Perawatan Estetik Gigi Anterior Dengan Kehilangan Mahkota Karena Restorasi Endo

download Perawatan Estetik Gigi Anterior Dengan Kehilangan Mahkota Karena Restorasi Endo

of 11

description

endodontik

Transcript of Perawatan Estetik Gigi Anterior Dengan Kehilangan Mahkota Karena Restorasi Endo

Laporan Kasus

Perawatan estetik gigi anterior yang kehilangan mahkota dengan restorasi endoNanik ZubaidahDepartment of Conservative Dentistry

Faculty of Dentistry, Airlangga University

Surabaya Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang : Estetika memiliki perana penting dalam kehidupan sosial, khususnya gigi anterior. Estetika gigi anterior yang tidak normal seperti perubahan warna, malposisi atau gigi anterior dengan kehilangan mahkota lebih dari 13 atau seluruh mahkota karena karies, akan mempengaruh penampilan terutama selama tersenyum. Tujuan : Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menunjukkan bahwa gigi dengan kehilangan mahkota klinis atau hanya memiliki sisa akar masih bisa dirawat dengan restorasi endo untuk memperbaiki bentuk dan fungsi gigi sehingga sama dengan gigi asli. Kasus : wanita 52 tahun, mahkota gigi anterior hilang. Pasien tidak ingin giginya diekstraksi. Manajemen Kasus : Gigi tersebut bisa diperbaiki melalui restorasi endo seperti perawatan endodontik dengan pasak dan inti yang diinsersikan pada saluran akar sehingga menghasilkan retensi dan ditutup dengan mahkota jaket porselen untuk memperoleh bentuk menyerupai gigi asli dan unutk kepentingan estetika dan mengembalikan fungsi normal. Perawatan, dapat meningkatkna rasa percaya diri pasien, dan juga berfungsi secara normal. Pasien tidak memiliki keluhan rasa nyeri. Foto radiografi menunjukkan bahwa tidak ada lesi periapikal, gingiva di sekitar gigi menjadi lebih baik dalam fungsi dan warnanya. Kesimpulan : Perawatan restorasi endo gigi anterior dengan kehilangan mahkota klinis dapat kembali memiliki fungsi normal, memenuhi estetika dan meningkatkan rasa percaya diri.

Kata kunci : restorasi endo, estetika, gigi anterior Pendahuluan

Estetika dan keindahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial. Setiap manusia membutuhkan dan menikmati estetika setiap saat karena estetika merupakan bagian dari kehidupan manusia. Pada umumnya pasien sangat memperhatikan gigi anterior mereka karena alasan estetika. Namun beberapa pasien tidak memperhatikan fungsi pengunyahan, dan mereka lebih memperhatikan penampilan.

Sejauh ini, penampilan yang alami dan harmonis merupaka salah satu elemen estetika yang diharapkan oleh semua pasien. Prinsip dasar dalam perawatan di bidang kedokteran gigi adalah kekuatan/ daya, fungsi yang baik, dan kepuasan estetika. Namun, estetika yang baik tanpa didukung oleh fungsi yang baik dan daya yang optimal dapat membuat pasien merasa sulit dalam melakukan pengunyahan. Di sisi lain, jika tidak didukung oleh estetik yang baik, namun memiliki fungsi yang baik dan daya yang optimal dapat membuat pasien nyaman dalam melakukan aktivitas, tetapi akan membuat pasien merasa kurang percaya diri.

Bisa tersenyum dengan penuh percaya diri merupakan indikator kuat yang menunjukkan bahwa orang tersebut puas dengan dirinya sendiri. Kondisi ini bisa meningkatkan hubungan sosial dan membantu mencapai kesuksesan dalam bisnis, atau kehidupan profesional. Secara spesifik, gigi anterior merupakan komponen yang penting pada saat tertawa. Dengan demikian, semua kelainan seperti perubahan warna, malposisi, atau gigi anterior dengan kerusakan mahkota lebih dari 1/3 atau kehilangan semua mahkota karena karies atau penyebab lain merupakan unsur paling signifikan yang dapat mengganggu penampilan. Namun, gigi yang abnormal masih bisa dilakukan perawatan restorasi endo.

