Periodontitis

13
PERIODONTITIS Dikenal sebagai penyakit inflamasi pada jaringan penyangga dari gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme sebagai hasil dari kerusakan progressive dari ligament periodontal dan tulang alveolar dengan pocket formation, recession atau keduanya. Sebagian Periodontitis merupakan akibat penumpukan plak dan karang gigi di antara gigi dan gusi. Akan terbentuk kantong di antara gigi dan gusi dan meluas ke bawah di antara akar gigi dan tulang bawahnya. Kantong ini mengumpulkan plak dalam suatu lingkungan yang bebas oksigen, yang mempermudah pertumbuhan bakteri. Jika keadaan ini berlanjut, pada akhirnya banyak tulang rahang di dekat kantong yang rusak sehingga menyebabkan gigi lepas. Periodontitis ditandai dengan peradangan ginggiva (gingivitis), pembentukan pocket (kantong gigi patologis), kerusakan ligament periodontal, serta kerusakan alveolar, sehingga menyebabkan gigi menjadi goyang dan akhirnya lepas. Rencana terapi untuk Periodontitis adalah dengan premedikasi yaitu dengan pemberian antibiotic untuk menyembuhkan proses radang pada gigi, dan pemberian analgetik untuk menghilangkan rasa sakit. Setelah gigi penyebab tidak terasa sakit, gigi tersebut dapat diekstraksi untuk menghilangkan fokus infeksi. Secara klinikal yang membedakan periodontitis dengan gingivitis adalah adanya perlekatan yang hilang. Hal ini sering diikuti oleh periodaontal pocket formation dan perubahan pada kepadatan dan ukuran dari tulang alveolar. Tanda klinikal dari inflamasi seperti perubahan warna, kontur, konsistensi dan perdarahan pada saat probing, tidak selalu menjadi indicator positif dari hilangnya pelekatan. Tetapi apabila perdarahan yang terjadi

description

-

Transcript of Periodontitis

Page 1: Periodontitis

PERIODONTITIS

Dikenal sebagai penyakit inflamasi pada jaringan penyangga dari gigi yang disebabkan oleh

mikroorganisme sebagai hasil dari kerusakan progressive dari ligament periodontal dan tulang

alveolar dengan pocket formation, recession atau keduanya. Sebagian Periodontitis merupakan

akibat penumpukan plak dan karang gigi di antara gigi dan gusi. Akan terbentuk kantong di

antara gigi dan gusi dan meluas ke bawah di antara akar gigi dan tulang bawahnya. Kantong ini

mengumpulkan plak dalam suatu lingkungan yang bebas oksigen, yang mempermudah

pertumbuhan bakteri. Jika keadaan ini berlanjut, pada akhirnya banyak tulang rahang di dekat

kantong yang rusak sehingga menyebabkan gigi lepas. Periodontitis ditandai dengan peradangan

ginggiva (gingivitis), pembentukan pocket (kantong gigi patologis), kerusakan ligament

periodontal, serta kerusakan alveolar, sehingga menyebabkan gigi menjadi goyang dan akhirnya

lepas. Rencana terapi untuk Periodontitis adalah dengan premedikasi yaitu dengan pemberian

antibiotic untuk menyembuhkan proses radang pada gigi, dan pemberian analgetik untuk

menghilangkan rasa sakit. Setelah gigi penyebab tidak terasa sakit, gigi tersebut dapat

diekstraksi untuk menghilangkan fokus infeksi.

Secara klinikal yang membedakan periodontitis dengan gingivitis adalah adanya perlekatan

yang hilang. Hal ini sering diikuti oleh periodaontal pocket formation dan perubahan pada

kepadatan dan ukuran dari tulang alveolar. Tanda klinikal dari inflamasi seperti perubahan

warna, kontur, konsistensi dan perdarahan pada saat probing, tidak selalu menjadi indicator

positif dari hilangnya pelekatan. Tetapi apabila perdarahan yang terjadi berlanjut pada tindakan

probing selanjutnya maka dapat menjadi indicator adanya perlekatan yang hilang pada daerah

perdarahan yang terkait dengan periodontitis

Etiologi dan Patofisiologi

Penyebab Periodontitis dipengaruhi beberapa factor, yaitu factor local dan sistemik.

Periodontitis sering terjadi akibat perluasan infeksi dari karies yang tidak dirawat sampai

akhirnya menjadi gangrene.

