Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

9
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 1 PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PENGENAAN PAJAK PADA TRANSAKSI FINANCIAL LEASE DITINJAU DARI SUDUT LESSOR 1 Elly Anggraini, 2 Teddy Oswari, 3 Radi Sahara 1 Mahasiswa Program Diploma III Bisnis Dan Kewirausahaan, Universitas Gunadarma E-mail: [email protected] 2,3 Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail: {toswari, radisahara}@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Berbagai kebutuhan ekonomi mendorong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan denngan berbagai cara, salah satunya adalah jalan sewa. Penelitian ini dilakukan untuk memahami perlakuan akuntansi dan pengenaan pajak dalam setiap transaksi usaha. Studi kasus yang diamati adalah perusahaan Sinar Mas Multifinance, Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perlakuan akuntansi dalam sewa guna usaha, pengenaan pajak dalam transaksi financial leasing, bagaimana lessor melakukan pencatatan transaksinya dan pelaporan pajaknya. Melalui data dokumen lease contract, dokumen harga-harga mobil yang disewagunakan dan tingkat suku bunga. dapat dianalisis dengan menggunakan perhitungan pembayaran sewa dibayar dibelakang dan dilakukan pentransformasian metode antara metode direct financing lease ke metode operating lease. Hasil dari penelitian ini, perusahaan Sinar Mas Multifinance, melalui metode direct financial leasing memperoleh net income sebesar Rp. 27.314.697 setelah dilakukan transformasi ke metode operating lease perusahaan memperoleh profit menurun menjadi Rp. 16.228.799. Sedangkan pada pelaporan pajak perusahaan mempunyai tax saving sebesar Rp. 2.771.474. Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa, pengusaha leasing menggunakan metode direct financial leasing saat melakukan pencatatan transaksi, karena dengan metode ini perusahaan dapat memperoleh laba lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode operating lease. Sebaliknya pada saat perusahaan melakukan pelaporan pajak perusahaan menggunakan metode operating lease karena dapat meminimalkan jumlah pajak terutang sebagai akibat dari laba yang lebih kecil. Keywords: perlakuan akuntansi, pengenaan pajak, financial leasing PENDAHULUAN Kemajuan teknologi yang semakin pesat mengiringi kegiatan ekonomi yang semakin berkembang. Perkembangan ekonomi tersebut menyebabkan munculnya kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang harus terpenuhi. Banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang dan perkembangan di berbagai sector usaha membuat setiap perusahaan harus melakukan pengembangan atau perluasan usaha, guna memenuhi kebutuhan ekonomi tersebut. Pengembangan dan perluasan usaha tersebut dalam upaya untuk bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang baru atau perusahaan yang sudah berkembang serta memenuhi kebutuhan para konsumen atau pengguna jasa atau produk perusahaan itu sendiri. Banyak cara yang ditempuh oleh perusahaan guna memenuhi kebutuhan pasar. Salah satunya dengan upaya dalam perluasan dan pengembangan usaha adalah jalan penambahan sarana dan prasarana yang secara langsung atau tidak langsung mendukung proses usaha itu sendiri.

Transcript of Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Page 1: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

1

PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PENGENAAN PAJAK

PADA TRANSAKSI FINANCIAL LEASE

DITINJAU DARI SUDUT LESSOR

1Elly Anggraini,

2Teddy Oswari,

3Radi Sahara

1Mahasiswa Program Diploma III Bisnis Dan Kewirausahaan, Universitas Gunadarma

E-mail: [email protected] 2,3 Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

E-mail: {toswari, radisahara}@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK Berbagai kebutuhan ekonomi mendorong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

denngan berbagai cara, salah satunya adalah jalan sewa. Penelitian ini dilakukan untuk

memahami perlakuan akuntansi dan pengenaan pajak dalam setiap transaksi usaha. Studi kasus

yang diamati adalah perusahaan Sinar Mas Multifinance, Jakarta. Penelitian ini bertujuan

untuk memahami perlakuan akuntansi dalam sewa guna usaha, pengenaan pajak dalam

transaksi financial leasing, bagaimana lessor melakukan pencatatan transaksinya dan

pelaporan pajaknya.

