persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

23
PERSIMPANGAN BERSINYAL DAN TAK BERSINYAL OLEH: ATALINE MULIASARI 3 106 206 702

Transcript of persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Page 1: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

PERSIMPANGAN BERSINYAL DAN TAK BERSINYAL

OLEH:

ATALINE MULIASARI

3 106 206 702

Page 2: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

BAB IPENDAHULUAN

Kemacetan lalu lintas di Jakarta makin hari makin parah. Ini merupakan cerminan dari ruwetnya situasi republik yang membuat para penentu kebijakan tidak bisa menyeimbangkan pemakaian/jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan.

Sistem pikir, termasuk perencanaan dan kemauan politik bangsa ini macet sehingga pembiayaan pun macet akibat macetnya sistem ekonomi, politik, dan sosial.

Tidak hanya di jantung republik, kemacetan struktural akibat gagalnya otoritas kewenangan membenahi sejak dini permasalahan kota itu juga melanda kota besar lain seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

Page 3: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

PENDAHULUAN(lanjutan……..)

Jika kendaraan roda empat saja panjangnya rata-rata empat meter dan secara serempak dibariskan, maka butuh lahan sepanjang (sekitar 3,2 juta x 4 meter) 12.800 kilometer.

Sehingga tak akan bisa tertampung pada ruas jalan yang tersedia.

Padahal, selain kendaraan milik warga Jakarta, setiap hari masuk lebih dari 1,2 juta kendaraan dari daerah-daerah sekitar Jakarta.

Secara kasatmata situasi itu dapat dilihat dari macetnya arus lalu lintas di jalan tol dalam kota.

Page 4: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

PENDAHULUAN(lanjutan……..)

Proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang dibangun di sejumlah tempat di Jakarta sering dikeluhkan lamban oleh masyarakat.

Kelambatan dan kemacetan makin menjadi-jadi karena buruknya manajemen lalu lintas selama masa konstruksi.

Manajemen lalu lintas selama konstruksi seharusnya dirancang dengan baik dan diatur dalam kontrak.

Misalnya dilakukan dengan pengalihan kendaraan, rute baru, lampu-lampu atau rambu lalu lintas yang dipasang khusus selama konstruksi.

Selama itu tidak ada, bukan hanya Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok yang akan macet.

Page 5: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

BAB IIPERSIMPANGAN BERSINYAL DAN TAK BERSINYAL

Persimpangan merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap kemacetan akibat konflik pergerakan kendaraan.

Konflik pergerakan ini menyebabkan tundaan, kemacetan dan kecelakaan.

Jika arus lalu lintas terlalu tinggi, masalah yang ditimbulkan karena adanya konflik meningkat, sehingga pemasangan lampu lalu lintas perlu dilakukan.

Selama ini pengaturan persimpangan dilakukan dengan tanpa lampu lalu lintas (unsignalized) dan dengan menggunakan lampu lalu lintas (signalized).

Page 6: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

PERSIMPANGAN BERSINYAL DAN TAK BERSINYAL(lanjutan……………)

Kedua sistem tersebut dilakukan berdasarkan pada kondisi arus lalu lintas dan geometrik simpang.

Penggunaan lampu lalu lintas saat ini dapat lebih dioptimalkan dengan sistem koordinasi antar persimpangan.

Tetapi besarnya optimasi yang dihasilkan akibat diterapkannya koordinasi antar simpang dipengaruhi oleh iringan kendaraan (platoon), sehingga tergantung dari panjang jalan antara kedua persimpangan tersebut.

Page 7: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

PERSIMPANGAN BERSINYAL DAN TAK BERSINYAL(lanjutan……………)

Kemacetan lalulintas (congestion) di jalan terjadi karena ruas jalan tersebut sudah mulai tidak mampu menerima/melewatkan luapan arus kendaraan yang datang secara lancar.

