PERCOBAAN 6
description
Transcript of PERCOBAAN 6
PERCOBAAN VI
REAKSI – REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS
I. Tujuan
1) Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
2) Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
3) Menulis persamaan reaksi dengan benar
4) Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan
II. Teori
Reaksi kimia yaitu suatu proses dimana zat (senyawa) diubah menjadi satu
atau lebih senyawa baru. Dalam kimia, terdapat reaksi asam-basa yang dikenal
sebagai proses transper-proton. Kelompok reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
dikenal juga sebagai reaksi transper electron.
Reaksi oksidasi dan reduksi berperan dalam banyak hal di dalam
kehidupan sehari-hari. Reaksi setengah selyang melibatkan hilangnya electron
disebut reaksi oksidasi. Istilah oksdidasi pada awalnya digunakan oleh kimiawan
untuk menjelaskan kombinasi unsure dengan oksigen. Reaksi setengah sel yang
melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi reduksi.
Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi atau
reaksi autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai bilangan
oksidasi di antara bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang saling bereaksi
satu sama lain. Metode percobaan langsung untuk menentukan potensial
elektroda yaitu berdasarkan penentuan percobaan potensial.
Antara dua elektroda, bila dibuat suatu hubungan listrik antara dua daerah
yang mempunyai rapatan muatan yang berbeda maka muatan listrik akan mengalir
dari daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih tinggi atau potensial
listrik yang lebih tinngi menuju daerah dengan potensial listrik yang lebih rendah.
Gabungan dua setengah sel disebut sel elektokimia
(Chang.2003.92).
Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara
tertentu, kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara
sederhana elektroda saling dihubungkan dengan kawat logam yang
memungkinkan aliran elektroda. Aliran listrik di antara dua larutan harus
berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui larutan yang
“menjembatani” kedua setengah sel. Hubungan ini disebut jembatan garam.
Jembatan garam ini terdiri dari pipa U terbaik yang diisi dengan elektrolit yang
menghantarkan listrik seperti kalium klorida, dan disumbat dengan kapas pada
kedua ujungnya untuk mencegah aliran mekanis.
Jembatan ini menghubungkan kedua cairan tanpa mencampurnya.
Elektrolit dalam jembatan garam selalu dipilih sedemikian rupa sehingga tidak
bereaksi dengan masing-masing larutan yang dihubungkan nama alat ini biasa
disebut sel Galvani atau Sel Volta.
Angka yang biasanya tertera di pengukuran lingkar arus listrik
menunjukan perbedaan potensial di antara dua setengah sel tersebut. Karena
perbedaan potensial ini merupakan “daya dorong” elektron, maka sering disebut
daya elektromotif (eruf) sel atau potensial sel satuan yang digunakan untuk
mengukur potensial listrik adalah Volt, jadi potensial sel disebut juga Voltase Sel.
(Petrucci. 1989 : 96-97)
Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel
penentuan reaksi sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis
berlangsung spontan daya gerak listrik sel E0 adalah daya gerak listrik bila semua
konstituen terdapat pada keaktifan satu.
Daya gerak listrik suatu sel sama dengan potensial elektroda standar
elektroda katode dikurangi potensial elektroda anode.
E0 sel = E0 katode - E0anode
Hasil E0 sel > 0 menyatakan reaksi berlangsung spontan, dan E0 sel < 0
maka menyatakan reaksi berlangsung tidak spontan.
Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan
reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi
yang berlangsung pada katode adalah reaksi reduksi.
Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi
redoks spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret keaktifan logam yaitu : Li
K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au,
semakin kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga
semakin mudah untuk direduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk
dioksidasi.
(Achmad.1993:82-85)
Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda
hidrogen baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif bila
elektroda ini lebih positif dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya
negatif bila lebih negatif daripada elekrtoda hidrogen standar.
Penulisan dengan lambang digunakan untuk menggambarkan sebuah sel.
Penulisan ini disebut diagram sel, untuk sel elektrokimia :
Zn │Zn2+ ││Ag+ │ Ag
Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan elektroda dimana
terjadi oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana
terjadi reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara
suatu elektroda dan fase lain. Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan
tersebut dihubungkan oleh jembatan garam.
(Barnasconi.1995:71)
Hukum Faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan elektroanalisis.
