PENYULUHAN CAMPAK

16
CAMPAK/MORBILI/MEASLES/RUBEOLA DEFINISI Campak adalah penyakit infeksi virus akut, sangat menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium inkubasi, stadium prodormal, dan stadium erupsi. Penyakit ini menular mulai sejak awal prodormal sampai kurang lebih 4 hari setelah muncul ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (droplet). ETIOLOGI Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam genus morbili virus dan family paramyxoviridae yang merupakan virus single stranded RNA. Di dalam virus terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA). Dari 6 protein structural mayor pada virus morbili, terdapat 2 protein terpenting dalam

description

pediatri

Transcript of PENYULUHAN CAMPAK

CAMPAK/MORBILI/MEASLES/RUBEOLA

DEFINISICampak adalah penyakit infeksi virus akut, sangat menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium inkubasi, stadium prodormal, dan stadium erupsi. Penyakit ini menular mulai sejak awal prodormal sampai kurang lebih 4 hari setelah muncul ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (droplet).

ETIOLOGIPenyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam genus morbili virus dan family paramyxoviridae yang merupakan virus single stranded RNA. Di dalam virus terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA). Dari 6 protein structural mayor pada virus morbili, terdapat 2 protein terpenting dalam proses imunologi yaitu protein hemagglutinin (H) dan protein fusion (F).

TRANSMISIPortal dentry dari infeksi morbili adalah melalui saluran nafas dan konjungtiva yang kontak dengan droplet. Pasien sangat menular mulai 3 hari sebelum rash muncul sampai 4-6 hari setelah onset rash muncul. Kontak face-to-face tidak harus terjadi dalam penularan morbili karena virus ini bertahan di udara selama kurang lebih 1 jam setelah sumber infeksi meninggalkan ruangan. EPIDEMIOLOGIEpidemi campak di Indonesia timbul tidak teratur. Pada daerah perkotaan, epidemi campak terjadi setiap 2 4 tahun. Terjadi pada anak yang gizi buruk dan daya tahan tubuh yang rendah.Penyakit timbul pada masa kanak-kanak dan memberi kekebalan seumur hidup. Terutama menyerang anak umur 5-9 tahun. Di negara belum berkembang, tertinggi pada umur < 2 tahun.Tidak ada perbedaan jenis kelamin, tapi penelitian menunjukkan bahwa komplikasi lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.Bayi yang lahir dari ibu yang pernah menderita campak akan mendapat kekebalan pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan berkurang sehingga bayi tersebut dapat menderita campak.Jika ibu belum pernah menderita campak, bayi yang dilahirkan tidak mempunyai kekebalan dan dapat menderita campak setelah dilahirkan.Jika ibu menderita campak pada usia kehamilan 1-2 bulan, kemungkinan 50% mengalami abortus. Jika ibu menderita campak pada trimester pertama, kedua, ketiga, kemungkinan akan melahirkan bayi dengan kelainan bawaan, BBLR, lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.PATOFISIOLOGIVirus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.

GEJALA KLINISa. Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluarb. Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat pada saat panas menurun.c. Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.d. Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.e. Munculnya Kopliks spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Kopliks spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak.f. Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.

LANGKAH DIAGNOSTIKAnamnesa: Demam tinggi terus menerus (38,5) atau lebih, batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan fotofobia, sering diikuti diare. Setelah demam 4-5 hari barulah timbul ruam kulit dan diikuti demam yang lebih tinggi dari semula, pada fase ini anak dapat mengalami kejang demam, selain itu batuk dan diare bertambah parah sehingga anak dapat mengalami sesak dan dehidrasi.

Pemeriksaan fisikGejala mulai tampak setelah melewati masa inkubasi antara 10-12 hari, terdiri dari 3 stadium:1. Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam, batuk, pilek, faring hiperemis, nyeri menelan, stomatitis dan konjungtivitis. Selain itu timbul tanda patognomonik timbul menantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut koplik spot.2. Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya dimulai batas rambut dibelakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, lalu ke ekstrimitas.3. Stadium covalescense: setelah 3 hari ruam berangsur menghilang sesuai urutan munculnya. Ruam kulit mulai menghitam dan mengelupas dan menghilang setalah 1-2 minggu.