Faktor lokal :

a. Bakteri Pathogen

disebabkan oleh bakteri pathogen. Namun untuk mengidentifikasi bakteri

pathogen ini sulit karena periodontal microbiota merupakan sebuah komunitas

mikroorganisme yang kompleks.

Page 2: Periodontitis

a. Dental plak

Ada beberapa hipotesis yang berkaitan anatara plak dengan periodontal disease :

- Nonspecific Plaque Hypothesis : bahwa periodontal disease merupakan hasil dari elaborasi

dari produk2 berbahaya dari seluruh plaque flora. Berdasarkan pada hipotesis ini adalah

bahwa control dari periodontal disease bergantung pada jumlah akumulasi plak.

- Specific Plaque Hypothesis : menyatakan bahwa hanya sebagian plak saja yang patogen

dan patogenitasnya bergantung pada peningkatan beberapa mikroorganisme spesifik (ex.

A. actinomycetemcomitans pada localized aggressive gingivitis).

b. Kalkulus

Kalkulus adalah suatu masa yang terdeposit pada permukaan gigi, biasanya pada sela-sela gigi.

Pada kalkulus biasanya melekat bakteri plak yang menghasilkan produknya.

Letak kalkulus

- Supra Gingiva : karang gigi yang berada diatas ginggiva

- Sub Ginggiva : karang gigi yang terdapat di bawah ginggiva

c. Food impaction

Food impaction adalah terdesaknya makanan/sisa makanan dalam jaringan peridontum terutama

ginggivaoleh karena tekanan pengunyahan sering terjadi pada bagian interproximal. Merupakan

tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan produknya dapat mengiritasi ginggiva.

Penyebab food impaction:

1. Hilangnya titik kontak pada gigi yang berdekatan (renggang atau terdapat karies site 2)

2. Hubungan marginan ridges yang tidak rata pada gigi-gigi yang berdekatan.

3. Plunger cusp = Cusp yang cenderung mendesak makanan secara interproksimal karena

perubahan posisi gigi akibat kegagalan menggantikan gigi yang hilang.

4. Bukaan daerah embrassure yang memungkinkan terjepitnya makanan.

5. Hubungan kontak yang tidak utuh.

Akibat dari Food impaction :

Page 3: Periodontitis

Ingin mengorek makanan dari

ginggiva

Timbul rasa gatal

Sakit menjalar ke rahang

Bau busuk

Resesi ginggiva

Terbentuknya pocket gigi

Pembentukan abses akar.

Karies akar.

Kerusakan tulang alveolar.

Inflamasi gingiva dengan perdarahan

dan perasaan yang tidak

menyenangkan di area yang terlibat.

d. Trauma gigi

Trauma gigi diakibatkan karena adanya tekanan oklusal pada pengunyahan, jaringan

periodontum menerima daya tekan yang besar. Lama kelamaanjaringan periodontum mengalami

pelebaran, sehingga daerah tersebut mudah menjadi focus infeksi, atau bias juga karena daya

tekan yang besar yang diteruskan sampai ke akar gigi dan jaringan periodontum sekitar,

sehingga mudah terjadi inflamasi atau peradangan pada daerah tersebut.

e. Karies gigi

Karies yang terus menerus meluas sampai profunda dan juga karies proximal yang

menyebabkan hilangnya titik kontak antara gigi yang bersebelahan.

f. Gigi gangrene

Perluasan infeksi daerah gangrene gigi ke jaringan yang paling dekat yaitu jaringan

g. Periodontitis yang diakibatkan oleh pengaruh obat-obatan (medicine) dan merokok.

f.Faktor yang berhubungan dengan restorasi

Margin Restorasi : margin yang overhanging dari dental restoration dapat

menyebabkan periodontal disease karena : mengubah keseimbangan ecologic antara

sulkus gingival dengan area yang menjadi tempat pertumbuhan disease-associated

organism, menghambat akses pasien untuk dapat membersihkan akumulasi plak.

Kontur/Open Contact : mahkota dan restorasi yang overkontur dapat mengakibatkan

palk terakumulasi dan mencegah mekanisme self-cleaning dari pipi, lidah dan bibir.

Sedangkan restorasi yang underkontur dapat menyebabkan perubahan pada oklusi dan

mastikasi.

Matrial Restorasi yang dipilih : secara garis besar material tidak berpengaruh langsung

terhadap periodontal disease keculai self-curing acrylics. Walaupun surface texture dari

Page 4: Periodontitis

masing-masing restorative material berbeda dalm retain plak namun plak tersebut dapat

dibersihkan jika material yang digunakan dipolish dan menjaga oral hygine.

