REFERAT CAMPAK

34
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Campak adalah suatu penyakit akut dengan daya penularan tinggi, yang ditandai dengan demam, korisa, konjingtivitis, batuk disertai enanthem spesifik (koplik’s spot) diikuti ruam makulopapular menyeluruh. Komplikasi campak cukup serius seperti diare, pneumonia, otitis media, eksaserbasi dan kematian. Kematian akibat campak sering terjadi pada anak dengan malnutrisi terutama di negara berkembang. Terapi untuk campak dan komplikasinya menyedot banyak sumber daya medis di sebagaian besar Afrika, Asia dan Amerika Latin. 1 Salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang terjadi adalah adanya kasus campak yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat. Campak merupakan penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan cacat dan merupakan salah satu penyebab kematian anak di Negara berkembang termasuk Indonesia. 1 Campak adalah penyakit endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa imun. Sekarang di 1 |campak

description

campak anak

Transcript of REFERAT CAMPAK

Page 1: REFERAT CAMPAK

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANGCampak adalah suatu penyakit akut dengan daya penularan tinggi, yang ditandai

dengan demam, korisa, konjingtivitis, batuk disertai enanthem spesifik (koplik’s spot)

diikuti ruam makulopapular menyeluruh. Komplikasi campak cukup serius seperti diare,

pneumonia, otitis media, eksaserbasi dan kematian. Kematian akibat campak sering

terjadi pada anak dengan malnutrisi terutama di negara berkembang. Terapi untuk

campak dan komplikasinya menyedot banyak sumber daya medis di sebagaian besar

Afrika, Asia dan Amerika Latin.1

Salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang terjadi adalah adanya kasus

campak yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat. Campak merupakan

penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan cacat dan merupakan salah satu penyebab

kematian anak di Negara berkembang termasuk Indonesia.1

Campak adalah penyakit endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat

menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang

subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun,

kebanyakan orang dewasa imun. Sekarang di Amerika Serikat, campak terjadi paling

sering pada anak umur sekolah yang belum diimunisasi dan pada remaja dan orang

dewasa yang telah diimunisasi.1

Di Indonesia, diperkirakan lebih dari 30.000 anak meninggal setiap tahun karena

komplikasi yang diakibatkan oleh campak. Ini berarti setiap 20 menit terjadi satu

kematian anak akibat campak. Penyakit ini sangat potensial untuk menimbulkan kejadian

luar biasa (KLB), bahkan pada penderita dengan gizi buruk akan mudah terjadi kematian,

sehingga menjadi penyebab kematian utama pada anak. Pada tahun 2005 diperkirakan

345.000 kematian diseluruh dunia, sebagian besar diantaranya adalah anak-anak. Pada

1 |c a m p a k

Page 2: REFERAT CAMPAK

tahun 2006 di Jawa Barat dilaporkan 3.748 kasus campak, 45,97% (1.723) di antaranya

terjadi pada balita.2

Melihat kenyataan yang ada maka perlu diadakan upaya-upaya untuk mengurangi

serta memberantas penyakit campak, yakni dengan melakukan imunisasi/pemberian

vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi diberikan

dengan cara disuntikan maupun diteteskan pada mulut anak balita.1

Mesikupun imunisasi menurunkan jumlah kematian, namun di negara

berkembang manifestasi penyakit campak seringkali lebih berat, dengan case fatality rate

sebesar 25% serta merupakan penyebab kematian pada 800.000 anak setiap tahunnya.

Laporan dari WHO menyebutkan bahwa selama setahun 1990-1997 didaerah Asia

Tenggara (meliputi Banglades, Bhutan, Republik Korea, India, Indonesia, Maldives,

Myanmar, Nepal, Sri Lanka dan Thailand) jumlah kasus campak yang dilaporkan dan

insiden campak menurun 48% dan 53%. Pada negara dengan cakupan imunisasi tinggi,

yaitu Bhutan, Indonesia, Maldives, Sri Lanka dan Thailand, lebih 50% kasus terjadi pada

anak berusia lebih dari 5 tahun. Amerika serikat pada tahun 1978 mempunyai inisiatif

untuk memulai program eliminasi campak dengan 3 komponen pada programnya yaitu

mempertahankan tingkat imunitas yang tinggi dengan vaksin campak dosis tunggal,

memperkuat surveilan dan melakukan kontrol agresif kejadian luar biasa KLB campak.3

Hasil dari program ini terjadi penurunan kasus, tetapi 60% dari kasus yang ada

terjadi pada anak yang berumur lebih dari 10 tahun. Dari hasil ini, maka kemudian

direkomendasikan pemberian dua dosis vaksin yang mengandung campak, dengan

pemberian dosis kedua sebelum awal masuk sekolah. Pada tahun 1989-1991 terjadi

resurgence campak besar-besaran di Amerika Serikat, yang disertai dengan kematian

yang tinggi di antara antara usia prasekolah yang tidak mendapatkan imunisasi.