Hal ini dapat terjadi karena pengaruh hambatan/gangguan samping (side friction) yang tinggi, sehingga mengakibatkan penyempitan ruas jalan (bottleneck), seperti: parkir di badan jalan (on road parking), berjualan/pasar di trotoar dan badan jalan, pangkalan beca dan angkot, kegiatan sosial yang menggunakan badan jalan (pesta atau kematian) dan pedestrian (berjalan di badan jalan dan menyeberang jalan).

Selain itu, kemacetan juga sering terjadi akibat manajemen persimpangan (dengan atau tanpa lampu) yang kurang tepat, ditambah lagi tingginya aksesibilitas ke guna lahan (land use) di sekitar sisi jalan tersebut.

Page 8: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Dampak dan kerugian materi akibat kemacetan lalulintas di Perkotaan

Dampak dan kerugian materi yang langsung dirasakan akibat kemacetan lalulintas, adalah:

– Bagi pelaku pergerakan (users), seperti: pemborosan bahan bakar minyak (BBM), penambahan waktu perjalanan (travel time) dan stress (sebagai pemicu penyakit darah tinggi, jantung dsb),

– Bagi lingkungan sekitar jalan (non-users), seperti: polusi (udara dan suara), kedatangan pengunjung ke fungsi lahan di sekitar jalan semakin berkurang (parkir, pertokoan, restoran atau plaza), sehingga memperkecil pendapatan fungsi lahan tersebut.

Page 9: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Dampak dan kerugian materi akibat kemacetan lalulintas di Perkotaan(lanjutan………….)

Pada masa pra-kebijakan satu arah di jalan suatu kota, besaran distribusi arus lalulintas menurut kedua arah pada ruas jalan umumnya hampir sama, hanya sedikit perbedaan hanya pada waktu jam sibuk (peak hours) pagi dan sore saja.

Namun, yang terjadi saat sekarang adalah pemberlakuan satu arah, sehingga mengakibatkan:

– Terjadinya bottleneck di persimpangan akibat peralihan arus satu arah menjadi dua arah mengakibatkan tingkat kemacetan semakin khususnya pada jam sibuk sore.

– Menambah titik rawan dan menambah tingkat kemacetan di ruas-ruas jalan persimpangan lain akibat dari pengalihan distribusi arus lalulintas.

Page 10: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Dampak dan kerugian materi akibat kemacetan lalulintas di Perkotaan(lanjutan………….)

– Mengurangi aksesibilitas di sekitar jalan akibat arus satu arah tersebut, mengakibatkan kerugian bagi pengguna lahan di sekitar ruas jalan, seperti: demand ke pasar/pertokoan dan parkir.

– Pengalihan rute angkutan kota ke beberapa ruas jalan lain, yang sebelumnya melewati ruas jalan. Mengingat banyaknya trayek dan jumlah armada angkutan umum yang melewati ruas jalan tersebut serta penambahan jarak rute angkutan yang semakin panjang (pengalihan yang semrawut, tanpa perencanaan yang matang /sesuka angkot), mengakibatkan kesemrawutan/kemacetan lalulintas. Ditambah lagi kerugian bagi angkutan karena berkurangnya penumpang, jumlah rit berkurang dan jarak perjalanan bertambah.

– Penambahan tugas berat dan biaya yang besar serta jumlah petugas keamanan (DLLAJ, Polisi) yang banyak, khususnyapada masa pelaksanaan kebijakan.

Page 11: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Permasalahan yang terjadi di persimpangan tak bersinyal.

Contoh studi kasus yang terdapat pada persimpangan disekitar daerah Ngagel Madya Surabaya.

Disana terdapat suatu sekolah dengan jumlah siswa yang sangat tinggi yaitu TK, SD, SMP Santa Clara.

Pada kondisi pagi hari antara pukul 06.00 hingga pukul 07.45 kemacetan tidak dapat dihindarkan karena jumlah kendaraan roda empat yang melewati jalan tersebut sangat tinggi.

Demikian pula pada jadwal pulang sekolah sekitar pukul 13,00 hingga pukul 14.00.