Design of Removable Partial Dentures : beberapa bukti menunjukkan bahwa setelah

penempatan dari partial dentures terjadi peningkatan peradangan gingiva, periodontal

pocket formation, dan gerakan dari gigi menjadi terbatas. Hal ini dapat terjadi apabila

partial denture mengcover gingival tissue sehingga akumulasi plak dapat terbentuk.

Restorative Dentistry Procedure : penggunaan dari rubber dam clamps, matrix band,

dan bur dapt menyebabkan varying degree dari taruma mekanis dan peradangan.

Maloklusi : adanya bentuk yang iregular dari malkoklusi membuat kontrol plak menjadi

semakin sulit. Restorasi yang tidak conform terhadap pola oklusal akan menyebabkan

oklusal disharmoni yang akan menyebabkan injury pada jaringan periodontal. Pada

gambaran histologi jaringan periodontium akibat trauma oklusi adalah pelebaran space

ligamen periodontal, reduksi dari serat kolagen oblique dan horizontal, peningkatan

vaskularitas dan infiltrasi leukosit, serta peningkatan jumlah osteoklas dalam alveolar

bone.

Faktor sistemik :

Dengan adanya penyakit sistemik tertentu merupakan salah satu predisposisi terjadinya

penyakit gigi dan dapat memperberat penyakit gigi yang sudah ada. Misalnya pada

penyakit diabetes mellitus, gangguan metabolisme karbohidrat memiliki resiko lebih

tinggi untuk menjadi infeksi sehingga aktivitas vitamin C dalam tubuh menurun dan

mudah terjadi kerusakan jaringan periodontal.

KLASIFIKASI periodontal diseases secara umum: (AAP World Workshop in clinical

Periodontics,1989)

1. Chronic periodontitis

Karakteristik:

a. Banyak terjadi pada orang dewasa tapi bisa menyerang anak kecil juga.

b. Jumlah dari destruksinya konsisten dengan factor local.

c. Terkait dengan pola variable microbial.

d. Sering ditemukan subgingival kalkulus.

e. Kecepatan progressive penyakitnya lambat tapi dalam waktu tertentu dapat

menyerang dengan cepat.

Page 5: Periodontitis

f. Dapat berkembang atau terkait dengan penyakit sistemik seperti diabetes

mellitus dan HIV, local factor predisposing of periodontitis, dan factor

lingkungan seperti rokok dan stress.

Klasifikasi

a. localized form - <30% dari tempat terkena.

b. Generalized - >30% dari tempat terkena.

c. Slight – 1-2mm dari perlekatannya hilang secara klinikal.

d. Moderate – 3-4mm dari perlekatannya hilang secara klinikal.

e. Severe – lebih dari 5 mm perlekatannya hilang secara klinikal.

2. Aggressive periodontitis

Karakteristik secara umum

a. Hilangnya perlekatan secara cepat dan destrucsi tulang.

b. Sejumlah microbial terdeposit secara inkonsisten dengan penyakit lainnya.

c. Familial aggregation pada penyakit individual.

Karakteristik yang tidak umum

a. Tempat penyakit terinfeksi oleh Actinobacillus actinomycetemcomitans.

b. Fungsi fagosit yang abnormal.

c. Makrofag menjadi hiperresponsif sehingga meningkatkan produksi PGE2 dan

IL-iβ.

d. Dalam beberapa kasus terjadi self-arresting disease progression.

Klasifikasi

a. Localized form

Penyakit Circumpubertal

Terjadi di molar 1 dan incisor dengan perlekatan proksimal hilang pada

paling tidak 2 gigi tetap dan salah satunya adalah M1.

Serum antibody robust merespon kepada agen infeksi.

b. Generalized form

Biasanya menyerang orang di bawah 30 tahun.

Terjadi hilangnya perlekatan pada paling sedikit 3 gigi selain m1 dan

incisor.

Serum antibody hanya sedikit yang merespon agen infeksi.

3. Periodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemik

Hematologic disorders

a. Acquired neutropenia

Page 6: Periodontitis

b. leukimia

Genetic disorders – Familial and cyclic neutropenia, down syndrome, sindron

defisiensi andesi leukosit, sindrom papilion-lefevre, sindrom chediak-higashi,

sindrom histiocytosis, penyakit glycogen storage, infantile genetic

agranulocytosis, sindrom cohen, sindrom ehlers-danlos(tipe IV dan VIII AD),

hypophosphatasia, dll.

