Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

64
MIKROBIOLOGI AIR IL-2203 Teknik Dasar Laboratorium untuk Isolasi, Pemurnian dan Karakteristik Bentuk Koloni Teknik Transfer Kultur secara Aseptik Teknik Isolasi Kultur Murni Teknik Isolasi dari Lingkungan Jane Oibanitehenia Gulo / 15714017 Wika Maulany Fatimah / 15714018 Muhammad Taufik Prakoso / 15714019 Kelompok : 6 Tanggal Praktikum : 14 September 2015 PJ Modul : Siti Nur’anisah R. Asisten : Ahmad Mulyasir Fitrianawati Laurentia Mutiara Sani W. Analis : Didit Trihartomo Dedi Teknisi : Bapak Oleh 0

Transcript of Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Page 1: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

MIKROBIOLOGI AIRIL-2203

Teknik Dasar Laboratorium untuk Isolasi, Pemurnian dan Karakteristik Bentuk Koloni

Teknik Transfer Kultur secara AseptikTeknik Isolasi Kultur Murni

Teknik Isolasi dari Lingkungan

Jane Oibanitehenia Gulo / 15714017Wika Maulany Fatimah / 15714018

Muhammad Taufik Prakoso / 15714019

Kelompok : 6

Tanggal Praktikum : 14 September 2015

PJ Modul : Siti Nur’anisah R.

Asisten : Ahmad Mulyasir

Fitrianawati

Laurentia Mutiara Sani W.

Analis : Didit Trihartomo

Dedi

Teknisi : Bapak Oleh

\

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2015

0

Page 2: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Percobaan 1 : Teknik Transfer Kultur secara Aseptik

I. Tujuan Mengidentifikasi hasil transfer dari medium cair ke medium

cair lainnya Mengidentifikasi transfer bakteri dari agar miring ke agar

miring lainnya Mengidentifikasi hasil dari media agar pada cawan petri ke

agar miringII. Prinsip

Dalam laboratorium mikrobiologi, mikroorganisme dapat berada dimanapun, di udara, di peralatan, permukaan meja laboratorium, dan lain-lain. Hal ini dapat mengkontaminasi biakan atau kultur stok . Oleh karena itu diperlukan sebuah teknik yaitu teknik subkultur yang dilakukan secara aseptik. Berikut adalah tahapan yang harus diikuti untuk melakukan transfer secara aseptik :

Desinfeksi daerah kerja Pemijaran jarum oose Pembakaran tabung kultur dan inokulasi Pemijaran kembali jarum oose Inokulasi cawan petri Desinfeksi terakhir meja kerja

III. Teori Dasar

Mikrobia (meliputi virus, archae, bakteri, jamur, dan protozoa, dapat dikatakan sebagai makhluk tertua dengan diversitas terbanyak di planet bumi.Mikroorganisme atau mikrobia adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan, mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. (Buchanan, 2003). Mikroba memang dapat bertahan pada berbagai kondisi lingkungan, ekstrim panas, ekstrim dingin, lingkungan yang berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa, tekanan tinggi, bahkan di daerah yang mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk hidup lain seperti lingkungan dengan radioaktivitas tinggi (Adam, 2001).

Mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya berada dalam populasi campuran dan di alam jarang mikrobia berada sebagai satu spesies tunggal dan selalu dalam hidup berkoloni dalam menjalankan peranannya pada siklus kehidupan (Cappuccino, 2000). Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan biakan murni sangatlah penting. Selain pemurnian isolate selama dalam penyimpanan juga sangat perlu diperhatikan, karena bekaitan dengan produk atau metabolit tertentu dari satu spesies tunggal, untuk itu pertama-tama spesies tersebut harus dapat diisolasi dari organisme lain kemudian

1

Page 3: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

ditumbuhkan menjadi biakan murni dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal melalui teknik pemurnian (Burrows, 2004).

Teknik isolasi dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan pengenceran berseri dilanjutkan dengan membiakkan pada media yang sesuai yaitu metode cawan tuang (poured plate) atau cawan gores (streak plate) dan teknik untuk menghitung jumlah sel mikrobia yang telah diisolasi dengan menggunakan perhitungan angka lempeng total sedangkan penyimpanan mikroorganisme sering menggunakan teknik agar slants (Colome, 2001). 

Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik aseptis (suatu metoda atau teknik di dalam memindahkan atau menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial yang diketahui oleh seseorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak (random sampling). Selain itu digunakan teknik aseptic selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (Rachdie, 2006).

Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam memindahkan atau menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelzcar, M.J. Chan, 2007).Teknik aseptic sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptic digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).

2

Page 4: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

IV. Alat dan Bahan

No Alat Bahan1 Pembakar Bunsen Kultur cair biakan bakteri, kultur

agar miring berisi biakan bakteri, medium agar plate yang ditumbuhi koloni bakteri

2 Jarum penanam Kaldu nutrisi3 Tabung Reaksi Agar nutrisi4 Label Desinfektan

V. Data

No Gambar Keterangan1. Tanggal Pengamatan : 18

agustus 2015

Pemindahan bakteri : Dari cawan petri ke agar miring steril

Nama Bakteri : Bacillus

Hasil Pengamatan : Koloni belum terbentuk, berwarna kuning

Durasi inkubasi : 48 jam

3

Page 5: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

2. Tanggal Pengamatan : 18 agustus 2015

Pemindahan bakteri : Agar miring ke kaldu nutrisi

Nama bakteri : Bacillus no.2

Hasil Pengamatan : Terdapat 1 koloni, berwarna putih

Durasi inkubasi : 48 jam

3. Tanggal Pengamatan : 18 agustus 2015

Pemindahan bakteri : Dari agar miring ke agar miring steril

Nama bakteri : Pseudomonas sp.

Hasil Pengamatan : Terdapat 33 koloni, berwarna kuning

Durasi inkubasi : 48 jam

4

Page 6: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

VI. AnalisisPada percobaan teknik transfer kultur secara aseptik, kita

melakukan pemindahan bakteri dari media satu ke media yang lainnya dengan cara yang aseptik, percobaan harus dilakukan dengan cara aseptik agar mikroorganisme-mikroorganisme dari luar tidak masuk ke media yang praktikan gunakan pada praktikum, cara kerja secara sangat penting untuk dilakukan, cara melakukan pemindahan dengan cara aseptik dilakukan dengan cara yang pertama memijarkan jarum oose, kemudian pada setiap step mulai dari membuka tabung reaksi berisi kaldu nutrisi, maupun berisi bakteri hingga menutupnya kemudian mengambil bakteri dan menaruhnya di media yang telah disediakan harus dekat dengan api, setelah itu jarum oose harus dipijarkan kembali agar steril, dan dapat digunakan kembali untuk percobaan berikutnya.

Perbandingan hasil pengamatan/data untuk bacillus pertama mirip dengan referensi.Untuk bacillus kedua kami tidak menemukan perbandingannya dengan referensi, untuk bakteri pseudomonas yang tumbuh pada media agar miring hampir sama yaitu terdapat koloni, pada referensi juga didapatkan koloni hanya saja warna media yang membuat berbeda.

Bacillus hasil praktikum Bacillus referensi

Pseudomonas referensi Pseudomonas hasil praktikum

5

Page 7: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Koloni terbanyak terdapat pada bakteri Pseudomonas, dikarenakan suhu saat inkubasi yaitu 37°C mendekati suhu optimum Pseudomonas yaitu 42°C, kalau suhu optimum Bacillus adalah 60°C-80°C sehingga pada saat bakteri Bacillus diinkubasi pada suhu 37°C, bakteri Bacillus belum tumbuh. Media mempengaruhi pertumbuhan bakteri, ada bakteri yang harus mengggunakan media NA, sementara ada juga jamur yang harus menggunakan media PDA, setiap pembuatan media harus sesuai dengan prosedur, dan menggunakan bahan-bahan yang tepat dan baik agar pertumbuhan bakteri atau jamur berjalan dengan baik, dan praktikan dapat melakukan pengamatan dengan baik dan akurat. Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat – zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain itu, media kultur mikroba dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat – sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Laboratorium, pembiakan bakteri memerlukan media kultur yang komposisinya terdiri dari C, H, O, N, S. P, K, Mg, Fe, Ca, Mn, dan sedikit Zn, Co, Cu, dan Mo.

