Percobaan 2 DKE
-
Upload
sickhead1992 -
Category
Documents
-
view
162 -
download
1
Transcript of Percobaan 2 DKE
PERCOBAAN 2
KARAKTERISTIK MODUL SEL SURYA
DENGAN SIMULINK MATLAB
2.1 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui system kerja sel surya.
2. Mengetahui karakteristik arus tegangan pada sebuah modul sel surya dengan
mengguanakan program simulink matlab
3. Mengetahui karakteristik arus tegangan pada sebuah modul sel surya akibat
pengaruh radiasi surya dengan menggunakan program simulink matlab.
2.2 Landasan Teori
Sel-sel surya photovoltaic (pv) adalah diode semi konduktor yang didisain
untuk menyerap sahaya matahari dan mengkonversikannya menjadi listrik.
Penyerapan cahaya matahari menghasilkan pembawa-pembawa minoritas bebas,
yang menentukan arus sel surya. Pembawa ini terkumpul dan terpisah oleh junction
diode, yang menentukan tegangannya.
Operasi dasar sel surya ditunjukkan pada gambar 1. Foton-foton sel surya
diserap oleh bahan semi konduktor dan setiap foton yang diserap membangkitkan
sepasang electron-hole. Pembawa-pembawa minoritas yang dibangkitkan berdifusi ke
junction dimana mereka terkumpul. Jumlah pembawa yang terkumpul menentukan
arusnya. Tegangan ditentukan oleh karakteristik junction-nya.
Gambar 1. Operasi sel surya
Rangkaian ekivalen ditunjukkan pada gambar 2. Kurva karakteristik sel surya
photovoltaic dapat ditentukan dengan pertama menghitung karakteristik arus
tegangan diode super posisi dapat digunakan untuk mengkombinasikannya.
Gambar 2. Rangkaian ekivalen sel surya
Arus maksimum untuk sel surya tergantung pada lebar pita penyerapan
semikinduktor dan spectrum surya. Setiap photon dengan energy lebih besar dari
lebar pita dapt diharapkan untuk membangkitkan satu pasang electron-hole, yang
menyebabkan satu pembaw aminoritas dapat terkumpul. Koefisien penyerapan bahan
semikonduktor menentukan ketebalan yang diperlukan untuk menyerap cahaya surya
dengan energy lebih besar dari selah pita. Sebagai contoh ketebalan silicon 0,5 mm
akan menyerap 93% dari cahaya surya dengan sebuah energy diatas lebar pitanya.
1. Junction p-n
Sel-sel PV telah dibuat dengan bahan silicon (Si), gallium arsenide (GaAs),
copper indium diselenide (CIS), cadmium telluride (CdTe), dan beberapa bahan lain.
Bagian utama sl Pv yaitu junction p-n, atau ekivalen dengan junction Schottky yang
diperlukan untuk memungkinkan pengaruh sel surya. Pemahaman junction p-n adalah
bagian penting dari pemahaman bagaimana sel PV mengkonversi cahaya matahari
menjadi listrik. Gambar 3 menunjukkan sebuah junction p-n silicon.
Junction tersebut terdiri dari sebuah layar Si tipe –n digabungkan dengan layer
Si tipe-p, dengan sebuah struktur Kristal Si murni membentang junction junction
tersebut. Hubungan diantara kerapatan hole (p), dan kerapatan electron (n), pada
setiap titik yang diberikan bahan adalah :
np=ni2
Dimana ni adaldh perkiraan kerapatan electron atau hole dalam bahan
intrinsic (tak murni). Saat kondisi tak murni, n=Nd dan p=Na, dimana Nd dan Na
adalah kerapatan tak murni donor dan acceptor.
Analisa aliran electron dan hole melewati junction merupakan pengembangan
persamaan diode:
I=I 0[exp( qVkT )−1]
Dimana q adalah muatan electron, k adalah konstanta Boltzman, T adalah suhu
junction dalam K, dan V adalah tegangan luar melewati junction dari sisi –p kesisi-n.
2. Junction p-n teriluminasi
e=h v=h cλ
Dimana lamda adalah panjang gelombang foton, h adalah konstanta plank (6,625 x
10-34Js). Dan c adlah kecepatan cahaya (3 x108).
Energy foton dan electron volt (e-V) menjadi 1,24/ lamda, jika lamda adalah
dalam µm (1eV=1,6 x 10-19). Jika sebuah foton mempunyai energy yang sama atau
melebihi energy lebar pita semikonduktor dari bahan junction p-n, kemudian energy
foton mampu menciptakan pasangan electron-hole (EHP). Untuk Si, lebar pita adalah
1,1 eV, jika panjang gelombang foton kurang dari 1,13 µm didekat daerah
inframerah, maka foton akan mempunyai cukup energy untuk membangkitkan EHP.
Meskipun foton-foton dengan energy lebih tinggi dari energy lebar pita dapt diserap,
satu foton hanya dapat mengkreasiakan hanya satu EHP. Energi lebih dari foton
dibuang sebagai panas. Bila foton memasuki sebuah bahan intensitas beam (daya
dalam medan gelombang) tergantung pada konstanta penyerapan panjang gelombang
bebas, α.
Jumlah arus foton terinduksi mengalir melewqati junction dan rangkain luar
secara langsung sebanding dengan intensitas sumber foton. Catatan bahwa EHP
digerakkan melewati junction dengan adanya medan E (E-field), jadi hole bergerak
kesisi p dan melanjutkan untuk berdifusi kearah kontak luar sisi-p. Dengan cara yang
sama electron-elektron bergerak ke sisi-n dan melanjutkjan untuk berdifusi ke kontak
luar sisi-n.
