LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

34
KELOMPOK 3 Ama Muttahizi Ahadan Auhan Asep Saefulloh Dirgantara Rajiv Hardianto Fany Rizki Syaiftiawan Ginanjar Adhimarta Grace Dana Ayori Hasan Fastajii Bulloh Mutiara Nurul Faadhilah Tito Sucipto Konstruksi Sipil 2 Pagi SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN

description

persimpanagan jl. siliwangi depok

Transcript of LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Page 1: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

KELOMPOK 3

Ama Muttahizi Ahadan Auhan Asep Saefulloh Dirgantara Rajiv Hardianto Fany Rizki Syaiftiawan Ginanjar Adhimarta Grace Dana Ayori Hasan Fastajii Bulloh Mutiara Nurul Faadhilah Tito Sucipto

Konstruksi Sipil 2 Pagi

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN

Page 2: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,

hidayah dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Survey & Analisa Kapasitas

Persimpangan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konstruksi Jalan Raya 2 (KJR 2).

Adapun laporan ini dibuat untuk mempelajari dan memahami pembahasan mengenai

simpang bersinyal dan segmen jalan perkotaan. Laporan ini dapat diselesaikan karena tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari teman-teman kelas 2 sipil 2 pagi, serta pihak-pihak

terkait. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang

sebesar sebesarnya kepada teman-teman serta Bapak Dr. H. Zainal Nur Arifin selaku dosen

mata kuliah KJR 2 yang telah membimbing materi dengan cukup baik dan jelas.

Kami menyadari masih ada banyak hal yang kurang sempurna dalam laporan ini, hal

tersebut tidak terlepas dari kekurangan dalam kemampuan kami yang masih terbatas. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat membuat

laporan yang lebih baik.

Akhir kata, kami berharap supaya laporan analisa tinjauan ini berguna bagi para

pembaca umumnya dan khususnya bagi kami sendiri. Atas segala perhatiannya, kami

mengucapkan banyak terima kasih.

Depok, April 2013

Penyusun

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 2

Page 3: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………… 2

Daftar Isi …………………………………………………………………………………. 3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………. 4

1.2 Manfaat dan Tujuan …………………………………………………………. 5

1.3 Ruang Lingkup Survei dan Analisi Lalu Lintas …………………………….. 5

BAB II. DASAR TEORI ………………………………………………………………... 7

BAB III. ANALISA (Perhitungan) ……………………………………………………… 15

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….. 17

4.2 Saran …………………………………………………………………………. 17

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………… 20

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 3

Page 4: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan jalanlah

maka daerah yang satu dapat berhubungan  dengan daerah yang lainnya. Untuk menjamin agar

jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu diusahakan

peningkatan-penigkatan jalan itu.Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini

menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas.

Jalan Margonda Raya merupakan akses utama dari dan kekota Jakarta serta pintu

gerbang menuju Kota Depok. Jalan Margonda Raya merupakan pusat utama Kota Depok

dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan kawasan ini juga dilalui oleh jalur regional

Jalan Raya Bogor- Jalan Jagorawi dan sistem tranportasi kereta api Jakarta-Depok-Bogor.

Dengan faktor keuntungan lokasional menjadikan kawasan ini mempunyai posisi yang cukup

strategis dan berakses tinggi. Adapun tata guna lahan yang ada di sekitar lokasi Jalan Margonda

Raya bervariasi mulai dari perdagangan, pendidikan, jasa, perkantoran sampai dengan pedagang

kaki lima sehingga menjadikan daerah Jalan Margonda Raya menjadi pusat orientasi pergerakan

masyarakat baik dalam kota Depok sendiri maupun dari luar kota Depok. Karena yang menjadi

pusat orientasi dan berdekatan dengan lokasi terminal antar kota yang cukup besar dan

menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan seperti pada Jalan Margonda Raya dan Jalan

Siliwangi. Ditambah lagi Jalan Margonda Raya lokasinya berdekatan dengan pusat perdagangan

(Mall), sarana pendidikan (Universitas) , dan perkantoran.