VII. Kesimpulan Hasil pengamatan kami terhadap transfer dari media cair ke

medium cair lainnya diubah menjadi agar miring ke media cair(kaldu nutrisi), kemudian diinkubasi selama 48 ja, terdapat 1 koloni bakteri yang berwarna putih.

Hasil pengamatan kami terhadap transfer dari media agar miring ke agar miring lainnya yang diinkubasi selama 48 jam menghasilkan 33 koloni bakteri yang berwarna kuning

Hasil pengamatan dari cawan petri ke agar miring. Dalam waktu 48 jam inkubasi belum menghasilkan koloni bakteri.

VIII. Daftar PustakaAdam Syamsunir, 1992, Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi

untuk Perawatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.(diakses pada tanggal 24 agustus 2015).

Anonim.-. Teknik Aseptik. http://www.academia.edu/7212822/Mikr_teknik_aseptik (diakses pada tanggal 24 agustus).

Hadioetomo, R., 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi, Gramedia, Jakarta(diakses pada tanggal 24 agustus 2015).

6

Page 8: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Percobaan II : Teknik Isolasi Kultur Murni

Bagian A: Isolasi Koloni dari Kultur Campuran

I. Tujuan Memisahkan sel-sel dari kultur campuran menggunakan metode

tuang (pour plate) Memisahkan sel-sel dari kultur campuran mengunakan metode

gesek (streak plate) Memisahkan sel-sel dari kultur campuran menggunakan metode

sebar (spread plate)

II. PrinsipKita bisa membuat sebuah biakan murni yang terdiri dari

populasi bakteri tertentu dan pada umumnya hanya terdiri dari satu jenis organisme agar mudah digunakan. Awalnya tiap koloni dipisahkan. Koloni bersifat individual yang merupakan masa pertumbuhan mikroorganisme yang terlihat dalam ukuran makro pada permukaan medium padat. Setelah itu, koloni dipisah secara aseptic ke nutrient agar miring untuk dibiakkan. Prosedur yang paling umum digunakan adalah metode tuang (pour plate), metode gesek (streak plate), dan metode sebar (spread plate).

III. Teori DasarMetode pengenceran bagian dengan teknik Pasteur didasarkan oleh

pemutusan mekanik dari mikroorganisme yang diakibatkan oleh pengenceran secara berturut pada media nurisi. Kelemahan teknik ini adalah kita tidak bisa mengontrol jumlah bakteri di tabung. Oleh karena itu, dibuatlah media agar plate.

Teknik pengisolasian dengan agar plate terbagi menjadi 3 cara, yaitu teknik spread plate, pour plate, dan streak plate. Teknik streak plate terbagi menjadi 3 cara penggoresan quadrant, radiant, dan continuous.

Teknik pour plate adalah cara pengenceran di dalam media nutrisi padat yang dibuat oleh R. Koch yang didasarkan oleh pengenceran mikroba dan menuang material yang dites dengan gelatin. Setelah gelatin mendingin, mikroorganisme yang diisolasi akan membentuk koloni dan akan lebih mudah dipindahkan ke media nutrisi yang baru untuk mikroba kultur murni. Cara pembuatannya adalah medium agar yang telah dilelehan dan didinginkan hingga 45ºC kemudia diberikan sampel dengan kuantitas yang berbeda tiap tabung kemudian dicampur. Setelah itu, medium yang telah dilelehkan dituang kedalam cawan berisi agar. Koloni terbentuk dari bagian dalam agar bukan di permukaan seperti yang biasanya pada media padat karena metode

7

Page 9: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

pour plate melekatkan koloni di dalam agar dan dapat menyuplai oksigen secara cukup di lingkungan yang kurang oksigen, maka memungkinkan untuk bakteri mikroaerofilik untuk berkembang.

Teknik spread plate merupakan teknik dispersi datar milik Drigalsky. Metode ini adlah metode yang baik dan digunakan pada kegiatan mikrobiologi sehari-hari dengan teknik kuantitatif yang memungkinkan untuk mengetahui jumlah bakteri dalam sebuah sampel. Pada teknik ini, sampel yang sedikit dipindahkan ke permukaan cawan agar. Bakteri akan terdistribusi secara merata di permukaan dengan teknik persebaran tertentu. Setelah koloni tumbuh dan dihitung, jumlah bakteri pada sampel yang asli dapat dihitung dengan CFU/mL (Clony Forming Units/mL). Cara melakukan metode ini adalah dengan menggunakan batang gelas bengkok yang lebih dulu disterilkan dengan dicelup ke dalam alkohol 70% dan dilewatkan secara cepat di pembakar Bunsen. Tidak seperti metode gesek pada umumnya, kita akan melakukan penggoresan balik untuk mendapatkan hasil yang merata.

Teknik streak plate merupakan cara mengisolasi kultur dengn menggoreskan jarum ose ke 3 cawan petri yang berbeda dengan 3 cara yang berbeda yaitu quadrant (menggoreskan jarum dengan membentuk 4 kuadran pada permukaan agar plate), radiant (membuat garis yang memotong dari pinggir ke tengah), dan continuous (menggores secara zig-zag sepanjang cawan petri). Keuntungan menggunakan teknik streak plate adalah teknik ini menyebarkan jutaan sel di permukaan, sel individual terletak berjarak satu dengan yang lainnya, memisahkan koloni yang berbeda, koloni yang satu tidak bersentuhan dengan koloni lainnya, dan dapat membuat cloning kultur murni bakteri tunggal. Teknik streak modern dikembangkan oleh Robert Koch yang melibatkan pengenceran bakteri dengan menggesekkan bakteri secara sistematis di atas permukaan dari cawan petri berisi agar. Bila permukaan agar ditumbuhi mikroorganisme yang secara genetic sama, maka kulturnya dianggap kultur murni. Teknik penggoresan akan menipiskan sampel yang terdapat pada posisi awal gores dari media agar.

IV. Alat dan Bahan

a. Alat : b. BahanPembakar bunsen Kultur campuran berumur 24 –

48 jam, satu bagian biakkan Serratia marcescens dan 3 bagian Sarcina atau campuran

Jarum penanamanBatang gelas berbentuk LCawan petri (4 buah)

8

Page 10: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

satu bagian E. coli dan 10 bagian Sarcina lutea

Media Nutrien Agar (NA) (5 tabung)

V. Data

NO. GAMBAR DESKRIPSI

1 Nama sampel : Metode

isolasi spread plate

Keterangan :

Koloni terbentuk di

ujung-ujung cawan

Bagian spread yang

di tengah tidak

membentuk

lingkaran (tidak

beraturan)

Dibuat tanggal 14

September 2015 dan diamati

tanggal 16 Spetember 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

2 Nama sampel : Metode

isolasi streak plate : radiant

Keterangan :

Koloni yang

terbentuk sangat

sedikit dan berada di

tepian cawan

Kumpulan yang

berada di tiap

9

Page 11: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

sepanjang goresan

streak sangat tebal.

