Percobaan 2.docx
-
Upload
ahdina-karima -
Category
Documents
-
view
225 -
download
9
Transcript of Percobaan 2.docx
![Page 1: Percobaan 2.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082421/563db8e3550346aa9a97e838/html5/thumbnails/1.jpg)
PERCOBAAN 02
REKRISTALISASI, DAN TITIK LELEH (KI- 2051)
Tanggal Praktikum : 11 September 2015
Tanggal Pengumpulan: 18 September 2015
Disusun oleh :
Ahdina Karima
10414015
Kelompok 2
Asisten:
Putra P. H. Pafirla
10511079
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
![Page 2: Percobaan 2.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082421/563db8e3550346aa9a97e838/html5/thumbnails/2.jpg)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. menentukan massa dan titik leleh asam benzoat hasil rekristalisasi
2. menentukan massa dan titik leleh naftalan hasil sublimasi
II.TEORI DASAR
Kristalisasi yaitu cara pemisahan campuran untuk memperoleh zat padat yang lain,
dalam cairan. Ada 2 cara kristalisasi yaitu pertama dengan cara penguapan yaitu dengan
menggunakan cairan melalui pemanasan dan yang kedua dengan cara pendinginan yaitu
dengan mendinginkan pemisahan dengan kristalisasi didasarkan pada perbedaan titk beku
komponene. Komponen itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan
dipisahkan berwujud padat dan yang alinnya cair pada suhun kamar, contohnya garam dapat
dipisahkan dari air karena garam berupa padatan, air garam bila dipanaskan perlahan dalm
bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemisahan akan dihentikan saat
larutan tepat jenuh. Jika di bbiarkan akhirnya akan terbentuk kristal garam secara perlahan
setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan menyaring ( Yazid, 2005 :
226).
Zat padat dapat dimurnikan dengan memanfaaatkan beda kelarytan pada tempearatur
yang berlainan. Umtuk kebanyakan zat bial larutan jenuh panas didinginkan, kelebihan zat
padat akan mengkristalisasi. Proses itu dapat dipermudah dengan membibit larutan itu
dengan beberapa kristal halus zat padat murni. Prsoses keseluruhan melarutkan zat terlarut
dan mengkristalisasinya kembali dikenal sebagai pengkristalan ulang atau rekristalisasi.
Metode ini sering digunakan sebagai cara yang effektif untuk membuang pengotor dalam
jumlah yang kecil dari dalam zat padat, karena pengotor ini sering tertinggal didalam larutan.
Kecuali jika polaritas, bnetuk dan ukuran kristal pengotor itu mirip dengan polaritas, bentuk
dan ukuran kristal dari zat padat yang sedang direkristalisasikan, sangat sedikit pengotor
yang mungkin tergabung ke dalam kristal, suatu hal yang terutama kan terjadi bila
pertumbuhan kristal perlahan-lahan (Keenan,2006: 372-373).
Sublimasi merupakan cara yang digunakan untuk pemurnian senyawa – senyawa
organic yang berbentuk padatan. pemanasan yang dilakukan tehadap senyawa organic akan
menyebabkan terjadinya perubahan sebagai berikut: apabila zat tersebut pada suhu kamar
![Page 3: Percobaan 2.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082421/563db8e3550346aa9a97e838/html5/thumbnails/3.jpg)
berada dalam keadaan padat, pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian
mendidih. Disini terjadi perubahan fase dari padat ke cair lalu kefase gas. Apabila zat
tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan cair. Pada tekanan dan temperature tertentu
(pada titik didihnya) akan berubah menjadi fase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar
berada dalam keadaan padat, pada tekanan dan temperature tertentu akan lansung berubah
menjadi fase gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Zat padat sebagai hasil reaksi
biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh karena itu, untuk mendapatkan zat-zat padat
yang kita inginkan perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan
kelarutan zat pengotornya. (Underwood,2002:169).