Perawatan restorasi endo terdiri dari perawatan endodontik dan restorasi. Penetuan restorasi setelah perawatan endodontik harus memperhatikan beberapa faktor yaitu : tingkat kerusakan gigi; kualitas jaringan pendukung gigi, ada atau tidaknya gigi antagonis; dan kapasitas daya kunyah. Keberhasilan restorasi ditentukan oleh retensi, stabilitas dan estetika gigi. Dengan demikian, proses unutk memperbaiki penampilan, khususnya dalam bidang estetik, menjadi semakin penting dalam bidang kedokteran gigi di era modern ini.

Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menunjukkan bagaimana gigi dengan kehilangan mahkota klinis atau hanya sisa akar masih bisa dirawat melalaui perawatan restorasi endo dengan melakukan rekonstruksi bentuk dan fungsi gigi sehingga mirip dengan yang aslinya.

Laporan berikut adalah tentang kasus gigi anterior dengan kehilangan lebih dari 1/3 mahkota atau kehilangan seluruh mahkota karena karies, kemudian dilakukan perawtan estetik dengan restorasi endo.CASE 1

Seorang pasien wanita dengan usia 50 tahun. Mahkota gigi anterior hilang, atau hanya akar gigi yang tersisa karena karies. Pasien tidak ingin giginya diekstraksi. Pasien menginginkan perawatan untuk gigi anteriornya, sehingga bisa memiliki kembali bentuk gigi yang normal dan estetika gigi mirip dengan gigi aslinya.

Pada pemeriksaan intra oral gigi 12,11,21,22 dan 23 (Gambar 1), ditemukan mahkota klinis hilang atau hanya terdapat sisa akar yang masih tertanam kuat di dalam soket dan tulang alveolar. Untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan, harus dilakukan foto panoramik dan foto radiografi lokal. Dari fotografi dapat dilihat terdapat gambaran radiolusen disekitar daerah periapikal gigi 12, 11, 21, 22 dan 23. Kondisi gigi pasien ini adalah non vital dengan diagnosis nekrosis pulpa yang disertai lesi periapikal.

Gambar 1. Kondisi gigi 12, 11, 21, 22 dan 23 sebelum perawatan

Rencana perawatan restorasi endo yang akan dilakukan terdiri dari perawatan endodontik intrakanal dengan restorasi mahkota jaket porselen fused to metal (PFM). Perawatan ini juga memerlukan retensi seperti pin dowel dan inti. MANAJEMEN KASUS

Perawatan endodontik intrakanal gigi 12, 11, 21, 22, dan 23 dilakukan dengan beberapa kali kunjungan. Setelah itu, saluran akar gigi yang telah dilakukan perawatan endodontik diduplikasi dengan elastomer untuk membuat retensi inti dan pin dowel serta membuat resorasi mahkota jaket sementara sesuai dengan posisi normal dalam lengkung gigi yang baik. Tujuan pembuatan mahkota jaket sementara adalah untuk melindungi pasak dan inti pasak yang telah diinsersikan selama perawatan dan untuk menetukan posisi normal gigi anterior sesuai dengan lengkung gigi yang baik dengan overbite dan overjet yang normal.

Insersi inti dan pin dowel dilakukan satu persatu ke dalam saluran akar gigi 12, 11, 21, 22, dan 23 (Gambar 2). Inti dan pin dowel diinsersikan dengan semen zinc phosphate dengan posisi yang sesuai dan konstruksi paralel sehingga mahkota jaket porselen PFM bisa dibuat dengan mudah dan sesuai dengan lengkung gigi.