Dilakukan berbagai usaha, sampai akhirnya tahun 1996 hanya 508 kasus campak yang

dilaporkan dengan 65 kasus akibat trasnmisi campak dari negara lain.3

Sekarang ini masih banyak variasi yang menunjukkan keberhasilan dari

pelaksanaan PIN campak, tingginya angka kejadian campak, juga banyak hal yang

menyebabkan pelaksaan PiN campak tidak berjalan dengan baik pada beberapa tempat,

mengindikasikan perlunya melakukan Studi Kasus Pelaksanaan PIN campak.3

2 |c a m p a k

Page 3: REFERAT CAMPAK

2. TUJUANDalam tinjuan pustaka saya kali ini bertujuan untuk melakukan penerangan pada

masyarakat indonesia agar turut berpartisipasi dalam PIN campak, agar program

penurunan insiden campak menjadi berkurang sehingga banyak nyawa khususnya bayi

dan balita yang bisa terhindar dari penyakit campak. Selain dari pada itu tujuan dari

pembuatan tinjuan pusataka ini juga untuk memberikan penjelasan dan penerangan pada

masyrakat agar paham dan mengerti apa itu campak? Dan bagaimana bahayanya jika

campak itu tidak segera diobati.

3. MANFAAT

Tinjuan pustaka ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan

pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara umumnya

agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai campak.

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI PENYAKIT CAMPAK

Penyakit campak juga termasuk “toea” atau kuni. Catatan ‘dokter’ Rhazes dari

Persia atau dikenal juga sebagai Abu Bakar yang hidup pada abad 10 menceritakan

adanya kasus campak. Namun, catatan tersebut sebenernya hanya meceritakan kasus

yang terjadi pada abad 7 seperti halnya tulisan Al Yehudi, Israel. Rhazes menyebut

campak sebagai ‘hasbah’ dalam bahasa arab maksudnya adalah eruption yakni

pemunculan bintik-bintik kemerahan diseluruh badan.mdalam bahasa latin disebut

Rubeola dan Morbili dari kata Morbus artinya penyakit.3

Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga

stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain

penyakit ini adalah campak, measles, rubeola.3

Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus

morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai 24 jam

3 |c a m p a k

Page 4: REFERAT CAMPAK

setelah timbul bercak dikulit. Banyak kesamaan antara tanda-tanda biologis campak dan

cacar memberi kesan kemungkinan bahwa campak dapat diberantas. Tanda-tanda ini

adalah ruam khas, tidak ada reservoir binatang, tidak ada vektor, kejadian musiman

dengan masa bebas penyakit, virus laten tidak dapat ditularkan, satu serotip dan vaksin

efektif.

Antara satu dari 15 anak yang terkena campak akan menderita radang paru-paru

dan satu dari 1000 akan menderita radang otak (encephalitis). Untuk setiap 10 anak

dengan encephalitis campak, satu akan meninggal dunia dan banyak akan menderita cacat

otak permanen. Suatu kondisi langka bersama SSPE (subacute sclerosing panecephalitis)

dapat berkembang beberapa tahun sesudah infeksi campak. SSPE dengan cepat merusak

otak dan selalu menyebabkan kematian. Campak dapat ditularkan melalui batuk dan

bersin dari seseorang penderita sebelum orang tadi menyadari bahwa dia sakit.3

DEFINISI CAMPAK MENURUT WHO

Menurut WHO kasus klinis campak adalah kasus dengan gejala bercak

kemerahan ditubuh berbentuk makulo papular didahului panas badan > 38C (teraba

panas) selama 3 hari atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek atau mata

merah.4

Bercak kemerahan papular tersebut setelah satu minggu berubah menjadi

kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit berbisik yang akan menghilang setelah kurang

lebih satu bulan. Pada kasus yang telah menunjukkan hiperpigmentasi, perlu dilakukan

anamnesis dengan teliti dan apabila pada masa akut (permulaan sakit) terrdapat gejala-

gejala tersebut diatas maka kasus campak klinis.4

DEFINISI CAMPAK MENURUT DEPKES

Menurut Depkes 2006, kasus konfirmasi campak adalah kasus campak klinis

disertai salah satu kriteria :

I. Hasil pemeriksaan laboratorium serologis positif (Igm positif atau kenaiakan titer

antibodi 4 kali) dan atau isolasi virus campak positif.

4 |c a m p a k

Page 5: REFERAT CAMPAK

II. Kasus campak yang mempunyai kontak langsung (ada hubungan epidemiologi)

dengan kasus konfirmasi, dalam periode 1-2 minggu.4

Campak adalah suatu penyakit infeksi virus aktif menular, ditandai oleh tiga stadium:1.

Stadium inkubasi atau kataral sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau

gejala, 2. Stadium prodromal dengan exantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan

faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza dan batuk yang

semakin berat dan 3. Stadium akur atau konvalesen dengan ruam makuler yang muncul

berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam

tinggi.3

2. ETIOLOGIPenyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus (Anonim), yaitu virus

RNA dari famili Paramixofiridae, genus Morbilivirus. Hanya satu tipe antigen yang

diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus

ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama

sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Virus campak sangat sensitif terhadap

temperatur sehingga virus ini menajdi tidak aktif pada suhu 37 derajat celcius atau bila

dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam. Dengan pembekuan lambat makan

infeksitasnya akan hilang.3

Virion campak berbentuk spehris, pleomorphic dan memnpunyai sampul

(envelope) dengan diameter 100-250 nm. Virion terdiri dari nukleocapsid yaitu helic dari

protein RNA dan sampul yang mempunyai tonjolan pendek pada permukaannya.