Dibuat tanggal 14

September 2015 dan diamati

tanggal 16 Spetember 2015

Didapat dari Kelompok 7

3 Nama sampel : Metode

isolasi streak plate tipe

continuous

Keterangan :

Tidak terdapat koloni

terbentuk

Garis secara kontinu

terbentuk dari satu

ujung ke ujung lain

Dibuat tanggal 14

September 2015 dan diamati

tanggal 16 September 2015

Didapat dari kelompok 9

4 Nama sampel : Metode

isolasi streak plate tipe

quadrant

Keterangan :

Tidak terdapat koloni

terbentuk

Garis secara kontinu

terbentuk di tiap

goresan kuadran

Dibuat tanggal 14

September 2015 dan diamati

10

Page 12: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

tanggal 16 September 2015

Didapat dari kelompok 7

5 Nama sampel : Metode

isolasi pour plate tabung I

Keterangan :

Koloni terbentuk

sangat banyak dan

tersebar (tidak

tumpang tindih)

satu koloni

berukuran kurang

lebih 0,5 milimeter

per koloni

Jumlah koloni >300

CFU

Dibuat tanggal 14

September 2015 dan diamati

tanggal 16 September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

6 Nama sampel : Metode

isolasi pour plate tabung II

Keterangan :

Koloni terbentuk

masih cukup banyak,

namun kurang dari

hasil pour plate

tabung I dan tersebar

kecil-kecil (tidak

tumpang tindih)

11

Page 13: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

satu koloni

berukuran kurang

lebih 0,5 milimeter

per koloni

Jumlah koloni >300

CFU

Dibuat tanggal 14

September 2015 dan diamati

tanggal 16 September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

7 Nama sampel : Metode

isolasi pour plate tabung III

Keterangan :

Koloni terbentuk

tersebar dengan

jumlah yang jauh

lebih sedikit dari

capet I dan II

satu koloni

berukuran kurang

lebih 1 milimeter per

koloni

Jumlah koloni ±132

CFU

Dibuat tanggal 14

September 2015 dan diamati

tanggal 16 September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

12

Page 14: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

VI. AnalisisUntuk percobaan 2 bagian A ini, pembuatan isolasi kultur dibagi

menjadi 3 pembagian berdasarkan dengan jenis cara yang digunakan. Untuk hal ini, dibagi menjadi teknik sebar (spread plate), teknik tuang (pour plate), dan gores (streak plate) yang dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu Quadrant streak, radiant streak, dan continuous streak.

Gambar nomor 1 adalah gambar dari hasil pengamatan kami dari teknik isolasi spread plate yang diinkubasi dalam suhu kamar (±27ºC) selama 48 jam. Untuk membuat teknik spread plate tersebut, awalnya kami mensterilkan tabung L dengan cara meletakkan tabung L tersebut di dalam gelas kimia dengan posisi bagian bengkok yang pendek di dasar dan menyemprot tabung L tersebut dengan alkohol 70% hingga bagian tabung L yang pendek tersebut tenggelam/tertutup oleh alcohol 70%. Kemudian, kami memijarkan jarum ose untuk pemindahan secara aseptic. Setelah itu, kami mengambil seujung ose bakteri dari suspens bakteri dengan jarum ose yng telah dipijarkan dan menempatkan bakteri tersebut di bagian tengah cawan beragar nutrisi, cukup dengan menitikkan jarum osenya saja. Terakhir, kami membakar bagian pendek tabung L sebentar untuk pemindahan secara aseptic dan menyebar biakkan ke segala arah di dalam cawan petri dengan menggunakan bagian pendek dari tabung L tersebut. Setelah itu cawan petri ditutup dan dibalik, kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu kamar. Tujuan dari dibaliknya cawan petri adalah agar uap air tidak megkondensasi di atas agar dan terkumpul di bagian tutup. Uap air berguna untuk menciptakan kondisi lembab bagi organisme yang akan tumbuh.

Figure 1.spread plate result (source: life.umd.edu)

Dari hasil pengamatan spread plate tersebut, kami mendapatkan hasil isolasi yang tidak beraturan di bagian tengah dengan sedikit saja koloni di bagian pinggir cawan petri. Dari gambar referensi yang kami peroleh, seharusnya sebaran bakteri berbentuk bulat sempurna di bagian tengah dengan koloni terbentuk di bagian terluar dari lingkaran tersebut. Hal ini dikarenakan saat kami melakukan sebaran dengan menggnakan tabung L, kami tidak langsung memutar secara sistematis membentuk lingkaran tetapi menyebar ke segala arah sehingga sebaran bakteri yang seharusnya berbentuk lingkaran menjadi tidak beraturan

13

Page 15: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

dengan hanya sedikit koloni yang terbentuk di bagian pinggir hasil dari sedikit sentuhan ujung tabung L ke bagian pinggir cawan petri.

Gambar nomor 2 merupakan hasil percobaan teknik isolasi dengan metode streak plate tipe radiant yang kami dapat dari kelompok 7. Untuk membuat isolasi dengan metode ini dimulai dengan pemijaran jarum ose untuk pemindahan secara aseptic. Kemudian, bakteri dari biakkan diambil dengan menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan dan didinginkan dan memulai menggoreskan bakteri ke permukaan agar di cawan petri dengan tipe radiant, yaitu dengan cara menggores secara horizontal 4 garis di bagian pinggir cawan petri dengan satu garis paling pinggir dan garis sebelahnya di sebelah garis tersebut menuju ke tengah dengan jarak yang sedikit saja (diusahakan tidak saling menumpuk antara satu goresan dengan goresan lainnya tapi juga tidak terlalu jauh antara garis satu dengan yang lainnya). Setelah 4 garis horixontal terbentuk, dibuat lagi 4 garis vertical ditarik dari bagian pinggir cawan petri yang digores horizontal menuju ke bagian tengah. Juga, diusahakan tidak menggores goresan vertical sebelumnya. Setelah itu cawan petri ditutup dan dibalik, kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu kamar.

Figure 2. Streak Plate type radiant (source: msshimel.wikispaces.com)

Dari hasil yang kami amati, tidak ada koloni yang terbentuk. Menurut hasil referensi, seharusnya koloni terbentuk dari ujung-ujung hasil goresan vertical yang menuju ke bagian tengah. Dilihat dari gambar, hal ini disebabkan karena teknik penggoresan yang salah. Goresan horizontal terlalu berjarak antara satu dengan yang lainnya sehingga saat digores secara vertical, jarum ose kembali menyinggung mikroorganisme dari garis horizontal dan tidak tersisa sedikit di bagian ujungnya. Seharusnya, jika jarak garis horizontal satu dengan yang lainnya sangat kecil (±2mm) maka saat ditarik garis vertical ke tengah, bakteri campuran di jarum ose akan tersisa sedikit di ujung-ujung bagian tengah karena hanya menyinggung sekali secara bersamaan di bagian pinggir cawan petri saja. Sehingga, saat sampai ujung bagian tengah goresan vertical, dapat terbentuk koloni yang dapat diamati.

Gambar nomor 3 adalah hasil pengamatan untuk metode streak plate tipe continuous yang didapat dari kelompok 9. Untuk membuat isolasi dengan metode ini, langkah awalnya sama dengan metode

14

Page 16: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

streak plate tipe radiant. Hanya bedanya terdapat pada cara penggoresan. Penggoresan tipe kontinyu adalah penggoresan secara zig-zag dari satu titik di pinggir cawan petri ke titik pinggir cawan petri lain di seberang titik tersebut. Selama penggoresan zig-zag harus dipastikan jarum ose menyentuh tiap pinggir cawan petri. Setelah itu cawan petri ditutup dan dibalik, kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu kamar.

Figure 3. Streak plate type continuous result (source: pirun.ku.ac.th)

Dari hasil yang kami amati, tidak terdapat koloni terbentuk. Menurut gambar referensi seharusnya koloni terbentuk di ujung lain goresan, saat dimana goresan zig-zag sudah banyak. Hal ini bias disebabkan karena pengambilan bakteri yang terlalu banyak sehingga sampai ujung goresan bakteri yang tersisa di jarum ose masih banyak dan tidak dapat membentuk koloni.

Gambar nomor 4 adalah hasil pengamatan untuk isolasi dengan metode streak plate tipe quadrant. Untuk persiapan awal membuatnya sama dengan tipe continuous maupun radiant dan yang berbeda ada di cara penggoresan, yaitu membuat garis di tiap pinggir cawan petri hingga terdapat 4 bagian garis ke arah yang berbeda dan membentuk kuadran garis. Penggoresan pertama sebanyak 4 garis, kemudian ditarik garis untuk kuadran kedua ke arah berlawanan dari ujung tarikan garis kuadran pertama dengan memotong ujungnya, dan begitu seterusnya hingga terbentuk 4 kuadran di permukaan agar. Setelah itu cawan petri ditutup dan dibalik, kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu kamar.