Melalui data dokumen lease contract, dokumen harga-harga mobil yang disewagunakan dan

tingkat suku bunga. dapat dianalisis dengan menggunakan perhitungan pembayaran sewa

dibayar dibelakang dan dilakukan pentransformasian metode antara metode direct financing

lease ke metode operating lease.

Hasil dari penelitian ini, perusahaan Sinar Mas Multifinance, melalui metode direct

financial leasing memperoleh net income sebesar Rp. 27.314.697 setelah dilakukan transformasi ke metode operating lease perusahaan memperoleh profit menurun menjadi Rp.

16.228.799. Sedangkan pada pelaporan pajak perusahaan mempunyai tax saving sebesar Rp.

2.771.474. Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa, pengusaha leasing menggunakan

metode direct financial leasing saat melakukan pencatatan transaksi, karena dengan metode ini

perusahaan dapat memperoleh laba lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode

operating lease. Sebaliknya pada saat perusahaan melakukan pelaporan pajak perusahaan

menggunakan metode operating lease karena dapat meminimalkan jumlah pajak terutang sebagai akibat dari laba yang lebih kecil.

Keywords: perlakuan akuntansi, pengenaan pajak, financial leasing

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi yang semakin pesat mengiringi kegiatan ekonomi yang

semakin berkembang. Perkembangan ekonomi tersebut menyebabkan munculnya

kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang harus terpenuhi. Banyak perusahaan-perusahaan

yang bergerak dalam berbagai bidang dan perkembangan di berbagai sector usaha

membuat setiap perusahaan harus melakukan pengembangan atau perluasan usaha, guna

memenuhi kebutuhan ekonomi tersebut. Pengembangan dan perluasan usaha tersebut

dalam upaya untuk bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang

baru atau perusahaan yang sudah berkembang serta memenuhi kebutuhan para

konsumen atau pengguna jasa atau produk perusahaan itu sendiri. Banyak cara yang

ditempuh oleh perusahaan guna memenuhi kebutuhan pasar. Salah satunya dengan

upaya dalam perluasan dan pengembangan usaha adalah jalan penambahan sarana dan

prasarana yang secara langsung atau tidak langsung mendukung proses usaha itu

sendiri.

Page 2: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

2

Leasing merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang

modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun secara

sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh pihak

peminjam selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Setiap

komponen dalam sebuah badan usaha yang mendapatkan penghasilan yang bisa

dikonsumsi atau menambah kekayaan dikenakan pajak. Bagaimanapun bentuk badan

usaha tersebut dan dalam bidang apapun badan usaha tersebut bergerak perpajakan telah

mengatur bagaimana pengenaan atau pemungutan pajak tersebut selama badan usaha

tersebut menghasilkan pendapatan.

Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini penulis merumuskan masalah bagaimana leasing dalam

akuntansi dan perhitungan pengenaan pajaknya dengan menggunakan data yang

diperoleh dari PT. Sinar Mas Multifinance tahun 2005.

Tujual penulisan ini dalah mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi dalam

sewa guna usaha, bagaimana pengenaan pajak dalam transaksi financial leasing dan

menganalisa bagaimana lessor melakukan pencatatan transaksinya dan pelaporan

pajaknya.

TINJAUAN PUSTAKA Secara umum leasing merupakan equipment funding, yaitu pembiayaan

peralatan/ barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik

secara langsung maupun tidak. Pada Pasal 1 Surat keputusan Bersama Tiga Menteri,

Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri perindustrian

No.KEP.122/MK/2/1974, dan No. 30/Kpb/I/1974 tertanggal 7 Februari, menyebutkan

bahwa leasing itu adalah: “Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk satu

jangka waktu secara berkala, disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut

untuk memebeli barnag-barang modal yang bersangkutan atau memeperpanjang jangka

waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.”