III. DATA PENGAMATAN
a. Rekristalisasi Asam Benzoat dalam Air
Tabel 1 hasil pengamatan kristalisasi asam benzoat dalam air
Awal Akhir
Massa 1,5 gr 0.8995 gr
Titik leleh 122°C 130°C
b. Sublimasi
Tabel 2 hasil pengamatan sublimasi
Awal Akhir
Massa 1 gr 0,9918 gr
Titik leleh 80,2°C 98°C
![Page 4: Percobaan 2.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082421/563db8e3550346aa9a97e838/html5/thumbnails/4.jpg)
IV. PENGOLAHAN DATA
a. Rekristalisasi asam benzoat dalam air
% recovery=massa hasil reaksimassa awal
x 100 %
% recovery=0 , 89951.5
x 100 %
% recovery=59,967 %
% galat=|T . L murni−T . L hasil|
T . L murnix100%
% galat=|122 , .40−130|
122 ,40x100 %
% galat=6,2 %
b. Sublimasi Naftalen
% recovery=massa hasil reaksimassa awal
x 100%
% recovery=0,99181
x 100%
% recovery=¿ 99,18%
% galat=|T . L murni−T . L hasil|
T . L murnix100 %
% galat=|80,2−98|
98x100%
% galat=18,163 %
![Page 5: Percobaan 2.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082421/563db8e3550346aa9a97e838/html5/thumbnails/5.jpg)
V.PEMBAHASAN
Rekristalisasi merupakan suatu metode pemurnian padatan organik
yang mempunyai kecenderungan untuk membentuk kisi-kisi kristal
melalui penggabungan molekul yang mempunyai bentuk, ukuran, dan
partikel serta gaya ikatan yang sama. Biasanya proses ini dilakukan
dengan cara fusi atau dengan disolvasi diikuti pengkristalan sehingga
pengotor tetap berada di dalam pelarut. Metode kristalisasi sangat
berguna untuk mendapatkan suatu bahan atau senyawa yang bebas dari
pengotornya. Pengotor ini akan memberikan dampak yang merugikan jika
tidak dihilangkan. Maka dari itu perlu dilakukan rekristalisasi untuk
mempeoleh suatu bahan yang bebas dari pengotor. Padatan organik
biasanya terdapat pengotor. Pengotor ini dapat dihilangkan dengan
metode rekristalisasi (Brady, 1994).
Proses rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan pelarut
dan zat terlarut. Agar rekristalisasi berjalan baik, kotoran atau zat
pengotor setidaknya harus dapat larut dalam pelarut atau mempunyai
kelarutan lebih besar dari senyawa yang diinginkan (Kohli, 20009).
Sublimasi adalah pemisahan campuran didasarkan atas kemudahan zat untuk
menyublim. Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas dan sebaliknya.
Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan bila zat yang mudah menyublim tercampur
dengan zat yang tidak mudah menyublim (Khaerunnisa, 2012).
Pada percobaan kali ini akan dilakukan proses kristalisasi asam benzoat. Asam
benzoat yang digunakan dalam percobaan ini merupakan asam benzoat yang belum murni
atau masih kotor. Karena itu dilakukan pemurnian terhadap asam benzoat tersebut agar
terbebas dari zat pengotor.
Dari hasil percobaan rekristalisasi dengan asam benzoat didapatkan massa
hasil percobaan sebesar 0.8995 gram. Sesuai dengan (Sciencelab, 2014), asam
benzoat berupa padatan kristal berwarna putih dan tidak berbau. Rendemen
![Page 6: Percobaan 2.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082421/563db8e3550346aa9a97e838/html5/thumbnails/6.jpg)
yang didapatkan untuk asam benzoat adalah 59,967%. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengotor yang cukup besar pada proses kristalisasai asam
benzoat tersebut.. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hasil
rendemen yang didapat kecil diantaranya penyaringan. Penyaringan yang
dilakukan kurang tepat sehingga kristal yang didapat belum sepenuhnya bersih
dari pengotor. Ketika penyaringan berlangsung ada endapan hitam hasil reaksi
dengan karbon aktif yang ikut tersaring kedalam sampel mengakibatkan
pengotor yang terdapat dalam karbon aktif masuk kedalam larutan sampel.