Pada titik ini, sebuah pengamatan penting dilakukan. Tegangan luar melewati
diode yang menyebabakan arah aliran arus saat tidak ada foton-foton, adalah positif
dari p ke n. Arus dan tegangan diode didefinisikan dalam arah ini, dan diode
didefinisikan bedasarkan konvensi tanda pasif. Dengan kata lain ketika tidak ada
foton-foton menimpa junction, diode manghilangkan daya. Tetapi saat terdapat foton-
foton aliran arus terinduksi foton melawan arah arus tersebut. Oleh karena itu arus
meninggalakan terminal posistif. Yang berarti alat tersebut membangkitkan daya. Ini
adalah efek dari PV. Saat arus PV diganbungkan dengan persamaan diode,
menghsilkan persamaaan :
I=I 1−I 0[ qVkT−1e
❑ ]=I 1−I 0 eqVkT
Gambar 5 menunjukkan kurva i-v untuk sel PV ideal dan tipikal,
mengasumsikan sel tersebut mempunyai luas perkiraan195 cm2. Sifat lain kurva I-V
gambar 5, adalah adnya titik tunggal pada setiap kurva pada daya yang didkirim oleh
sel adalah maksimum. Titik ini adalah daya maksimum(maksimum power point) dari
sel.Dan gambar 6 adalah saat daya sell diplot terhadap tegangan.
Gambar 5. Karakteristik I-V
dari sel-sel P-V ideal dengan level iluminasi yang berbeda
Gambar 6. Karakteristik P-V dari sel-sel PV dengan empat level iluminasi
2.3 Daftar Peralatan
NO. Perallataaan Jumalah buah(buah)
1 Personal computer 1
2 Program matlab
2010
1
2.4 Gambar Rangkaian
Gambar 7. Rangkaian percobaan karakteristik arus-
tegangan dan daya-tegangan dengan modul photovoltaic
masukan tegangan
Input:
- Tegangan photo voltaic
- Insolation
Output:
- Arus photofoltais, Ipv
- Daya output photovoltaic.
Model ini tepat unutk keadaan saat modul-modul terhubung parallel dengan tegangan
yang sama.
2.5 Prosedur Kerja
1. Buka program matlab 2010
2. Buka file modul PV adalah pada menu current folder, kemudian muncul
tampilan simulink untuk modul Photo voltaic.seperti gambar 6 berikut:
3. Klik pada program MATLAB 2010, menu simulink library browser.
4. Pada menu simulink library browser klik menu new model, kemudian
muncul tampilan program simulink dengan nama file untlitled.mdl. simpan dengan
menu save as dan beri nama percobaan 2, selanjutnya buatlah program simulink pada
gambar 6 pada file ini.
5. Tarik PV 1 kedalam program simulink pada file percobaan 2.
6. Tarik reapeting sequence stair pada menu resources.
7. Masukkan data berikut untuk input radiasi sel surya (illumination)
8. Tarik reapeting sequence pada menu sources.
9. Masukkan para meter data berikut:
10. Tarik X-Y graph pada menu sink.
11. Untuk karakteristik I-V masukkan parameter data x-min=0, x-max=25, y-
min=0, y-max=6, dan sample time=-1.
12. Untuk karakteristik P-V masukkan parameter data x-min=0, x-max=25,
y-min=0, y-max=6, dan sample time=-1.
13. Hubungkan terminal-terminal pada setiap blok simulink seperti gambar 6.
14. Klik menu simulation kemudian klik configurations Parameter, masukkan
para meter data.
15. Klik start simulation, daptka hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-
V.
2.6 Data Percobaan
Gambar Data
Gambar Data
2.7 Analisa Data
2.7.1 Grafik
Modul PV1
I-V beraturan
P-V beraturan
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
Modul PV2
I-V beraturan
P-V beraturan
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
ASAMSUL HADI (111910201101)
2.7.2 Pembahasan
Proses konversi energi radiasi cahaya matahari menjadi eneriy listrik terjadi
melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama electron yang berada pada lapisan
atas panel atau pada lapisan silicon tipe p diberikan energy oleh energy foton yang
dipancarkan oleh matahari sebagai akibatnya electron yang tadinya diam menjadi
bergerak karena mendapatkan energy dari cahaya matahari. Kemudian electron
bergerak melewati junction menuju lapisan silicon tipe n, dari silicon tipe n electron
bergerak menuju bahan penghantar melewati penghatar dari penghantar melewati
beban dan kembali lagi ke silicon tipe p kemudian ke junction dan mengalir ke silicon
tipe p. Siklus ini akan terus berlangsung selama panel mendapatkan cahaya matahari.
Pada percobaan kali ini, kami melakukan perobaan mengenai karakteristik
arus-tegangan dan daya-tegangan pada sebuah modul sel surya dengan menggunakan
program simulink Matlab. Percobaan dilakukan dengan membuat dua rangkaian
dalam Matlab, yaitu rangkaian modul PV1 dan rangkaian modul PV2. Kemudian
setiap modul diberikan 2 input radiasi sel surya (illumination) yang berbeda pada
vector of output values, yaitu illumination yang angkanya berkelipatan beraturan dan
berkelipatan tidak beraturan. Berikut adalah gambar rangkaian modul PV1 dan modul
PV2.
Gambar Modul PV1
Gambar Modul PV2
Menurut hasil percobaan pertama yang menggunakan rangkaian modul PV1,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
pada repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
dengan angka [ 200 400 600 800 1000 ] didapatkan kurva daya-tegangan (P-V arus-
tegangan (I-V) dan arus-tegangan (I-V).Untuk karakteristik I-V dimasukkan
parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time= -1. Untuk
karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-
max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan data
dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step size=
0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai
berikut.