Kohler, Eric Louis dalam Kohler’s Dictionary for Accountants memberikan

definisi tentang leasing sebagai berikut : “A lease is defined as an agreement conveying

the right to use property, plant, or equipment (land or depreciable assets), usually for

specified purposes and a stated period of time.”

Sebagai suatu alternative pembiayaan modal bagi perusahaan-perusahaan, maka

leasing didukung oleh keuntugan-keuntungan sebagai berikut: Flexible/luwes, tidak

diperlukan jaminan (agunan), on/off Balance sheet, capital saving, keuntungan

“cashflow”, cepat dalam pelayanan, pembayaran angsuran lease sebagai biaya

operasional, sebagai pelindung terhadap inflasi, biaya-biaya tambahan selain harga

perolehan dapat dianggap sebagai biaya modal dan dapat disusutkan berdasarkan

lamanya masa lease, dapat mengatasi kekhawatiran terhadap resiko keuangan serta tidak

memadai (obsolescence and inadequacy), kemudahaan dalam penyusunan anggaran

tahunan bagi lesse, masa berlaku lease lebih lama dibandingkan dengan cara

pembiayaan lainnya dan masa lakunya kerap kali mendekati masa daya guna alat

perlengkapan yang bersangkutan, adanya hak opsi bagi lesse, hak kepemilikan tetap

pada lessor sampai lesse mempergunakan hak opsinya, dapat diatur pembiayaanya,

mengurangi resiko ketinggalan mode dan memungkinkan masa coba pemakaian, adanya

Page 3: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

3

kepastian hukum, biaya-biaya itu antara lain terdiri dari “commitment fee”, biaya

kontrak, provisi, biaya hipotik, bea materai dan biaya lainnya.

Kerugian-kerugian leasing adalah pembiayaan secara leasing merupakan sumber

pembayaan yang relative mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank.

Barang modal yang di “lease” tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lesse untuk

tujuan “collateral credit” dari bank, yaitu “trade creditor” mungkin akan menilai

perusahaan tersebut memiliki posisis keuangan yang lemah. Bagi para pengusaha

tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise antara memiliki sendiri barang modal

atau lease. Risiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab atas

tuntuntan pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain

yang disebabkan oleh “lease property” tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin

bahwa baranh lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti “liens”

(gadai), ”preferences”, “priorities”, “charges” atau kepentingan lainnya.

Perlakuan Akuntansi Terhadap Leasing

Leasing diklasifikasikan menjadi dua yaitu Financial Leasing dan Operating

Leasing. Financial leasing adalah suatu perjanjian kontrak yang salah satu sifatnya

adalah non cancelable bagi pihak lesse. Perjanjian kontrak tersebut menyatakan bahwa

lesse bersedia untuk melakukan serangkaian pembayaran uang atas penggunaan suatu

asset yang menjadi obyek lease, lesse berhak untuk memperoleh menfaat ekonomis

dengan mempergunakan barang tersebut sedangkan hak kepemilikannya tetat dipegang

lessor. Operating lease sama seperti transaksi sewa menyewa biasa, jangka waktu

sewanya adalah lebih pendek dari umur ekonomis property dan lesse biasanya tidak

mempunyai hak utnuk membeli atau purchae option dan pada waktu kontrak hak untuk

membeli atau purchase option dan pada waktu kontrak lease berakhir tidak terjadi

pemindhan hak milik barang dan sifatnya adalah cancelable.

Dalam financial accounting standard board (FASB) no. 13 yang diterbitkan oleh

American institute of certified publicaccountants (AICPA) mengklasifikaskan leasing

untuk tujuan akuntansinya sebagai berikut: Ditinjau dari segi lessor, Financial lease

yang dibagi menjadi 3 tipe lagi, yaitu: Sales type lease, merupakan financial lease juga

tetapi dalam hal ini leased property pada saat permulaan lease mempunyai nilai yang

berbeda dengan cost yang ditanggung oleh lessor, yaitu adanya perbedaan antara harga

pasar aktiva dengan harga perolehan nilai bukunya dan ini akan berakibat dalam

perhitungan laba atau rugi. Direct financing lease, merupakan salah satu bentuk dari

financial lease yang dibiayai langsung oleh lessor.

