PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan...

50
PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA PEMBERIAN RUMPUT LAPANG DAN BERBAGAI LEVEL AMPAS TAHU HAFIDZ RASYID D14050633 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan...

Page 1: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA PEMBERIAN RUMPUT LAPANG DAN

BERBAGAI LEVEL AMPAS TAHU

HAFIDZ RASYID

D14050633

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 2: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

ABSTRACT

Production Performance of Local Male Rabbit on Native Grass Application and Various Levels of Tofu Waste

Rasyid, H., M. Duldjaman and R. Herman

The experiment was carried out to evaluate the use of tofu waste for the concentrate of animal diet. The tofu waste was derived from a local tofu industry at village. It contents protein, energy, mineral, and crude fiber. This is a reason that tofu waste is good for the animals. Rabbits were used as the experimental animal. Four diets containing 20, 40, and 60% of tofu waste and one commercial concentrate were given to the rabbit. Twenty young rabbits (789 ± 0,15; CV= 10%) were used. These animals were divided into four groups. Feed consumption, daily body weight gain, feed conversion, and mortality were recorded. The effect of treatment were studied by ANOVA. The results showed that the effect of treatments was significant on daily body weight gain and feed conversion (P<0,05). Tofu waste can be used as commercial concentrate substitution at 60% rate of native grass and 40% rate of tofu in feed balance for local rabbits.

Keywords: production performance, local male rabbit, native grass, and tofu waste.

Page 3: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA PEMBERIAN RUMPUT LAPANG DAN

BERBAGAI LEVEL AMPAS TAHU

Oleh

HAFIDZ RASYID

D14050633

Skripsi ini telah disetujui untuk disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 20 November 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Maman Duldjaman, MS Prof. Dr. drh. Rachmat Herman, MVSc

Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M. Agr. Sc

Page 4: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim, Puji Syukur penulis panjatkan ke kehadirat

Allah Swt, karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Performa Produksi Kelinci Lokal Jantan pada Pemberian Rumput

Lapang dan Berbagai Level Ampas Tahu” di bawah bimbingan Bapak Ir. Maman

Duldjaman, MS dan Bapak Prof. Dr. drh. Rachmat Herman, MVSc. Shalawat serta

salam senantiasa dijunjungkan kepada keharibaan kita baginda Rosulullah

Muhammad Saw, beserta para keluarga, sahabat, dan seluruh umat manusia yang

senantiasa istiqomah dijalan-Nya.

Kelinci adalah salah satu komoditi ternak yang ikut berperan dalam

pemenuhan kebutuhan daging dan bulu/kulit, yang kemungkinan dapat

dikembangkan sebagai produk unggulan di sektor peternakan. Adanya beberapa

kendala dalam pemberian pakan kelinci dan semakin mahalnya harga konsentrat

menuntut adanya informasi mengenai bahan pakan subtitusi yang dapat digunakan

sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan

mempunyai kandungan nutrisi yang cukup. Beberapa limbah hasil pertanian dapat

digunakan dan salah satu limbah hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan adalah

ampas tahu. Hal ini yang menjadi alasan bagi penulis untuk melakukan penelitian

mengenai penggemukan kelinci dengan imbangan rumput lapang dengan konsentrat

sebagai control dan rumput lapang dengan ampas tahu dengan level yang berbeda,

selama delapan minggu penggemukan.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran terhadap penulisan skripsi ini dari semua pihak untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan sehingga skripsi ini diharapkan menjadi lebih

baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya

terutama kalangan mahasiswa dan bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri.

Terakhir, tak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

turut membantu dalam penulisan skripsi ini.

Bogor, November 2009

Penulis

Page 5: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA PEMBERIAN RUMPUT LAPANG DAN

BERBAGAI LEVEL AMPAS TAHU

SKRIPSI

HAFIDZ RASYID

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 6: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

DAFTAR ISI

RINGKASAN.............................................................................................

ABSTRACT................................................................................................

RIWAYAT HIDUP.....................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

DAFTAR TABEL.......................................................................................

DAFTAR GAMBAR..................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................

PENDAHULUAN...................................................................................... Latar Belakang.................................................................................

Tujuan.............................................................................................. Manfaat...........................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

Kelinci.............................................................................................. Pertumbuhan Kelinci....................................................................... Pertambahan Bobot Badan.............................................................. Konsumsi......................................................................................... Konversi Pakan................................................................................ Lingkungan...................................................................................... Rumput Lapang................................................................................ Proses Pembuatan Tahu.................................................................... Ampas Tahu..................................................................................... Kebutuhan Pakan untuk Pertumbuhan............................................. Kebutuhan Bahan Kering.................................................................

METODE ...................................................................................................

Lokasi dan Waktu............................................................................ Materi...............................................................................................

Kelinci.................................................................................. Pakan dan Air Minum.......................................................... Hasil Analisis Laboratorium................................................ Kandang dan Peralatan........................................................

Rancangan Percobaan...................................................................... Perlakuan.............................................................................. Rancangan............................................................................ Analisa Data......................................................................... Peubah yang Diamati............................................................

Prosedur ...........................................................................................

Halaman i

ii

v

vi

vii

ix

x

xi

1 1 2 2

2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 9 9 11

11 11 11 11 12 13 14 14 14 14 14 16

Page 7: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

Persiapan.............................................................................. Pemeliharaan........................................................................ Pelaksanaan Penelitian......................................................... Pengumpulan Data..............................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................

Keadaan Umum Penelitian............................................................. Suhu dan Kelembaban........................................................

Konsumsi Pakan.............................................................................. Konsumsi Zat Makanan..................................................................

Konsumsi Bahan Kering..................................................... Konsumsi Protein Kasar..................................................... Konsumsi Serat kasar.......................................................... Total Digestible Nutrient....................................................

Performa Produksi.......................................................................... Pertambahan Bobot Badan............................................................. Konversi Pakan............................................................................... Mortalitas........................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................

Kesimpulan..................................................................................... Saran...............................................................................................

UCAPAN TERIMA KASIH.....................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................

16 16 17 17

18

18 18 19 20 20 21 22 23 23 25 26 27

28

28 28 29

30

33

Page 8: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

DAFTAR TABEL

Nomor

1. Kebutuhan Zat Pakan Kelinci pada Berbagai Status Fisiologis...........

2. Kebutuhan Bahan Kering Pakan berdasarkan Periode Pemeliharaan..

3. Kandungan Nutrien Rumput Lapang, Ampas Tahu dan Konsentrat dalam Bahan Segar dan Bahan Kering................................................

4. Rataan Suhu Dalam, Luar, dan Kelembaban Kandang.......................

5. Rataan Konsumsi Pakan Kelinci Selama Penggemukan.....................

6. Rataan Konsumsi Zat Makanan Kelinci....................................

7. Rataan Bobot Awal, Rataan Bobot Akhir, Total PBB, Rataan PBB, Rataan konversi Pakan, Mortalitas Kelinci..........................................

Halaman

9

10

12

18

19

20

24

Page 9: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bagan Proses Pembuatan Tahu................................................................. 7

2. Kelinci yang Digunakan dalam Penelitian................................................ 12

3. Rumput Lapang, Konsentrat, Ampas Tahu Sebelum dan Sesudah Dipress...................................................................................................... 13

4. Kandang Penggemukan, Kandang Individu, Thermohygrometer Digital, Timbangan Digital ‘Weston’ Pressure Gauge........................................ 14

Page 10: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Konsumsi Pakan Kelinci Selama Penggemukan................................ 34

2. Konsumsi Bahan Kering.................................................................... 35

3. Konsumsi Protein Kasar.................................................................... 36

4. Konsumsi Serat Kasar....................................................................... 37

5. Total Digestible Nutrient................................................................... 38

6. Nilai Konversi Pakan Kelinci Selama Penelitian.............................. 39

7. Pertambahan Bobot Badan Harian Kelinci Selama Penggemukan… 39

8. Perhitungan Total Digestible Nutrient (TDN) Pakan Rumput Lapang, Konsentrat dan Ampas Tahu............................................... 40

9. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Kelinci......................... 41

10. Analisis Ragam Konsumsi Bahan Kering......................................... 41

11. Analisis Ragam Konsumsi Protein Kasar......................................... 41

12. Analisis Ragam Konsumsi Serat Kasar............................................ 41

13. Analisis Ragam Konsumsi Total Digestible Nutrient....................... 41

14. Analisis Ragam Konversi Pakan...................................................... 41

Page 11: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelinci adalah ternak yang dapat memanfaatkan hijauan secara efisien,

melalui sifat herbivora. Kelinci dapat mengkonsumsi dan memanfaatkan protein

yang berasal dari hijauan atau limbah pertanian lebih efisien dibandingkan dengan

ternak lainnya. Indonesia adalah negara agraris sehingga hijauan maupun limbah

pertanian mudah diperoleh.

Ketersediaan hijauan berupa rumput, leguminosa, dan berbagai limbah

pertanian seperti dedak, onggok, ampas tahu, dan lain-lain di daerah tropis seperti

Indonesia merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan

kelinci. Pakan kelinci merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas. Oleh karena itu upaya untuk

meningkatkan produktivitas ternak terus dilakukan baik secara modern maupun

sederhana. Cara modern umumnya banyak membutuhkan biaya yang cukup

tinggi, namun cara sederhana yang bisa diterapkan oleh peternak skala kecil yang

memiliki rumah atau kandang dekat dengan industri pertanian, dapat

memanfaatkan limbah pertanian tersebut sebagai bahan pakan kelinci.

Limbah industri pertanian seperti ampas tahu dan bekatul dapat digunakan

sebagai pakan konsentrat untuk kelinci dan banyak terdapat di lingkungan

masyarakat Indonesia. Ampas tahu adalah salah satu limbah industri pembuatan

tahu yang bisa digunakan sebagai pakan tambahan pada kelinci. Ampas tahu

disukai ternak terutama jika masih dalam keadaan segar. Ampas tahu mempunyai

kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Selain itu, ampas tahu dipilih sebagai pakan

penggemukan karena mudah didapat dan harganya murah.

