makalah pjk

download makalah pjk

of 35

description

penjelasan peraturan pengadaan barang dan jasa bab 9 dan 11

Transcript of makalah pjk

Makalah Pengadaan Jasa KonstruksiKEIKUTSERTAAN PERUSAHAAN ASING DALAM PENGADAAN BARANG/JASA DAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

Oleh Kelompok 3 :Dina Ayu Cahyani125060100111003Rizhal Adi Rahmawan125060100111011Gina Nabila Andriani125060100111021Ryan Cakra Pamungkas125060107111007

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPILMALANG 2015BAB IPENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANGSejak pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di tahun 2011, jumlah perusahaan asing yang tertarik untuk mengembangkan bisnisnya dengan mengikuti pengadaan barang/jasa di Indonesia semakin banyak. Tercatat bahwa terdapat 302 perusahaan yang beroperasi di Indonesia semenjak tahun 2011 dan jumlah ini meningkat 9,81% dari tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya minat perusahaan asing untuk ikut dalam proses pengadaan di Indonesia maka penerapan peraturan menjadi hal mutlak untuk dilaksanakan. Dengan adanya peraturan ini maka diharapkan tingkat kemunculan permasalahan yang terjadi dapat diperkecil dan dengan peraturan yang dibuat sedemikian rupa tetap dapat melindungi perusahaan local dalam negeri agar tidak kalah saing dengan perusahaan asing.Selain itu, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan semakin banyaknya penawaran terhadap pengadaan barang dan jasa maka pengadaan barang/jasa melalui sistem elektronik menjadi hal yang sangat dibutukan. Meningat bahwa Negara Indonesia merupakan Negara yang sangat luas dengan penyedia barang/jasa yang tersebar di seluruh Indonesia maka dengan adanya proses pengadaan melalui media elektronik ini akan menjadikan proses pelelangan lebih efisien dan efektif. Selain itu dengan adanya system elektronik ini semakin membuka kesempatan bagi perusahaan asing untuk mengikuti pelelangan pengadaan barang/jasa di Indonesia.Oleh karena itu, penelaahan lebih lanjut pada peraturan mengenai keikutsertaan perusahaan asing dan pengadaan secara elektronik menjadi hal yang perlu untuk dilakukan.

2. TUJUAN Mengetahui peran dan keikutsertaan perusahaan asing dalam proses pengadaan barang/jasa di Indonesia Mengetahui tentang sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik dan tahapan pelaksanaannya

3. RUMUSAN MASALAH Bagaimana peran dan keikutsertaan perusahaan asing dalam proses pengadaan barang/jasa di Indonesia? Bagaimana sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik dan tahapan pelaksanaannya?4.

BAB IIPEMBAHASAN1. KEIKUTSERTAAN PERUSAHAAN ASING DALAM PENGADAAN BARANG/JASA

Perusahaan asing dimaksud dalam peraturan pengadaan barang dan jasa ini adalah perusahaan yang berbadan usaha dan berkedudukan di luar wilayah hukum Republik Indonesia serta bukan merupakan perusahaan penanaman modal asing sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 5 dan Pasal 25 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Dimana dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 yang dimaksud penanaman modal asing yakni badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Sehingga perusahaan asing tersebut masuk ke Indonesia hanya dalam rangka mengikuti pengadaan barang/jasa yang dapat diikuti oleh perusahaan asing berdasarkan ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.

Perusahaan asing dapat ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa dengan ketentuan sebagai berikut:a. Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan nilai diatas Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) ;b. Untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) ; danc. Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Perusahaan asing yang melaksanakan pekerjaan harus melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, sub kontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat perusahaan nasional yang memiliki kemampuan dibidang yangbersangkutan.

Selain untuk persyaratan diatas, perusahaan asing tetap dapat mengikuti Pengadaan Barang/Jasa dalam kondisi tertentu yakni dalam hal Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai dibawah Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) yang tidak dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa Lainnya dari Dalam Negeri serta dalam hal Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai dibawah Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) yang tidak dapat dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Dalam Negeri. Pengadaan dalam kondisi ini dilakukan melalui Seleksi Internasional (International Competitive Bidding) dan diumumkan dalam website komunitas internasional.

Pengadaan barang/jasa pemerintah melalui pelelangan/seleksi internasional dilakukan dengan mengikuti ketentuan berikut ini :1. Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan melalui Pelelangan/ Seleksi internasional harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Penyedia Barang/Jasa nasional.2. Dokumen Pengadaan melalui Pelelangan/Seleksi internasional ditulis dalam 2 (dua) bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.3. Dalam hal terjadi penafsiran arti yang berbeda terhadap Dokumen Pengadaan, maka dokumen yang berbahasa Indonesia dijadikan acuan.4. Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dengan kredit ekspor, kredit lainnya dan/atau hibah :a. Dilakukan melalui persaingan usaha yang sehat ;b. Dilaksanakan dengan persyaratan yang paling menguntungkan negara, dari segi teknis dan harga ; danc. Dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri dan Penyedia Barang/Jasa nasional.5. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dibiayai dengan kredit ekspor, kredit lainnya dan/atau hibah, dilakukan di dalam negeri.6. Dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Penyedia Barang/Jasa asing memuat hal-hal sebagai berikut:a. Adanya kerja sama antara Penyedia Barang/Jasa asing dengan industry dalam negeri ;b. Adanya ketentuan yang jelas mengenai tata cara pelaksanaan pengalihan kemampuan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan ; danc. Ketentuan bahwa seluruh proses pengadaan sedapat mungkin dilaksanakan di wilayah Indonesia.