Operating lease (true lease) merupakan suatu kontak, yaitu barang leasenya

tidak diamortisasi sampai habis selama primary lease period, dan lessor tidak

mengharapkan profit semata-mata dari rental lease tersebut, tetapi mengharapkan

adanya recovery dari hasil penjualan barang itu atau dengan menyewakan kembali

barang itu kepada pihak yang berikutnya. Ditinjau dari segi lesse: Capital lease

(financial lease), operating lease (true lease),

Perlakuan Akuntansi oleh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor) Finance Lease adalah penanaman netto dalam aktiva yang disewagunakan harus

diperlukan dan dicatat sdebagai penanaman netto sewa guna usaha. Jumlah penanaman

netto tersebut terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga

opsi) yang akan diterima oleh perushaan sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna

usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unerned lease

Page 4: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

4

income), dan simpanan jaminan (security deposit). Selisih antara piutang sewa guna

usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga perolehan aktiva yang

disewagunakan diperlukan sebagai pendapatn sewa guna usaha yang belum diakui

(unearned lease income). Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus

dialokasikan secara konsisiten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu

tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman netto perusahaan

sewa guna usaha. Apabila perushaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada

penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka pernbedaan

antara harga jual dengan penanaman netto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan

dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.

Pendapatan lain yang harus diterima sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha

harus diakui dan di catat sebagai pendapatn periode berjalan.

Operating Lease adalah barang modal yang disewa gunakan harus diperlakukan

dan dicatat sebagi aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan. Pembayaran

sewa guna usaha (lease payment) selam tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa

guna usaha diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa

guna usaha meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah

yang tidak sama setiap periode. Penyusutan aktiva yang disewa guanakan harus

dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Kalau

aktiva yang disewagunakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan jual harus

diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.

METODE PENELITIAN Data yang digunakan bersumber dari objek penelitian terhadap perusahaan yang

diteliti yaitu PT.Sinar Mas Multifinance. Data berupa dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan leasing. Dokumen-dokumen tersebut yaitu berupa tiga kontrak

lease selama tahun 2005 serta daftar harga mobil dan tingkat suku bunga yang

digunakan perusahaan dalam transaksinya.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan memperoleh data

secara langsung ke perusahaan dan mempelajari dokumen-dokumen saat melakukan

transaksi leasing yaitu berupa contract lease serta daftar harga mobil yang dilease juga

daftar tingkat suku bunga yang digunakan perusahaan dalam melakukan perhitungan

sewa contract lease.

Payment In Arrears (Sewa Dibayar Dibelakang) adalah metode pembayaran

sewa yang dilakukan pihak lesse dengan membayar angsuran pada setiap akhir periode

yang dapat dilakukan perbulan, triwulan maupun tengah tahunan tergantung

kemampuan lesse. Contohnya dalam lease contract terdapat sewa yang dilakukan pada 5

Agustus 2005 – 5 Agustus 2008, maka pembayaran angsuran pertama dilakukan pada

tanggal 5 bulan berikutnya yaitu 5 September 2005 ataupun sesuai kesepakatan antar

lessor dan lesse bagaimana periode angsuran dibayar.

Bunga angsuran dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat suku bunga

dengan jumlah nilai barang modal yang telah dikurangi dengan nilai sisa yang dikurangi

jumlah angsuran sebelumnya yang telah dikurangi bunga angsuran sebelumnya.Tingkat

suku bunga (%)X (Nb-Ns)-(Angsuran/Periode-Bunga sebelumnya). Net Book Value

adalah Nbv = Cost Of Lease Asset – Residual Value. L/R Balance = n x Angsuran.

Unearned Lease Interest = ULI = L/R + RV – Cost Of.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 5: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

5

Objek penelitian ini adalah PT. Sinar Mas Multifinance yang beralamat di Jl. RS.