Hukum ini digunakan untuk menjelaskan pemakaian sel elektrolitik dalam
pemeriksaan kimia. Sehubungan dengan ini, Faraday merumuskan dua hukum
dasar yang dikenal hukum elektrolisis, yaitu :
Massa zat yang bereaksi pada elektroda sebanding dengan jumlah
kelistrikan yang mengalir melalui sel. Massa ekivalen zat yang berbeda dihasilkan
atau dipakai pada elektroda dengan melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik
melalui sel.
(Asizin, Zainal.1986:170-172)
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1) Sudip
2) Cawan krus + tutup
3) Bunsen
4) Kaki tiga +kasa
5) Tabung reaksi
6) Pipet tetes
3.2.2 Bahan
1) Magnesium 0,5gr 22) NaNO3 0,5 M
2) Kristal CuSO4. 5H2O 23) 5 tetes H2O2 0,1 M
3) 1 ml latutan AgNO3 0,01 M 24) FeCl3 0,1 M
4) 0,1 gr serbuk Cu
5) 1 ml larutan HCl 0,1 M
6) 1ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M
7) 1ml larutan Al(NO3)3 0,1 M
8) 3ml KI 0,1 M
9) Larutan Na3PO4 0,1M
10) Larutan HNO3 0,1 M
11) Larutan H2SO4 0,1 M
12) Larutan H3PO4 0,1 M
13) NaOH 0,1 M
14) NaHSO4 0,1 M
15) N2C2O4 0,1 M
16) NaOH 10 M
17) Larutan KMnO4
18) Cuso4 0,5 m
19) Logam Zn dan logam Cu
20) ZnSO4 0,5M
21) Pb (No3)2 0,5 M
3.2 Skema Kerja
a) Reaksi penggabungan
b) Reaksi penguraian
- Dimasukkan seujung sudip bahan utama ke
tabung reaksi
- Dipanaskan dengan Bunsen
- Diamati dan dicatat
c) Reaksi penggantian tunggal
- Diisi tabung reaksi dengan 1 mL AgNO3 0,01
M
- Dimasukkan o,1 gr serbuk Cu, dikocok
- Diisi tabung reaksi 1 mL HCl o,1 M
- Dimasukkan o,1 gr serbuk Mg
- Diamati dan dicatat
SERBUK Mg
HASIL
KRISTAL CuSO4.
5H2O
HASIL
LARUTAN AgNO3 0,01 M, HCl O,1 M
HASIL
- Disedikan alat dan bahan
- Diambil seujung sudip
- Dimasukkan ke dalam krus
- Dibakar pada nyala Bunsen
- Diamati dan dicatat
d) Reaksi penggantian rangkap
- Disediakan 3 tabung reaksi
- Diisi masing-masing tabung dengan bahan
utama1 mL
- Ditambahkan 1 mL KI o,1M
- Dicatat hasilnya
- Diualng lagi percobaan tersebut dengan
menambahkan 1 mL Na3PO4
e) Reaksi redoks serta perubahan warna
- Disiapkan 3 buah tabung reaksi
- Dimasukkan larutan X pada tabung 1
- Ditetesi Na2C2O4 0,1M
- Diamati apa yang terjadi
- Dimasukkan larutan XI pada tabung 2
- Ditetesi KMnO4 0,1M
- Diamati dan dicatat
- Dimasukkan larutan XII pada tabung 3
- Ditambah 1g kristal KMnO4
- Diapanaskan dalam lemari asam
- Diamat
Hg(NO3)3 0,1M ; Al(NO3)3 0,1M; AgNO30,01M
HASIL
X (H2SO4 6M, KMnO4 0,1M (0,5mL), XI (NaHSO3
0,1M, NaOH 10M), XII ( HCl 6M)
HASIL
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data dan Perhitungan
Persamaan reaksi Bukti terjadinya reaksi
A. Reaksi penggabungan
Mg + O2→ MgO2
B. Reaksi penguraian
CuSO4 . 5H2O → CuSO4 + 5H2O
C. Reaksi penggantian tunggal
1. Cu + 2AgNO3 →Cu (NO3)2 + 2Ag
2. Mg + 2HCl → MgCl2 + H2
D. Reaksi penggantian rangkap
1. AgNO3+ KI→ KNO3 +AgI
2. Hg(NO3)2 + 2KI → 2KNO3 + HgI2
3. Al(NO3)3 + 3KIN→ 3KNO3 + ALI3
4. 3AgNO3+ Na3PO4→Hg3PO4 +3NaNO3
5.3Hg(NO3)3+2Na3PO4→Hg3(PO4)2+
6NaNO3
6. Al(NO3)3 + Na3PO4 →AlPO4 + 3NaNO3
E. Reaksi netralisasi
1. HNO3 + NaOH→NaNO3 + H2O
2. H2SO4 + NaOH→ Na2SO4 + 2H2O
3. H3PO4 + NaOH→ Na3PO4 + 3H2O
F. Reaksi redoks
1. Na2C2O4 + KMnO4→
2. NaHSO4 + KMnO4→
