atau badan usaha
yang sah berdasarkan peraturan perundang-undangan (Purnomo, 2012)
Sesuai dengan ISO 9000, organisasi (3.3.1) didefinisikan sebagai
sekelompok orang dan fasilitas dengan sebuah pengaturan tanggung-jawab,
wewenang dan hubungan. Dalam praktek seringkali untuk keperluan akreditasi,
organisasi laboratorium yang terdiri dari Manajer Puncak, Manajer Teknis,
Manajer Mutu, dan Manajer Adminstrasi sengaja dibentuk dengan mengabaikan
struktur organisasi yang didasarkan pada legalitas badan hukum atau badan usaha
laboratorium. Kemudian organisasi laboratorium inilah yang digunakan sebagai
dasar penyusunan Panduan Mutu Laboratorium, yang seringkali di sebuah
laboratorium yang menjadi bagian organisasi yang lebih besar, Panduan Mutu
laboratorium tidak menjelaskan hubungan antara struktur organisasi 17025 yang
dinyatakan dalam Panduan Mutu dengan struktur organisasi legal yang sehari-hari
berlaku dan berjalan di organisasi tersebut. Seringkali istilah-istilah Manajer di
dalam Panduan Mutu dipandang sebagai kebutuhan untuk menghadapi asesmen
oleh badan akreditasi, sedangkan personel yang ditunjuk sebagai Manajer dalam
Panduan Mutu laboratorium sebenarnya tidak berada pada tingkat manajer atau
tingkat pimpinan yang memiliki kewenangan atau mendapatkan fasilitas sebagai
seorang manajer atau pimpinan pada tingkatan tertentu di dalam struktur
organisasi yang sehari-hari dijalankan oleh laboratorium berdasarkan legalitas
hukum pendirian badan hukum, lembaga atau badan usahanya. Dalam kondisi ini,
akan terjadi organisasi bayangan untuk keperluan akreditasi dan dapat
menimbulkan kerancuan bagi personel-personel di dalam organisasi tersebut.
Menurut Purnomo (2013), sebagai contoh, seorang pejabat di organisasi
tersebut ketika akan menandatangani sebuah surat perlu berfikir atau memilih
terlebih dahulu, bila surat tersebut untuk keperluan akreditasi maka nama jabatan
di dalam Panduan Mutu yang digunakan, tetapi bila untuk keperluan formal
organisasi maka nama jabatan formal yang digunakan. Hal ini tentunya akan
menimbulkan pertanyaan akan efisiensi dan efektifitas organisasi tersebut. Dalam
kondisi yang lebih ekstrim tingkatan antar manajer yang dinyatakan di dalam
Panduan Mutu seringkali dijabat oleh personel dengan tingkatan wewenang yang
berbeda pada organisasi formalnya. Sebagai contoh, seorang kepala seksi
pengujian di dalam instansi pemerintah sesuai dalam Panduan Mutu ISO/IEC
17025 diberikan kedudukan sebagai manajer teknis, sedangkan jabatan manajer
mutu di dalam Panduan Mutu dijabat oleh salah seorang staf seksi pengujian,
yang dalam organisasi formal berada di bawah supervise dan penilaian dari kepala
seksi pengujian. Hal ini, meskipun di dalam Panduan Mutu jabatannya menjadi
setara, namun demikian dalam tataran legal formal organisasi (termasuk pengisian
DP3 dalam terminologi instansi pemerintah), pejabat manajer mutu tersebut
berada di bawah dan dinilai oleh pejabat manajer teknis. Sehingga kewenangan
dan tanggung-jawabnya untuk memastikan sistem manajemen mutu diterapkan
dan diikuti sepanjang waktu oleh seluruh elemen organisasi tersebut (termasuk
manajer teknis dan manajer administrasi) akan sulit atau bahkan tidak bisa
berjalan dalam pengoperasian laboratorium sehari-hari (kecuali pada saat asesmen
oleh badan akreditasi) karena dalam organisasi formal yang berjalan sehari-hari
pejabat manajer mutu tersebut tidak memiliki kewenangan dan berada di bawah
posisi pejabat manajer lainnya yang dinyatakan di dalam Panduan Mutu.