Tonjolan pendek ini disebut pepfomer dan teridei dari hemaglutinin (H) pepiomer yang

berbentuk buat fusion (F) peplomer yang berbentuk seperti bel (dumbbell-shape). Berat

molekul dari single stranded rNA adlah 4,5 x 10.3

Virus campak terdiri dari 6 protein struktural, 3 tergabung dalam RNA yaitu

nukleoprotein (N), polymerase protein (P), dan large protein (L), 3 protein lainnya

berhubungan dengan sampul virus. Membran sampul terdiri dari M protein (glycosylated

protein) yang berhubungan dengan bagian dalam lipid bilayer dan 2 glikoprotein H dan F.

Glikoprotein H menyebabkan adsorbsi virus pada reseptor host. CD46 yang merupakan

complement regulatory protein dan tersebar luas pada jaringan primata bertindak sebagai

reseptor glikoprotein H. Glikoprotein F menyebabkan fusi virus pada sel host, penetrasi

5 |c a m p a k

Page 6: REFERAT CAMPAK

virus dan hemolisis. Dalam kultur set virus campak mengakibatkan cytopathic elect yang

terdiri dari stellate cell dan virus campak ini sangat sensitifu pada panas dan dingin, cepat

inaktivasi pada suhu 37C dan 20 C. Selain itu virus juga menjadi inaktif dengan sinar

ultraviolet, ether, trypsin dan p-propiolactone. Virus tetap infektif pada bentuk droplet di

udara selama beberapa jam terutama pada keadaan dengan tingkat kelemahan yang

rendah.3

Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia, perubahan sitopatik,

tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear.

Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.3

Penyebaran virus maksimal adalah dengan tetes semprotan selama masa

prodromal (stadium kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi sebelum

diagnosis kasus aslinya, orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudsh

pemajanan (mulai fase prodromal) , pada beberapa keadaan awal hari ke 7 sesudah

pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul.3

3. EPIDEMIOLOGI

Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara tertentu di negara

berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000 dengan

jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Campak masih ditemukan di negara maju.

Sebelum ditemukan vaksin pada tahun 1963 di Amerika serikat, terdapat lebih dari 1,5

juta kasus campak setiap tahun. Mulai tahun 1963 kasus campak menurun drastis dan

hanya ditemukan kurang dari 100 kasus pada 1998. 5

Di Indonesia, campak masih menempati urutan ke 5 dari 10 penyakit utama bayi

dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkab laporan SKRT tahun 1985/1986. KLB masih

terus dilaporkan. Dilaporkan terjadi KLB dipulau Bangka pada tahun 1971 dengan angka

kematian sekitar 12%, KLB di Provinsi Jawa Barat pada tahun 1981(CFR=15%), dan

KLB di Palembang, Lampung dan Bengkulu pada tahun 1988. Pada tahun 2003, di

Semarang masih tercatat terdapat 104 kasus campak dengan CFR 0%.5

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan

kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili

akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan

6 |c a m p a k

Page 7: REFERAT CAMPAK

setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita

morbili. Bila si ibu belum pernah menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka

50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester

pertama , kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan

bawaan atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati anak yang

kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.5

DISTRIBUSI dan FREKUENSI PENYAKIT CAMPAK

A. Menurut orang

Campak adalah penyakit yang sangat meunlar yang dapat menginfeksi

anak-anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja dan kadang

kala orang dewasa. Campak endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai

proporsi untuk menjadi epidemic setiap 2-4 tahun ketika terdapat 30-40% anak

yang rentan atau belum mendapat vaksinasi. Pada kelompok dan masyarakat yang

lebih kecil, epidemic cenderung terjadi lebih luas dan lebih berat. Setiap orang

yang telah terkena campak akan memiliki imunitas seumur hidup.6

B. Menurut tempat

Penyakit campak dapat terjadi dimana saja kecuali di daerah yang sangat

terpencil. Vaksinasi telah menurunkan insiden morbili tetapi upaya eradiksai

belum dapat direalisasikan.

Berdasarkan data yang di laporkan ke WHO, terdapat sekitar 1.141 kasus

campak di Afganistan pada tahun 2007. Di Myanmar tercatat sebanyak 735 kasus

campak pada tahun 2006.7

C. Menurut waktu

Virus penyebab campak mengalami keadaan yang paling stabil pada

kelembaban di bawah 40%. Udara yang kering menimbulkan efek yang positif

pada virus dan meningkatkan penyebaran di rumah yang memiliki alat

penghangat ruangan seperti pada musim dingin di daerah utara. Sama halnya

dengan udara pada musim kemarau di Persia atau Afrika yang memiliki insiden

kejadian campak yang relative tinggi pada musim-musim tersebut.

Bagaimanapunn, kejadian campak akan meningkat karena kecenderungan

7 |c a m p a k

Page 8: REFERAT CAMPAK

manusia untuk berkumpul pada musim-musim yang kurang baik tersebut

sehingga efek dari iklim menjadi tidak langsung dikarenakan kebiasaan manusia.

