Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease
-
Upload
teguh-andri-wahyono -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
1
PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PENGENAAN PAJAK
PADA TRANSAKSI FINANCIAL LEASE
DITINJAU DARI SUDUT LESSOR
1Elly Anggraini,
2Teddy Oswari,
3Radi Sahara
1Mahasiswa Program Diploma III Bisnis Dan Kewirausahaan, Universitas Gunadarma
E-mail: [email protected] 2,3 Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
E-mail: {toswari, radisahara}@staff.gunadarma.ac.id
ABSTRAK Berbagai kebutuhan ekonomi mendorong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
denngan berbagai cara, salah satunya adalah jalan sewa. Penelitian ini dilakukan untuk
memahami perlakuan akuntansi dan pengenaan pajak dalam setiap transaksi usaha. Studi kasus
yang diamati adalah perusahaan Sinar Mas Multifinance, Jakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk memahami perlakuan akuntansi dalam sewa guna usaha, pengenaan pajak dalam
transaksi financial leasing, bagaimana lessor melakukan pencatatan transaksinya dan
pelaporan pajaknya.
Melalui data dokumen lease contract, dokumen harga-harga mobil yang disewagunakan dan
tingkat suku bunga. dapat dianalisis dengan menggunakan perhitungan pembayaran sewa
dibayar dibelakang dan dilakukan pentransformasian metode antara metode direct financing
lease ke metode operating lease.
Hasil dari penelitian ini, perusahaan Sinar Mas Multifinance, melalui metode direct
financial leasing memperoleh net income sebesar Rp. 27.314.697 setelah dilakukan transformasi ke metode operating lease perusahaan memperoleh profit menurun menjadi Rp.
16.228.799. Sedangkan pada pelaporan pajak perusahaan mempunyai tax saving sebesar Rp.
2.771.474. Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa, pengusaha leasing menggunakan
metode direct financial leasing saat melakukan pencatatan transaksi, karena dengan metode ini
perusahaan dapat memperoleh laba lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode
operating lease. Sebaliknya pada saat perusahaan melakukan pelaporan pajak perusahaan
menggunakan metode operating lease karena dapat meminimalkan jumlah pajak terutang sebagai akibat dari laba yang lebih kecil.
Keywords: perlakuan akuntansi, pengenaan pajak, financial leasing
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi yang semakin pesat mengiringi kegiatan ekonomi yang
semakin berkembang. Perkembangan ekonomi tersebut menyebabkan munculnya
kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang harus terpenuhi. Banyak perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam berbagai bidang dan perkembangan di berbagai sector usaha
membuat setiap perusahaan harus melakukan pengembangan atau perluasan usaha, guna
memenuhi kebutuhan ekonomi tersebut. Pengembangan dan perluasan usaha tersebut
dalam upaya untuk bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang
baru atau perusahaan yang sudah berkembang serta memenuhi kebutuhan para
konsumen atau pengguna jasa atau produk perusahaan itu sendiri. Banyak cara yang
ditempuh oleh perusahaan guna memenuhi kebutuhan pasar. Salah satunya dengan
upaya dalam perluasan dan pengembangan usaha adalah jalan penambahan sarana dan
prasarana yang secara langsung atau tidak langsung mendukung proses usaha itu
sendiri.
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
2
Leasing merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun secara
sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh pihak
peminjam selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Setiap
komponen dalam sebuah badan usaha yang mendapatkan penghasilan yang bisa
dikonsumsi atau menambah kekayaan dikenakan pajak. Bagaimanapun bentuk badan
usaha tersebut dan dalam bidang apapun badan usaha tersebut bergerak perpajakan telah
mengatur bagaimana pengenaan atau pemungutan pajak tersebut selama badan usaha
tersebut menghasilkan pendapatan.
Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini penulis merumuskan masalah bagaimana leasing dalam
akuntansi dan perhitungan pengenaan pajaknya dengan menggunakan data yang
diperoleh dari PT. Sinar Mas Multifinance tahun 2005.
Tujual penulisan ini dalah mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi dalam
sewa guna usaha, bagaimana pengenaan pajak dalam transaksi financial leasing dan
menganalisa bagaimana lessor melakukan pencatatan transaksinya dan pelaporan
pajaknya.