Pemberian pakan yang perlu diperhatikan adalah kualitasnya yang akan

diberikan pada kelinci karena berakibat pada perkembangan ternak. Komposisi

asam amino esensial yang terdapat dalam pakan merupakan faktor yang penting

dalam pertumbuhan pada fase penggemukan, karena asam amino tersebut

dibutuhkan oleh tubuh namun tubuh tidak dapat mensintesis sendiri. Hal tersebut

merupakan faktor yang membedakan antara ternak yang sengaja digemukkan jika

dibandingkan dengan ternak yang diberi pakan dengan jumlah yang hanya cukup

untuk kebutuhan pokok ternak itu sendiri. Adanya perlakuan khusus tersebut

Page 12: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

2

diharapkan tujuan produksi dari berbagai macam program pemeliharaan akan

tercapai.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah :

1. Kebutuhan protein hewani yang terus meningkat sehingga diperlukan upaya

peningkatan produksi daging yang dijadikan sebagai sumber protein hewani

yaitu dengan cara penggemukan kelinci;

2. Kelinci memiliki berbagai kemampuan biologis yang tinggi, selang beranak

pendek dan mampu beranak banyak;

3. Kelinci memiliki potensi sebagai penghasil daging, penghasil kulit, dan bulu;

4. Penggemukan kelinci lokal dengan memanfaatkan pakan dari hasil industri

pembuatan tahu yaitu ampas tahu sebagai pengganti konsentrat, dan dilihat

performa kelinci tersebut;

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan membandingkan performa

produksi kelinci lokal jantan yang diberi pakan rumput lapang dan ampas tahu

pada level yang berbeda dengan kelinci yang diberi pakan rumput lapang dan

konsentrat.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

peternak untuk memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan alternatif pengganti

konsentrat dan menurunkan biaya produksi pada penggemukan kelinci lokal.

Page 13: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

TINJAUAN PUSTAKA

Kelinci

Kelinci merupakan ternak mamalia yang mempunyai banyak kegunaan.

Kelinci dipelihara sebagai penghasil daging, wool, fur, hewan penelitian, hewan

tontonan, dan hewan kesenangan (Ensminger, 1991). Dahulu kelinci (Orytologus

cuniculus) dimasukkan ke dalam golongan rodensia, namun sekarang digolongkan

ke dalam ordo tersendiri yaitu Logomorpha (Chapman dan Flux, 1992).

Masyarakat telah lama mengembangkan kelinci sebagai ternak penghasil daging.

Kelinci menghasilkan daging putih, rasanya enak, seratnya lembut bergizi dan

merangsang selera makan, perdagingan padat, perbandingan bobot hidup dan

bobot karkas mencapai 50%. Ternak ini memiliki kadar protein yang cukup tinggi

tetapi kadar energi, lemak, kolesterol dan garam lebih rendah dibandingkan ternak

lain. Daging kelinci mengandung protein tinggi (18,5% dari berat segar) dan

rendah kolesterol (136mg/100g) (Cheeke et al., 1987).

Umumnya kelinci dikelompokkan berdasarkan tujuan pemeliharaannya,

yaitu sebagai penghasil daging, kulit rambut atau kelinci hias, meskipun ada

tujuan ganda (Raharjo et al., 1988). Cheeke et al., (1987) menyatakan bahwa

kelinci merupakan sumber daging karena mempunyai sifat-sifat yang cocok

sebagai ternak penghasil daging di negara sedang berkembang. Keuntungan

memelihara kelinci selain sebagai penghasil daging, memelihara kelinci tidak

membutuhkan areal tanah yang luas. Kelinci merupakan ternak yang cocok

dipelihara di negara berkembang dan mulai memanfaatkan kelinci sebagai

penghasil daging. Selain itu, juga memiliki potensi : 1) ukuran tubuh yang kecil,

sehingga tidak memerlukan banyak ruang, 2) tidak memerlukan biaya yang besar

dalam investasi ternak dan kandang, 3) umur dewasa yang singkat (4-5 bulan), 4)

kemampuan berkembang biak yang tinggi, 5) masa penggemukan yang singkat

(kurang dari dua bulan sejak disapih).

Pertumbuhan Kelinci

Selamat (1996) menyebutkan bahwa kelinci betina dapat kawin pertama

kali pada umur 10-12 minggu, tetapi pada saat itu tidak menghasilkan ovulasi.

Timbulnya pubertas sangat beragam, tergantung pada bangsa. Perkembangan

reproduksi pada bangsa kelinci tipe kecil atau sedang lebih cepat yaitu pada umur

Page 14: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

4

4-5 bulan dibandingkan kelinci besar yaitu 5-8 bulan. Menurut Chekee et al.,

(1987), kelinci seperti hewan lainnya terjadi pertumbuhan prenatal (dalam

kandungan) dan postnatal (setelah lahir). Bobot anak sampai umur 21 hari sangat

tergantung pada produksi air susu induknya. Selama periode pertumbuhan, sejak

penyapihan hingga pemotongan merupakan fase yang paling efisien dalam

mengkonversikan pakan untuk mencapai bobot hidup yang diinginkan. Oleh

karena itu, bila pakan yang disajikan cukup mengandung protein, vitamin dan

mineral maka hewan akan menjadi gemuk (Sugeng, 1993).

Selama dalam proses pertumbuhan, ternak dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain faktor genetik, pemberian pakan, suhu, kemampuan beradaptasi

dan lingkungan (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Penelitian yang telah

dilakukan sangat sedikit pada produksi kelinci komersil dibandingkan dengan

ternak spesies lainnya. Oleh karena itu, banyak lagi masalah yang lain belum

diketahui, dan lebih sedikit informasi yang tersedia pada pemberian pakan

optimal, menternakkan, pencegahan penyakit, dan sistem manajemen (Chekee et

al., 1987).

Pertambahan Bobot Badan

Thalib et al., (2001) menyatakan bahwa pertambahan bobot tubuh ternak

ruminansia sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, maksudnya

penilaian pertambahan bobot tubuh ternak sebanding dengan ransum yang

dikonsumsi. Pertambahan bobot badan dari hasil penelitian Kurniawati (2001)

yang menggunakan pakan dengan kadar protein yang lebih rendah dari 14%

menghasilkan pertambahan bobot badan berkisar 12,780 ± 2,741 g/ekor/hari.

Konsumsi

Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak atau

sekelompok ternak selama periode tertentu dan ternak tersebut mempunyai akses

bebas pada pakan dan tempat makan. Menurut Parakkasi (1999) konsumsi pakan

merupakan faktor esensial untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan

produksi karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan dapat ditentukan

kadar zat makanan dalam ransum untuk memenuhi hidup pokok dan produksi.

Herman (2000) menyatakan bahwa pemenuhan pakan kelinci dihitung

berdasarkan konsumsi bahan kering. Kebutuhan bahan kering menurut NRC

Page 15: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

5

(1977) yaitu untuk hidup pokok 3-4% dari bobot badan dan untuk pertumbuhan

normal 5-8% dari bobot badan. Parakkasi (1999) menyatakan bahwa konsumsi

ditentukan oleh ; (1) berat atau besar badan, (2) jenis makanan (bahan makanan

yang berdaya cerna tinggi), (3) umur dan kondisi ternak, (4) kadar energi dari

bahan makanan, (5) stress dan (6) sex atau jenis kelamin.

Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang

dikonsumsi untuk menghasilkan 1 kg bobot hidup. Berdasarkan hasil penelitian

Muhidin (2004) konversi pakan paling baik untuk pengemukan kelinci muda fryer

adalah sebesar 6,63 yaitu pakan yang mempunyai kadar protein tinggi.

Menurut Campbell dan Lasley (1985), konversi pakan dipengaruhi oleh

kemampuan ternak dalam mencerna bahan pakan, kecukupan zat pakan untuk

kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan fungsi tubuh lain serta jenis pakan yang

dikonsumsi. Raharjo et al., (1992) menyatakan bahwa pada tingkat energi tercerna

(TDN) yaitu 51,14; 56,82; dan 62,50% serta protein 14, 15 dan 16% tidak

memberikan perbedaan yang nyata terhadap performa kelinci Rex lepas sapih

yakni pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan.

Tingkat pertumbuhan dan efisiensi pakan terbaik adalah pada pemberian pakan

dengan kandungan TDN 56,82% dan protein 16%.

Lingkungan

Menurut Anggorodi (1990) iklim dan suhu lingkungan dapat

mempengaruhi tingkat nafsu makan dan jumlah pakan yang dikonsumsi ternak.

Suhu dan kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan rendahnya konsumsi

pakan dan pertambahan bobot badan yang rendah pula.

Produktifitas kelinci dapat mencapai optimal pada kondisi lingkungan

dengan suhu udara 18oC dan tingkat kelembaban udara 70% (Lukefahr dan

Cheeke, 1990). Menurut Fernandez et al., (1995) suhu yang tinggi yaitu 30oC

menyebabkan bobot hidup yang rendah pada kelinci betina, bobot total anak saat

lahir yang relatif rendah, pertumbuhan yang lambat dan ketahanan hidup yang

rendah pada anak kelinci.

Page 16: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

6

Rumput Lapang

Menurut Harfiah (2006), umumnya hijauan makanan ternak di daerah

tropis, khususnya rumput alam mempunyai fase pertumbuhan yang sangat singkat

sehingga cepat mencapai keadaan membentuk bunga dan biji sehingga proses

lignifikasi terjadi lebih awal, yang mempengaruhi sifat ini adalah faktor curah

hujan. Sifat lain yang dimiliki rumput ini adalah produksi yang tinggi akan tetapi

kualitasnya relatif rendah. Kualitas dan kuantitas rumput lapang rendah terutama

pada musim kemarau menyebabkan penyediaan hijauan sepanjang tahun tidak

terlaksana.

Pakan hijauan menurut Prasetyo dan Herawati (2006) tidak hanya satu

jenis hijauan saja yang diberikan untuk kelinci melainkan ada tiga jenis hijauan

yang pemberiannya sesuai ketersediaan hijauan tersebut. Hijauan tersebut yaitu

jakung/jukut loseh (Gallinsoga parvilora), limbah daun wortel dan kubis.

Sudaryanto et al., (1984) menyatakan bahwa hijauan yang paling baik untuk

dikonsumsi kelinci adalah hijauan ketela rambat dan rumput lapang karena

memiliki tingkat palatabilitas yang tinggi.

Selain hijauan, pakan ternak kelinci lainnya adalah konsentrat. Pemberian

konsentrat dari masing-masing peternak pada kondisi yang ada terlihat masih

sangat terbatas dan sangat bervariasi yaitu ada yang memberikan satu kali per

hari, ada yang memberikan dua hari sekali dan bahkan ada yang memberikan

seminggu sekali, untuk satu ekor kelinci dewasa atau muda diberikan konsentrat

sebanyak 100-150 gram dan untuk kelinci sapihan sebanyak 50 gram.

