02 pengolahan & pengawetan hijauan i

22
PENGOLAHAN DAN HIJAUAN I 03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR PENGAWETAN

Transcript of 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Page 1: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

PENGOLAHAN DAN

HIJAUAN I

03/30/13Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

PENGAWETAN

Page 2: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

PENGAWETAN H.P.T

* - Sebab-sebab dilakukan pengawetan :

Prod.

h.p.t

Sifatnya

KumulatifKekurangan Prod.

(dapat memanfaatkan hasil pengawetan

∑ Kebutuhan suplai hijauan

Kelebiahn prod.

(seharusnya diawetkan)

Ms. hujan Ms. kemarau

Page 3: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Beberapa alternatif menghindari kekurangan pakan :

a) Membeli hijauan tambahan, dari luar daerah peternakan.

b) Mengurangi jumlah ternak yang dipelihara pada musim paceklik hijauan.

c) Mengawetkan hijauan surplus (berlebih) untuk musim paceklik.

d) Menanam lebih dari satu jenis hijauan, untuk meratakan puncak produksi.

e) Menjaga kesuburan tanah semaksimal mungkin untuk meninggikan puncak-puncak produksi.

f) Pemanfaatan hasil limbah pertanian.

g) Mengawetkan hasil limbah pertanian.

Pengawetan h.p.t.

Secara basah

(bentuk segar)

Secara Kering

Silase

hay

Page 4: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Arti SilaseArti Silase :adalah hijau yang disimpan dalam keadaan segar ( kondisi air 60% - 70% ), dalam tempat yang disebut silo.

- SiloSilo tempat sebaiknya :- tak mudah tergenang air- terlindungi dari hujan- terlindungi dari resapan air- terlindungi dari luar.

Macam-macam Silo :1. Pit Silo --- berbentuk sumur dalam tanah2. Treneh Silo - berbentuk parit panjang dalam tanah3. Steek/Fence Silo -- berupa tumpukan hpt diatas permukaan tanah,

dikelilingi sekat-sekat dari bambu kawat/karton, dll.

4. Tower Silo -- berupa menara dari besi / beton - paling bagus, harga mahal.

Prinsip Pembuatan SilasePrinsip Pembuatan Silase :Penyimpanan/pengawetan hpt dalam keadaan an aerob dan suasana asam.

03/30/13Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Silase

Page 5: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Cara pembuatan Silase :

1. Pelayuan h.p.t -- - selama 4-5 jam

- hindari sinar matahari langsung

- kadar air hingga +/- 70 %

2. Pemotongan h.p.t (5-10 cm)

mempermudah pemadatan dalam silo

3. Diberi bahan pengawet

( agar PH segera turun menjadi 4 )

a. Langsung ditambah bahan-bahan kimia :

H Cl, H2SO4, as.fosfat, Nabisulfit, dst, atau

b. Tidak langsung, ditambah bahan karbohidrat (sebagai substrat pertumbuhan bakteri) :

- tetes (molassis) - 1,8 – 2 kg / 100 kg hijauan (= 2%)

- tepung jagung - 3,4 – 3,8 kg / 100 kg hijauan ( =3,5 % )

- dedak halus -- 5 – 10 kg / 100 kg hijauan ( 5 – 10 % )

- menir, dll

4. Cara menyusun hpt & bahan pengawet dalam Silo

a. hpt diaduk dengan bahan pengawet - masukkan dalam silo

b. hpt susun berlapis-lapis dengan bahan pengawet dalam silo (tinggi lapisan 20-25 cm)

5. Lakukan Pemadatan

( menghilangkan udara dalam silo, cepat tercapai suasana an aerob)

6. Tutup Silo rapat-rapat ( jangan dibuka-buka )

-- 3-4 bulan telah matang - siap untuk ternak

Page 6: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIRHewan UNAIR

03/30/1303/30/13

Saluran Air

Atap

Penutup plastik

Lapisan Luar

Lapisan dalam plastik

HPT

Bahan Pengawet

- Silo diatas permukaan tanah ( bahan diaduk )

- Silo dibawah permukaan tanah ( bahan berlapis-lapis )

Tanah

Tanah

Penutup plastik

Dedak

HPT

Atap

Saluran Air

Page 7: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Proses Ensilase -- proses terjadi selama pembuatan silase

a) Suasana aerob : -- sel-sel h.p.t hidup - bernafas

- proses respirasi : temperatur < 55 º C

- terjadi aktivitas : - enzim Proses Fermentasi

Proses Proteolisis

- Bakteri

- jamur

- lendir

b) Udara dalam Silo Susut

- respirasi

- aktifitas enzime

- aktifitas bakteri

jamur

lendir

Menurun

Meningkat pelan

c) Suasana an aerob :