Jalan Margonda Raya – Jalan Siliwangi diklasifikasikan sebagai jalan arteri. Jalan arteri

adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri–ciri perjalanan jarak jauh kecepatan

rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien, dengan peranan pelayanan jasa

distribusi untuk masyarakat dalam kota. Persimpangan pada jalan arteri diatur dengan

pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya. Jalan arteri mempunyai kapasitas

sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 4

Page 5: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Dari tahun ke tahun, dapat kita lihat peningkatan volume lalu lintas yang melintasi jalur

ini, seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di Wilayah Depok.Sementara itu, dalam

beberapa tahun terakhir Jalan Margonda Raya – Siliwangi masih terlihat padat walaupun sudah

dilakukan pelebaran jalan.Oleh karena itu, jalur ini perlu ditinjau dan daianalisa kembali

kesesuaian antara kondisi jalan dan kondisi lalu lintasnya, apakah masih sesuai dengan

klasifikasinya sebagai jalan arteri di Wilayah Depok.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan survei perhitungan volume lalu lintas

adalah untuk:

1. Mendapatkan data jumlah dan jenis kendaraan yang lewat pada suatu segmen jalan

perkotaan dan simpang bersinyal.

2. Melakukan analisis operasional dan perencanaan suatu segmen dan simpang bersinyal

berdasarkan data riil yang ada dilapangan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (MKJI).

1.3 Ruang Lingkup Survei dan Analisis Lalu Lintas

Ruang lingkup dan analisis lalu lintas dalam penyusunan laporan ini antara lain:

1. Pengukuran sederhana untuk mendapatkan data primer yaitu data geometrik jalan dan

persimpangan. Meliputi: tipe jalan, panjang segmen jalan, lebar jalur, lebar lajur, lebar

median, lebar separator, lebar bahu, keberadaan kerb, lebar trotoar, lebar pendekat, lebar

masuk persimpangan, tipe alinyemen, marka jalan, rambu lalu lintas dan jenis perkerasan

jalan yang digunakan.

2. Inventarisasi dan identifikasi kondisi lalu lintas yang terdapat pada segmen jalan dan

persimpangan. Meliputi: pemanfaatan bahu jalan, trotoar, dan lingkungan di samping jalan

yang dapat mempengaruhi karakteristik lalu lintas. Contoh: pemanfaatan bahu jalan untuk

PKL atau parkir.

3. Penggambaran potongan melintang segmen jalan yang ditinjau.

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 5

Page 6: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

4. Penggambaran hasil pengukuran sederhana dan inventarisasi permasalahan dalam peta

situasi.

5. Perhitungan dan pencatatan lalu lintas secara manual yang terklasifikasi berdasarkan jenis

kendaraan serta gerakan kendaraan yang telah ditentukan pada segmen jalan dan

persimpangan. Semua kendaraan yang lewat harus dihitung, kecuali kendaraan-kendaraan

khusus misalnya: mesin gilas, grader, kendaraan konvoi militer, tank-tank baja, pemadam

kebakaran dan lain-lain.

6. Pencatatan hambatan samping yang terjadi di sepanjang segmen jalan berdasarkan

klasifikasi yang ditentukan untuk interval waktu 1 jam dan interval jarak 200 meter.

7. Identifikasi fase sinyal yang digunakan dalam persimpangan. Meliputi: jumlah fase, gerakan

kendaraan dan waktu sinyal pada setiap fase, pengaturan belok kiri langsung, dan waktu

siklus yang digunakan.

8. Analisis operasional dan perencanaan segmen jalan dan simpang bersinyal yang ditinjau

dengan menggunakan MKJI.

9. Dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan.

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 6

Page 7: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Simpang BersinyalPersimpangan yaitu dua ruas jalan atau lebih yang saling memotong atau saling

bersilangan. (Direktorat Jendral Bina Marga : 1992 )Simpang bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari beberapa lengan dan

dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas (traf fi cli ght ).Berdasarkan MKJI 1997, adapun tujuan penggunaan sinyal lampu lalu lintas (traffic light)

pada persimpangan antara lain:1. Menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalulintaskendaraan

dari masing-masing lengan.2. Memberi kesempatan kepada kendaraan/dan pejalan kaki yang berasal dari jalan

kecil untuk memotong ke jalan utama.3. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakanantarakendaraan-

kendaraan dari arah yang bertentangan.