Raharjo et al., (2004) melaporkan hasil penelitiannya pada ternak kelinci

Rex yang diberi rumput lapang ad libitum (100%) dan rumput lapang ad libitum

ditambah konsentrat, hasil terbaik ditunjukkan oleh pemberian rumput lapang ad

libitum + 60 g konsentrat dengan pertambahan bobot badan sebesar 1191 g/ ekor

selama 12 minggu sedangkan pada ternak kelinci yang diberikan rumput lapang

ad libitum tanpa konsentrat pbb hanya 610 g/ekor dalam waktu yang sama.

Proses Pembuatan Tahu

Proses pembuatan tahu terdiri atas dua tahap yaitu pertama pembuatan

susu kedelai dan kedua penggumpalan protein dari susu kedelai dan kedua

penggumpalan protein dari susu kedelai sehingga selanjutnya dapat dicetak

Page 17: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

7

menurut bentuk yang diinginkan. Bagan proses pembuatan tahu menurut

(Koswara, 1992) bisa dilihat pada Gambar 1.

Kedelai bersih

Perendaman 8 – 12 jam

Pengupasan

Pencucian atau perendaman kembali

(30 – 40 menit)

Penggilingan dengan air panas (80 – 100 oC)

dengan perbandingan air:kedelai = 8:1 sampai 10:1

Bubur kedelai

Penyaringan Ampas tahu

Filtrat

Pendidihan 30 menit

Penggumpalan

Whey Penyaringan

Curd (gumpalan tahu)

Pengepresan

Pemotongan

Tahu

Gambar 1. Bagan Proses Pembuatan Tahu (Koswara, 1992)

Ampas Tahu

Ampas tahu segar masih mengandung air sekitar 84,5% dari bobotnya.

Kadar air ampas tahu yang tinggi dapat mengakibatkan umur simpannya pendek,

ongkos pengangkutan tinggi dan penggunaan yang terbatas. Ampas tahu berasal

dari kedelai. Oleh karena itu antinutrisi yang terdapat pada ampas tahu sama

dengan pada kedelai hanya konsentrasinya lebih sedikit karena telah mengalami

Page 18: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

8

pengolahan.

Ampas tahu tidak mempunyai sifat pencahar. Penanganan ampas tahu

harus dilakukan dengan baik agar kandungan nutrisinya tidak menurun. Ampas

tahu digunakan berkisar antara 12-95% dari campuran konsentrat di lapangan.

Berdasarkan perhitungan kadar air yang ada pada ampas tahu, sebaiknya ampas

tahu basah tidak diberikan pada ternak lebih dari 41% (Tim Laboratorium Ilmu

dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB, 2003).

Ampas tahu mengandung kadar protein dan serat kasar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan bungkil kelapa. Ampas tahu kandungan serat kasarnya

tinggi, tetapi karena kandungan proteinnya tinggi pula maka ampas tahu dapat

dimanfaatkan oleh ternak ruminansia. Rianto et al. (2004) menyatakan bahwa

ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan pakan pengganti konsentrat, karena

memiliki kandungan protein kasar yang tinggi yaitu 18,21%.

Pemanfaatan hasil ikutan merupakan pendaurulangan sumber daya alam

sehingga dapat lebih bermanfaat bagi penanggulangan kelangkaan pakan.

Ketersediaan hasil ikutan jumlahnya cukup melimpah dan terkonsentrasi di daerah

tertentu, seperti halnya di daerah Jawa Barat hanya terdapat pada kota-kota

tertentu yaitu Bogor, Bandung, dan Sumedang. Peternak di daerah tersebut

memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan ternaknya (Tarmidi, 2004)

Penelitian menggunakan ampas tahu untuk campuran pakan konsentrat

telah dilakukan oleh Lestari et al., (2004) pada kelinci periode pertumbuhan. Pada

penelitian tersebut ampas tahu diberikan sebagai pakan konsentrat tunggal dan

ampas tahu dikombinasikan dengan bekatul, dibandingkan dengan pemberian

bekatul bersama konsentrat komersial. Ketiga macam konsentrat tersebut

diberikan bersama rumput lapang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PBBH

yang diperoleh sebesar 31,93; 30,53 dan 33,95 g/ekor/hari, dengan konversi pakan

5,17; 5,16 dan 4,47. perhitungan feed cost per gain menunjukkan bahwa

pemberian pakan kelinci berupa ampas tahu sebagai konsentrat tunggal

menghasilkan feed cost per gain paling rendah dibandingkan pemberian

konsentrat yang lain, artinya biaya pakan yang digunakan untuk meningkatkan

satu kg bobot badan ternak paling murah.

Page 19: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

9

Kelemahan ampas tahu diantaranya memiliki kandungan air yang tinggi

yang dapat mengakibatkan umur simpannya pendek dan penggunaannya terbatas.

Ampas tahu tidak tahan lama disimpan, cepat asam dan busuk karena aktivitas

mikroba-mikroba perusak seperti bakteri, kapang dan ragi. Sifat ampas tahu yang

tidak tahan lama disimpan mengakibatkan penggunaan ampas tahu tidak bisa

lebih dari sehari atau langsung diberikan pada ikan. Penggunaan ampas tahu akan

lebih efisien jika dilakukan suatu cara pengawetan. Pengeringan merupakan cara

pengawetan namun memerlukan waktu dan tempat sehingga tidak aman dari

kontaminan (jika dijemur), dan energi (jika dioven). Pembuatan silase merupakan

cara pengawetan yang lebih ekonomis dan aman sehingga dapat memberikan nilai

tambah bagi pengusaha tahu dan di lain pihak tidak banyak merubah bentuk dan

nilai gizi ampas tahu tersebut (Haetami et al., 2006).

Kebutuhan Pakan untuk Pertumbuhan

Kebutuhan pakan tergantung pada zat makanan yang dikandungnya, bahan

makanan serta tujuan pemeliharaannya. Kebutuhan zat makanan kelinci yang

sedang tumbuh terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Zat Pakan Kelinci pada Berbagai Status Fisiologis

Zat Pakan Kebutuhan untuk

Hidup pokok Pertumbuhan Bunting Menyusui

DE (Kkal) 2100 2500 2500 2500

TDN (%) 55 65 58 70

Sk (%) 14 10-12 10-12 10-12

Lemak (%) 2 2 2 2

PK (%) 12 16 15 17

Ca (%) - 0,40 0,45 0,75

P (%) - 0,22 0,75 0,50 Sumber: Banerjee (1982)

Kebutuhan Bahan Kering

Jumlah pakan yang diberikan harus memenuhi jumlah yang dibutuhkan

oleh kelinci sesuai dengan tingkat umur/bobot badan kelinci. Pemberian pakan

ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian pakan

Page 20: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

10

bervariasi tergantung pada periode pemeliharaan dan bobot badan kelinci.

Kebutuhan bahan kering kelinci pada berbagai periode pemeliharaan terdapat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan Bahan Kering Pakan Berdasarkan Periode Pemeliharaan

Status Bobot

(kg)

Bahan

kering (%)

Kebutuhan bahan kering

(g/ekor/hari)

Muda 1,8-3,2 5,4-6,2 112-173

Dewasa 2,3-6,8 3,0-4,0 92-104    

Bunting 2,3-6,8 3,7-5,0 115-251    

Menyusui dengan 4,5 11,5 520 anak 7 ekor

Sumber : NRC (1977) dan Ensminger (1991)

Smith dan Mangkuwidjojo (1988) manyatakan bahwa kualitas pakan

merupakan faktor penting bagi kemampuan kelinci untuk mencapai kemampuan

genetik untuk pertumbuhan, pembiakan, umur produksi maupun reaksi terhadap

perlakuan. Apabila ternak tersebut diberi pakan yang berkualitas baik, maka

pertumbuhannya akan lebih cepat dan mencapai bobot hidup tertentu pada umur

yang lebih awal.

Page 21: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan selama 8 minggu, yaitu pada tanggal 2 Mei

hingga 27 Juni 2009. Tempatnya adalah di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi

Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Analisis Proksimat pakan yang digunakan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi

dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Peternakan.

Materi

Kelinci

Kelinci yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 ekor kelinci lokal

jantan berumur 9-10 minggu. Bobot hidup awal mempunyai rataan 789 gram dengan

koefisien variasi sebesar 10%. Kelinci-kelinci ini kemudian dipelihara sesuai

perlakuan yang diberikan selama 8 minggu.

Gambar 2. Kelinci yang digunakan dalam Penelitian Sumber : Rasyid (2009)

Pakan dan Air Minum

Pakan yaitu rumput lapang yang diperoleh dari sekitar lingkungan kandang,

rumput lapang sebelum diberikan pada ternak lebih baik ditiriskan terlebih dahulu

dengan cara dihampar/dijemur beberapa menit agar kandungan air rumput berkurang

sehingga kelinci tidak mengalami kembung. Ampas tahu sebagai pakan tambahan

diperoleh dari industri tahu skala rumah tangga di daerah Cibanteng Proyek RT

03/RW 03 Darmaga dan konsentrat yang digunakan adalah konsentrat ayam Broiler

Page 22: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

12

Starter yang berasal dari toko pakan ternak di daerah Cibanteng. Ampas tahu tersebut

dipress terlebih dahulu dengan pressure gauge di Laboratorium Techno Park

Fakultas Teknologi Pertanian, ini dilakukan supaya kadar air ampas tahu sebelum

dan sesudah diberikan sama, pengepressan dilakukan sebanyak lima kali press

dengan tekanan sekitar 6 kg/cm2 dan air minum diberikan ad libitum dengan botol.

Hasil Analisis Laboratorium

Kandungan nutrien rumput lapang, ampas tahu dan konsentrat yang

digunakan selama penelitian (Tabel 3). Kandungan Nutrisi pakan tersebut dianalisis

di Laboratorium Ilmu dan Tekonologi Pakan, Institut Pertanian Bogor sebelum

penelitian.

Tabel 3. Kandungan Nutrien Rumput Lapang, Ampas Tahu dan Konsentrat dalam Bahan Segar dan Bahan Kering yang digunakan Selama Penelitian

Jenis sample BK ABU PK SK LK Beta-N TDN

-----------------------------------(%)-------------------------------------

Rumput Lapang BS 22,18 2,51 3,02 7,93 0,12 8,60 12,16

BK 100 11,32 13,62 35,76 0,54 38,77 54,82

Konsentrat BS 87,91 5,00 19,19 4,85 7,33 51,54 78,09

BK 100 5,69 21,83 5,21 8,34 58,68 88,83

Ampas Tahu BS 19,97 0,49 4,93 4,82 1,02 8,71 15,12

BK 100 2,45 24,69 24,14 5,11 43,62 75,71

Keterangan : BK : Bahan Kering BetN : Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen BS : Bahan Segar TDN : Total Digestible Nutrient PK : Protein Kasar SK : Serat Kasar LK : Lemak Kasar Sumber : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor. 2009.