Pemeriksaan penunjangLaboratorium a. Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakterib. Pemeriksaan IgM anti-campakc. Pemeriksaan untuk komplikasi1. Ensefalopati/ensefalitis: pemeriksaan CSF, elektrolit darah, BGA2. Enteritis : feses lengkap3. Bronchopneumonia : foto thorax, BGA

DIAGNOSISDitegakkan berdasarkan: 1. Anamnesis, tanda klinis dan tanda patognomonik2. Pemeriksaan serologi atau virologi yang positif3. Isolasi virus dari urin4. Swab nasofaring

DIAGNOSIS BANDING1. Eksantema ubitumPenyakit ini juga disebabkan oleh virus, biasanya timbul pada bayi berumur 6 36 bulan. Mirip campak, tapi rash timbul saat panas turun.2. German measlesGejala lebih ringan dari campak (morbili), terdiri dari gejala infeksi saluran napas atas, demam ringan, pembesaran kelenjar di daerah occipital dan post aurikuler. Rash lebih halus, yang mula-mula pada wajah lalu menyebar ke badan dan menghilang dalam 3 hari.3. Rash karena obat-obatanBersifat urtikaria, sehingga rash lebih besar, luas, menonjol, dan tidak disertai panas.4. RicketsiaGejala prodormal lebih ringan, rash tidak ada di wajah dan tidak ada Koplik spot.5. Mononukleosis infeksiosaDijumpai limfadenopati umum dan peningkatan jumlah monosit.6. Demam skarlatinaKelainan kulit biasa timbul dalam 12 jam pertama sesudah demam. Batuk dan muntah. Gejala prodormal berlangsung 2 hari.7. Penyakit kawasakiDemam tidak spesifik disertai nyeri tenggorok mendahului penyakit ini selama 2-5 hari. Biasa ditemukan adanya eksantema yang bersifat generalisata dan makulopapuler. Telapak tangan dan kaki membengkak merah dan menghilang dalam beberapa hari sampai minggu. Gejala klinik lain yang dapat ditemukan : bibir, mulut dan lidah mengering dan merah serta adanya konjungtivitis non purulen.

PENATALAKSANAAN Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :1. Pemberian cukup cairan2. Kalori dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan komplikasi3. Suplemen nutrisi4. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder5. Anti konvulsi apabila terjadi kejang6. Pemberian vitamin A Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 390 C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau komplikasi. Campak tanpa komplikasi :1. Hindari penularan2. Tirah baring di tempat tidur3. Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari4. Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan komplikasi Campak dengan komplikasi :1. Ensefalopati/ensefalitisa. Antibiotik bila diperlukan, antivirus dan lainnya sesuai dengan Pengobatan ensefalitisb. Kortikosteroidc. Kebutuhan cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi sesuai terhadap gangguan elektrolit2. Bronkopneumonia :a. Antibiotik sesuai dengan pengobatan pneumoniab. Oksigen nasal atau dengan maskerc. Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dan elektrolit3. Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai dengan derajat4. Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi kurang, perlu dipantau terhadap infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan5. Pantau keadaan gizi untuk gizi buruk/kurang

PREVENTIF Langkah preventif1. Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun 38oC2. Riwayat kejang demam3. Defisiensi imunologik4. Sedang mendapat pengobatan kortikosteroid dan imunosupresif Efek samping imunisasi :1. Hiperpireksia (5-15%)2. Gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas (10-20%)3. Morbili form rash (3-15%)4. Kejang demam (0,2%)5. Ensefalitis (1 diantara 1,16 juta anak)6. Demam (13,95%)

KOMPLIKASI Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil Diare dapat diikuti dehidrasi Otitis media Laringotrakeobronkitis (croup) Bronkopneumonia Ensefalitis akut Reaktivasi tuberculosis Malnutrisi pasca serangan campak Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu degenerasi susunan saraf pusat dengan gejala karakteristk terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Salah satu komplikasi campak onset lambat disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi.

PROGNOSISMorbili merupakan penyakit self-limiting dan berlangsung antara 7-10 hari sehingga bila tidak disertai komplikasi, prognosis baik.Morbiditas morbili dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: Diagnosis dini, pengobatan yang adekuat terhadap komplikasi yang timbul Kesadaran dan pengetahuan yang rendah dari orang tua penderita Penggunaan fasilitas kesehatan yang kurang