Studi kasus ini dilakukan saat melaksanakan tugas survey lalu lintas mata kuliah Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Lalu Lintas Program Pasca Sarjana ITS tahun 2006.

Page 12: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Permasalahan yang terjadi di persimpangan tak bersinyal.(lanjutan……………)

Secara umum metodologi untuk menyelesaikan studi ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu survai pendahuluan, identifikasi permasalahan, pengumpulan data, analisa data, dan alternatif perbaikan .

Bagan alir metodologi studi dampak lalu lintas Santa Clara secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

– Studi NSPM Studi ini sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan semua

kegiatan studi Analisa dampak lalu lintas. Studi ini merupakan sumber dari semua rujukan yang berupa peraturan.

Page 13: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Permasalahan yang terjadi di persimpangan tak bersinyal.(lanjutan……………)

– Survai Pendahuluan Survai awal untuk mendapatkan gambaran secara umum kondisi

lalulintas dan sebagai dasar perencanaan survai data primer.– Identifikasi Permasalahan

Dilakukan setelah survai pendahuluan di lokasi studi dan tujuannya adalah menguraikan jenis permasalahan apa yang timbul di lokasi studi.

– Tinjauan Pustaka Tahap ini mempelajari literatur yang dibutuhkan dalam pemecahan

masalah guna membuka wacana dan memperdalam teori yang relevan.

– Pengumpulan Data Dilakukan setelah survai pendahuluan dan identifikasi permasalahan.

Tujuannya adalah mendapatkan data yang selanjutnya menjadi dasar analisa kondisi saat ini dan analisa usulan perbaikan kondisi saat ini.

Page 14: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Survai Traffic Counting

Adalah survai pencacahan kendaraan yang lewat di sepanjang ruas Jalan Ngagel Madya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui volume kendaraan yang lewat pada ruas Jalan Ngagel Madya.

Form survai traffic counting dapat dilihat pada Interval waktu pencatatan adalah tiap lima belas menit.

Dari hasil survai traffic counting, volume masing jenis kendaraan pada form survai traffic counting dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni kendaraanl ringan/penumpang (Light Vehicle, LV), kendaraan berat (Heavy Vehicle, HV), sepeda motor (Motorcycle, MC) dan kendaraan tak bermotor (Unmotorised, UM).

Page 15: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Survai Hambatan Samping

Adalah survai pencacahan aktivitas-aktivitas penyebab hambatan samping.

Tujuan dari survai ini adalah untuk mengetahui besarnya hambatan samping secara kualitatif.

Form survai hambatan samping dapat dilihat jenis aktivitas yang menjadi hambatan samping adalah parkir kendaraan, pergerakan pejalan kaki (baik yang menyeberang atau yang berjalan di pinggir jalan), kendaraan yang berjalan melambat dan kendaraan yang bergerak keluar masuk dari dan ke Jalan Ngagel Madya.

Interval waktu pencatatan adalah tiap lima belas menit. Khusus untuk kendaraan parkir yang dicatat adalah nomor kendaraan dan jenis kendaraan yang parkir.

Page 16: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Survai Geometrik

Adalah survai pengukuran panjang dan lebar penampang melintang ruas Jalan Ngagel Madya.

Selain itu survai geometrik juga mengukur jumlah ruang parkir dan posisi parkir kendaraan saat ini di Jalan Ngagel Madya.

Form survai geometrik dapat dilihat pada

Page 17: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Lokasi studi

Page 18: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Skematis lokasi yang akan dianalisa tingkat kinerjanya

Page 19: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Potongan geometrik jalan

3,50 m 3,50 m

Shoulder yang diberi perkerasan

Lajur Lalu Lintas

Lajur Lalu Lintas

2,00 m

CL

2,00 m

Shoulder yang diberi perkerasan

Page 20: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Kondisi sebelum ada antrian

Page 21: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Kondisi persimpangan sebelum ada antrian

Page 22: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Kondisi mulai ada antrian

Page 23: persimpangan bersinyal dan tak bersinyal(3)

Perlu adanya bantuan petugas