TINJAUAN PUSTAKA Secara umum leasing merupakan equipment funding, yaitu pembiayaan
peralatan/ barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik
secara langsung maupun tidak. Pada Pasal 1 Surat keputusan Bersama Tiga Menteri,
Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri perindustrian
No.KEP.122/MK/2/1974, dan No. 30/Kpb/I/1974 tertanggal 7 Februari, menyebutkan
bahwa leasing itu adalah: “Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk satu
jangka waktu secara berkala, disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut
untuk memebeli barnag-barang modal yang bersangkutan atau memeperpanjang jangka
waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.”
Kohler, Eric Louis dalam Kohler’s Dictionary for Accountants memberikan
definisi tentang leasing sebagai berikut : “A lease is defined as an agreement conveying
the right to use property, plant, or equipment (land or depreciable assets), usually for
specified purposes and a stated period of time.”
Sebagai suatu alternative pembiayaan modal bagi perusahaan-perusahaan, maka
leasing didukung oleh keuntugan-keuntungan sebagai berikut: Flexible/luwes, tidak
diperlukan jaminan (agunan), on/off Balance sheet, capital saving, keuntungan
“cashflow”, cepat dalam pelayanan, pembayaran angsuran lease sebagai biaya
operasional, sebagai pelindung terhadap inflasi, biaya-biaya tambahan selain harga
perolehan dapat dianggap sebagai biaya modal dan dapat disusutkan berdasarkan
lamanya masa lease, dapat mengatasi kekhawatiran terhadap resiko keuangan serta tidak
memadai (obsolescence and inadequacy), kemudahaan dalam penyusunan anggaran
tahunan bagi lesse, masa berlaku lease lebih lama dibandingkan dengan cara
pembiayaan lainnya dan masa lakunya kerap kali mendekati masa daya guna alat
perlengkapan yang bersangkutan, adanya hak opsi bagi lesse, hak kepemilikan tetap
pada lessor sampai lesse mempergunakan hak opsinya, dapat diatur pembiayaanya,
mengurangi resiko ketinggalan mode dan memungkinkan masa coba pemakaian, adanya
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
3
kepastian hukum, biaya-biaya itu antara lain terdiri dari “commitment fee”, biaya
kontrak, provisi, biaya hipotik, bea materai dan biaya lainnya.
Kerugian-kerugian leasing adalah pembiayaan secara leasing merupakan sumber
pembayaan yang relative mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank.
Barang modal yang di “lease” tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lesse untuk
tujuan “collateral credit” dari bank, yaitu “trade creditor” mungkin akan menilai
perusahaan tersebut memiliki posisis keuangan yang lemah. Bagi para pengusaha
tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise antara memiliki sendiri barang modal
atau lease. Risiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab atas
tuntuntan pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain
yang disebabkan oleh “lease property” tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin
bahwa baranh lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti “liens”
(gadai), ”preferences”, “priorities”, “charges” atau kepentingan lainnya.
Perlakuan Akuntansi Terhadap Leasing
Leasing diklasifikasikan menjadi dua yaitu Financial Leasing dan Operating
Leasing. Financial leasing adalah suatu perjanjian kontrak yang salah satu sifatnya
adalah non cancelable bagi pihak lesse. Perjanjian kontrak tersebut menyatakan bahwa
lesse bersedia untuk melakukan serangkaian pembayaran uang atas penggunaan suatu
asset yang menjadi obyek lease, lesse berhak untuk memperoleh menfaat ekonomis
dengan mempergunakan barang tersebut sedangkan hak kepemilikannya tetat dipegang
lessor. Operating lease sama seperti transaksi sewa menyewa biasa, jangka waktu
sewanya adalah lebih pendek dari umur ekonomis property dan lesse biasanya tidak
mempunyai hak utnuk membeli atau purchae option dan pada waktu kontrak hak untuk
membeli atau purchase option dan pada waktu kontrak lease berakhir tidak terjadi
pemindhan hak milik barang dan sifatnya adalah cancelable.
