Perhitungan Parameter Kinerja Persimpangan
-
Upload
arif-kurnia-raharja -
Category
Documents
-
view
19 -
download
4
Transcript of Perhitungan Parameter Kinerja Persimpangan
PERHITUNGAN PARAMETER KINERJA PERSIMPANGAN
Dari data diperoleh bahwa :
Q total =2412 smp/jam Rasio belok kiri ( PLT ) = 0,05141 Rasio belok kanan (PRT) = 0,074627 Rasio jalan minor terhadap jalan utama = 0,132
Berpedoman pada metoda MKJI tahun 1997 untuk simpang tak
bersinyal maka hasil perhitungan elemen simpang diperoleh sebagai
berikut:
1. Perhitungan ratio belok dan ratio arus lalu lintas
Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT)
FLT = 0,84 + 1,61 . PLT = 0,92
Faktor Penyesuaian Belok Kanan (FRT)
FRT = 1,09 – 0,922 . PRT = 1,02
2. Perhitungan faktor penyesesuaian lebar pendekat ( Fw)
Lebar rata–rata semua pendekat
WI = ( A/2 + B/2 + C/2) / 3 = 4,333
Maka Fw = 0,73 + 0,0760 . Wi = 1,09
Dengan WI= 4,3 maka tipe simpang adalah 322 nilai kapasitas dasar-nya (Co) = 2700 smp/jam, maka :
Tipe Simpan
g
Jalan pendekat
Wi
LajurKapasitas
dasarJalan minor Jalan mayor Jalan
minorJalan
mayorWA WB WD WBD322 3,5 4,5 5 4,75 4,3 2 2 2700
3. Perhitungan faktor penyesesuaian ratio arus jalan minor (FMI )
PMI = QMI / QTOT = 0,066
FMI = Karena PMI <0,1 maka FMI simpang 322 adalah 1,05
4. Perhitungan kapasitas simpang
C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Dengan ukuran penduduk spesifikasi kota sedang (penduduk kurang dari 1.000.000 jiwa, tabel terlampir), didapat Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS) = 0,94
Penyesuaian jalan mayor tanpa median (FM) = 1,00 Dari soal dikatakan bahwa wilayah residensial dengan hambatan samping rendah
dan diikuti dengan rasio kendaraan tak bermotor yang mendekati 0,05 maka didapatkan FRSU= 0,93
C = 2700 x 1,06 x 1 x 0,94 x 0,93 x 0,92 x 1,02 x 1,11 =2629 smp/jam
5. Perhitungan Derajat Jenuh ( DS)
DS = QTOT / C,
Maka diperoleh DS = 2412/2629= 0,95
Selanjutnya, tundaan yang terjadi serta prosentase peluang antrian yang dapat terjadi, dapat dihitung sebagai berikut :
1). Perhitungan Tundaan Simpang (D)
Rumus: D = DG + DTI (det/smp)
DG = Tundaan geometrik simpang
DG = (1 - DS) x (PT x 6 + (1 - PT) x 3) + DS x 4
dimana: DG = tundaan geometrik simpang
DS = derajat kejenuhan
PT = ratio belok total
Maka diperoleh:
DG = 3,97 det/smp
DT1 = Tundaan lalu lintas simpang
DT1 = 1,116 / (0,2742 – 0,2042 . 0,95) – (1 – 0,95) . 2 = 12,04 det/smp
Maka diperoleh D= D+DT1= 15,87 det/smp
2). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan mayor (DTMA)
DMA = 1,05034 / (0,346 – 0,246 . DS) – (1 - DS) . 1,8
= 9,22 det/smp
3). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI)
DMI = ( QTOT x DTI - QMA x DTMA) / QMI
= 64,72 det/smp
4). Perhitungan peluang antrian (QP)
QP% = 9,02 . DS + 20,66 . DS2 + 10,49 . DS3= 36%
QP% = 47,71 . DS - 24,68 . DS2 + 56,47 . DS3= 71%
Pilihan Q DS DT Dma Dmi DG D QP1 2412 0,94786
1 12,92043 9,215522 64,72018 3,96757
6 16,88801 36-71%
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari perhitungan parameter kinerja persimpangan tak bersinyal di ruas jalan Salatiga- Simo- Boyolali didapatkan fakta bahwa:
1. Persimpangan tersebut memiliki Degree of Saturation 0,952. Tundaan simpang yang terjadi 17 detik3. Tundaan jalan utama 9,2 detik4. Tundaan jalan minor 65 detik5. Peluang untuk terjadi antrian 36%-71%
Kondisi diatas menyebabkan kendaraan seringkali tidak dapat mencapai kecepatan yang direncanakan.
Dalam kenyataannya, persimpangan tersebut ada pada jalur yang menghubungkan Semarang-Solo, sehingga untuk mengatasi kepadatan yang ada sebenarnya ada pada pembangunan Tol Semarang-Solo, namun untuk memenuhi dalam konteks tugas maka alternatif yang kami tawarkan adalah pelebaran jalan.