Figure 4. Streak plate type quadrant (source: microbelibrary.org)

15

Page 17: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Dari hasil pengamatan, tidak terdapat koloni terbentuk. Seharusnya bila dibandingkan dengan gambar referensi, koloni terbentuk pada ujung-ujung goresan kuadran terakhir karena bakteri yang tertinggal di jarum ose hanya tinggal sedikit. Tidak adanya koloni yang terbentuk bias dikarenakan terlalu banyak mengambil bakteri pada jarum ose.

Gambar nomor 5, 6, dan 7 adalah hasil pengamatan untuk isolasi dengan metode pour plate didapat dari hasil pembuatan kelompok kami sendiri. Metode pour plate dimulai dengan memijarkan jarum ose. Kemudian mengambil bakteri pada suspensi biakan campuran dengan jarum ose yang telah dipijarkan dan didiginkan sebentar. Kemudian, dengan cara aseptic, jarum ose dimasukkan ke dalam tabung berisi NA cair. Tabung berisi NA cair ada 3, dan jarum ose dimasukkan ke tabung yang telah ditandai yang merupakan tabung pertama dan dikocok di dalam sebentar agar tercampur. Segera setelah itu jarum ose dimasukkan ke tabung berisi NA nomor 2 dan dikocok sebentar di dalam agar tercampur dan terakhir, jarum ose dimasukkan ke dalam tabung berisi NA cair nomor 3 dan dikocok sebentar di dalam agar tercampur. Setelah itu, masing-masing isi dari tiap tabung dituang ke cawan petri kosong yang telah ditandai. Tabung I ke cawan petri I dan begitu seterusnya. Kemudian ratakan agar di dalamnya dengan sedikit memutar-mutar cawan petri hingga agar merata. Setelah itu tutup cawan petri dan tunggu hingga agar di dalamnya mengeras. Setelah mengeras, semua cawan dibalik, kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu kamar.

Figure 5. Pour plate result (source: 2007.igem.org)

Dari hasil pengamatan kami, semua yang tampak pada cawan petri sama, yaitu ada banyak koloni terbentuk dan tersebar. Perbedaan terdapat pada jumlahnya atau CFU dengan jumlah paling banyak terdapat pada cawan petri dari tabung I dengan >300 CFU. Ukuran koloni pada cawan petri ini juga sangat kecil <1mm. Pada cawan petri nomor 2, koloni yang terbentuk juga >300 CFU namun masih lebih sedikit dari cawan petri I. Terakhir pada cawan petri nomor 3, hasil koloni yang terbentuk jauh lebih sedikit dengan ±132 CFU dan ukuran

16

Page 18: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

koloni yang lebih besar yaitu ±1mm. Hasil pengamatan yang kami dapatkan sesuai dengan gambar referensi.

Jumlah koloni terbanyak yang dapat diamati dan dihitung terdapat pada metode pour plate di cawan petri dari tabung III. Hal ini dikarenakan bakteri yang tersisa pada jarum ose sudah jauh lebih sedikit karena telah tercampur pada 2 tabung sebelumnya. Oleh karena itu, koloni yang terbentuk jauh lebih sedikit dan ukuran koloni yang juga jauh lebih besar sehingga lebih mudah untuk diamati. Media kultur yang digunakan untuk semua adalah Nutrient Agar (NA) atau Agar Nutrisi. NA sangat baik untuk pertumbuhan bakteri, berbeda dengan Potato Dextrose Agar (PDA) yang disukai oleh jamur. Dengan media NA dan diinkubasi dengan suhu tertentu, pertumbuhan bakteri dapat menjadi optimum.

Teknik dan tata cara pengisolasian juga dapat mempengaruhi hasil yang dapat diamati. Sehingga dalam pengerjaannya, harus sangat diperhatikan prosedur idealnya seperti cara aseptic agar biakkan tidak terkontaminasi, pengambilan bakteri yang tidak terlalu banyak, goresan yang benar (tidak terlalu keras agar tidak merusak media agar), dan goresan atau penyebaran yang procedural (jika harusnya membentuk lingkaran, maka bentuklah lingkaran. Jika jarak cukup sedikit maka buatlah sedikit). Hal-hal ini agar koloni dapat terbentuk dan hasil isolasi dapat diamati dan digunakan untu keperluan isolasi kultur murni.

VII. Kesimpulan Hasil pemisahan dengan metode pour plate merupakan hasil paling

baik dengan 3 cawan petri berisi koloni dari masing masing tabung I, II, dan III dengan cawan petri dari tabung III berisi koloni yang dapat digunakan untuk keperluan isolasi kultur murni karena jumlah koloni dan ukuran koloni yang sesuai.

Hasil pemisahan dengan streak plate dilakukan dengan cara continuous, radiant, dan quadrant. Bila menurut gamar referensi, hasil paling baik terdapat pada tipe quadrant dengan koloni yang dapat digunakan untuk isolasi kultur murni.

Hasil pemisahan yang dilakukan dengan spread plate memiliki koloni di ujung terluar lingkaran hasil sebaran yang dapat digunakan untuk isolasi kultur murni.

17

Page 19: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

VIII. Daftar Pustaka

Anonim. -. Techniques of Isolation and Enumaration of Bacteria. http://microbeonline.com/techniques-of-isolation-and-enumeration-of-bacteria/. Diakses pada tanggal 9 September 2015.

Essentials of Medical Microbiology / W.A. Volk at al., – Lippincott-Raven, Philadelphia-New-York.

Review of Medical Microbiology /E. Jawetz, J. Melnick, E. A. Adelberg/ Lange Medical Publication, Los Altos, California, 2002. – P.46-87.

Tankeshwar, Acharya.” Techniques of isolation and Enumeration of Bacteria”. 24 Spetember 2015.

18

Page 20: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Bagian B : Isolasi Kultur Murni dari Cawan Petri bagian A

I. Tujuan Mengidentifikasi kultur stok organisme dari hasil isolasi biakan

campuran pada bagian A Menentukan kultur stok organisme dari hasil isolasi biakan

campuran pada bagian A

II. PrinsipKoloni dapat berkembang baik pada permukaan nutrient agar, tiap

jenis koloni diambil dengan jarum penanam steril dan dipindahkan ke agar miring . Setiap biakan agar miring ini menggambarkan pertumbuhan spesies bakteri tunggal dan disimpan sebagai biakan murni.

III. Teori Dasar

Bakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup

dalam suatu koloni, baik bersimbiose, bebas ataupun parasit pada

makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat melimpah dengan

keragaman yang sangat tinggi. Untuk mempelajari kehidupan dan

keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk mengembakbiakkan

mereka dalam skala laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan

dengan menumbuhkan bakteri dari sumber isolat, seperti tanah, udara,

sisa makanan, dan lain-lain, dalam media yang mengandung nutrisi.

Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media selektif,

media penyubur, media diferensial, dll. Masing-masing media

memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari

praktikan. Dalam mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing

jenis mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus

dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan kultur

murni yang disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu biakan yang

terdiri dari sel-sel dari satu species atau satu galur mikroorganisme.

Kultur murni diperoleh dengan cara isolasi menggunakan metode

tuang maupun gores (Pelczar dan Chan, 1986).

Populasi mikroba di alam sekitar kita besar lagi kompleks. Beratus-

ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam

19

Page 21: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit.

Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Sebagai

contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme.

Alam sekitar kita, udara, tanah, dan air juga dihuni kumpulan

mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme

dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisah-

misahkan populasi campuran yang rumit ini, atau biakan campuran

menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni.

Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal

dari satu sel induk. Isolasi adalah merupakan cara memisahkan

mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh

biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur

murni. (2;28).

Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium

yang baru harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus

diusahakan agar semua alat-alat yang sangkut paut dengan medium

dan pekerjaan inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril, hal ini

untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya mikroorgasnisme

yang tidak kita inginkan.