Untuk pengukuran titik leleh dari asam benzoat yakni sebesar 130 0C.,
sedangkan dalam (Sciencelab, 2014), titik leleh asam benzoat murni sebesar
122, 0C. Titik leleh asam benzoat memilki perbedaan yang cukup jauh dari
teoritis (sebenarnya). Hal ini dikarenakan titik leleh asam benzoat bukan murni
asam benzoat., ada kemungkinan asam benzoat terkontaminasi dengan
pengotor yang memiliki titik leleh yang hampir sama dengan asam benzoat.
Asam benzoat yang kotor akan lebih sulit meleleh dibandingkan asam benzoat yang sudah
dikristalisasi. Hal ini menyebabkan hasil titik leleh tidak maksimal (Nocent, 2001).
Percobaan berikutnya yaitu sublimasi pada kamfer (naftalen) kotor. Pemurnian
naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dikarenakan sifat naftalen yang mudah
menyublim dan merupakan padatan kristal yang tak bewarna (Riswiyanto,2003). Reaksi dari
naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam proses
sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair,
kemudian terkondensasi menjadi padatan atau kristal kembali. Sehingga dalam proses
sublimasi, naftalen tidak berubah menjadi senyawa lain, hanya berubah bentuk (fase) dari
padat ke gas. Pada proses sublimasi naftalen, cawan yang sudah di isi dengan zat kamfer
(naftalen) kotor diatasnya dipasang kaca arloji, fungsinya untuk melihat perubahan warna
pada kamfer namun tetap mengisolasi massa naftalen didalam sistem. Lalu, dilakukan
pemanasan dengan api yang kecil sehingga terbentuk kristal-kristal di permukaan bawah
kaca arloji yang diletakkan es pada permukaan atasnya, fungsi es yaitu sebagai penyerap
kalor dalam gas naftalen agar mengalami rekristalisasi (Khaerunnisa, 2012).
Pada percobaan diperoleh berat naftalen murni yaitu 0,9918 gram atau sekitar 99,18
%, dari berat naftalen sebelumnya adalah 1 gram, titik leleh naftalen 98° C sedangkan di
literatur titik leleh naftalen yaitu 80,2° C. Hal ini menunjukkan bahwa hasil naftalen yang
![Page 7: Percobaan 2.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082421/563db8e3550346aa9a97e838/html5/thumbnails/7.jpg)
didapatkan tidak benar – benar murni karena adanya pengaruh lingkungan sekitar sehingga
tidak semua pengotor dapat dipisahkan serta tutup cawan pada saat di uapkan tidak tertutup
rapat. Kristal naftalen yang didapat yaitu dari bentuk kristal yang seperti jarum (monoklin)
dan bentuk kristal yang didapatkan lebih tipis dan jernih dari pada sebelum sublimasi.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan analisis yang diperoleh dari percobaan ini
yakni:
1. Massa dan titik leleh asam benzoat hasil rekristalisasi adalah 0,8995 gram dan 1300C
2. Massa dan titik leleh naftalen hasil sublimasi adalah 0,9918 gram dan 98°C
VII. DAFTAR PUSTAKA
Brady, J., 1994, kimia Untuk Universitas, Erlangga : Jakarta.
Keenan, Charles. Dkk. 2005. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Khaerunnisa, S. 2012. Pemisahan dan Pemurnian Zat Padat ‘Rekristalisasi dan Titik Leleh’.
[Online] http://siti-khairun-nisa.blogspot.co.id/2012/03/pemisahan-dan-pemurnian-
zat.html. Diakses pada 18 Sepetember pukul 0.49
Kohli, N., 2009, Longman Science, Dorling Kindersly Published, India
Nocent, M. 2001. Metode Kristalisasi. New York: Prentice Hallinc.sciencelab.org
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : UNY Press.