Kami memilih opsi untuk melebarkan jalan, karena dalam kondisi sosial Indonesia, dimana ada paradigma “peraturan dibuat untuk dilanggar”, sebuah peraturan sulit untuk dijadikan andalan dalam mengatasi masalah lalu lintas.
Lebar jalan yang kami inginkan adalah 14 m untuk ruas Boyolali, dan 12 m untuk ruas Salatiga, angka itu kami pilih agar Wi mencapai angka 5,5 dimana angka tersebut adalah angka minimal agar dari MKJI jalan dapat dibuat menjadi 4 lajur.
PERHITUNGAN KINERJA PERSIMPANGAN SETELAH TREATMENT
1. Perhitungan ratio belok dan ratio arus lalu lintas
Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT)
FLT = 0,84 + 1,61 . PLT = 0,92
Faktor Penyesuaian Belok Kanan (FRT)
FRT = 1,09 – 0,922 . PRT = 1,02
2. Perhitungan faktor penyesesuaian lebar pendekat ( Fw)
Lebar rata–rata semua pendekat
WI = ( A/2 + B/2 + C/2) / 3 = 5,5
Maka Fw = 0,62 + 0,0646 . Wi = 0,976
Dengan WI= 5,5 maka tipe simpang adalah 324 nilai kapasitas dasar-nya (Co) = 3200 smp/jam, maka :
Tipe Simpan
g
Jalan pendekat
Wi
LajurKapasitas
dasarJalan minor Jalan mayor Jalan
minorJalan
mayorWA WB WD WBD324 3,5 7 6 6,5 5,5 2 4 3200
3. Perhitungan faktor penyesesuaian ratio arus jalan minor (FMI )
PMI = QMI / QTOT = 0,066
FMI = untuk persimpangan 343, dengan PMI <0,1 maka digunakan FMI 1,3
4. Perhitungan kapasitas simpang
C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Dengan ukuran penduduk spesifikasi kota sedang (penduduk kurang dari 1.000.000 jiwa, tabel terlampir), didapat Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS) = 0,94
Penyesuaian jalan mayor tanpa median (FM) = 1,00 Dari soal dikatakan bahwa wilayah residensial dengan hambatan samping rendah
dan diikuti dengan rasio kendaraan tak bermotor yang mendekati 0,05 maka didapatkan FRSU= 0,93
C = 3200 x 0,98 x 1 x 0,94 x 0,93 x 0,92 x 1,3 x 1,552 =3342 smp/jam
5. Perhitungan Derajat Jenuh ( DS)
DS = QTOT / C,
Maka diperoleh DS = 2412/3342= 0,72
Selanjutnya, tundaan yang terjadi serta prosentase peluang antrian yang dapat terjadi, dapat dihitung sebagai berikut :
1). Perhitungan Tundaan Simpang (D)
Rumus: D = DG + DTI (det/smp)
DG = Tundaan geometrik simpang
DG = (1 - DS) x (PT x 6 + (1 - PT) x 3) + DS x 4
dimana: DG = tundaan geometrik simpang
DS = derajat kejenuhan
PT = ratio belok total
Maka diperoleh:
DG = 3,827 det/smp
DT1 = Tundaan lalu lintas simpang
DT1 = 1,0504 / (0,2742 – 0,2042 . 0,96) – (1 – 0,96) . 2 = 11,93 det/smp
Maka diperoleh D= D+DT1= 11,55 det/smp
2). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan mayor (DTMA)
DMA = 1,05034 / (0,346 – 0,246 . DS) – (1 - DS) . 1,8
= 5,73 det/smp
3). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI)
DMI = ( QTOT x DTI - QMA x DTMA) / QMI
= 35,56 det/smp
4). Perhitungan peluang antrian (QP)
QP% = 9,02 . DS + 20,66 . DS2 + 10,49 . DS3= 21%
QP% = 47,71 . DS - 24,68 . DS2 + 56,47 . DS3= 43%
Pilihan Q DS DT Dma Dmi DG D QP1 2412 0,72166
1 7,724834 5,733524 35,56607 3,82690
4 11,55174 21-43%
ANALISIS SETELAH TREATMENT
Setelah dilakukan pelebaran jalan maka akan didapatkan data:
1. Persimpangan tersebut memiliki Degree of Saturation 0,722. Tundaan simpang yang terjadi 11,55 detik3. Tundaan jalan utama 5,72 detik4. Tundaan jalan minor 35,56 detik5. Peluang untuk terjadi antrian 21%-43%
Jalan menjadi nyaman digunakan, dan lancar untuk memenuhi kebutuhan transportasi Semarang-Solo.
TUGAS RLL
PERENCANAAN PERBAIKAN KINERJA PERSIMPANGAN
KELOMPOK 11HARI MIFTAHUL ROHMAT
21010111140199
YOHANES ARWADI21010111130154
HARLIANI KARTIKA P.21010111130166
DINAR NS21010111140
ARIF KURNIA RAHARJA21010111140246