Gambar 2. Insersi pasak dan inti ke pada gigi 12,11,21,22, dan 23.

Tahap berikutnya, melakukan pencetakan gigi 12, 11, 21, 22, dan 23 dengan menggunakan bahan cetak double impression. Kemudian dilakukan pencetakan gigitan sehingga posisi gigi sesuai dengan posisi awal. Kemudian dilakukan pemasangan mahkota jaket sementara yang tidak hanya memiliki bentuk yang sesuai tetapi juga harmonis dengan estetika. Cetakan rahang atas dan rahang bawah dikirim ke laboratorium dental untuk pembuatan mahkota PFM.

Pada tahap akhir perawatan ini, mahkota PFM dicobakan pada gigi 12, 11, 21, 22, dan 23. Jika mahkota fit dan pas, bentuk dan warna yang normal, tidak ada kontak prematur, maka dilakukan insersi mahkota PMF menggunakan semen glass ionomer, tipe luting (Gambar 3). Pasien diinstruksikan melakukan kunjungan kontrol setelah 1 minggu, 7 bulan, dan 1 tahun.

Gambar 3. Kondisi gigi 12, 11, 21, 22, dan 23 setelah perawatanCASE 2

Pasien wanita dengan usia 32 tahun. Mahkota gigi 33 hilang karena karies (Gambar 1). Sehingga pasien merasa tidak percaya diri ketika tersenyum. Tetapi pasien tidak ingin giginya diekstraksi. Pasien menginginkan giginya dirawat dan tetap dipertahankan. Pasien menginginkan giginya bisa kembali memiliki fungsi normal yang mirip dengan gigi aslinya.

Pada pemeriksaan intra oral, ditemukan sisa akar gigi 33 masih tertanam kuat di dalam soket dan tulang alveolar. Dari hasi foto rontgen ditemukan adanya lesi periapikal. Kondisi gigi adalah non vital dengan diagnosis klinis nekrosis pulpa.

Gambar 1. Gigi 33 sebelumperawatan

MANAJEMEN KASUS

Gigi 33 dirawat dengan perawatan endodontik intrakanal dengan satu kali kunjungan. Kemudian, dibuat retensi seperti inti dan pin dowel. Mahkota sementara harus sesuai dengan posisi normal dengan lengkung gigi yang baik. Tujuan tahap ini adalah untuk melindungi inti pasak yang telah diinsersikan dan untuk menentukan posisi normal gigi anterior yang sesuai dengan lengkung gigi yang baik dengan overbite dan overjet yang normal. Pembuatan pin dowel dan inti harus dilakukan di laboratorium dental.

Tahap selanjutnya adalah insersi pasak dengan menggunakan semen zinc phosphate (Gambar 2). Pertama, preparasi pasak tidak hanya untuk mendapatkan posisi yang sesuai dan konstruksi paralel, tetapi juga untuk mendapatkan lengkung gigi yang baik dan harmonis, kemudian dilakukan pencetakan dengan menggnakan bahan cetak double impression. Setelah itu, dilakukan pemasangan mahkota sementara yang harmonis sesuai dengan lengkung gigi dan estetik. Hasil duplikasi cetakan dikirim ke laboratorium dental untuk pembuatan mahkota jaket PFM.

Gambar 2. Insersi pasak dan inti gigi 33

Pada tahap akhir perawatan ini, mahkota jaket PFM dicobakan pada gigi 33. Jika mahkota fit dan pas, bentuk dan warna yang normal, tidak ada kontak prematur, maka dilakukan insersi mahkota jaket PMF menggunakan semen glass ionomer, tipe luting (Gambar 3). Pasien diinstruksikan untuk melakukan kunjungan kontrol setelah 1 minggu, 7 bulan, dan 1 tahun.