I-V beraturan
P-V beraturan
Pada kurva I-V perbandingan antara arus dan tegangan, sesuai hukum ohm
bahwa arus yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan
dan hambatannya.sesuai dengan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa arus
berbanding lurus dengan tegangannya adalah benar. Ditunjukkan pada grafik diatas
saat arusnya besar nilai tegangannya juga mengalami preningkatan,pada grafik I-V
saat arsnya 1 A nilai tegangannya 20,dan pada keadaan berikutnya saat arusnya
2A,3A,4A,dan 5A nilai tegangannya meningkat lebih dari 20 volt.
Pernyatanan hukum Selanjutny a untuk data pada vector of output values yang
tak beraturan, dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan
parameter pada repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5
25 -0.5 ], didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk
karakteristik I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-
max= 6, sample time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-
min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian
memasukkan parameter data pada konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil
simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V.
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
Pada kurva I-V menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan,pada
data yang didapatkan pada percobaan kali ini tidak jauh berbeda hanya saja
pengubahan nilai angkanya tidak disesuaikan dengan kelipatan 200 sesuai hukum
ohm bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan semakin besar nilai tegangannya
maka arus yang di hasilkan akan semakin besar.hal ini di tunjukkan oleh kurva diatas
saat arusnya semakin besar nilai tegangannya juga mengalami preningkatan,pada
grafik I-V saat arsnya 1 A nilai tegangannya 20,dan pada keadaan berikutnya saat
arusnya 2A,3A,4A,dan 5A nilai tegangannya meningkat lebih dari 20 volt.
Untuk hasil percobaan kedua yang menggunakan rangkaian modul PV2,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
angka [ 200 400 600 800 1000 ] dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan
kurva arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time=
-1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min=
0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan
data dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step
size= 0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai
berikut.
I-V beraturan
P-V beraturan
Pada kurva I-V ali ini kita megubah pvnya dari pv 1 menjadi pv 2 hal ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap nilai tegangan dan arusnya. sesuai
hukum ohm bahwa arus yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan dan hambatannya.sesuai dengan grafik diatas maka dapat disimpulkan
bahwa arus berbanding lurus dengan tegangannya adalah benar. Ditunjukkan pada
grafik diatas saat arusnya besar nilai tegangannya juga mengalami preningkatan,pada
grafik I-V saat arsnya 1 A nilai tegangannya 20,dan pada keadaan berikutnya saat
arusnya 2A,3A,4A,dan 5A nilai tegangannya meningkat lebih dari 20 volt.
Selanjutnya, untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan parameter pada
repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-min= 0, y-max= 25, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data pada
konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan
P-V.
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
Pada kurva I-V dapat diketahui bahwa arus berbanding lurus dengan
tegangan. Semakin besar nilai arus yang mengalir maka semakin tinggi nilai tegangan
yang dihasilkan. Kemudian pada kurva P-V menunjukkan perbandingan antara daya
dan tegangan, di mana bahwa daya berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar
daya yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan, karena
pada kurva mengalami kenaikan. Kurva I-V dan P-V pada modul PV2 ini memiliki
bentuk yang sama dengan kurva I-V dan P-V pada modul PV2. Hal ini dikarenakan
dilakukan pertukaran tempat antara letak I-V characteristic dengan P-V power.
BDWI SUPUTERA ADI (111910201064)
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri
dari sebuah wilayah-besar diode p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya
matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut
efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai
photovoltaics.Proses konversi energi radiasi cahaya matahari menjadi eneriy listrik
terjadi melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama electron yang berada pada
lapisan atas panel atau pada lapisan silicon tipe p diberikan energy oleh energy foton
yang dipancarkan oleh matahari sebagai akibatnya electron yang tadinya diam
menjadi bergerak karena mendapatkan energy dari cahaya matahari. Kemudian
electron bergerak melewati junction menuju lapisan silicon tipe n, dari silicon tipe n
electron bergerak menuju bahan penghantar melewati penghatar dari penghantar
melewati beban dan kembali lagi ke silicon tipe p kemudian ke junction dan mengalir
ke silicon tipe p. Siklus ini akan terus berlangsung selama panel mendapatkan cahaya
matahari.
Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan simulasi mengenai hubungan
karakteristik arus-tegangan dan daya-tegangan pada sebuah modul sel surya dengan
menggunakan aplikasi simulink Matlab. Simulink Matlab berguna untuk simulasi
saja. Percobaan dilakukan dengan membuat dua rangkaian dalam Matlab, yaitu
rangkaian modul PV1 dan rangkaian modul PV2. Kemudian setiap modul diberikan 2
input radiasi sel surya (illumination) yang berbeda pada vector of output values, yaitu
illumination yang angkanya berkelipatan beraturan dan berkelipatan tidak beraturan.
Berikut adalah gambar rangkaian modul PV1 dan modul PV2.
Gambar Modul PV1
Gambar Modul PV2
Pada hasil percobaan pertama yang
menggunakan rangkaian modul PV1, kita
mengisikan repeating sequence stair data
pada vector of output values yang
beraturan dimasukkan angka [ 200 400 600 800 1000 ]
dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values
[ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan kurva arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V).
Untuk karakteristik I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0,
y-max= 6, sample time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-
min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk
konfigurasi parameter dimasukkan data dengan type variable-step, solver discrete (no
continuous states) dan max step size= 0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva
karakteristik I-V dan P-V sebagai berikut.