Dalam financial accounting standard board (FASB) no. 13 yang diterbitkan oleh
American institute of certified publicaccountants (AICPA) mengklasifikaskan leasing
untuk tujuan akuntansinya sebagai berikut: Ditinjau dari segi lessor, Financial lease
yang dibagi menjadi 3 tipe lagi, yaitu: Sales type lease, merupakan financial lease juga
tetapi dalam hal ini leased property pada saat permulaan lease mempunyai nilai yang
berbeda dengan cost yang ditanggung oleh lessor, yaitu adanya perbedaan antara harga
pasar aktiva dengan harga perolehan nilai bukunya dan ini akan berakibat dalam
perhitungan laba atau rugi. Direct financing lease, merupakan salah satu bentuk dari
financial lease yang dibiayai langsung oleh lessor.
Operating lease (true lease) merupakan suatu kontak, yaitu barang leasenya
tidak diamortisasi sampai habis selama primary lease period, dan lessor tidak
mengharapkan profit semata-mata dari rental lease tersebut, tetapi mengharapkan
adanya recovery dari hasil penjualan barang itu atau dengan menyewakan kembali
barang itu kepada pihak yang berikutnya. Ditinjau dari segi lesse: Capital lease
(financial lease), operating lease (true lease),
Perlakuan Akuntansi oleh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor) Finance Lease adalah penanaman netto dalam aktiva yang disewagunakan harus
diperlukan dan dicatat sdebagai penanaman netto sewa guna usaha. Jumlah penanaman
netto tersebut terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga
opsi) yang akan diterima oleh perushaan sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna
usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unerned lease
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
4
income), dan simpanan jaminan (security deposit). Selisih antara piutang sewa guna
usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga perolehan aktiva yang
disewagunakan diperlukan sebagai pendapatn sewa guna usaha yang belum diakui
(unearned lease income). Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus
dialokasikan secara konsisiten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu
tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman netto perusahaan
sewa guna usaha. Apabila perushaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada
penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka pernbedaan
antara harga jual dengan penanaman netto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan
dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.
Pendapatan lain yang harus diterima sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha
harus diakui dan di catat sebagai pendapatn periode berjalan.
Operating Lease adalah barang modal yang disewa gunakan harus diperlakukan
dan dicatat sebagi aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan. Pembayaran
sewa guna usaha (lease payment) selam tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa
guna usaha diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa
guna usaha meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah
yang tidak sama setiap periode. Penyusutan aktiva yang disewa guanakan harus
dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Kalau
aktiva yang disewagunakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan jual harus
diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.
METODE PENELITIAN Data yang digunakan bersumber dari objek penelitian terhadap perusahaan yang
diteliti yaitu PT.Sinar Mas Multifinance. Data berupa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan leasing. Dokumen-dokumen tersebut yaitu berupa tiga kontrak
lease selama tahun 2005 serta daftar harga mobil dan tingkat suku bunga yang
digunakan perusahaan dalam transaksinya.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan memperoleh data
secara langsung ke perusahaan dan mempelajari dokumen-dokumen saat melakukan
transaksi leasing yaitu berupa contract lease serta daftar harga mobil yang dilease juga
daftar tingkat suku bunga yang digunakan perusahaan dalam melakukan perhitungan
sewa contract lease.
Payment In Arrears (Sewa Dibayar Dibelakang) adalah metode pembayaran
sewa yang dilakukan pihak lesse dengan membayar angsuran pada setiap akhir periode
yang dapat dilakukan perbulan, triwulan maupun tengah tahunan tergantung
kemampuan lesse. Contohnya dalam lease contract terdapat sewa yang dilakukan pada 5
Agustus 2005 – 5 Agustus 2008, maka pembayaran angsuran pertama dilakukan pada
tanggal 5 bulan berikutnya yaitu 5 September 2005 ataupun sesuai kesepakatan antar
lessor dan lesse bagaimana periode angsuran dibayar.
Bunga angsuran dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat suku bunga
dengan jumlah nilai barang modal yang telah dikurangi dengan nilai sisa yang dikurangi
jumlah angsuran sebelumnya yang telah dikurangi bunga angsuran sebelumnya.Tingkat
suku bunga (%)X (Nb-Ns)-(Angsuran/Periode-Bunga sebelumnya). Net Book Value
adalah Nbv = Cost Of Lease Asset – Residual Value. L/R Balance = n x Angsuran.