Gambar 3. (a) Rumput Lapang dan (b) Konsentrat (c) Ampas Tahu sebelum

dan sesudah dipress Sumber : Rasyid (2009)

Page 23: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

13

Kandang dan Peralatan

Kandang berupa kandang individu berukuran 45cm x 30cm x 40cm. Tiap

kandang dilengkapi dengan tempat pakan plastik dan botol air minum. Peralatan

yang digunakan adalah alat kebersihan, timbangan duduk merk "Five Goats”,

timbangan digital “Weston”, pressure gauge (alat pengepress ampas tahu),

Thermohigrometer digital, karung rumput, dan label. Gambar kandang dan peralatan

terdapat pada Gambar 4.

Pengamatan lingkungan yaitu pengamatan suhu dan kelembaban, diamati

untuk mengetahui kondisi lingkungan penelitian apakah sesuai dengan kenyamanan

kelinci atau belum.

(a) (b)

(c) (d) (e) Gambar 4. (a) Kandang Penggemukan, (b) Kandang individu, (c)

Thermohygrometer digital, (d) Timbangan digital ‘Weston’ (e) pressure gauge.

Sumber : Rasyid (2009)

Page 24: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

14

Rancangan Percobaan

Perlakuan

Penelitian ini menggunakan empat perlakuan pemberian pakan dengan lima

ulangan yaitu:

• P1 = 60% rumput lapang dan 40% konsentrat.

• P2 = 80% rumput lapang dan 20% ampas tahu.

• P3 = 60% rumput lapang dan 40% ampas tahu.

• P4 = 40% rumput lapang dan 60% ampas tahu.

Rancangan

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan

perlakuan pemberian pakan yang berbeda. Masing–masing taraf perlakuan terdiri

atas lima ulangan. Model analisis menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah

sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + εij Keterangan :

Yijk = Nilai Pengamatan dari Perlakuan ke-i ulangan ke-j

µ = Rataan umum

αi = Pengaruh Presentase Ransum level ke-i (P1, P2 , P3 , P4 )

εij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i pada ulangan ke-j

i = Perlakuan ke-i

j = Ulangan ke-j

Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis of Variance (ANOVA), jika

perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur maka dilanjutkan dengan

uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan tersebut

Peubah yang Diamati

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan merupakan jumlah yang dihitung setiap hari dengan cara

menghitung pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan (g/ekor/hari). Konsumsi

diperhitungkan sebagai jumlah makanan yang diberikan pada ternak, dan zat

Page 25: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

15

makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup

pokok dan untuk keperluan produksi ternak.

Konsumsi Pakan Segar (g/hari) = Pakan yang diberikan – sisa pakan

Konsumsi Zat Makanan

Jumlah zat makanan yang dikonsumsi (Bahan Kering/BK, Protein Kasar/PK,

Serat Kasar/SK dihitung dari konsumsi pakan dikali kadar zat makanan dibagi 100)

(Djajuli, 1992). Total Digestible Nutrient (TDN) rumput lapang dan ampas tahu

dihitung berdasarkan rumus Hartadi et al. (1990) sedangkan TDN konsentrat

dihitung berdasarkan rumus Sutardi (1980) dalam Irawan (2002).

KBK = Konsumsi pakan segar (g) x kadar bahan kering dalam pakan (%)

100

KPK = Konsumsi bahan kering (g) x kadar protein kasar dalam pakan (%)

100

KSK = Konsumsi bahan kering (g) x kadar serat kasar dalam pakan (%)

100

TDN = KBK (g) x kadar Total Digestible Nutrient dalam pakan (%)

100

Keterangan : KBK : Konsumsi Bahan Kering (gram)

KPK : Konsumsi Protein Kasar (gram)

KSK : Konsumsi Serat Kasar (gram)

TDN : Total Digestible Nutrient (gram)

Pertambahan Bobot Badan Harian (g)

Pertambahan bobot badan domba dapat diketahui dengan penimbangan bobot

hidup.

PBBH (g/hari) = Bobot badan akhir – bobot badan awal

Lama penggemukan (56 hari)

Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk

mendapatkan bobot badan tertentu dan dalam waktu tertentu. Konversi pakan yaitu

jumlah pakan yang dikonsumsi tiap harinya terhadap pertambahan bobot badan

Page 26: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

16

hariannya. Efisiensi dalam penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian

pakan yang didapat diukur dari konversi pakan atas bobot hidup kelinci.

Konversi Pakan = Konsumsi BK (g/ekor/hari)

PBB (g/ekor/hari)

Mortalitas

Mortalitas adalah banyaknya ternak yang mati selama penelitian.

Prosedur

Persiapan

Bahan, peralatan dan kandang dipersiapkan seminggu sebelum penelitian.

Kelinci jantan sebanyak dua puluh ekor dipilih berdasarkan keseragaman bobot

badan dan yang berumur 9-10 minggu dari umur lepas sapih. Kelinci tersebut

dimasukkan ke dalam kandang individu secara acak. Ampas tahu dibeli setiap hari

dengan kendaraan bermotor. Ampas tahu dipress terlebih agar kadar airnya

berkurang kemudian ampas tahu ditimbang lalu diberikan pada kelinci. Pakan

diberikan sebesar 10% dari kebutuhan bahan kering kelinci. Pemberian pakan

ditingkatkan agar ternak terpenuhi selalu kebutuhannya dan ada sisa pakan yang bisa

ditimbang sehingga kita bisa mengetahui ternak tersebut dapat mengkonsumsi pakan

lebih dari kebutuhan bahan kering kelinci muda yaitu sekitar 6,2% dari bobot badan.

Adaptasi pakan dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian selama tiga minggu dan

air minum diberi vitamin berupa vitachick pada masa adaptasi tersebut. Obat-obatan

yang digunakan antara lain obat anti scabies. Penimbangan bobot badan dilakukan

pada akhir periode adaptasi dan digunakan sebagai data awal penelitian.

Pemeliharaan

Kelinci diberi pakan tiga kali sehari, yaitu pada pagi hari (07.00-08.00 WIB),

siang hari (12.00-13.00 WIB) dan sore hari (17.00-18.00 WIB). Pemberian

konsentrat dan ampas tahu diberikan dalam wadah berupa tempat pakan ayam

berbentuk plastik sedangkan rumput diberikan dalam bentuk segar langsung ke

dalam kandang. Pemberian konsentrat dan ampas tahu didahulukan daripada rumput,

karena konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari. Siang dan sore harinya baru

diberikan rumput dengan perbandingan 50% siang dari jumlah pemberian. Sisanya

Page 27: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

17

malam hari rumput diberikan dua kali lipat, ini dikarenakan kelinci adalah hewan

nokturnal yang banyak melakukan aktivitas di malam hari sehingga malam hari lebih

banyak. Sisa pakan ditimbang keesokan harinya. Pemberian air minum diberikan ad

libitum. Pakan diberikan berdasarkan kebutuhan total bahan kering yaitu 10% dari

bobot badan. Kebutuhan bahan kering ini melebihi kebutuhan kelinci untuk

kebutuhan kelinci muda menurut Ensminger (1991) yaitu (5,4-6,2)% dari bobot

badan. Kebutuhan dilebihkan supaya kebutuhan protein kelinci pada P2 terpenuhi

kebutuhan proteinnya sebesar 16% sehingga tidak mengalami penurunan bobot

badan/kenaikan bisa dilihat. Penggemukan kelinci dalam penelitian ini dilakukan

selama delapan minggu. Penimbangan kelinci dilakukan dengan cara meletakkan

kelinci di atas wadah timbangan. Penimbangan kelinci dilakukan setiap seminggu

sekali.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), sebagai

perlakuan adalah pemberian berbagai level rumput lapang dengan konsentrat sebagai

kontrol dan perlakuan rumput lapang dengan ampas tahu pada berbagai level dalam

pakan. Kelinci sebanyak dua puluh ekor dibagi secara acak ke dalam empat taraf

perlakuan pemberian pakan, diantaranya P1 (60% rumput dan 40% konsentrat

selama 8 minggu), P2 (80% rumput dan 20% ampas tahu selama 8 minggu), P3 (60%

rumput dan 40% ampas tahu selama 8 minggu) dan P4 (40% rumput dan 60% ampas

tahu selama 8 minggu) dan tiap perlakuan terdiri dari lima ulangan. Pemeliharaan

dilakukan selama 8 minggu, mulai tanggal 3 Mei hingga 27 Juni 2009. Air minum

diberikan ad libitum. Hijauan dan ampas tahu diberikan dalam bentuk segar,

sementara konsentrat diberikan dalam keadaan kering. Penimbangan kelinci

dilakukan setiap seminggu sekali untuk melihat pertambahan bobot badan. Setiap

hari dilakukan pemberian pakan, pembersihan kandang dan tempat pakan,

pembersihan dengan menggunakan sapu lidi lalu diayak dengan kawat kandang agar

kotoran dan rumput terpisah sehingga nilai galat penelitian bisa diminimalisir.

Pengumpulan Data

Penimbangan bobot badan kelinci dilakukan setiap seminggu sekali. Pakan

yang dikonsumsi dihitung setiap hari dengan cara menimbang sisa pakannya.

Page 28: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Penelitian

Suhu dan Kelembaban

Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 oC.

Pagi 26,9oC, siang 30,2oC, dan sore 29,5oC. Kelembaban kandang juga cukup tinggi

pada pagi hari namun siang dan sore hari rendah. Suhu kandang yang tinggi ini

disebabkan oleh konstruksi kandang yaitu bagian atap kandang yang terbuat dari

asbes, sehingga sangat mudah menyerap panas pada waktu siang hari dan

menyebarkan panas tersebut keseluruh ruangan kandang. Rataan suhu kandang pada

pagi, siang dan sore hari terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Suhu Dalam, Luar, dan Kelembaban Kandang Selama Penelitian

Rataan Pagi Siang Sore

Suhu dalam kandang (oC) 26,91 30,17 29,52

Suhu luar kandang (oC) 27,88 30,68 30,31

Kelembaban kandang (%) 82 67 68

Menurut Anggorodi (1990) iklim dan suhu lingkungan dapat mempengaruhi

tingkat nafsu makan dan jumlah pakan yang dikonsumsi ternak. Suhu dan

kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan rendahnya konsumsi pakan dan

pertambahan bobot badan yang rendah pula. Lingkungan merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ternak. Kelinci dapat mencapai

optimal pada kondisi lingkungan dengan suhu udara 18oC dan tingkat kelembaban

70% (Lukefahr dan Cheeke, 1990).