Hubungan tegangan dan arus beraturan
Hubungan daya dan tegangan beraturan
Pada kurva hubungan teganan dan arus (pada kurva V-I) menunjukkan
perbandingan antara teganan dan arus, di mana arus berbanding terbalik dengan
tegangan. Semakin besar nilai arus yang mengalir menyebabkan nilai tegangan
semakin rendah. Sebaliknya jika nilai tegangan semakin besar maka nilai arus yang
dihasilkan semakin rendah. Hal tersebut dapat kita lihat ketika teganan bernilai 0,
arus yang didapat sekitar 5,5. Sedangkan ketika teganan bernilai 20 arus yang didapat
adalah sekitar 5,2. Kemudian pada kurva P-V menunjukkan perbandingan antara daya
dan tegangan, di mana bahwa daya berbanding terbalik dengan tegangan. Semakin
besar daya yang dihasilkan maka semakin kecil tegangan yang dihasilkan, sebaliknya
semakin besar tegangan maka semakin kecil daya yang dihasilkan. Intensitas cahaya
berpengaruh terhadap arus pada kurva I-V, semakin besar intensitas cahayanya maka
arus yang didapat akan semakin besar pula. Dan pada teganan nilainya berubah secara
logaritmik.
Selanjutnya untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan parameter pada
repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25,
y-min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data
pada konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V
dan P-V.
Hubungan tegangan dan arus tak beraturan
Hubungan daya dan tegangan tak beraturan
Pada percobaan data pada vector of output values yang tak beraturan sama
dengan pada percobaan data pada vector of output values yang beraturan. Yang
membedakan hanya isi datanya saja.
Untuk hasil percobaan kedua yang menggunakan rangkaian modul PV2,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
angka [ 200 400 600 800 1000 ] dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan
kurva arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time=
-1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min=
0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan
data dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step
size= 0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai
berikut.
Hubungan arus dan teganan beraturan
Hubungan daya dan arus beraturan
Pada kurva hubungan arus dan tegangan (pada kurva I-V) menunjukkan
perbandingan antara arus dan tegangan, di mana arus berbanding terbalik dengan
tegangan. Semakin besar nilai arus yang mengalir menyebabkan nilai tegangan
semakin rendah. Sebaliknya jika nilai tegangan semakin besar maka nilai arus yang
dihasilkan semakin rendah. Kemudian pada kurva hubungan daya dan arus (pada
kurva P-I) menunjukkan perbandingan antara daya dan arus, di mana bahwa daya
berbanding lurus dengan arus. Semakin besar daya yang dihasilkan maka semakin
besar pula arus yang dihasilkan, karena pada kurva mengalami kenaikan.
Selanjutnya, untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 250 650 700 950] dengan sample time 1 dan parameter pada
repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-min= 0, y-max= 25, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data pada
konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan
P-V.
Hubungan arus dan teganan tak beraturan
Hubungan daya dan teganan tak beraturan
Pada kurva I-V dapat diketahui bahwa arus berbanding lurus dengan
tegangan. Semakin besar nilai arus yang mengalir maka semakin tinggi nilai tegangan
yang dihasilkan. Kemudian pada kurva P-V menunjukkan perbandingan antara daya
dan tegangan, di mana bahwa daya berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar
daya yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan, karena
pada kurva mengalami kenaikan. Kurva I-V dan P-V pada modul PV2 ini memiliki
bentuk yang sama dengan kurva I-V dan P-V pada modul PV2. Hal ini dikarenakan
dilakukan pertukaran tempat antara letak I-V characteristic dengan P-V power.
CM. FAIZ . A. H (111910201005)
Proses konversi energi radiasi cahaya matahari menjadi eneriy listrik terjadi
melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama electron yang berada pada lapisan
atas panel atau pada lapisan silicon tipe p diberikan energy oleh energy foton yang
dipancarkan oleh matahari sebagai akibatnya electron yang tadinya diam menjadi
bergerak karena mendapatkan energy dari cahaya matahari. Kemudian electron
bergerak melewati junction menuju lapisan silicon tipe n, dari silicon tipe n electron
bergerak menuju bahan penghantar melewati penghatar dari penghantar melewati
beban dan kembali lagi ke silicon tipe p kemudian ke junction dan mengalir ke silicon
tipe p. Siklus ini akan terus berlangsung selama panel mendapatkan cahaya matahari.
Pada percobaan kali ini, kami melakukan perobaan mengenai karakteristik
arus-tegangan dan daya-tegangan pada sebuah modul sel surya dengan menggunakan
program simulink Matlab. Percobaan dilakukan dengan membuat dua rangkaian
dalam Matlab, yaitu rangkaian modul PV1 dan rangkaian modul PV2. Kemudian
setiap modul diberikan 2 input radiasi sel surya (illumination) yang berbeda pada
vector of output values, yaitu illumination yang angkanya berkelipatan beraturan dan
berkelipatan tidak beraturan. Berikut adalah gambar rangkaian modul PV1 dan modul
PV2.
Gambar Modul PV1
Gambar Modul PV2
Menurut hasil percobaan pertama yang menggunakan rangkaian modul PV1,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
pada repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
dengan angka [ 200 400 600 800 1000 ] didapatkan kurva daya-tegangan (P-V arus-
tegangan (I-V) dan arus-tegangan (I-V).Untuk karakteristik I-V dimasukkan
parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time= -1. Untuk
karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-
max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan data
dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step size=
0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai
berikut.
I-V beraturan
P-V beraturan
Pada kurva I-V perbandingan antara arus dan tegangan, sesuai hukum ohm
bahwa arus yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan
dan hambatannya.sesuai dengan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa arus
berbanding lurus dengan tegangannya adalah benar. Ditunjukkan pada grafik diatas
saat arusnya besar nilai tegangannya juga mengalami preningkatan,pada grafik I-V
saat arsnya 1 A nilai tegangannya 20,dan pada keadaan berikutnya saat arusnya
2A,3A,4A,dan 5A nilai tegangannya meningkat lebih dari 20 volt.
Pernyatanan hukum Selanjutny a untuk data pada vector of output values yang
tak beraturan, dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan
parameter pada repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5
25 -0.5 ], didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk
karakteristik I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-
max= 6, sample time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-
min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian
memasukkan parameter data pada konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil
simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V.