IV. Alat dan Bahan

No Alat Bahan1. Pembakar bunsen Media nutrisi agar2. Jarum inokulasi -

V. Data

No Gambar Keterangan1. Tanggal Pengamatan : 18

agustus 2015

Nama Bakteri : Bacillus

Hasil Pengamatan : Terdapat 6 koloni, dan berwarna jingga

20

Page 22: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Durasi inkubasi : 48 jam

VI. AnalisisCara kerja dari percobaan diatas adalah dengan memindahkan

kultur murni dari cawan petri percobaan 2 bagian A dengan cara aseptik(steril) menggunakan jarum inokulasi dan bunsen untuk menyalakan api, tahap pertama pijarkan jarum inokulasi pada api yang menyala pada bunsen agar bakteri-bakteri yang terdapat dijarum mati dan dianggap steril, kemudian pijarkan cawan petri dengan memutar pinggiran cawan petri agar steril dan buka tutup penutupnya didekat api agar bakteri-bakteri dari lingkungan sekitar tidak masuk, kemudian ambil bagian pada cawan petri yang telah terbentuk koloni bakteri kemudian pindahkan ke agar miring secara aseptik pula. Saat dilakukan perbandingan antara bacillus referensi dengan bacillus hasil praktikum isolasi kultur murni, terdapat perbedaan yaitu cara menggoresnya, dan di bacillus referensi belum terbentuk koloni bakteri, sementara di bacillus hasil praktikum terdapat 6 koloni berwarna jingga.

Bacillus referensi Bacillus hasil praktikum

Media mempengaruhi pertumbuhan bakteri, ada bakteri yang harus mengggunakan media NA, sementara ada juga jamur yang harus menggunakan media PDA, setiap pembuatan media harus sesuai dengan prosedur, dan menggunakan bahan-bahan yang tepat dan baik agar pertumbuhan bakteri atau jamur berjalan dengan baik, dan praktikan dapat melakukan pengamatan dengan baik dan akurat. Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat – zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain itu, media kultur

21

Page 23: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

mikroba dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat – sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Laboratorium, pembiakan bakteri memerlukan media kultur yang komposisinya terdiri dari C, H, O, N, S. P, K, Mg, Fe, Ca, Mn, dan sedikit Zn, Co, Cu, dan Mo.

VII. Kesimpulan Hasil identifikasi kami terhadap hasil isolasi cawan petri ke

agar miring adalah menghasilkan 6 koloni bakteri yang berwarna jingga.

Kultur stok organisme isolasi kelompok kami memakai Bacillus yang menghasilkan 6 koloni bakteri yang berwarna jingga.

VIII. Daftar PustakaHadioetomo, Ratna S., 1990, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT.

Gramedia , Jakarta.Suriawiria, Unus, (1983), Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa,

Bandung.Ristiati,Dra.Ni Pt.2000. Pengantar Biologi Umum. Proyek

Pengembangan Guru Sekolah Menengah.

22

Page 24: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Bagian C : Karakteristik Biakan Mikroorganisme

I. Tujuan Mengamati hasil pertumbuhan mikroorganisme hasil isolasi

kultur murni dari bagian A. Mengidentifikasi mikroorganisme hasil isolasi kultur murni

bagian A.

II. PrinsipPerbedaan mikroorganisme saat tumbuh di medium berbeda

disebut karakteristik biakan yang kemudian digunakan sebagai pemisah mikroorganisme ke kelompok taksonomi. Ini dapat ditetukan dengan menanam organisme pada medium tertentu seperti di cawan petri, agar nutrisi miring maupun tegak, kaldu nutrisi, dan gelatin nutrisi.

III. Teori DasarPertumbuhan mikroorganisme membutuhkan nutrisi dan kondisi

lingkungan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Persiapan nutrisi dibuat di laboratorium digunakan untuk pertumbuhan organisme yang disebut media terdiri dari 3 jenis bentuk fisis : media cair atau kaldu; media semisolid ; dan media padat. Media cair sepreti kaldu nutrisi, kaldu tryptic soy, atau kaldu brain heart infusion dapat digunakan untuk memperbanyak mikroorganisme dalam pembelajaran fermentasi untuk tes biokimia. Media semisolid dapat juga digunakan untuk pembelajaran fermentasi, untuk menentukan motilitas bakteri dan untuk memperkenalkan pertumbuhan anaerob. Media pada, seperti agar nutrisi atau agar darah, digunakan untuk pertumbuhan bakteri di permukaan untuk mengobservasi kemunculan koloni, untuk isolasi kultur murni, penyimpanan kultur jumlah banyak, dan untuk mengobservasi reaksi biokimia spesifik. Pada saat dalam kondisi dilelehkan, media padat dapat dituang ke cawan petri atau ke tabung tes, dan bila dituang ke cawan petri maka cawan tersebut di desain untuk cawan agar (agar plate).

Bakteri menunjukkan berbagai macam variasi daari nutrisi dan kebutuhan bagi mereka untuk berkembang. Hal ini melingkupi air, sumber energy, sumber karbon, sulfur, nitrogen fosfat, mineral seperti

23

Page 25: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Ca2+ , Mg2+ , Na+, dan vitamin serta factor pertumbuhan lainnya. Agar nutrisi adalah media yang kompleks karena mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui seberapa banyak tipe nutrisi di dalamnya. Pada umumnya, agar nutrisi terdiri dari 0.5% pepron, 0.3% ekstrak daging, 1.5% agar dalam air (pH diatur normal pada 25ºC). Kaldu nutrisi dibuat dari bahan yang sama, namun tidak menggunakan agar.Ekstrak daging adalah bentuk daging yang telah dikeringkan untuk kebutuhan komersil dalam bentuk pasta. Pepto berasal dari kasein (protein susu) yang telah diolah dengan enzim pepsin. Pepton didehidrasi dan disuplai dalam bentuk bubuk. Pepton dan ekstrak daging adalah campuran asam amino dan peptide. Ekstrak daging juga berisi produk yang telah diolah dan dapat larut oleh air, makromolekul lainnya seperti asam nuklat, lemak, polisakarida, juga vitamin dan mineral yang tidak dapat didefinisi decara kimiawi. Banyaknya kompleksitas bahan ini adalah untuk memungkinkan dan mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang luas dan banyak jenisnya. Agar diperoleh dari alga merah yang merupakan supelmen polisakarida di dinding sel mereka. Agar bukan sebuah komponen nutrisi, tetapi merupakan agen pemadatan yang baik karena meleleh dekat titik didih (100ºC) dan memadat pada 45ºC. Jadi agar yang dilelehkan pada suhu 45ºC, sel dicampurkan, kemudian diadatkan untuk memungkinkan menjebak sel hidup.

Beberapa jenis bakteri tidak dapat hidup pada media umum dan hanya dapat ditumbuhkan pada media tertentu. Media tempat hidup satu jenis bakteri disebut Media Selektif. Contohnya adalah Triple Sugar Iron Agar (TSI) dan Kligler’s Iron Agar (KIA) yang digunakan untuk menentukan apakah bakteri dapat memfermentasi glukosa dan/atau laktosa dan apakah mereke dapat memproduksi hydrogen sulfide atau gas lainnya. Sebagai tambahan, TSI dapat mendeteksi kemampuan untuk memfermentasi sukrosa. Karakteristik ini membantu untuk membedakan banyak jenis Enterobacteriacae, termasuk Salmonella dan Shigella yang merupakan pathogen organ pencernaan (usus).

