Peritonitis Ppt

14
Pembimbing : dr. M. Junias Sinaga, Sp.B

Transcript of Peritonitis Ppt

  • Pembimbing : dr. M. Junias Sinaga, Sp.B

  • Definisi Peritonitis adalah keadaan akut abdomen akibat peradangan sebagian atau seluruh selaput peritoneum parietale atau visceral pada rongga abdomen. Penyebab tersering adalah perforasi dari organ lambung, colon, kandung empedu dan apendiks. Infeksi dapat juga menyebar dari organ lain yang menjalar melalui darah.

  • EtiologiPenyebab yang paling serius dari peritonitis adalah terjadinya suatu hubungan (viskus) kedalam rongga peritoneal dari organ-organ intraabdominal (esophagus, lambung, duodenum, intestinal, colon, rectum, kandung empedu, apendiks dan saluran kemih), yang dapat disebabkan oleh trauma, darah yang menginfeksi peritoneal, benda asing, obstruksi dari usus yang mengalami strangulasi, pankreatitis, PID (Pelvic Inflamatory Disease) dan bencana vascular (trombosis dari mesenterium/emboli).

  • KlasifikasiInfeksi peritoneal diklasifikasikan menjadi: 1. primer (spontan)Penyebab terbanyak dari peritonitis primer adalah peritonitis yang disebabkan karena bakteri yang muncul secara spontan (spontaneous bacterial peritonitis) yang sering terjadi karena penyakit kronis. Peritonitis primer dibedakan menjadi (1) spesifik yaitu peritonitis yang disebabkan oleh infeksi kuman yang spesifik seperti kuman TB. (2) Non Spesifik yaitu peritonitis yang disebabkan oleh infeksi kuman yang non spesifik seperti pneumonia

  • 2. sekunder (berhubungan dengan proses patologi yang berlangsung di organ dalam),peritonitis sekunder merupakan bentuk peritonitis yang paling sering terjadi, disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infeksi transmural) organ-organ dalam dengan inokulasi bakteri rongga peritoneal. Berbeda dengan SBP, peritonitis sekunder lebih banyak disebabkan bakteri gram positif yang berasal dari saluran cerna bagian atas.

  • Gejala klinisAnamnesis :nyeri pada seluruh lapangan perut kadang disertai dengan :- Demam- Mual / Muntah- BAB tidak ada khas- kadang mencret

  • Pemeriksaan fisik :InspeksiPada inspeksi, pemeriksa mengamati adakah jaringan parut bekas operasi menunjukkan kemungkinan adanya adhesi, perut membuncit dengan gambaran usus atau gerakan usus yang disebabkan oleh gangguan pasase. Pada peritonitis biasanya akan ditemukan perut yang membuncit dan tegang atau distended

  • Palpasi- Defans muskular (perut memapan)- Nyeri tekan pada seluruh lapangan perut

  • PerkusiPerkusi. Nyeri ketok menunjukkan adanya iritasi pada peritoneum, adanya udara bebas atau cairan bebas juga dapat ditentukan dengan perkusi melalui pemeriksaan pekak hati dan shifting dulnesss. Pada pasien dengan peritonitis, pekak hepar akan menghilang, akibat dari perforasi usus yang berisi udara sehingga udara akan mengisi cavum peritoneum sehingga pada perkusi hepar terjadi perubahan redup menjadi timpani dan perkusi abdomen hipertimpani karena adanya udara bebas.

  • AuskultasiAuskultasi dilakukan untuk menilai apakah terjadi penurunan suara bising usus. Pasien dengan peritonitis umum,bising usus akan melemah atau menghilang sama sekali, hal ini disebabkan karena peritoneal yang lumpuh sehingga menyebabkan usus ikut lumpuh/tidak bergerak`(ileus paralitik).

  • PenatalaksanaanPrinsip umum pengobatan adalah mengistirahatkan saluran cerna dengan memuasakan pasien, pemberian antibiotic yang sesuai, dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik atau intestinal, penggantian cairan dan elekrtolit yang hilang yang dilakukan secara intravena .Pada pasien dengan akut peritonitis eksplorasi laparatomi perlu segera dilakukan.

  • Prognosis

    Angka mortalitas umumnya adalah 40%. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis, antara lain :Jenis infeksinya/penyakit primerDurasi/lama sakit sebelum infeksiKeganasanGagal organ sebelum terapiGangguan imunologisUsia dan keadaan umum penderita

  • Keterlambatan penanganan 6 jam meningkatkan angkamortalitas sebanyak 10-30%. Pasien dengan multiple trauma 80% berahkir dengan kematian. Peritonitis yang berlanjut, abses abdomen yang persisten, anastomosis yang bocor, fistula intestinal mengakibatkan prognosis yang jelek.