Tampilan situs komunitas pengadaan internasional, www.dgmaket.com

2. PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

A. Bagian Pertama Ketentuan Umum Pengadaan Secara Elektronik

1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilakukan secara elektronik.a. Pengadaan secara elektronik (e-Procurement) adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.b. Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik berpedoman pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dimana diatur mengenai teknologi informasi, media dan komunikasi sebagai sarana hukum yang mengatur penyelenggaraan sistem secara elektronik.2. Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik dilakukan dengan cara e-tendering atau e-purchasing.a. E-Tendering: Tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.b. E-Purchasing: Tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.c. Katalog elektronik: sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah.Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik bertujuan untuk:a. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas;b. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;c. Memperbaiki tingkat efisiensi proses Pengadaan;d. Mendukung proses monitoring dan audit; dane. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

Proses Pengadaan Barang/Jasa pemerintah secara elektronik ini akan lebih meningkatkan dan menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pembelanjaan uang negara. Selain itu, proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik ini juga dapat lebih menjamin tersedianya informasi, kesempatan usaha, serta mendorong terjadinya persaingan yang sehat dan terwujudnya keadilan (non discriminative) bagi seluruh pelaku usaha yang bergerak dibidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.Sehingga manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut.A. Bagi ULP1. Mendapatkan penawaran yang lebih banyak2. Mempermudah proses administrasi3. Mempermudah pertanggungjawaban proses pengadaanB. Bagi Penyedia1. Menciptakan persaingan usaha yang sehat2. Memperluas peluang usaha3. Membuka kesempatan pelaku usaha mengikuti lelang4. Mengurangi biaya transportasi untuk mengikuti lelangC. Bagi Masyarakat1. Memberikan kesempatan masyarakat luas untuk mengetahui proses pengadaan

1. LKPP mengembangkan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik. LKPP adalah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/JasaPemerintah LKPP mengembangkan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dibuat untuk mewujudkan harapan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik. LKPP akan merilis Standar Dokumen Pengadaan (SDP eProcurement) dengan tujuan agar Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang dilakukan secara elektronik berjalan sesuai dengan prinsipprinsip dan etika pengadaan.

2. LKPP menetapkan arsitektur sistem informasi yang mendukung penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik. Yang dimaksud dengan arsitektur sistem informasi adalah kerangka dasar yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, pengembangan dan tatanan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. Site yang telah disediakan untuk SPSE adalah http://lpse.lkpp.go.id

B. Bagian Kedua E-TenderingE-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.1. Metode E-Tendering

Metode e-tendering terdiri dari:1. E-Lelang untuk pemilihan Penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya;2. E-Lelang Cepat untuk pemilihan Penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya;3. E-Seleksi untuk pemilihan Penyedia jasa konsultansi; dan4. E-Seleksi Cepat untuk pemilihan Penyedia jasa konsultansi.

Berdasarkan Perka No. 18 tahun 2012, prosedur dalam pelaksaaan E-Tendering yaitu :1. E-Tendering dilaksanakan melalui aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik yang dikembangkan oleh LKPP2. Pedoman pelaksaan E-Tendering terdiri atas:a. Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi SPSEb. Panduan penggunaan aplikasi SPSE (user guide),danc. Tata cara E-Tendering

Ketentuan mengenai E-Tendering adalah sebagai berikut :1. Ruang lingkup e-tendering meliputi proses pengumuman Pengadaan Barang/Jasa sampai dengan pengumuman pemenang.2. Para pihak yang terlibat dalam e-tendering adalah PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa.3. E-tendering dilaksanakan dengan menggunakan sistem pengadaan secara elektronik yang diselenggarakan oleh LPSE.4. Aplikasi e-tendering sekurang-kurangnya memenuhi unsur perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual dan kerahasian dalam pertukaran dokumen, serta tersedianya sistem keamanan dan penyimpanan dokumen elektronik yang menjamin dokumen elektronik tersebut hanya dapat dibaca pada waktu yang telah ditentukan.5. Sistem e-tendering yang diselenggarakan oleh LPSE wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :a. Mengacu pada standar yang meliputi interoperabilitas dan integrasi dengan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik ;b. Mengacu pada standar proses pengadaan secara elektronik ; dan6. ULP/Pejabat Pengadaan dapat menggunakan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik yang diselenggarakan oleh LPSE terdekat