Kebanyakan kasus campak terjadi pada akhir musim dingin dan awal

musim semi di Negara dengan empat musim dengan puncak kasua terjadi pada

bulan Maret dan April. Lain halnya dengan di Negara tropis dimana kebanyakan

kasus terjadi pada musim panas. Ketika virus menginfeksi populasi yang belum

menadapatkan kekebalan atau vaksinasi maka 90-100% akan menjadi sakit dan

menunjukkan gejala klinis.8

DETERMINANT PENYAKIT CAMPAK

a. Host (penjamu)

Beberapa faktor host yang meningkatkan risiko terjadinya campak antara lain :

a) Umur

Pada sebagian besar masyarakat, maternal antibodi akan melindungi bayi

terhadap campak selama 6 bulan dan penyakit tersebut akan dimodifikasi oleh

tingkat maternal antibodi yang tersisa sampai bagian pertama dari tahun kedua

kehidupan. Tetapi, dibeberapa populasi, khususnya Afrika, jumlah kasus terjadi

secara signifikan pada usia dibawah 1 tahun dan angka kematian mencapai 42%

pada kelompok usia kurang dari 4 tahun. Diluar periode ini, semua umur

sepertinya memiliki kerentanan yang sama terhadap infeksi. Umur terkena

campak lebih tergantung oleh kebiasaan individu dari pada sifat alamiah virus.

Di Amerika Utara, Eropa Barat dan Australia, anak-anak menghabiskan

lebih banyak waktu dirumah, tetapi ketika memasuki sekolah jumlah anak yang

menderita menjadi meningkat.

Sebelum meningkat disosialisasikan secara luas, kebanyakan kasus

campak di negara industri terjadi pada anak usia 4-6 tahun ataupun usia sekolah

dasar dan pada anak dengan usia yang lebih muda di negara berkembang.

Cakupan imunisasi yang intensif menghasilkan perubahan dalam distribusi unur

dimana kasus lebih banyak pada anak dengan usia yang lebih tua, remaja, dan

dewasa muda.

b) Jenis kelamin

8 |c a m p a k

Page 9: REFERAT CAMPAK

Tidak ada perbedaan insiden dan tingkat kefatalan penyakit campak pada

wanita ataupun pria. Bagaimanapun, titer antibodi wanita secara garis besar lebih

tinggi dari pada pria. Kejadian campak pada masa kehamilan berhubungan

dengan tingginya angka aborsi spontan.

Berdasarkan penelitian Suwono di Kediri dengan desain penelitian kasus kontrol

mendapatkan hasil bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita campak lebih banyak

pada laki-laki yakni 62%.

c) Umur pemberian imunisasi

Sisa antibody yang diterima dari ibu melalui plasenta merupakan factor

yang penting untuk menentukan umur imunisasi campak dapat diberikan pada

balita. Maternal antibody tersebut dapat mempengaruhi respom imun terhadap

vaksin campak hidup dan pemberian imunisasi yang terlalu awal tidak selalu

menghasilkan imunitas atau kekebalan yang adekuat.

Pada umur 9 bulan, sekitar 10% bayi di beberapa Negara masih

mempunyai antibody dari ibu yang dapat mengganggu respon terhadap imunisasi.

Menunda imunisasi dapat meningkatkan angka serokonversi. Secara umum

dinegara berkebang akan di dapatkan angka serokonversi lebih dari 85% bila

vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Sedangkan dinegara maju, anak akan

kehilangan antibody maternal saat berumur 12-15 bulan sehingga pada umur

tersebut direkomendasikan pemberian vaksin campak. Namun, penundaan

imunisasi dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat

campak yang cukup tinggi di kebanyakan Negara berkembang.

d) Pekerjaan

Dalam lingkungan sosioekonomis yang buruk, anak-anak lebih mudah

mengalami infeksi silang. Kemiskinan bertanggung jawab terhadap penyakit yang

ditemukan pada anak. Hal ini karena kemiskinan mengurangi kapasitas orang tua

untuk mendukung perawtan kesehtan yang memadai pada anak, cenderung

memiliki hygiene yang kurang, miskin diet, miskin pendidikan. Frekuensi relative

anak dariorangtua yang berpenghasilan rendah 3 kali lebih besar memiliki risiko

9 |c a m p a k

Page 10: REFERAT CAMPAK

imunisasi terlambat dan 4 kali lebih tinggi menyebabkan kematian anak

dibandingkan anak yang orang tuanya berpenghasilan cukup.

e) Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan lebih tingi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang

yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagsan baru. Pendidikan juga

mempengaruhi pola berfikirpragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan,

dengan pendidikan lebih tinggi orang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau

masalah baru.

f) Imunisasi

Vaksin campak adalah preparat virus yang dilemahkan dan berasal dari

berbagai strain campak yang diisolasi. Vaksin dapat melindungi tubuh dari infeksi

dan memiliki efek penting dalam epidemiologis penyakit yaitu mengubah

distribusi relative umur kasus dan terjadi pergeseran ke umur yang lebi tua.

Pemberian imunisasi pada masa bayi akan menurunkan penularan agen infeksi

dan mengurangi peluang seseorang yang rentan untuk terpajan pada agen

tersebut.. anak yang belum diimunisasi akan tumbuh menjadi besar atau dewasa

tanpa pernah terpajan dengan agen infeksi tersebut. Pada campak, manifestasi

penyakit yang paling berat biasanya terjadi pada anak berumur kurang daru 3

tahun.