- aktifitas jamur --- berhenti

- lendir ----- berkurang

- bakteri -- tetap aktif :

1) Bakteri pembentuk asam laktat

Lactis acid & streptococcus lactis

2) Bakteri pembentuk asam butirat

Clostridium tyrobutyricum &

Clostridium saceharobutyricum

Optimal

pH ± 4

mati

pH 4,5

Page 8: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR03/30/13

IV. Kualitas Silase

( tergantung pada )

1. Hijauannya : jenis, umur,

perlakuan

2. Teknik pembuatan

3. Kegiatan mikroorganisme

Page 9: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIRHewan UNAIR

03/30/1303/30/13

Proses FermentasiProses Fermentasi : : Karbohidrat dirombak menjadiKarbohidrat dirombak menjadi1. alkohol1. alkohol2. asam-asam organik2. asam-asam organik ( asam laktat, asetat, but irat ) ( asam laktat, asetat, but irat )3. asam karbonat3. asam karbonat

4. air4. air5. pelepasan panas5. pelepasan panas

Proses proteolisisProses proteolisis : :Protein dirombak menjadi :Protein dirombak menjadi :1. amonia1. amonia2. asam amino2. asam amino3. amida3. amida4. asam asetat4. asam asetat5. asam butirat5. asam butirat6. air6. air

Bakteri pembentuk asam laktatBakteri pembentuk asam laktat ( mati pH ( mati pH ± 4 )± 4 )akibat bekerjanya bakteri ini ---akibat bekerjanya bakteri ini --- pertumbuhan bakteri lain penyebab pertumbuhan bakteri lain penyebab pembusukan hpt dapat dicegahpembusukan hpt dapat dicegah

Bakteri pembentuk asam butiratBakteri pembentuk asam butirat ( mati pH ( mati pH ± 4,5 ) ± 4,5 )

bekerja merombak karbohidrat & protein ( merusak hpt yang diawetkan ) bekerja merombak karbohidrat & protein ( merusak hpt yang diawetkan )

Page 10: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Pada proses ensilase perlu diusahakan :

1. Secepatnya HPT dalam silo bebas dari udara2. Secepatnya terbentuk asam laktat sebanyak-banyaknya ( secepat mungkin menurunkan PH jadi 4 )3. pH ± 4 -- proses ensilase dianggap selesai

( bila udara dan air tidak dapat meresap )

03/30/13Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Page 11: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIRHewan UNAIR

03/30/1303/30/13

Tabel Lima Kriteria Kualitas SilaseTabel Lima Kriteria Kualitas Silase

KUALITASKUALITAS WARNAWARNA AROMAAROMA JAMURJAMUR LENDIRLENDIR pHpH AS.YG AS.YG tebentuktebentuk

NNAMONIAAMONIA

Baik SekaliBaik Sekali Tetap hijauTetap hijau Harum Harum KeasamanKeasaman

≠ ≠ terdptterdpt Sedikit Sedikit sekalisekali

4 – 4,24 – 4,2 As.laktat>>As.laktat>> Sedikit Sedikit sekalisekali

((≠ ada)≠ ada)

BaikBaik----- “ ---------- “ -----

KeasamanKeasaman---- “ -------- “ ----

SedikitSedikit 4,2 – 4,54,2 – 4,5 As.laktatAs.laktat 10 – 15 %10 – 15 %

SedangSedang Hijau pucatHijau pucat TerdapatTerdapat BanyakBanyak 4,5 – 4,84,5 – 4,8 As.butiratAs.butirat 15 – 20 %15 – 20 %

BurukBuruk Kuning-Kuning-hitamhitam

BusukBusuk BanyakBanyak---- “ -------- “ ----

> 4,8> 4,8 As.butiratAs.butirat>>>>

> 20 %> 20 %

BusukBusuk Hitam – Hitam – komposkompos

Asam Asam busukbusuk ---- “ --------- “ ----- ---- “ -------- “ ----

> 4,8> 4,8---- “ -------- “ ----

Page 12: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

HayHay : h.p.t yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar dapat diberikan pada ternak pada waktu lain.