Akrivitas pemilihan metode E-Tendering adalah :1. Persiapan pemilihana. Penjabat pembuat komitemen(PPK)i. PPK yang belum memiliki kode akses(user ID dan password) aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai pengguna SPSEii. PPK menyerahkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang berisikan paket, spesifikasi teknis, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dan rancangan umum kontrak kepada Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP)iii. Surat beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dapat terbentuk dokumen elektronikb. Pokja ULPi. Pokja ULP yang belum memiliki kode akses(user id dan password) aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai pengguna SPSEii. Pokja ULP menerima dan menyimpan surat/dokumen rencana pelaksanaan pengadaan yang disampaikan oleh PPk serta melaksanakan pemilihaniii. Pokja ULP menyusun dokumen pengadaanc. Penyediaan barang/jasaPenyedia barang/jasa yang belum memiliki kode akses aplikasi SPSE wajib melakukan pendaftaran pada aplikasi SPSE dan melaksanakan verifikasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk mendapatkan kode akses aplikasi SPSE.d. LPSEi. LPSE menerbitkan kode akses Pengguna SPSE dan menyimpan dokumen pendukung proses registrasi dan verifikasi pengguna SPSEii. LPSE dapat mendelegasikan tugas sebagaimana dimaksudkan kepada pengguna SPSE di K/L/D/I sesuai dengan syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi SPSE2. Pelaksanaan pemilihana. Pembuatan paket dan pendaftarani. Peket pemilihan yang dilakukan dalam aplikasi SPSE merupakan paket pemilihan baru atau paket pemilihan ulang pengadaan secara elektronikii. Pokja ULP membuat paket dalam aplikasi SPSE lengkap dengan informasi paket dan sistem pengadaan berdasarkan informasi yang diberikan Penggu na Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/PPk maupun keputusan internat Pokja ULP.iii. Pokja ULP memasukkan nomor surat/dokumen rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yanng diterbitkan oleh PPk dan menjadi dasar pembuatan paketiv. Pokja ULP menyusun jadwal pelaksanaan pemilihan berdasarkan hari kelender dengan alokasi waktu mengacu pada ketetapan waktu yang diatus pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya.v. Pokja ULP menyusun jadwal sebagaimana dimaksud pada sebelumnya dengan memperhatikan jam kerja dan hari kerja untuk tahapan :1. Pemberian penjelasan2. Batas akhir pemasukan penawaran3. Pembukaan penawaran4. Pembuktian kualifikasi, dan5. Batas akhir sanggah/sanggah bandingvi. Dalam alokasi waktu yang ditetapkan sebagaimana Pokja ULP harus menyediakan paling kuang 2 hari kerja untuk tahapan:1. Pemasukan dokumen penawaran untuk paket yang mensyaratkan jaminan penawaran, dan2. Sanggah bandingvii. Pokja ULP dalam mengalkasikan waktu harus memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan Dokumen Penawaran sesuai dengan jenis, kompleksitas, dan lokasi pekerjaan.viii. Penyusunan dokumen pengadaaan secara elektronik dilakukan dengan cara:1. Dokumen pengadaan dibuat oleh Pokja ULP menngikuti standar dokumen pengadaan secara elektronik yang melekat pada aplikasi SPSE dan diunggah (upload) pada aplikasi SPSE2. Dokumen pengadaan dibuat oleh Pokja ULP menggunakan form isian elektonik dokumen pengadaan yang melekat pada aplikasi SPSEix. Penyusunan dokumen pengadaan disesuaikan dengan syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi SPSE dan/atau panduan penggunaan aplikasi SPSE(user guide)b. Pemberian penjelasani. Proses pemberian penjelasan dilakukan secara online tanpa tatap muka melalui aplikasi SPSEii. Pokja ULP dapat memberikan informasi yang dianggap penting terkait dengan sokumen pengadaaniii. Pokja ULP menjawab setiap pertanyaan yang masuk, kecuali untuk substansi pertanyaan yanng telah dijawabiv. Pokja ULP pada saat berlangsungnya pemberian penjelasan dapat menambah waktu betas akhir tahapan tersebut sesuai dengan kebutuhanv. Dalam waktu tahap penjelasan telah berakhir, Penyedia barang/jasa tidak dapat mengajukan pertanyaan namun Pokja ULP masih mempunyai tambahan waktu 3 jam untuk menjawab pertanyaan yang masuk pada akhir jadwalvi. Pokja ULP dilarang menjawab pertanyaan dengan cara mengumpulkan pertanyaan terlebih dahulu dan menjawab pertanyaan tersebut sekaligus pada waktu tambahan.vii. Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasanviii. Jika dianggap perlu dan tidak dimungkinkan memberikan indormasi lapangan ke dalam dokumen pemilihan dan berita aacara pemberian penjelasan, Pokja ULP dapat melaksanakan proses pemberian penjelasan lanjutan dengan peninjauan lapangan/lokasi pekerjaanix. Pelaksanaan pemberian penjelasan lanjutan dilakukan oleh seseorang selain Pokja ULP, antara lain oleh tenaga ahli pemberi penjelasan teknis yang telah ditetapkan oleh PPk dan ditugaskan oeh Pokja ULPx. Hasil pemberian penjelasan lanjutan dituangkan ke dalam Berita Acara pemberian penjelasan lanjutan dan diunggah pada aplikasi SPSE oleh Pokja ULPxi. Adendum dokumen pegadaan dapat dilakukan secara berulang dengan mengunggah adendum dokumen penngadaan melalui aplikasi SPSE paling kurang 2 hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen penawaranxii. Apanila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan kebutuhan penambahan waktu penyiapan dokumen penawaran maka Pokja ULP memperpanjang batas akhir pemasukan penawaran.c. Pemasukan data kualifikasii. Data kualifikasi disampaikan melalui form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSEii. Jika form isisan elektronik kuallifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang disyaratkan Pokja ULP, maka data kualifikasi tersebut diunggah pada fasilitas penggunggahan lain yang tersedia pada aplikasi SPSEiii. Pada prakualifikasi, Pokja ULP wajib meminta penyedia barang/jasa untuk melengkapi data kualifikasi dengan memanfaatkan fasilitas komunikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE dan/atau fasilitas komunikasi lainnya.iv. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara elektronik penyedia barang/jasa menyetujui pernyaatanv. Untuk penyedia barang/jasa yang berbentuk konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain, pemasukan kualifikasi dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama laind. Pemasukan/penyampaian dokumen penawarani. Dokumen penawaran disampaikan dalam bentuk dile, yang diunggah melalui aplikasi SPSEii. Dalam hal penyampaian dokumen penawaran ditetap secara :1. Satu file maka dokumen penawaran administrasi , teknis dan harga disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi2. Dua file maka dokumen penawaran administrasi dan teknis disampaikan dalam satu file penaawran terenkripsi, serta penawaran harga disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi lainnya yang disampaikan bersamaan3. Dua tahap,maka dokumen penawaran administrasi dan teknis disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi, serta penawaran harga disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi lainnya sesuai waktu yang ditentukaniii. Enkripsi file penawaran maka dokumen penawaran menggunakan Apendo/Spamkodok iv. Surat penawaran dan/atau surat lain sebagai bagian dari dokumen penawaran yang diunggah ke dalam aplikasi SPSE dianggap sah sebagai dokumen elektronik dan telah ditandatangani secara eletronik oleh pemimpin/direktur perusahaan atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik/pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasamav. Penyedia barang/jasa tidak perlu mengunggah hasil pemindaian dokumen asli yang bertanda tangan basah dan berstampel, kecuali surat lain yang memerlukan tanda tangan basah dari pihak lainvi. Penyedia barang/jasa dapat mengunggah ulang file penawaran untuk mengganti atau menimpa file penawaran sebelumnya, sampai denga batas akhir pemasukan penawaranvii. Pengguna SPSE wajib mengetahui dan melaksanakan ketentuan penggunaan Apendo/Spamkodok yang melekat pada Apendo/Spamkodokviii. Untuk menjamin pelaksanaan pengadaan sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan, Pokja ULP dapat melakukan perubahan jadwal pemasukan dokumen penawaran dan memberikan penjelasan alasan perubahanix. Untuk penyedia barang/jasa yang berbentuk konsorsium / kemitraan / bentuk kerjasama lain, pemasukan penawaran dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama laine. Pembukaan dokumen penawaran dan evaluasii. Pada tahap embukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh dan melakukan dekripsi file penawaran dengan menggunakan Apendo/Spamkodokii. Harga penawaran dan hasil koreksi aritmatik dimasukkan pada fasilitas yang tersedia pada aplikasi SPSEiii. Terhadapt file penawaran terenkripsi yang tidak dapat dibuka, Pokja ULP wajib menyampaikan file penwaran tersebut kepada LPSE dan dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file penawaran tersebut kepada LKPPiv. Terhadap file penawaran terenkripsi yang tidak padat dibuka yang disampakan kepada LPSE atau LKPP, maka LPSE atau LKPP akan memberikan keterangan kondisi file penawaran kepada Pokja ULPv. Berdasarkan keterangan dari LPSE/LKPP apabila file penawaran tidak dapat dibuka maka Pokja ULP dapat menetapkan bahwa file penawaran tersebut tidak memenuhi syarat sebagai penawaran dan penyedia barang/jasa yang mengirimkan file penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaranvi. File yang dianggap sebagai penawaran adalah dokumen penawaran yang berhasil dibuka dan dapat dievaluasi yang sekurang-kurang memuat:1. Satu file, harga penawaran, daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan2. Dua file atau dua tahap, daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkanvii. Dengan adanya proses penyampaian file penawaran yang tidak dapat dibuka, Pokja ULP dapat melakukan penyesuaian jadwal evaluasi dan tahapan selanjutnyaviii. Pokja ULP wajib melakukan klarifikasi kepada penerbit surat jaminan penawaran tentang keabsahan dan subtansi jaminan penawaranix. Ketidakabsahan atau penolakan klaim jaminan penaawran terhadap surat jaminan penawaran yang ditunjukkan oleh Pokja ULP dapat berakibat pada gugurnya syarat asministrasif. Sanggahani. Peserta pemilihan yang dapat menyanggah adalah peserta yang telah memasukkan penawaranii. Peserta pemilihan hanya dapat mengirimkan 1 kali sanggahaniii. Pokja ULP menjawab sanggahan melalui aplikasi SPSEiv. Kealpaan atau kelalaian pemberitahuan sanggahan banding oleh peserta pemilihan tidak menggugurkan proses sanggahan bandingg. Surat penunjukan penyedia barang/jasaPPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) diluar aplikasi SPSE menginputkan informasi dan mengunggah hasil pemindahan SPPBJ pada aplikasi SPSEh. Penandatanganan kontraki. Pemenang pemilihan melakukan penandatanganan konrak denan PPk yang dilakukan diluar SPSEii. PPk memasukkan informasi dan mangunggah hasil pemindaian dokumen kontrak pada aplikasi SPSE