Pemberian imunisasi pada umur 8-9 bulan diprediksi dapat menimbulkan

serokonveksi pada sekurang-kurangnya 85% bayi dan dapat mencegah sebagian

besar kasus dan kematian.

g) Status gizi

Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi malnutrisi,

tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi terhadap kegawatan penyakit

campak dan efek yang ditimbulkan penyakit campak terhadap nutrisi yang

dikarenakan penurunan selera makan dan kemampuan untuk mencerna makanan.

Dari sebuah studi dinyatakan bahwa elemen nutrisi utama yang

menyebabkan kegawatan campak bukanlah protein dan kalori tetapi vitamin A.

10 |c a m p a k

Page 11: REFERAT CAMPAK

Ketika terjadi deviensi vitamin A, kematian atau kebutaan menyertai penyakit

campak. Apapun urutan kejadiannya, kematian yang berhubungan dengan

penyakit campak mencapai tingkat yang tinggi, biasanya lebih dari 10% terjadi

pada keadaan malnutrisi.

h) Asi ekslusif

Sebanyak lebih dari tiga puluh jenis immunoglobulin terdapat didalam

ASI yang dapat diidentifikasi dengan teknik-teknik terbaru. Delapan belas

diantaranta berasal dari serum si ibu dan sisanya hanya ditemukan di dalam

ASI/kolostrum. Immunoglobulin yang terpenting yang ditemukan pada kolostrum

adalah IgA, tidak saja karena konsentrasinya yang tinggi tetapi juga karena

aktivitas biologiknya.

IgA dalam kolostrum dan ASI sangat berkhasiat melindungi tubuh bayi

terhadap penyakit infeksi. Selain dari pada itu immunoglobulin G dapat

menembus plasenta dan berada dalam konsentrasi yang cukup tinggi di dalam

darah janin/bayi sampai umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan

perlindungan terhadap beberapa jenis penyakit. Adapun jenis antibody yang dapat

ditransfer denga baik melalui plasenta adalah difteri, tetanus, campak, rubella,

parotitis, polio dan stafilokokus.

b. Agent

Penyebab infeksi adalah virus campak, anggota genus Morbilivirus dari family

Paramyxoviridae.

c. Lingkungan

Epidemic campak dapat terjadi setiap 2 tahun di Negara berkembang dengan

cakupan vaksinasi yang rendah. Kecenderungan waktu tersebut akan hilang pada

populasi yang terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil yakni <400.000

orang.

Status imunitas populasi merupakan factor penentu. Penyakit akan meledak jika

terdapat akumulasi anak-anak yang suspetibel. Ketika penyakit ini masuk ke dalam

komunitas tertutup yang belum pernah mengalami endemic, suatu epidemic akan terjadi

dengan cepat dan angka serangan mendekati 100%. Pada tempat dimana jarang terjangkit

penyakit, angka kematian bisa setinggi 25%.

11 |c a m p a k

Page 12: REFERAT CAMPAK

4. PATOFISIOLOGISebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel

mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelaianan ini terdapat

pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus, dan konjungtiva.5

Penularan : secara droplet terutama selama stadium kataralis. Umumnya

menyerang pada usia 6-5 tahun. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar

sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel

endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa

bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan membran mukosa trakeobronkial.

Pneumonitis interstitial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel

raksasa Hecht. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.5

PATOGENESIS

Virus campak menginfeksi dengan invasi pada epitel traktus respiratorius mulai

dari hidung sampai traktur respiratorius bagian bawah. Multiplikasi lokal pada mukosa.

Respiratorius segera disusul degan viremia pertama dimana virus menyebar dalam

leukosit pada sistem retikuloendotelial. Setelah terjadi nekrosis pada sel

retikuloendotelial sejumlah virus terlepas kembali dan tjadilah viremia kedua. Sel yang

paling banyak terinfeksi adalah monosit. Jaringan yang terinfeksi termasuk timus, linen,

kelenjar limfe, hepar, kulit, konjungtiva dan paru. Setelah terjadi viremia kedua seluruh

mukosa respiratorius terlibat dalam perjalanan penyakit sehingga menyebabkan

timbulnya gejala batuk dan korisa. Campak dapat secara langsung menyebabkan croup,

bronchiolitis dan pneumonia, selain itu adanya kerusakan rspiratorius seperti edema dan

hilangnya silia menyebabkan timbulnya komplikasi otitis media dan pneumonia. Setelah

beberapa hari sesudah seluruh mukosa respiratorius terlibat, maka timbullah bercak

koplik dan kemudian timbul ruam pada kulit. Kedua manifestasi ini pada pemeriksaan

mikroskopik menunjukkan multinucleated giant cells, edema inter dan intraseluler,

parakeratosis dan dyskeratosis.5

Timbulnya ruam pada campak bersamaan dengan timbulnya antibodi serum dan

penyakit menjadi tidak infeksius. Oleh sebab itu dikatakan bahwa timbulnya ruam akibat

rekasi hipersensitivitas host pada virus campak. Hal ini berarti bahwa timbulnya ruam ini

