persentasi

21
IDENTIFIKASI BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GRAVITY DAERAH MANGUNAN, KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2011

description

gravity

Transcript of persentasi

IDENTIFIKASI BAWAH PERMUKAAN DENGAN

METODE GRAVITY

DAERAH MANGUNAN, KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA2011

EKSKURSI GRAVITY DAERAH MANGUNAN

KECAMATAN DLINGO,

KABUPATEN BANTUL,

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2011

KELOMPOK VI A

Olderico Marques115.080.013

Renovia Andiwijaya 115.090.007

Brahmani Trias Dewantari 115.090.011

Fathi Anindito 115.090.046

Francesco Redy K.K 115.090.062

Indra Muliadi Sitio115.090.065

PENDAHULUANI. LATAR BELAKANGII. MAKSUD DAN TUJUANDASAR TEORITINJAUAN PUSTAKAI. GEOLOGI REGIONALII. GEOLOGI LOKALIII. PENELITIAN TERDAHULUMETODELOGI PENELITIANI. DIAGRAM ALIR I.I PENGAMBILAN DATA I.II PENGOLAHAN DATAII. PERALATANIII. DESAIN SURVEYPEMBAHASANI. PETA ABLII. PETA LOKALIII. PERMODELANKESIMPULANSARAN

PENDAHULUAN• LATAR BELAKANG

Dalam geofisika dikenal banyak metoda yang berguna untuk melakukan eksplorasi. Salah satunya adalah metoda gravity. Sesuai dengan namanya, metoda ini didasarkan oleh hukum gravitasi newton yang berbunyi bahwa “gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya”.

• MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penelitian adalah untuk menyelidiki dan mengetahui struktur batuan pada daerah penelitian.

Tujuan dari penelitian ini dapat menentukan struktur daerah penelitian berupa bongkah atau intrusi.

DASAR TEORIMetode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam

geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada bawah permukaan (subsurface).

Dasar teori yang dipakai dalam metoda ini adalah Hukum Newton tentang gravitasi bumi. Untuk bumi yang berbentuk bulat, homogen, dan tidak berotasi, maka massa bumi (M) dengan jari-jari (R) akan menimbulkan gaya tarik pada benda dengan massa (m) di permukaan bumi sebesar :

Dimana (g) adalah percepatan gaya berat vertikal permukaan bumi .

Metode Gravity memiliki pengukuran dengan koreksi sebagai berikut:• Konversi Pembacaan Graviymeter• Konversi Feedback kemilligal (Fmgal)• Konversi Tinggi Alat (KTA)• Koreksi Pasang Surut• Koreksi drift• Mencari Nilai G Absolut• Koreksi Gravity Teoritis• Koreksi lintang (latitude correction)• Koreksi Udara Bebas (FAC)• Koreksi Bouger (KB)• K. ABS ( Anomali Bouguer Sederhana )• Koreksi Medan atau Koreksi Terrain (KT)• ABL ( Anomaly Bougeur Lengkap )

TINJAUAN PUSTAKA

I. Geologi Regional Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi DIY Geologi Daerah Penelitian.Stratigrafi daerah Bantul dan sekitarnya tersusun oleh batuan tersier yang terdiri dari batuan sedimen klastik vulkanik, batuan gunung api, dan sedimen klastik karbonatan, serta endapan permukaan yang berumur Kuarter. Berdasarkan sifat-sifat batuan dapat diperinci menjadi tujuh formasi yaitu Formasi Yogyakarta (46%), Formasi Sentolo (18%), Formasi Sambipitu (3%), Formasi Semilir Nglanggran (24%), Formasi Wonosari (8%), dan gumuk pasir (1%). Struktur geologi yang berkembang di daerah Opak Pleret adalah sesar geser dan sesar normal. Di sepanjang Sungai Opak terdapat sesar normal yang berada di sepanjang hampir 40 km dari pantai selatan Jawa di mulut sungai ke arah Prambanan Kabupaten Klaten dengan arah 30 sampai 40 derajat ke timur laut. Sesar Opak memotong Yogya Low dan Wonosari Highdengan batuan andesit tua (OAF) sebagai penyusun struktur pemotongan sesar, sedangkan di timur Opak masih terdapat Formasi Semilir dan Nglanggran yang juga terlibat dalam sistem sesar.