Kelinci adalah ternak yang dapat memanfaatkan hijauan secara efisien,

melalui sifat herbivora. Kelinci dapat mengkonsumsi dan memanfaatkan protein

yang berasal dari hijauan atau limbah pertanian lebih efisien dibandingkan dengan

ternak lainnya. Salah satu limbah pertanian yang sudah dikenal masyarakat sebagai

bahan pakan ternak untuk ruminansia seperti sapi perah adalah ampas tahu. Ampas

tahu selain bisa diberikan untuk sapi ataupun domba sebagai pakan pengganti

konsentrat, ternyata ampas tahu bisa diberikan untuk kelinci.

Page 29: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

19

Kelinci yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelinci lokal yang

umumnya dipelihara oleh peternak rakyat. Kelinci tersebut diberikan perlakuan

pakan yang menggunakan rumput lapang dan ampas tahu pada level yang berbeda

dan dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang menggunakan rumput lapang dan

konsentrat ayam Broiler Starter.

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan kelinci diperhitungkan sebagai jumlah makanan yang

diberikan pada kelinci, dan zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk

mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk keperluan produksi ternak.Ternak

yang sedang tumbuh, kebutuhan zat-zat makanan akan bertambah terus sejalan

dengan pertambahan bobot tubuh yang dicapai sampai batas umur dimana tidak

terjadi lagi pertumbuhan. Hasil konsumsi pakan selama penggemukan terdapat pada

tabel 5.

Tabel 5. Rataan Konsumsi Pakan Kelinci Selama Penggemukan

Perlakuan Kosumsi Pakan

Rumput Konsentrat Ampas Tahu Total

---------------------------------g/ekor/hari---------------------------------

P1 201,90 ± 18,62 46,15 ± 3,23 0 248,05 ± 18,33c

P2 251,88± 30,54 0 120,65 ± 0,51 372,53 ± 30,78b

P3 179,29 ± 22,09 0 228,90 ± 12,03 408,20 ± 30,89ab

P4 116,17 ± 23,09 0 308,15 ± 45,16 424,32 ± 51,84a

Keterangan : *) Superskrip huruf kecil berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

*) P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu

Rataan konsumsi pakan segar kelinci setiap hari pada masing-masing

perlakuan P1, P2, P3, dan P4 adalah 248,05; 372,53; 408,20; dan 424,32

gram/ekor/hari.  Jumlah konsumsi pakan yang berbeda pada masing-masing

perlakuan karena perbedaan jenis pakan dan level pemberian ampas tahu. Konsumsi

pakan rumput pada P1 yang memiliki level yang sama pada perlakuan tiga yaitu 60%

rumput lapang berbeda, konsumsi rumput perlakuan satu yang lebih tinggi daripada

perlakuan tiga karena kebutuhan sumber serat kasar dari rumput sudah tersedia pada

Page 30: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

20

ampas tahu. Perlakuan pemberian ampas tahu yang yang semakin meningkat

levelnya maka konsumsi pakan rumput akan semakin menurun.

Konsumsi Zat Makanan

Jumlah zat makanan yang dikonsumsi (Bahan Kering/BK, Protein Kasar/PK,

Serat Kasar/SK dihitung dari konsumsi pakan dikali kadar zat makanan dibagi 100)

(Djajuli, 1992). Menurut Parakkasi (1999) konsumsi pakan merupakan faktor

esensial untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan produksi karena dengan

mengetahui tingkat konsumsi pakan dapat ditentukan kadar zat makanan dalam

ransum untuk memenuhi hidup pokok dan produksi. Hasil konsumsi zat makanan

kelinci selama penggemukan terdapat pada tabel 6.

Tabel 6. Rataan Konsumsi Zat makanan kelinci (g/ekor/hari) Peubah P1 P2 P3 P4

Bahan Kering 85,35 ± 4,58 79,96 ± 6,82 85,48 ± 6,64 87,30 ± 10,61

Protein Kasar 13,88 ± 0,71C 13,56 ± 0,93C 16,70 ± 1,13B 18,70 ± 2,37A

Serat Kasar 17,98 ± 1,46 25,79 ± 2,43 25,26 ± 2,15 24,07 ± 2,92

Total Digestible Nutrient 55,43 ± 2,83a 47,76 ± 3,62b 55,62 ± 3,96a 60,21 ± 7,48a

Keterangan : Superskrip huruf kecil berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) dan superskrip huruf besar berbeda pada baris yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P<0,01)

Kandungan bahan kering dalam pakan biasanya terdiri atas abu, protein

kasar, lemak kasar, serat kasar, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (Beta-N).

Kandungan bahan kering yang diamati yaitu protein kasar, serat kasar, Total

Digestible Nutrient (TDN).

Konsumsi Bahan Kering

Tabel 6. menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering harian kelinci pada

penelitian berkisar 5,7% dari bobot badan (79,96 - 87,30 gram/ekor/hari). Konsumsi

bahan kering total P1, P2, P3, dan P4 sudah memenuhi kebutuhan bahan kering

kelinci berdasarkan NRC (1977) dalam Ensminger (1991) yaitu kebutuhan bahan

kering kelinci muda berkisar 5,4-6,2%. Konsumsi bahan kering pada semua

perlakuan yang rendah disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan kering dari

rumput (22,18%) dan ampas tahu (19,97%). Rendahnya bahan kering pada rumput

Page 31: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

21

disebabkan rumput diambil pada saat musim hujan sehingga kadar airnya tinggi yaitu

77,82%.

Sumber protein terbanyak pada penelitian ini yaitu berasal dari pakan

konsentrat, ampas tahu. Konsentrat dalam bahan segar memiliki kandungan protein

kasar sebesar 19,19% dan ampas tahu sebesar 24,69%. Ampas tahu mempunyai

kandungan protein kasar lebih besar dibanding dengan rumput lapang dan konsentrat

karena ampas tahu berasal dari kedelai. Oleh karena itu antinutrisi yang terdapat pada

ampas tahu sama dengan pada kedelai hanya konsentrasinya lebih sedikit karena

telah mengalami pengolahan. Ampas tahu dilihat dari komposisi kimianya dapat

digunakan sebagai sumber protein dan mengandung bahan kering yang rendah.

Selain kandungan zat gizinya cukup baik, ampas tahu juga memiliki antinutrisi

berupa asam pitat.

Konsumsi Protein Kasar

Perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi protein kasar total

harian (P<0.01). Rataan konsumsi protein kasar harian untuk masing-masing

perlakuan P1, P2, P3 dan P4 berturut-turut sebesar 13,88; 13,56; 16,70 dan 18,70

g/ekor/hari. Persentase rataan konsumsi protein kasar harian yaitu 16,27; 16,96;

19,54 dan 21,42% dari konsumsi bahan kering. Konsumsi protein ini sudah sesuai

kebutuhan untuk kelinci yang sedang tumbuh yaitu sebesar 16% (Banerjee, 1982).

Rataan konsumsi protein kasar pada P1 dan P2 hampir sama, ini artinya

penggunaan pakan ampas tahu dengan taraf 20% dengan konsumsi pakan 10% dari

bobot badan bisa menggantikan konsumsi protein konsentrat dengan taraf 40%

sedangkan nilai rataan protein pada P3 dan P4 berbeda sangat nyata, rataan konsumsi

protein kasar pada P4 lebih tinggi daripada P3 karena taraf konsumsi pakan yang

diberikan juga berbeda yaitu P3 sebesar 40% ampas tahu sedangkan P4 sebesar 60%

ampas tahu.

Rendahnya konsumsi protein kasar pada P1 disebabkan kandungan protein

kasar dari konsentrat lebih rendah daripada ampas tahu dalam bahan kering. Bentuk

pakan bisa mempengaruhi konsumsi. Hal ini sesuai dengan penyataan Cheeke (1999)

bahwa pakan kelinci sebaiknya dalam bentuk pellet karena pakan yang tidak

berbentuk pellet akan ditolak oleh kelinci dan menyebabkan tingginya sisa pakan.

Page 32: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

22

Konsumsi Serat Kasar

Konsumsi serat kasar yang rendah pada P1 disebabkan P1 kandungan sumber

serat kasar dari konsentrat yaitu 4,85% sehingga serat kasar dari konsentrat hanya

menyumbangkan serat kasar sebesar 1,97 g/ekor/hari. Kandungan serat kasar rumput

lapang yang tinggi (35,76%) merupakan faktor yang dapat menurunkan daya cerna.

Menurut Tilman et al. (1998) faktor yang mempengaruhi daya cerna makanan

diantaranya adalah komposisi zat makanan yaitu serat kasar. Serat kasar yang terlalu

tinggi akan mengurangi konsumsi dari nutrien yang tercerna.

Konsumsi serat kasar pada penelitian ini lebih tinggi dari pada kebutuhan

kelinci menurut Banerjee (1982) yaitu kebutuhan serat kasar kelinci pada periode

pertumbuhan adalah 10-12%. Hal ini disebabkan perbedaan kandungan nutrien serat

kasar pakan. Kandungan serat kasar rumput (35,79%) dan ampas tahu (24,14%) yang

tinggi inilah menyebabkan konsumsi serat kasar tinggi. Selain itu kelinci adalah

herbivora yang bukan ruminansia, kurang mampu untuk mencerna serat kasar, tetapi

dapat mencerna protein dari tanaman berserat dan memanfaatkannya secara efektif

sehingga konsumsi serat kasar pada penelitian ini menjadi tinggi. Pencernaan di

dalam saluran bagian belakang pada kelinci merupakan penyesuaian diri terhadap

hijauan yang mempunyai kadar serat yang tinggi.

Kandungan serat kasar yang tinggi akan menghambat pencernaan pakan di

dalam alat pencernaan dan menyebabkan degradasi karbohidrat maupun zat-zat

makanan lainnya. Semakin tinggi porsi hijauan dengan kandungan serat kasar yang

tinggi akan meningkatkan sifat bulk (zat pengisinya). Penambahan karbohidrat yang

tidak dapat dicerna (serat kasar) mempunyai pengaruh positif dalam mencegah

penyakit enteritis (radang usus).

Kecukupan konsumsi serat kasar akan berpengaruh pada pertumbuhan.

