Ppt Peritonitis

59
DEVITA FRISKA SANTY 030.09.066 Pembimbing: dr. Hj. Endang Marsiti, Sp.B LAPORAN KASUS PERITONITIS

Transcript of Ppt Peritonitis

LAPORAN KASUS PERITONITIS

DEVITA FRISKA SANTY030.09.066Pembimbing: dr. Hj. Endang Marsiti, Sp.BLAPORAN KASUS PERITONITISIDENTITASNama: Sdr. YUsia: 16 tahun Pekerjaan: PelajarAlamat: Kranji, BekasiAgama: IslamStatus: Belum menikahNo. Rekam Medis: 03402753Tanggal kontrol : 22 November 2013

KELUHAN UTAMARIWAYAT PENYAKIT SEKARANGOS datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyerinya terasa tajam, hilang timbul, dan terus bertambah nyeri. Nyeri perut lebih terasa ketika pasien tidur telentang atau berubah posisi dari duduk ke posisi tidur dan hilang apabila posisi pasien berubah ke duduk atau bila menekukkan kaki.Awalnya pasien hanya merasakan nyeri pada ulu hati, kemudian nyerinya tersebut berpindah ke perut kanan bawah. Namun pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit nyeri juga dirasakan di bagian perut yang lain.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (2)Keluhan disertai adanya demam, nyeri kepala terutama saat bangun tidur, mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan susah BAB namun masih dapat buang angin. Pasien mempunyai riwayat tidak suka makan sayur, menyukai makanan yang pedas, dan sering makan tidak teratur.Pasien menyangkal adanya gangguan dalam buang air kecil (BAK), riwayat demam sebelumnya.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULUOs tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.Pasien memiliki riwayat gastritis. Riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, alergi, atau riwayat operasi sebelumnya disangkal oleh OS. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGATidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami hal serupa dengan OSRIWAYAT KEBIASAANPEMERIKSAAN FISIKKeadaan UmumTingkat kesadaran : Compos mentisKesan sakit : Tampak sakit beratTanda vital Tekanan darah: 110/60 mmHgNadi: 112 x/menitPernapasan: 24 x/menitSuhu: 38,7 C

STATUS GENERALISKepalaWajah simetrisRambut hitam dan distribusi merataMata :CA +/+, SI -/-, reflex cahaya langsung+/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, pupil isokorLeher: KGB tidak teraba membesarThoraks: Bentuk dada dan pergerakan dada simetrisJantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-), gallop (-)Paru-paru: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-Abdomen (Status Lokalis)EkstremitasAkral hangat (+), edema (-)

STATUS LOKALISRegio AbdomenInspeksiDatarTidak terdapat luka bekas operasiPalpasiTeraba tegangDefence muscular (+)Massa (-)Nyeri tekan pada seluruh lapang abdomenPerkusiTidak dilakukan karena OS merasa sangat nyeriAuskultasi- Bising usus menurun (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan LaboratoriumHematologiHemoglobin: 14,9 gr/dl (13 - 17,5 gr/dl)Hematokrit: 42,6 % (40 - 54 %)Leukosit: 16.000/l (5.000 - 10.000/l)Trombosit: 255.000/l (150.000 - 400.000/l)Kimia darahFungsi GinjalUreum: 44 mg/dl (20 - 40 mg/dl)Kreatinin: 1,25 mg/dl (0,5 - 1,5 mg/dl)ElektrolitNatrium: 132 mmol/L (135 - 145 mmol/L)Kalium: 3,8 mmol/L (3,5 - 5 mmol/L)Chlorida: 92 mmol/L (94-111 mmol/L)

DIAGNOSISPeritonitis ec Appendisitis Perforasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG ANJURANRESUMESeorang laki-laki, usia 16 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi dengan keluhan benjolan keluhan nyeri perut sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut lebih terasa ketika pasien tidur telentang atau berubah posisi dari duduk ke posisi tidur dan hilang apabila posisi pasien berubah ke duduk atau bila menekukkan kaki. Keluhan disertai adanya demam, nyeri kepala terutama saat bangun tidur, mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan susah BAB namun masih dapat buang angin. Pasien mempunyai riwayat tidak suka makan sayur, menyukai makanan yang pedas, dan sering makan tidak teratur.Pada pemeriksaan fisik region abdomen didapatkan abdomen teraba tegang / keras, defence muscular (+), nyeri tekan pada seluruh lapang abdomen, dan bising usus menurun. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis.

PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSAPENATALAKSANAAN OPERATIFPROGNOSISTINJAUAN PUSTAKAPERITONITISPeradangan peritoneum (membran serosa yang melapisi rongga abdomen dan menutupi visera abdomen)Penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronisANATOMI DINDING PERUTLAPISAN DINDING PERUTPERITONEUMLAPISAN PERITONEUMVASKULARISASI DINDING PERUTPERSARAFAN DINDING PERUTDipersarafi secara segmental olehN. Thorakalis VI XII dan N. Lumbalis I

ETIOLOGIPATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINISNyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan, bernafas, batuk, atau mengejan. Keluhan lain misalnya demam, mual muntah, sulit BAB, tidak dapat buang anginPEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum biasanya tidak baikDemam

INSPEKSIPada peritonitis biasanya akan ditemukan perut yang membuncit dan tegang atau distensiPALPASINyeri tekan pada seluruh lapang abdomenDefence muskular (rigidity) adanya proses inflamasi yang mengenai peritoneum parietale (nyeri somatik)PERKUSINyeri ketokPerkusi abdomen hipertimpaniPekak hepar menghilangAUSKULTASIPEMERIKSAAN LABORATORIUMGAMBARAN RADIOLOGISFoto polos abdomen 3 posisi :Tiduran telentang (supine)Duduk atau setengah dudukTiduran miring ke kiri (left lateral decubitus = LLD)Terlihat kekaburan pada cavum abdomen, preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra peritoneal.