2.1.2 Sistem Manajemen
Persyaratan ISO/IEC 17025 yang mungkin menyebabkan interpretasi,
bagian 4.2 dari ISO/IEC 17025 mempersyaratkan bahwa laboratorium harus
menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen yang sesuai dengan
lingkup kegiatannya (4.2.1). Laboratorium harus mendokumentasikan kebijakan,
sistem, program dan prosedur sejauh yang diperlukan untuk menjamin mutu hasil
uji dan/atau kalibrasi (4.2.1), sistem manajemen laboratorium yang terkait dengan
mutu, termasuk pernyataan kebijakan mutu harus dijelaskan dalam panduan mutu
(4.2.2).
Berdasarkan ISO 9000 sebagai acuan normatif ISO/IEC 17025, sistem
manajemen (3.2.2) didefinisikan dengan sebuah sistem untuk menetapkan
kebijakan dan sasaran dan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, dan sistem
manajemen mutu (3.2.3) didefinisikan sebagai sistem manajemen untuk
mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi dengan memperhatikan mutu.
Dengan memperhatikan kaitan antara persyaratan (4.2.1) dan (4.2.2) ISO/IEC
17025 dengan definisi dalam (3.2.2) dan (3.2.3) ISO 9000, dengan jelas dapat
melihat bahwa yang harus ditetapkan, diterapkan, dipelihara oleh laboratorium
adalah sebuah sistem manajemen, bukan sekedar sistem dokumentasi. Sedangkan
yang harus didokumentasikan oleh laboratorium untuk menerapkan ISO/IEC
17025 adalah kebijakan, sistem, program, prosedur dan juga hal-hal lain yang
diperlukan untuk menjamin mutu hasil uji dan/atau kalibrasi. Panduan mutu yang
dimaksud adalah dokumen yang berisi penjelasan dari sistem manajemen
laboratorium yang berkaitan dengan mutu bukan dokumen yang berisi modifikasi
dari teks persyaratan ISO/IEC 17025 (Purnomo, 2012).
Lebih jauh lagi, dalam ISO 9001 (4.2.2) dinyatakan bahwa organisasi
harus menetapkan dan memelihara sebuah panduan mutu yang mencakup lingkup
sistem manajemen mutu, termasuk rincian dan justifikasi untuk setiap
pengecualian, prosedur yang didokumentasikan yang ditetapkan untuk sistem
manajemen mutu, atau acuan ke prosedur tersebut, dan deskripsi interaksi antar
proses dalam sistem manajemen mutu. Dari persyaratan dan beberapa definisi
terkait di atas, seharusnya sebuah Panduan Mutu dapat digunakan oleh seluruh
elemen dari sebuah organisasi (termasuk laboratorium) sebagai acuan untuk
memahami organisasinya dan sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas dan
tanggung-jawab sesuai dengan psosisinya. Sedangkan bagi pihak di luar
organisasi (sebagai contoh badan akreditasi dan asesor badan akreditasi), panduan
mutu dapat memberikan gambaran tentang sistem manajemen laboratorium.
Dengan gambaran tentang sistem manajemen laboratorium inilah seorang asesor
dapat menilai kesesuaian antara implementasi sistem manajemen di laboratorium
tersebut dengan persyaratan-persyaratan di dalam ISO/IEC 17025 dan menilai
efektifitas sistem manajemen laboratorium untuk mencapai sasaran-sasarannya.
2.1.3 Pengendalian dokumen
Berdasarkan persyaratan ISO/IEC 17025, laboratorium harus memiliki
prosedur untuk mengendalikan semua dokumen (internal dan eksternal), memiliki
kebijakan dan prosedur mutu secara umum, memiliki prosedur teknis,
menyediakan seluruh dokumen sistem manajemen mutu, dan memiliki
persetujuan sistem manajemen mutu. Perusahaan perlu memusnahkan atau
menyimpan dokumen yang sudah tidak berlaku di laboratorium. Seluruh dokumen
yang ada harus diidentifikasi dan mengkaji ulang dokumen yang mengalami
perubahan. Penyesuaian teks lama dan teks baru yang telah diidentifikasi dalam
dokumen atau lampiran. Laboratorium harus melakukan perubahan secara tulis
tangan atau sistem komputer pada dokumen diterbitkan secara formal.