2.2. Tujuan Pengaturan SimpangTujuan utama dari pengaturan lalu lintas umumnya adalah untuk menjaga

keselamatan arus lalu lintas dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan terarah, tidak menimbulkan keraguan. Pengaturan lalu lintas di simpang dapat dicapai dengan menggunakan lampu lalu lintas, marka dan rambu-rambu yang mengatur, mengarahkan, dan memperingati serta pulau-pulau lalu lintas.

Selanjutnya dari pemilihan pengaturan Simpang dapat ditentukan tujuanyang ingin dicapai seperti:

1. Mengurangi maupun menghindarkan kemungkinan terjadinya kecelakaanyang berasal dari berbagai kondisi titik konflik

2. Menjaga kapasitas dari Simpang agar dalam operasinya dapat dicapai pemanfaatan

simpang yang sesuai dengan rencana.

3. Dalam operasinya dari pengaturan simpang harus memberikan petunjuk yang jelas dan pasti serta sederhana, mengarahkan arus lalu lintas pada tempatnyayang sesuai.

2.3. Gerakan Lalu Lintas pada PersimpanganTerdapat empat bentuk tipe dasar pergerakan lalu lintas padapersimpangan yang

dilihat dari sifat dan tujuan gerakan, yaitu:

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 7

Page 8: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

2.3.1 Diverging (gerakan memisah)Peristiwa berpencarnya kendaraan yang melewati suatu ruas jalan ketika

kendaraan tersebut sampai pada titik persimpangan. Konflik ini dapat terjadi pada saat kend araan mela kukan gerak an mem belok atau berga nti jalur.

2.3.2Merging

(gerakan bergabung)Peristiwa

berg abungnya kend araan yang berg erak dari bebe rapa ruas jalan ketika berg abung pada suat u titik persi mpangan, dan juga pada saat kendaraan melakukan pergerakan membelok dan bergabung.

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 8

Page 9: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

2.3.3 Weaving (gerakan menyilang)

Peristiwa terjadinya perpindahan jalur atau jalinan arus kendaraan menuju pendekat lain. Gerakan ini merupakan perpaduan dari gerakan di ver gin g dan merging.

2.3.4 Crossing (gerakan memotong)

Peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari satu jalur ke jalur lain pada persimpangan, biasanya keadaan demikian akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan. Tipe dasar gerakan crossing

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 9

Page 10: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

2.4. Lampu Lalu Lintas (Signalized Junction)Pengendalian persimpangan dengan lampu alu lintas ini memberikan hak berjalan

pertama kepada fase tertentu kemudian rambu lalu lintas serupa kepada fase lainnya. Masing-masing pergerakan mendapatkan kesempatan melintasi persimpangan dalam suatu jangka waktu tertentu dan pada saat berbeda-beda, serta dipengaruhi oleh susunan fisik persimpangan, jenis pengontrolan, volume lalu lintas, pola dan arah lalu lintas.

Lampu lalu lintas (traffic light) adalah suatu alat kendali dengan menggunakan lampu yang terpasang pada persimpangan dengan tujuan untuk mengatur arus lalu lintas. Pengaturan arus lalu lintas pada persimpangan pada dasarnya dimaksudkan untuk bagaimana pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan (vehicle group movements) dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus yang ada.Ada berbagai jenis kendali dengan menggunakan lampu lalu lintas dimana pertimbangan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi persimpangan yangada seperti volume, geometrik simpang dan sebagainya.