IV. Alat dan Bahan

Alat : BahanPembakar bunsen Tabung berisi agar nutrisi tegakJarum inokulasi Tabung berisi agar nutrisi miring

Tabung berisi kaldu nutrisiTabung berisi gelatin nutrisiCawan petri

24

Page 26: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Koloni dari bagian A

V. Data

No. Gambar Deskripsi1 Nama sampel : Metode

isolasi pada media NA -

tegak

Keterangan :

Tidak terlihat

adanya

mikroorganisme

yang tumbuh

Dibuat tanggal 16

September 2015 dan

diamati tanggal 18

September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

2 Nama sampel : Metode

isolasi pada media gelatin

nutrisi

Keterangan :

Terlihat gelatin

bercekung keruh di

bagian atas dengan

sedikit memanjang

ke bawah

Dibuat tanggal 16

25

Page 27: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

September 2015 dan

diamati tanggal 18

September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

3 Nama sampel : Metode

isolasi pada media NA -

miring

Keterangan :

Ada

mikroorganisme

tumbuh di area

dekat mulut tabung

dan sedikit di

bagian tengah

bawah

Bagian tengah dan

bawah agar tidak

terlihat ada

mikroorganisme

yang tumbuh

Dibuat tanggal 16

September 2015 dan

diamati tanggal 18

September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

26

Page 28: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

4 Nama sampel : Metode

isolasi pada media NA –

cawan petri

Keterangan :

Ada

mikroorganisme

tumbuh sepanjang

daerah yang terkena

goresan jarum ose

Tidak terdapat

koloni yang dapat

dihitung karena

isolasi membentuk

garis zig-zag tanpa

putus

Ada sedikit titik

koloni pada

beberapa bagian

tetapi letaknya ada

di sepanjang

goresan (tidak

terpisah sendiri).

Dibuat tanggal 16

September 2015 dan

diamati tanggal 18

September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

27

Page 29: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

5 Nama sampel : Metode

isolasi pada media kaldu

nutrisi

Keterangan :

Ada

mikroorganisme

tumbuh di bagian

permukaan

Sekumpulan

mikroorganisme

tersebut mulai

tekumpul

membentuk titik di

bagian atas.

Kaldu berubah

menjadi keruh

Dibuat tanggal 16

September 2015 dan

diamati tanggal 18

September 2015

Didapat dari pembuatan

sendiri

VI. AnalisisPada bagian ini dilakukan isolasi kultur murni dari hasil

pengisolasian pada bagian A. Isolasi dilakukan pada 5 media, yaitu NA tegak, NA miring, gelatin nutrisi, kaldu nutrisi, dan cawan petri berisi NA. Untuk percobaan kami, kami mengambil bakteri dari satu koloni hasil dari isolasi metode pour plate dari cawan petri nomor 3.

Gambar nomor 1 adalah isolasi kultur murni di media NA tegak. Untuk membuatnya dimulai dengan memijarkan jarum ose. Setelah itu, dengan menggunakan jarum ose yang sama, secara aseptic, ambil setitik saja bakteri dari koloni yang telah dipilih. Setelah itu, tusukkan

28

Page 30: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

jarum ose ke dalam media agar. Setelah dicabut, pijarkan kembali jarum ose, bakar mulut tabung, tutup gabung dan diinkubasi selama 48 jam dengan suhu kamar. Hasil pengamatan yang didapat, tidak terlihat adanya mikrooorganisme yang tumbuh. Hal ini bisa dikarenakan oleh

Gambar nomor 2 adalah isolasi kultur murni di media gelatin nutrisi. Prosedur pembuatannya sama persis dengan di media NA tegak. Hanya yang berbeda adalah medianya yaitu berisi NA atau gelatin nutrisi. Hasil pengamatan kami terhadap tabung gelatin adalah adanya cekungan di bagian permukaan dan memanjang sedikit ke bagian bawah. Tipe cekungan ini disebut saccate.

Gambar nomor 3 adalah isolasi kulttur murni di media NA miring. Prosedur awal pembuatannya sama dengan di media NA tegak, perbedaannya adalah, jika jarum ose ditusuk ke media agar tegak, maka pada agar miring, jarum ose digesek pada permukaan agar secara zig-zag. Dari hasil pengamatan, bakteri terbentuk di bagian agar dekat mulut tabung dan sedikit di bagian bawah. Hal ini bisa terjadi apabila saat proses menggesek zig-zag tidak terlalu merata.

Gambar nomor 4 adalah gambar isolasi kultur murni di atas agar plate. Prosedur pembuatan sama dengan sebelumnya, bedanya adalah setelah mengambil bakteri dengan jarum ose, jarum digoreskan ke atas media agar di cawan secara zig-zag. Dari hasil pengamatan, tidak terdapat koloni terbentuk dan garis secara zig-zag terbentuk sepanjang goresan dengan bentuk elevations berupa hilly. Beberapa koloni tampak terbentuk di dalam sepanjang goresan dan kemungkinan tidak adanya bakteri adalah karena ada kesalahan pada proses pengambilan bakteri yang terlalu banyak di jarum ose.

Gambar nomor 5 adalah gambar isolasi kultur murni di dalam media kaldu nutrisi. Untuk pembuatannya sama seperti pembuatan di dalam media NA tegak, hanya saja, karena mediumnya berbentuk cair, setelah jarum ose dimasukkan, jarum dikocok di dalam supaya bakteri tercampur dengan kaldu. Dari hasil pengamatan, kami melihat ada sekumpulan mikroorganisme di bagian permukaan dan kaldu berubah menjadi keruh menandakan mikroorganisme tumbuh.

Media berguna sebagai media tumbuh bakteri. Tiap media berbda antara satu dan yang lainnya tergantung dari karakteristik bakteri. Beberapa bakteri tidak dapat tumbuh pada media tertentu dan harus dibiakkan pada media tertentu. Media yang hanya bias ditumbuhi oleh bakteri tertentu disebut media selektif. NA tegak dan miring berbeda dari hasil pembiakkan media agar miring berupa zig-zag dengan hasil biakkan yang dapat diambil langsung dan lebih mudah diamati pada permukaannya. Dengan margins dan elevations bakteri dapat diamati.

29

Page 31: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Sedangkan pada jenis NA tegak, pertumbuhan bakteri memanjang ke dasar tabung dan membentuk jejak dari hasil stab.

VII. Kesimpulan Dari hasil pengamatan, pada media NA tegak tidak tumbuh bakteri,

pada NA miring tumbuh sedikit bakteri di dekat mulut tabung, pada gelatin nutrisi tumbuh sedikit bakteri dengan tipe saccate, pada kaldu nutrisi tampak tumbuh mikroorganisme ditandai dari keruhnya kaldu dan sedikit kumpulan di permukaan kaldu, dan terakhir pada agar plate yang memiliki hilly elevations.

Dari hasil identifikasi, dipastikan mikroorganisme tersebut merupakan bakteri aerob, dengan jenis yang tidak dapat dipastikan karena tidak dilakukan pengamatan lanjut menggunakan mikroskop untuk mengetahui bentuk.

VIII. Daftar Pustaka

Anonim. -. Streak Plate Method. vlab.amrita.edu,. (2011). Streak Plate Method. 24 September 2015

Anonim. -. vlab.amrita.edu/?sub=3&brch=73&sim=213&cnt=1. 24 September 2015.

Essentials of Medical Microbiology / W.A. Volk at al., – Lippincott-Raven, Philadelphia-New-York.

30

Page 32: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Percobaan 3 : Teknik Isolasi dari Lingkungan

I. Tujuan Mengidentifikasi karakteristik morfologi dan bentuk koloni kultur

mikroorganisme yang tumbuh. Menentukan isolasi dengan jumlah koloni terbanyak. Mengidentifikasi keberadaan actynomyces dan jamur.

II. PrinsipMikroorganisme dapat kita temui dimana-mana. Namun, kita tidak

dapat melihat secara kasat mata karena ukuran mikroorganisme yang sangat kecil. Untuk menggambarkan kehadiran mikroorganisme di lingkungan, dalam percobaan ini akan digunakan media agar nutrisi (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). NA adalah medium yang digunakan terutama untuk pertumbuhan bakteri, sementara PDA lebih disukai oleh jamr untuk tumbuh.

III. Teori DasarMikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia,

beberapa di antaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk di udara, air, benda mati, bahkan di tubuh manusia. Mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme yaitu bakteri, protozoa, virus, alga, dan fungi.

Komposisi baku udara yang kita hirup setiap saat, sudah diketahui sejak lama. Di antaranya : nitrogen, oksigen, argon, CO2, neon, helium, hidrogen, dan xenon. Namun, di samping komponen-komponen kimia

31

Page 33: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

tersebut yang bersifat mati masih terdapat komponen lain yang bersifat hidup, yang pada umumnya berbentuk mikroba. Kelompok mikroba yang paling banyak ditemukan di udara adalah : Bakteri : Bacillus, Staphulococcus, Streptococcus, Pseudomonas,

dan Sarcina. Jamur : Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, dan

Trichoderma. Ragi : Candida, Saccharomyces, dan Paecylomyces.

