7. peritonitis

22
PERITONITIS

Transcript of 7. peritonitis

Page 1: 7. peritonitis

PERITONITIS

Page 2: 7. peritonitis

ASTRI CAHYANI P 27224012 132

DIAN RATNASARI P 27224012 136

LILIS SRIYANI N. P 27224012 149

RADHIYATAM M. P 27224012 156

RENI DEVI N.S. P 27224012 158

KELOMPOK 7

Page 3: 7. peritonitis

• Peritonitis adalah peradanganyang biasanya disebabkan olehinfeksi pada selaput ronggaperut(peritoneum).

• Peritoneum adalah selaputtipis dan jernih yang membungkus organ perut dandinding perut sebelah dalam.

PERITONITIS (Radang Selaput Rongga Perut)

Page 4: 7. peritonitis

ETIOLOGI1. Bakteri : E.coli, klebsiella, proteus dan pseudomonas.2. Organisme berasl dari penyakit saluran

gastrointestinal atau pada wanita dari organ reproduktif internal.

3. Sumber eksternal seperti : cedera atau trauma, inflamasi yang luas dari organ di luar area peritoneum.

4. Penyakit-penyakit yang lain seperti appendicitis, ulkus peptikum, divertikulitis dan perforasi usus.

5. Proses pembedahan : bedah abdominal dan dialysis peritoneal. (Smeltzer,S.C,2001).

Page 5: 7. peritonitis

Klasifikasi

a. Peritonitis Bakterial Primer

b. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)

c. Peritonitis tersier

Page 6: 7. peritonitis

a. Peritonitis Bakterial Primer

Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial secara hematogenpada cavum peritoneum dan tidak ditemukan fokus infeksi dalamabdomen. Penyebabnya bersifat monomikrobial, biasanya E. Coli,Sreptococus atau Pneumococus. Peritonitis bakterial primer dibagimenjadi dua, yaitu:

1. Spesifik : misalnya Tuberculosis2. Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis an Tonsilitis.

Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalahadanya malnutrisi, keganasan intraabdomen, imunosupresidan splenektomi. Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan sindromnefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dansirosis hepatis dengan asites.

Page 7: 7. peritonitis

Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)

• Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasitractusi gastrointestinal atau tractus urinarius. Pada umumnyaorganisme tunggal tidak akan menyebabkan peritonitis yang fatal.Sinergisme dari multipel organisme dapat memperberat terjadinyainfeksi ini. Bakteri anaerob, khususnya spesies Bacteroides,dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalammenimbulkan infeksi.Selain itu luas dan lama kontaminasi suatu bakteri jugadapat memperberat suatu peritonitis. Kuman dapat berasal dari:

• Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk kedalam cavum peritoneal.

• Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitisyang disebabkan oleh bahankimia, perforasi usus sehingga feceskeluar dari usus.

• Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intraabdominal, misalnya appendisitis.

Page 8: 7. peritonitis

Peritonitis tersier

• Peritonitis yang disebabkan oleh jamur

• Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan.

• Merupakan peritonitis yang disebabkan oleh iritan langsung, seperti misalnya empedu, getah lambung, getah pankreas, dan urine.

Page 9: 7. peritonitis

Patofisiologi

• Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organabdomen ke dalam rongga bdomen sebagai akibat dariinflamasi, infeksi, iskemia, trauma atau perforasitumor. Terjadinya proliferasi bacterial, terjadinyaedema jaringan dan dalam waktu singkat terjadieksudasi cairan. Cairan dalam rongga peritonealmenjadi keruh dengan peningkatan jumlah protein, seldarah putih, debris seluler dan darah. Respons segeradari saluran usus adalah hipermotilitas, diikuti olehileus paralitik disertai akumulasi udara dan cairandalam usus.

Page 10: 7. peritonitis

Manifestassi Klinis

Tanda-tanda peritonitis relative sama dengan infeksi berat yaitu demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, tatikardi, dehidrasi hingga menjadi hipotensi. Nyeri abdomen yang hebat . Dinding perut akan terasa tegang karena mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk menghindari palpasinya yang menyakinkan atau tegang karena iritasi peritoneum.