2.1.4 Kaji ulang permintaan, tender dan kontak
Kaji ulang permintaan, tender dan kontrak telah ditetapkan dan dipelihara
dan menjamin bahwa persyaratan ditetapkan, didokumentasikan dan dipahami,
kemampuan dan sumber daya laboratorium memenuhi persyaratan, dan
pemilihan metode yang sesuai. Laboratorium harus memelihara rekaman kaji
ulang permintaan, tender dan kontrak yang mencakup diskusi berkaitan dengan
seorang pelanggan dan persyaratan pelanggan, pekerjaan yang disubkontrakkan,
dan perubahan yang signifikan. Proses kaji ulang kontrak diulang, dan perubahan
dikomunikasikan ke seluruh personel. Dalam hal ini laboratorium harus
melakukan pengkajian ulang pada permintaan, tender dan kontrak yang sudah
ditetapkan dan dipelihara, memelihara rekaman kaji ulang yang mencakup diskusi
pelanggan, persyaratan pelanggan, pekerjaan yang disubkontrakkan dan
perubahan yang signifikan, memberian informasi jika ada penyimpangan, serta
melakukan perbaikan kontrak ke seluruh personil.
2.1.5 Subkontrak pengujian dan kalibrasi
Laboratorium harus melakukan subkontrak, subkontraktor tersebut
kompeten dan memenuhi persyaratan dalam ISO/IEC 17025. Sesuai dengan
ISO/IEC 17025 laboratorium perlu memelihara rekaman subkontraktor yang
digunakan dan melakukan persetujuan pelanggan sebelum pekerjaan
disubkontrakkan, kecuali bila ditentukan oleh pelanggan atau regulator. Dalam hal
ini laboratorium harus membuat subkontrak yang memenuhi syarat dalam
ISO/IEC 17025 dan memelihara rekaman yang digunakan, serta membuat
prosedur persetujuan dengan pelanggan.
2.1.6 Pembelian jasa dan pembekalan
Kebijakan dan prosedur berdasarkan ISO/IEC 17025 bahwa laboratorium
perlu mendokumentasikan kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengadaan
perbekalan dan jasa, serta penerimaan dan penyimpanan perbekalan. Semua
perbekalan yang mempengaruhi mutu tidak digunakan sebelum diinspeksi untuk
memverifikasi kesesuaiannya dengan spesifikasi standar atau persyaratan yang
ditetapkan serta adanya pemeliharaan rekaman. Dokumen pembelian dikaji ulang
dan disetujui spesifikasi teknisnya sebelum diedarkan. Rekaman evaluasi
pemasok harus dipelihara. Daftar semua pemasok yang disetujui juga harus
disertakan. Hal ini bertujuan memberikan bukti sebagai persyaratan untuk
mendapatkan ISO/IEC 17025. Dalam hal ini, laboratorium harus memiliki SOP
penerimaan sampel dan jasa analisa, membuat dokumentasikan pengadaan,
penerimaan, dan penyimpanan perbekalan dan jasa. Perbekalan yang
mempengaruhi mutu harus diinspeksi agar sesuai dengan spesifikasi standar.
Selain itu, laboratorium harus memiliki bukti berupa dokumen pemeliharaan atau
penyimpanan rekaman yang telah diinspeksi. Laboratorium harus mengkaji ulang
untuk dokumen pembelian sebelum diedarkan dan memelihara atau menyimpan
rekaman evaluasi pemasok dan daftar pemasok dalm bentuk dokumen.
2.1.7 Pelayanan kepada pelanggan
Kebijakan dan prosedur berdasarkan persyaratan ISO/IEC 17025 yaitu
laboratorium harus memiliki prosedur untuk bekerja sama dengan pelanggan dan
membuat strategi positif atau negatif untuk menarik minat pelanggan.