Pelaksanaan Pemilihan1. Pelaksanaan Pemilihan E-Lelang/E-Seleksia. Pembuatan paket, Pengumuman dan pendaftarani. Paket pemilihan yang dilakukan dalam aplikasi SPSE merupakan paket pemilihan baru atau paket pemilihan ulang pengadaan secara elektronik.ii. Pokja ULP membuat paket dalam aplikasi SPSE lengkap dengan informasi paket dan sistem pengadaan berdasarkan informasi yang diberikan PPK maupun keputusan internal Pokja ULP.iii. Pokja ULP memasukkan nomor surat/dokumen rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang diterbitkan oleh PPK dan menjadi dasar pembuatan paket iv. Pokja ULP menyusun jadwal pelaksanaan pemilihan berdasarkan hari kalender dengan alokasi waktu mengacu pada ketetapan waktu yang diatur pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pangadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta Perubahannya.v. Pokja ULP menyusun jadwal dengan memperhatikan jam kerja dan hari kerja untuk tahapan:1. pemberian penjelasan;2. batas akhir pemasukan penawaran;3. pembukaan penawaran;4. pembuktian kualifikasi; dan5. batas akhir sanggah.vi. Pokja ULP dapat melakukan perubahan jadwal tahap pemilihan dan wajib mengisi alasan perubahan yang dapat dipertanggungjawabkan.vii. Penyusunan dokumen pengadaan secara elektronik dilakukan dengan cara:1. Dokumen pengadaandibuat oleh Pokja ULP mengikuti standar dokumen pengadaan secara elektronik yang melekat pada aplikasi SPSE dan diunggah (upload)pada aplikasi SPSE; atau2. Dokumen pengadaan dibuat oleh Pokja ULP menggunakan form isian elektronik dokumen pengadaan yang melekat pada aplikasi SPSE.viii. Penyusunan dokumen pengadaan sebagaimana disesuaikan dengan syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi SPSE dan/atau panduan penggunaan aplikasi SPSE (user guide).ix. Aplikasi SPSE secara otomatis akan menampilkan informasi pengumuman pemilihan Penyedia barang/jasa paket pekerjaan dengan format dan isi yang tersedia pada aplikasi SPSE.b. Pemberian Penjelasani. Pemberian penjelasan dilakukan secara online tanpa tatap muka melalui aplikasi SPSE.ii. Pokja ULP dapat memberikan informasi yang dianggap penting terkait dengan dokumen pengadaan.iii. Pokja ULP menjawab setiap pertanyaan yang masuk, kecuali untuk substansi pertanyaan yang telah dijawabiv. Pokja ULP pada saat berlangsungnya pemberian penjelasan dapat menambah waktu batas akhir tahapan pemberian penjelasan sesuai dengan kebutuhan.v. Dalam hal waktu tahap pemberian penjelasan telah berakhir, Penyedia barang/jasa tidak dapat mengajukan pertanyaan namun Pokja ULP masih mempunyai tambahan waktu untuk menjawab pertanyaan yang masuk pada akhir jadwal.vi. Kumpulan tanya jawab dan keterangan lain pada saat pemberian penjelasan merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan.vii. Jika dianggap perlu dan tidak dimungkinkan memberikan informasi lapangan ke dalam dokumen pemilihan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan, Pokja ULP dapat melaksanakan proses pemberian penjelasan lanjutan dengan peninjauan lapangan/lokasi pekerjaan.viii. Hasil pemberian penjelasan lanjutan dituangkan ke dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan Lanjutan dan diunggah (upload) pada aplikasi SPSE oleh Pokja ULP.ix. Adendum dokumen pengadaan dapat dilakukan secara berulang dengan mengunggah (upload) adendum dokumen pengadaan melalui aplikasi SPSE paling kurang 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen penawaran.x. Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan kebutuhan penambahan waktu penyiapan dokumen penawaran maka Pokja ULP memperpanjang batas akhir pemasukan penawaran.c. Pemasukan Data Kualifikasii. Data kualifikasi disampaikan melalui form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE.ii. Jika form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE belum mengakomodir datakualifikasi yang disyaratkan Pokja ULP, maka data kualifikasi tersebut diunggah (upload) pada fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada aplikasi SPSE.iii. Pada prakualifikasi, Pokja ULP wajib meminta Penyedia barang/jasa untuk melengkapi data kualifikasi dengan memanfaatkan fasilitas komunikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE dan/atau fasilitas komunikasi lainnya.iv. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara elektronik Penyedia barang/jasa menyetujui pernyataan sebagai berikut:1. yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;2. yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak masuk dalam daftar hitam;3. perorangan/yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;4. data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka direktur utama/pimpinan perusahaan, atau kepala cabang, atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili badan usaha yang bekerja sama dan badan usaha yang diwakili bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata,dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 5. pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai K/L/D/I atau pimpinan dan pengurus badan usaha sebagai pegawai K/L/D/I yangsedang mengambil cuti diluar tanggungan K/L/D/I.6. pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam dokumen pengadaan.v. Untuk Penyedia barang/jasa yang berbentuk konsorsium / kemitraan / bentuk kerjasama lain, pemasukan kualifikasi dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain.d. Pemasukan/Penyampaian Dokumen Penawarani. Dokumen penawaran disampaikan melalui fitur penyampaian penawaran pada aplikasi SPSE atau Apendo/Spamkodok.ii. Dalam hal penyampaian dokumen penawaran ditetapkan secara:(1) satu file maka dokumen penawaran administrasi, teknis dan harga disampaikan secara bersamaan dalam file penawaran terenkripsi.(2) dua filemaka dokumen penawaran administrasi dan teknis disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi, serta penawaran harga disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi lainnya, yang disampaikan bersamaan.