Konsumsi serat kasar yang semakin tinggi bukan berarti akan menghasilkan

pertumbuhan ternak dan produksi yang lebih baik. Hal ini disebabkan serat kasar

bersifat menurunkan daya cerna. Hal ini sejalan dengan Cheeke dan Patton (1980)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar serat kasar dalam ransum, semakin

cepat pula laju pergerakan zat makanan sehingga dapat diperkirakan bahwa

kecernaan zat-zat makanan akan semakin rendah karena untuk mencerna serat kasar

Page 33: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

23

diperlukan banyak energi akibatnya terjadi pertambahan bobot badannya kurang

optimum.

Total Digestible Nutrient

Total Digestible Nutrient (TDN) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah

dari zat-zat makanan yang dicerna oleh hewan, yang merupakan jumlah dari semua

zat-zat makanan organik yang dapat dicerna: protein, lemak, serat kasar, dan Bahan

Ekstrak tanpa Nitrogen (Anggorodi, 1990). Perhitungan TDN pakan pada penelitian

ini dilakukan berdasarkan rumus Hartadi et al. (1990) untuk menghitung rumput

lapang dan ampas tahu sedangkan untuk menghitung konsentrat dengan rumus

Sutardi (1980) dalam Irawan (2002). Kandungan TDN rumput lapang, konsentrat,

dan ampas tahu tersebut sebesar 54,82, 78,31 dan 75,71% (dalam bahan kering).

Rataan TDN harian kelinci pada tiap perlakuan terdapat pada Tabel 6. Rataan

TDN untuk masing-masing P1, P2, P3 dan P4 sebesar 55,43; 47,76 ; 55,62 dan 60,21

g/ekor/hari. Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)

terhadap TDN. Menurut Banerjee (1982) kelinci dengan status fisiologis pada

periode pertumbuhan membutuhkan TDN sebesar 65% atau sekitar 55,5

gram/ekor/hari dari total konsumsi ransum. TDN ini untuk memenuhi kebutuhan

hidup dan pertumbuhan.

Jumlah TDN pada P1 dan P3 hampir sama sedangkan pada P2 terlihat tingkat

TDN paling rendah dari perlakuan lainnya. Hal ini bisa disebabkan taraf konsumsi

pakan pada P2 memiliki imbangan ampas tahu hanya 20% dari jumlah konsumsi

pakan sehingga TDN lebih rendah. Hal ini tercantum pada tabel 6 yang menunjukkan

bahwa semakin tinggi taraf perlakuan ampas tahu yang diberikan maka tingkat TDN

juga meningkat. Peningkatan dan penurunan TDN berkorelasi positif terhadap

konsumsi bahan kering pakan. Kandungan TDN ampas tahu (75,71%) dan konsentrat

(78,31%) lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan TDN rumput lapang

(54,82%).

Performa Produksi

Penampilan ternak bisa diamati dengan melihat performa produksi ternak

tersebut. Performa produksi tersebut misalnya dengan melihat pertambahan bobot

badan. Nilai pertambahan bobot badan yang tinggi menunjukkan bahwa ternak

Page 34: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

24

tersebut berproduksi dengan baik. Selama dalam proses pertumbuhan, ternak

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, pemberian pakan, suhu,

kemampuan beradaptasi dan lingkungan (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Tabel 7. Rataan Bobot Awal, Rataan Bobot akhir, Total PBB, Rataan PBB, Rataan konversi Pakan, Mortalitas Kelinci.

Penampilan Produksi Kelinci P1 P2 P3 P4

Rataan Bobot Awal g/ekor 809,8 ± 64,11 736,2 ± 58,48 809,4 ± 83,97 797,2 ± 104,21

Rataan Bobot Akhir g/ekor 1510,4 ± 73,33 1277,2 ± 149,3 1587 ± 162,43 1532 ± 254,13

Total PBB g/ekor 700,6 ± 80,51 541 ± 106,08 777,6 ± 89,79 734,8 ± 181,80

Rataan PBBH g/ekor/hari 12,51 ± 1,44ab 9,66 ± 1,89b 13,88 ± 1,60a 13,12 ± 3,25a

Rataan Konversi Pakan 6,89 ± 0,82ab 8.46 ± 1,28a 6,18 ± 0,35b 6,97 ± 1,66ab

Mortalitas % 0 0 0 0

Keterangan: *) Superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) *) P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat

P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu *) PBB = Pertambahan Bobot Badan PBBH= Pertambahan Bobot Badan Harian BK= Bahan Kering

Performa produksi terdapat pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa bobot

awal untuk semua perlakuan mempunyai koefisien keragaman yang rendah. Bobot

akhir penelitian tertinggi pada P1, P3, dan P4, bobot akhir kelinci penelitian ini tidak

dapat dikatakan sebagai fryer (kelinci pedaging) karena rataan bobot akhir untuk P1,

P2, P3, dan P4 hanya 1510; 1277; 1587; 1532 gram/ekor sedangkan untuk mencapai

kelinci fryer menurut Ozimba dan Lukefahr (1991) yaitu sebesar 2047 gram. Bobot

potong untuk kelinci fryer perlu waktu penggemukan kira-kira dua kali delapan

minggu sedangkan penelitian ini hanya dilakukan selama delapan minggu sehingga

bobot akhir belum mencapai bobot kelinci fryer.

Aspek genetik juga berpengaruh terhadap bobot kelinci. Jenis kelinci yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci lokal. Kelinci lokal Indonesia bertubuh

kecil, bobot dewasa hanya mencapai 1,8-2,3 kg. Kelinci fryer adalah jenis kelinci

persilangan antara kelinci Flemish Giant (FG) cross dengan kelinci New Zealand

White (NZW).

Page 35: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

25

Pertambahan Bobot Badan

Perlakuan mempunyai pengaruh yang nyata (P<0,05) pada pertambahan

bobot badan. Pertambahan bobot badan terendah dicapai oleh P2 (9,66 gram).

Pertambahan bobot badan rendah disebabkan konsumsi bahan kering P2 terendah

daripada perlakuan lainnya. Konsumsi bahan kering P2 terendah disebabkan

imbangan pakan pada P2 yaitu 80% rumput lapang dan 20% ampas tahu. Kandungan

bahan kering dari rumput lapang (22,18%) dan ampas tahu (19,97%). Rendahnya

bahan kering pada rumput disebabkan rumput diambil pada saat musim hujan

sehingga kadar airnya tinggi yaitu 77,82% dan ampas tahu (80,03%). Namun ampas

tahu sebelum diberikan kadar airnya sudah dikurangi sampai (26-31)% dari kadar air

awal yang sekitar 80,03%.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah

konsumsi pakan. Hal ini sangat terkait dengan nutrien yang terkandung dalam pakan

dan tingkat kecernaan pakan tersebut. Ransum yang memiliki nilai nutrien tinggi dan

tingkat palatabilitas yang baik dapat dengan cepat meningkatkan pertambahan bobot

badan ternak selama penggemukan.

Tabel 7 menunjukkan bahwa P3 memperlihatkan total pertambahan bobot

badan yang lebih besar daripada perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan oleh level

pemberian ampas tahu yang lebih tinggi daripada P2, namun P4 pertambahan bobot

badan hampir sama dengan P3 walaupun levelnya lebih tinggi. Alasannya karena

ampas tahu mempunyai kandungan protein kasar lebih besar dibandingkan dengan

rumput lapang dan konsentrat sehingga P4 hampir sama walaupun level pemberian

ampas tahu ditingkatkan. Tingkat nutrient yang terkandung pada P3 memiliki

kandungan ampas tahu 40% dengan kandungan protein kasar yang cukup tinggi yaitu

24,69% lebih tinggi daripada P1 yang sebagai kontrol yaitu konsentrat ayam Broiler

Starter hanya 19,19%. Alasan ini sesuai dengan pernyataan Murtisari (2004)

peningkatan konsumsi pakan disebabkan peningkatan kandungan ampas tahu dalam

pakan, sehingga menghasilkan pertumbuhan yang terus meningkat.

P2 cenderung pertambahan bobot badannya paling rendah dibandingkan

perlakuan kontrol dan level ampas tahu lainnnya. Hal ini disebabkan karena P2

imbangan pakannya lebih banyak rumput daripada ampas tahu sehingga pertambahan

bobot badannya lebih rendah. Peningkatan taraf ampas tahu sampai 40% justru

Page 36: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

26

meningkatkan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi daripada P4 yang tarafnya

lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa dengan pemberian pakan dengan imbangan

60% rumput lapang dan 40% ampas tahu mampu meningkatkan pertambahan bobot

badan yang hampir sama dengan perlakuan kontrol. Ini artinya P3 dapat digunakan

sebagai pakan pengganti konsentrat ayam Broiler Starter.

Pertambahan bobot badan harian dalam penelitian ini berkisar 9,66-13,89

gram/ekor/hari dengan rata-rata sebesar 12,30±2,05 gram/ekor/hari. Pertambahan

bobot badan ini masih sesuai dengan pernyataan Lukehfar dan Chekee (1999), bahwa

penampilan pertumbuhan kelinci pada daerah tropis berkisar antara 10-20

gram/ekor/hari. Hal ini disebabkan oleh faktor pakan yang lebih dari kebutuhan

bahan keringnya yaitu 10% dari bobot badan, serta faktor bangsa kelinci.

Kelinci lokal mempunyai pertumbuhan lebih lambat daripada kelinci impor

Vlaamse reus. Hal ini disebabkan kelinci lokal di Indonesia bertubuh kecil, bobot

dewasa hanya mencapai 1,8-2,3 kg berbeda dengan Vlaamse reus yang bisa

mencapai 5,5-7,0 kg (Lebas et al., 1986). Kelinci Vlaamse reus pernah diteliti oleh

Lestari et al., (2004) yang menggunakan tiga perlakuan ransum, yaitu P1 (rumput

Lapang+ampas tahu), P2 (rumput lapang+ampas tahu+bekatul), dan P3 (rumput

Lapang+bekatul+konsentrat komersial). Penelitiannya menghasilkan PBBH masing-

masing perlakuan sebesar 31,93; 30,53; dan 33,95 g/ekor/hari dengan konversi pakan

5,17; 5,16; dan 4,47. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian rumput

lapang dan level ampas tahu yang berbeda pada kelinci lokal memberikan pengaruh

yang berbeda terhadap performa kelinci dalam hal ini adalah pertumbuhannya.