2.5. Karakteristik Tr a f fic Li ghtKondisi geometrik dan lalu lintas (demand ) akan berpengaruh terhadap kapasitas dan

kinerja lalu lintas pada persimpangan. Oleh karena itu, perencana harus dapat merancang sedemikian rupa sehingga mampu mendistribusikan waktu kepada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan secara proporsiona lsehingga memberikan kinerja yang sebaik-baiknya. Menurut Webster dan Cobbe (1956) optimasi lampu berdasarkan tundaan yang minimum. Sistem perlampuan lalu lintas menggunakan jenis lampu sebagai berikut:

A. Lampu hijau (green): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus bergerak maju.

B. Lampu kuning (amber): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus melakukanantisipasi, apabila memungkinkan harus mengambil keputusan untuk berlakunya lampu yang berikutnya (apakah hijau atau merah).

C. Lampu merah (red): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus berhenti padasebelum garis henti (stop line).

Perlu diketahui dengan adanya peraturan lalu lintas yang baru (PP 42 danPP 43 Tahun1993) untuk kendaraan yang belok kiri selama tidak diatur secara khusus maka kendaraan boleh belok kiri jalan terus. Perlampuan dengan berbagai nyala lampu tersebut diterapkan untuk memisahkan pergerakan lalu lintas berdasarkan waktu. Pemisahan ini diperlukan dengan khususnya untuk jenis konflik primer, namun dalam hal tertentu dapat juga diterapkan

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 10

Page 11: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

pada kondisi konflik primer. Dalam pengaturan sinyal tra ffi c li ght , terdapat beberapa parameter,yaitu:

1. Fase adalah bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagikombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas (i = indeks untuk nomor fase).

2. Waktu siklus adalah waktu untuk urutan lengkap dengan indikasi sinyal.3. Waktu hijau adalah waktu nyala hijau dalam suatu pendekat.4. Rasio hijau adalah perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus dalamsuatu

pendekat.5. Waktu merah semua (all red) adalah waktu dengan merah menyala bersamaandalam

pendekat- pendekat yang dilayani oleh dua fase sinyal yang berurutan.6. Waktu kuning adalah waktu dengan lampu kuning dinyalakan setelah hijaudalam suatu

pendekat.7. Antar hijau adalah periode kuning+merah semua antar dua fase sinyal yangberurutan.8. Waktu hilang adalah jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yanglengkap.

Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda antara waktu siklusdengan jumlah waktu hijau dalam semua fase yang berurutan.

9. Sinyal diterapkan untuk memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu lintasyang saling bertentangan dalam satu dimensi waktu.

Ada beberapa keuntungan dari pemasangan sinyal lalu lintas diantaranya adalah :A. Dapat mengurangi tingkat kecelakaan terutama pada jalan simpang, akibat terjadi

konflik untuk kendaraan-kendaraan dari arah berlawanan.B. Menghindari kemacetan simpang selama periode jam sibuk karena semua kendaraan

berjalan sesuai kapasitas yang ditentukan.C. Memberi kesempatan bagi kendaraan atau orang/pejalan kaki dari jalan simpang

untuk memotong jalan utamaD. Meningkatkan tingkat efisien simpang dengan meminimumkan panjang antrian

kendaraan, waktu tunda ataupun rasio kendaraan terhenti.E. Mempertahankan arus kendaraan simpang terutama pada saat kondisi lalu lintas jam

puncak (peak hour).

2.6. Karakteristik Sinyal Lalu LintasUntuk sebagian besar fasilitas jalan, kapasitas dan perilaku lalu-lintas terutama adalah

fungsi dari keadaan geometrik dan tuntutan lalu-Iintas. Dengan menggunakan sinyal, perancang/insinyur dapatmendistribusikan kapasitas kepada berbagai pendekat melalui pengalokasian waktu hijau pada masing pendekat. Maka dari itu untuk menghitung kapasitas dan perilaku lalu-Iintas, pertama-tama perluditentukan fase dan waktu sinyal yang paling sesuai untuk kondisi yang ditinjau.