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
Pada kurva I-V menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan,pada
data yang didapatkan pada percobaan kali ini tidak jauh berbeda hanya saja
pengubahan nilai angkanya tidak disesuaikan dengan kelipatan 200 sesuai hukum
ohm bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan semakin besar nilai tegangannya
maka arus yang di hasilkan akan semakin besar.hal ini di tunjukkan oleh kurva diatas
saat arusnya semakin besar nilai tegangannya juga mengalami preningkatan,pada
grafik I-V saat arsnya 1 A nilai tegangannya 20,dan pada keadaan berikutnya saat
arusnya 2A,3A,4A,dan 5A nilai tegangannya meningkat lebih dari 20 volt.
Untuk hasil percobaan kedua yang menggunakan rangkaian modul PV2,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
angka [ 200 400 600 800 1000 ] dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan
kurva arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time=
-1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min=
0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan
data dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step
size= 0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai
berikut.
I-V beraturan
P-V beraturan
Pada kurva I-V ali ini kita megubah pvnya dari pv 1 menjadi pv 2 hal ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap nilai tegangan dan arusnya. sesuai
hukum ohm bahwa arus yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan dan hambatannya.sesuai dengan grafik diatas maka dapat disimpulkan
bahwa arus berbanding lurus dengan tegangannya adalah benar. Ditunjukkan pada
grafik diatas saat arusnya besar nilai tegangannya juga mengalami preningkatan,pada
grafik I-V saat arsnya 1 A nilai tegangannya 20,dan pada keadaan berikutnya saat
arusnya 2A,3A,4A,dan 5A nilai tegangannya meningkat lebih dari 20 volt.
Selanjutnya, untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan parameter pada
repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-min= 0, y-max= 25, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data pada
konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan
P-V.
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
Pada kurva I-V dapat diketahui bahwa arus berbanding lurus dengan
tegangan. Semakin besar nilai arus yang mengalir maka semakin tinggi nilai tegangan
yang dihasilkan. Kemudian pada kurva P-V menunjukkan perbandingan antara daya
dan tegangan, di mana bahwa daya berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar
daya yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan, karena
pada kurva mengalami kenaikan. Kurva I-V dan P-V pada modul PV2 ini memiliki
bentuk yang sama dengan kurva I-V dan P-V pada modul PV2. Hal ini dikarenakan
dilakukan pertukaran tempat antara letak I-V characteristic dengan P-V power.
DABDUR ROHMAN (111910201089)
Lintasan elektron adalah tempat dimana elektron dapat berputar mengelilingi
inti dan tempat dapat di temukannya electron. difusi elektron adalah suatu peristiwa
dimana elektron berpindah dari orbit paling dalam menuju orbit yang berada di
atasnya. hole pada junction p-n sel surya adalah pembawa muatan listrik positif yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah electron, sehingga hole merupakan
pembawa muatan mayoritas
Proses konversi energi radiasi cahaya matahari menjadi energi listrik terjadi
melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama electron yang berada pada lapisan
atas panel atau pada lapisan silicon tipe p diberikan energy oleh energy foton yang
dipancarkan oleh matahari sebagai akibatnya electron yang tadinya diam menjadi
bergerak karena mendapatkan energy dari cahaya matahari. Kemudian electron
bergerak melewati junction menuju lapisan silicon tipe n, dari silicon tipe n electron
bergerak menuju bahan penghantar melewati penghatar dari penghantar melewati
beban dan kembali lagi ke silicon tipe p kemudian ke junction dan mengalir ke silicon
tipe p. Siklus ini akan terus berlangsung selama panel mendapatkan cahaya matahari.
Sel-sel surya photovoltaic (PV) adalah diode semikonduktor yang di desain
untuk menyerap cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi listrik.
Penyerapan cahaya matahari menghasilkan pembawa-pembawa minoritas bebas,
yang menentukan arus sel surya.Pembawa ini terkumpul dan terpisah oleh junction
diode, yang menentukan tegangannya. Foton-foton cahaya diserap oleh bahan
semikonduktor dan setiap foton yang diserap membangkitkan sepasang electron-hole.
Pembawa-pembawa minoritas yang di bangkitkan berdifusi ke junction di mana
mereka ditentukan oleh karakteristik junction-nya.
Pada percobaan kali ini, yaitu mengenai karakteristik arus-tegangan dan daya-
tegangan pada sebuah modul sel surya dengan menggunakan program simulink
Matlab. Percobaan dilakukan dengan membuat dua rangkaian dalam Matlab, yaitu
rangkaian modul PV1 dan rangkaian modul PV2. Kemudian setiap modul diberikan 2
input radiasi sel surya (illumination) yang berbeda pada vector of output values, yaitu
illumination yang angkanya berkelipatan beraturan dan berkelipatan tidak beraturan.
Berikut adalah gambar rangkaian modul PV1 dan modul PV2.
Gambar Modul PV1
Gambar Modul PV2
pada hasil percobaan pertama menggunakan rangkaian modul PV1, repeating
sequence stair data pada vector of output values atau inputan intensitas cahaya yang
nilainya meningkat beraturan dimasukkan angka [ 200 400 600 800 1000 ] nilai
minimum yang dimasukkan ialah 200, karena merupakan standard dari PV yang
digunakan. Kemudian, sample time 1 dan parameter pada repeating sequence dengan
time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan kurva arus-tegangan
(I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V dimasukkan parameter data
x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time= -1. Untuk karakteristik P-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 100, sample
time= -1. Parameter data ini dapat diatur dengan mengubah nilai x-max dan y-max
pada parameter untuk mendapatkan grafik dengan gambar yang jelas. Kemudian
untuk konfigurasi parameter dimasukkan data dengan type variable-step, solver
discrete (no continuous states) dan max step size= 0.02. sehingga diperoleh hasil
simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai berikut.