2.1.8 Pengaduan
Kebijakan dan prosedur dalam hal pengaduan dilakukan untuk
penyelesaian pengaduan pelanggan atau pihak lain dan memelihara rekaman
pengaduan, investigasi dan tindakan perbaikan. Sesuai persyaratan ISO/IEC
17025 Dalam hal ini laboratorium harus membuat prosedur untuk penyelesaian
pengaduan pelanggan, memelihara atau menyimpan rekaman pengaduan,
investigasi serta melakukan tindakan perbaikan.
2.1.9 Pengendalian pekerjaan pengujian dan/atau kalibrasi yang tidak sesuai
Kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan atau hasil
yang tidak memenuhi prosedur atau permintaan pelanggan, prosedur tersebut telah
menjamin bahwa tanggung jawab dan kewenangan yang telah ditentukan,
dilaksanakan evaluasi terhadap signifikansi ketidaksesuaian, tindakan perbaikan
dilaksanakan secepatnya, pelanggan diberitahu dan pekerjaan ditarik bila perlu
tanggung jawab untuk mengesahkan pengulangan pekerjaan didefiniskan, dan
tindakan perbaikan diikuti dengan tepat. Dalam hal ini laboratorium harus
memiliki kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan atau hasil
yang tidak sesuai dengan prosedur, membuat prosedur atau permintaan pelanggan
dengan tanggungjawab dan kewenangan dan dilakukan evaluasi terhadap
signifikan ketidaksesuaian, melakukan perbaikan secepatnya, serta
menginformasikan pelanggan dan bertanggungjawab dalam pengulangan dan
perbaikan dilakukan dengan tepat.
2.1.10 Peningkatan
Di dalam ISO 9000, peningkatan mutu didefinisikan sebagai bagian
manajemen mutu untuk meningkatkn kemampuan memenuhi persyaratan mutu.
Sedangkan ISO/IEC 17025 memuat butir 4.10 tentang peningkatan yaitu bahwa
laboratorium harus meningkatkan efektifitas sistem manajemennya secara
berkelanjutan melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit,
analisis data, tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan kaji ulang manajemen.
Secara eksplisit persyaratan ISO/IEC 17025 (4.10) menyatakan bahwa yang harus
ditingkatkan secara berkelanjutan adalah efektifitas sistem manajemen. Dalam
ISO 9000, efektif didefinisikan dengan sejauh mana kegiatan yang direncanakan
dapat direalisasikan dan hasil yang direncanakan dapat dicapai. Terkait dengan hal
ini, kebijakan mutu dan sasaran mutu yang dipersyaratkan dalam butir (4.2.2)
ISO/IEC 17025 merupakan acuan yang harus ditetapkan untuk mengukur
peningkatan mutu dalam kegiatan laboratorium. Kebutuhan tentang peningkatan
efektifitas sistem manajemen dapat diperoleh dari keluhan pelanggan (4.7),
pengaduan (4.8) pengendalian pekerjaan yang tidak sesuai (4.9), audit internal
(4.14) dan juga audit atau asesmen eksternal (termasuk asesmen oleh badan
akreditasi). Sedangkan perbaikan (4.9), tindakan perbaikan (4.11), dan tindakan
pencegahan (4.12) merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menggerakkan
peningkatan.
2.1.11 Tindakan perbaikan
Laboratorium harus melakukan tindakan perbaikan terhadap pekerjaan
yang tidak sesuai atau menyimpang dari sistem mutu yang telah ditetapkan, atau
pelaksanaan teknis yang telah diidentifikasi. Dalam hal ini dengan cara membuat
kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan tindakan perbaikan, melaksanakan
kewenangan untuk melakukan tindakan perbaikan, membuat prosedur yang
mencakup analisis penyebab,
2.1.12 Tindakan Pencegahan
Laboratorium harus melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian yang serupa, atau untuk melakukan
pengembangan sistem mutu.