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 11

Page 12: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Penggunaan sinyal dengan lampu tiga-warna (hijau, kuning, merah) diterapkan untuk memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu-lintas yang sating bertentangan dalam dimensi waktu. Hal ini adalah keperluan yang mutlak bagi gerakan-gerakan lalu-lintas yang datang dari jalan jalan yang saling berpotongan = konflik-konflik utama. Sinyal-sinyal dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan membelok dari lalu-lintas lurus melawan, atau untuk memisahkan gerakan lalu- lintas membelok dari pejalan-kaki yang menyeberang = konflik-konflik kedua, lihat gambar di atas

Jika hanya konflik-konflik primer yang dipisahkan, maka adalah mungkin untuk mengatur sinyal lampu lalu-lintas hanya dengan dua fase, masing-masing sebuah untuk jalan yang berpotongan, sebagaimana ditunjukan dalam gambar dibawah. Metoda ini selalu dapat diterapkan jika gerakan belok kanan dalam suatu simpang telah dilarang. Karena pengaturan dua fase memberikan kapasitas tertinggi dalam beberapa kejadian, maka pengaturan tersebut disarankan sebagai dasar dalam kebanyakan analisa lampu lalu-lintas.

Gambar berikut juga memberikan penjelasan tentang urutan perubahan sinyal dengan sistim dua fase, termasuk definisi dari waktu siklus, waktu hijau dan periode antar hijau (lihat juga bagian 2.3). Maksud dari periode antar hijau (IG = kuning + merah semua) di antara dua fase yang berurutan adalah untuk:

1. memperingatkan lalu-lintas yang sedang bergerak bahwa fase sudah berakhir.2. menjamin agar kendaraan terakhir pada fase hijau yang baru saja diakhiri memperoleh

waktu yang cukup untuk ke luar dari daerah konflik sebelum kendaraan pertama dari fase berikutnya memasuki daerah yang sama.

Fungsi yang pertama dipenuhi oleh waktu kuning, sedangkan yang kedua dipenuhi oleh waktu merah semua yang berguna sebagai waktu pengosongan antara dua fase. Waktu merah semua dan waktu kuning pada umumnya ditetapkan sebelumnya dan tidak berubah selama periode operasi. Jika waktu hijau dan waktu siklus juga ditetapkan sebelumnya, maka dikatakan sinyal tersebut dioperasikan dengan cara kendali waktu tetap.

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 12

Page 13: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Dalam sistem lama, pola waktu yang sama digunakan sepanjang hari/minggu; pada sistim yang lebih modern, rencana waktu sinyal yang berbeda yang ditetapkan sebelumnya, dan digunakan untuk kondisiyang berbeda pula, sebagai contoh, kondisi lalu-lintas puncak pagi, puncak sore dan lewat puncak. Dengan tersedianya data lalu-lintas, manual ini dapat digunakan untuk menghitung waktu-sinyal terbaik bagi setiap kondisi.

Jika pertimbangan keselamatan lalu-lintas atau pembatasan-pembatasan kapasitas memerlukan pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka banyaknya fase harus ditambah. gambar 2.7. menunjukan contoh-contoh rencana fase yang berlainan untuk keperluan tersebut. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya akan menambah waktu siklus dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian antara fase (kecuali untuk tipe tertentu dari Sinyal aktuasi kendaraan yang terkendali). Meskipun hal ini memberi suatu keuntungan dari sisi keselamatan lalu-lintas, pada umumnya berarti bahwa kapasitas keseluruhan dari simpang tersebut akan berkurang.

Berangkatnya arus lalu-lintas selama waktu hijau sangat dipengaruhi oleh rencana fase yang memperhatikan gerakan belok kanan. Jika arus belok kanan dari suatu pendekat yang ditinjau dan/atau dari arah berlawanan terjadi dalam fase yang sama dengan arus berangkat lurus dan belok kiri dari pendekat tersebut (seperti Kasus 1 dalam Gambar 2.7.), maka arus berangkat tersebut dianggap sebagai terlawan. Jika tidak ada arus belok kanan dari pendekat-pendekat tersebut, atau jika arus belok kanan diberangkatkan ketika lalu-lintas

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 13

Page 14: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

lurus dari arah berlawanan sedang menghadapi merah (seperti dalam kasus 5 dan 6 pada gambar 2.7.), arus berangkat tersebut dianggap sebagai terlindung. Pada kasus 2 dan 3 arus berangkat dari pendekat Utara adalah terlawan sebagian dan terlindung sebagian. Pada kasus 4 arus berangkat dari pendekat Utara dan Selatan adalah terlindung, sedangkan dari pendekat Timur dan Barat adalah terlawan.