Fatmawati, Jakarta Selatan mengalami banyak perubahan akhirnya pada awal tahun

1996 perusahaan mengukuhkan namanya menjadi PT. Sinar Mas Multifinance.

Perusahaan ini bergerak dalam jasa usaha pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang,

dan pembiayaan konsumen. Guna menunjang pengembngan usaha tersebut, maka

perusahaan mengenmbangkan pula jaringan kantor cabang di berbagai kota besar

dipulau Jawa, sehingga pada akhir tahun 2003 PT. Sinar Mas Multifinance telah

memiliki 9 kantor cabang/perwakilan.

Dalam prakteknya selama ini, lessor melakukan pencatatan dan pelaporan

dengan menggunakan direct financing lease sedangkan untuk pelaporan pajak

penghasilan mereka menggunakan metode operating lease, maka lessor akan mengakui

leased asset sebagai aktiva tetapnya, sedangkan lease contract receivable akan di offset.

Berikut ini akan diuraikan perhitungan pembayaran sewa untuk tiga kontrak leasing

selama tahun 2005.

Tabel 1. Lease Contract Tahun 2005

Lease Contract

Jenis Mobil

Lease contract 1

Honda Accord

New 2.4 VTI-L At

Lease contract 2

Nissan X-Trail 2.0

Lease contract 3

Toyota Avanza 1.3 E

Cost of leased asset

(nilai barang modal)

354700000 318000000 89500000

Residual value

(nilai sisa)

35470000 3180000 8950000

Interest rate

(tingkat bunga)

10.68 % 9.38 % 8.18 %

Jangka waktu leasing (leased

Term)

36 bulan 24 bulan 12 bulan

Periode leasing

(lease period)

5 Agustus 2005 –

5 Agustus 2008

27 July 2005

-

27 July 2007

15 Mei 2005

-

15 Mei 2006

Simpanan jaminan (security

deposit)

35470000 31800000 8950000

Perhitungan pembayaran Sewa (Sewa dibayar dibelakang) dengan Lease

contract 1 diperoleh: Rp. 10.402.871 (sewa per periode / per bulan). Lease contract 2

diperoleh Rp. 13.124.928 (sewa per periode / per bulan). Lease contract 3 diperoleh Rp.

7.013.623 (sewa per periode / per bulan). Interest dihitung berdasarkan outstanding

principal balance. Lease contract 1 diperoleh Rp 2.705.949. Lease contract 2 diperoleh

Rp 2.066.252. Lease contract 3 diperoleh Rp 460.649.

Tabel 2. Tabel Amortisasi Pembayaran Lease Contract (Lease Contract 1) Periode Bulan Angsuran

(Payment)

Bunga

(Intereset)

Pembayaran

Pokok Principal

L/R

Balance

Principal

Balance

0 AGT '05 0 0 0 374503356 319,230,000

1 SEP '05 10402871 2,841,147 7,561,724 364100485 311,668,276

2 OCT '05 10402871 2,773,848 7,629,023 353697614 304,039,253

3 NOV '05 10402871 2,705,949 7,696,922 343294743 296,342,331

4 DEC '05 10402871 2,637,447 7,765,424 332891872 288,576,907

5 JAN '06 10402871 2,568,334 7,834,537 322489001 280,742,370

6 FEB '06 10402871 2,498,607 7,904,264 312086130 272,838,106

7 MAR '06 10402871 2,428,259 7,974,612 301683259 264,863,494

Page 6: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

6

8 APR '06 10402871 2,357,285 8,045,586 291280388 256,817,909

9 MEI '06 10402871 2,285,679 8,117,192 280877517 248,700,717

10 JUN '06 10402871 2,213,436 8,189,435 270474646 240,511,282

11 JUL '06 10402871 2,140,550 8,262,321 260071775 232,248,962

12 AGT '06 10402871 2,067,016 8,335,855 249668904 223,913,107

Tabel 3. Tabel Amortisasi Pembayaran Lease Contract (Lease Contract 2) Periode Bulan Angsuran

(Payment)

Bunga

(Intereset)