Unearned Lease Interest = ULI = L/R + RV – Cost Of.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
5
Objek penelitian ini adalah PT. Sinar Mas Multifinance yang beralamat di Jl. RS.
Fatmawati, Jakarta Selatan mengalami banyak perubahan akhirnya pada awal tahun
1996 perusahaan mengukuhkan namanya menjadi PT. Sinar Mas Multifinance.
Perusahaan ini bergerak dalam jasa usaha pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang,
dan pembiayaan konsumen. Guna menunjang pengembngan usaha tersebut, maka
perusahaan mengenmbangkan pula jaringan kantor cabang di berbagai kota besar
dipulau Jawa, sehingga pada akhir tahun 2003 PT. Sinar Mas Multifinance telah
memiliki 9 kantor cabang/perwakilan.
Dalam prakteknya selama ini, lessor melakukan pencatatan dan pelaporan
dengan menggunakan direct financing lease sedangkan untuk pelaporan pajak
penghasilan mereka menggunakan metode operating lease, maka lessor akan mengakui
leased asset sebagai aktiva tetapnya, sedangkan lease contract receivable akan di offset.
Berikut ini akan diuraikan perhitungan pembayaran sewa untuk tiga kontrak leasing
selama tahun 2005.
Tabel 1. Lease Contract Tahun 2005
Lease Contract
Jenis Mobil
Lease contract 1
Honda Accord
New 2.4 VTI-L At
Lease contract 2
Nissan X-Trail 2.0
Lease contract 3
Toyota Avanza 1.3 E
Cost of leased asset
(nilai barang modal)
354700000 318000000 89500000
Residual value
(nilai sisa)
35470000 3180000 8950000
Interest rate
(tingkat bunga)
10.68 % 9.38 % 8.18 %
Jangka waktu leasing (leased
Term)
36 bulan 24 bulan 12 bulan
Periode leasing
(lease period)
5 Agustus 2005 –
5 Agustus 2008
27 July 2005
-
27 July 2007
15 Mei 2005
-
15 Mei 2006
Simpanan jaminan (security
deposit)
35470000 31800000 8950000
Perhitungan pembayaran Sewa (Sewa dibayar dibelakang) dengan Lease
contract 1 diperoleh: Rp. 10.402.871 (sewa per periode / per bulan). Lease contract 2
diperoleh Rp. 13.124.928 (sewa per periode / per bulan). Lease contract 3 diperoleh Rp.
7.013.623 (sewa per periode / per bulan). Interest dihitung berdasarkan outstanding
principal balance. Lease contract 1 diperoleh Rp 2.705.949. Lease contract 2 diperoleh
Rp 2.066.252. Lease contract 3 diperoleh Rp 460.649.