2.7. Faktor yang menyebabkan masalah lalu lintas pada persimpanganArus lalu lintas lancar apabila dapat melewati simpang tanpa mengalamihambatan

atau gangguan, sehingga arus tersebut tidak mengalami masalah lalu lintas.Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi sertakeamanan perjalanan di jalan raya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan masalah tersebut secara garis besar meliputi:1. Faktor jalan (fisik).2. Faktor lalu lintas (kendaraan).3. Faktor manusia (pengemudi dan pemakai jalan).4. Fasilitas jalan.

Dalam mengevaluasi masalah kemacetan yang terjadi pada suatu simpang yang akan dievaluasi meliputi:

a) Kapasitas jalan.b) Derajat kejenuhan.c) Tundaan dan panjang antrian.

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 14

Page 15: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

d) Hambatan samping.

Yang akan disajikan pada bab-bab berikutnya, dengan dianalisis menggunakan teori-teori yang bersangkutan.

BAB III

ANALISA PERHITUNGAN

3.1 Data Segmen

Arah 1 : Jl. Margonda - (Arah Bogor).

Arah 2 : Jl. Margonda (Dari Jakarta) - Jl. Siliwangi

Arah 3 : Jl. Siliwangi - Jl. Margonda(Arah Jakarta)

Arah 4 : Jl. Siliwangi - Jl. Margonda(Arah Bogor)

Arah 5 : Jl. Margonda - (Arah Jakarta)

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 15

Page 16: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Arah 6 : Jl. Margonda (Dari Bogor) - Jl. Siliwangi

3.2 Data Geometri :

Data geometri pada jalan Margonda Raya :

Lebar jalur lalu lintas efektif 10,5 m

Lebar kerb efektif pada kedua sisi 2,0 m

Lebar median 1,0 m

Tipe jalan 6/2 D

Data geometri pada jalan Ir. Juanda :

Lebar jalur lalu lintas efektif 7,0 m

Lebar kereb efektif pada kedua sisi 1,5 m

Jalan tanpa median

Tipe jalan 2/2 UD

3.3 Data Lingkungan :

Ukuran kota dengan jumlah penduduk 1 - 3 juta penduduk

Hambatan samping :

- Banyak angkutan umum

- Banyak pejalan kaki

- Banyak kendaraan menggunakan akses sisi jalan

3.4 PerhitunganAdapun pembahasan perhitungan terdapat pada Lampiran, dengan berdasarkan cara

perhitungan tabulasi pada MKJI.

3.5 Analisis Data

Sinyal lalu lintas yang ada di Jalan Margonda Raya – Jalan Siliwangi (Depok) bekerja

dalam pengaturan tiga fase dengan hijau awal pada pendekat Timur.

Lokasi simpang bersinyal : Jl. Margonda - (Arah Bogor)

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 16

Page 17: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Berdasarkan data diatas arus jam puncak terjadi antara jam 17.00 – 18.00 dengan jumlah

kendaraan yang melewati persimpangan sebesar 1955 kendaraan. Data perhtihungan dijelaskan

sebagai berikut:

Tipe lingkungan jalan yang ditinjau merupakan daerah komersial. Dengan

mengasumsikan tingkat hambatan samping low. Persimpangan terdiri dari tiga fase yang

setiap jalurnya memiliki median (untuk lebih detainya lihat formulir SIG – I).

Data arus lalu lintas jam puncak yang telah kami survey dapat dilihat pada formulir SIG

– II.

Waktu kuning dan waktu merah semua semua dapat dilihat di formulir SIG – III.