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik, membutuhkan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila fungi hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana. Pada umumnya sel fungi lebih besar daripada bakteri, berkisar antar 1 µm – 5 µm lebarnya dan panjangnya 5 µm – 30 µm. Tubuh atau talus, pada dasarnya terdiri dari dua bagian : miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 µm – 10 µm. Berdasarkan cara reproduksinya, fungi dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : Phycomycetes, Asomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromyces. Jamur dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Kapang dan Khamir. Kapang sangat khas bentuknya yaitu sel yang memanjang dan bercabang, koloninya kering sehingga bentuknya seperti kapas (Gambar 1.4). Khamir bentuknya berupa ragi biasa dikenal sebagai yeast. Morfologi khas dari jamur ini adalah bentuknya yang bulat, licin, dan menyerupai bakteri (Gambar 1.5)

Protozoa merupakan protista eukariotik yang memiliki sel-sel tunggal dan tidak memiliki dinding sel. Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam. Beberapa berbentuk lonjong atau membola, ada yang memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya. Beberapa protozoa berdiameter sekecil 1 µm; yang lain seperti Amoeba proteus, berukuran ± 600 µm. Beberapa siliata mampu mencapai ukuran 2 mm, jadi dapat dilihat tanpa perbesaran. Pada umumnya protozoa merupakan anaerob obligat atau anaerob fakultatif. Berdasarkan gerak alihnya, protozoa dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu, flagelata, amoeba, siliata, dan sporozoa.

Alga adalah organisme eukariotik fotosintetik aerobik. Mengandung klorofil dan pigmen-pigmen yang terletak di dalam kloroplas. Alga dapat uniseluler ataupun multiseluler yang dapat ditemukan dalam bentuk koloni, filament, atau bentuk-bentuk multiseluler lainnya. Dapat tumbuh pada pH antara 4-11.

32

Page 34: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

Bakteri adalah salah satu kingdom monera. Bakteri termasuk sel tunggal (uniselular) dan prokariotik (tidak memiliki membran nukleus). Bakteri juga mempunya dinding sel yang terbuat dari peptidoglycan atau peptidoglikan (indo nya) Alat gerak nya flagel. Reproduksi bakteri biasa nya dengan membelah diri. Secara umum, panjang bakteri adalah sekitar 0,5-3 mikron, sedangkan lebar bakteri adalah sekitar 0,1-0,2 mikron. Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak berwarna dan hampir tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana mereka hidup. Akan tetapi ada beberapa jenis bakteri yang memiliki warna yang berasal dari klorofil yang digunakan untuk berfotosintesis , disebut autotrof. Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti yang umum didapatkan pada bakteri, ragi, dan alga. Dapat pula berbentuk filament atau serat, yaitu rangkaian sel yang terdiri dari dua sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi dan alga.

33

Page 35: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

34

Gambar 1.1 Bentuk Koloni pada Cawan Petri

Gambar 1.2 Koloni Bakteri dan Jamur

Sumber : http://www.dynamicscience.com.au

Gambar 1.3

Sumber : Lister Hill National Center for Biomedical Communications.2002. Colony Shape as A Genetic Trait In The Pattern-Forming Bacillus Mycoides. USA : Department of Health

& Human Services.

Gambar 1.4 Gambar 1.5Sumber : http://myworldfisheries.blogspot.co.id

Page 36: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Actinomycetes adalah bakteri yang berbentuk filamen dan hidup dalam tanah untuk mendapatkan nutrient. Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan dalam banyak buku dibicarakan bersama dengan fungi eukariot. Akan tetapi, organisme ini adalah bakteri. Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara dari jamur dan bakteri, menghasilkan zat-zat metabolik dan asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup bersama dengan bakteri fotosintetik (Gambar 1.6).

IV. Alat dan Bahan

a. Alat : b. Bahan- 4 cawan petri- 3 swab kapas steril- Pembakar Bunsen

- Aquades steril- Kulit- Sampel air- Udara- Agar nutrisi

V. Data

No. Gambar Keterangan

35

Gambar 1.6 Koloni ActynomycesSumber : http://journal.frontiersin.org/article/10.3389/fmicb.2015.00273/full

Page 37: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

1

Sumber : Kelompok 5

Tanggal pengamatan : 18-9-2015

Percobaan : Isolasi Udara – ( 3 menit di TU)

Hasil pengamatan : Bentuk koloni : circular (12

koloni, rhizopus (1 koloni) Jumlah koloni : 13 koloni Warna : coklat muda (1

koloni), jingga (2 koloni), putih (10 koloni)

Durasi inkubasi : 4 hari2 Tanggal pengamatan : 18-9-

2015

Percobaan : Isolasi Udara – ( 10 menit di TU)

Hasil pengamatan : Bentuk : rhizoid (2 koloni),

irregular (2 koloni), circular (25 koloni)

Jumlah koloni : 29 koloni Warna : kuning (1

koloni), jingga (1 koloni), putih susu (27 koloni)

Durasi inkubasi : 4 hari3

Sumber : Kelompok 7

Tanggal pengamatan : 18-9-2015

Percobaan : Isolasi Udara – ( 3 menit di toilet)

Hasil pengamatan : Bentuk : irregular (3

koloni), circular (33 koloni) Jumlah koloni : 36 koloni Warna : kuning (16

36

Page 38: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

koloni), orange (1 koloni), putih susu (19 koloni)

Durasi inkubasi : 4 hari4

Sumber : Kelompok 4

Tanggal pengamatan : 18-9-2015

Percobaan : Isolasi Udara – ( 10 menit di toilet)

Hasil pengamatan : Bentuk koloni : circular (17

buah), rhizoid (1 buah) Jumlah koloni : 18 koloni Warna : coklat muda (1

koloni), kuning (7 koloni), putih susu (10 koloni)

Durasi inkubasi : 4 hari5

Sumber : Kelompok 7

Tanggal pengamatan : 18-9-2015

Percobaan : Isolasi Meja

Hasil pengamatan : Bentuk koloni : circular

(±315), irregular (3 buah) Jumlah koloni : ± 318

koloni Warna : kuning (6

koloni), putih susu (±312koloni)

Durasi inkubasi : 4 hari

37

Page 39: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

6 Tanggal pengamatan : 18-9-2015

Percobaan : Isolasi KulitHasil pengamatan : Bentuk koloni : circular Jumlah koloni : ± 101

koloni Warna : orange (10

koloni), putih susu (±91 koloni)

Durasi inkubasi : 4 hari7 Tanggal pengamatan : 18-9-

2015

Percobaan : Isolasi Kulit

Hasil pengamatan : Bentuk koloni : circular Jumlah koloni : ± 50 koloni Warna : orange (1 koloni),

putih susu (±49 koloni)

Durasi inkubasi : 4 hari

VI. AnalisisPada percobaan teknik isolasi dari lingkungan ini, kita

menggunakan cawan petri yang berisi agar nutrisi sebagai media pertumbuhan mikroorganisme. Agar nutrisi adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. Agar nutrisi juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif (heterotrof). Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Agar nutrisi merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur pengujian mikroorganisme dalam air, kotoran, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan medium agar nutrisi ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994).