(3) dua tahap, maka dokumen penawaran administrasi dan teknis disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi, serta penawaran harga disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi lainnya sesuai waktu yang ditentukan.iii. Enkripsi file penawaran menggunakan Apendo/ Spamkodok.iv. Surat/Form penawaran dan/atau surat/form lain sebagai bagian dari dokumen penawaran yang diunggah (upload) ke dalam aplikasi SPSE dianggap sah sebagai dokumen elektronik dan telah ditandatangani secara elektronik oleh pemimpin/direktur perusahaanatau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama. v. Penyedia barang/jasa dapat mengunggah (upload) ulang file penawaran untuk mengganti atau menimpa file penawaran sebelumnya, sampai dengan batas akhir pemasukan penawaran.vi. Pengguna SPSE wajib mengetahui dan melaksanakan ketentuan penggunaanApendo/Spamkodok yang melekat pada Apendo/Spamkodok.vii. Untuk Penyedia barang/jasa yang berbentuk konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain, pemasukan penawaran dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain.viii. Untuk menjamin pelaksanaan pengadaan sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan, Pokja ULP dapat melakukan perubahan jadwal pemasukan dokumen penawaran dan memberikan penjelasan alasan perubahan.ix. Pokja ULP dapat memperpanjang batas akhir jadwal pemasukkan penawaran dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada peserta yang memasukkan penawaran.x. Pepanjangan jangka waktu dilakukan pada hari yang sama dengan batas akhir pemasukan penawaran.e. Pembukaan dan EvaluasiDokumen Penawaran,serta Pengumuman Pemenangi. Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan menggunakan Apendo/Spamkodok.ii. Harga penawaran dan hasil koreksi aritmatik dimasukkan pada fasilitas yang tersedia pada aplikasi SPSE.iii. Terhadap file penawaran terenkripsi yang tidak dapat dibuka (dekripsi), Pokja ULP wajib menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file penawaran tersebut kepada LKPP.iv. Terhadap file penawaran terenkripsi yang tidak dapat dibuka yang disampaikan kepada LPSE atau LKPP, maka LPSE atau LKPP akan memberikan keterangan kondisi file penawaran kepada Pokja ULP.v. Berdasarkan keterangan dari LPSE/LKPP apabila file penawaran tidak dapat dibuka maka Pokja ULP dapat menetapkan bahwa file penawaran tersebut tidak memenuhi syarat sebagai penawaran dan Penyedia barang/jasa yang mengirimkan file penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaran. vi. Dengan adanya proses penyampaian file penawaran yang tidak dapat dibuka (dekripsi) sebagaimana dimaksud dalam huruf c), Pokja ULP dapat melakukan penyesuaian jadwal evaluasi dan tahapan selanjutnya. vii. Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline).viii. Dalam tahapan pembuktian kualifikasi, Pokja ULP tidak perlu meminta seluruh dokumen kualifikasi apabila Penyedia barang/jasa sudah pernah melaksanakan pekerjaan yang sejenis,dan/atau data Kualifikasi Penyedia sudah terverifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP)ix. Pokja ULP memasukkan hasil evaluasi penawaran dan hasil evaluasi kualifikasi pada aplikasi SPSE.x. Pokja ULP mengumumkan Pemenang dan Pemenang Cadangan melalui aplikasi SPSE dengan format dan isi yang tersedia pada aplikasi SPSE.f. Sanggahani. Peserta pemilihan yang dapat menyanggah adalah peserta yang telah memasukkan data kualifikasi/ penawaran.ii. File yang dianggap sebagai penawaran adalah dokumen penawaran yang berhasil dibuka dan dapat dievaluasi yang sekurang-kurangnya memuat:1. Satu file: harga penawaran, daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan.2. Dua file atau dua tahap: a. File I atau file tahap I: jangka waktu penawaran, dan deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan.b. File II atau file tahap II: harga penawaran,daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga satuan/gabungan.iii. Peserta pemilihan hanya dapat mengirimkan 1 (satu) kali sanggahan kepada Pokja ULP melalui aplikasi SPSE.iv. Pokja ULP menjawab sanggahan melalui aplikasi SPSE.v. Dalam hal terjadi keadaan kahar atau gangguan teknis yang menyebabkan peserta pemilihan tidak dapat mengirimkan sanggahan secara online melalui aplikasi SPSE dan/atau Pokja ULP tidak dapat mengirimkan jawaban sanggah secara online melalui aplikasi SPSE maka sanggahan dapat dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline).g. Evaluasi Ulang, Penyampaian Ulang Dokumen Penawaran, atau Pemilihan UlangDalam hal Pokja ULP memutuskan untuk evaluasi ulang, penyampaian ulang dokumen penawaran atau pemilihan ulang, maka Pokja ULP harus memasukkan alasan pemilihan harus dievaluasi diulang atau penyampaian ulang dokumen penawaran atau pemilihan ulang.h. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)i. PPK membuat dan mencetak SPPBJ melalui aplikasi SPSE.ii. PPK menandatangani SPPBJ yang telah dibuat dan dicetak melalui aplikasi SPSE.iii. PPK mengirimkan hasil pemindaian SPPBJ melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia barang/jasa yang ditunjuk.iv. Dalam hal aplikasi SPSE belum dapat mengakomodir pembuatan SPPBJ maka PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) di luar aplikasi SPSE (offline), menginputkan informasi dan mengunggah (upload) hasil pemindaian SPPBJ pada aplikasi SPSE.i. Penandatanganan Kontraki. PPK membuat dan mencetak kontrak melalui aplikasi SPSE.ii. PPK menandatangani kontrak yang telah dibuat dan dicetak melalui aplikasi SPSE.iii. Pemenang pemilihan melakukan penandatanganan kontrak dengan PPK di luar aplikasi SPSE.iv. Dalam hal aplikasi SPSE belum dapat mengakomodir pembuatan Kontrak maka PPK membuat dan mencetak Kontrak di luar aplikasi SPSE (offline) dan PPK memasukkan informasi dan mengunggah (upload) hasil pemindaian (scan) dokumen kontrak pada aplikasi SPSE.j. Pengenaan Sanksii. Apabila Penyedia barang/jasa melakukan pelanggaran terhadap persyaratan dan ketentuan penggunaan SPSE, pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan berlaku, atau masuk ke dalam daftar hitam maka LPSE atau Pengelola Agregasi Data Penyedia dapat menonaktifkan kode akses Pengguna SPSE.ii. Dalam hal Penyedia barang/jasa telah ditetapkan ke dalam daftar hitam, maka LPSE atau Pengelola Agregasi Data Penyedia dapat memasukkan Penyedia barang/jasa ke dalam menu daftar hitam di dalam aplikasi SPSE.