Tabel 2. Tabel Amortisasi Pembayaran Lease Contract (Lease Contract 1) Periode Bulan Angsuran
(Payment)
Bunga
(Intereset)
Pembayaran
Pokok Principal
L/R
Balance
Principal
Balance
0 AGT '05 0 0 0 374503356 319,230,000
1 SEP '05 10402871 2,841,147 7,561,724 364100485 311,668,276
2 OCT '05 10402871 2,773,848 7,629,023 353697614 304,039,253
3 NOV '05 10402871 2,705,949 7,696,922 343294743 296,342,331
4 DEC '05 10402871 2,637,447 7,765,424 332891872 288,576,907
5 JAN '06 10402871 2,568,334 7,834,537 322489001 280,742,370
6 FEB '06 10402871 2,498,607 7,904,264 312086130 272,838,106
7 MAR '06 10402871 2,428,259 7,974,612 301683259 264,863,494
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
6
8 APR '06 10402871 2,357,285 8,045,586 291280388 256,817,909
9 MEI '06 10402871 2,285,679 8,117,192 280877517 248,700,717
10 JUN '06 10402871 2,213,436 8,189,435 270474646 240,511,282
11 JUL '06 10402871 2,140,550 8,262,321 260071775 232,248,962
12 AGT '06 10402871 2,067,016 8,335,855 249668904 223,913,107
Tabel 3. Tabel Amortisasi Pembayaran Lease Contract (Lease Contract 2) Periode Bulan Angsuran
(Payment)
Bunga
(Intereset)
Pembayaran Pokok
Principal
L/R
Balance
Principal
Balance
0 JUL '05 0 0 0 314998272 286,200,000
1 AGT '05 13124928 2,237,130 10,887,798 301873344 275,312,202
2 SEP '05 13124928 2,152,024 10,972,904 288748416 264,339,298
3 OCT '05 13124928 2,066,252 11,058,676 275623488 253,280,622
4 NOV ' 05 13124928 1,979,810 11,145,118 262498560 242,135,504
5 DEC '05 13124928 1,892,693 11,232,235 249373632 230,903,269
6 JAN '06 13124928 1,804,894 11,320,034 236248704 219,583,234
7 FEB '06 13124928 1,716,409 11,408,519 223123776 208,174,715
8 MAR '06 13124928 1,627,232 11,497,696 209998848 196,677,020
9 APR '06 13124928 1,537,359 11,587,569 196873920 185,089,451
10 MEI '06 13124928 1,446,783 11,678,145 183748992 173,411,305
11 JUN '06 13124928 1,355,498 11,769,430 170624064 161,641,875
12 JUL '06 13124928 1,263,501 11,861,427 157499136 149,780,448
Tabel 4. Tabel Amortisasi Pembayaran Lease Contract (Lease Contract 3)
Periode Bulan Angsuran
(Payment)
Bunga
(Intereset)
Pembayaran Pokok
Principal L/R Balance
Principal
Balance
0 MEI '05 0 0 0 84163476 80,550,000
1 JUN '05 7013623 549,083 6,464,541 77149853 74,085,460
2 JUL '05 7013623 505,016 6,508,607 70136230 67,576,852
3 AGT '05 7013623 460,649 6,552,974 63122607 61,023,878
4 SEP '05 7013623 415,979 6,597,644 56108984 54,426,235
5 OCT '05 7013623 371,005 6,642,618 49095361 47,783,617
6 NOV '05 7013623 325,725 6,687,898 42081738 41,095,719
7 DEC '05 7013623 280,136 6,733,487 35068115 34,362,232
8 JAN '06 7013623 234,236 6,779,387 28054492 27,582,845
9 FEB '06 7013623 188,023 6,825,600 21040869 20,757,245
10 MAR '06 7013623 141,495 6,872,128 14027246 13,885,117
11 APR '06 7013623 94,650 6,918,973 7013623 6,966,144
12 MEI '06 7013623 47,486 6,966,137 0 7
Hasil Operasi Lease contract 1 adalah Net book value Rp 319.230.000, Balance
L/R per 31/12/2005 Rp 332.891.872, Unearned lease interest (ULI) = L/R + RV – Cost
of leased asset Rp 55.273.356. LI sampai 05/12/2005 Rp 42.174.687. Rental receivable
Rp 8.669.059. Rental receivable adalah pendapatan sewa pada tahun 2005 tapi jatuh
tempo pada januari tahun 2006 sehingga belum diterima. Biaya depresiasi diketahui
terlebih dahulu mengenai lamanya lease contract periode dan periode depresiasi dimana
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
7
periode depresiasi dihitung berdasarkan jumlah hari yang sebenar-benarnya terjadi dari
lease contract periode sebesar Rp. 42.859.583.