Diperoleh Hasil perhitungan ditunjukan pada formulir SIG – IV dan formulir SIG – V.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada survey simpang bersinyal akan diketahui perilaku lalu lintas pada sebuah

persimpangan. Panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan adalah tiga hal yg menjadi tolak

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 17

Page 18: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

ukur utama untuk analisa perilaku persimpangan. Dengan kata lain, tiga hal tersebut saling

berhubungan satu sama lain dan ketiganya memiliki prinsip dasar yang saling berkaitan.

Pada survey simpang bersinyal yang kami lakukan di persimpangan juanda, dapat dilihat

panjang antrian, kendaraan terhenti, tundaan pada SIG V (terlampir). Dengan membandingkan

nilai panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan dapat ditarik kesimpulan yakni pada

persimpangan Jl. Siliwangi tergolong macet pada saat jam sibuk. Hal tersebut bisa dilihat dari

tundaan sebagai indikator pelayanan.

4.2 Saran

Dari hasil survey, analisa, dan perhitungan. Maka, saran yang dapat diajukan

berdasarkan kondisi eksisting pada persimpangan yang telah ditinjau adalah sebagai berikut :

a. Perubahan fase sinyal

Karena pendekat dengan arus berangkat terlawan (Tipe O) dan rasio belok kanan (PRT) yang cukup mempengaruhi nilai FR kritis menjadi 0,8. Maka, saran fase alternatif yang dilakukan adalah perubahan fase menjadi 4 fase yaitu ditambahkan fase untuk belok kanan.

b. Pelarangan gerakan belok kanan

Saran ini digunakan jika tindakan perubahan fase sinyal tidak memungkinkan. Hal

ini dilakukan, karena kondisi eksisting yang terjadi adalah jarak pandang antar lengan

simpang yang sangat berdekatan yang dapat megakibatkan konflik lalu lintas ketika

sinyal per fase berada di posisi sinyal hijau. Sehingga, memicu para pengendara untuk

melakukan pelanggaran lalu lintas. Apalagi, waktu amber yang didapatkan hanya 2 detik

di tiap fase.

c. Pengaturan sinyal lalu lintas yang lebih efektif

Pada dasarnya, pengaturan sinyal lalu lintas pada tiap persimpangan harus

dimanajemen secara baik dan efektif. Supaya, dapat memberikan keamanan dan

kenyamanan bagi pengendara yang sedang melaju di simpang bersinyal.

Hal yang terjadi pada persimpangan yang telah ditinjau ini adalah pengaturan

sinyal lalu lintas yang kurang efektif. Karena, menurut analisa dan perhitungan yang

telah dilakukan adalah adanya fase yang mengalami waktu hijau teoritis lebih besar dari

waktu aktual. Jadi, hal yang harus dilakukan adalah peninjauan kembali pengaturan

sinyal lalu lintas pada persimpangan tersebut. Agar pengaturan sinyal lalu lintas dapat

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 18

Page 19: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

efektif dan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengendara.

d. Pengendalian kaki lima

Pengendalian kaki lima pada persimpangan ini harus lebih ditertibkan. Agar tidak

mengganggu kelancaran bagi pengendara dan meningkatkan pelayanan lalu lintas

pada persimpangan tersebut.

e. Bottleneck dihilangkan

Bottleneck pada persimpangan ini adalah berupa parkiran. Mengingat, kondisi yang

terjadi saat ini di sekitar persimpangan tersebut merupakan lingkungan komersil yang

terdiri dari bermacam – macam pertokoan. Jika bottleneck dihilangkan, maka harus

LAMPIRAN

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 19

Page 20: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

lampiran data suvey

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 20

Page 21: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

lampiran SIG – I

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 21

Page 22: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

lampiran SIG – II

lampiran SIG – III

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 22

Page 23: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

lampiran SIG – IV

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 23

Page 24: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Grafik SIG – 1V

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 24

Page 25: LAPORAN SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS PERSIMPANGAN

Lampiran SIG – V

SURVEY DAN ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN 25