Gambar 3. Gigi 33 setelah dilakukan perawatan

DISKUSI

Pada kasus ini, pasien membutuhkan perawatan estetikz untuk gigi anterior karena mahkota gigi anterior pasien tersebut hilang lebih dari sepertiga atau hilang semuanya karena karies, yang membuat pasien merasa malu dan sedikit tidak percaya diri jika tersenyum. Pada gigi 12, 11, 21, 22, dan 23 (Kasus 1) dan gigi 33 (Kasus 2), gigi tersebut sudah dalam keadan non vital dengan diagnosa klinis, nekrosis pulpa. Meskipun hanya terdapat sisa akar, gigi tersebut masih bisa dilakukan perawatan karena keadaan akar yang masih baik seperti panjang, ketebalan dan akar masih tertanam kuat di dalam soket dan tulang alveolar. Dengan demikian, kondisi gigi seperti ini mungkin bisa dirawat dengan perawatan restorasi endo, dengan perawatan endodontik intrakanal dengan pembuatan inti dan pin dowel (Kasus 1) dan (Kasus 2) untuk menghasilkan retensi gigi untuk pembuatan restorasi mahkota jaket PFM. Hal ini sesuai dengan pendapat Shillingburg yang menyatakan bahwa gigi dengan kehilangan mahkota atau tekanan oklusal yang besar merupakan indikasi pembuatan mahkota disertai dengan dowel.

Tohiroh dan Kamizar juga menyatakan bahwa gigi dengan mahkota klinis yang pendek atau tanpa mahkota klinis, tetapi memiliki kondisi akar yang baik (panjang, ketebalan dan tertanam kuat di dalam soket dan tulang alveolar), bisa dirawat dengan pasak. Bagaimanapun, perawatan ini juga tergantung pada kondisi gigi yaitu perbandingan antara akar dan mahkota harus memenuhi syarat, dimana panjang pasak yang diinsersikan pada saluran akar setidaknya memiliki panjang yang sama dengan mahkota.

Oleh karena itu, pemilihan desain inti dan pasak sebagai pendukung saluran akar harus sesuai dengan panjang mahkota dan ketinggian tekanan oklusal (daya kunyah), diameter saluran akar dan jaringan periodontal sekitar gigi harus sehat sebagai pendukung mahkota pasak. Jadi, pertimbangan dalam pemilihan mahkota pasak tidak bisa dipisahkan dengan bagaimana pasak tersebut akan didesign. Prosedur pemilihan design dan preparasi saluran akar, harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak menyebabkan jaringan gigi yang tersisa menjadi rapuh dan terlepasnya pasak.

Pada kasus 1 (gigi 12, 11, 21, 22, dan 23) dan kasus 2 (gigi 33), sebagai contoh, gigi-gigi tersebut menggunakan pin dowel karena pasak memiliki beberapa keuntungan, yaitu pasak dan inti selain merupakan satu kesatuan juga mengikuti bentuk saluran akar, sehingga sangat retentive dan stabil dan tidak membutuhkan retensi tambahan seperti pin.

Pemasangan pin dowel dan inti pada gigi 12, 11, 21, 22 dan 23 (Kasus 1) dilakukan secara bergantian pada waktu yang sama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dan ukuran gigi normal dan sesuai dengan lengkung gigi anterior dengan overbite dan overjet yang normal sehingga dapat menghasilkan estetik yang baik.

Prinsip perawatan gigi satelah perawatan endodontik adalah untuk menghasilkan restorasi akar dan mahkota dengan inti dan mahkota pasak yang retentive dan stabil sehingga tidak mudah terlepas dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama seperti gigi asli. Namun, harus diketahui bahwa gigi yang telah dilkukan perawatan endodontik relativ lebih rapuh dan mudah mengalami fraktur dibandingkan gigi sehat karena terdapat perubahan organik dan biologis karena pulpa yang telah mati, berkurangnya jaringan internal gigi, dan lemahnya ikatan antara email dan dentin akibat pengambilan jaringan dentin selama preparasi saluran akar yang menyebabkan perubahan warna gigi. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pin dan inti sebaik mungkin serta membuat restorasi mahkota jaket PFM untuk mencegah fraktur pada gigi.