3. HCl + KMnO4→
Tidak ada perubahan
Saat diapanaskan berwarna putih
berembun, dan menguap
Ada endapan, tetapi terpisah
Berwarna putih susu dan Mg
mengendap
Kuning
Berubah warna jadi orange, terdapan
endapan diatas
Tidak ada endapan
Ada endapan, larutan berwarna susu
Kuning pekat, ada endapan dibawah
Larutan berwarna kuning
Tidak ada perubahan(10tetes NaOH)
Ada endapan berwarna ungu
Tidak ada perubahan
Berwarna ungu, + Na2C2O4 tetap
ungu
Terdapat endapan diatas, berwarna
coklat
Berwarna coklat, dipanaskan
langsung mendidih
Reaksi –reaksi kimia dan reaksi redoks
Beberapa reaksi redoks
No Percobaan pengamatan Reaksi
1.
2.
3.
4.
CuSO4 + logam Zn
ZnSO4 + logam Cu
Serbuk Mg + Pb(NO3)2
Serbuk Mg + Zn(NO3)2
Serbuk Mg + NaNO3
H2O2 + H2SO4 + KI +
kanji
FeCl3 + H2SO4+ KI +
kanji
Tidak bereaksi
Ada endapan
Warna orange, setelah
ditambah kanji berwarna
coklat
Asap putih, berbau.
Setelah dibakar berwarna
coklat dan ditambah kanji
berwarna kuning.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi
kimia. Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia
seperti bentuk gas ,perubahan warna dan bentuk endapan. Dalam percobaan yang
kami lakukan didaptkan hasil sebagai berikut:
1) Reaksi penggabungan
Pada serbuk Mg yang dimasukkan ke krus sebanyak 0,5 gr dan dibakar
pada nyala Bunsen. Setelah kami amati ternyata tidak terjadi perubahan warna,
berembun, dan tidak berbau. Secara kasat mata serbuk Mg terlihat berubah warna
menjadi abu-abu dan kering. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi:
Mg + O2→ MgO2
2) Reaksi penguraian
Pada Kristal CuSO4 . 5H2O yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 0,5 gr, kemudian dipanaskan dengan Bunsen. Setelah kami amati,
ternyata pada tabung reaksi berembun, terdapat asap putih, dan Kristal CuSO4 .
5H2O berubah menjadi warna putih. Hal ini sesuai reaksi yang terjadi :
CuSO4 . 5H2O → CuSO4 + 5H2O
3) Reaksi penggantian tunggal
Pada sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan AgNO3 0,01 M dan kami
masukkan serbuk Cu 0,1 gr, kemudian kami kocok larutan tersebut, setelah kami
amati ternyata terdapat endapan tetapi terpisah. Sehingga reaksi yang terjadi
adalah:
Cu + 2AgNO3 →Cu (NO3)2 + 2Ag
Pada sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan HCl o,1 M dan
dimasukkan 0,1 gr serbuk Mg. ternyata larutan menjadi putih susu dan serbuk Mg
mengendap. Sehingga reaksi yang terjadi:
Mg + 2HCl → MgCl2 + H2
4) Reaksi penggantian rangkap
Pada percobaan ini kami menguji larutan AgNO3 0,01 M, Hg(NO3)2 0,1 M
dan Al(NO3)3 0,1 M . Keempat larutan tersebut kami masukkan ke tabung reaksi
yang berbeda untuk setiap larutan kemudian amsing-masing larutan tersebut kami
tambahkan KI 0,1 M sebanayk 1 mL. setelah kami amati, ternyata untuk larutan
AgNO3 berubah menjadi kuning, terdapat endapan karena andanya larutan AgNO3
yang mengendap di larutan KI encer, AgNO3 mempunyai sifat padat dari KI
sehingga terjadi reaksi:
AgNO3+ KI→ KNO3 +AgI
Dan untuk larutan Hg(NO3)2 + larutan KI encer, larutan berubah warna
menjadi orange dan ada endapan, karena Hg(NO3)2 mempunyai sifat padat dari KI
sehingga terjadi pengendapan.