Pembayaran Pokok

Principal

L/R

Balance

Principal

Balance

0 JUL '05 0 0 0 314998272 286,200,000

1 AGT '05 13124928 2,237,130 10,887,798 301873344 275,312,202

2 SEP '05 13124928 2,152,024 10,972,904 288748416 264,339,298

3 OCT '05 13124928 2,066,252 11,058,676 275623488 253,280,622

4 NOV ' 05 13124928 1,979,810 11,145,118 262498560 242,135,504

5 DEC '05 13124928 1,892,693 11,232,235 249373632 230,903,269

6 JAN '06 13124928 1,804,894 11,320,034 236248704 219,583,234

7 FEB '06 13124928 1,716,409 11,408,519 223123776 208,174,715

8 MAR '06 13124928 1,627,232 11,497,696 209998848 196,677,020

9 APR '06 13124928 1,537,359 11,587,569 196873920 185,089,451

10 MEI '06 13124928 1,446,783 11,678,145 183748992 173,411,305

11 JUN '06 13124928 1,355,498 11,769,430 170624064 161,641,875

12 JUL '06 13124928 1,263,501 11,861,427 157499136 149,780,448

Tabel 4. Tabel Amortisasi Pembayaran Lease Contract (Lease Contract 3)

Periode Bulan Angsuran

(Payment)

Bunga

(Intereset)

Pembayaran Pokok

Principal L/R Balance

Principal

Balance

0 MEI '05 0 0 0 84163476 80,550,000

1 JUN '05 7013623 549,083 6,464,541 77149853 74,085,460

2 JUL '05 7013623 505,016 6,508,607 70136230 67,576,852

3 AGT '05 7013623 460,649 6,552,974 63122607 61,023,878

4 SEP '05 7013623 415,979 6,597,644 56108984 54,426,235

5 OCT '05 7013623 371,005 6,642,618 49095361 47,783,617

6 NOV '05 7013623 325,725 6,687,898 42081738 41,095,719

7 DEC '05 7013623 280,136 6,733,487 35068115 34,362,232

8 JAN '06 7013623 234,236 6,779,387 28054492 27,582,845

9 FEB '06 7013623 188,023 6,825,600 21040869 20,757,245

10 MAR '06 7013623 141,495 6,872,128 14027246 13,885,117

11 APR '06 7013623 94,650 6,918,973 7013623 6,966,144

12 MEI '06 7013623 47,486 6,966,137 0 7

Hasil Operasi Lease contract 1 adalah Net book value Rp 319.230.000, Balance

L/R per 31/12/2005 Rp 332.891.872, Unearned lease interest (ULI) = L/R + RV – Cost

of leased asset Rp 55.273.356. LI sampai 05/12/2005 Rp 42.174.687. Rental receivable

Rp 8.669.059. Rental receivable adalah pendapatan sewa pada tahun 2005 tapi jatuh

tempo pada januari tahun 2006 sehingga belum diterima. Biaya depresiasi diketahui

terlebih dahulu mengenai lamanya lease contract periode dan periode depresiasi dimana

Page 7: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

7

periode depresiasi dihitung berdasarkan jumlah hari yang sebenar-benarnya terjadi dari

lease contract periode sebesar Rp. 42.859.583.

Hasil Operasi Lease contract 2 adalah Net book value Rp 286.200.000, Balance

L/R per 31/12/2005 Rp 249.373.632, Unearned lease interest (ULI) = L/R + RV – Cost

of leased asset Rp 28.798.272. LI sampai 05/12/2005 Rp 17.567.916. Rental receivable

Rp 6.562.464. Biaya depresiasi Rp. 6.558.750

Hasil Operasi Lease contract 3 adalah Net book value Rp 80.550.000, Balance

L/R per 31/12/2005 Rp 35.068.115, Unearned lease interest (ULI) = L/R + RV – Cost

of leased asset Rp 3.613.476. LI sampai 05/12/2005 Rp 17.567.916. Rental receivable