I-V beraturan
P-V beraturan
Pada percobaan diatas, pada kurva I-V dengan nilai intensitas yang meningkat
beraturan didapatkan data yang menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan,
Dari grafik I-V terlihat bahwa arus keluaran (I) berbanding lurus dengan intensitas
cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah secara logaritmik. ISC menyatakan arus
hubung singkat dan VOC menyatakan tegangan listrik rangkaian terbuka. Arus dan
tegangan maksimun terjadi pada saat sel surya menghasilkan daya ( jumlah watt )
maksimum. Kemudian pada kurva P-V menunjukkan perbandingan antara daya dan
tegangan, di mana bahwa daya berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar
daya yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan, karena
pada kurva mengalami kenaikan.
Selanjutnya untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 300 450 500 1000].'dengan sample time 1 dan parameter
pada repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25,
y-min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data
pada konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V
dan P-V.
I-V tak beraturan P-V tak beraturan
Pada kurva I-V dapat diketahui bahwa arus keluaran (I) berbanding lurus
dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah secara logaritmik. ISC
menyatakan arus hubung singkat dan VOC menyatakan tegangan listrik rangkaian
terbuka. Arus dan tegangan maksimun terjadi pada saat sel surya menghasilkan daya (
jumlah watt ) maksimum. Kemudian pada kurva P-V menunjukkan perbandingan
antara daya dan tegangan, di mana bahwa daya berbanding lurus dengan tegangan.
Semakin besar daya yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang
dihasilkan, karena pada kurva mengalami kenaikan.
Untuk hasil percobaan kedua yang menggunakan rangkaian modul PV2,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
angka [ 200 400 600 800 1000 ] dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan
kurva arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time=
-1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min=
0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan
data dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step
size= 0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai
berikut.
I-V beraturan P-V beraturan
Pada kurva I-V menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan, di mana
arus keluaran (I) berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V)
berubah secara logaritmik. ISC menyatakan arus hubung singkat dan VOC menyatakan
tegangan listrik rangkaian terbuka. Arus dan tegangan maksimun terjadi pada saat sel
surya menghasilkan daya ( jumlah watt ) maksimum. Kemudian pada kurva P-V
menunjukkan perbandingan antara daya dan tegangan, di mana bahwa daya
berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar daya yang dihasilkan maka
semakin besar pula tegangan yang dihasilkan, karena pada kurva mengalami
kenaikan. Kurva I-V dan P-V pada modul PV2 ini memiliki bentuk yang sama
dengan kurva I-V dan P-V pada modul PV2. Hal ini dikarenakan dilakukan
pertukaran tempat antara letak I-V characteristic dengan P-V power.
Selanjutnya, untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan parameter pada
repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-min= 0, y-max= 25, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data pada
konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan
P-V.
I-V tak beraturan P-V tak beraturan
Pada kurva P-V menunjukkan perbandingan antara daya dan tegangan, di
mana bahwa daya berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar daya yang
dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan, karena pada kurva
mengalami kenaikan. Pada kurva I-V dapat diketahui bahwa arus keluaran (I)
berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah secara
logaritmik. ISC menyatakan arus hubung singkat dan VOC menyatakan tegangan listrik
rangkaian terbuka. Arus dan tegangan maksimun terjadi pada saat sel surya
menghasilkan daya ( jumlah watt ) maksimum. Kurva I-V dan P-V pada modul PV2
ini memiliki bentuk yang sama dengan kurva I-V dan P-V pada modul PV2. Hal ini
dikarenakan dilakukan pertukaran tempat antara letak I-V characteristic dengan P-V
power.
Dari data percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik sel surya
sangat ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan sel. Semakin
banyak intensitas cahaya yang mengenai permukaan sel surya maka arus yang
dihasilkan akan semakin besar. Sel surya adalah sumber energi listrik yang
menghasilkan daya apabila disinari cahaya. Karakterisasi sel surya dilakukan dengan
mengukur tegangan dan arus sel surya untuk beragam nilai beban output. Besaran-
besaran karakteristik sel surya dapat diperoleh dari data pasangan tegangan dan arus
sel surya, dengan nilai yang diperoleh adalah seperti pada rangkuman hasil
eksperimen.
E
HARUN ISMAIL (111910201023)
Pada praktek ini kami menggunakan program MAtlab. Hal ini untuk mengetahui
mengenai kurva tegangan dan arus atau sebaliknya. Sel-sel surya photovoltaic (PV)
adalah diode semikonduktor yang didesain untuk menyerap cahaya matahari dan
mengkonversinya menjadi listrik. Operasi dasar sel surya terjadi karena foton-foton
cahaya diserap oleh bahan semikonduktor dan setiap foton yang diserap
membangkitkan sepasang elektron-hole. Pembawa minoritas berdifusi ke junction
dimana mereka berkumpul. Jumlah pembawa yang terkumpul menentukan arusnya.
Tegangan ditentukan oleh karakteristik junction-nya.
Kurva karakteristik sel surya photovoltaic dapat ditentukan dengan pertama
menghitung pembawa minoritas terkumpul dan kemudian secara terpisah menghitung
karakteristik arus-tegangan diode. Superposisi dapat digunakan untuk
mengkombinasikannya.
Pada percobaan praktikum yang telah kami lakukan, kami mencari karakteristik arus-
tegangan (I-V) dan karakteristik daya-tegangan (P-V) pada sebuah modul sel surya
dengan menggunakan program simulink Matlab. Dibawah ini adalah gambar dari
rangkaian modul PV1 dan modul PV2.