2. Pelaksanaan E-LelangCepat / E-Seleksi Cepat.a. Umumi. E-Lelang Cepat / E-Seleksi Cepat digunakan untuk pemilihan Penyedia barang/konstruksi/jasa lainnya/ jasa konsultansi dengan memanfaatkan Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi, dan teknis.ii. Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada huruf a dikelola dalam SIKaP.iii. Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa dalam SIKaP merupakan Informasi yang bersumber dari input data yang dilakukan oleh Penyedia, Pokja ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, LPSE, LKPP atau hasil penarikan data dari SPSE atau Sistem lain yang terkoneksi dengan SPSE.iv. Verifikasi Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa dalam SIKaP dilakukan oleh Pokja ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, LPSE, LKPP atau hasil penarikan data dari SPSE atau Sistem lain yang terkoneksi dengan SPSE.v. Ketentuan lebih lanjut mengenai Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c dan d diatur lebih lanjut dalam:(1) Syarat dan ketentuan penggunaanaplikasi SIKaP;(2) Panduan penggunaan aplikasi SIKaPvi. Syarat dan Ketentuan Penggunaan Aplikasi SIKaP, dan Panduan Penggunaan aplikasi SIKaP ditetapkan oleh Deputi Bidang Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi.b. Pembuatan Paket dan Pendaftarani. Pokja ULP membuat paket dalam aplikasi SPSE lengkap dengan informasi paket dan sistem pengadaan berdasarkan informasi yang diberikan Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/PPK maupun keputusan internal Pokja ULP.ii. Pokja ULP menyusun jadwal pelaksanaan pemilihan berdasarkan hari kalender, dengan waktu proses pemilihan paling cepat 3 (tiga) hari dengan batas akhir pemasukan penawaran pada hari dan jam kerja.iii. Pokja ULP dapat melakukan perubahan jadwal tahap pemilihan dan wajib mengisi alasan perubahan yang dapat dipertanggungjawabkan.iv. Penyusunan dokumen pengadaan secara elektronik dilakukan dengan cara:(1) Dokumen pengadaan dibuat oleh Pokja ULP mengikuti standar dokumen pengadaan secara elektronik yang melekat pada aplikasi SPSE dan diunggah (upload) pada aplikasi SPSE; atau(2) Dokumen pengadaan dibuat oleh Pokja ULP menggunakan form isian elektronik dokumen pengadaan yang melekat pada aplikasi SPSE.v. Penyusunan dokumen pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf c disesuaikan dengan syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi SPSE dan/atau panduan penggunaan aplikasi SPSE (user guide).c. Undangani. Pokja ULP menyusun kriteria kualifikasi dan/atau kinerja Penyedia barang/jasa melalui aplikasi SPSE atau SIKaP.ii. Kriteria kualifikasi dan/atau kinerja Penyedia barang/jasa sebagaimana dimaksud pada huruf a) adalah kriteria kualifikasi dan/atau kinerja Penyedia barang/jasa yang tersedia pada aplikasi SPSE atau SIKaP.iii. Pokja ULP mengundang Penyedia barang/jasamelalui aplikasi SPSE terhadap Penyedia barang/jasayang memenuhi kriteria kualifikasi dan/atau kinerja Penyedia barang/jasa yang telah disusun dan telah memberikan persetujuan atas kriteria keikutsertaan.iv. Apabila diperlukan Pokja ULP dapat melakukan pemberian penjelasan setelah undangan dikirimkan sampai dengan sebelum batas akhir pemasukan penawaran.v. Proses pemberian penjelasan dilakukan secara online tanpa tatap muka melalui aplikasi SPSE.d. Pemasukkan Penawarani. Penyedia barang/jasa menyampaikan penawaran harga melalui fitur penyampaian penawaran pada aplikasi SPSE atau Apendo/Spamkodok.ii. Penawaran harga sebagaimana dimaksud apda huruf a) disampaikan dalam file penawaran terenkripsi. iii. Surat/Form penawaran harga yang diunggah(upload)/disampaikan ke dalam aplikasi SPSE dianggap sah sebagai dokumen elektronik dan telah ditandatangani secara elektronik oleh pemimpin/direktur perusahaan atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama. iv. Pokja ULP dapat memperpanjang batas akhir jadwal pemasukkan penawaran dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada peserta yang memasukkan penawaran. v. Pepanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf d dilakukan pada hari yang sama dengan batas akhir pemasukan penawaran.e. Pembukaan Penawarani. Pada tahap pembukaan penawaran harga, Pokja ULP mengunduh (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan menggunakan Apendo/Spamkodok.ii. Aplikasi SPSE melakukan evaluasi terhadap penawaran harga.iii. Dalam hal aplikasi SPSE belum mengakomodir proses evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf b) maka Harga penawaran dan hasil koreksi aritmatik dimasukkan pada fasilitas yang tersedia pada aplikasiSPSE.iv. Terhadap file penawaran harga terenkripsi yang tidak dapat dibuka yang disampaikan kepada LPSE atau LKPP, maka LPSE atau LKPP akan memberikan keterangan kondisi file penawaran kepada Pokja ULP. v. Berdasarkan keterangan dari LPSE/LKPP apabila filepenawaran tidak dapat dibuka maka Pokja ULP dapat menetapkan bahwa file penawaran tersebut tidak memenuhi syarat sebagai penawaran dan Penyedia barang/jasa yang mengirimkan file penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaran.f. Pengumumani. Penyediabarang/jasa dengan penawaran terendah merupakan pemenang. ii. Penyedia barang/jasa dengan penawaran terendah kedua dan seterusnya merupakan Pemenang Cadangan.iii. Pokja ULP mengumumkan Pemenang dan Pemenang Cadangan melalui aplikasi SPSE dengan format dan isi yang tersedia pada aplikasi SPSE.g. Verifikasi Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasai. Pokja ULP tidak perlu melakukan verifikasi kepada Pemenang atas data kualifikasi dan/atau kinerja Penyedia barang/jasa yang dipersyaratkan apabila telah terverifikasi di dalam SIKaP.ii. Apabila Data Kualifikasi dan/atau kinerja Pemenang yang dipersyaratkan belum terverifikasi di dalam SIKaP, Pokja ULP melakukan verifikasi kepada Pemenang terhadap data kualifikasi dan/atau kinerja Penyedia barang/jasa yang dipersyaratkan.iii. Apabila Pemenang tidak lulus verifikasi dikarenakan menyampaikan data kualifikasi dan/atau kinerja Penyedia barang/jasa yang dipersyaratkan dengan tidak benar maka Penyedia barang/jasa yang bersangkutan dibatalkan sebagai Pemenang. iv. Apabila Pemenang tidak hadir verifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan pada proses verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf a) maka Penyedia barang/jasa yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri dan dibatalkan sebagai Pemenang.v. Apabila Pemenang tidak lulus verifikasi Pokja ULP melakukan verifikasi kepada Pemenang Cadangan pertama, apabila Pemenang Cadangan Pertama tidak lulus verifikasi maka Pokja ULP:(1) melakukan verifikasi kepada Pemenang cadangan berikutnya sesuai dengan urutan.(2) proses verifikasi terhadap Pemenang Cadangan sebagaimana dimaksud pada huruf d) sama dengan proses verifikasi kepada Pemenang sebagaimana dimaksud pada huruf a), b), c), dan d).(3) pemenang/Pemenang Cadangan yang lulus verifikasi menjadi Pemenang terverifikasi.h. Penyampaian Ulang Dokumen Penawaran atau Pemilihan Ulang Dalam hal Pokja ULP memutuskan untuk penyampaian ulang dokumen penawaran atau pemilihan ulang, maka Pokja ULP harus memasukkan alasan penyampaian ulang dokumen penawaran atau pemilihan ulang.i. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)i. PPK membuat dan mencetak SPPBJ melalui aplikasi SPSE.ii. PPK menandatangani SPPBJ yang telah dibuat dan dicetak melalui aplikasi SPSE.iii. PPK mengirimkan hasil pemindaian SPPBJ melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia barang/jasa yang ditunjuk.iv. Dalam hal aplikasi SPSE belum dapat mengakomodir pembuatan SPPBJ maka PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) di luar aplikasi SPSE (offline),menginputkan informasi dan mengunggah (upload) hasil pemindaian SPPBJ pada aplikasi SPSE. j. Penandatanganan Kontraki. PPK membuat dan mencetak kontrak melalui aplikasi SPSE.ii. PPK menandatangani kontrak yang telah dibuat dan dicetak melalui aplikasi SPSE.iii. Pemenang pemilihan melakukan penandatanganan kontrak dengan PPK di luar aplikasi SPSE.iv. Dalam hal aplikasi SPSE belum dapat mengakomodir pembuatan Kontrak maka PPKmembuat dan mencetak Kontrak di luar aplikasi SPSE (offline) dan PPK memasukkan informasi dan mengunggah (upload) hasil pemindaian (scan) dokumen kontrak pada aplikasi SPSE.k. Pengenaan Sanksii. Apabila Penyedia barang/jasa melakukan pelanggaran terhadap persyaratan dan ketentuan penggunaan SPSE, pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan berlaku, atau masuk ke dalam daftar hitam maka LPSE atau Pengelola Agregasi Data Penyedia dapat menonaktifkan kode akses Pengguna SPSE.ii. Dalam hal Penyedia barang/jasa telah ditetapkan ke dalam daftar hitam, maka LPSE atau Pengelola Agregasi Data Penyedia dapat memasukkan Penyedia barang/jasa ke dalam menu daftar hitam di dalam aplikasi SPSE.3. Audit1. Persiapana. Auditor/pemeriksa yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk melakukan pemerikasaan terhadap paket pengadaan, menyerahkan surat tugas kepada LPSE untuk mendapatkan hak akses untuk masuk ke dalam aplikasi SPSE melalui fiture-Audit.b. LPSE menerima, menyimpan, dan menerbitkan kode akses terhadap personil yang tercantum dalam surat tugas instansi yang memilikitugas pokok dan fungsi audit/pemeriksaan.2. Pelaksanaana. Proses audit pengadaan secara elektronik dilaksanakan melalui fasilitas yang disediakan dalam aplikasi SPSE.b. Auditor dan/atau pemeriksa yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap paket pengadaan, hanya dapat mengakses informasi atau data, mengunduh (download) dan membuka file, baik yang disampaikan oleh Pokja ULP maupun peserta pemilihan paket pekerjaan yang menjadi objek audit sebagaimana tercantum dalam surat tugas.c. Auditor dan/atau pemeriksa yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk melakukan pemerikasaan terhadap paket pengadaan, dapat menemui Pokja ULP untuk memperoleh informasi dan dalam rangka proses audit paket pemilihan tertentu.