lebih kearah imunitas seluler. Pernyataan ini didukung data bahwa pasien dengan

12 |c a m p a k

Page 13: REFERAT CAMPAK

defisiensi imunitas seluler yang terkena campak tidak didapatkan adanya ruam

makulopapuler, sedangkan pasien dengan gamaglobulinemia bila terkena campak masih

didapatkan ruam makulopapuler.5

5. GEJALA KLINIS

Setelah masa tunas selama 10-11 hari penyakit diawali dengan demam dan

malaise. Dalam waktu 24 jam terjadi korisa, konjungtivitis dan batuk. Keluhan tersebut

semakin menghebat hingga mencapai puncaknya pada hari ke 4 dengan munculnya

erupsi kulit. Kira-kira dua sehari sebelum timbul ruam tampak bercak koplik pada selaput

mukosa pipi yang berhadapan dengan molar. Dalam tiga hari lesi semakin bertambah dan

mengenai seluruh mukosa. Demam menurun dan bercak koplik menghilang pada akhir

hati kedua setelah timbul ruam. Ruam berupa erupsi makulopapular yang kemerahan

menjalar dari kepal (muka, dahi, garis batas rambut, telinga dan leher bagian atas)

menuju ke ekstremitas dalam 3 sampai 4 hari. Dalam 3 sampai 4 hari berikutnya ruam

memudar sesuai urutan terjadinya.6

Manifestasi klinis campak yang lain adalah campak atipikal dan modified

measles. Campak atipikal adalah campak yang terjadi pada seseorang yang mendapat

vaksinasi virus campak mati. Sesudah masa prodromal panas dan nyeri selama 1 atau 2

hari, muncul ruam yang dimulai dari ekstremitas dan dapat berupa urtikaria,

makulopapular, hemorraghic, vesikular ataupun kombinasi dari beberapa bentuk.

Didapatkan juga panas yang tinggi, edema extremitas, hepatitis dan kadang-kadang efusi

pleura. Pada pemeriksaan serologi campak didapatkan titer antibodi HI yang tinggi.

Penyakit ini cenderung lebih parah dari pada camapk biasa. Patogenesis campak atipikal

ini adalah vaksin virus camapak yang mati tidak dapat menginduksi antibodi terhadap

protein F yang bertanggung jawab menyebarnya virus dari sel yang satu ke sel yang lain.

Vaksin virus campak mati ini digunakan pada tahun 1963 sampai 1967, maka

konsekuensinya adalah bahwa penyakit ini kini hanya dapat dijumpai pada orang dewasa.

Modified measles adalah campak yang ringan karena penderita masih punya kekebalan

terhadap virus. Hal ini dapat terjadi pada bayi yang masih mempunyai antibodi campak

dari ibunya atau seseorang yang mendapatkan gammaglobulin setelah kontak pada

penderita campak. Gejala klinis dapat bervariasi dan beberapa gejala klinis tertentu

13 |c a m p a k

Page 14: REFERAT CAMPAK

seperyi periode prodromal, konjungtivitis, bercak koplik dan ruam mungkin tidak

didapatkan.6

Campak yang terjadi pada penderita dengan defiensi imunitas seluler seperti AIDS,

penderita dengan terapi keganasa, ataupun segala bentuk imunodefiensi kongenital,

cenderung lebih parah. Setelah pasien-pasien ini kontak dengan penderita campak, gejala

klinis yang tampak adalah pneumonia giant cell tanpa didahului oleh timbulnya ruam. Pada

kondisi seperti ini diagnosa campak klinis sulit ditegakkan. Karena penderita dengan

immunocompromised kemungkinan juga mempunya respon antibodi yang buruk, maka

isolasi virus merupakan satu-satunya alat diagnosa.6

Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jika gejala-gejala prodromal pertama dipilih sebagai

waktu mulai, atau sekitar 14 hari jika munculnya ruam yang dipilih, jarang masa inkubasi

dapat sependek 6-10 hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi

dan kemudia menurun selama 24 jam.6

Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu :

1. Stadium Kataral

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan disertai panas (38,5C),

malaise, batuk, nasofaring, fotopobia, konjungtivitis, dan koriza. Menjelang akhir

stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang

patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik

berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarung dan dikelilinhi oleh etitema .

Lokasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Jarang ditemukan

di bibir bawah tengah atau palatum. Kadang-kadang terdapat makula halus yang

kemudian menghilang sebelum stadium erupsi. Gambaran daerah tepi ialah

limfositosis dan leukopenia. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai

influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan yang

besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak dengan

penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.7

2. Stadium erupsi

14 |c a m p a k

Page 15: REFERAT CAMPAK

Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum

durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya

eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Diantara

makula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga.,

dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak.

Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan

urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut

mandibula dan di daerah leher belakang. Terdapat pula sedikit splenomegali.

Tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah

“black measles”, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidng,

dan traktus digestiv.7

3. Stadium konvalensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekss yang berwarna lebih tua (hiperpihmentasi)

yang lama-kelamaan akan hikang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak

indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini

merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain

dengan eritema dan eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.

Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.7

MANIFESTASI KLINIS

Gejala serta tanda-tanda timbulnya penyakit campak adalah:

a. Panas badan > 38C selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala : batuk,

pilek, mata merah atau mata berair.

b. Khas (Pathognomosis) ditemukan Koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar

merah dipipi bagian dalam (mucosal bucal)

c. Bercak kemerahan atau rash yang dimulai dari belakang telinga tubuh berbentuk makulo

papular selama 3 hari atau lebih, beberapa hari (4-7 hari) keseluruh tubuh, kemudian

bercak merah menjadi kehitam-hitaman disertai kulit berbisik.7

6. DIAGNOSA

15 |c a m p a k

Page 16: REFERAT CAMPAK

Diagnosa dapat ditegakkan dengan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan

laboratorium.

A. Kasus campak klinis

Kasus campak klinis adalah kasus dengan gejala bercak kemerahan di

tubuh berbentuk macular popular selama tiga hari atau lebih disertai panas

badan 38C atau lebih (terasa panas) dan disertai salah satu gejalan bentuk

pilek dan mata merah.8

B. Kasus campak konfirmasi

Kasus campak konfirmasi adalah kasus campak klinis disertai

salah satu kriteria yaitu :

a. Pemeriksaan laboratorium serologis (IgM postif atau

kenaikan titer antibody 4kali) dan atau isolasi virus campak

positif.

b. Kasus campak yang mempunyai kontak langsung dengan

kasus informasi, dalam periode waktu 1-2 minggu.8

7. PENATALAKSANAAN

Medika mentosa

Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen

nutrisi,antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsan apabila terjadi

kejang, dan pemberian vitamin A

Tanpa komplikasi

i. Tirah baring ditempat tidur

ii. Vitamin A 100.000 IU,apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari

iii. Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan

dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi.8

Pengobatan dengan komplikasi

1) Ensefalalitis

16 |c a m p a k

Page 17: REFERAT CAMPAK

a. Perlu direduksi jumlah pemberian cairan ¾ kebutuhan untuk

mengurangi odema otak, disamping pemberian kortikosteroid, perlu

dilakukan koreksi elektrolit dan gangguan gas darah.

2) Brokopneumonia

a. Berikan antibiotic ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis, sampai

gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat peroral. Antibiotik

diberikan sampai tiga hari demam reda.

3) Otitis media akut

Sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, maka perlu

mendapatkan antibiotic kontrimoksazol-sulfametokzasol.

4) Enteritis

Pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairanintravena

dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi.8

8. KOMPLIKASIAdapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh

secara umum sehingga mudah terjadi infeksi. Hal yang tidak dinginkan adalah terjadinya

komplikasi kerna dapat mengakibatkan kematian pada balita, keadaan inilah yang

menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti berikut. Komplikasi

penyakit campak, pada penderita campak dapat terjadi komplikasi yang terjadi sebagai

akibat replikasi atau karena superinfeksi bakteri antara lain :

a. Otitis media akut

Dapat terjadi karena infeksi bakterial sekunder. Otitis media akut dapat

disebabkan invasi virus campak ke dalam telinga tengah. Gendang telinga

biasanya hyperemia pada fase prodromal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi

bakteri pada lapisan sel mukosa yang rudak karena invasi virus terjadi otitis media

purulenta.

b. Ensefalitis

Komplikasi neurologis tidak jarang terjadi pada infeksi campak. Gejala

encephalitis biasanya timbul pada stadium erupsi dan dalam 8 hari setelah onset

penyakit. Biasanya gejala komplikasi neurologis dari infeksi campak akan timbul

17 |c a m p a k

Page 18: REFERAT CAMPAK

pada stadium prodromal. Tadana dari enceplaitis yang dapat muncul adalah:

kejang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan frekuensi nafas, twictching dan

disorientasi. Dugaan penyebab timbulnya komplikasi ini antara lain adalah adanya

proses autoimun maupun akibat virus campak tersebut.

c. Subacute Slcerosing Panecncephalitis (SSPE)

Merupakan suatu proses degenarasi susunan saraf pusat dengan

karakteristik gejala terjadinya deteriorisasi tingkah laku dan intelektual yang

diikuti kejang. Merupakanpenyulit cam[ak onset lambat yang rata-rata baru

muncul 7 tahun setelah infeksi campak pertama kali. Insiden pada anak laki-laki

3x lebih sering dibandingkan dengan anak perempuan. Terjadi pada 1/25.000

kasus dan menyebabkan kerusakan otak progresif dan fatal. Anak yang belum

mendapatkan vaksinasi memiliki risiko 10x lebih tinggi untuk terkena SSPE

dibandingkan dengan anak yang telah mendapatkan vaksinasi.

d. Bronkopneumonia

Bronkopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel

saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau

pneumonia. Bronkopneumonia dapat disebabkan virus campak sendiri atau oleh

Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada

saluran pernafasan maka Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi

yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.

e. Enteritis

Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita campak, penderita

mengalami muntah mencret pada fase prodromal. Keadaan ini akibat invasi ke

dalam mukosa usus.9

9. PENCEGAHANI. Pencegahan tingkat awal

Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang

masih dalam tahap prepatogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat

dilakukan dengan memantapkan status kesehatan balita dengan memberikan

makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

II. Pencegahan tingkat pertama

18 |c a m p a k

Page 19: REFERAT CAMPAK

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mencegah

seseorang terkena penyakit campak, yaitu :

a. Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya

pelaksanaan imunisasi campak untuk semua bayi.

b. Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang diberikan

pada semua anak berumur 9bulan sangat dianjurkan karena dapat

melindungi sampai jangka waktu 4-5 tahun.9

Imunisasi campak

Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen

yang serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat

dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Kekebalan

pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan oleh individu itu

sendiri. Sedangkan kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh

sendiri akibat terpajan oleh antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan

secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lebih lama karena

adanya memori imunologik.9

Imunisasi di Indonesia telah dilaksanakan sejak sebelum perang dunia

kedua dan pada saat itu hanya ditunjukkan untuk memberantas penyakit cacar.