Hasil Operasi Lease contract 2 adalah Net book value Rp 286.200.000, Balance
L/R per 31/12/2005 Rp 249.373.632, Unearned lease interest (ULI) = L/R + RV – Cost
of leased asset Rp 28.798.272. LI sampai 05/12/2005 Rp 17.567.916. Rental receivable
Rp 6.562.464. Biaya depresiasi Rp. 6.558.750
Hasil Operasi Lease contract 3 adalah Net book value Rp 80.550.000, Balance
L/R per 31/12/2005 Rp 35.068.115, Unearned lease interest (ULI) = L/R + RV – Cost
of leased asset Rp 3.613.476. LI sampai 05/12/2005 Rp 17.567.916. Rental receivable
Rp 2.337.874. Biaya depresiasi Rp. 49.225.000
Tabel 5. PT. Sinar Mas Multifinance Proforma Balance Sheet December 31, 2005 Direct Financing
Method
Adjusment Operating
Method
Debit Credit
Cash on hand
and in banks
Rp156,331,485 Rp156,331,485
Investment in
direct financing
lease
Lease contract
receivable net
Rp617,333,619 Rp156,331,485 Rp773,665,104
Residual value Rp76,220,000 Rp76,220,000
Unearned lease
income
-Rp60,370,407 Rp87,685,104 Rp27,314,697
Net Rp789,514,697 Rp156,331,485
Rental receivable Rp17,569,397 Rp17,569,397
Other receivable
Property and
equipment
cost
less
acc. depr
Net
Leased property
cost Rp762,200,000 Rp762,200,000
less
acc. Depr Rp157,672,083 -Rp157,672,083
Other asset
Total assets Rp789,514,697 Rp1,023,785,986 Rp1,034,871,884 Rp778,428,799
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
8
Tabel 6. PT. Sinar Mas Multifinance Proforma Statement Of Income And
Retained Earnings December 31, 2005
Tabel 7. Perbandingan Tax Rate Golongan Tarif Tax paid
Direct financing
lease method
1. Rp 10000000 15 % Rp 1500000
2. Rp 17314697 25 % Rp 4328674
Total Rp 5828674
Operating lease
method
1. Rp 10000000 15 % Rp 1500000
2. Rp 6228799 25 % Rp 1557200
Total Rp 3057200
Besarnya tax saving (penghematan pajak) yang diperoleh oleh perusahaan
dengan metode operating lease adalah sebesar: Rp 2.771.474
KESIMPULAN
Kesimpulan dari analisis dan pembahasan adalah dapat diketahui bahwa leasing
mempunyai beberapa tipe dan klasifikasi serta criteria untuk menentukan metode
akuntansinya. Perlakuan akuntansi untuk transaksi leasing di atur dan di laksanakan
sesuai dengan SAK di bidang leasing di Indonesia.
Dari hasil pembahasan terbukti bahwa metode operating leasing lebih
menguntungkan bagi perusahaan dalam pelaporan PPH 25 sedangkan dengan metode
direct financing lease perusahaan bisa memperoleh laba yang lebih besar sehingga lebih
menguntungkan dalam pencatatan transaksi. Pada perusahaan PT. Sinar Mas
Multifinance menggunakan metode Direct Financing Lease sehingga memperoleh Net
Income sebesar Rp.27.314.697 setelah dilakukan transformasi metode ke operating lease
perusahaan mendapatkan Profit menurun menjadi Rp.16.228.799.Sedangkan dalam
pelaporan pajak perusahaan mempunyai Tax Saving atau penghematan pajak sebesar
Rp.2.771.474.
DAFTAR PUSTAKA Amin Widjaja Tunggal , dan Arif Djohan Tunggal, 1994. Akuntansi Leasing atau Sewa
Guna Usaha, Harvarindo, Jakarta.
Asuransi Sinar Mas, http://www.simasfinance.co.id
Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta
Undang – Undang Pajak, 2004, Salemba Empat, Jakarta.
Direct
Financing
Method
Adjusment Operating Method
Debit Credit
INCOME
Lease income
earned
Rp27,314,697 Rp27,314,697
Leased rental
income
Rp156,331,485 Rp173,900,882
Rp17,569,397
Net Rp27,314,697 Rp27,314,697 Rp173,900,882 Rp173,900,882
EXPENSE
Direciation on
lease properties
Rp157,672,083 -Rp157,672,083
Total income Rp27,314,697 Rp184,986,780 Rp173,900,882 Rp16,228,799
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
9
Wildan Prayitno, 1994, Pengantar Perpajakan Untuk Manajemen, Universitas
Gunadarma, Jakarta.
____________, 2002, Standar Akuntansi Keuangan (Buku Satu dan Buku Dua),
Salemba Empat, Jakarta.