USG ABDOMENGambaran appendisitis perforasi :Dilatasi lumen, dinding tebal

DIAGNOSIS BANDINGPENATALAKSANAAN KONSERVATIFPrinsip umum pengobatan adalah mengistirahatkan saluran cerna dengan :Memuasakan pasienDekompresi saluran cerna dengan pemasangan pipa nasogastrik atau intestinalPengganti cairan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravenaPemberian antibiotik yang sesuaiPembuangan fokus septik (appendiks) atau penyebab radang lainnya

PENATALAKSANAAN DEFINITIFPembedahanLaparotomiLaparoskopiDrainKOMPLIKASIPROGNOSISPeritonitis lokal dan ringan adalah baikPeritonitis umum prognosisnya lebih burukAPPENDISITISPeradangan dari appendiks vermiformisPenyebab abdomen akut yang paling sering

EPIDEMIOLOGIPria dibanding wanita = 3:1Appendisitis dapat ditemukan pada semua usia.Insidensi tertinggi pada kelompok usia 20 hingga 30 tahunETIOLOGIPeranan lingkunganAsupan rendah serat akan berkontribusi pada perubahan motilitas, flora normal, dan kondisi lumen, yang selanjutnya menjadi predisposisi terbentuknya fecalith Peranan Obstruksi (faktor dominan)Closed-loop obstruction, dimana fecalith menjadi penyebab tersering. Penyebab obstruksi lainnya ialah hiperplasia jaringan limfoid pada mukosa dan submukosa, biji-bijian, neoplasma seperti karsinoma dan tumor karsinoid terjadi pada sekitar 2% kasus, atau oleh benda asing, yang sangat jarang terjadi serta bola cacing(Ascaris).Peranan dari Flora Kolonik NormalAspirasi pada apendiks yang inflamasi sekitar 60% adalah anaerob, berbeda dengan apendiks normal yang hanya sebesar 25%. Spesimen jaringan dari apendiks yang inflamasi semua memperlihatkan hasil kultur E. coli dan spesies Bacteroides. Koloni flora normal berperan dalam perkembangan appendisitis akut menjadi gangren dan perforasi.

MANIFESTASI KLINISAnamnesisBermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus (nyeri bersifat severe) beralih ke kuadran kanan bawah.Anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggiBiasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual, dan muntah.Bertambah nyeri pada pergerakan, berjalan, atau batuk

Pemeriksaan FisikTanda vital tidak terlalu berubah (bila berubah : tanda-tanda komplikasi)Demam ringan (37,5-38o C)Bising usus normal atau sedikit menurunNyeri yang menunjukan tanda rangsang peritoneum lokal di Mc Burney (Nyeri tekan, nyeri lepas, dapat terdapat defence muscular)

Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsungRovsing signNyeri kanan bawah pada tekanan kiriBlumberg signNyeri kanan bawah bila tekanan kiri dilepaskanNyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedanObturator signPsoas signRectal toucher Nyeri tekan pada jam 9

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan LaboratoriumLeukosit rata-rata10.000 - 18.000/l, >20.000/l mungkin menunjukan perforasiShift to the left, dominan PMNImagingUSG abdomen

PENATALAKSANAANTerapi pilihan satu-satunya adalah pembedahan (appendictomy)Operasi tergantung waktu :Appendisitis akut Segera, dilakukan persiapan operasiAppendisitis perforasi (cito)Lokal atau difus, segera lakukan laparotomiPerbaikan KU dengan infus, pemberian antibiotik untuk gram (-) dan (+) serta kuman anaerob dan pemasangan NGT dilakukan sebelum operasi

KOMPLIKASIAkut: infeksi luka operasiKronis: perlengketan, ileus obstruksi

PROGNOSISMortalitas0,1% pada appendisitis akut3% bila ruptur15% bila ruptur pada geriatri

KESIMPULANPeritonitis adalah peradangan peritoneum (membran serosa yang melapisi rongga abdomen dan menutupi visera abdomen) merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ abdomen, perforasi saluran cerna, atau dari luka tembus abdomen.Adanya darah atau cairan dalam rongga peritonium akan memberikan tanda tanda rangsangan peritoneum. Rangsangan peritoneum menimbulkan nyeri tekan dan defence muskular, pekak hati bisa menghilang akibat udara bebas di bawah diafragma. Peristaltik usus menurun sampai hilang akibat kelumpuhan sementara usus.Penatalaksanaan dari peritonitis yaitu dekompresi saluran cerna dengan pemasangan pipa nasogastrik atau intestinal, penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena, pemberian antibiotik yang sesuai, dan pembuangan dari fokus infeksi dari organ abdomen. Prognosis untuk peritonitis lokal adalah baik, sedangkan untuk peritonitis umum yaitu lebih buruk.

TERIMA KASIH