II. Geologi Lokal Daerah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Daerah Mangunan terletak pada Kelurahan Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Secara Geologis daerah Mangunan terletak pada Formasi Ngalnggeran yang didominasi batuan breksi gunungapi (agglomerate), breksi aliran (breccias), leleran lava (lava flow), dan tuff. Pada zona sebelah utara daerah Mangunan terdapat zona kontak antara formasi Nglanggran dengan Formasi Semilir. Formasi Semilir didominasi batuan breksi tuf (tuff breccias), tuf-andesit (andesitic tuff), breksi batuapung (pumice breccias), tuf dasit (dacite tuff) dan batulempung tufan (tuffaceous claystone). Pada zona sebelah selatan daerah Mangunan terdapat zona kontak antara . Formasi Nglanggeran dan Formasi Sambipitu. Formasi Sambipitu terdiri atas tuf (tuff), serpih (shale), batulanau (siltstone), batupasir (sandstone), dan konglomerat (conglomerate). Formasi Semilir merupakan formasi yang paling tua yang berumur Oligo-Miocene, sedangkan Formasi Nglanggeran dan Formasi Sambipitu berumur Miocene Bawah dan Miocene Tengah.

III. Penelitian Terdahulu

PELACAKAN ALIRAN AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLlSTRIK DI IMOGIRI,DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

Penelitian dilakukan daLam kawasan LPM Universitas Gajah Mada, daerah Imogiri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah mencari air tanah untuk kepenuhan masyarakat sekitar, metode yang cukup baik untuk tujuan ini adalah menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Batuan daerah penelitian terdiri dari breksi volkanik, batupasir tufaan dan lava andesit. Metode geolistrik tahanan jenis yang dipakai menggunakan konfigurasi dipole-dipole dan Wenner, sedang penentuan titik pengukuran Wenner dan interpretasinya didasarkan pada informasi geologi, hasil pengukuran dipole-dipole dan kedalaman muka air dalam sumur. Hasil interpretasi menunjukkan bahwa air berada pada rekahan-rekahan dan pada daerah penelitian tidak ditemukan akuifer yang potensial. Berdasarkan hasil pengamatan geologi permukaan dan interpretasi dari korelasi antar titik-titik ’'sounding",maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :• Breksi volkanik mempunyai tahanan jenis >50 Ωm,batupasir tufaan (10-50) Ωm dan tufa yang basah <10Ωm.• Mata air yang didapat ter1etak pada kontak breksi volkanik( di alas)dengan batu pasir (di bawah,) dan air mengalir keluar melalui rekahan.• Pada daerah penelitian, tidak diketemukan akuifer yang potensial sesuai dengan sasaran penelitian, setidaknya sampai kedalaman penelitian yaitu ±100 m.

I. Diagram Alir

I.1 Pengambilan Data

I.2 Pengolahan Data

• Gravitymeter Lacoste & Romberg Model G-1177, berfungsi untuk mengukur nilai gravitasi pada daerah tersebut.

• Kompas, berfungsi untuk menentukan azimuth pengukuran di lapangan.

• GPS, berfungsi untuk menentukan posisi di lapangan.• Meteran, berfungsi untuk menentukan spasi tiap titik

pengukuran• Alat tulis

III. 2. PERALATAN

III. Design Survey

PEMBAHASAN

I. Peta ABL

1 1 1 1 1

3 3 3 3 3

5 5 5 5 5

2 2 2 2 2

4 4 4 4 4

6 6 6 6 6

437110 437120 437130 437140 437150 437160 437170 437180 437190

9123510

9123520

9123530

9123540

9123550

9123560

9123570

9123580

9123590

9123600

9123610

92.692.89393.293.493.693.89494.294.494.694.89595.295.495.695.89696.296.496.696.89797.297.497.697.898

0 20 40 60 80 m

mgal

II. Peta Lokal

III. Pemodelan

1,8

KESIMPULAN

Pada penelitian ini merupakan struktur aliran lava ditandai dengan bongkah vulkanik.

Daerah ini tersusun atas batuan breksi vulkanik dengan densitas 2,4 gram/cc dan batu pasir tuff dengan densitas 1,8 gram/cc.

TERIMAKASIH