2.1.13 Pengendalian Rekaman
Laboratorium harus mengendalikan semua rekaman mutu dan rekaman
teknis termaksuk menjaga keamanan dan kerahasiaannya.
2.1.14 Audit Internal
Sesuai dengan definisi mutu menurut Juran (1988) dalam Muhandri
(2012), yaitu kegiatan dalam rangka memberikan bukti diperlukan untuk
membangun keyakinan bahwa penyelenggaraan fungsi mutu efektif, jaminan
mutu tidak akan terwujud k=jika pelaksanaan berbagai fungsi mutu dalam
perusahaan tidak berjalan dengan baik. Bukti bahwa fungsi mutu telah berjalan
dengan baik hanya dapat diketahui dengan melaksanakan audit. Hasil audit
menunjukkan kinerja mutu dari suatu laboratorium. Audit dilakukan secara
internal oleh laboratorium itu sendiri.Dalam hal ini secara periodik laboratorium
harus melakukan audit internal sistem mutu yang dilaksanakan oleh auditor
internal yang terlatih.
2.1.15 Kaji Ulang Manajemen
Laboratorium harus melakukan kaji ulang manajemen minimal 1 kali
dalam setahun, untuk memastikan kesinambungan dan efektifitas penerapan
sistem mutu (Anonim 2012).
2.2 Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis dalam ISO 17025 mencakup beberapa faktor yaitu
personel; kondisi akomodasi dan kondisi lingkungan; metode pengujia, metode
kalibrasi, dan metode validasi; peralatan; ketelusuran pengukuran; pengambilan
contoh; dan penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi. Faktor-faktor tersebut
yang akan dijadikan penilaian ISO 17025. Hal ini karena laboratorium dapat
memperhitungkan faktor tersbut dalam mengembangkan metode dan prosedur
yang akan ditetapkan
2.2.1 Personel
Personel menjadikan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan
mutu laboratorium, hal ini karena sumber daya manusia menjadi aset perusahaan.
Personel menurut Hidayat (2001), men atau manusia disini diartikan sebagai
tenaga kerja. Tenaga kerja manusia tetap berperan penting dalam perusahaan
(dengan teknologi canggih atau tradisional) karena tenaga kerja manusia bekerja
sebagai pengendali. Perusahaan perlu memperhatikan bagaimana mengelola
tenaga kerja dengan sebaik-baiknya dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan ISO 17025 manajemen laboratorium harus mampu memastikan
kompetensi semua personel untuk dapat mengoperasikan peralatan tertentu,
melakukan pengujian, mengevaluasi data, hingga menandatangi laporan
pengujian. Maka dari itu perusahaan menentukan speseifikasi personel
berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan keterampilan.
2.2.2 Kondisi Akomodasi dan Kondisi Lingkungan
Laboratorium yang telah siap menerapkan ISO 17025 harus memenuhi
fasilitas laboratorium sesuai standar internasional ataupun nasional. Fasilitas
laboratorium tersebut mencakup sumber energi, kondisi penerangan dan
lingkungan. Berdasarkan ISO 17025 laboratorium harus memastikan kondisi
lingkungan tidak mengakibatkan pengaruh buruk dan kecelakaan kerja. Selain itu
laboratorium harus memantau dan mengkaji ulang kondisi lingkungan apakah
telah memenuhi standar. Kondisi lingkungan ini pun harus dapat menjaga contoh
yang diuji. Seperti halnya laboratorium biologis yang harus memiliki antara
ruangan untuk mencegah kontaminasi silang.
2.2.3 Metode pengujian, metode kalibrasi, dan metode validasi
Persyaratan berikutnya adalah metode pengujian, metode tersebut
menentukan dalam penilaian ISO. Fasilitas laboratorium menurut ISO 17025
harus menggunakan metode yang sesuai untuk semua pengujian dan kalibrasi. Hal
tersebut mencakup pengambilan contoh, transportasi, penyimpanan dan penyiapan
barang untuk diuji. Metode kalibrasi yang dilakukan harus memiliki keabsahan
yang akurat karena akan mempengaruhi terhadap hasil contoh yang diuji. Setelah
dilakukan pengujian kalibrasi selanjutnya dilakukan validasi. Validasi menurut
ISO konfirmasi melalui pengujian kembali.