Tidak terdefinisi

Klasifikasi lain periodontitis

1. AAP World Workshop in clinical Periodontics,1989

a. Adult periodontitis

Terjadi pada usia >35 tahun.

Kecepatan dari progressi penyakit lambat

Tidak terdeteksi pada system pertahanan dari hostnya.

b. Early onset periodontitis

Terjadi pada usia <35 tahun.

Kecepatan dari progressi penyakit cepat

Terdeteksi pada system pertahanan dari hostnya.

Berhubungan Dengan mikroflora specific.

c. Periodontitis terkait penyakit sistemik

Penyakit sistemik sebagai predisposing factor yang mempercepat penyebaran

periodontitis.

Penyakitnya biasanya diabetes, down syndrome, HIV, Papillon-lefevre

syndrome.

d. Necrotizing ulcerative periodontitis – seperti acute necrotizing ulcerative

gingivitis tapi tidak ada perlekatan yang hilang.

e. Refractory periodontitis - Periodontitis yang sudah terjadi tapi tidak direspon

dengan perawatan.

2. European Workshop on Periodontology,1993

a. Adult periodontitis

Terjadi pada usia ±40 tahun.

Kecepatan dari progressi penyakit lambat

Tidak berakibat pada system respon dari hostnya.

b. Early onset periodontitis

Terjadi pada usia awal 40 tahun.

Page 7: Periodontitis

Kecepatan dari progressi penyakit cepat

Berakibat pada system respon dari hostnya.

c. Necrotizing periodontitis – jaringan nekrosis dengan hilangnya perlekatan dan

tulang.

Gejala

Kadang pasien tidak merasakan rasa sakit ataupun gejala lainnya. Biasanya tanda-tanda yang

dapat diperhatikan adalah :

Gusi berdarah saat menyikat gigi

Gusi berwarna merah, bengkak, dan lunak.

Terlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi.

Terdapat nanah di antara gigi dan gusi.

Gigi goyang.

Gambar 3. gusi yang turun akibat periodontitis

Bila Anda menemukan tanda-tanda di atas, segera berkonsultasi dengan dokter gigi Anda.

Pemeriksaan

Dokter gigi biasanya akan melakukan pemeriksaan klinis pada jaringan gusi dan melihat apakah

ada gigi-gigi yang mengalami kegoyangan. Hubungan antara gigi-gigi rahang atas dan bawah

saat menggigit juga akan diperiksa.

Page 8: Periodontitis

Gambar 4. Pemeriksaan kedalaman poket

Kemudian dokter gigi akan melakukan pemeriksaan yang disebut periodontal probing, yaitu

teknik yang digunakan untuk mengukur kedalaman poket (kantong yang terbentuk di antara gusi

dan gigi). Kedalaman poket ini dapat menjadi salah satu petunjuk seberapa jauh kerusakan yang

terjadi.

Sebagai tambahan, pemeriksaan radiografik (x-rays) juga perlu dilakukan untuk melihat tingkat

keparahan kerusakan tulang.

Perawatan

Pada kasus-kasus periodontitis yang belum begitu parah, biasanya perawatan yang diberikan

adalah root planing dan kuretase, yaitu pengangkatan plak dan jaringan yang rusak dan

mengalami peradangan di dalam poket dengan menggunakan kuret. Tujuan utamanya adalah

menghilangkan semua bakteri dan kotoran yang dapat menyebabkan peradangan. Setelah

tindakan ini, diharapkan gusi akan mengalami penyembuhan dan perlekatannya dengan gigi

dapat kembali dengan baik.

Pada kasus-kasus yang lebih parah, tentunya perawatan yang diberikan akan jauh lebih

kompleks. Bila dengan kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket tidak berkurang, maka perlu

dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut gingivectomy. Tindakan operasi ini dapat

dilakukan di bawah bius lokal.

Pada beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa diatasi dengan perawatan di atas, dapat

dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur yang meliputi pembukaan jaringan gusi,

Page 9: Periodontitis

kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang meradang di bawahnya.

Antibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di bawahnya.

Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien sendiri juga sangat penting.

Pencegahan Periodontitis

Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang

tersangkut di antara celah gigi-geligi.

Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut,

misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine. Lakukan konsultasi terlebih

dahulu dengan dokter gigi Anda dalam penggunaan obat kumur tersebut.

Berhenti merokok

Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk kontrol rutin

dan pembersihan.