C. Bagian Ketiga E-PurchasingE-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik. E-purchasing diselenggarakan dengan tujuan :1. Terciptanya proses Pemilihan Barang/Jasa secara langsung melalui sistem katalog elektronik (E-Catalogue) sehingga memungkinkan semua ULP/Pejabat Pengadaan dapat memilih Barang/Jasa pada pilihan terbaik ; dan2. Efisiensi biaya dan waktu proses Pemilihan Barang/Jasa dari sisi Penyedia Barang/Jasa dan Pengguna Barang/Jasa. Dalam rangka e-Purchasing, LKPP akan menyelenggarakan sistem katalog elektronik (e-Catalogue) sekurang-kurangnya memuat informasi teknis dan harga Barang/Jasa. Dalam rangka pengelolaan sistem katalog elektronik, LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan Penyedia Barang/Jasa untuk Barang/Jasa tertentu. Berdasarkan Kontrak Payung (framework contract) tersebut, LKPP akan menayangkan daftar barang beserta spesifikasi dan harganya pada sistem katalog elektronik dengan alamat www.e-katalog.lkpp.go.id.Prosedur E-Purchasing1. E-Purchasing dilaksanakan melalui aplikasi E-Purchasing pada SPSE yang dikembang dan dikelola oleh LKPP2. Ketentuan E-Purchasing terdiri dari :a. Prosedur E-Purchasing yang tercantum dalam lampiran peraturan kepala inib. Syarat dan ketentuan penggunaan yang melekat pada aplikasi E-Purchasingc. Panduan pengguna aplikasi E-Purchasing Tahapan Prosedur E-Purchasing1. Persiapana. PPKi. PPk yang belum mendapatkan kode akses aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai pengguna SPSE untuk mendapatkan user id dan password SPSEii. PPK menetapkan nama barang/jasa, spesifikasi teknis, harga perkiraan sendiri (HPS) barang/jasa harus berdasarkan pada E-Catalouge elektronik yang ditayangkan di Portal Pengadaan Nasionaliii. PPK menyampaikan surat yang berisikan nama barang/jasa, spesifikasi teknis, HPS, dan rancangan perjanjian pembelian barang/jasa kepada Pokja ULP/ Pejabat Pengadaaniv. Surat beserta lampirannya dapat berbentuk dokumen elektronikb. Pokja ULP/Pejabat Pengadaanc. Penyedia barang/jasaPenyedian barang/jasa yang belum mendapatkan kode akses aplikasi SPSE wajib melakukan pendaftaran pada aplikasi SPSE dan melaksanakan verofolaso pada LPSE untuk mendapatkan user id dan password aplikasi SPSE.2. Pelaksanaan E-Purchasinga. Pembuatan paketPokja ULP/Pejabat Pengadaan membuat paket pembelian barang/jasa melalui E-Purchasing, berdasarkan informasi yang diberikan oleh PPK dan data barang/jasa yang terdapat pada sistem E-Catalogueb. Pengiriman permintaan pembelian barang/jasaPokja ULP/Pejabat Pengadaan mengirimkan permintaan pembelian barang/jasa kepada penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem E-Catalogue melalui aplikasi E-Purchasingc. Persetujuan pembelian barang/jasaPenyedia barang/jasa memberikan persetujuan atas permintaan pembelian barang melalui aplikasi E-Purchasingd. Perjanjian pembelian barang/jasai. PPK dan Penyedia barang/jasa melakukan perjanjian pembelian barang/jasa sesuai dengan ketentuan peraturan pengadaan barang/jasa pemerintahii. Pokja ULP menginput informasi dan/atau mengunggah bukti perjanjian pembelian barang/jasa pada aplikasi E-Purchasing