2.2.4 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada laboratorium harus memiliki spesifikasi
dan data. Laboratorium harus melakukan pengujian kalibrasi untuk menetapkan
standar peralatan tersebut. Selain itu pengujian kalibrasi pada peralatan dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan ISO 17025 peralatan
laboratorium harus memiliki label, kode, atau identitas lainnya mengenai alat
tersebut. Hal ini untuk memudahkan pengecekan dan pengujian.
2.2.5 Ketelusuran Pengukuran
Berdasarkan ISO 17025 semua peralatan yang digunakan untuk pengujian
dan kalibrasi harus memiliki akurasi dan keabsahan. Sehingga diperlukan program
yang dibuat laboratorium untuk melakukan pengujian dan kalibrasi. Kegiatan
kalibrasi yang dilakukan harus mempunyai standar acuan seperti standar
internasional atau pun nasional. Hal ini karena laboratorium yang telah
menetetapkan standar pengukuran akan memudahkan penelusuran. Ketelusuran
menurut ISO laboratorium yang mengacu pada standar internasional dapat
dikatakan telah kompeten dan akan mendapatkan logo akreditasi sebagai
pengakuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persyaratan ISO 17025 merupakan aturan yang mencakup penilaian
laboratorium. Penilaian tersebut mencakup persyaratan manajemen dan
persayaratan teknis. Untuk mendapatkan akreditasi tersebut laboratorium harus
menyiapkan segala dokumentasi mulai dari manajemen hingga teknis di
laboratorium. Dokumentasi yang dikumpulakan harus sesuai dengan kondisi atau
keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan. Laboratorium pengujian yang telah
menerapkan ISO 17025 ini pun akan beroperasi menerapkan sistem manajemen
ISO 9001. Oleh sebab itu laboratorium yang telah menerapkan sistem manajemen
sesuai ISO 17025 maka dapat dikatakan bahwa laboratorium tersebut kompeten
dan hasil data dapat dipercaya.
3.2 Saran
Pengumpulan dokumentasi untuk penilaian ISO 17025 sebaiknya
berdasarkan keabsahan dan relevan, hal ini untuk mencegah adanya kecurangan.
Selain itu laboratorium yang ingin mendapatkan ISO 17025 harus mempunyai
Standar Internasional sebagai acuan pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Surono, MPhil. Peran Laboratorium Terakreditasi Dalam Pengembangan Mutu
Dan Keamanan Pangan Dan Pertanian. Diakses melalui
http://www.mbrio- food.com/article6.htm (20 maret 2014)
Purnomo, Donny. 2012. Penerapan ISO/IEC 17025 Sebuah Renungan, Analisis Kritis,
dan Gagasan Perubahan Sudut Pandang. Diakses
melalui :https://mailattachment.googleusercontent.com/attachment/u/0/?
ui=2&ik=649f4ee1b7&view=att&th=144daa08b85bc7bb&attid=0.1&dis
p=safe&zw&saduie=AG9B_P8mSBwjQT6fZp70BeHZR7de&sadet=139
5237440956&sads=FD8x1HYwp9e-RDTmGPPWRUAQVPM (19
Maret 2014)
Anonim. 2011. Pengenalan dan Pemahaman ISO 17025 : 2005. Diakses melalui :
http://diploma.chemistry.uii.ac.id/kuliah%20online/JM%2056.pdf (20
Maret 2014)
Muhandri, Tjahja dan Kadarisman, Darwin. 2012. Sistem Jaminan Mutu Industri
Pangan. IPB Press. Bogor
Hidayat, Nur., dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi.