Konversi Pakan

Konversi pakan yaitu jumlah pakan yang dikonsumsi setiap hari dibagi

dengan pertambahan bobot badan hariannya. Rataan konversi pakan untuk keempat

perlakuan sebesar 7,13. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap penambahan bobot

badan sebesar satu satuan maka dibutuhkan pakan sebanyak 7,13 satuan. Nilai rataan

konversi pakan pada P1, P3, dan P4 hampir sama sedangkan P2 berbeda nyata.

Rataan konversi pakan P2 yang tinggi disebabkan rataan konsumsi bahan kering

kecil dan pertambahan bobot badannya juga rendah.

Nilai konversi pakan yang semakin rendah berarti nilai efisiensi pakannya

semakin baik, sehingga biaya produksi ternak tersebut efisien. Nilai konversi pakan

Page 37: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

27

pada P3 paling rendah (6,18) daripada perlakuan lainnya. Ini artinya dengan

penggunaan pakan rumput lapang sebesar 60% dan ampas tahu 40% lebih efisien

daripada perlakuan lainnya. Meskipun konsumsi bahan kering pada penelitian ini

tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P>0,05), tetapi PBBH dan konversi

pakannya berbeda nyata (P<0,05). Hal ini kemungkinan karena kecernaan pakan

yang dikonsumsi rendah sehingga ternak tidak dapat mendapatkan cukup zat-zat

pakan seperti protein pakan yang diperlukan untuk berproduksi lebih tinggi.

Mortalitas

Mortalitas terjadi yaitu pada saat masa adaptasi yang dilakukan sebelum

penelitian berlangsung. Hal ini disebabkan oleh kondisi kelinci yang lemah, tingkat

stress yang tinggi akibat pengangkutan dari desa Leuwiliang ke Darmaga

menyebabkan kelinci lemah, pengaruh lingkungan agak panas dan pakan yang waktu

itu taraf perlakuan kontrolnya hanya diberikan rumput 100% tanpa pemberian

konsentrat sehingga kebutuhan proteinnya hanya memenuhi kebutuhan hidup pokok.

Penyebab lain karena kelinci masih kecil berumur sekitar satu setengah bulan dengan

rataan bobot sebesar 300 gram.

Selama penelitian berlangsung tidak terdapat mortalitas. Mortalitas tidak

terdapat pada penelitian ini disebabkan oleh kelinci telah digemukkan terlebih dahulu

hingga mencapai bobot rataan 789 gram dan pengaruh pakan perlakuan yang sudah

memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk pertumbuhan. Selain itu, kondisi

kelinci yang baik, tingkat stress yang berkurang (mengalami masa adaptasi) dan

proses pemeliharaan yang baik. Proses pemeliharaan yang baik adalah dengan

memperhatikan dan menjaga kondisi kandang tetap bersih sehingga akan mengurangi

mortalitas.

Page 38: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian imbangan 60% rumput lapang dan 40% ampas tahu dapat

digunakan sebagai pakan alternatif kelinci lokal sapihan pengganti konsentrat ayam

broiler starter selama delapan minggu penggemukan. Pemeliharaan pada perlakuan

tiga menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih optimal dan konversi pakan

yang lebih baik daripada perlakuan lainnya.

Saran

Manajemen waktu penggemukan harus diperpanjang untuk mencapai bobot

fryer kemudian jumlah kelinci perlu diperbanyak dan kebutuhan bahan keringnya

tidak melebihi 6% dari bobot badan agar konversi pakan rendah.

Page 39: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.

Banerjee, C. 1982. A Textbook of Animal Husbandry. 5th Ed, Oxford and IBH publishing Co., New Delhi.

Campbell, J.R. and J.F. Lasley. 1985. The Science of Animal that Serve Humanity. 2nd Ed., Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi.

Chapman, J.A. and J.E.C. Flux. 1992. Rabbits, Hares and Pikas. Status survey and conversation action plan. IUCN/SSc Logomorph Specialist Group. Information Press. Oxford. U.K.

Chekee, P. R. dan N. M. Patton. 1980. Carbohydrate overlead the hindgut a probable cause of enteritis. Journal of Applied Rabbit Research. 3: 20-23.

Cheeke, P. R., N.M. Patton, S.D. Lukefahr and J.L.McNitt. 1987. Rabbit Production. 6th Ed. The Interstate Printers and Publisher, Inc. Danvile. Illinois.

Cheeke, P. R. 1999. Applied Animal Nutrition, Feeds and Feeding. Prentice Hall. New Jersey. USA.

Djajuli, M. 1992. Perbandingan nilai gizi untuk empat macam hijauan pada ternak domba. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran, Bandung.

Ensminger, M.E. 1991. Animal Science. 9th Editions. The Interstate Printer. and Publisher. Inc. Denville, Illinois. USA.

Fernandez, J. Carmona, C. Cervera, C. Sabaterand and E. Blas. 1995. Effect of diet composition on the production of rabbit breeding does housed in a tradisional building and at 300C. J. Anim. Sci. and Technology. 52:279-289.

Haetami, K. Susangka, I. dan Maulina, I. 2006. Suplementasi asam amino pada pelet yang mengandung silase ampas tahu dan implikasinya terhadap pertumbuhan benih ikan Nila Gift. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Bandung. http:// www.google.com/kandungan ampas tahu/Search-pdf/ [26 Juni 2009]

Harfiah. 2006. Perbandingan daya cerna in vitro bahan kering rumput gajah dan hasil fermentasi campuran rumput lapang dengan isi rumen. http //:www.google.com.[25 Mei 2008].

Hartadi, H., R. Soedomo dan D. T. Allen. 1990. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Herman, R. 2000. Produksi Kelinci dan Marmut, Anatomi dan Fisiologi Alat Pencernaan serta Kebutuhan. Edisi Ketiga. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Irawan, B. 2002. Suplemen Zn dan Cu organic pada ransum berbasis agroindustri untuk memacu pertumbuhan domba. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan Jakarta.

Page 40: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

31

Kurniawati, N. 2001. Penggemukan kelinci muda untuk produksi fryer dengan kepadatan kandang yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lebas, F., P. Coudert, R. Rouvier and H. de Rochambeau. 1986. The Rabbit Husbandry Health and Production. FAOAnimal Production and Health series 2nd, Food and Agriculture Organization of the United Nation, Rome.

Lestari, C.M.S., E. Purbowati dan T. Santosa. 2004. Budidaya kelinci menggunakan pakan limbah industri pertanian sebagai salah satu alternatif pemberdayaan petani miskin melalui inovasi teknologi tepat Guna. Kerjasama antara BPTP, UNRAM, BPM, dan Bappeda NTB.

Lukefar, S.D. and P.R. Cheeke. 1990. Rabbit project planning strategies for developcountries : http://www.cipav.org.co/irrd/irrd2/3cheeke2.htm. [30 Juni 2008]

Mattjik, A. A. dan I. M. Sumertajaya. 2002. Perancangan dan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Cetakan kedua. IPB Press. Bogor.

Muhidin, E. 2004. Penggemukan kelinci muda untuk produksi fryer dengan pemberian bungkil kedele dan bungkil kcang tanah. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Murtisari, T. 2004. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan untuk menunjang agribisnis kelinci. Pros. Seminar Nasional Teknologi dan Peternakan. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

National Research Council. 1977. Nutrient Requirement of Rabbit. 2nd ed. (National Academy of Sciences : Washington).

Ozimba, C.E. and S.D. Lukefahr. 1991. Comparison of rabbit breed types for postweaning litter growth, feed efisiency, and survival performance traits. J. Anim. Sci. 69:3494-3500.d

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. University of Indonesia Press. Jakarta.

Prasetyo, A dan Herawati, T. 2006. Pengaruh komposisi pakan terhadap pertambahan bobot pada kelinci bunting (New Zealand) di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (2007) : 734-742. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Raharjo, Y. C. dan B. Tangendjaja. 1988. Kemampuan produksi dan reproduksi kelinci Rex di Balitnak Ciawi, Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Pasca Panen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Raharjo, Y. C., S. Haryanti dan T. Sartika. 1992. Pengaruh berbagai tingkat energi dan protein dalam ransum terhadap performans kelinci Rex lepas sapih. Proceeding Pengolahan dan Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian “Unggas dan Aneka Ternak”. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Page 41: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

32

Raharjo, Y.C., T. Murtisari, Sajimin, B. Wibowo, Nurhayati. 2004. Pemanfaatan Aneka Ternak sebagai sumber pangan hewani dan produk lain yang bermutu tinggi. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian APBN Tahun Anggaran 2003. Buku II. Ternak Non Ruminansia. Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Rianto, E., M. Budiharto, dan M. Arifin. 2004. Proporsi daging, tulang dan lemak karkas domba ekor tipis jantan akibat pemberian ampas tahu dengan aras yang berbeda. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.

Selamat, S. 1996. Studi litter size pada kelinci dengan perbaikan manajemen. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Smith, J. B. dan Mangkowidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press, Jakarta.

Sudaryanto, B., Santoso, K. Ma’sum dan Y. C. Raharjo. 1984. Makanan kelinci di Jawa Timur. Seminar Teknologi Peternakan untuk Menunjang Pembangunan Peternakan, 15-16 September 1982 di Universitas Brawijaya, Malang.

Sugeng, Y. B. 1993. Sapi Potong Cetakan Kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tarmidi, R. A. 2004. Penggunaan ampas tahu dan pengaruhnya pada pakan ruminansia. http://www.google.com./penggunaan ampas tahu pada pakan ruminansia-pdf/.htm. [30 Juni 2008].