Mahkota jaket PFM merupakan perawatan yang baik untuk mendapatkan estetik yang baik, khususnya untuk rekonstruksi anatomy dan warna gigi yang sesuai dengan warna asli dan dapat berfungsi secara natural. Hume juga menyatakan bahwa mahkota jaket PFM merupakan solusi terbaik untuk restorasi gigi yang memerlukan estetika yang optimal. Menurut Qualthrough dan Burke, dari 956 pasien hanya 63% yang merasa puas dengan penampilan mereka dengan gigi anterior yang menggunakan dressing crown, dan terdapat 79% yang merasa puas dengan penampilan mereka ketika 4 atau lebih gigi anterior mereka menggunakan mahkota jaket porselen.

Hasil perawatan akhir kasus 1 dan 2 dapat dilihat setelah 1 minggu, 3 bulan, 7 bulan, dan 1 tahun kunjungan setelah insersi mahkota jaket PFM.

Kunjungan I (1 minggu setelah perawatan): Pasien tidak memiliki keluhan rasa sakit (rasa sakit spontan atau tajam) pada gigi yang telah dilakukan perawatan; perkusi dan tekan negatif; warna gingiva masih terlihat normal; tidak terdapat inflamasi pada jaringan disekitar gigi; dari foto radiografi dapat dilihat gambaran radiolusen disekita periapikal gigi 12, 11, 21, 22, dan 23 (Kasus 1) dan gigi 33 (kasus 2) sudah berkurang; proses penyembuhan juga baik.

Kunjungan II (3 bulan setelah insersi dan perawatan): kondisi mahkota jaket porselen cukup baik; tidak ada rasa sakit disekitar jaringan; warna gingiva disekitar gigi normal; dan berdasarkan foto radiografi, gambaran radiolusen disekitar periapikal sudah lebih kecil pada Kasus 1 dan Kasus 2.

Kunjungan III (7 bulan setelah insersi): pasien tidak mengeluhkan adanya rasa nyeri, atau ketidaknyamanan di sekitar gigi 12, 11, 21, 22, dan 23 (Kasus 1) dan gigi 33 (Kasus 2); kelainan lesi periapikal pada gigi tersebut lebih mengecil; warna gingiva di sekitar gigi normal; pasien merasa puas dengan penampilan sehari-hari sehingga mereka bisa bisa tertawa tanpa merasa tidak percaya diri lagi.

Kunjungan IV (1 tahun setelah perawatan): pasien tidak memiliki keluhan rasa nyeri, atau ketidaknyamanan, sehingga mereka dapat beraktivitas dengan penuh percaya diri. Dari foto radiografi dapat dilihat bahwa kondisi di sekitar gigi baik dan warna jaringan sekitar juga normal (baik Kasus 1 maupun Kasus 2).

Oleh karena itu, kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan perawatan endodontik tidak hanya berdasarkan radiografi jaringan periapikal tetapi juga berdasarkan keadaan klinis gigi. Dengan kata lain, perawatan bisa dikatakan berhasil atau tidak berdasarkan tidak adanya keluhan dari pasien dan keberhasilan dalam merawat kelainan jaringan periapikal setelah satu tahun perawatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gigi anterior rahang atas dan rahang bawah dengan kehilangan mahkota klinis karena karies atau fraktur tidak harus diekstraksi karena mungkin masih bisa dirawat dengan restorasi endo, perawatan endodontik intrakanal, dengan inseri pasak pada saluran akar (intra pulpa) dan inti, sehingga bisa memberikan retentive dan stabil untuk mahkota jaket PFM. Dengan demikian, perawatan ini dapat mengembalikan bentuk dan fungsi gigi serta estetika gigi, sehingga bentuk gigi bisa menjadi normal sesuai dengan bentuk gigi asli.