www.kan.or.id
www.bumn.og.id
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram proses akreditasi ISO 17025
Sumber : www.kan.or.id
Lampiran 2. Sertifikat ISO 17025:2005
Sumber : www.bumn.go.id
Lampiran 3. Persyaratan ISO/IEC 17025
Persyaratan ISO 17025:2008
1. Persyaratan manajemen
Organisasi
- Memiliki surat izin pendirian bangunan dan surat NPWP- Memiliki Perusahaan memiliki Kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan kerahasiaan pelanggan- Surat keputusan legalitas laboratorium- Membuat struktur organisasi yang jelas, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing.- Membuat SOP kegiatan pengujian dan kalibrasi- Memiliki kebijakan mutu laboratorium- Memiliki bangunan dan fasilitas permanen- Memverifikasi pegawai- Manajemen dan personil teknis mempunyai kewenangan yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas- Pegawai bebas dari tekanan komersial dan finansial baik internal maupun
eksternal- Memiliki kebijakan dan prosedur untuk menghindari keterlibatan dalam
setiap kegiatan yang akan mengurangi kepercayaan pada kompetensinya- Memiliki surat pertanggungjawaban semua personel yang mengelola,
melaksanakan atau memverifikasi pekerjaan- Memiliki jumlah penyelia yang sesuai dan memadai untuk melaksanakan
kegiatan pengujian dan atau kalibrasi- Memiliki surat pertanggungjawaban manajemen teknis yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan teknis- Memiliki staf manajer mutu yang bertanggung jawab atas implementasi
dan penerapan system manajemen mutu terhadap manajemen puncak laboratorium yang membuat keputusan
- Memiliki pegawai pengganti jika pegawai inti berhalangan hadir- Menjamin kegiatan dalam pencapaian tujuan sistem manajemen atas
konstribusi pegawai - Menjalin komunikasi antar pegawai dalam memegang peranan dalam
sistem manajemen.
Sistem manajemen
- Kebijakan dan prosedur yang di dokumentasikan, di pahami dan diimplementasi.
- Memiliki kebijakan mutu yang sesuai dengan tujuan dan sasaran system manajemen
- Memiliki gambaran struktur dokumentasi- Memiliki komitmen terhadap praktek professional, mutu pelayanan,
system dokumentasi, dan sesuainya laboratorium dengan ISO/IEC 17025- Memiliki komitmen tentang pengembangan dan implementasi system
manajemen - Menginformasikan laboratorium tentang persyaratan pelanggan dan
peraturan yang lainnya- Menjamin integritas system manajemen laboratorium
Pengendalian dokumen
- Memiliki prosedur untuk mengendalikan semua dokumen (internal dan eksternal)
- System manajemen mutu telah disetujui - Memiliki kebijakan dan prosedur mutu secara umum- Memiliki prosedur teknis- Tersedianya seluruh dokumen system manajemen mutu- Memusnahkan atau menyimpan dokumen yang sudah tidak berlaku- Telah mengidentifikasi seluruh dokumen- Pengkajian ulang dokumen yang mengalami perubahan- Penyesuaian teks lama dan teks baru yang telah diidentifikasi dalam
dokumen atau lampiran- Perubahan secara tulis tangan atau system computer pada dokumen di
terbitkan secara formal
Kaji ulang permintaan, tender dan kontak
- Melakukan pengkajian ulang pada permintaan, tender dan kontrak yang sudah ditetapkan dan dipelihara
- Memelihara rekaman kaji ulang yang mencakup diskusi pelanggan, persyaratan pelanggan, pekerjaan yang disubkontrakkan dan perubahan yang signifikan
- Pemberian informasi jika ada penyimpangan- Melakukan perbaikan kontrak ke seluruh personil
Subkontrak pengujian dan kalibrasi
- Jika melakukan subkontrak, maka memnuhi syarat dalam ISO/IEC 17025 dan memelihara rekaman yang digunakan
- Membut prosedur persetujuan dengan pelanggan
Pembelian jasa dan pembekalan
- Memiliki SOP penerimaan sampel dan jasa analisa- Membuat dokumentasikan pengadaan, penerimaan, dan penyimpanan