Pada percobaan ini, kelompok enam melakukan isolasi udara, isolasi meja, isolasi kulit, dan isolasi air. Tujuannya adalah untuk

38

Page 40: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

mengidentifikasi mikoorganisme yang terdapat di daerah tersebut. Pada isolasi udara, ada dua tempat yang menjadi daerah isolasi, yaitu ruang tata usaha dan toilet. Pada isolasi udara di ruang tata usaha, langkah pengerjaannya adalah dengan meletakkan dua cawan petri yang telah di buka penutupnya di atas meja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, 3 menit dan 10 menit. Kemudian cawan petri ditutup dan inkubasi selama 4 hari pada suhu 370C. Langkah pengerjaan untuk mengisolasi udara di toilet hampir sama dengan langkah pengerjaan pada ruang TU. Namun, karena di toilet tidak terdapat meja, maka cawan petri dapat diletakkan di atas lantai atau dimanapun yang memungkinkan cawan petri aman. Berdasarkan pengamatan dari hasil isolasi udara, terdapat tiga bentuk koloni mikoorganisme yaitu circular, irregular, dan rhizoid. Jumlah koloni mikroorganisme di ruang TU lebih banyak dibandingkan toilet. Umumnya, jumlah koloni mikroorganisme dengan waktu isolasi 10 menit lebih banyak dibandingkan jumlah koloni dengan waktu isolasi 3 menit. Hal ini disebabkan karena semakin lama cawan petri dibuka, semakin banyak mikroorganisme yang dapat menempel pada agar nutrisi. Namun, pada isolasi udara di toilet, jumlah koloni pada isolasi dengan waktu 3 menit lebih banyak dari isolasi dengan waktu 10 menit. Hal ini dapat disebabkan karena tempat peletakkan cawan petri saat inkubasi yang berbeda. Misalnya, mikroorganisme yang terdapat di dekat jamban lebih banyak dibanding mikroorganisme yang terdapat di dekat pintu.

Pada isolasi meja, langkah kerjanya adalah dengan mencelupkan swab steril ke dalam aquades, lalu menyapukan swab ke atas meja secara zig-zag. Aquades diperlukan untuk membasahi kapas pada swab, sehingga mikroorganisme yang terdapat di atas meja dapat lebih mudah menempel di kapas. Kemudian menginokulasi dengan cara meyapukan swab secara kontinu di atas agar nutrisi pada cawan petri, lalu diinkubasi selama 4 hari pada suhu 370C. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan ± 318 koloni mikroorganisme dengan bentuk circular dan irregular.

Pada isolasi kulit, langkah kerjanya adalah dengan mencelupkan swab steril ke dalam aquades, lalu menyapukan swab ke permukaan tangan secara zig-zag. Pada percobaan ini, kami menggunakan tangan Muhammad taufik Prakoso R., anggota kelompok enam. Kemudian menginokulasi dengan cara meyapukan swab secara kontinu di atas agar nutrisi pada cawan petri, lalu diinkubasi selama 4 hari pada suhu 370C. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan ± 101 koloni mikroorganisme dengan bentuk circular.

Pada isolasi air, langkah kerjanya adalah dengan mencelupkan swab steril ke dalam air dan kemudian diinokulasi dengan cara

39

Page 41: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

menyapukan swab ke permukaan agar nutrisi pada cawan petri secara kontinu, lalu diinkubasi selama 4 hari pada suhu 370C. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan ± 50 koloni mikroorganisme dengan bentuk circular.

Berdasarkan pengamatan pada setiap hasil isolasi, kita hanya bisa mengamati karakteristik koloni pada setiap cawan petri. Dimana pada pengamatan terdapat tiga perbedaan yaitu jumlah, bentuk, dan warna koloni mikroorganisme. Perbedaan bentuk dan warna koloni menunjukkan jenis mikroorganisme yang berbeda. Pada percobaan ini, kita tidak dapat mengamati virus, alga dan protozoa. Virus hanya dapat hidup jika ada inang, misalnya bakteri. Untuk mengamatinya diperlukan metode yang lebih spesifik, mengingat ukuran virus yang lebih kecil dibanding bakteri. Pada percobaan ini, juga sudah dipastikan tidak terdapat protozoa karena media yang digunakan tidak mendukung pertumbuhan protozoa. Karena pada percobaan ini hasil isolasi hanya diamati secara kasat mata, tanpa menggunakan mikroskop maka kami hanya mampu mengidentifikasi bakteri dan jamur dengan cara membandingkann hasil pengamatan dengan referensi.

Dari pengamatan, kami mengidentifikasi terdapat dua koloni jamur kapang dari hasil isolasi udara di toilet selama 10 menit dan isolasi udara di TU selama 3 menit.

40

Gambar1.2 Koloni Bakteri dan Jamur Gambar 1.8 Koloni pada Isolasi Udara –

(10 menit di toilet)

Gambar 1.4Koloni Kapang

Gambar 1.7 Koloni pada Isolasi Udara –

(10 menit di TU)

Page 42: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Kami juga mengamati terdapat bakteri yang memiliki koloni berbentuk rhizopus, salah satunya adalah Bacillus mycoides (Gambar 1.3). Jika dibandingkan dengan referensi pada gambar 1.3, koloni pada isolasi udara di ruangan TU selama 10 menit kemungkinan besar merupakan koloni bakteri Bacillus mycoides .

Jika dibandingkan dengan referensi yang ada, kami juga mengidentifikasi adanya koloni actynomyces pada hasil isolasi udara, meja, air, dan kulit. Pada umumnya, bakteri tidak memiliki warna. Namun, pada hasil pengamatan hampir semua koloni memiliki warna. Warna ini berasal dari sisa zat-zat metabolik dan asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup bersama dengan bakteri fotosintetik.

Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa jumlah koloni pada setiap isolasi berbeda. Jumlah koloni terbanyak adalah ± 318 koloni dari hasil isolasi meja dan jumlah koloni yang paling sedikit adalah 13 koloni dari hasil isolasi udara di TU selama 3 menit. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : daerah isolasi dan lamanya proses inokulasi. Semakin kotor suatu daerah maka tingkat keberadaan mikroorganisme semakin tinggi (semakin tidak steril), demikian sebaliknya. Semakin lama cawan petri di buka, maka kemungkinan jumlah mikroorganisme yang menempel di media semakin banyak.

VII. Kesimpulan

41

Gambar 1.3 Koloni Bacillus mycoides

Gambar 1.9 Koloni Isolasi Udara – (10

menit di TU)

Gambar 1.6 Koloni ActynomycesGambar 1.11 Koloni

Isolasi Kulit

Gambar 1.10 Koloni Isolasi Meja

Page 43: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Dari hasil pengamatan, terdapat dua karakteristik koloni mikroorganisme yang dapat langsung diamati secara kasat mat, yaitu:

Bentuk : circular, rhizopus, irregular Warna : coklat muda, kuning, jingga, orange, dan putih susu.

Jumlah koloni terbanyak adalah koloni dari hasil isolasi meja, yaitu ± 318 koloni, yang mengidentifikasi bahwa pada percobaan ini, daerah meja merupakan daerah yang paling tidak steril.

Dari hasil pengamatan, kami mengidentifikasi adanya koloni actynomyces dan dua koloni jamur jenis kapang.

VIII. Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Phylogenetic Appraisal of Antagonistic, Slow Growing Actinomycetes Isolated From Hypersaline Inland Solar Salterns at Sambhar Salt Lake, India. www.journal.frontiersin.org. Diakses pada tanggal 9 September 2015 pukul 13:00 WIB.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Jr., Michael J. Pelczar dan E.C.S. Chan.1986. Elementsof Microbilogy 1. Diterjemahkan oleh : Ratna Sari Hadioetomo, Teja Imas, S.Sutarmi Tjitrosomo, dan Sri Lestari Angka. Jakarta : Universitas Indonesia.

Jr., Michael J. Pelczar dan E.C.S. Chan.1986. Elementsof Microbilogy 2. Diterjemahkan oleh : Ratna Sari Hadioetomo, Teja Imas, S.Sutarmi Tjitrosomo, dan Sri Lestari Angka. Jakarta : Universitas Indonesia.

Lister Hill National Center for Biomedical Communications.2002. Colony Shape as A Genetic Trait In The Pattern-Forming Bacillus Mycoides. USA : Department of Health & Human Services.

Perdana, Adhi Surya. 2013. Persamaan Dan Perbedaan (Jamur, Virus Dan Bakteri). https://adhisuryaperdana.wordpress.com. 24-9-2015.

Suriawiria, Unus. 1990. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung (Kampus ITB) : Angkasa.

42

Page 44: Laporan Percobaan Modul I - Kelompok 6 - IL 2203.docx

Volk, W.A dan M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga: Jakarta, hal. 149-151.

43