Thalib, A., B. Haryanto, H. Hanid, D. Suherman dan Mulyani. 2001. Pengaruh kombinasi defaunator dan probiotik terhadap ekosistem rumen dan performan ternak domba. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 6 (2): 83-88.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tim Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan. 2003. Pengetahuan Bahan Makanan Ternak. CD-ROM. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 42: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

LAMPIRAN

Page 43: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

 

34  

Lampiran 1. Konsumsi Pakan Kelinci Selama Penggemukan

P1 P2 P3 P4

Ulangan Rumput Konsentrat Rumput Ampas Rumput Ampas Rumput Ampas

Tahu Tahu Tahu

gram/ekor/hari

1 199,02 47,41 218,93 120,88 148,28 213,39 86,78 305,32

2 218,42 40,73 295,93 120,88 205,44 238,54 149,39 302,98

3 223,47 49,36 227,13 119,73 184,58 218,46 112,03 237,34

4 181,04 46,93 258,74 120,88 190,90 235,75 124,92 348,34

5 187,57 46,30 258,69 120,88 167,28 238,38 107,71 346,79

Total 1009,52 230,73 1259,42 603,23 896,47 1144,52 580,83 1540,77

Rataan/ekor 201,90 46,15 251,88 120,65 179,29 228,90 116,17 308,15

SD 18,62 3,23 30,54 0,51 22,09 12,03 23,09 45,16Keterangan: P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu  

Page 44: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

35  

Lampiran 2. Konsumsi Bahan Kering

P1 P2 P3 P4

Ulangan Rumput Konsentrat Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total

Tahu Tahu Tahu

gram/ekor/hari

1 44,14 41,68 85,82 48,56 24,14 72,70 32,89 42,61 75,50 19,25 60,97 80,22

2 48,45 35,81 84,25 65,64 24,14 89,78 45,57 47,64 93,20 33,13 60,51 93,64

3 49,57 43,39 92,96 50,38 23,91 74,29 40,94 43,63 84,57 24,85 47,40 72,24

4 40,15 41,25 81,41 57,39 24,14 81,53 42,34 47,08 89,42 27,71 69,56 97,27

5 41,60 40,71 82,31 57,38 24,14 81,52 37,10 47,60 84,71 23,89 69,25 93,14

Total 223,91 202,84 426,75 279,34 120,47 399,80 198,84 228,56 427,40 128,83 307,69 436,52

Rataan 44,78 40,57 85,35 55,87 24,09 79,96 39,77 45,71 85,48 25,77 61,54 87,30

SD 4,13 2,84 4,58 6,77 0,10 6,82 4,90 2,40 6,64 5,12 9,02 10,61Keterangan: P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tah

Page 45: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

36  

Lampiran 3. Konsumsi Protein Kasar

P1 P2 P3 P4

Ulangan Rumput Konsentrat Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total

Tahu Tahu Tahu

gram/ekor/hari

1 6,01 8,00 14,01 6,61 5,96 12,57 4,48 10,52 15,00 2,62 15,05 17,68

2 6,60 6,87 13,47 8,94 5,96 14,90 6,21 11,76 17,97 4,51 14,94 19,45

3 6,75 8,33 15,08 6,86 5,90 12,76 5,58 10,77 16,35 3,38 11,70 15,09

4 5,47 7,92 13,39 7,82 5,96 13,78 5,77 11,62 17,39 3,77 17,18 20,95

5 5,67 7,81 13,48 7,81 5,96 13,77 5,05 11,75 16,81 3,25 17,10 20,35

Total 30,50 38,92 69,42 38,05 29,74 67,79 27,08 56,43 83,51 17,55 75,97 93,52

Rataan/ekor 6,10 7,78 13,88 7,61 5,95 13,56 5,42 11,29 16,70 3,51 15,19 18,70

SD 0,56 0,55 0,71 0,92 0,03 0,93 0,67 0,59 1,13 0,70 2,23 2,37Keterangan: P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu  

 

 

Page 46: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

37  

 

Lampiran 4. Konsumsi Serat Kasar

P1 P2 P3 P4

Ulangan Rumput Konsentrat Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total

Tahu Tahu Tahu

gram/ekor/hari

1 15,79 2,02 17,81 17,36 5,83 23,19 11,76 10,29 22,05 6,88 14,72 21,60

2 17,32 1,74 19,06 23,47 5,83 29,30 16,29 11,50 27,79 11,85 14,61 26,45

3 17,72 2,10 19,83 18,01 5,77 23,79 14,64 10,53 25,17 8,89 11,44 20,33

4 14,36 2,00 16,36 20,52 5,83 26,35 15,14 11,36 26,51 9,91 16,79 26,70

5 14,88 1,97 16,85 20,52 5,83 26,35 13,27 11,49 24,76 8,54 16,72 25,26

Total 80,07 9,84 89,91 99,89 29,08 128,97 71,10 55,17 126,28 46,07 74,28 120,35

Rataan/ekor 16,01 1,97 17,98 19,98 5,82 25,79 14,22 11,03 25,26 9,21 14,86 24,07

SD 1,48 0,14 1,46 2,42 0,02 2,43 1,75 0,58 2,15 1,83 2,18 2,92Keterangan: P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu

Page 47: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

38  

Lampiran 5. Total Digestible Nutrient P1 P2 P3 P4

Ulangan Rumput Konsentrat Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total Rumput Ampas Total

Tahu Tahu Tahu

gram/ekor/hari

1 23,33 32,64 55,96 25,66 18,28 43,93 17,38 32,26 49,64 10,17 46,16 56,33

2 25,60 28,04 53,64 34,68 18,28 52,96 24,08 36,06 60,14 17,51 45,81 63,32

3 26,19 33,98 60,17 26,62 18,10 44,72 21,63 33,03 54,66 13,13 35,88 49,01

4 21,22 32,31 53,52 30,32 18,28 48,60 22,37 35,64 58,02 14,64 52,67 67,31

5 21,98 31,88 53,86 30,32 18,28 48,59 19,60 36,04 55,65 12,62 52,43 65,05

Total 118,31 158,84 277,16 147,60 91,20 238,81 105,07 173,04 278,11 68,07 232,95 301,03

Rataan/ekor 23,66 31,77 55,43 29,52 18,24 47,76 21,01 34,61 55,62 13,61 46,59 60,21

SD 2,18 2,23 2,83 3,58 0,08 3,62 2,59 1,82 3,96 2,71 6,83 7,48

Keterangan: P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu  

 

Page 48: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

39  

Keterangan: P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu  

 

 

Lampiran 7. Pertambahan Bobot Badan Harian Kelinci Selama Penggemukan,

Ulangan P1 P2 P3 P4 Total

g/ekor/hari

1 13,66 7,25 11,91 15,11

2 13,55 11,36 15,77 15,04

3 12,79 9,39 12,59 7,50

4 12,45 8,55 14,89 13,13

5 10,11 11,75 14,27 14,84

Total 62,55 48,30 69,43 65,61 245,89

Rataan/ekor 12,51 9,66 13,89 13,12

SD 1,44 1,89 1,60 3,25 Keterangan: P1 = 60% rumput dan 40% konsentrat P2 = 80% rumput dan 20% ampas tahu P3 = 60% rumput dan 40% ampas tahu P4 = 40% rumput dan 60% ampas tahu

Lampiran 6. Nilai Konversi Pakan Kelinci Selama Penelitian

Ulangan P1 P2 P3 P4

1 6,28 10,03 6,34 5,31

2 6,22 7,90 5,91 6,23

3 7,27 7,91 6,72 9,63

4 6,54 9,53 6,00 7,41

5 8,14 6,94 5,94 6,28

Total 34,45 42,31 30,91 34,86

Rataan/ekor 6,89 8,46 6,18 6,97

SD 0,82 1,28 0,35 1,66 

Page 49: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

40

Lampiran 8. Perhitungan Total Digestible Nutrient (TDN) Pakan Rumput Lapang, Konsentrat dan Ampas Tahu dalam Bahan Kering

Pakan Persamaan dan Hasil

Rumput

Lapang

*% TDN = -26,685 + 1,334 (SK) + 6,598 (LK) + 1,423 (BetN) + 0,967 (PK) – 0,002 (SK)2 – 0,670 (LK)2 – 0,024 (SK)(BetN) – 0,055 (LK)(BetN) – 0,146 (LK)(PK) + 0,039 (LK)2 (PK)

*% TDN = -26,685 + 1,334 (35,76) + 6,598 (0,54) + 1,423 (38,77) + 0,967 (13,62) – 0,002 (35,76)2 – 0,670 (0,54)2 – 0,024 (35,76)(38,77) – 0,055 (0,54)(38,77) – 0,146 (0,54)(38,77) + 0,039 (0,54)2 (13,62)

= 52,84%

Konsentrat ** % TDN = 2,79 + 1,17 PK + 1,74 LK – 0,295 SK + 0,810 BeTN

** % TDN = 2,79 + 1,17 (21,83) + 1,74 (8,34) – 0,295 (5,21) + 0,810 (58,68)

= 88,83%

Ampas Tahu *% TDN = -26,685 + 1,334 (SK) + 6,598 (LK) + 1,423 (BetN) + 0,967 (PK) – 0,002 (SK)2 – 0,670 (LK)2 – 0,024 (SK)(BetN) – 0,055 (LK)(BetN) – 0,146 (LK)(PK) + 0,039 (LK)2 (PK)

*% TDN = -26,685 + 1,334 (24,14) + 6,598 (5,11) + 1,423 (43,62) + 0,967 (24,69) – 0,002 (24,14)2 – 0,670 (5,11)2 – 0,024 (24,11)(43,11) – 0,055 (5,11)(43,62) – 0,146 (5,11)(24,69) + 0,039 (5,11)2 (24,69)

= 75,71%

Keterangan : Sumber : *) Hartadi et al., (1990)

Sutardi (2001) dalam Irawan (2002) **) SK = Serat Kasar

LK = Lemak Kasar PK = Protein Kasar BetN = Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen TDN = Total Digestible Nutrient

Page 50: PERFORMA PRODUKSI KELINCI LOKAL JANTAN PADA … · sebagai pengganti hijauan dan konsentrat dengan harga murah, mudah didapat, dan ... pada level yang berbeda dengan kelinci yang

41

Lampiran 9. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Kelinci SK db JK KT F-hitung P

Perlakuan 3 51,00 17,00 3,623 0,0361* Galat 16 75,06 4,69 Total 19 126,06

Lampiran 10. Analisis Ragam Konsumsi Bahan Kering

SK db JK KT F-hitung P Perlakuan 3 150,72 50,24 0,896 0,4651 Galat 16 896,83 56,05 Total 19 1047,55

Lampiran 11. Analisis Ragam Konsumsi Protein Kasar

SK db JK KT F-hitung P Perlakuan 3 89,24 29,75 14,446 0,0001** Galat 16 32,94 2,06 Total 19 122,18

Lampiran 12. Analisis Ragam Konsumsi Serat Kasar

SK db JK KT F-hitung P Perlakuan 3 146,84 48,95 2,359 0,1100 Galat 16 332,03 20,75 Total 19 478,87

Lampiran 13. Analisis Ragam Konsumsi Total Digestible Nutrient

SK db JK KT F-hitung P Perlakuan 3 392,47 130,82 5,664 0,0126* Galat 16 369,55 23,10 Total 19 762,02

Lampiran 14. Analisis Ragam Konversi Pakan

SK db JK KT F-hitung P Perlakuan 3 13,78 4,59 3,543 0,0385* Galat 16 20,74 1,30 Total 19 34,52

Keterangan : SK = Sumber Keragaman JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah

* = Berbeda nyata ** = Sangat Berbeda nyata