Gambar : PV1
Gambar PV2
Menurut hasil percobaan pertama yang menggunakan rangkaian modul PV1,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan kami
memasukkan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], dengan angka
bentuk angka yang merupakan kelipatan yaitu [ 200 400 600 800 1000 ]. Kami
mengambil angka yang pertama yaitu 200 karena pada saat praktek menggunakan
MATLAB sudah didesign nagka minimal 200, hal ini terbukti ketika kelompok kami
mencoba menggunakan angka 100 ternyata tidak ada kurva yang dapat ditampilkan
oleh komputer. Dengan menggunkan angka ini didapatkan kurva daya-tegangan (P-V
arus-tegangan (I-V) dan arus-tegangan (I-V). Untuk karakteristik I-V dimasukkan
parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time= -1. Untuk
karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-
max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan data
dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step size=
0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai
berikut.
I-V beraturan
P-V beraturan
Pada kurva I-V menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan, sesuai
hukum teori rumus daya yaitu P= VxI, bahwa arus berbanding terbalik dengan
tegangan semakin besar nilai tegangan arus yang di hasilkan akan semakin kecil.
Pada kurva P-V beraturan di atas didapatkan hasil bahwa dengan nilai arus I yang
semakin besar didapatkan hubungan antara daya dengan tegangan yaitu nilai daya (P)
berbanding terbalik dengan nilai tegangannya (V). hal ini sesuai dengan rumus teori
P= V x I. dan juga sesuai dengan hasul ekperimen pada praktikum pertama.
Pada saat memasukkan nilai yang tak beraturan, kami memasukkan angka
[200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan
grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time=
-1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data pada
konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan
P-V.
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
Pada kurva I-V menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan, sesuai
hukum teori rumus daya yaitu P= VxI, bahwa arus berbanding terbalik dengan
tegangan semakin besar nilai tegangan arus yang di hasilkan akan semakin kecil.
Pada kurva P-V beraturan di atas didapatkan hasil bahwa dengan nilai arus I yang
semakin besar didapatkan hubungan antara daya dengan tegangan yaitu nilai daya (P)
berbanding terbalik dengan nilai tegangannya (V). hal ini sesuai dengan rumus teori
P= V x I. dan juga sesuai dengan hasul ekperimen pada praktikum pertama
Untuk hasil percobaan kedua yang menggunakan rangkaian modul PV2,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
angka [ 200 400 600 800 1000 ] dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan
kurva arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time=
-1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter
dimasukkan data dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan
max step size= 0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-
V sebagai berikut.
I-V beraturan
P-V beraturan
P-V beraturan
Pada kurva I-V pada percobaan kedua ini pvnya diubah untuk mengetahui
pengaruh antara pv 1 dan pv 2 pada nilai arus dan tegangannya.pada percobaan yang
telah dilakukan pada saat arusnya 1A nilai tegangannya yang dihasilkan
menunjukkan angka lebih dari 20, begitu juga dengan arus pada 2 A tegangannya
menunjukkan angka 20 lebih besar sedikit daripada angka 20 pada saat 1 A. Pada
kurva P-V beraturan di atas didapatkan hasil bahwa nilai daya (P) berbanding lurus
dengan nilai tegangannya (V). Pada kurva diatas pada kenaikan daya setiap 20 angka
tegangan akan naik lebih dari 20.hal ini sesuai dengan perntaan diatas.. Kurva I-V
dan P-V pada modul PV2 ini memiliki bentuk yang sama dengan kurva I-V dan P-V
pada modul PV2. Hal ini dikarenakan dilakukan pertukaran tempat antara letak I-V
characteristic dengan P-V power.
Selanjutnya, untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan parameter
pada repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-min= 0, y-max= 25, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data pada
konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan
P-V.
I-V tak beraturan
P-V tak beraturan
Pada kurva I-V menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan, sesuai
hukum teori rumus daya yaitu P= VxI, bahwa arus berbanding terbalik dengan
tegangan semakin besar nilai tegangan arus yang di hasilkan akan semakin kecil.
Pada kurva P-V beraturan di atas didapatkan hasil bahwa dengan nilai arus I yang
semakin besar didapatkan hubungan antara daya dengan tegangan yaitu nilai daya (P)
berbanding terbalik dengan nilai tegangannya (V). hal ini sesuai dengan rumus teori
P= V x I. dan juga sesuai dengan hasul ekperimen pada praktikum pertama
Kurva I-V dan P-V pada modul PV2 ini memiliki bentuk yang sama dengan
kurva I-V dan P-V pada modul PV2. Hal ini dikarenakan dilakukan pertukaran
tempat antara letak I-V characteristic dengan P-V power. titik Imax dan Vmax
bertemu.
FANTONY YACOB H (111910201089)
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri
dari sebuah wilayah-besar diode p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya
matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut
efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai
photovoltaics.Proses konversi energi radiasi cahaya matahari menjadi eneriy listrik
terjadi melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama electron yang berada pada
lapisan atas panel atau pada lapisan silicon tipe p diberikan energy oleh energy foton
yang dipancarkan oleh matahari sebagai akibatnya electron yang tadinya diam
menjadi bergerak karena mendapatkan energy dari cahaya matahari. Kemudian
electron bergerak melewati junction menuju lapisan silicon tipe n, dari silicon tipe n
electron bergerak menuju bahan penghantar melewati penghatar dari penghantar
melewati beban dan kembali lagi ke silicon tipe p kemudian ke junction dan mengalir
ke silicon tipe p. Siklus ini akan terus berlangsung selama panel mendapatkan cahaya
matahari.
Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan simulasi mengenai hubungan
karakteristik arus-tegangan dan daya-tegangan pada sebuah modul sel surya dengan
menggunakan aplikasi simulink Matlab. Simulink Matlab berguna untuk simulasi
saja. Percobaan dilakukan dengan membuat dua rangkaian dalam Matlab, yaitu
rangkaian modul PV1 dan rangkaian modul PV2. Kemudian setiap modul diberikan 2
input radiasi sel surya (illumination) yang berbeda pada vector of output values, yaitu
illumination yang angkanya berkelipatan beraturan dan berkelipatan tidak beraturan.
Berikut adalah gambar rangkaian modul PV1 dan modul PV2.
Gambar Modul PV1
Gambar Modul PV2
Pada hasil percobaan pertama yang menggunakan
rangkaian modul PV1, kita mengisikan repeating
sequence stair data pada vector of output values yang
beraturan dimasukkan angka [ 200 400 600 800 1000 ]
dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values
[ - 0.5 25 -0.5 ], didapatkan kurva arus-tegangan (I-V)
dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V dimasukkan parameter data x-min=
0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time= -1. Untuk karakteristik P-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 100, sample
time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter dimasukkan data dengan type
variable-step, solver discrete (no continuous states) dan max step size= 0.02. sehingga
diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V sebagai berikut.
Hubungan tegangan dan arus beraturan
Hubungan daya dan tegangan beraturan
Pada kurva hubungan teganan dan arus (pada kurva V-I) menunjukkan
perbandingan antara teganan dan arus, di mana arus berbanding terbalik dengan
tegangan. Semakin besar nilai arus yang mengalir menyebabkan nilai tegangan
semakin rendah. Sebaliknya jika nilai tegangan semakin besar maka nilai arus yang
dihasilkan semakin rendah. Hal tersebut dapat kita lihat ketika teganan bernilai 0,
arus yang didapat sekitar 5,5. Sedangkan ketika teganan bernilai 20 arus yang didapat
adalah sekitar 5,2. Kemudian pada kurva P-V menunjukkan perbandingan antara daya
dan tegangan, di mana bahwa daya berbanding terbalik dengan tegangan. Semakin
besar daya yang dihasilkan maka semakin kecil tegangan yang dihasilkan, sebaliknya
semakin besar tegangan maka semakin kecil daya yang dihasilkan. Intensitas cahaya
berpengaruh terhadap arus pada kurva I-V, semakin besar intensitas cahayanya maka
arus yang didapat akan semakin besar pula. Dan pada teganan nilainya berubah
secara logaritmik.
Selanjutnya untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 300 450 500 1000] dengan sample time 1 dan parameter
pada repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25,
y-min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data
pada konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V
dan P-V.
Hubungan tegangan dan arus tak beraturan
Hubungan daya dan tegangan tak beraturan
Pada percobaan data pada vector of output values yang tak beraturan sama
dengan pada percobaan data pada vector of output values yang beraturan. Yang
membedakan hanya isi datanya saja.
Untuk hasil percobaan kedua yang menggunakan rangkaian modul PV2,
repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan
angka [ 200 400 600 800 1000 ] dengan sample time 1 dan parameter pada repeating
sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ], didapatkan
kurva arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik I-V
dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-min= 0, y-max= 6, sample time=
-1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 25, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian untuk konfigurasi parameter
dimasukkan data dengan type variable-step, solver discrete (no continuous states) dan
max step size= 0.02. sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-
V sebagai berikut.
Hubungan arus dan teganan beraturan
Hubungan daya dan arus beraturan
Pada kurva hubungan arus
dan tegangan (pada kurva I-V) menunjukkan perbandingan antara arus dan tegangan,
di mana arus berbanding terbalik dengan tegangan. Semakin besar nilai arus yang
mengalir menyebabkan nilai tegangan semakin rendah. Sebaliknya jika nilai tegangan
semakin besar maka nilai arus yang dihasilkan semakin rendah. Kemudian pada
kurva hubungan daya dan arus (pada kurva P-I) menunjukkan perbandingan antara
daya dan arus, di mana bahwa daya berbanding lurus dengan arus. Semakin besar
daya yang dihasilkan maka semakin besar pula arus yang dihasilkan, karena pada
kurva mengalami kenaikan.
Selanjutnya, untuk data pada vector of output values yang tak beraturan,
dimasukkan angka [200 250 650 700 950] dengan sample time 1 dan parameter pada
repeating sequence dengan time values [ 0 1 2 ] & output values [ -0.5 25 -0.5 ],
didapatkan grafik arus-tegangan (I-V) dan daya-tegangan (P-V). Untuk karakteristik
I-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-min= 0, y-max= 25, sample
time= -1. Untuk karakteristik P-V dimasukkan parameter data x-min= 0, x-max= 6, y-
min= 0, y-max= 100, sample time= -1. Kemudian memasukkan parameter data pada
konfigurasi parameter, sehingga diperoleh hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan
P-V.
Hubungan arus dan teganan tak beraturan
Hubungan daya dan teganan tak beraturan
Pada kurva di atas memiliki persamaan dengan kurva pada modul PV2 dengan repeating sequence stair data pada vector of output values yang beraturan dimasukkan angka [ 200 400 600 800 1000 ], sedangkan pada kurva di atas diisikan data secara acak yaitu [200 250 650 700 950].
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Arus (I) berbanding lurus dengan daya (P).
2. Daya (P) brbanding terbalik dengan tegangan (V).
3. Arus (I) dan tegangan (V) berbanding terbalik.
4. Semakin besar arus (I) maka semakin besar dayanya (P).
5. Semakin besar daya (P) maka semakin kecil tegangannya (V).
6. Semakin kecil daya (P) maka semakin besar tegangannya (V).
7. Grafik I-V menunjukkan bahwa arus keluaran (I) berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah secara logaritmik