perbekalan dan jasa- Perbekalan yang mempengaruhi mutu harus diinspeksi agar sesuai dengan
spesifikasi standar- Memelihara atau menyimpan rekaman dokumentasi perbekalanyang telah
diinspeksi- Pengkajian ulang untuk dokumen pembelian sebelum diedarkan- Memelihara atau menyimpan rekaman evaluasi pemasok dan daftar
pemasok
Pelayanan kepada pelanggan
- Memiliki prosedur untuk bekerja sama dengan pelanggan - Membuat strategi positif atau negative untuk menarik minat pelanggan
Pengaduan
- Membuat prosedur untuk penyelesaian pengaduan pelanggan- Memelihara atau menyimpan rekaman pengaduan, investigasi dan
tindakan perbaikan
Pengendalian pekerjaan pengujian dan/atau kalibrasi yang tidak sesuai
- Memiliki kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan atau hasil yang tidak sesuai dengan prosedur
- Membuat prosedur atau permintaan pelanggan dengan tanggungjawab dan kewenangan dan dilakukan evaluasi terhadap signifikan ketidaksesuaian
- Melakukan perbaikan secepatnya- Menginformasikan pelanggan dan bertanggungjawab dalam pengulangan
dan perbaikan dilakukan dengan tepat
Peningkatan
- Melakukan peningkatan efektifitas system manajemen secara berkelanjutan
- Membuat peningkatan melalui kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikandan pencegahan, dan pengkajian ulang manajemen
Tindakan perbaikan
- Membuat kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan tindakan perbaikan - Melaksanakan kewenangan untuk melakukan tindakan perbaikan
- Membuat prosedur yang mencakup analisis penyebab, pemilihan dan pelaksanaan, pemantauan tindakan perbaikan, dan melakukan pelaksanaan audit tambahan
Tindakan pencegahan
- Melakukan identifikasi perbaikan yang diperlukan dan sumber potensial dari ketidaksesuaian
- Melakukan tidakan pencegahan yang telah di terapkan, dikembangkan, dan dimonitor keefektifitasan
Pengendalian rekaman
- Menetapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan rekaman mutu dan rekaman teknis
- Melakukan identifikasi, pengumpulan, pemberian indeks, pengaksesan, penyimpanan, pemeliharaan, pemusnahan, waktu penyimpanan, perlindungan, membuat cadanngan, dan akses rekaman elektronik
- Membuat rekaman menjadi jelas, mudah di dapat, mudah dipelihara, dan dapat dijaga keamanan dan kerahasiaannya
- Melakukan pemeliharaan rekaman teknis - Memiliki rekaman yang mengandung informasi - Melakukan penjaminan laboratorium- Membuat pengesahan pada data yang diubah dan data yang asli maupun
yang benar dijadikan satu- Melakukan penyalinan data yang disimpan secara elektronik
Audit internal
- Melakukan audit internal secara periodic untuk memverifikasi kegiatan laboratorium sesuai persyaratan ISO/IEC 17025
Kaji ulang manajemen
- Melakukan peningkatan yang tepat dari manajemen laboratorium- Membuat isi kaji ulang manajemen yang sesuai- Melakukan pemeliharaan rekaman kaji ulang dan tindakan
- Melakukan tindakan dalam jangka waktu yang tepat dan disetujui
2. Persyaratan Teknis
Personel
- Memiliki karyawan yang mempunyai keahlian di bidang sesuai penempatan di laboratorium
- Telah melakukan pelatihan personel sesuai bidang yang dikerjakan minimal mengenai K3
- Personel harus mengetahui pengujian kalibrasi
Konidisi akomodasi dan kondisi lingkungan
- Memiliki layout laboratorium dan pemisah antar ruang- Mendokumentasikan sumber energi dan kondisi penerangan
Peralatan
- Melakukan pengujian dan kalibrasi yang didokumentasikan- Memberikan kode dan label untuk setiap peralatan- Melakukan pengujian dengan mengacu ke Standar Internasional
Ketelusuran Pengukuran
- Melakukan pengecekan secara berkala dan hasil dapat didokumentasi- Pengujian pengukuran mengacu ke Standar Internasional dan acuan
sekunder lembaga nasional tertentu