Keberhasilan dunia membasmi penyakit dan virus cacar dari muka bumi pada

tahun 1980 membuktikan bahwa imunisasi merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang sanagt efektif dan efesien. Pada tahun 1982, Badan

Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan imunisasi cacar dihentikan, karena

penyakit tersebut sudah tidak ada lagi dimuka bumi ini.9

Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan

dikembangkan semenjak tahun 1977 dan secara bertahap telah berhasil

meningkatkan cakupan yang dapat menurunkan angka kematian bayi. Untuk

program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982.9

Vaksin campak

19 |c a m p a k

Page 20: REFERAT CAMPAK

Orang-orang yang hidup pada abad 17 sudah bisa membedakan antara

penyakit campak dengan penyakit cacar. Namun, upaya pengembangan vaksin

campak baru dimulai pada tahun 1911.10

III. Pencegahan tingkat kedua

Pencegahan tingkat kedua ditunjukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin

untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini

sekurang-kurangnya dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas

penyakit, mencegah komplikasi, dan membatasi kemungkinan kecacatan, yaitu:

a. Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui pemeriksaan

fisik atau darah.

b. Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak jangan masuk

sekolah selama empat hari setelah timbulnya rash. Menempatkan anak

pada ruang khusus atau mempertahankan isolasi dirumah sakit dengan

melakukan pemisahan penderita pada stadium kataral yakni dari hari

pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash yang dapat

mengurangi keterpajanan pasien-pasien dengan resiko tinggi lainnya.

c. Pengobatan simtomatik diberikan untuk mengurangi keluhan penderita

yakni antipiretik untuk menurunkan panas dan juga obat batuk.

Antibiotiknya hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder untuk

mencegah komplikasi.

d. Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh penderita sehingga dapat mengurangi

terjadinya komplikasi campak yakni bronkitis, otitis

media,moneumonia,mensefalomielitis,mabortus dan miokarditis yang

reversibel.10

IV. Pencegahan tingkat ketiga

Pencegahan tingkat ketiga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan

kematian. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan pada pencegahan tertier

yaitu:

a. Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak

20 |c a m p a k

Page 21: REFERAT CAMPAK

b. Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A akan turun

secara cepat terutama pada anak kurang gizi yang akan menurunkan

imunitas mereka.10

BAB III

KESIMPULAN

Campak adalah salah satu penyakit infeksi menular yang sering menyerang anak-anak

yang angka kejadiannya cukup tinggi didunia. Campak merupakaan penyakit yang disebabkan

oleh virus RNA dari family Paramixiviridae, genus Morbilivirus. Penyakit ini ditandai dengan

demam, korizya, batuk, konjungtivitis, dan tanda koplik. Penularan penyakit ini dapat terjadi

ketika seseorang yang daya tahan tubuhnya menurun menghirup percikan yang mengandung

virus dari secret nasofaring pasien. Pencegahan penyakit campak amat penting. Di Indonesia

sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin

yaitu diberikan pada bayi berumur 9-15 bulan. Sebelum era vaksin setiap anak didunia akan

terkena campak. Campak adalah penyakit dengan komplikasi yang cukup serius. Setelah era

vaksin morbiditas dan mortalitas akibat campak dapat diturunkam. Masih ada beberapa hal yang

menghambat secara operasinal dilakukannya eradikasi campak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes.Pedoman Pencegahan Kejadian Luar Biasa.Jakarta.2006.

2. Arias,Kathleen Meehan.Investigasi dan Pengendlian Wabah di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan.Jakarta:Penerbit EGC.2009.H:

3. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson ilmu kesehatan anak. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.

4. Infeksi idai Soegijanto S. Campak . Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit

Tropis. Edisi I. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2011.

5. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair.Pedoman diagnosis dan

terapi.2006.Surabaya:bag/smf ilmu kesehatan anak fk unair/rsu dr.soetomo

6. Atmar R.L. Complications of measles during pregnancy; 2011.

21 |c a m p a k

Page 22: REFERAT CAMPAK

7. Okada H, Kobune F. Extensive lymphopenia due to apoptosis of uninfected lymphocytes

in acute measles patient; 2010.

8. Cahyono,JB Suharjo B,dkk.Vaksinasi:Cara ampuh cegah

infeksi.2010:Yogyakarta.Kanisius.

9. Perry R.T., Halsey N.A. The clinical significance of measles. Oxford Journals;

2014Setiawan, I made.Penyakit Campak.2008:Jakarta.Cv sagung seto

10. Center for disease Control and prevention.measles-united states,January-may

20,2011.mmwr morb mortal wkly rep.2011 may 24;60

22 |c a m p a k