Hg(NO3)2 + 2KI → 2KNO3 + HgI2
Larutan Al(NO3)3 + larutan KI encer, larutan tersebut tidak berubah warna
sedikit pun. Kemungkinan kami salh dalam mereaksikan larutan tersebut dan juga
karena kami menggoyang-goyangkan tabung reaksinya.
Al(NO3)3 + 3KIN→ 3KNO3 + ALI3
Pada percobaan kedua kami masih menggunakan larutan yang sama
dengan penambahan larutan Na3PO4 . Untuk larutan AgNO3 + larutan Na3PO4 kami
dapatkan hasilnya, ternyata larutan berubah warna menjadi putih susu dan ada
endapan. Untuk larutan Hg(NO3)3+ Na3PO4, larutan berubah warna kuning bening
dan ada endapan. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi :
3AgNO3+ Na3PO4→Hg3PO4 +3NaNO3
3Hg(NO3)3+2Na3PO4→Hg3(PO4)2+ 6NaNO3
Al(NO3)3 + Na3PO4 →AlPO4 + 3NaNO3
5) Reaksi netralisasi
Pada percobaan ini kami menguji larutan HNO3 0,1 M, H2SO4 0,1 M, dan
H3PO4 0,1 M kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan. Masing-
masing larutan kami teteskan fenolnaftalin sebagai indicator. Kemudian kami
tambahkan lagi beberapa tetes NaOh pada setiap larutan. Pada HNO3 tidak ada
perubahan warna dan pada larutan H2SO4 terdapat endapan berwarna ungu, serta
pada larutan H3PO4 tidak ada perubahan. Masing-masing larutan kami tambahkan
10 tetes NaOH. Sehingga reaksi yang terjadi :
HNO3 + NaOH→NaNO3 + H2O
H2SO4 + NaOH→ Na2SO4 + 2H2O
H3PO4 + NaOH→ Na3PO4 + 3H2O
6) Reaksi redoks serta perubahan warna
Pada percobaan ini kami menguji larutan H2SO4 6M, NaHSO3 0,1M, dan
HCl 6M. masing-masing larutan kmai masukkan pada tabung reaksi yang
berbeda. Untuk larutan H2SO4 6M kami tambahkan KMnO4 0,1M + tetesan
larutan Na2C2O4 0,1 M. Saat larutan H2SO4 6M kami tambahkan KMnO4 ternyata
larutan berubah warna menjadi ungu, lalu kami tambahkan Na2C2O4 ternyata
larutan tetap berwarna ungu walaupun sudah diberi beberapa tetesan. Untuk
tabung ke 2 , larutan NaHSO3 + 1 mL NaOH dan diteteskan larutan KMnO4 . Saat
penambahan NaHSO3 + 1 mL NaOH larutan menimbulkan gelembung dan
ditambahkan KMnO4 larutan terdapat endpan diatas berwarna coklat dan
bergelembung. Untuk tabung 3, larutan HCl + KMnO4 berwarna cokalt dan berbau
menyengat lalu kami panaskan ternyata larutan tersebut langsung bereaksi.
7) Beberapa reaksi redoks
Pada percobaan ini kami menguji serbuk Mg + Zn(NO3)2 , hasil
pengamatan menunjukkan tidak terjadi reaksi, tetapi seharusnya menurut teori
terjadi reaksi . Sedangkan pada reaksi Mg + NaNO3 hasil pengamatan dapat
bereaksi , tetapi menurut teori tidak dapat bereaksi karena Mg terdapat disebelah
kanan logam Na sehingga tidak dapat bereaksi. Apabila dilihat dari hasil yang
diperoleh tersebut, terdapat kekeliruan hasil, mungkin praktikan lupa mana tabung
yang berisi Mg + Zn(NO3)2 dan tabung berisi Mg + NaNO3 sehingga hasilnya
seperti kebalikan.
Pada percobaan kedua kami menguji H2O2 + H2SO4 + KI + kanji. Setelah
diamati pada saat larutan H2O2 + H2SO4 + KI larutanberwarna orange , setelah
ditambahkan kanji larutan berubah warna menjadi coklat. Percobaan ketiga kami
menguji FeCl3 + H2SO4+ KI + kanji yang menimbulkan asap putih , berbau dan
setelah dibakar berwarna coklat serta ditambahakan kanji berubah warna menjadi
kuning. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan teori yang ada.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Ada 5 jenis reaksi kimia biasa yaitu yaitu reaksi penggabungan, reaksi
penguraian, reaksi penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan
reaksi netralisasi serta reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang sering
terjadi.
2) Tanda-tanda reaksi kimia dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan
warna dan perubahan suhu.
3) Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsur-
unsur yang ikut bereaksi.
4) Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara, yaitu:
a. Cara perubahan biloks
b. Cara setengah reaksi
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum , praktikan diharapkan tenang dan berhati-
hati terhadap senyawa ? larutan yang diuji. Usahakan memakai sarung tangan dan
masker saat melakukan percobaan. Untuk asisten laboratorium terima kasih
selama ini telah membimbing kmai saat melakukan praktikum dengan sabar.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. dkk.1993. Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Asikin, Zainal. dkk. 1986. Penuntun Belajar Kimia Teori dan 44 soal. Jakarta :
Erlangga.
Barnasconi,G.1995. Teknologi Kimia Bagian 2. Bandung : Bumi Aksara.
Chang, Roymond.2003.Kimia Dasar Edisi ke-3 Jilid I. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1989. Kimia Dasar Edisi Ke-4 Jilid I. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN
1. Pertanyaan prapraktek
1. Berikan definisi dari istilah-istilah berikut ;
Jawab:
a. Katalis adalah suatu zat yang dapatmempercepat jalannya laju
reaksi
b. Deret elektromagnetik adalah suatu deret yang menyatakan
susunan unsur-unsur berdasarkan kemampuan mereduksi dari
yang paling kuat sampai yang lemah
c. Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepaskan kalor dari
sistem ke lingkungan
d. Endapan adalah komponen campuran yang tidak ikut larut dan
biasanya terdapat di bagian bawah larutan
e. Produk adalah zat hasil reaksi
f. Pereaksi adalah zat-zat yang bereaksi
2. Terangkan arti lambang-lambang berikut: ∆, WR, (s), (L), (g) dan (aq)
Jawab:
a. ∆ : reaksi diberi panas
b. WR : jumlah energi dalam reaksi
c. (S) : solid umtuk fase padat
d. (L) : liquid untuk fase cair
e. (g) : gas untuk fase gas
f. (aq): aqudes untuk fase larutan
3. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh bagian?
Jawab: 1
10 x 250 = 25 ml
4. Apakah warna indikator PP dalam larutan asam?
Jawab: tidak berwarna
5. Hitung massa atom Cu dari sebagai berikut:
Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui 45,82gr
Bobot cawan penguap 45,361gr
Bobot cawan penguap + logam Cu 45,781gr
Jawab: bobot logam Cu = ( bobot cawan penguap + logam Cu) – (bobot
cawanpenguap)
= ( 45,781 – 45,361) gr
= 0,42 gr
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi!
Jawab:
Oksidasi adalah melepaskan elektron
Reduksi adalah menangkap elektron
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor.
Jawab:
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (penurunan biloks)
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi (kenaikan biloks)
2. Pertayaan pascapraktek
1. Identifikasi zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan
a. Asap putih : reaksi penggabungan NH4Cl = O2
b. Cairan tak berwarna : reaksi penggantian rangkap = H2O
c. Gas yang dapat memadamkan api = reaksi penguraian H2
d. Padatan kelabu = reaksi rangkap tunggal Cu
e. Gas yang tak berwarna = reaksi penggantian tunggal MgCl2
f. Endapan jingga = reaksi penggantian rangkap KNO3endapan
kuning = reaksi penggantian rangkap NaNO3
g. Yang mengubah warna indikator = reaksi netralisasi NaOH
2. Buatlah persamaan reaksinya
a. Tembaga logam + oksigen → tembaga (II) oksida
Jawab: Cu + ½ O2 →CuO
b. Merkuri (II) nitrat + kalium bromida → merkuri (I) bromida + kalium
Jawab : nitrat Hg(NO3)2 +2KBr → 2HgBr + 2KNO3
3. Lengkapi persamaan reaksi berikut. Bila tidak ada reaksi, tulis TR.
a. Hg + Fe(NO3)2→ TR
b. Zn + Ni(OH)2→ Zn(OH)2 + Ni
c. Pb(NO3)2 +K2CrO4→ TR