Rp 2.337.874. Biaya depresiasi Rp. 49.225.000

Tabel 5. PT. Sinar Mas Multifinance Proforma Balance Sheet December 31, 2005 Direct Financing

Method

Adjusment Operating

Method

Debit Credit

Cash on hand

and in banks

Rp156,331,485 Rp156,331,485

Investment in

direct financing

lease

Lease contract

receivable net

Rp617,333,619 Rp156,331,485 Rp773,665,104

Residual value Rp76,220,000 Rp76,220,000

Unearned lease

income

-Rp60,370,407 Rp87,685,104 Rp27,314,697

Net Rp789,514,697 Rp156,331,485

Rental receivable Rp17,569,397 Rp17,569,397

Other receivable

Property and

equipment

cost

less

acc. depr

Net

Leased property

cost Rp762,200,000 Rp762,200,000

less

acc. Depr Rp157,672,083 -Rp157,672,083

Other asset

Total assets Rp789,514,697 Rp1,023,785,986 Rp1,034,871,884 Rp778,428,799

Page 8: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

8

Tabel 6. PT. Sinar Mas Multifinance Proforma Statement Of Income And

Retained Earnings December 31, 2005

Tabel 7. Perbandingan Tax Rate Golongan Tarif Tax paid

Direct financing

lease method

1. Rp 10000000 15 % Rp 1500000

2. Rp 17314697 25 % Rp 4328674

Total Rp 5828674

Operating lease

method

1. Rp 10000000 15 % Rp 1500000

2. Rp 6228799 25 % Rp 1557200

Total Rp 3057200

Besarnya tax saving (penghematan pajak) yang diperoleh oleh perusahaan

dengan metode operating lease adalah sebesar: Rp 2.771.474

KESIMPULAN

Kesimpulan dari analisis dan pembahasan adalah dapat diketahui bahwa leasing

mempunyai beberapa tipe dan klasifikasi serta criteria untuk menentukan metode

akuntansinya. Perlakuan akuntansi untuk transaksi leasing di atur dan di laksanakan

sesuai dengan SAK di bidang leasing di Indonesia.

Dari hasil pembahasan terbukti bahwa metode operating leasing lebih

menguntungkan bagi perusahaan dalam pelaporan PPH 25 sedangkan dengan metode

direct financing lease perusahaan bisa memperoleh laba yang lebih besar sehingga lebih

menguntungkan dalam pencatatan transaksi. Pada perusahaan PT. Sinar Mas

Multifinance menggunakan metode Direct Financing Lease sehingga memperoleh Net

Income sebesar Rp.27.314.697 setelah dilakukan transformasi metode ke operating lease

perusahaan mendapatkan Profit menurun menjadi Rp.16.228.799.Sedangkan dalam

pelaporan pajak perusahaan mempunyai Tax Saving atau penghematan pajak sebesar

Rp.2.771.474.

DAFTAR PUSTAKA Amin Widjaja Tunggal , dan Arif Djohan Tunggal, 1994. Akuntansi Leasing atau Sewa

Guna Usaha, Harvarindo, Jakarta.

Asuransi Sinar Mas, http://www.simasfinance.co.id

Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta

Undang – Undang Pajak, 2004, Salemba Empat, Jakarta.

Direct

Financing

Method

Adjusment Operating Method

Debit Credit

INCOME

Lease income

earned

Rp27,314,697 Rp27,314,697

Leased rental

income

Rp156,331,485 Rp173,900,882

Rp17,569,397

Net Rp27,314,697 Rp27,314,697 Rp173,900,882 Rp173,900,882

EXPENSE

Direciation on

lease properties

Rp157,672,083 -Rp157,672,083

Total income Rp27,314,697 Rp184,986,780 Rp173,900,882 Rp16,228,799

Page 9: Perlakuan Akt &Pjk Finance Lease

Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

9

Wildan Prayitno, 1994, Pengantar Perpajakan Untuk Manajemen, Universitas

Gunadarma, Jakarta.

____________, 2002, Standar Akuntansi Keuangan (Buku Satu dan Buku Dua),

Salemba Empat, Jakarta.