Page 11: 7. peritonitis

Lanjut..

– Syok (neurogenik, hipovolemik atau septik) terjadi pada beberpa penderita peritonitis umum.

– Demam

– Distensi abdomen

– Nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus, atrofi umum, tergantung pada perluasan iritasi peritonitis.

– Bising usus tak terdengar pada peritonitis umum dapat terjadi pada daerah yang jauh dari lokasi peritonitisnya.

– Nausea

– Vomiting

– Penurunan peristaltik.

Page 12: 7. peritonitis

Tanda-Tanda Peritonitis, yaitu sebagai berikut :

æ Demam tinggi

æ Pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia

æ Takikardi

æ Dehidrasi

æ Hipotensi

Page 13: 7. peritonitis
Page 14: 7. peritonitis

Pemeriksaan Diagnostik

a. Test laboratorium

1. Leukositosis

2. Hematokrit meningkat

3. Asidosis metabolic (dari hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien peritonitis didapatkan PH =7.31, PCO2= 40, BE= -4 )

Page 15: 7. peritonitis

b. X. Ray

Dari tes X Ray didapat foto polos abdomen 3posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan:

• Illeus merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis.

• Usus halus dan usus besar dilatasi.

• Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.

Page 16: 7. peritonitis

Gambaran Radiologis• Posisi tidur, untuk melihat distribusi usus, preperitonial fat,

ada tidaknya penjalaran. Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus di proksimal daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan (Herring bone appearance).

• Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus. Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedang jika panjang-panjang kemungkinan gangguan di kolon.Gambaran yang diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid level.

• Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis diperoleh adanya air fluid level dan step ladder appearance.

Page 17: 7. peritonitis

Penatalaksanaan

1. Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan focus utamadari penatalaksanaan medik.

2. Analgesik untuk nyeri, antiemetik untuk mual dan muntah.3. Intubasi dan penghisap usus untuk menghilangkan distensi

abdomen.4. Terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk

memperbaiki fungsi ventilasi.5. Therapi antibiotik6. Prosedur Bedah Evaluasi bedah sebaiknya segera dilakukan karena

eksplorasi bedah mungkin diperlukan untuk mengevaluasi adanyaorgan dalam yang mengalami perforasi

7. Tujuan utama tindakan bedah adalah untuk membuang materipenginfeksi dan diarahkan pada eksisi, reseksi, perbaikan, dandrainase

Page 18: 7. peritonitis
Page 19: 7. peritonitis

Faktor-faktor yang harus diperhatikan

1. Akses ke dalam kavum peritoneum harus cukup luas untukmenjamin lapangan operasi yang adekuat.

2. Kultur bakteri untuk pemeriksaan aerob dan anaerob perludilakukan. Cairan eksudasi dari kavum abdomen harus disedotkeluar

3. Sumber infeksi harus ditemukan dan dihilangkan.4. Seluruh abdomen harus diperiksa untuk memisahkan perlekatan

usus dan mengangkat abses kecil.5. Dilakukan dekompresi pada usus halus yang distensi dengan

mengevakuasi isinya melalui lambung dengan suction6. Kavum abdomen diirigasi dengan beberapa liter RL atau saline

untuk mengeluarkan kebocoran isi usus, fibrin, darah, dan bakteri.7. Dinding abdomen harus ditutup dengan hati-hati karena dalam

keadaan tegang.8. Perawatan pasca operasi meliputi antibiotika, drainase

gastrointestinal,dan terapi suportif.

Page 20: 7. peritonitis

Daftar Pustaka

• http://chatcit.com/peritonitis-radang-selaput-rongga-perut/

• http://healthyenthusiast.com/peritonitis.html

• http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/03/02/peritonitis/

• http://iramakumalasari.blogspot.com/2013/05/peritonitis.html

Page 21: 7. peritonitis
Page 22: 7. peritonitis