Prinsip pembuatan Hay menjadiPrinsip pembuatan Hay menjadimenurunkan kadar air hpt sampai menjadi 15 – 20 %

Proses pembuatan HayProses pembuatan HayPenguapan hpt

Cara-cara pengeringanCara-cara pengeringan1. Dengan sinar matahari :

- hpt dipotong-potong, diserakkan dan secara periodik dibalikkan (diatas lantai tempat penjemuran)

- panas cukup -- 3 hari kadar air 15 %- dikumpulkan dan diikat ---- balled Hay

2. Dengan panas buatan :- perlu oveni - waktu singkat, biaya relatif mahal

3. Dengan aliran udara- pengeringan dalam gudang- udara kering dialirkan (dari mesin) kedalam hpt- kekurangan : bila tidak dibalikkan dapat terjadi kebakaran

4. Dengan panas Fermentasi- bahan hpt ditumpuk tanpa dipadatkan -- terjadi fermentasi (panas dari hpt yang ditumpuk )

03/30/13Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

H A Y

Page 13: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Kualitas Hay

Tergantung

Kulitas hpt

Teknik Pembuatan

Kegiatan mikroorganisme

Hay yang baik :

1. Warna hijau kekuningan

2. Tak banyak daun yang rusak

3. Tak mudah patah bila diremas

4. Pencemaran kotoran sedikit

Standing Hay :

h.p.t. kering yang sengaja dikeringkan tanpa dipotong ( tetap diatas tanah )

Nilai gizi

Page 14: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

PENG0LAHAN JERAMI

I. Jerami Padi :- Merupakan limbah pertanian- Dipanen pada umur tua- Berpotensi sebagai pakan Ruminansia- Kandungan : Protein kasar : 3,6 – 4,1 % Serat kasar : 29,2 – 32,5 % Lemak kasar : 1,3 % B E T N : 41,6 % Abu : 16,4 % (Kadar bahan kering kurang lebih 80 %)- Umur Tua : 1. Kandungan : Liqnin : kurang lebih 7 %

Silika : 12 – 16 %

berupa kristal silikat enzim pendegradasi serat sulit (Mengisi Ruang antar Sel) menembus

2. Proses Liqnifikasi telah lanjut

Selulosa jerami padi membentuk liqno-selulosa Sulit dicerna Hemi selulosa jerami padi membentuk liqno-hemiselulosa

Nilai Gizi Rendah

Page 15: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

3. Sebagian selulosa berubah bentuk dari amorf jadi kristal

Molekul-molekul glukosa dalam kristal selulosa sangat berdekatan memungkinkan terjadi ikatan lain

(Selain ikatan glukosida beta 1,4 terdapat pula ikatan hidrogen 2,6)

adanya ikatan hidrogen -- sulit dicerna 1. Enzim pencernaan sulit menembus 2. Sulit dicerna 3. Sulit dicerna

4. Jerami kering ------ sangat kaku & tidak nyaman

Jadi sebagai pakan ternak ruminansia ------ Berkualitas Rendah

Sebenarnya : Jerami mengandung ± 80 % zat-zat potensial yang dapat dicerna Perlu : Pengolahan Jerami

Untuk : - melarutkan kristal silikat - menghancurkan ikatan ligno selulosa & ligno hemisdulosa

- memecahkan ikatan hidrogen

Daya cerna rendah (30% - 40%)

Hasil : - nilai gizi meningkat - daya cerna naik - jerami lebih lunak (lebih enak dimakan ternak)

Kualitas meningkat

Page 16: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

II. MACAM PENGOLAHAN JERAMI

1. Pengolahan secara fisik2. Pengolahan secara kimia3. Pengolahan secara biologis

A. Pengolahan Jerami Secara Fisika) Mekanik

# Dengan cara : - pemotongan - penggilingan pelet

# Tujuan : - mengurangi ukuran panjang jerami - menaikkan intake

- memudahkan mengunyah -- - mudah dicerna

- menurunkan heat increament# Hasil : - konsumsi naik

- kualitas tetapb) Uap Panas

# Dengan cara : dikukus# Tujuan : serat jasmani mengembang - memudahkan penetrasi

enzim pencernaan# Hasil : tidak mengubah komposisi kimia ( skala peternak -- sulit diterapkan )

c) Sinar X# Dengan cara : disinari sinar X, dosis << & sebentar# Tujuan : - melarutkan sebagian dinding sel jerami & mengubah

struktur jaringan (mudah dicerna)# Hasil : Daya cerna naik ( skala beternak - sulit diterapkan )

SecaraFisik

Page 17: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Page 18: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Page 19: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Page 20: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Page 21: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

03/30/13 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR

Silase dan hay siap diberikan pada ternak

Page 22: 02 pengolahan & pengawetan hijauan i

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIRHewan UNAIR

03/30/1303/30/13

SAMPAI JUMPA SAMPAI JUMPA LAGILAGI