Peritonitis

21
Peritonitis Et Causa Demam Typhoid

description

peritonitis

Transcript of Peritonitis

Artritis Bakterialis

Peritonitis Et Causa Demam Typhoid

Skenario 10Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut hebat pada seluruh perutnya sejak 6 jam yang lalu. Orang tua pasien tersebut mengatakan, sejak 10 hari yang lalu, pasien demam naik turun terutama pada malam hari, disetrai mual, konstipasi dan anoreksia. Sejak 3 hari yang lalu, keadaan pasien semakin melemah dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum lemah, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 95x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38,5oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen, tampak distensi abdomen.

Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui Tidak adaRumusan MasalahSeorang laki-laki berusia 20 dengan keluhan nyeri perut hebat pada seluruh perutnya sejak 6 jam yang lalu, demam naik turun terutama pada malam hari, disetrai mual, konstipasi dan anoreksia sejak 10 hari yang lalu. Dan keadaan pasien semakin melemah dan hanya bisa berbaring di tempat tidur ini mengalami penyakit Peritonitis et causa Demam typhoid.Analisis MasalahRMPemeriksaan Fisik (2)Patofisiologi (7)Anamnesis (1)Pemeriksaan Penunjang (4)Diagnosis (3)Etiologi (5)Epidemiologi (6)Penatalaksanaan (9)Prognosis (8)Manifestasi Klinik(10)Non-medica mentosa (10b)Medica mentosa (10a)WD DDHipotesisSeorang laki-laki berusia 20 dengan keluhan nyeri perut hebat pada seluruh perutnya sejak 6 jam yang lalu, demam naik turun terutama pada malam hari, disetrai mual, konstipasi dan anoreksia sejak 10 hari yang lalu. Dan keadaan pasien semakin melemah dan hanya bisa berbaring di tempat tidur ini mengalami penyakit Peritonitis et causa Demam typhoid.AnamnesisIdentitas : nama, umur,dll

Keluhan utama :

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Pola makan : sehari-hari

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat pengobatan

Pemeriksaan fisikinspeksi: keadaan umum pasienPalpasi : adanya defence muscular, atau spasmePerkusi : menilai distensiAuskuktasi : tidak/ada bising usus

Keadaan umum:KesadaranTanda vital : Tensi, nadi, respirasi, suhu.Status generalisSuara usus biasanya hipoaktif atau menghilang dan dapat dijumpai kekakuan abdomen. Pasien lebih menyukai posisi berbaring telentang dan akan merasa sangat tidak nyaman jika bergerak atau dipalpasiPemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratoriumhematologi radiologiKimia klinik, (Enzim hati) (SGOT, SGPT)imunologi, (Widal/Rapid test = D/ Demam Tifoid / Paratifoid : titer O = 1/160 ) (Salmonella typhi / paratyphi (reagen). mikrobiologi, (uji kultur) (aerob/anaerob)

Diagnosis BandingPeritonitis primer:Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial secarahematogen pada cavum peritoneum dan tidak ditemukan fokusinfeksi dalam abdomen.Penyebabnya bersifat monomikrobial,biasanya E. Coli, Sreptococus atau Pneumococus.

Diagnosis Banding Peritonitis tersier :Peritonitis yang disebabkan oleh jamur, Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan. Merupakan peritonitis yang disebabkan oleh iritan langsung,sepertii misalnya empedu, getah lambung, getah pankreas, danurine.

peritonitis et causa typhoidDemam typoid adalah penyakit sistemik yang disebabkan oleh bakteri salmonela typii dan salmonela paratypii yang masuk kedalam tubuh manusia. menyerang saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan pada kesadaran.

Peritonitis merupakan peradangan akut maupun kronis pada peritoneum parietale, dapat terjadi secara lokal (localized peritonitis) ataupun menyeluruh (general peritonitis). disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri.Etiologi Salmonella typhiBatang gram negatif, gerak negatifHidup aerob/anaerob fakultatifLaktosa Glukosa +Tahan dingin

Epidemiologi Perforasi karena demam typhoid merupakan komplikasi yang serius dan menjadi perhatian bagi ahli bedah diseluruh dunia, hal ini disebabkan karena demam thyphoid masih merupakan masalah kesehatan umum di negara-negara berkembang. Dari pasien typhoid berkembang menjadi perforasi.Patofisiologi

KomplikasiInfeksi lukaLuka gagal menutupAbses abdominalKegagalan multiorgan & shock septickGagal ginjal & ketidak seimbangan cairan elektrolit dan pHPerdarahan mukosa gastrointestinalObstruksi intestinalTatalaksanaPenggantian cairan & elektrolit yang hilang (iv)Pemberian antibiotikaGol sefalosporin : cefotiam, ceftriaxoneGol aminoglikosida : gentamicin, ampicilinGol kuinolon : norfloxacin, ofloksacin, levofloxacin, ciprofloxacinGol beta lactam: meropenem, imipenemEvaluasi bedah sebaiknya segera dilakukan karena eksplorasi bedah mungkin diperlukan untuk mengevaluasi adanya organ dalam yang mengalami perforasi.

PrognosisPrognosis Buruk bila tidak ditangani dengan baik.

KesimpulanPenanganan utama pada pasien ini adalah pemberian antibiotik yang tepat untuk eradikasi kuman, pemberian cairan serta transfusi darah apabila telah terjadi pendarahan intestinal. Pemilihan antibiotik sebaiknya yang berspektrum luas agar tidak hanya mengatasi bakteri salmonella typhi tetapi juga mengatasi kemungkinan adanya bakteri-bakteri lain yang memperberat infeksi.