D. Bagian Keempat - Layanan Pengadaan Secara Elektronik (1) Gubernur/Bupati/Walikota membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.(2) K/L/I dapat membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/pejabat Pengadaan dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.(3) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan pada Kementrian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN yang tidak membentuk LPSE,dapat melaksanakan Pengadaan secara elektronik dengan menjadi pengguna LPSE terdekat.(4) Fungsi pelayanan LPSE paling kurang meliputi :a.Administrator sistem elektronikb.Unit registrasi dan verifikasi penggunac.Unit layanan pengguna(5) LPSE wajib menyusun dan melaksanakan standar prosedur operasional serta menandatangani kesepakatan tingkat pelayanan (Service Level Agreement) dengan LKPP.(6) LKPP melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelengaaraan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.

E. Bagian Kelima - Portal Pengadaan Nasional(1) LKPP membangun dan mengelola Portal Pengadaan Nasional.(2) K/L/D/I wajib menayangkan Rencana Umum Pengadaan dan pengumuman Pengadaan di website Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing masing dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.(3) Website masing-masing Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi wajib menyediakan akses kepada LKPP untuk memperoleh informasi Rencan Umum Pengadaan dan pengumuman Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

BAB IIIKESIMPULANPerusahaan asing yang ikutserta dalam proses pengadaan barang/jasa di Indonesia yang diatur dalam peraturan pengadaan barang dan jasa ini adalah perusahaan yang berbadan usaha dan berkedudukan di luar wilayah hukum Republik Indonesia serta bukan merupakan perusahaan penanaman modal asing. Perusahaan asing dapat mengikuti lelang barang/jasa dengan syarat nilai lelang tertentu dan perusahaan asing ini tetap harus bekerja sama dengan perusahaan dalam negeri dengan bidang yang sama dalam proses pengadaan.Pengadaan secara elektronik (e-Procurement) adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pengadaan secara elektronik ini dilakukan melalui e-tendering dan e-purchasing. Proses Pengadaan Barang/Jasa pemerintah secara elektronik ini akan lebih meningkatkan dan menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pembelanjaan uang negara. Selain itu, proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik ini juga dapat lebih menjamin tersedianya informasi, kesempatan usaha, serta mendorong terjadinya persaingan yang sehat dan terwujudnya keadilan (non discriminative) bagi seluruh pelaku usaha yang bergerak dibidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

DAFTAR PUSTAKAKONSOLIDASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 DAN PERUBAHANNYA TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASAPEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG E-TENDERING

SURAT EDARAN KEPALA LKPP TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SISTEM E- PURCHASING

LKPP. 2010. Modul Penggunaan E-Procurement: Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama