Percobaan 2&3

download Percobaan 2&3

of 14

description

kkljll

Transcript of Percobaan 2&3

Laporan Praktikum Biokimia IReaksi Sistin, Reaksi Sisteina dan konversi sistin ke sistein dan kebalikkannya

Disusun Oleh:

Nama: Dita Ratna Sari

Nim: 06111410011

Prodi: Pend. Kimia (Palembang)

Kelompok: 3

Dosen Pembimbing: Drs. Made Sukaryawan, M.Si Desi, S.Pd., M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA20131. Nomor Percobaan : 2

1. Judul Percobaan : Reaksi Sistin, Reaksi Sisteina dan konversi sistin ke sistein dan kebalikkannya

1. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui adanya gugus sulfuhidril dengan menggunakan kristal Sisteina hydroklorida dan Natrium nitroprussida 1%. Untuk mengetahui adanya gugus Sistine dengan menggunakan Sistine.

1. Landasan TeoriAsam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C " alfa " atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter -ion . Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam -amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam aminokecuali glisina memiliki isomer optik : L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama CLRN, dari singkatan COOH R - NH2).Polimerisasi asam aminoProtein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomermonomer ini tersambung dengan ikatan peptida , yang mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA. Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomermonomer ini tersambung dengan ikatan peptida , yang mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA.Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino. Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter -ion . Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik , gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi,COO). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter -ion . Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral. Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino..Reaksi asam aminoAsam amino dapat bereaksi dengan basa kuat karena bersifat asam lemah dan bereaksi dengan asam kuat karena mengandung gugus -NH2 yang bersifat basa lemah. Gugus yang memberikan sifat asam adalah gugus COOH. Hal ini karena asam amino bersifat amfoter. Asam -amino secara umum dimisalkan sebagai R-CH(NH2)-COOH. Pada saat larutannya direaksikan dengan basa kuat, NaOH maka OH- menyerang gugus -COOH terbentuklah -COO-.R-CH(NH2)-COOH + OH- R-CH(NH2)-COO- + H2OKetika asam amino itu direaksikan dengan asam kuat, H2SO4(aq), ion-ion H+ tertarik ke gugus -NH2 membentuk -NH3+.R-CH(NH2)-COOH + H+ R-CH(NH3+)-COOHPerhatikan persamaan reaksi ini. Ketika larutan NaOH ditambahkan ke dalam larutan asam amino, ion-ion OH- dari NaOH menumbuk gugus -COOH dan menarik ion H+ membentuk H2O. Gugus asam berubah menjadi -COO-. Berarti saat asam amino ditambah basa kuat, bersifat asam lemah. Kebalikannya, saat asam amino direaksikan dengan asam kuat HCl(aq), ion-ion H+ tertarik ke gugus -NH2 membentuk -NH3+. Berarti ketika asam amino ditambah dengan asam kuat, bersifat basa lemah. Kesimpulannya, asam amino bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam kuat dan basa kuat.Suatu ion dipolar mempunyai sebuah muatan positif dan sebuah muatan negatif; sehingga muatan listriknya netral. Walaupun netral, tetapi ion dipolar masih merupakan senyawa ion. Terlihat dari sifat-sifat fisiknya. Misalnya: titik didihnya tinggi, dapat larut dalam air, tetapi hampir tidak larut dalam pelarut organik. Sifat-sifat ini tidak ada bila ion dipolar tidak mempunyai muatan ion. Ion dipolar bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam atau basa. Sifat penting ini disebabkan karena adanya muatan positif dan negatif. Bila asam-amino yang dipolarkan bereaksi dengan asam, gugus karboksil akan mendapat sebuah proton dan ion dipolar ini akan berubah menjadi suatu proton. Bila direaksikan dengan basa, asam amino akan kehilangan sebuah proton sehingga terbentuk sebuah amino.Berdasarkan pada struktur rantai samping (R) aam-asam amino termasuk dalam golongan asam amino berikut:1) rantai samping netral2) rantai samping basa3) rantai samping asam.

1. Alat dan Bahan1. Alat1. Pipet tetes6. Tabung Reaksi

1. Gelas ukur7. Rak Tabung Reaksi

1. Beker gelas8. Batang Pengaduk

1. Neraca Analitik9. Penjepit Tabung

1. Bunsen

1. Bahan1. Sistin6. NH4OH

2. NaOH 1N7. H2O

3. Timbal Asetat8. HCl 0,5

4. Kristal Sistein Hidroklorida9. Seng

5. Larutan Natrium Nitroprussida 1%10. Aquades

1. Prosedur Percobaan Reaksi Sistin dan Sisteinaa. SistinLarutakan sedikit sistin kedalam 5 ml NaOH 1 N. Tambahkan beberapa kristal Pb asetat. Panaskan hingga mendidih.b. SisteinLarutkan beberapa kristal sistein hidroklorida dalam 5ml air. Tambahkan 0,5ml larutan natrium nitroprussida 1%. Tambhakan 0,5ml amonium hidriksida.

Konversi Sistin ke Sistein dan Kebalikannyaa. Konversi sistin ke sisteinLarutkan sedikit sistin ke dalam HCl 0,5N pada tabung.Tambahkan sekeping seng dann biarkan bereaksi selama 5 menit. Panaskan perlahan-lahan jika perlu. Saring dan selidiki seperti reaksi uji untuk sistein (dengan nitroprussida).b. Konversi sistein ke sistinLarutkan sedikit sistein hidroklorida dalam 5 ml air. Tambahkan beberapa tetes larutan ferriklorida. Selidiki perubahan warna. Tambahkan berlebih larutan ferriklorida sehingga selanjutnya tidak berubah.

1. Hasil PengamatanNo.Judul PercobaanProsedurHasil pengamatan

1.

2. Reaksi Sistin dan Sisteinaa. Sistin

b. Sistein

Konversi Sistin ke Sistein dan Kebalikannyaa. Konversi Sistin ke Sistein

b. Konversi Sistein ke Sistin

0,1gr sistin + 5ml NaOH 1N + Timbal Asetat 0,05 gr lalu dipanaskan

01gr sistein + 10 tetes HCl 0,1M + 5ml air + 0,5ml Natrium Nitropusida 1% + 10 tetes amoni hidroksida.

0,1gr Sistin + 5ml HCl 0,5N + Sekeping seng (tunggu 5 mnt) dan dipanaskan ditutup dengan kertas saring yang dibasahi dengan PbSO4

0,1gr sistein hidroklorida + 10 tetes HCl + 2 tetses larutan ferriklorida

Saat larutan sistin & NaOH dicampurkan larutan bening lalu setelah ditambahkan timbal asetat warna larutan tetap bening dan setelah dilakukakn proses pemanasan larutan berubah warna menjadi hijau dan terdapat endapat hitam.

Saat larutan sistein dan HCl dicampurkan dengan air larutan tetap bening, lalu setelah ditambahkan Natrium Nitroprusida larutan berubah warna sedikit kecoklatan dan setelah ditambahkan 10 tetes amonium hidroksida terjadi perubahan, yaitu terdapat 2 fase, fase atas berwarna merah dan fase bawah tidak berwarna.

Setelah larutan dicampurkan larutan tetap bening, lalu saat dimasukkan sekeping seng larutan terbentuk gelembung-gelembung kecil disekeliling seng dan saat dipanaskan sedikit lama penutup mulut tabung reaksi tersebut terbentuk warna hitam pada kertas saring tersebut.

Setelah larutan sistein hidroklorida dimasukkan kedalam air, larutan tetap bening dan setelah diberi 2 tetes larutan ferriklorida terjadi perubahan warna yaitu menjadi biru.

1. Reaksi7. Sistin S Sl l H2C CH2l l H2NHC CHNH2 + 2 NaOH + Pb (CH3COO)2l l O=C C=Ol l HO OH

Pb S S l l H2C CH2 l l H2N HC CH N H2 + 2 CH3COONa + 2 OH- l l O=C C=O l l HO OH

7. Sistein O ll H-S-CH2-CH-C-OH + NH4OH + Fe3+ (CN)5 NO2- Na l NH2

O ll NH4+ Fe (CN)5 NO2--S-CH2-CH-C-OH + NaOH l NH2

7. Konversi Sistin ke Sistein

7. Konversi Sistein ke Sistin

1. PembahasanPada prkatikum kedua kali ini yaitu mengenai Reaksi Sistin, Reaksi Sisteina dan konversi sistin ke sistein dan kebalikkannya, yang bertujuan untuk mengetahui adanya gugus sulfuhidril dengan menggunakan kristal Sisteina hydroklorida dan Natrium nitroprussida 1% dan untuk mengetahui adanya gugus Sistine dengan menggunakan Sistine. Pada praktikum kali ini ada emapat percobaan yang akan dilakukan yaitu Sistin, Sistein, Konversi Sistin ke Sistein dan Konversi Sistein ke Sistin.Pada Percobaan yang pertama yaitu Sistin, dimana saat larutan sistin dan NaOH dicampurkan larutan menjadi bening lalu setelah ditambahkan timbal asetat warna larutan tetap bening dan setelah dilakukakn proses pemanasan larutan berubah warna menjadi hijau dan terdapat endapat hitam. Dari hasil pengamatan ini dapat kita ketahui bahwa warna endapan hitam yang terbentuk adalah PbS yang menandakan bahwa asam amino tersebut mengandung belerang.Pada percobaan kedua yaitu Sistein, dimana saat larutan sistein dan HCl dicampurkan dengan air, larutan tetap bening lalu setelah ditambahkan Natrium Nitroprusida larutan berubah warna sedikit kecoklatan dan setelah ditambahkan 10 tetes amonium hidroksida terjadi perubahan yaitu terdapat 2 fase, fase atas berwarna merah dan fase bawah tidak berwarna. Dari hasil pengamatan ini terlihat bahwa sistein terbukti memberikan uji positif karena mengandung gugus sulfuhidril dimana terlihat dari warna merah stabil yang terbentuk pada larutan.Pada percobaan ketiga yaitu konversi sistin ke sistein dimana setelah larutan dicampurkan larutan tetap bening, lalu saat dimasukkan sekeping seng larutan terbentuk gelembung-gelembung kecil disekeliling seng dan saat dipanaskan sedikit lama penutup mulut tabung reaksi (kertas saring) tersebut terbentuk warna hitam. Warna hitam yang terbentuk pada kertas saring tersebut menandakan bahwa terdapat unsur sulfur yang terkandung dalam larutan tersebut.Pada percobaan yang terakhir yaitu konversi sistein ke sistin dimana setelah larutan sistein hidroklorida dimasukkan kedalam air, larutan tetap bening dan setelah diberi 2 tetes larutan ferriklorida terjadi perubahan warna yaitu menjadi biru. Hal bisa terjadi akibat pengaruh dari kemampuan garam ferri tersebut yang dapat mendenaturasi sistein.

1. Kesimpulan9. Pada percobaan sistin warna endapan hitam yang terbentuk adalah PbS yang menandakan bahwa asam amino tersebut mengandung belerang.9. Pada percobaan sistein terbukti memberikan uji positif yang ditandai dengan terbentuknya warna merah pada larutan.9. Warna hitam yang terbentuk pada kertas saring menandakan bahwa terdapat unsur sulfur yang terkandung dalam larutan tersebut.9. Pada konversi sistein ke sistin garam ferri berguna untuk mendenaturasi sistein agar membentuk senyawa kompleks berwarna.

1. Daftar PustakaArif. 2012. Laporan Percobaan 2 Analisa Protein. (Online). (http:// ariefrvi.blogspot.com, diakses pada tanggal 23 Septeber 2013)Pratama. 2012. Makalah Katabolisme Protein Biokimia. (Online). (http:// http://prachzpratama2.blogspot.com, diakses pada tanggal 23 September 2013)Tarsana, Agus. 2010. Identifikasi Kansungan Asam Amino. (Online). (http:// agustarsana.blogspot.com, diakses pada tanggal 23 September 2013)

1. LampiranA. Pertanyaan dan Jawaban SISTIN1. Warna endapan ?Jawab : warna endapan yang terbentuk adalah warna hitam2. Apa yang mengendap ?Jawab : Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan yang mengendap adalah Timbal SISTEIN1. Apakah warnanya,apakah warna stabil ?Jawab :Dari hasil pengamatan pada percobaan sistein terbentuk berwarna merah dan warna tersebut tetap stabil2. Apakah sistein memberikan warna uji positif ?Jawab:Sistein memberikan warna uji positif karena terbukti menghasilkan warna merah dan terdapat gugus sulfuhidril 3. Petida dari sistein yang mana akan memberikan uji nitroprusida yang positif ?Jawab :Reaksi antara gugus SH dari sistein dengan natriumprusida dalam larutan amoniak. Hal ini menunjukkan uji positif terhadap reaksi nitroprusida.

KONVERSI SISTEIN KE SISTIN 1. Tuliskan reaksi konversi sistin dan sistein ?Jawab :a. Konversi sistin ke sistein

b. Konversi sistein ke sistin

2. Apakah gunanya kemampuan garam-garam ferri untuk mengoksidasi gugus-gugus sulfudril dari sistein ?Jawab:Kemampuan garam ferri untuk mengoksidasi gugus sulfuhidril adalah dengan mendenaturasi yang ditandai dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna.

B. Gambar

SistinSistein

Konversi Sistin ke Sistein Konversi Sistein ke Sistin